Anda di halaman 1dari 7

SOAL SOAL DAN PEMBAHASAN ( PROSES PEMBENTUKAN TULANG (OSIFIKASI ) )

1. Bagaimana tulang dapat terbentuk? Jawab : Proses pembentukan tulang dinamakan osifikasi atau osteogenesis. Pada awalnya tulang berkembang dari sel mesenkim berpotensi menjadi osteoblas. Osteoblas akan menghsilkan substansi intersel, yaitu sabut kolagen dan bahan dasar mukoid yang disebut osteoid. Bahan osteoid akan diendapkan oleh garam yang mengandung Ca yang berasal dari jaringan kapiler darah disekitarnya sehingga akan terbentuk sebagai bahan dasar tulang.

2. Sebutkan macam macam proses penulangan ( osifikasi ) dan berikan pengertiannya! Jawab : - Osifikasi primer / intra membranosa / desmalis. Osifikasi primer terjadi pada tulang pipih dan tulang tengkorak. Proses osifikasi berawal dari perkembangan sel mesenkim menjadi fibroblas dan akan membentuk serabut kolagen dalam jaringan pengikat sebagai membran. - Osifikasi sekunder / endokondral, terjadi dalam pembentukan pada tulang panjang dan didahului oleh pementukan tulang rawan sebagai modelnya.

3. Apa yang terbentuk dari proses terjadinya pengendapan bahan kapur pada osteosid? Jawab : Terjadinya pengendapan bahan kapur pada osteoid dengan terbentuknya jaringan tulang muda, dan jaringan tulang muda ini berbentuk trabekel ( keping keping jaringan tulang yang meluas dari pusat osifikasi menuju ke tepi di dalam jaringan ikat yang berbentuk seperti membran ).

4. Jelaskan proses terjadinya osifikasi pada diafisis tulang! Jawab : a. Lapisan sel perikondrium dari tulang rawan hyalin pada diafisi akan menjadi osteoblas kemudian akan berkembang membentuk jaringan tulang di bagian tepi. b. Perikondrium yang menjadi periosteum membentuk jaringan tulang baru yang disebut periostal bone collar.

c. Setelah terbentuknya periostal bone collar, tulang rawan mengalami pengapuran dan sel sel hipertrofinya ( sebagian mati ) sehingga menyebabkan terbentuknya ruang kosong. d. Osteoblas dalam kapiler darah yang masuk ke ruang dalam tulang rawan tersebut disebut periostal bud. e. Setelah terjadi pengapuran pada bahan dasar atau osteoid yang dibentuk osteoblas, akan terbentuk jaringan tulang yang disebut trabekel tulang.

5. Bagaimana jika proses pembentukan tulang terjadi secara tidak sempurna? Jawab : Proses pembentukan tulang terjadi pada saat masih dalam kandungan. Apabila proses pembentukan tersebut tidak sempurna bisa disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya kekurangan gizi dan kalsium, karena asupan makanan yang di konsumsi ibunya kurang baik. Dampaknya saat lahir bayi tersebut mengalami kelainan tulang / gangguan pada tulangnya, seperti pertumbuhan tulang kaki yang mengalami hambatan sebelum lahir.

TUGAS BIOLOGI ( RANGKUMAN DAN SOAL + PEMBAHASAN )

KELOMPOK 3 KELAS : XI IPA 1 ANGGOTA KELOMPOK : FATIMAH KHANSHA ASWITAMA LIDIA MARDIYAH MEGA PRATIWI M. DZIA ULHAQ M. NOER PRAKOSO

SMA YASPEN TUGU IBU 1 DEPOK

RANGKUMAN ( SISTEM GERAK MANUSIA )

Sistem gerak pada manusia dikelompokkan dalam gerak aktif karena mampu berpindah tempat. Adapun alat gerak yang dimilikinya terdiri atas otot ( sebagai alat gerak aktif ) dan tulang ( sebagai alat gerak pasif ). Otot terletak menempel dan menghubungkan organ tubuh yang satu dengan organ tubuh lainnya. Pelekatan ujung ujung otot ( tendon ) pada organ tersebut menyebabkan terjadinya gerakan. Hal ini disebabkan oleh kemampuan sel otot meengadakan kontraksi. Pusat otot yang memiliki kemampuan berkontraksi terletak pada bagian belli. Belli adalah bagian pusat otot yang menghubungkan antara tendon yang satu dengan yang lainnya. Otot yang berkontraksi disebabkan oleh rangsangan yang berurutan, rangsangan yang datang lebih awal diperkuat oleh rangsangan yang datang kemudian. Keadaan demikian menyebabkan terjadinya ketegangan atau tonus yang maksimum. Jika terjadi tonus maksimum terjadi terus menerus maka disebut tetanus. Otot mempunyai 3 sifat khusus yaitu : a. Kontraktibilitas : sifat otot yang mampu mengadakan perubahan memendek atau mengkerut. b. Ekstensibilitas : sifat otot yang mampu mengadakan perubahan memanjang dari bentuk semula. c. Elastisitas : sifat otot yang dapat kembali pada ukurannya semula. Sifat kerja otot dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu : a. Sifat sinergis : kinerja dua otot atau lebih yang menyebabkan gerak otot searah, contoh : gerak pronasi ( menelungkupkan tangan ) yang dilakukan oleh otot pronator teres dan otot pronator kuadratus. b. Sifat antagonis : kinerja dua otot atau lebihyang menyebabkan gerak berlawanan. Contoh : Otot fleksor ( membengkokkan ) >< otot ekstensor ( meluruskan ) Otot aduktor ( mendekati badan ) >< otot abduktor ( menjauhi badan ) Otot pronator ( menelungkup ) >< otot supinator ( menengadah ) Otot elevator ( ke atas ) >< otot depresor ( ke bawah ) Miofibril pada otot tersusun atas satuan kontraktil yang disebut sarkomer. Miofibril mempunyai daerah gelap terang yang teratur menyebabkan serabut otor menjadi bergaris melintang. Jika terjadi kontraksi otot, maka terjadilah pergeseran miosin di dalam ruang lingkaran aktin. Kontraksi otot terjadi karena adanya rangsangan yang diteruskan dari saraf ke otot. Bagian otot yang sangan peka dalam menerima rangsangan disebut

asetilkolin. Pada proses selanjutnya, asetilkolin akan diurai menjadi asetil dan kolin. Kedawa senyawa inilah yang merangsang protein aktin dan miosin untuk berkontraksi. Pada saat otot mengalami kontraksi otot memerlukan energi. Energi diperoleh dari senyawa ATP dan keratin fosfat yang terdapat pada setiap sel otot. Jika kontraksi otot terlalu lama maka kandungan ATP dan keratin fosfat makin menurun sehingga pembentukan asam laktat, ADP, AMP makin tinggi ( menyebabkan kelelahan ). Saat otot berelaksasi energi diperoleh dari pemecahan glikogen. Glikogen dalam sel akan dilarutkan menjadii laktasidogen yang kemudian diubah menjadi glukosa. Glukosa akan dioksidasi membentuk CO2 dan H2O serta energi. Fase anaerob, pembongkaran ATP dan kreatin fosfat untuk menghasilkan energi tidak memerlukan oksigen. Fase aerob, proses pembongkaran energi yang memerlukan oksigen. Berdasarkan bentuk dan cirinya otot dibedakan menjadi 3 yaitu : otot polos, otot lurik, dan otot jantung. Dilihat dari pelekatan ujung otot pada tulang,otot dibedakan menjadi 2 Origo, tendon pada tulang yang posisinya tetap atausedikit berubah saat otot berkontraksi. Insersi, tendon pada tulang yang posisinya berubah pada saat otot berkontraksi. Tulang rawan ( kartilago ), tersusun atas sel tulang rawan yang menghasilkan matriks dengan komponen utama berupa zat kondrin. Kartilago bentuknya transparan dan bersifat lentur. Fungsinya penyokong rangka pada embrio dan bagian rangka manusia dewasa. Tulang keras, bersifat keras dan kaku sehingga cocok untuk melindung struktur yang lemah dan organ fital. Tulang keras tersusun atas sel tulang ( osteoblas, osteosit, osteoklas ) dan substansi interseluler ( matriks ). Berdasarkan jaringannya tulang keras dibedakan menjadi : Jaringan tulang muda = dibentuk pada masa embrio, permulaan osifikasi, dan penyembuhan patah tulang. Jaringan tulang dewasa = terdiri atas tulang spons yang memiliki rongga dan tulang keras yang tidak memiliki rongga. Bentuk bentuk tulang : Tulang pipa / tulang panjang, tulang paha, tulang pengumpil, dll. Tulang pendek, ruas tulang belakang, tulang pergelangan tangan, dll. Tulang pipih, tulang rusuk, tulang tengkorak, dll. Tulang tak beraturan, tulang rahang atas dan rahang bawah. Proses pembentukan tulang dinamakan osifikasi atau osteogenesis. Pada awalnya tulang berkembang dari sel mesenkim berpotensi menjadi osteoblas. Osteoblas akan menghsilkan substansi intersel, yaitu sabut kolagen dan

6.

bahan dasar mukoid yang disebut osteoid. Bahan osteoid akan diendapkan oleh garam yang mengandung Ca yang berasal dari jaringan kapiler darah disekitarnya sehingga akan terbentuk sebagai bahan dasar tulang. Osifikasi primer / intra membranosa / desmalis. Osifikasi primer terjadi pada tulang pipih dan tulang tengkorak. Proses osifikasi berawal dari perkembangan sel mesenkim menjadi fibroblas dan akan membentuk serabut kolagen dalam jaringan pengikat sebagai membran. Osifikasi sekunder / endokondral, terjadi dalam pembentukan pada tulang panjang dan didahului oleh pementukan tulang rawan sebagai modelnya. proses terjadinya osifikasi pada diafisis tulang : a. Lapisan sel perikondrium dari tulang rawan hyalin pada diafisi akan menjadi osteoblas kemudian akan berkembang membentuk jaringan tulang di bagian tepi. b. Perikondrium yang menjadi periosteum membentuk jaringan tulang baru yang disebut periostal bone collar. c. Setelah terbentuknya periostal bone collar, tulang rawan mengalami pengapuran dan sel sel hipertrofinya ( sebagian mati ) sehingga menyebabkan terbentuknya ruang kosong. d. Osteoblas dalam kapiler darah yang masuk ke ruang dalam tulang rawan tersebut disebut periostal bud. e. Setelah terjadi pengapuran pada bahan dasar atau osteoid yang dibentuk osteoblas, akan terbentuk jaringan tulang yang disebut trabekel tulang. Osifikasi pada epifisis tulang, pusatnya muncul saat stadium lanjut dari perkembangan embrio. Tulang tumbuh secara radial. Artikulasi = hubungan antar tulang. Sinartrosi, hubungan antar tulang yang memungkinkan sedikit sekali atau bahkan tidak ada gerakan. Dibedakan menjadi 3, sinfibrosis ( disatukan oleh jaringan ikat ), sinkondrosis ( disatukan oleh tulang rawan hialin ), sindesmosis ( disatukan oleh ligamen interoseus yang terdiri atas jaringan ikat padat ). Diartrosis, hubungan antar tulang yang memungkinkan terjadinya gerakan. Struktur diartrosis tersusun atas : jaringan ikat fibrous dan membran sinovial ( mengeluarkan cairan sonivial yang berfungsi sebagai pelumas sehingga mempermudah gerakan gesekkan ). Jenis diartrosis : Sendi luncur / sendi geser, memungkinkan gerakan membungkuk, kebelakang, melengkung. Contoh : ruas tulang belakang. Sendi engsel, gerakan satu jurusan. Contoh : antar ruas jari. Sendi putar, gerakan berputar. Contoh : tulang pergelangan tangan. Sendi pelana, berporos dua,lebih bebas. Contoh : gerakan pada tulang ibu jari Sendi peluru, kesegala arah. Contoh : tulang belikat dengan tulang pangkal lengan.

Skeleton aksial = tulang rangka yang terdiri atas tulang tengkorak, tulang belakang, tulang dada, tulang rusuk / iga. Skeleton apendikuler = terdiiri atas tulang bahu, tulang pinggul, tulang anggota gerak ( atas dan bawah ). Fungsi rangka : Menopang dan penunjang tegaknya tubuh Melindung alat vital Tempat melekatnya otot rangka Memberi bentuuk tubuh Alat gerak pasif Tempat pembentukan sel darah dan penimbun mineral Gangguan pada tulang 1. Fraktura atau patah tulang a. Fraktura sederhana b. Fraktura kompleks atau majemuk c. Comminuted d. Green stick atau retak tak lengkap 2. Pertumbuhan tulang kaki yang mengalami hambatan sebelum lahir Gangguan persendian 1. Dislokasi 2. Terkilir 3. Ankilosis 4. Artritis a. Reumatoid b. Osteoartritis c. Goutartritis Gangguan pada tulang belakang 1. Skoliosis 2. Lordosis 3. Kifosis 4. Subluksasi Gangguan karena faktor fisiologik 1. Rakitis 2. Mikrosefalus 3. Osteoporosis 4. Tuberkolosis tulang / tumor tulang Gangguan pada otot 1. Atrofi otot 7. Distrofi otot 2. Hipertofi otot 8. Miastenia gravis 3. Hernia abdominal 4. Kelelahan otot 5. Kaku leher ( stiff ) 6. Tetanus

Anda mungkin juga menyukai