Anda di halaman 1dari 19

Sistem

Muskuloskeletal
Oleh : Silmi Afifatul lutfiah
• Meliputi tulang, persendian, otot, tendon dan bursae yang
bekerja dibawah pengaruh koordinasi sistem syaraf serta
endokrin.

• Tulang menyusun kurang lebih 25 %BB sedangkan otot menyusun


kurang lebih 50 % BB.

• Tulang terbentuk melalui proses osifikasi yang terjadi pada


suasana elektronegatif.
Fungsi Sistem
Muskuloskeletal
1. Perlindungan organ vital

2. Menyangga struktur tubuh

3. Berperan dalam pergerakan

4. Penyimpan Ca, Fosfor, Mg dan Fluor

5. Hematopoesis
Tulang
• Membran periosteum berasal dari perikondrium tulang
rawan yang merupakan pusat osifikasi.
• Pada tulang yang sedang tumbuh terdiri atas 1 batang
(diafisis) dan 2 ujung (epifisis)
Tulang Menurut Bentuknya
1. Ossa longa (tulang panjang): tulang yang ukuran panjangnya terbesar, contoh:
os humerus

2. Ossa brevia (tulang pendek): tulang yang ketiga ukurannya kira-kira sama
besar, contoh: ossa carpi

3. Ossa plana (tulang gepeng/pipih): tulang yg ukuran lebarnya terbesar, contoh:


os parietale

4. Ossa irregular (tulang tak beraturan), contoh: os sphenoidale, os vertebrae

5. Ossa pneumatica (tulang berongga udara), contoh: os maxilla


Dalam tubuh terdapat sekitar 206 tulang.
Faktor yang mempengaruhi
kesetimbangan tulang
1. Stress terhadap tulang
Diakibatkan pemberian beban yang berlebihan atau kesalahan dalam
melakukan aktivitas yang dapat mempengaruhi struktur anatomis
dalam pertumbuhan dan perkembangan lebih lanjut.

2. Vitamin D
Berperan meningkatkan Ca dalam darah dengan meningkatkan absorbsi
Ca dari saluran pencernaan.

3. Kalsitonin
Berperan meningkatkan penimbunan Ca dalam tulang.
4. Hormon paratyroid
Berperan dalam mengatur Ca dalam darah dengan cara
merangsang perpindahan Ca dari tulang, hormon akan
distimulir apabila kadar Ca rendah, kelebihan hormon akan
mempercepat mobilisasi Ca, demineralisasi tulang dan
pembentukan kista tulang.

5. Peredaran darah
Penurunan paskan darah/hiperemi/kongesti akan
menurunkan kemampuan sel termasuk dalam osteogenesis
sehingga terjadi osteoporosis bahkan terjadi nekrosis tulang
akibat dari tidak adanya pasokan darah.
Fase penyembuhan tulang

1. Fase inflamasi
Patah tulang menyebabkan perdarahan jaringan dan
pembentukan hematoma, ujung tulang mengalami devitalisasi
karena terputusnya aliran darah sehingga diinvasi makrofag.

2. Fase proliferasi sel


Dalam 5 hari hematoma akan mengalami organisasi dalam
pembentukan benang fibrin sehingga terbentuk revaskularisasi
dan invasi fibroblast dan osteoblast yang akan menghasilkan
kolagen dan proteoglikan sebagai matriks kolagen pada patahan
tulang.
3. Fase pembentukan kalus
Terbentuk jaringan sekitar fragmen dengan terbentuknya lingkaran tulang rawan disekitar
fragmen yang melibatkan jaringan fibrus, tulang rawan dan tulang serat imatur. Fase ini
terjadi sekitar 3 – 4 minggu.

4. Fase penulangan kasus


Terjadi sekitar 2 – 3 mingu setelah patah melalui proses penulanga endokondral hingga
tulang menjadi benar-benar keras dalam waktu 3 – 4 bulan.

5. Fase remodelling
Terjadi pengamblan jaringa mati dan reorganisasi tulang baru ke struktur sebelumnya.
Terjadi dala waktu berbulan-bulan hingga tahunan tergantung modifikasi, fungsi, stres
tulang dan beratnya kasus.
Persendian
Secara umum ada tiga macam persendian yakni :
1. Sinartrosis : Sendi yang terdapat kesinambungan karena di antara
kedua ujung tulang yang bersendi terdapat suatu jaringan, contoh :

2. Amphiartosis (Sendi kejur) : kemampuan gerak sangat sedikit,


contoh : intervertebral discus, pubic symphysis

3. Diartrosis : Sendi terdapat ketidak-sinambungan karena di antara


tulang yang bersendi terdapat rongga (cavum articulare)
Sendi Berdasarkan
Struktur nya

• Fibrosa: hubungan antar


sendi oleh jaringan fibrosa
• Kartilago/tulang rawan:
ruang antar sendinya
berikatan dengan tulang
rawan.
• Sinovial/sinovial joint: ada
ruang sendi dan ligament
untuk mempertahankan
persendian.
Otot

• Otot membentuk 43 % berat badan; > 1/3-nya merupakan


protein tubuh & ½-nya tempat terjadinya aktivitas metabolik
saat tubuh istirahat.

• Proses vital di dalam tubuh (seperti kontraksi jantung, kontriksi


pembuluh darah, bernapas, peristaltik usus) terjadi karena
adanya aktivitas otot.
Fungsi Sistem Otot Rangka

1. Menghasilkan gerakan rangka.


2. Mempertahankan sikap & posisi tubuh.
3. Menyokong jaringan lunak.
4. Menunjukkan pintu masuk & keluar saluran dlm sistem
tubuh.
5. Mempertahankan suhu tubuh; kontraksi otot : energi 
panas
3 Tipe Jaringan Otot
1. Otot-polos
memiliki 1 inti yg berada di tengah, dipersarafi oleh saraf otonom (involunter),
serat otot polos (tidak berserat), terdapat di organ dalam tubuh (viseral), sumber
Ca2+ dari CES, sumber energi terutama dr metabolisme aerobik, awal kontraksi
lambat, kadang mengalami tetani, tahan thd kelelahan

2. Otot rangka
memiliki banyak inti, dipersarafi oleh saraf motorik somatik (volunter),
melekat pada tulang, sumber Ca2+ dari retikulum sarkoplasma (RS), sumber
energi dr metabolisme aerobik & anaerobik, awal kontraksi cepat, mengalami
tetani, & cepat lelah

3. Otot jantung
memiliki 1 inti yg berada di tengah, dipersarafi oleh saraf otonom (involunter),
serat otot berserat, hanya ada di jantung, sumber Ca2+ dari CES & RS, sumber
energi dr metabolisme aerobik, awal kontraksi lambat, tdk mengalami tetani, &
tahan thd kelelahan
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai