FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL
Nama Kelompok 2 :
1. Rika Suhartiningsih 161151001
2. Rahmadanti Citra Yulanda 161151002
3. Reviana Eka Maharani 161151003
4. Tomy Setyo Pratama 161154004
5. Tiara Chandra Dewi 161154015
6. Yusi Fajar Sulfaningsih 161154008
FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL
SISTEM MUSKULOSKELETAL
Sistem musculoskeletal merupakan penunjang bentuk tubuh dan ngurus pergerakan. Komponen utama dari
sistem musculoskeletal adalah jaringan ikat. Sistem ini terdiri dari tulang,sendi,otot
1. Formasi kerangka
Tulang-tulang membentuk rangka tubuh untuk menentukan ukuran tulang dan menyokong struktur
2. Formasi sedi-sendi
Tulang-tulang membentuk persendian yang bergerak dan tidak bergerak tergantung dari
3. Perlekatan otot
melaksanakan pekerjaan yang layak dibutuhkan suatu tempat melekat yang kuat dan untuk itu
4. Sebagai pengungkit
Untuk bermacam-macam aktivitas selama pergerakkan.
Memelihara sikap tegak tubuh manusia dan menahan gaya tarik dan gaya tekanan yang terjadi pada
6. Proteksi
Tulang membentuk rongga yang mengandung dan melindungi struktur-struktur yang halus seperti
7. Haemopoiesis
Sum-sum tulang merupakan tempat pembentukan sel-sel darah, tetapi terjadinya pembentukan sel-
tulang.Limfoist B diubah menjadi sel-sel plasma yang membentuk antibody guna keperluan
9. Penyimpanan kalsium
Tulang mengandung 97% kalsium tubuh, baik dalam bentuk anorganik maupun dalam bentuk
garam-garam, terutama kalsium fosfat. Sebagian besar fosfor disimpan dalam tulang dan kalsium
b. Tirokalsitonin adalah hormon yang dihasilkan sel-sel parafolikuler dari kelenjar tiroid. Cara kerjanya
menghambat resorbsi tulang.
c. Hormon pertumbuhan. Hormon ini dihasilkan hipofise anterior dan penting untuk proliferase(bertambah
banyak) secara normal dari rawan epifisealis untuk memelihara tinggi badan yang normal.
d. Tiroksin. Tiroksin bertanggung jawab dalam pertumbuhan tulang yang layak, remodeling tulang dan
kematangan tulang.
4. Faktor persarafan.
Gangguan suplai persarafan mengakibatkan penipisan tulang sperti yang terlihat pada kelaianan poliomyelitis.
5.Faktor mekanis.
Kekuatan dan arah dari tuberkula tulang ditentukan oleh gaya-gaya mekanis yang bekerja padanya.
e.Biologi tulang
Susunan tulang terdiri dari sel-sel, matrik organic, dan mineral.Mineral ini terdiri dari kolagen dan bahan dasar
yang mengandung monopolisakarida pada komponen matriks inilah mengendapnya kristalloid yang terdiri dari
kalsium dan fosfat.Sel-sel tulang terdiri dari ostiosid, osteoblas dan osteoklast.Setiap sel ini mempunyai fungsi
khusus yang letaknya pun berbeda-beda. Kristal tulang terdiri dari beberap komponen atau bagian yaitu:
c. Lapisan yang mengandung air(hidration shell) mengandung lapisan anion yang tidak spesifik, selalu dalam
keadaan seimbang dan dinamis dengan medium sekitarnya.
Komponen lain yang penting dalam tulang adalah glikogen. Glikogen mempunyai deposisi garam-garam
anorganik dalam tulang rawan tempat sel-sel tulang rawan mengalami hipertrofi sehingga didapati kadar
glikogen yang tinggi didaerah tersebut. Bila enzim-enzim yang memegang peranan dalam siklus glikolisis
dihambat kerjanya maka proses klasifikasi juga terhambat dalam proses pertumbuhan dan pembentukan tulang
terdapat 2 macam proses.
- Osifikasi mendokondral
Setelah terbentuknya epifise yang masih dalam keadaan tulang rawan pertumbuhan tulang ini ditandai dengan
pertumbuhan tulang rawan dan degenerasi dalam epifise.
- Membran Osifikasi
Proses integrasi seluler pembentukan tulang baru diatas permukaan korteks telah dibentuk terlebih dahulu pada
saat terjadinya proses resorbsi tulang kedua, cara berlangsung secara simultan. Proses pertama terjadi resorbsi
matriksnya dan proses kedua berlangsung pelarutan hidroksiapatik yang diikuti terbebasnya garam kalsium
fosfat. Factor yang paling berperan adalah osteoklas yang dikenal sebagai pembuang tulang(sel perusak tulang)
dan mempunyai kemampuan fagosit. Osteoklas menghasilkan zat yang dapat menyebabkan terjadinya
depolimerisasi atau dibebaskannya garam-garam dan asam fosforik pada tulang yang berakibat larutnya atau
dibebaskannya kalsium dalam tulang.
Zat lain yang memiliki kaitan dengan metabolism tulang adalah asam sitrat. Kadar asam sitrat ditemukan lebih
tinggi dikawasan korteks diafise dari tulang panjang bahan organic yang cukup penting didalam pertumbuhan
tulang adalah glikogen.Glikogen merupakan bagian dari tulang rawan dan tulang yang sedang tumbuh. Bila
dalam suatu proses klasifikasi glikogen ditiadakan atau keaktifannya dicegah maka proses klasifikasi akan
terhenti.
B. SENDI
Sendi adalah tempat pertemuan dua atau lebih tulang. Tulang-tulang ini dipadukan dengan berbagai cara,
misalnya dengan kapsul sendi, pita fibrosa, ligamen, tendon, fasia, atau otot. Terdapat tiga tipe sendi :
Sendi fibrosa tidak memiliki lapisan tulang rawan, dan tulang yang satu dengan tulang lainnya dihubungkan
oleh jaringan penyambung fibrosa.Salah satu contohnya adalah sutura pada tulang-tulang tengkorak.Contoh
yang kedua disebut sindesmosis dan terdiri dari suatu membran introseus atau suatu ligamen
diantara tulang.Serat-serta ini memungkinkan sedikit gerakan tetapi bukan merupakan gerakan sejati.Perlekatan
tulang tibia dan fibula bagian distal adalah suatu contoh dari tipe sendi fibrosa ini.
b.Sendi Kartilaginosa
Sendi Kartilaginosa adalah sendi dimana ujung-ujung tulangnya dibungkus oleh tulang rawan hialin, disokong
oleh ligamen dan hanya dapat sedikit bergerak. Ada dua tipe sendi kartilaginosa :
1. Sinkondrosis Adalah pasca-kirim Yang Ditemukan persendiannya diliputi Oleh tulang rawan hialin. Kirim-
kirim kastrokondral Adalah contoh Dari sinkondrosis.
2. Simfisis adalah sendi yang tulang-tulangnya memiliki suatu hubungan fibrokartilago dan selapis tipis tulang
rawan hialin yang menyelimuti permukaan sendi. Simfisis fubis dan sendi-sendi pada tulang punggung adalah
contoh-contohnya.
c.Sendi sinovial
Sendi sinovial adalah sendi-sendi tubuh yang dapat digerakkan.Sendi-sendi ini memiliki rongga sendi dan
permukaan sendi dilapisi tulang rawan hialin.
Kapsul sendi terdiri dari suatu selaput penutup fibrosa padat, suatu lapisan dalam yang terbentuk dari jaringan
penyambung berpembuluh darah banyak, dan sinosium yang membentuk suatu kantong yang melapisi seluruh
sendi, dan membungkus tendon-tendon yang melintas sendi.Sinofium tidak meluas melampaui permukaan
sendi, tapi terlipat sehingga memungkinkan gerak sendi secara penuh.Lapisan-lapisan bursa di seluruh
persendian membentuk sinofium.Periosteum tidak melewati kapsul sendi.
Sinofium menghasilkan cairan yang sangat kental yang membasahi permukaan sendi.Cairan sinofial normalnya
bening, tidak membeku, dan tidak berwarna.Jumlah yang ditemukan pada tiap-tiap sendi relatif kecil (1-3
ml).Hitung sel darah putih pada cairan ini normalnya kurang dari 200 sel/ml dan terutama adalah
sel mononuklea.Asamhialuronidase adalah senyawa yang bertanggung jawab atas viskositas cairan sinosial dan
sintesis oleh sel-sel pembungkus sinofial.Bagian cairan dari cairan sinofial diperkirakan berasal dari
transudatplasma.Cairan sinofial juga bertindak sebagai sumber nutrisi bagi tulang rawan sendi.
Kartilago hialin menutup bagian tulang yang menanggung beban tubuh pada sendisinofial.Tulan rawan ini
memegang peranan penting dalam membagi beban tubuh.Rawansendi tersusun dari sedikit sel dan sejumlah
besar subtstansi dasar.Substansi dasar ini terdiri dari kolagen tipe II dan proteoglikan yang ditemukan pada
tulang rawan.Proteoglikan yang ditemukan pada tulang rawan sendi sangat hidrofilik, sehingga memungkinkan
rawan tersebut mampu menahan kerusakan sewaktu sendi menerima beban yang berat.
Tulang rawan sendi pada orang dewasa tidak mendapat aliran darah, limfe atau persarafan. Oksigen dan bahan-
bahan metabolisme lain dibawa oleh cairan sendi yang membasahi tulang rawan tersebut. Perubahan susunan
kolagen dan pembentukan proteoglikan dapat terjadi setelah cidera atau usia bertambah. Beberapa kolagen baru
pada tahap ini mulai membentuk kolagen tipe I yang lebih fibrosa.Proteoglikan dapat dihilangkan sebagian
kemampuan hidrofiliknya. Perubahan-perubahan ini berarti tulang rawan akan kehilangan kemampuannya
untuk menahan kerusakan bila diberi beban berat.
Sendi dilumasi oleh cairan sinofial dan oleh perubahan-perubahan hidrostatik yang terjadi pada interstisial
tulang rawan. Tekanan yang terjadi pada tulang rawan akan mengakibatkan pergeseran cairan ke bagian yang
kurang mendapatkan tekanan. Sejalan dengan pergeseran sendi ke depan, cairan yang bergerak ini juga bergeser
ke depan mendahului beban. Cairan kemudian akan bergerak ke belakang kembali ke bagian tulang rawan
ketika tekanan berkurang. Tulang rawan sendi dan tulang-tulang yang membentuk sendi biasanya terpisah
selama gerakan selaput cairan ini.Selama terdapat cukup selaput atau cairan, tulang rawan tidak dapat aus
meskipun dipakai terlalu banyak.
Aliran darah ke sendi banyak yang menuju ke sinosium.Pembuluh darah masuk melalui tulang subkondral pada
tingkat tepi kapsul.Jaringan kapiler sangat tebal di bagian sinosium yang menempel langsung pada
ruang sendi.Hal ini memungkinkan bahan-bahan di dalam plasma berdifusi dengan mudah ke dalam ruang
sendi. Proses peradangan dapat sangat menonjol di sinosium, karena di daerah tersebut banyak mendapat aliran
darah, dan disamping itu juga banyak sel mast dan sel lain dan zat kimia yang secara dinamis berinteraksi untuk
merangsang dan memperkuat respon peradangan.
Saraf-saraf anatom dan sensorik tersebar luas pada ligamen, kapsul sendi, dansinosium.Saraf-saraf ini berfungsi
untuk memberikan sensitifitas pada struktur-struktur ini terhadap posisi dan pergerakan.Ujung-ujung saraf pada
kapsul, ligamen, dan adventisia pembuluh darah sangat sensitif terhadap peregangan dan putaran.Nyeri yang
timbul dari kapsul sendi atau sinosium cenderung difus dan tidak terlokalisasi.Sendi dipersarafi oleh saraf-saraf
perifer yang menyeberangi sendi.Ini berarti nyeri dari satu sendi mungkin dapat dirasakan pada sendi
lainnya.Misalnya, nyeri pada sendi panggul dirasakan sebagai nyeri lutut.
JARINGAN PENYAMBUNG
Jaringan yang ditemukan pada sendi dan daerah-daerah yang berdekatan terutama adalah jaringan penyambung
yang tersusun dari sel-sel dan substansi dasar.Dua macam sel yang ditemukan pada jaringan penyambung
adalah sel-sel yang tidak dibuat dan tidak berada pada jaringan penyambung, seperti sel mast, sel plasma,
limfosit, monosit dan leukosit polimorfonuklea.Sel-sel ini memegang peranan penting pada reaksi-reaksi
imunitas dan peradangan yang terlihat pada penyakit-penyakit rematik.Jenis yang kedua dalam jaringan
penyambung adalah sel-sel yang tetap berada di dalam jaringan seperti fibroblast, kondrosit dan osteoblast.Sel-
sel ini mensintesis berbagai macam serat dan proteoglikan dari substansi dasar dan membuat tiap jenis jaringan
penyambung memiliki susunan sel yang tersendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Price, Sylvia Anderson. 1995. Patofisiologi konsep klinis Proses Penyakit. Jakarta: EGC