Kranium terdiri atas 8 tulang yaitu tulang-tulang parietal (2), temporal (2),frontal, oksipital,
stenoid, dan etmoid.
Tulang muka terdiri atas 14 tulang yaitu tulang maksila (2), zigomatikus (2), nasal (2),
lakrimal (2), palatinum (2),concha inferior (2),mandibula dan vomer.
Kolumna Vertebralis
Kolumna vertebralis terdiri atas 26 tulang berbentuk tidak teratur, terbentang antara
tengkorak dan pelvis. Juga merupakan tempat melekatnya iga dan otot punggung. Kolumna
vertebralis dibagi dalam 7 vertebra sevikalis, 12 vertebra torakalis, 5 vertebra lumbalis, 5
vertebra sacrum dan 4 vertebra koksigius.
Thoraks tulang
Thorak tulang terdiri tulang dan tulang rawan. Thoraks berupa sebuah rongga berbentuk
kerucut terdiri dari 12 vertebra torakalis dan 12 pasang iga yang melingkar dari tulang
belakang sampai ke sternum.
Pada sternum terdapat beberapa titik penting yaitu supra sternal notch dan angulus sterni
yaitu tempat bertemunya manubrium dan korpus sterni.
Bagian-bagian tersebut merupakan penunjang kepala, leher, dan badan serta melindungi otak,
medulla spinalis dan organ dalam thoraks.
2. Kerangka Apendikular
Kerangka apindikuler terdiri atas :
Terdiri dari ileum, iskium, pubis yang bersatu disebut tulang koksae. Tulang koksae bersama
sacrum dan koksigeus membentuk pelvis tulang. Ekstremitas bawah terdiri dari femur,
patella, tibia, fibula, tarsus, metatarsus.
B. Cartilago (tulang rawan)
Tulang rawan terdiri dari serat-serat yang dilekatkan pada gelatin kuat, tetapi fleksible dan
tidak bervasculer. Nutrisi melaui proses difusi gel perekat sampai ke kartilago yang berada
pada perichondium (serabut yang membentuk kartilago melalui cairan sinovial), jumlah
serabut collagen yang ada di cartilage menentukan bentuk fibrous, hyaline, elastisitas, fibrous
(fibrocartilago) memili paling banyak serabut dan memiliki kekuatan meregang. Fibrus
cartilage menyusun discus intervertebralis articular (hyaline) cartilage halus, putih,
mengkilap, dan kenyal membungkus permukaan persendian dari tulang dan berfungsi sebagai
bantalan. Cartilage yang elastis memiliki sedikit serat dan terdapat pada telinga bagian luar.
C. Ligamen (simplay)
Ligamen adalah suatu susunan serabut yang terdiri dari jaringan ikat keadaannya kenyal dan
fleksibel. Ligament mempertemukan kedua ujung tulang dan mempertahankan stabilitas.
Contoh ligamen medial, lateral, collateral dari lutut yang mempertahankan diolateral dari
sendi lutut serta ligament cruciate anterior dan posterior di dalam kapsul lutut yang
mempertahankan posisi anteriorposterior yang stabil. Ligament pada daerah tertentu
melengket pada jaringna lunak untuk mempertahankan struktur. Contoh ligament ovarium
yang melalui ujung tuba ke peritoneum.
D. Tendon
Tendon adalah ikatan jaringan fibrous yang padat yang merupakan ujung dari otot yang
menempel pada tulang. Tendon merupakan ujung dari otot dan menempel kepada tulang.
Tendon merupakan ekstensi dari serabut fibrous yang bersambungan dengan aperiosteum.
Selaput tendon berbentuk selubung dari jaringan ikat yang menyelubungi tendon tertentu
terutama pada pergelangan tangan dan tumit. Selubung ini bersambungn dengan membrane
sinovial yang menjamin pelumasan sehinggga mudah bergerak.
E. Fascia
Fascia adalah suatu permukan jaringan penyambung longgar yang didapatkan langsung di
bawah kulit, sebagai fascia superficial atau sebagai pembungkus tebal, jaringan penyambung
fibrous yang membungkus otot, saraf dan pembuluh darah. Yang demikian disebut fascia
dalam.
F. Bursae
Bursae adalah kantong kecil dari jaringna ikat di suatu tempat dimana digunakan di atas
bagian yang bergerak. Misalnya antara tulang dan kulit, tulang dan tendon, otot-otot. Bursae
dibatasi membrane sinovial dan mengandung caiaran sinovial. Bursae merupakan bantalan
diantara bagian-bagian yang bergerak seperti olekranon bursae terletak antara prosesus
olekranon dan kulit.
G. Persendian
Sendi adalah tempat pertemuan dua atau lebih tulang. Tulang-tulang ini dipadukan dengan
berbagai cara misalnya dengan kapsul sendi, pita fibrosa, ligamen, tendon, fasia atau otot.
Dalam membentuk rangka tubuh, tulang yang satu berhubungan dengan tulang yang lain
melalui jaringan penyambung yang disebut persendian. Pada persendian terdapat cairan
pelumas (cairan sinofial). Otot yang melekat pada tulang oleh jaringan ikat disebut tendon.
Sedangkan, jaringan yang menghubungkan tulang dengan tulang disebut ligamen.
Secara structural sendi dibagi menjadi: sendi fibrosa, kartilaginosa, sinovial. Dan berdasarkan
fungsionalnya sendi dibagi menjadi: sendi sinartrosis, amfiartrosis, diarthroses.
Secara structural dan fungsional klasifikasi sendi dibedakan atas:
1. Sendi Fibrosa/ sinartrosis
Sendi yang tidak dapat bergerak atau merekat ikat, maka tidak mungkin gerakan antara
tulang-tulangnya. Sendi fibrosa tidak mempunyai lapisan tulang rawan dan tulang yang satu
dengan lainnya dihubungkan oleh jaringan penyambung fibrosa. contohnya sutura pada
tulang tengkorak, sendi kaitan dan sendi kantong (gigi), dan sindesmosis (permukaan sendi
dihubungkan oleh membran).
Sinkondrosis
Sendi yang tulangnya memiliki hubungan fibrokartilago dan selapis tipis tulang rawan hialin
yang menyelimuti permukaan sendi.
Contohnya :simfisis pubis (bantalan tulang rawan yang mempersatukan kedua tulang pubis),
sendi antara manubrium dan badan sternum, dan sendi temporer / sendi tulang rawan primer
yang dijumpai antara diafisis dan epifisis.
sel
Memungkinkan gerakan melipat hanya satu arah, Persendian yang menyebabkan gerakan
satu arah karena berporos satu disebut sendi engsel. Contoh sendi engsel ialah hubungan
tulang pada siku, lutut, dan jari-jari.
ana
Sendi pelana adalah persendian yang membentuk sendi, seperti pelana, dan berporos dua.
Contohnya, terdapat pada ibu jari dan pergelangan tangan
Memungkinkan gerakan 2 bidang yang saling tegak lurus. misal persendian dasar ibu jari
yang merupakan sendi pelana 2 sumbu.
ot
Memungkinkan rotasi untuk melakukan aktivitas untuk memutar pegangan pintu, misal
persendian antara radius dan ulna.
uncur
Memungkinkan gerakan terbatas kesemua arah. Contoh adalah sendi-sendi tulang karpalia di
pergelangan tangan
H. Jaringan Penyambung
Jaringan yang ditemukan pada sendi dan daerah-daerah yang berdekatan terutama adalah
jaringan penyambung, yang tersususn dari sel-sel dan subtansi dasar. Dua macam sel yang
ditemukan pada jaringan penyambung sel-sel yang tidak dibuat dan tetap berada pada
jaringan penyambung, seperti sel mast, sel plasma, limfosit, monosit, leukosit
polimorfonuklear. Sel-sel ini memegang peranan penting pada reaksi-reaksi imunitas dan
peradangan yang terlihat pada penyakit-penyakit reumatik. Jenis sel yang kedua dalam sel
penyambung ini adalah sel yang tetap berada dalam jaringan seperti fibroblast, kondrosit,
osteoblas. Sel-sel ini mensintesis berbagai macam serat dan proteoglikan dari substansi dasar
dan membuat tiap jenis jaringan pemyambung memiliki susunan sel yang tersendiri.
Serat-serat yang didapatkan didalam substansi dasar adalah kolagen dan elastin. Serat-serat
elastin memiliki sifat elastis yang penting. Serat ini didapat dalam ligament, dinding
pembuluh darah besar dan kulit. Elastin dipecah oleh enzim yang disebut elastase.
I. Otot
Otot yang melekat pada tulang memungkinkan tubuh bergerak. Kontraksi otot menghasilkan
suatu usaha mekanik untuk gerakan maupun produksi panas untuk mempertahankan
temperature tubuh. Jaringan otot terdiri atas semua jaringan kontraktil. Menurut fungsi
kontraksi dan hasil gerakan dari seluruh bagian tubuh otot dikelompokkan dalam :
Otot rangka (striadted / otot lurik).
Terdapat pada system skelet, memberikan pengontrolan pergerakan, mempertahankan postur
tubuh dan menghasilkan panas.
Otot polos (otot visceral).
Terdapat pada saluran pencernaan, perkemihan, pembuluh darah. Otot ini mendapat rangsang
dari saraf otonom yang berkontraksi di luar kesadaran
Otot jantung.
Hanya terdapat pada jantung dan berkontraksi di luar pengendalian.
Otot rangka dinamai menurut bentuknya seperti deltoid, menurut jurusan serabutnya seperti
rektus abdominis, menurut kedudukan ototnya seperti pektoralis mayor, menurut fungsinya
seperti fleksor dan ekstensor. Otot rangka ada yang berukuran panjang, lebar, rata,
membentuk gumpalan masas. Otot rangka berkontraksi bila ada rangsang. Energi kontaraksi
otot diperoleh melalui pemecahan ATP dan kegiatan calsium.
Otot dikaitkan di dua tempat tertentu yaitu :
1. Origo
Tempat yang kuat dianggap sebagai tempat dimana otot timbul
2. Isersio
Lebih dapat bergerak dimana tempat kearah mana otot berjalan.
Kontraksi otot rangka dapat terjadi hanya jika dirangsang. Energi kontraksi otot dipenuhi dari
pemecahan ATP dan kegiatan kalsium. Serat-serat dengan oksigenasi secara adekuat dapat
berkontraksi lebih kuat, bila dibandingkan dengan oksigenasi tidak adekuat. Pergerakan
akibat tarikan otot pada tulang yang berperan sebagai pengungkit dan sendi berperan sebagai
tumpuan atau penopang.
Masalah yang berhubungan dengan system ini mengenai semua kelompok usia, masalah pada
system musculoskeletal tidak mengancam jiwa tetapi berdampak pada kativitas dan
produktivitas penderita.
2222222222222222
System musculoskeletal terdiri dari tulang-tulang, tendon, legamen & kartilago yang membentuk
rangka dan penyangga tubuh, yang melindungi organ vital dan membantu untuk melakukan gerakan.
Tulang adalah jaringan ikat kaku yang keras dan berbentuk tetap. rangka tubuh manusia terdiri dari
tulang rangka yang disusun oleh lebih dari 200 tulang.
Unsur organik adalah sel2 hidup & subtansi interstitial/matrix. Unsur organik memungkinkan
tulang untuk dapat bergerak serta juga digunakan sebagai penyedia makanan bagi sel2 untuk
tumbuh & memperbaiki tulang.
Unsur inorganik adalah fosfor & garam kalsium. Unsur inorganik membuat tulang menjadi
keras & kuat.
2. Struktur :
dari berbagai jenis yang merupakan penyokong & persambungan struktur dari sistem skeletal
termasuk tendon, ligamen & kartilago.
Ligamen memiliki kesamaan struktur dengan tendon serta menghubungkan tulang ke tulang
lainnya.
Sedangkan kartilago adalah bentuk lain dari jaringan penghubung yang tersebar diseluruh
tubuh, berbentuk halus diatas permukaan pangkal tulang.
Kartilago merupakan bantalan diantara susunan tulang belakang serta merupakan struktur
pada tulang hidung & telinga bagian luar, & juga merupakan rangka dari trakea & laring.
Jaringan otot terdiri dari sel yang berfungsi untuk berkontraksi & menghasilkan kekuatan.
OTOT.
Otot dibedakan menjadi 3 tipe berdasarkan struktur & fungsinya.
Otot halus yang bekerja tanpa menunggu perintah seprti otot saluran cerna, saluran
kencing, pembuluh darah.
Kontraksi otot dapat menghasilkan energi yang didapat dari metabolisme glukosa serta
menghasilkan karbon dioksida & asam laktat.
Aktifitas otot yang meningkat dapat menimbulkan peningkatannya kebutuhan nutrisi &
oksigen pada otot tersebut (biasanya hal ini disertai dengan peningkatan aliran darah ke otot
tersebut.
- See more at: http://www.perbidkes.com/2015/09/anatomi-dan-fisiologi-
sistem.html#sthash.y726fmTH.dpuf
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Baik disadari maupun tidak, tubuh manusia selalu melakukan gerak. Bahkan seseorang yang
memiliki ketidaksempurnaan alat gerak pun tetap melakukan gerak. Saat tersenyum, mengedipkan
mata, atau bernapas sesungguhnya telah terjadi gerak yang disebabkan oleh kontraksi otot. Dalam
satu hari, banyak aktivitas yang kita lakukan, misalnya mandi, makan, berjalan, berlari, berolahraga,
dan sebagainya. Manusia dapat melakukan segala macam aktivitas bergerak itu karena dia memiliki
sistem organ gerak yaitu sistem muskuloskeletal..
Gerak adalah suatu tanggapan terhadap rangsangan baik dari dalam maupun dari luar. Gerak
tidak terjadi begitu saja. Gerak terjadi melelui mekanisme yang rumit dan melibatkan banyak bagian
tubuh.
Gerak pada manusia disebabkan oleh kontraksi otot yang menggerakkan tulang. Jadi, gerak
merupakan kerjasama antara tulang dan otot. Maka dari itu, tubuh manusia terdapat sistem
muskuloskeletal yang berperan dalam situasi tersebut. Muskuloskeletal terdiri dari otot dan tulang.
Tulang sebagai alat gerak pasif karena hanya mengikuti kendali otot, sedangkan otot disebut alat
gerak aktif karena mampu berkontraksi, sehingga mampu menggerakan tulang.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian
Muskuloskeletal terdiri dari kata Muskulo yang berarti otot dan kata Skeletal yang berarti
tulang. Muskulo atau muskular adalah jaringan otot-otot tubuh. Ilmu yang mempelajari tentang
muskulo atau jaringan otot-otot tubuh adalah Myologi. Skeletal atau osteo adalah tulang kerangka
tubuh. Ilmu yang mempelajari tentang muskulo atau jaringan otot-otot tubuh adalah Osteologi.
Sistem rangka adalah bagian tubuh yang terdiri dari tulang, sendi, dan tulang rawan (kartilago)
sebagai tempat menempelnya otot dan memungkinkan tubuh untuk mempertahankan sikap dan
posisi.
Tulang sebagai alat gerak pasif karena hanya mengikuti kendali otot. Akan tetapi tulang tetap
mempunyai peranan penting karena gerak tidak akan terjadi tanpa tulang.
Penyangga; berdirinya tubuh, tempat melekatnya ligamen-ligamen, otot, jaringan lunak dan organ.
Penggerak; dapat mengubah arah dan kekuatan otot rangka saat bergerak karena adanya
persendian.
2.3.2 Jenis Tulang
a. Berdasarkan jaringan penyusun dan sifat-sifat fisiknya, yaitu:
1) Tulang Rawan (kartilago)
Ada 3 macam tulang rawan, yaitu:
Tulang Rawan Hyalin: kuat dan elastis terdapat pada ujung tulang pipa.
Tulang Rawan Fibrosa: memperdalam rongga dari cawan-cawan (tl. Panggul) dan rongga glenoid dari
skapula.
Tulang Rawan Elastik: terdapat dalam daun telinga, epiglotis dan faring.
2) Tulang Sejati (osteon)
Tulang bersifat keras dan berfungsi menyusun berbagai sistem rangka. Permukaan luar tulang
dilapisi selubung fibrosa (periosteum). Lapis tipis jaringan ikat (endosteum) melapisi rongga sumsum
dan meluas ke dalam kanalikuli tulang kompak.
Secara mikroskopis tulang terdiri dari :
Sistem Havers (saluran yang berisi serabut saraf, pembuluh darah, aliran limfe)
Lamella (lempeng tulang yang tersusun konsentris)
Lacuna (ruangan kecil yang terdapat di antara lempengan-lempengan yang mengandung sel tulang)
Kanalikuli (memancar di antara lacuna dan tempat difusi makanan sampai ke osteon)
b. Berdasarkan matriksnya, yaitu:
1) Tulang kompak, yaitu tulang dengan matriks yang padat dan rapat.
2) Tulang Spons, yaitu tulang dengan matriksnya berongga.
c. Berdasarkan bentuknya, yaitu:
1) Ossa longa (tulang pipa/panjang), yaitu tulang yang ukuran panjangnya terbesar. Contohnya os
humerus dan os femur.
2) Ossa brevia (tulang pendek), yaitu tulang yang ukurannya pendek. Contohnya tulang yang terdapat
pada pangkal kaki, pangkal lengan, dan ruas-ruas tulang belakang.
3) Ossa plana (tulang pipih), yaitu tulang yang ukurannya lebar. Contohnya os scapula (tengkorak),
tulang belikat, tulang rusuk.
4) Ossa irregular (tulang tak beraturan), yaitu tulang dengan bentuk yang tak tentu. Contohnya os
vertebrae (tulang belakang).
5) Ossa pneumatica (tulang berongga udara). Contohnya os maxilla.
a. Osteobast, merupakan sel tulang muda yang menghasilkan jaringan osteosit dan mengkresikan
fosfatase dalam pengendapan kalsium dan fosfat ke dalam matriks tulang.
b. Osteosit, yaitu sel- sel tulang dewasa yang bertindak sebagai lintasan untuk pertukaran kimiawi
melaui tulang yang padat.
c. Osteoclast, yaitu sel-sel yang dapat mengabsorbsi mineral dan matriks tulang.
Sistem skeletal dibentuk oleh 206 buah tulang yang membentuk suatu kerangka tubuh.
Rangka digolongkan kedalam tiga bagian sebagai berikut.
1) Rangka Aksial
Rangka Aksial terdiri dari 80 tulang yang membentuk aksis panjang tubuh dan melindungi
organ-organ pada kepala, leher, dan dada.
a. Tengkorak (cranium), yaitu tulang yang tersusun dari 22 tulang; 8 tulang kranial dan 14 tulang fasial.
c. Tulang Hioid, yaitu tulang yang berbentuk huruf U, terdapat diantara laring dan mandibula, berfungsi
sebagai pelekatan beberapa otot mulut dan lidah. : 1 buah
d. Tulang Belakang (vertebra), berfungsi menyangga berat tubuh dan memungkinkan manusia
melakukan berbagai macam posisi dan gerakan, misalnya berdiri, duduk, atau berlari. Tulang
belakang berjumlah 26 buah yang terdiri dari:
e. Tulang Iga/Rusuk (costae), yaitu tulang yang bersama-sama dengan tulang dada membentuk perisai
pelindung bagi organ-organ penting yang terdapat di dada, seperti paru-paru dan jantung. Tulang
rusuk juga berhubungan dengan tulang belakang, berjumlah 12 ruas, terdiri dari:
f. Tulang Dada (sternum) terdiri atas tulang-tulang yang berbentuk pipih, antara lain:
2) Rangka Apendikular
Rangka apendikuler merupakan rangka yang tersusun dari tulang-tulang bahu, tulang panggul,
dan tulang anggota gerak atas dan bawah terdiri atas 126 tulang.
Secara umum rangka apendikular menyusun alat gerak, tangan dan kaki. Tulang rangka
apendikular dibagi kedalam 2 bagian, yaitu :
(1) Ektremitas Atas, yaitu terdiri dari tulang bahu dan tulang anggota gerak atas.
(2) Ektremitas Bawah, yaitu terdiri dari tulang panggul dan tulang anggota gerak bawah.
Proses pembentukan tulang telah bermula sejak umur embrio 6-7 minggu dan berlangsung
sampai dewasa. Pada rangka manusia, rangka yang pertama kali terbentuk adalah tulang rawan
(kartilago) yang berasal dari jaringan mesenkim. Kemudian akan terbentuk osteoblas atau sel-sel
pembentuk tulang. Osteoblas ini akan mengisi rongga-rongga tulang rawan.
Sel-sel tulang dibentuk terutama dari arah dalam keluar, atau proses pembentukannya
konsentris. Setiap satuan-satuan sel tulang mengelilingi suatu pembuluh darah dan saraf membentuk
suatu sistem yang disebut sistem Havers.
Disekeliling sel-sel tulang terbentuk senyawa protein yang akan menjadi matriks tulang. Kelak
didalam senyawa protein ini terdapat pula kapur dan fosfor sehingga matriks tulang akan mengeras.
Proses ini disebut osifikasi.
Amfiartosis disebut juga dengan sendi kaku, yaitu hubungan antara dua tulang yang dapat
digerakkan secara terbatas. Artikulasi ini dihubungkan dengan kartilago. Dijumpai pada hubungan
ruas-ruas tulang belakang, tulang rusuk dengan tulang belakang.
3) Diartosis
Diartosis disebut juga dengan sendi hidup, yaitu hubungan antara dua tulang yang dapat
digerakkan secara leluasa atau tidak terbatas. Untuk melindungi bagian ujung-ujung tulang sendi, di
daerah persendian terdapat rongga yang berisi minyak sendi/cairan synovial yang berfunggsi sebagai
pelumas sendi.
Diartosis dapat dibedakan menjadi:
a. Sendi Engsel
Sendi engsel yaitu hubungan antar tulang yang memungkinkan gerakan hanya satu arah saja.
Dijumpai pada hubungan tulang Os. Humerus dengan Os. Ulna dan Os. Radius/sendi pada siku,
hubungan antar Os. Femur dengan Os. Tibia dan Os. Fibula/sendi pada lutut.
b. Sendi Putar
Sendi putar yaitu hubungan antar tulang yang memungkinkan salah satu tulang berputar
terhadap tulang yang lain sebagai porosnya. Dijumpai pada hubungan antara Os. Humerus dengan
Os. Ulna dan Os. Radius, hubungan antar Os. Atlas dengan Os. Cranium.
c. Sendi Pelana/Sendi Sellaris
Sendi pelana yaitu hubungan antar tulang yang memungkinkan gerakan ke segala
arah/gerakan bebas. Dijumpai pada hubungan Os. Scapula dengan Os. Humerus, hubungan antara
Os. Femur dengan Os. Pelvis virilis.
d. Sendi Kondiloid atau Elipsoid
Sendi Kondiloid yaitu hubungan antar tulang yang memungkinkan gerakan berporos dua,
dengan gerak ke kiri dan ke kanan; gerakan maju dan mundur; gerakan muka/depan dan belakang.
Ujung tulang yang satu berbentuk oval dan masuk ke dalam suatu lekuk yang berbentuk elips.
Dijumpai pada hubungan Os. Radius dengan Os. Carpal.
e. Sendi Peluru
Sendi peluru yaitu hubungan antar tulang yang memungkinkan gerakan ke segala arah/gerakan
bebas. Dijumpai pada hubungan Os. Scapula dengan Os. Humerus, hubungan antara Os. Femur
dengan Os. Pelvis virilis.
f. Sendi Luncur
Sendi luncur yaitu hubungan antar tulang yang memungkinkan gerakan badan melengkung ke
depan (membungkuk) dan ke belakang serta gerakan memutar (menggeliat). Hubungan ini dapat
terjadi pada hubungan antarruas tulang belakang, persendian antara pergelangan tangan dan tulang
pengumpil.
Beberapa gangguan kesehatan dan kelainan yang terjadi sistem muskuloskeletal adalah
sebagai berikut.
Pada kelainan tulang ini, tulang mengalami retak/patah tulang akibat mengalami benturan
keras, misalnya karena kecelakaan. Pemulihan untuk kelainan ini, yaitu dengan mengembalikan pada
susunan semula secepat mungkin. Pada kasus patah tulang, untuk menyambungkannya ditambahkan
pen atau platina. Setelah tulang mengalami pertumbuhan dan menyatu, pen/platina akan diambil
kembali.
2) Fisura/retak tulang
Fisura yaitu kelainan tulang yang menimbulkan keretakan pada tulang.
3) Gangguan yang Terjadi pada Tulang Belakang
Gangguan ini disebabkan karena kebiasaan tubuh yang salah, kelainan ini antara lain seperti
berikut.
a) b) c)
b. Kifosis, adalah keadaan tulang belakang melengkung ke belakang, sehingga badan terlihat bongkok.
c. Skoliosis, yaitu keadaan tulang belakang melengkung ke samping kiri atau kanan.
4) Osteoporosis
Orang yang menderita kelainan ini, keadaan tulangnya akan rapuh dan keropos. Ini disebabkan
karena berkurangnya kadar kalsium dalam tulang. Seiring dengan bertambahnya usia seseorang,
maka kadar kalsium akan berkurang sedikit demi sedikit.
5) Rakhitis
Penyakit ini menyebabkan kondisi tulang seseorang yang lunak. Hal ini disebabkan dalam
tubuh seseorang kekurangan vitamin D. Vitamin ini berfungsi untuk mengabsorpsi fosfor dan
berperan dalam metabolisme kalsium. Penderita ini disarankan banyak mengkonsumsi telur, susu,
dan minyak hati ikan. Selain itu, pada pagi hari, penderita disarankan berjemur di bawah sinar
matahari karena sinar matahari pagi dapat membantu pembentukan vitamin D dalam tubuh.
6) Kram
Kram merupakan keadaan otot berada dalam keadaan kejang. Keadaan ini antara lain
disebabkan karena terlalu lamanya aktivitas otot secara terus menerus.
7) Hipertropi
Suatu keadaan otot yang lebih besar dan lebih kuat. Hal ini disebabkan karena otot sering
dilatih bekerja dan berolahraga. Hipertrofi otot ini sering dimiliki oleh atlet binaragawan.
8) Atrofi
Keadaan otot yang lebih kecil dan lemah kontraksinya. Kelainan ini disebabkan karena infeksi
virus polio. Pemulihannya dengan pemberian latihan otot, pemberian stimulant listrik, atau dipijat
dengan teknik tertentu.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Muskuloskeletal adalah suatu sistem pada tubuh manusia yang meliputi sistem gerak yang
terdiri dari otot dan tulang. Otot merupakan organ tubuh yang mempunyai kemampuan berkontraksi
untuk menggerakkan rangka. Sistem rangka adalah bagian tubuh yang terdiri dari tulang, sendi, dan
tulang rawan (kartilago) sebagai tempat menempelnya otot dan memungkinkan tubuh untuk
mempertahankan sikap dan posisi.
Otot merupakan alat gerak pasif dan memiliki karakteristik, antara lain kontraktibilitas,
ekstensibilitas, dan elastisitas. Berdasarkan perlekatannya, otot terdiri atas origo dan insersi. Jenis-
jenis otot antara lain yaitu otot lurik, otot polos, dan otot jantung.
Tulang dibedakan menjadi skeleton aksial dan skeleton apendikuler. Skeleton aksial terdiri atas
tulang-tulang tengkorak, ruas tulang belakang, tulang iga atau rusuk, dan tulang dada, sedangkan
skeleton apendikuler terdiri atas tulang pinggul, bahu, lengan, telapak tangan, tungkai dan telapak
kaki. Berdasarkan jenisnya, tulang dibedakan menjadi 2, yaitu tulang rawan dan tulang sejati. Tulang
sejati, dilihat dari matriksnya terdiri atas tulang kompak dan tulang spons. Berdasarkan bentuknya,
tulang dibedakan menjadi 3, yaitu tulang pipa, tulang pipih, dan tulang pendek. Hubungan
antartulang disebut persendian atau artikulasi. Sendi dibedakan menjadi 3, yaitu amfiartrosis,
sinartrosis, dan diartrosis.
3.2 Saran
Pentingnya pengetahuan mengenai sistem muskuloskeletal sehingga diharapkan mahasiswa lebih
mendalami pemahaman tentang anatomi fisiologi sistem muskuloskeletal.
Dari berbagai teori anatomi fisiologi sistem muskuloskeletal tentang berbagai macam penyakit yang
berhubungan dengan sistem tersebut diharapkan mahasiswa mampu memberikan tindakan
keperawatan dengan tepat.
Dengan memahami anatomi fisiologi sistem muskuloskeletal, mahasiswa diharapkan mampu
melaksanakan pelayanan keperawatan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Pratiwi, D.A. 2000. Buku Penuntun Biologi untuk SMU kelas 2. Jakarta. Penerbit Erlangga.
Ethel, Sloane. 2004. Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC
Lewis, Heitkemper & Dirksen. 2000. Medical Surgical Nursing. Mosby. Philadelphia.
RANGKA AKSAL
1. KRANIAL (Tengkorak)
2 tulang hidung(nasal)
2. TULANG TELINGA
RANGKA APENDIKULER
1. Bahu
2. Panggul
3. Lengan
4. Tungkai
1. Frontale = T. Dahi
2. Parietale = T. Ubun-ubun
3. Nasal = T. Hidung
5. Ethomoidale
6. Sphenoidale = T. Baji
8. Temporal = T. Pelipis
9. Zygomaticum = T. Pipi
12. Hyedeus/hioid = T. Lidah (Tulang hioid merupakan tulang yang berbentuk seperti
huruf U. Terletak di antara laring dan mandibula. Hioid berfungsi sebagai tempat
melekatnya beberapa otat mulut dan lidah. Jumlah tulang hioid hanya 1 pada setiap
manusia.)
Rusuk
1. Tulang rusuk sejati (7pasang) = costa vera
2. Tulang rusuk palsu (7pasang) = costa spuria
3. Tulang rusuk melayang (2pasang) = costa fluktuantes
Dada
1. Tulang hulu = manubrium stemi
2. Tulang Badan = corvus stemi
3. Tulang pedang-pedangan = xiphoid prosesus
4. Gelang Bahu
1. Klavikula = T. Selangka
Nb : Gelang bahu dan tulang gerak atas disebut juga dengan Extremitas Superior.
6. Tulang panggul
3. Fibula = T. betis
Badan (os.trunca)
Fungsi Rangka Tubuh Manusia. Rangka manusia adalah susunan dari berbagai jenis tulang
yang terhubung oleh sendi dan digerakan oleh otot. Rangka terdiri dari 3 bagian, yaitu rangka
tengkorak, rangka badan dan rangka alat gerak. Bagian-bagian rangka tersebut saling
berhubungan antara yang satu dengan yang lainnya membentuk tubuh. Rangka tubuh
mempunyai fungsi yang sangat penting bagi kelangsungan dan kesempurnaan hidup manusia.
Berikut ini adalah beberapa fungsi Rangka:
Rangka kepala berfungsi untuk melindungi otak, mata, telinga, hidung dan sluran
pernafasan bagian atas
Rangka badan melindungi isi tubuh bagian dalam seperti jantung, hati, paru-paru, isi
perut, dll
Tulang belakang selain berfungsi untuk menegakan badan juga berfungsi untuk
melindungi sumsum tulang belakang, dll
Tulang Telinga
Terdiri dari:
Os. Malleus (1)
Os. Incus (1)
Os. Stapes (1)
Jumlahnya ada 3, karena telinga manusia ada dua maka jumlah
seluruhnya adalah 6 tulang.
Tulang leher yang dibentuk oleh vertebra cervicalis (telah masuk dalam
klasifikasi vertebra) dan 1 buah os. Hyoideum