Proses terbentuknya tulang terjadi dengan 2 cara yaitu melalui osifikasi intramembran dan
osifikasi endokondium :
1. Osifikasi intramembran
Proses pembentukan tulang secara langsung (osifikasi primer), dengan cara mengganti jaringan
penyambung padat dengan simpangan garam-garam kalsium untuk membentuk tulang serta
dari jaringan mesenkim menjadi jaringan tulang.
Pada awalnya tulang terdiri atas trabekula ynag berongga-rongga, kemudian di antara trabekula
tersebut terisi oleh tulang lamelar konsentris sehingga menjadi tulang kompak. Namun, ada
yang tetap menjadi tulang spons dengan rongga darah. Di sekeliling tulang yang sedang
tumbuh terdapat jaringan ikat yang akan tumbuh menjadi periosteum.
contohnya pada proses pembentukan tulang pipih. Pada proses perkembangan hewan
vertebrata terdapat tiga lapisan lembaga yaitu ektoderm, medoderm, dan endoderm. Mesenkim
merupakan bagian dari lapisan mesoderm, yang kemudian berkembang menjadi jaringan ikat
dan darah. Tulang tengkorak berasal langsung dari sel-sel mesenkim melalui proses osifikasi
intramembran.
2. Osifikasi endokondium (intrakartilago)
Osifikasi endikondium adalah proses ketika tulang rawan digantikan oleh tulang keras.
pada tulang pipa, menyebabkan tulang tumbuh menjadi semakin panjang. Rangka embrio
tersusun dari tulang rawan hialin yang terbungkus perikondrium. Proses osifikasi dimulai sejak
perkembangan embrio, tetapi beberapa tulang pendek memulai proses osifikasinya setelah
kelahiran. Seluruh tulang rawan pada anak-anak akan digantikan oleh tulang keras hingga
berusia 18-25 tahun. Diafisis dan epifisis akan menyatu saat pertumbuhan tulang berhenti.
Proses pembentukan tulang yang terjadi dimana sel-sel mesenkim berdiferensiasi lebih
dulu menjadi kartilago (jaringan rawan) lalu berubah menjadi jaringan tulang, misal proses
pembentukan tulang panjang, ruas tulang belakang, dan pelvis. Proses osifikasi ini bertanggung
jawab pada pembentukkan sebagian besar tulang manusia. Pada proses ini sel-sel tulang
(osteoblas) aktif membelah dan muncul dibagian tengah dari tulang rawan yang disebut center
osifikasi. Osteoblas selanjutnya berubah menjadi osteosit, sel-sel tulang dewasa ini tertanam
dengan kuat pada matriks tulang.
Pusat osifikasi primer terbentuk dibagian diafisis tulang panjang. Perikondrium yang
melingkari bagian pertengahan diafisis, menambah jumlah pembuluh darahnya sehingga
bersifat osteogenik. Sel-sel kartilago (kondrosit) melakukan proliferasi sehingga jumlahnya
semakin meningkat, ukuran sel semakin membesar, dan berubah menjadi osteoblas. Matriks
kartilago mulai mengalami pengapuran (klasifikasi) melalui proses pengendapan kalsium
fosfat. Perikondrium yang mengelilingi diafisis, berubah menjadi periosteum. Kemudian
tampak cincin atau tulang periosteum yang mengelilingi bagian tengah diafisis tulang rawan.