Anda di halaman 1dari 49

MODUL 3

1. M4 ANATOMI MUSCULUS RONGGA MULUT


1) Otot mulut / bibir dan pipi, terbagi atas :
a) Muskulus triangualis dan muskulus orbikularis oris / otot sudut mulut,
fungsinya menarik sudut mulut ke bawah.
b) Muskulus quadrates labi superior, otot bibir atas mempunyai origo
pinggir lekuk mata menuju bibir atas dan nasal.
c) Maskulus quadrates labi inferior, terdapat pada dagu merupakan
kelanjutan pada otot leher. Fungsinya menarik bibir ke bawah atau
membentuk mimik muka ke bawah.
d) Muskulus buksinator, membentuk dinding samping rongga mulut.
Origo pada prosesus sifoid mandibula dan insersi muskulus orbikularis
oris. Fungsinya untuk menahan makanan waktu mengunyah.

2) Otot pengunyah / otot yang bekerja waktu mengunyah, terbagi atas :


a) Muskulus maseter, fungsinya mengangkat rahang bawah pada
waktu mulut terbuka.
b) Muskulus temporalis , fungsinya menarik rahang bawah ke atas dan
ke belakang.
c) Muskulus pterigoid interus dan eksternus, fungsinya menarik rahang
bawah ke depan.

3) Otot lidah sangat berguna dalam membantu panca indra untuk


mengunyah, terbagi atas :
a) Muskulus genioglosus, fungsinya mendorong lidah ke depan.
b) Muskulus stiloglosus, fungsinya menarik lidah ke atas dan ke
belakang.
Otot yang terdapat di daerah mulut berfungsi untuk menggerakkan
bibir dan pipi. Otot tersebut mencakup otot orbicularis oris dan
buccinators, dan kelompok otot bagian atas dan bawah.

 Orbicularis oris
Orbicularis oris adalah kumpulan otot yang terdiri dari serabut yang
semuanya mengelilingi mulut. Fungsinya akan tampak ketika
mengerutkan mulut seperti saat akan bersiul. Beberapa diantara otot ini
berasal dari dekat bagian tengah maxilla dibagian superior dan
mandibula di bagian inferior, sementara serabut yang lain berasal dari
buccinators, di pipi, dan banyak otot yang lain bekerja di bibir. Otot ini
masuk kedalam kulin dan membrane mukosa bibir. Kontraksi
orbicularis oris memperkecil mulut dan menutup bibir.3
 Buccinators
Buccinators membentuk komponen muscular pipi dan otot ini
digunakan setiap kali udara mengembangkan pipi. Otot ini berada
didalam ruangan antara mandibula dan maxilla, terletak paling dalam
diantara otot wajah yang terletak di area tersebut. Serabut otot
buccinators berjalan kea rah sudut mulut untuk masuk kedalam bibir,
bercampur dengan serabut dari orbicularis oris dalam sebuah cara yang
unik. Serabut utama otot buccinators berjalan menyilang sehingga
serabut otot bawah masuk ke bagian atas bibir dan bagian atas serabut
masuk ke bagian bawah.3
 Otot mulut bagian bawah
Otot mulut bagian bawah terdiri dari:
o Depressor anguli oris
o Depressor labii inferioris
o Mentalis
 Otot mulut bagian atas
Otot mulut bagian atas terdiri dari:
o Otot risorius
o Zygomaticus mayor dan zygomaticus minor
o Levator labii superioris
o Levator labii superioris alaeque nasi
o Levator anguli oris

Gambar 3. Otot-otot yang ada di wajah (dikutip dari kepustakaan no 6)

 Terdiri atas
 1. M. Orbicularis Oris
 2. M. Buccinator  O.tepi lateral rongga mulut diantara puncak
alveolar maksila & mandibula.
 Fgs 1 & 2  Menutup mulut & Otot 2 membantu mengontrol
bolus saat mengunyah
 3. Kelompok Superior 
 - M. Risorius
 - M. Levator labii sup alaeque nasi  O. bgn atas proc. frontalis
maksila, menuju tulang rawan lateral hidung & I. ke bibir bagian
atas bergab dg M. orbicularis

2. M4 MUSKULOSKELETAL KEPALA DAN OROFACIAL (WAJAH)

Otot Kepala
Otot bagian ini dibagi menjadi 5 bagian :
4) Otot pundak kepala, fungsinya sebagian kecil membentuk gales
aponeurotika disebut juga muskulus oksipitifrontalis, dibagi menjadi 2
bagian :
a) Muskulus frontalis, fungsinya mengerutkan dahi dan menarik dahi
mata
b) Oksipitalis terletak di bagian belakang, fungsinya menarik kulit ke
belakang

5) Otot wajah terbagi atas :


a) Otot mata (Muskulus rektus okuli) dan otot bola mata sebanyak 4
buah.
b) Muskulus oblikus okuli / otot bola mata sebanyak 2 buah, fungsinya
memutar mata.
c) Muskulus orbikularis okuli / otot lingkar mata terdapat di sekeliling
mata, fungsinya sebagai penutup mata atau otot sfingter mata.
d) Muskulus levator palpebra superior terdapat pada kelopak mata.
Fungsinya menarik, mengangkat kelopak mata atas pada waktu
membuka mata.
Otot-otot wajah menggerakan kulit dan mengubah ekspresi wajah untuk
mengutarakan suasana hati. Otot-otot terbanyak melekat pada tulang atau
fascia dan menghasilkan efeknya dengan menarik kulit. Otot-otot ekspresi
wajah terdapat di sekeliling lubang-lubang (mulut, kedua mata, hidung,
dan kedua telinga) dan berfungsi sebagai otot sfingter dan otot-otot dilator
yang membuka dan menutup lubang-lubang tersebut. Musculus
buccinators (L. buccinators, peniup terompet) yang aktif sewaktu
tersenyum, juga mengetatkan pipi, sehingga menghindari pipi terlipat dan
mengalami cedera sewaktu mengunyah. Musculus buccinators juga
berguna untuk menyedot, bersiul, dan meniup (misalnya, meniup alat
music). Semua otot ekspresi wajah dipersarafi secara motoris oleh nervus
facialis (nervus kranialis VII).2

Pada mata terdapat dua otot utama yaitu orbicularis oculi dan
corrugators supercilli.

 Orbicularis oculi

Orbicularis oculi adalah otot besar yang secara keseluruhannya


mengitari setiap orificium orbita dan meluas hingga setiap palpebra.
Otot ini menutupi palpebra. Otot ini memiliki dua bagian utama3:

o Bagian orbita luar adalah cincin besar yang mengelilingi


orifisium orbita dan meluas hingga keluar lingkaran orbita
o Bagian palpebra dalam ada didalam palpebra dan terdiri dari
serabut otot yang dimulai didalam ujung medial mata yang
melengkung di sepanjang setiap kelopak untuk melekat secara
lateral
Bagian orbita dan palpebra memiliki peran tertentu pada saat
penutupan kelopak mata. Bagian palpebra menutup mata secara halus
sedangkan bagian orbita menutup mata dengan lebih bertenaga dan
menghasilkan beberapa kerutan di dahi.3
 Corrugators supercilii
Otot kedua pada orbita adalah corrugators supercilii yang jauh lebih
kecil, yang terletak didalam alis mata dan otot orbicularis oculi dan
aktif ketika kita mengkerutkan dahi. Otot ini muncul dari ujung medial
lengkungan supercilia, melewati bagian atas dan masuk di bagian
lateral kulit bagian tengah alis mata. Otot ini menutup alis mata di
daerah pertengahanm yang menyebabkan kerutan diatas hidung.3

Di hidung terdapat tiga otot utama:

 Nasalis
Otot di nasal yang paling besar dan yang berkembang paling baik
adalah nasalis, yang aktif ketika nares mengembang. Otot ini terdiri
dari bagian yang melintang (compressor naris) dan bagian alar (dilator
naris):
o Bagian nasalis yang melintang menekan nares-ini berasal dari
maksila dan serabutnya melintas diatas dan masuk pada bagian
medial, di sepanjang serabut yang berasal dari otot yang sama
dibagian yang berlawanan, kedalam sebuah aponeurosis
melintasi bagian dorsum hidung;
o Bagian alar nasalis menarik kartilago alar ke bawah dan ke bagian
lateral, sehingga dapat membuka nares-ini berasal dari maksila,
dibagian bwah dan medial dari bagian yang melintang, dan
masuk ke dalam kartilago alar.3
 Procerus
Procerus adalah otot yang kecil yang terletak superficial pada tulang
hidung dan aktif ketika mengerutkan dahi. Otot ini timbul dari tulang
hidung dan bagian atas dari kartilago nasal lateral dan masuk kedalam
kulit diatas bagian bawah dahi diantara alis mata. Otot ini mungkin
berlanjut dengan bagian frontal dari otot occipitofrontalis pada kulit
kepala. Procerus menarik batas medial alis mata ke arah bawah untuk
menghasilkan kerutan yang melintang di atas jembatan hidung.3
 Depressor septi nasi
Otot terakhir di hidung adalah depressor septi nasi, otot lain yang
membantu pelebaran nares. Serabut ini berasal dari maxilla diatas gigi
seri sentral dan naik untuk masuk kedalan bagian bawah septum nasi.
Depressor septi nasi menarik hidung ke arah inferior, sehingga
membantu bagian alar nasal untuk membantu pembukaan nares.3
**PPT KEPALA**

3. M4 MUSKULOSKELETAL LEHER
Otot pada Leher
Bagian otot ini dibagi menjadi 3 bagian :
1) Muskulus platisma, terdapat di samping leher menutupi sampai
bagian dada. Fungsinya menekan mandibula, menarik bibir ke bawah
dan mengerutkan kulit bibir.
2) Muskulus sternokleidomstoid di samping kiri kanan leher ada suatu
tendo sangat kuat. Fungsinya menarik kepala ke samping, ke kiri dan
ke kanan, memutar kranium dan kalau keduanya bekerja sama
merupakan fleksi kranium ke depan di samping itu sebagai alat bantu
pernapasan.
3) Muskulus longisimus kapitis, terdiri dari splenius dan semispinalis
kapitis. Ketiga otot ini terdapat di belakang leher, terbentang dari
belakang kranium ke prosesus spinalis korakoid. Fungsinya untuk
menarik kranium ke belakang, menggelengkan cranium.
4) Muskulus Trapesius menarik bahu ke belakang ketika digunakan
secara menyeluruh dan juga menarik skapula ke atas dan ke bawah,
ketika bagian atas dan bagian bawah digunakan secara terpisah

Banyak otot yang terletak di struktur-struktur dalam leher. Tujuh


tulang leher membentuk kerangka tulang leher. Tulang leher memiliki
banyak sendi yang memungkinkan pergerakan di beberapa arah,
sehingga banyak otot yang sesuai membantu memindahkan leher.
Otot-otot yang melenturkan leher terletak anterior dan lateral tulang
leher. Otot-otot yang memperpanjang dan memutar leher terletak
posterior terhadap tulang dan bekerja seperti otot-otot intrinsik
belakang
Otot Prevertebral berjalan di depan tulang leher, dan mereka
umumnya kontrak untuk melenturkan leher dan menundukkan
kepala.
Longus capitis: Otot ini berasal dari tulang oksipital di dasar
tengkorak dan memasukkan ke proses transversus (ramping proyeksi
lateral) dari 3, 4, 5, dan tulang leher ke-6.
Longus colli: Otot ini berasal dari badan anterior dari tiga vertebra
serviks dan proses melintang 3, 4, 5, dan tulang leher ke-6. Ini
memasukkan ke tubuh-5, 6, dan tulang leher 7 dan 1, 2, dan 3 tulang
dada dan proses melintang 3, 4, dan tulang leher 5th.
Rektus capitis anterior: Otot ini berasal pada dasar tengkorak dan
memasukkan ke permukaan anterior dari vertebra serviks .
Sisi tak sama panjang anterior: Otot ini berasal pada proses
melintang dari 3, 4, 5, dan tulang leher 6 dan menyisipkan ke kosta ke-
1.
Otot-otot prevertebral lateralis berjalan lebih sepanjang sisi leher.
Mereka umumnya bekerja untuk melenturkan lateral leher
(memiringkan kepala ke satu sisi):
Splenius capitis: Otot ini berasal dari proses spinosus (benjolan
Anda dapat merasakan pada garis tengah bagian belakang) dari 1, 2, 3,
4, 5, dan 6 vertebra toraks dan ligamentum nuchae. Ini menyisipkan
ke proses mastoid dari tulang temporal.
Rektus lateralis capitis: Berasal dari tulang occipital, ini
menyisipkan otot ke proses transversus dari vertebra serviks 1st.
Sisi tak sama panjang Tengah: otot ini berasal pada proses
melintang dari 4, 5, 6, dan tulang leher 7 dan menyisipkan ke kosta ke-
1.
Posterior sisi tak sama panjang: otot ini berasal pada proses
melintang dari 4, 5, dan tulang leher 6 dan memasukkan ke-2 rusuk.

4. M4 SISTEM MASTIKAS DAN DEGLUTASI


Mastikasi
Suatu aktivitas yang dimaksudkan terutama untuk mencerna
makanan dan menyiapkannya sebelum ditelan. Tindakan mengunyah
ketika gigi molar digunakan untuk menggerus dan gigi2 insisif u
memotong makanan. Suatu proses penghancuran makanan yang
melibatkan organ - organ dalam rongga mulut dan saliva sehingga
mengubah ukuran dan konsistensi.

1. Organ yang berperan di dalam mastikasi :


gigi geligi, otot2 rahang, sendi,tulang, saraf dll
• Elevator ( membuka ) : Temporalis, Masseter, Pterygoideus
medialis
• Depressor ( menutup ) : Pterygoideus lateralis, Geniohyoid,
Mylohyoid, Digastricus

2. Sendi-sendi yang berperan dalam pengunyahan :


Sendi kraniofasial (Mofett):ada 209 sendi kraniofasial secara anatomi
sbb:
- sinartrodial =119
- diartrodial = 8

3. Sendi Kraniomandibula, Pergerakan dari mandibula:


- khusus dental = 82

4. Tulang-tulang yang berperan dalam pengunyahan :


- os maxillaris
- os mandibularis
- palatum/ os palatinum
- os. temporal

PROSES
Makanan masuk ke rongga mulut kemudian makanan dihaluskan,
dihancurkan dan dipotong dengan menggerakkan lengkung gigi bawah,
searah atau berlawanan dengan lengkungan dari gigi atas yang tetap
kedudukannya dengan dibantu lidah untuk meletakkan dari gigi yang
satu dengan gigi yang lain dan dibasahi dengan sekresi glandula
salivariae dan mengalir ke dorsum lingua yang akn membentuk sulkus
datar untuk menampung massa makanan yang disebut bolus. Bolus
ditahan terhadap permukaan dalam palatum, kemudian labium oris
akan menutup, gigi geligi saling berkontak, kemudian akan berlanjut ke
proses penelanan.

Muscle Masticatory
Otot - Otot yang berkaitan dengan pengunyahan.
Macam – macam Otot pengunyahan ( menggerakkan mandibula ) :
Masseter, Temporalis, Pterygoideus medial, Pterygoideus lateral,
Digastricus → membentu membuka dan menurunkan mandibula

1. M.masseter : otot tebal, bentuk 4 persegi panjang d sebelah


pinggir wajah.terdiri dari 2 prosuperficial dan profunda.
2. M. pterigoideus medialis : suatu massa jar otot yg kuat, tebal, 4
persegi panjang, terletak pada sisi medial dari ramus
mandibula.Terletak d tulang maksila sampai ramus.
3. M. pterigoideus medialis acesorius : lemberan segi 3 dari jar otot
pada sisi medialotot pterigoideus medialis.
4. M. temporalis : otot berempal 2dg origo bntuk kipas dan tendon
yang besar, kuat
5. M. kapsul mandibula : otot kecil, bagian dari kondylus mandibula
6. M. pterigoideus lateralis : terletak dalam ramus mandibula dan
otot temporalis pada dinding samping nasofaring.
7. M. disgatricus : di bentuk oleh 2 massa seperti perut dari jaringan
otot yang di hubungkan oleh suatu tendon intermediet.

1). Otot Temporalis


Dibagi menjadi 3 ruas Otot Temporalis : Depan dan tengah
menyebabkan pengangkatan dan penempatan rahang bawah. Serat
tengah dan belakang berperan dalam memundurkan rahang bawah
yang merupakan elevator dan retraktor.
2). Otot maseter
Fungsi utama otot maseter adalah mengangkat rahang bawah dan
menghancurkan makanan yang keras begitu pula kerjasama dengan M.
Pterigoideus lateral
3). Otot pteriogoid medial
Fungsi utama Otot Pteriogoid Medial adalah menggerakkan
rahang bawah untuk mengangkat dan me lateral dan juga membantu
pergerakan ke depan (prostrusif)
4). Otot pterigoid lateral
Fungsi Otot Pteriogoid Lateral adalah menarik rahang bawah
kedepan dan ketengah, yang di-imla oleh morfologi lekuk sendi (fosa
artikulus). Serat yang berbeda melekatkan cakram sendi (diskus
artikulus ) dan membatu menarik cakram kedepan. Jadi kegiatan
utamnya adalah menggerakkan kedepan dan membuka. Yang berperan
secara ekalateral, otot peterigoid lateral membantu pergerakan rahang
bawah kelateral.
5). Perut anterior otot digatik
Fungsi Perut Anterior Otot Digatik adalah menghasikan
pergerakan membuka rahang bawah bersamaan dengan otot supra dan
infrahioid.

Penggerak utama mandibula :


a) M.masseter : otot tebal, bentuk 4 persegi panjang d sebelah
pinggir wajah.

b) M. pterigoideus medialis : suatu massa jar otot yg kuat, tebal, 4


persegi panjang, terletak pada sisi medial dari ramus mandibula.

c) M. pterigoideus medialis acesorius : lemberan segi 3 dari jar otot


pada sisi medialotot pterigoideus medialis.

d) M. temporalis : otot berempal 2dg origo bntuk kipas dan tendon


yang besar, kuat

e) M. kapsul mandibula : otot kecil

f) M. pterigoideus lateralis : terletak dalam ramus mandibula dan


otot temporalis pada dinding samping nasofaring.

g). M. disgatricus : di bentuk oleh 2 massa seperti perut dari jaringan


otot yang di hubungkan oleh suatu tendon intermediet.

Disfungsi otot pengunyahan / Gangguan otot mengunyah :

Yang sering terjadi :


1). Disfungsi pada otot- otot pengunyahan.
2). Susunan bagian dalam sendi yang tidak tepat.
3). Penyakit degenerasi.
4). Trauma : fraktur, dislokasi, traumatic arthritis, sinovitis.

Yang jarang terjadi :


1). Peradangan/ inflamasi : infeksi, rheumatoid arthritis, psoriatic
arthritis, penyakit deposit Kristal.
2). Ankiolosis.
3). Cacat congenital dan perkembangan.
4). Tumor : osteoma, kondroma.

OTOT DEGLUTASI

Menurut kamus deglutasi atau deglutition diterjemahkan sebagai


proses memasukkan makanan kedalam tubuh melalui mulut “the process
of taking food into the body through the mouth”.
Proses menelan merupakan suatu proses yang kompleks, yang
memerlukan setiap organ yang berperan harus bekerja secara
terintegrasi dan berkesinambungan. Dalam proses menelan ini
diperlukan kerjasama yang baik dari 6 syaraf cranial, 4 syaraf servikal
dan lebih dari 30 pasang otot menelan.
Pada proses menelan terjadi pemindahan bolus makanan dari
rongga mulut ke dalam lambung. Secara klinis terjadinya gangguan pada
deglutasi disebut disfagia yaitu terjadi kegagalan memindahkan bolus
makanan dari rongga mulut sampai ke lambung.

NEUROFISIOLOGI MENELAN
Proses menelan dapat dibagi menjadi 3 fase yaitu fase oral, fase faringeal
dan fase esophageal.

FASE ORAL
Pada fase oral ini akan terjadi proses pembentukan bolus makanan yang
dilaksanakan oleh gigi geligi, lidah, palatum mole, otot-otot pipi dan
saliva untuk menggiling dan membentuk bolus dengan konsistensi dan
ukuran yang siap untuk ditelan. Proses ini berlangsung secara di sadari.

Peranan saraf kranial pada pembentukan bolus fase oral.


ORGAN AFFEREN (sensorik) EFFEREN (motorik)
Mandibula n. V.2 (maksilaris) N.V : m. Temporalis, m.
maseter, m. pterigoid

n. VII : m.orbikularis oris, m.


Bibir n. V.2 (maksilaris)
zigomatikum, m.levator
labius oris, m.depresor labius
oris, m. levator anguli oris, m.
depressor anguli oris

n.VII: m. mentalis, m. risorius,


Mulut & n.V.2 (maksilaris)
m.businator
pipi

n.XII : m. hioglosus, m.
n.V.3 (lingualis) mioglosus
Lidah

Pada fase oral ini perpindahan bolus dari ronggal mulut ke faring
segera terjadi, setelah otot-otot bibir dan pipi berkontraksi meletekkan
bolus diatas lidah. Otot intrinsik lidah berkontraksi menyebabkan lidah
terangkat mulai dari bagian anterior ke posterior. Bagian anterior lidah
menekan palatum durum sehingga bolus terdorong ke faring.
Bolus menyentuh bagian arkus faring anterior, uvula dan dinding
posterior faring sehingga menimbulkan refleks faring. Arkus faring
terangkat ke atas akibat kontraksi m. palato faringeus (n. IX, n.X dan
n.XII)

Peranan saraf kranial fase oral


ORGAN AFFEREN (sensorik) EFFEREN (motorik)
Bibir n. V.2 (mandibularis), n. VII : m.orbikularis oris,
n.V.3 (lingualis) m.levator labius oris, m.
depressor labius, m.mentalis

n.VII: m.zigomatikus,levator
Mulut & n. V.2 (mandibularis) anguli oris, m.depressor
pipi anguli oris, m.risorius.
m.businator

n.V.3 (lingualis) n.IX,X,XI : m.palatoglosus

Lidah
n.V.2 (mandibularis) n.IX,X,XI :
m.uvulae,m.palatofaring
Uvula

Jadi pada fase oral ini secara garis besar bekerja saraf karanial n.V2 dan
nV.3 sebagai serabut afferen (sensorik) dan n.V, nVII, n.IX, n.X, n.XI, n.XII
sebagai serabut efferen (motorik).

FASE FARINGEAL
Fase ini dimulai ketika bolus makanan menyentuh arkus faring
anterior (arkus palatoglosus) dan refleks menelan segera timbul. Pada
fase faringeal ini terjadi :
1. m. Tensor veli palatini (n.V) dan m. Levator veli palatini (n.IX, n.X
dan n.XI) berkontraksi menyebabkan palatum mole terangkat,
kemudian uvula tertarik keatas dan ke posterior sehingga
menutup daerah nasofaring.
2. m.genioglosus (n.XII, servikal 1), m ariepiglotika (n.IX,nX)
m.krikoaritenoid lateralis (n.IX,n.X) berkontraksi menyebabkan
aduksi pita suara sehingga laring tertutup.
3. Laring dan tulang hioid terangkat keatas ke arah dasar lidah
karena kontraksi m.stilohioid, (n.VII), m. Geniohioid, m.tirohioid
(n.XII dan n.servikal I).
4. Kontraksi m.konstriktor faring superior (n.IX, n.X, n.XI), m.
Konstriktor faring inermedius (n.IX, n.X, n.XI) dan m.konstriktor
faring inferior (n.X, n.XI) menyebabkan faring tertekan kebawah
yang diikuti oleh relaksasi m. Kriko faring (n.X)
5. Pergerakan laring ke atas dan ke depan, relaksasi dari introitus
esofagus dan dorongan otot-otot faring ke inferior menyebabkan
bolus makanan turun ke bawah dan masuk ke dalam servikal
esofagus. Proses ini hanya berlangsung sekitar satu detik untuk
menelan cairan dan lebih lama bila menelan makanan padat.

Peranan saraf kranial pada fase faringeal


Organ Afferen Efferen
Lidah n.V.3 n.V :m.milohyoid, m.digastrikus
n.VII : m.stilohyoid
n.XII,nC1 :m.geniohyoid,
m.tirohyoid
n.XII :m.stiloglosus
Palatum n.V.2, n.V.3 n.IX, n.X, n.XI :m.levator veli
palatini
n.V :m.tensor veli palatini

n.Laringeus
Hyoid superior cab n.V : m.milohyoid, m. Digastrikus
internus (n.X)
n.VII : m. Stilohioid
n.XII, n.C.1 :m.geniohioid,
n.X m.tirohioid
Nasofaring

n.X n.IX, n.X, n.XI : n.salfingofaringeus


Faring

n.IX, n.X, n.XI : m. Palatofaring,


m.konstriktor faring sup,
m.konstriktor ffaring med.
n.X,n.XI : m.konstriktor faring inf.
n.rekuren (n.X)
Laring
n.IX :m.stilofaring
n.X
Esofagus
n.X : m.krikofaring

Pada fase faringeal ini saraf yang bekerja saraf karanial n.V.2, n.V.3 dan
n.X sebagai serabut afferen dan n.V, n.VII, n.IX, n.X, n.XI dan n.XII sebagai
serabut efferen.
Bolus dengan viskositas yang tinggi akan memperlambat fase
faringeal, meningkatkan waktu gelombang peristaltik dan
memperpanjang waktu pembukaan sfingter esofagus bagian atas.
Bertambahnya volume bolus menyebabkan lebih cepatnya waktu
pergerakan pangkal lidah, pergerakan palatum mole dan pergerakan
laring serta pembukaan sfingter esofagus bagian atas. Waktu Pharyngeal
transit juga bertambah sesuai dengan umur.

Kecepatan gelombang peristaltik faring rata-rata 12 cm/detik.


Mc.Connel dalam penelitiannya melihat adanya 2 sistem pompa yang
bekerja yaitu :

1. Oropharyngeal propulsion pomp (OOP) adalah tekanan yang


ditimbulkan tenaga lidah 2/3 depan yang mendorong bolus ke
orofaring yang disertai tenaga kontraksi dari m.konstriktor faring.
2. Hypopharyngeal suction pomp (HSP) adalah merupakan tekanan
negatif akibat terangkatnya laring ke atas menjauhi dinding
posterior faring, sehingga bolus terisap ke arah sfingter esofagus
bagian atas. Sfingter esofagus bagian atas dibentuk oleh
m.konstriktor faring inferior, m.krikofaring dan serabut otot
longitudinal esofagus bagian superior.

FASE ESOFAGEAL
Pada fase esofageal proses menelan berlangsung tanpa disadari.
Bolus makanan turun lebih lambat dari fase faringeal yaitu 3-4 cm/ detik.

Fase ini terdiri dari beberapa tahapan :


1. dimulai dengan terjadinya relaksasi m.kriko faring. Gelombang
peristaltik primer terjadi akibat kontraksi otot longitudinal dan otot
sirkuler dinding esofagus bagian proksimal. Gelombang peristaltik
pertama ini akan diikuti oleh gelombang peristaltik kedua yang
merupakan respons akibat regangan dinding esofagus.
2. Gerakan peristaltik tengah esofagus dipengaruhi oleh serabut
saraf pleksus mienterikus yang terletak diantara otot longitudinal
dan otot sirkuler dinding esofagus dan gelombang ini bergerak
seterusnya secara teratur menuju ke distal esofagus.

Cairan biasanya turun akibat gaya berat dan makanan padat turun
karena gerak peristaltik dan berlangsung selama 8-20 detik. Esophagal
transit time bertambah pada lansia akibat dari berkurangnya tonus otot-
otot rongga mulut untuk merangsang gelombang peristaltik primer.

PERANAN SISTEM SARAF DALAM PROSES MENELAN


Proses menelan diatur oleh sistem saraf yang dibagi dalam 3 tahap :

1. Tahap afferen/sensoris dimana begitu ada makanan masuk ke


dalam orofaring langsung akan berespons dan menyampaikan
perintah.
2. Perintah diterima oleh pusat penelanan di Medula
oblongata/batang otak (kedua sisi) pada trunkus solitarius di bag.
Dorsal (berfungsi utuk mengatur fungsi motorik proses menelan)
dan nukleus ambigius yg berfungsi mengatur distribusi impuls
motorik ke motor neuron otot yg berhubungan dgn proses
menelan.
3. Tahap efferen/motorik yang menjalankan perintah
ANATOMI DAN OTOT LARYNX PHARYNK
a. Anatomy larynk

Anatomi Larynx
Larynx (laring) atau tenggorokan merupakan salah satu saluran
pernafasan (tractus respiratorius). Laring membentang dr
laryngoesophageal junction dan menghubungkan faring (pharynx) dg
trachea. Laring terletak setinggi Vertebrae Cervical IV – VI.

Cartilago Larynx
Laring dibentuk oleh beberapa cartilage, antara lain :
+ Cartilago yg berjumlah tunggal

- Cartilago epiglottica
Cartilago elastic berbentuk daun terletak di posterior dr radix linguae.
Berhubungan dg corpus ossis hyoidea di anterior nya dan cartilage
thyroidea di posterior nya. Sisi epiglottis berhubungan dg cartilage
arytenoidea mll plica aryepiglottica. Sdgkn di superiornya bebas dan
membrane mucosa nya melipat ke depan dan berlanjut meliputi
permukaan posterior lidah sbg plica glossoepiglottica mediana et
lateralis. Dimana diantaranya terdapat cekungan yg disebut dg
valecullae

- Cartilago thyroidea
Terdiri atas 2 lamina cartylago hyaline yg bertemu di linea mediana
anterior mjd sebuah tonjolan sudut V yg disebut dg Adam’s apple/
commum adamum/ prominentia piriformis (jakun). Pinggir posterior
tiap lamina menjorok ke atas membentuk cornu superior dan ke bawah
membentuk cornu inferior. Pd permukaan luar lamina terdapat line
oblique sbg tempat melekatnya m. sternothyroideus, m.
thyrohyoideeus, dan m. constrictor pharyngis inferior.
- Cartilago cricoidea
Merupakan cartilage yg berbentuk cincin utuh dan terletak di bawah dr
cartilago thyroidea. Cartilage ini mempunyai arcus anterior yg sempit
dan lamina posterior yg lebar. Pd bagian lateral nya ada facies
articularis sirkular yg akan bersendi dg cornu inferior cartilage
thyroidea. Sdgkn di bagian atasnya terdapat facies articularis yg akan
bersendi dg basis cartilage arytenoidea.

+ Cartilago yg berjumlah sepasang


- Cartilago arytenoidea
Merupakan cartilage kecil berbentuk pyramid yg terletak di belakang dr
larynx pd pinggir atas lamina cartilage cricoidea. Masing2 cartilago
memiliki apex di bagian atas dan basis di bagian bawahnya. Dimana
bagian apex nya ini akna menyangga dr cartilage corniculata, sdgkn pd
bagian basis nya bersendi dg cartilage cricoidea. Pd basis nya terdapat 2
tonjolan yaitu proc. Vocalis yg menonjol horizontal ke depan merupakn
perlekatan dr lig. Vocale, dan proc. Muscularis yg menonjol ke lateral
dan merupakan perlekatan dr m. crycoarytenoideus lateralis et
posterior.
- Cartilago cuneiformis (Wrisbergi)
Merupakan cartilage kecil berbentuk batang yg terdapat di dalam 1
plica aryepiglottica yg berfungsi utk menyokong plica tsb.

- Cartilago corniculata (Santorini)


2 buah nodulus kecil yg bersendi dg apex cartilaginis arytenoidea dan
merupakan tmp lekat plica aryepiglottica shg menyebabkan pinggir atas
plica aryepiglottica dextra et sinistra agak meninggi.

Aditus Laryngis
Merupakan pntu masuk larynx yg menghadap ke dorsocranial dan
menghadap ke laryngopharynx. Aditus laryngis memiliki syntopi :
- Ventral : pinggir atas epiglottis
- Lateral : plica aryepiglottica.
- Dorsocaudal : membrane mucosa antar cartilage arytenoidea.
Cavitas Laryngis
Cavitas laryngis terbentang dr aditus laryngis hingga ke pinggir bawah
cartilage cricoidea dan di bagi mjd 3 bagian :

- Bagian atas (vestibulum laryngis)


Terbentang dr aditus laryngis hingga ke plica vestibularis. Rima
vstibularis adl celah di antara plica vestibularis. Sedangkan, lig.
Vestibulare terletak dlm plica vestibularis

- Bagian tengah (Recessus laryngeus)


Terbentang dr plica vestibularis hingga setinggi plica vocalis yg berisi lig.
Vocalis. Rima glottidis adl celah di antara plico vocalis. Diantara plica
vestibularis dan plica vocalis ini terdapat recessus kecil yaitu sinus
laryngis dan ventriculus laryngis.

- Bagian bawah. (Fossa infraglottidis)

Innervasi Larynx
Di atas dr plica vocalis dinnervasi oleh n. laryngis internus cab dr n.
laryngis superior cab dr n. vagus (X). Sedangkan di bawahnya
diinnervasi oleh n. leryngis recurrens, kec. M. crycothyroideus yg
diinnervasi oleh R. laryngeus externus n. laryngeus superior.

Syndesmosis Laryngeus
Adalah jaringan ikat yang menghubungkan antara skelet laryng yang
berupa ligament ataupun membrane. Syndesmosis laryngeus terbagi
menjadi :

- Membrana atau ligament extrinsik : menghubungkan skeleton larynx


dengan bangunan sekitar
1. Membrana Thyrohyoidea
Membran fibroelastis yang menghubungkan pinggir atas cartylago
thyroidea dan pinggir depan cornu superiornya dengan tepi atas facies
posterior corpus hyoidei dan cornu majus nya melewati belakang facies
posterior corpus hyoidei dipisahkan oleh bursa mucosa. Bagian
ventromedialnya menebal membentuk lig. thyrohyoideum medianum.
Pinggir dorsalnya juga menebal membentuk lig. thyrohyoideum laterale
yang membentang dr cornu superior cartilago thyroidea ke cornu
majus. Di dalam nya sering terdapat cartylago triticea.
2. Lig. Hyoepiglotticum
Menghubungkan facies anterior epiglottis dengan pinggir atas corpus
os. hyoideus dan cornu majusnya

3. Lig. cricotracheal
menghubungkan cartilago cricoidea dengan anulus trachealis I

- Membrana atau ligamenta intrinsik : menghubungkan antar cartilago


laryng
1. Membrana Quadrangularis
menghubungakn sisi epiglottis dengan cartilago arytenoidea dan
corniculata. Tepi atasnya bebas dan menebal disebut
lig.Aryepiglotticum, mucosa yang menutupinya membentuk plica
aryepiglottica. Ke arah caudal membran ini mendekati linea mediana
dan berakhir bebas setinggi fovea triangularis dan menebal disebut lig.
vestibulare (lig.ventriculare).

2. Conus elasticus (Membrana cricothyroidea)


Terletak di bagian caudal membrane quadrangularis. Menghubungkan
cartilago cricoidea dan thyroidea. di sebelah caudal melekat pada
pinggir atas cartilago cricoidea, ke arah craniomedial berakhir bebas
sebagai lig.vocale yang membentang antara proc. vocalis dan sudut
cartylago thyroidea. Bagian depan conus elasticus menebal membentuk
lig.cricothyroidea medianus. Conus elasticus beserta membrane
quadrangulare disebut sebagai membrane fibroelastica laryngeus.

3. Lig. thyroepiglotticum
menghubungkan petioles epiglottidis dengan cartylago thyroidea
4. Capsula articularis cricothyroidea
membungkus sendi cricothyroidea dan diperkuat oleh lig.
ceratocricoideum (lig.cricothyroideum lateral) pars anterior, lateral dan
posterior.

5. Capsula articularis cricoarytenoidea

Membungkus sendi cricoarytenoideus dan diperkuat oleh


lig.cricoarytenoideum posterius.

Musculi Laryngei
- Otot-Otot Intrinsik Laryng

Otot yang perlekatan di bagian laryng. Otot ini memiliki peranan untuk
mengubah panjang dan ketegangan plica vocalis dalam produksi suara
dan mengubah ukuran rima glottidis untuk masuknya udara ke paru.
Otot-otot yang termasuk dan innervasinya yakni adalah :
1. M. Cricothyroideus (R.externus n. laryngeus superior)
2. M. Cricoarytenoidea posterior (Safety Muscle) (R.Posterior n.
laryngeus inferior)
3. M. Cricoarytenoidea lateral (R. anterior n. laryngeus inferior)
4. M. Arytenoidea transversus (R. Posterior n. Laryngeus inferior)
5. M. M. arytenoidea obliquus (R. anterior n. laryngeus inferior)
6. M. Thyroarytenoidea (R. anterior n. laryngeus inferior)

Adapun fungsinya :
1. Mengatur Rima Glottidis
a. Membuka : m.cricoarytenoidea posterior
b. Menutup : m. cricoarytenoidea lateral, m. arytenoidea transversa,
m. cricothyroidea, dan m. thyroarytenoidea

2. Mengatur ketegangan lig.vocale


a. Menegangkan : m.cricothyroidea
b. Mengendorkan : m. thyroarytenoidea

3. Mengatur aditus laryngeus


a. Membuka : m. thyroepiglotticus
b. Menutup : m. aryepiglotticus dan m. arytenoideus obliquus

- Otot-Otot Ekstrinsik Laryng


Merupakan otot-otot di sekitar laryng yang mempunyai salah satu
perlekatan pada laryng atau os.hyoideus. Berfungsi untuk
menggerakkan laryng secara keseluruhan. Otot ekstrinsik laryng terbagi
atas :

a. Otot-otot Depressor :
+ m. omohyoideus
+ m. sternohyoideus
+ m. sternothyroideus

b. Otot-otot Elevator :
+ m. mylohyoideus
+ m. stylohyoideus
+ m. thyrohyoideus
+ m. stylopharyngeus
+ m. palatopharyngeus
+ m. constrictor pharyngeus medius
+ m. constrictor pharyngeus inferior

Vaskularisasi Larynx
Suplai arteri berasal dr R. laryngeus superior a. thyroidea superior. Dan
bagian bawah divaskularisasi oleh R. laryngeys inferior a. thyroidea
inferior. Sdgkn aliran limfe nya bermuara ke nodi lymphoidei cervicales
profundi.
Sumber : diktat anatomi situs thoracis, ed. 2011, Laboratorium Anatomi
FK UNISSULA.
diktat anatomi Ophtalmology dan Otorhinolarungology, ed. 2013.
Laboratorium Anatomi FK UNISSULA.

b. Anatomy Faring
Faring adalah suatu kantung fibromuskuler yang
bentuknya seperti corong, yang besar di bagian atas dan
sempit di bagian bawah. Ke atas, faring berhubungan dengan
rongga hidung melalui koana, ke depan berhubungan dengan
rongga mulut melalui isthmus faucium, sedangkan dengan
laring di bawah berhubungan melalui aditus pharyngeus, dan
ke bawah berhubungan esofagus. Faring terdiri atas:

1)Nasofaring
Relatif kecil, mengandung serta berhubungan dengan erat
dengan beberapa struktur penting, seperti adenoid, jaringan limfoid
pada dinding lateral faring, torus tubarius, kantong Rathke, choanae,
foramen jugulare, dan muara tuba Eustachius.
Batas antara cavum nasi dan nasopharynx adalah choana.
Kelainan kongenital koana salahsatunya adalah atresia choana.
Struktur Nasofaring :
a) Ostium Faringeum tuba auditiva muara dari tuba auditiva
b)Torus tubarius, penonjolan di atas ostium faringeum tuba auditiva
yang disebabkan karena cartilago tuba auditiva
c) Torus levatorius, penonjolan di bawah ostium faringeum tuba
auditiva yang disebabkan karena musculus levator veli palatini.
d)Plica salpingopalatina, lipatan di depan torus tubarius
e) Plica salpingopharingea, lipatan di belakang torus tubarius,
merupakan penonjolan dari musculus salphingopharingeus yang
berfungsi untuk membuka ostium faringeum tuba auditiva terutama
ketika menguap atau menelan.
f) Recessus Pharingeus disebut juga fossa rossenmuller. Merupakan
tempat predileksi Nasopharingeal Carcinoma.
g) Tonsila pharingea, terletak di bagian superior nasopharynx. Disebut
adenoid jika ada pembesaran. Sedangkan jika ada inflammasi
disebut adenoiditis.
h)Tonsila tuba, terdapat pada recessus pharingeus.
i) Isthmus pharingeus merupakan suatu penyempitan di antara
nasopharing da oropharing karena musculus sphincterpalatopharing
j) Musculus constrictor pharingeus dengan origo yang bernama raffae
pharingei

2)Orofaring
Struktur yang terdapat di sini adalah dinding posterior faring,
tonsil palatina, fossa tonsilaris, arcus faring, uvula, tonsil lingual, dan
foramen caecum.
a) Dinding posterior faring, penting karena ikut terlibat pada radang
akut atau radang kronik faring, abses retrofaring, serta gangguan
otot-otot di bagian tersebut.
b)Fossa tonsilaris, berisi jaringan ikat jarang dan biasanya merupakan
tempat nanah memecah ke luar bila terjadi abses.
c) Tonsil, adalah massa yang terdiri dari jaringan limfoid dan ditunjang
oleh jaringan ikat dan ditunjang kriptus di dalamnya. Ada 3 macam
tonsil, yaitu tonsil faringeal (adenoid), tonsil palatina, dan tonsil
lingual, yang ketiganya membentuk lingkaran yang disebut cincin
Waldeyer. Epitel yang melapisi tonsil adalah epitel skuamosa yang
juga meliputi kriptus. Di dalam kriptus biasanya ditemukan leukosit,
limfosit, epitel yang terlepas, bakteri, dan sisa makanan

3)Laringofaring
Struktur yang terdapat di sini adalah vallecula epiglotica,
epiglotis, serta fossa piriformis.Fungsi faring yang terutama adalah
untuk respirasi, pada waktu menelan, resonansi suara, dan untuk
artikulasi.

KOMPONEN MASTIKASI
a) Sendi temporomandibular (TMJ)
Temporomandibular Joint (TMJ) merupakan sendi sinovial yang
menghubungkan mandibula dengan tulang temporal pada posisi
yang tepat. Pada posisi normal kondilus mandibula berada tepat
pada fossa glenoidea tulang temporal. Tulang kartilago (articilar
disc) merupakan bantalan yang berada diantara kondilus dan fossa
glenoidea yang memungkinkan mandibula bergerak tanpa
menimbulkan rasa sakit. TMJ didukung oleh beberapa struktur,
antara lain struktur tulang, ligamen, muskulus, dan saraf.

TMJ menghubungkan tulang mandibula dan tulang temporal:


1. Penampang artikular tulang temporal
Terdiri dari sebuah bagian cekung pada posterior (glenoid/ fossa
mandibula) dan bagian cembung pada anterior (articular eminensia
atau tonjolan artikular).
2. Condylus mandibula
Fungsi : penghubung dari kapsul dan lempeng artikular.
3. Capsule of the joint (kapsula artikularis)
4. Articular disc/ meniscus
Merupakan serat kolagen tebal (seperti bantalan), jaringan ikat dan
fibroblast.
5. Join cavities (kavitas penghubung)
6. Ligamen-ligamen pendukung
o Ligamentum temporomandibulare lateral
Fungsi : membatasi gerakan mandibula kea rah posterior, mencegah
condylus
bergerak terlalu jauh ke arah inferior dank e arah posterior serta
menyediakan
pertahanan untuk mencegah kesalahan dalam penempatan yang
terlalu lateral.
o Ligamentum sphenomandibulare
o Ligamentum stylomandubulare
Artikulasi ini adalah jenis engsel dimodifikasi sendi sinovial.
Permukaan artikular adalah:
(1) kepala atau Kondilus dari inferior mandibula dan
(2) tuberkulum artikular dari fosa mandibula bagian skuamosa
tulang temporal.
Sebuah cakram oval artikular fibrokartilaginosa membagi rongga
sendi menjadi kompartemen superior dan inferior. Disk menyatu
dengan kapsul artikular sekitarsendi. Disk artikular lebih tegas
terikat pada mandibula daripada tulang temporal. Jadi, ketika kepala
slide anterior rahang bawah pada tuberkulum artikular seperti mulut
dibuka, disc artikular slide anterior terhadap permukaan posterior
tuberkulum artikular.
b) Otot-otot Pengunyahan

A. Otot masseter
Saraf : nervus trigerminus divisi mandibulae (N. V3)
Fungsi : mengangkat mandibula untuk merapatkan gigi sewaktu
mengunyah.
Ini adalah otot kuadrangularis yang mencakup aspek lateral ramus
dan prosesus koronoideus mandibula.
Origo: batas inferior dan permukaan medial arkus zygomatic.
Insersi: permukaan lateral ramus mandibula dan proses koronoideus
nya.
Persarafan: saraf melalui saraf mandibula masseteric yang
memasuki permukaan yang mendalam. Ini mengangkat dan
menjorok mandibula, menutup rahang dan serat dalam retrude itu.

B. Otot temporal
Saraf : nervi teempirales profundi (N. V3) saraf mandibula
Fungsi : elevasi dan retrusi mandibula
Ini adalah otot berbentuk kipas yang luas yang mencakup wilayah
temporal. Ini adalah otot pengunyahan yang kuat yang dengan
mudah dapat dilihat dan dirasakan selama penutupan rahang bawah.
Origo : lantai fosa temporal dan permukaan dalam fasia temporal.
Insersi: tip dan permukaan medial dari proses koronoideus dan batas
anterior ramus mandibula. Para temporalis mengangkat mandibula,
menutup rahang, dan serat posterior mandibula retrude setelah
tonjolan

C. Otot pterigoid medial

Saraf : nervus trigerminus divisi mandibularis.


Fungsi : untuk membantu mengangkat mandibula, elevasi
mandibula dan menutup mulut.
Ini adalah otot tebal, segiempat yang juga memiliki dua kepala atau
asal. Ini mencakup kepala lebih rendah dari otot pterygoideus
lateral. Hal ini terletak jauh ke ramus mandibula.
Origo: dalam kepala-medial permukaan plat pterygoideus lateral
dan prosesus piramida tulang palatine, kepala tuberositas-dangkal
rahang.
Insersi: permukaan medial ramus mandibula, lebih rendah foramen
mandibula.
Persarafan: N. mandibula melalui saraf pterygoideus medial. Ini
membantu untuk mengangkat rahang bawah dan menutup rahang.
Bertindak bersama-sama, mereka membantu untuk menonjol
mandibula. Bertindak saja, menonjol sisi rahang. Bertindak secara
bergantian, mereka menghasilkan gerak gerinda

D. Otot pterigoid lateral

Saraf : divisi anterior dari n. trigerminus divisi mandibularis.


Fungsi : untuk menuntun pergerakan posterior disc dan condylus
seperti kembali ke posisi sentrik.
Ini adalah otot, pendek tebal yang memiliki dua kepala atau asal.
Ini adalah otot berbentuk kerucut dengan puncaknya menunjuk
posterior.
Origo : unggul kepala infratemporal permukaan dan puncak
infratemporal sayap yang lebih besar dari tulang sphenoid, kepala
rendah-lateral permukaan plat pterygoideus lateral.
Insersi: leher mandibula, disk artikular, dan kapsul sendi
temporomandibular.
Persarafan: saraf melalui saraf mandibula pterygoideus lateral dari
batang anterior, yang masuk itu permukaan dalam.
Bertindak bersama-sama, otot-otot menonjol mandibula dan
menekan dagu.
Bertindak sendirian dan secara bergantian, mereka menghasilkan
sisi ke sisi gerakan mandibula.

Fungsi otot-otot pengunyahan secara umum:


a) Untuk pergerakan dari rahang dan laring
b) Protusi mandibular
c) Retrusi mandibular
d) Penyimpangan lateral dari mandibula
e) Depresi mandibula
f) Pergerakan laryngeal

E. Otot digastricus

Otot digastrikus memiliki dua belly yang dihubungkan oleh tendon


yang melekat pada tulang hioideus yaitu:
Posterior belly, berasaldari insura mastoideus pada prosesus
mastoideus medialis tulang temporalis.
Anterior belly, berasal dari fosa digastrikus bagian bawah dalam
mandibula.
Tendon diantara kedua belly. Karena hal tersebut, otot ini memiliki
banyak kegunaan tergantung pada tulang yang difiksasi, yaitu
Ketika mandibula dalam keadaan stabil. Oto digastrikus menaikkan
tulang hioideus
Ketika tulang hioideus di fiksasi, otot digastrikus membuka mulut
dengan menurunkan mandibula.

A. Mekanisme Menelan (Deglutisi)


Proses menelan merupakan suatu proses yang kompleks, yang
memerlukan setiap organ yang berperan harus bekerja secara terintegrasi
dan berkesinambungan. Dalam proses menelan ini diperlukan kerjasama
yang baik dari 6 syaraf kranial, 4 syaraf servikal dan lebih dari 30 pasang
otot menelan (7).
Pada proses menelan terjadi pemindahan bolus makanan dari rongga
mulut ke dalam lambung. Secara klinis terjadinya gangguan pada
deglutasi disebut disfagia yaitu terjadi kegagalan memindahkan bolus
makanan dari rongga mulut sampai ke lambung. Dalam proses menelan
akan terjadi hal-hal seperti berikut: (1) pembentukan bolus makanan
dengan bentuk dan konsistensi yang baik, (2) usaha sfingter mencegah
terhamburnya bolus ini dalam fase-fase menelan, (3) kerja sama yang baik
dari otot-otot di rongga mulut untuk mendorong bolus makanan ke arah
lambung, (4) mencegah masuknya bolus makanan dan minuman ke dalam
nasofaring dan laring, (5) mempercepat masuknya bolus makanan ke
dalam faring pada saat respirasi, (6) usaha untuk membersihkan kembali
esofagus. Proses menelan dapat dibagi dalam tiga fase yaitu (1,5,7):
1. Fase Volunter/Fase Oral
Pada fase oral ini akan terjadi proses pembentukan bolus makanan
yang dilaksanakan oleh gigi geligi, lidah, palatum mole, otot-otot pipi dan
saliva untuk menggiling dan membentuk bolus dengan konsistensi dan
ukuran yang siap untuk ditelan. Proses ini berlangsung secara disadari.
Pada fase oral ini perpindahan bolus dari ronggal mulut ke faring segera
terjadi, setelah otot-otot bibir dan pipi berkontraksi meletakkan bolus di
atas lidah. Otot intrinsik lidah berkontraksi menyebabkan lidah terangkat
mulai dari bagian anterior ke posterior. Bagian anterior lidah menekan
palatum durum sehingga bolus terdorong ke faring.
Bolus menyentuh bagian arkus faring anterior, uvula dan dinding
posterior faring sehingga menimbulkan refleks faring. Arkus faring
terangkat ke atas akibat kontraksi m. palato faringeus (n. IX, n.X dan
n.XII). Jadi pada fase oral ini secara garis besar bekerja saraf karanial
n.V2 dan nV.3 sebagai serabut afferen (sensorik) dan n.V, nVII, n.IX, n.X,
n.XI, n.XII sebagai serabut efferen (motorik).
2. Fase Faringeal
Fase ini dimulai ketika bolus makanan menyentuh arkus faring anterior
(arkus palatoglosus) dan refleks menelan segera timbul. Pada fase
faringeal ini terjadi:
a. m. Tensor veli palatini (n.V) dan m. Levator veli palatini (n.IX, n.X
dann.XI) berkontraksi menyebabkan palatum mole terangkat,
kemudian uvula tertarik ke atas dan ke posterior sehingga menutup
daerah nasofaring.
b. m.genioglosus (n.XII, servikal 1), m ariepiglotika (n.IX, nX)
m.krikoaritenoid lateralis (n.IX,n.X) berkontraksi
menyebabkan aduksi pita suara sehingga laring tertutup.
c. Laring dan tulang hioid terangkat ke atas ke arah dasar lidah karena
kontraksi m.stilohioid, (n.VII), m. Geniohioid, m.tirohioid (n.XII dan
n.servikal I).
d. Kontraksi m.konstriktor faring superior (n.IX, n.X, n.XI), m.
Konstriktor faring inermedius (n.IX, n.X, n.XI) dan m.konstriktor
faring inferior (n.X,n.XI) menyebabkan faring tertekan ke bawah yang
diikuti oleh relaksasim. Kriko faring (n.X).
e. Pergerakan laring ke atas dan ke depan, relaksasi dari introitus esofagus
dan dorongan otot-otot faring ke inferior menyebabkan bolus makanan
turun ke bawah dan masuk ke dalam servikal esofagus. Proses ini
hanya berlangsung sekitar satu detik untuk menelan cairan dan lebih
lama bila menelan makanan padat.
Pada fase faringeal ini saraf yang bekerja saraf karanial n.V.2, n.V.3
dan n.X sebagai serabut afferen dan n.V, n.VII, n.IX, n.X, n.XI dan n.XII
sebagai serabut efferen.
Bolus dengan viskositas yang tinggi akan memperlambat fase
faringeal, meningkatkan waktu gelombang peristaltik dan
memperpanjang waktu pembukaan sfingter esofagus bagian atas.
Bertambahnya volume bolus menyebabkan lebih cepatnya waktu
pergerakan pangkal lidah, pergerakan palatum mole dan pergerakan laring
serta pembukaan sfingter esofagus bagian atas. Waktu faringeal
transit juga bertambah sesuai dengan umur. Kecepatan gelombang
peristaltik faring rata-rata 12 cm/detik.
3. Fase Esofageal
Pada fase esofageal proses menelan berlangsung tanpa disadari. Bolus
makanan turun lebih lambat dari fase faringeal yaitu 3-4 cm/ detik. Fase
ini terdiri dari beberapa tahapan (3) :
a. Dimulai dengan terjadinya relaksasi m.kriko faring. Gelombang
peristaltik primer terjadi akibat kontraksi otot longitudinal dan otot
sirkuler dinding esofagus bagian proksimal. Gelombang peristaltik
pertama ini akan diikuti oleh gelombang peristaltik kedua yang
merupakan respons akibat regangan dinding esofagus.
b. Gerakan peristaltik tengah esofagus dipengaruhi oleh serabut saraf
pleksus mienterikus yang terletak di antara otot longitudinal dan otot
sirkuler dinding esofagus dan gelombang ini bergerak seterusnya
secara teratur menuju ke distal esofagus.

Sekresi oesophagus seluruhnya bersifat protektif dan berupa


mukus, mukus disekresikan di sepanjang saluran pencernaan.
Dengan menghasilkan lubrikasi untuk lewatnya makanan, mukus
oesophagus memperkecil kemungkinan rusaknya oesophagus
oleh bagian-bagian makanan yang tajam, mukus juga melindungi
dinding oesophagus dari asam dan enzim getah lambung apabila
terjadi refluks lambung.

Peranan saraf kranial pada pembentukan bolus fase oral.


ORGAN AFFEREN EFFEREN (motorik)
(sensorik)
Mandibula n. V.2 (maksilaris) N.V : m. Temporalis, m.
maseter, m. pterigoid

Bibir n. V.2 (maksilaris) n. VII : m.orbikularis


oris, m. zigomatikum,
m.levator labius oris,
m.depresor labius oris,
m. levator anguli oris,
m. depressor anguli oris
Mulut & n.V.2 (maksilaris)
pipi n.VII: m. mentalis, m.
risorius, m.businator
n.V.3 (lingualis)
Lidah n.XII : m. hioglosus, m.
mioglosus

Peranan saraf kranial fase oral


ORGAN AFFEREN EFFEREN (motorik)
(sensorik)
Bibir n. V.2 n. VII : m.orbikularis
(mandibularis), oris, m.levator labius
n.V.3 (lingualis) oris, m. depressor
labius, m.mentalis
Mulut &
pipi n. V.2 n.VII:
(mandibularis) m.zigomatikus,levator
anguli oris, m.depressor
anguli oris, m.risorius.
Lidah m.businator
n.V.3 (lingualis)
Uvula n.IX,X,XI :
n.V.2 m.palatoglosus
(mandibularis)
n.IX,X,XI :
m.uvulae,m.palatofaring
Peranan saraf kranial pada fase faringeal
Organ Afferen Efferen
Lidah n.V.3 n.V :m.milohyoid,
m.digastrikus
n.VII : m.stilohyoid
n.XII,nC1 :m.geniohyoid,
m.tirohyoid
Palatum n.V.2, n.V.3 n.XII :m.stiloglosus

n.IX, n.X, n.XI :m.levator veli


n.Laringeus palatini
Hyoid superior cab n.V :m.tensor veli palatini
internus (n.X)
n.V : m.milohyoid, m.
Nasofaring n.X Digastrikus
n.VII : m. Stilohioid
Faring n.X
n.XII, n.C.1 :m.geniohioid,
m.tirohioid

n.IX, n.X, n.XI :


Laring n.rekuren n.salfingofaringeus
(n.X)
Esofagus n.IX, n.X, n.XI : m.
n.X Palatofaring, m.konstriktor
faring sup, m.konstriktor
ffaring med.
n.X,n.XI : m.konstriktor
faring inf.

n.IX :m.stilofaring

n.X : m.krikofaring

Anda mungkin juga menyukai