Anda di halaman 1dari 21

A.

Tumbuh Kembang Maksila



Maksila merupakan salah satu bagian kraniofasial yang paling mudah terjadi perubahan
keseimbangan pertumbuhan akibat pengaruh eksternal.

Pertumbuhan maksila ke arah bawah
dan depan disertai dengan remodeling permukaan anteriornya. Hampir seluruh permukaan
anterior maksila terjadi resorpsi, kecuali daerah kecil di sekitar spina nasalis anterior. Hal ini
terlihat bertentangan dengan proses pertumbuhan pada umumnya dimana aposisi permukaan
anterior tulang terjadi kearah depan dan resorpsi di posterior.


Gambar 1. Saat maksila digerakan ke atas dan ke bawah, bagian permukaan anterior
cenderung mengalami resorpsi. Permukaan yang mengalami resorpsi ditunjukan dengan
warna kuning gelap. Kecuali daerah kecil di sekitar anterior nasal spine yang tidak
mengalami resorpsi.
Sumber : Digambar ulang dari Enlow DH, Hans MG. Essentials of Facial Growth.
Philadelphia : WB Saunders; 1996

Pada bayi baru lahir sampai berusia 6 tahun, pertumbuhan berlangsung dengan kecepatan
yang relatif tinggi dan yang tercepat dua tahun pertama. Kemudian pertumbuhan menjadi
lambat secara progresif selama masa anak-anak antara usia 10-12 tahun. Laju pertumbuhan
meningkat kembali selama pubertas, dimana akhirnya menjadi lambat, dan selesai antara 18-
20 tahun.
Maksila berasal dari Branchial Arch I bagian atas dan disebut pula Processus Maxillaris.
Maksila mengalami ossifikasi intramembraneous. Ossifikasi maksila dimulai pada minggu ke
tujuh, sedikit lebih lambat dari mandibula. Pusat Ossifikasi maksila terletak pada
percabangan nervus infra orbitalis.
Ossifikasi menyebar dari pusat ossifikasi ke empat arah utama, yaitu :
1. Ke atas membentuk Processus Frontalis Ossis Maksilaris
2. Ke belakang membentuk Processus Zigomatikus Ossis Maksilaris
3. Ke dalam membentuk Processus Palatinus Ossis Maxillaris
4. Ke bawah membentuk Processus Alveolaris Ossis Maxillaris

Pada mulanya, os maksilaris nampak seperti lembaran tulang yang melengkung vertical
dan bagian medialnya cembung. Maksila yang sedang berkembang ini membentuk suatu alur
yang dilalui oleh nervous infraorbitalis, dan kebawah, membentuk tulang alveolar bagian luar
yang berhubungan dengan benih gigi. Maksila tumbuh ke postero-superior, kedalam, dan
medial, untuk membentuk pars osea. Pertumbuhan maksila sampai menjadi dewasa terutama
karena proses remodeling tulang.


Gambar 2. Perkembangan berbagai arkus faring
Sumber : Fries PD, Katowitz JA : Congenital craniofasial anomalies of ophthalmic
importance. Surv ophthalmol 35:87, 1990, with permission from Elsevier Science




Perubahan Maksila seiring dengan Usia
Saat lahir:
1. Diameter transversal dan antero-posterior tulang lebih baik daripada vertikal.
2. Prosesus frontalis terbentuk dengan baik dan komposisi tulang prosesus frontalis lebih
baik dari prosesus alveolaris
3. Soket gigi mencapai hampir ke lantai orbital
4. Sinus maksilaris menyajikan penampilan alur pada dinding lateral hidung

Pada orang dewasa:
Pada dewasa diameter vertikal adalah yang terbesar

Dalam usia tua:
Dalam usia tua tulang beralih dalam beberapa ukuran dengan kondisi infantil sebagai:
1. Ketinggian berkurang
2. Setelah hilangnya gigi proses alveolar mengalami absorbsi dan bagian bawah tulang
berkurang ketebalannya.

B. Tumbuh Kembang Mandibula

Mandibula berasal dari Branchial Arch I bagian bawah atau mandibula Arch dan disebut
pula Processus Mandibularis. Berikut ini tahap tumbuh kembang mandibula:
1. Mula-mula dibentuk tulang rawan Meckel di bagian lingual Processus Mandibularis.
Pertumbuhan dan perkembangan tulang Meckel ini berada dekat dengan pembentukan
N. Mandibularis. Pada saat N. Mandibularis dibentuk mencapai 1/3 dorsal tulang rawan
Meckel, kemudian bercabang menjadi N. Alveolaris inferior ke arah anterior dan
bercabang lagi menjadi N.Mentalis dan N. Incisivus.

Gambar 3 . Skema dari mandibula. Pusat dari osifikasi ialah dilateral kartilago meckel pada
bifurkasi saraf alveolar inferior.
Sumber : Buku Ajar Biologi Oral 1 Edisi Kedua. Jakarta: Bagian Biologi Oral FKG UI, 1999

3. Mekanisme pertumbuhan mandibula melalui proses ossifikasi endokondral dan
ossifikasi intramembranous. Ossifikasi endokondral terjadi pada tulang rawan kondilus
(condylar cartilage) yang muncul pada saat minggu ke-12 masa perkembangan dan
menyebabkan pertumbuhan mandibula ke arah posterior (memanjang). Tulang rawan
kondilus ini dapat berkembang menjadi tulang sejati melalui osifikasi endokondral.
Sedangkan ossifikasi intramembranous terjadi pada tempat-tempat selain tulang rawan
kondilus yang menyebabkan mandibula bertambah besar sesuai dengan bentuknya.

Gambar 4. Sumber : www.indiandentalacademy.com

4. Pertumbuhan dan perkembangan ke arah anterior mencapai symphisis mandibulae. Sel
Pertumbuhan dan perkembangan mandibula ke arah posterior membentuk ramus
mandibula. Mandibula terdiri dari corpus berbentuk tapal kuda dan sepasang ramus.
Corpus mandibulae bertemu dengan ramus masing masin sisi pada angulus mandibulae.
Pada permukaan luar di garis tengah corpus mandibulae terdapat sebuah rigi yang
menunjukkan garis fusi dari kedua belahan selama perkembangannya, garis ini disebut
symphisis mandibulae.

Gambar 5. Mandibula tampak depan (Sumber: Sobotta, 1989)

5. Setelah ramus mandibula terbentuk, tulang rawan meckel akan menjadi malleus di
telinga dalam dan sphenomalleolar ligament. Sehingga tulang rawan Meckel
menghilang dan terbentuk mandibula yang lengkap.

C. Tumbuh Kembang Palatum

Tumbuh kembang palatum diklasifikasikan menjadi dua yaitu palatum primer dan
palatum sekunder.
1. Palatum Primer
Pada sekitar minggu keenam pertumbuhan, palatum primer mulai dibentuk
oleh Intermaxillary Segment (fusi dari processus nasalis medialis) yang berkembang
ke arah medial dan kaudal. Intermaxilary segment terbentuk akibat pertumbuhan
prosesus maksilaris ke arah medial, sehingga kedua prosesus nasalis mediana
menyatu tidak saja di permukaan tetapi juga di bagian yang lebih dalam. Struktur
yang terbentuk oleh kedua tonjolan yang menyatu tersebut adalah Intermaxillary
segment.

Gambar 6
Sumber : Sadler, T.W. Langman Medical Embriology 9
th
Edition. Philadelphia :
Lippincott Williams & Wilkins; 2010


Gambar 7
Sumber : Sadler, T.W. Langman Medical Embriology 9
th
Edition. Philadelphia :
Lippincott Williams & Wilkins; 2010



Gambar 8. A. Intermaxillary Segment dan processus maksilaris. B.
Intermaxillary segment membentuk philtrum dari bibir atas, bagian
tengah dari tulang rahang atas dengan 4 gigi insisvus dan palatum
primer yang berbentuk segitiga.
Sumber : Sadler, T.W. Langman Medical Embriology 9
th
Edition.
Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins; 2010
2. Palatum Sekunder
Palatum sekunder (processus palatinus lateralis) berasal dari prosesus maksilaris.
Prosesus maksilaris memproduksi sepasang prosesus palatina / bilah-bilah palatum
(palatine shelves), yang muncul pada minggu keenam perkembangan dan mengarah
oblik ke bawah di kedua sisi lidah.

Gambar 9. A. Potongan frontal kepala mudigah 6,5 minggu. Bilah-bilah palatum berada
dalam posisi tegak lurus di kedua sisi lidah. B. Pandangan ventral bilah-bilah palatum
setelah rahang bawah dan lidah diangkat. Perhatikan celah antara palatum primer yang
berbentuk segitiga dan bilah-bilah palatum yang masih tegak lurus.
Sumber : Sadler, T.W. Langman Medical Embriology 9
th
Edition.
Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins; 2010.
Pada minggu ketujuh, bilah-bilah palatum bergerak ke atas untuk memperoleh posisi
horizontal di atas lidah dan menyatu, membentuk palatum sekunder.


Gambar 10. A. Potongan frontal melalui kepala mudigah 7,5 minggu. Lidah telah
bergeser ke bawah, dan bilah-bilah palatum telah mencapai posisi horizontal. B.
Pandangan ventral bilah-bilah palatum setelah rahang bawah dan lidah diangkat. Bilah-
bilah palatum kini horizontal. Perhatikan septum nasale.
Sumber : Sadler, T.W. Langman Medical Embriology 9
th
Edition.
Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins; 2010.

Disebelah anterior, bilah-bilah palatum menyatu dengan palatum primer yang
berbentuk segitiga, dan foramen insisivum adalah tanda utama di garis tengah antara
palatum primer dan sekunder. Pada saat yang bersamaan dengan menyatunya kedua
bilah-bilah palatum, septum nasal tumbuh ke bawah dan bergabung dengan bagian
sefalik palatum yang baru terbentuk.

Gambar 11. A. Potongan frontal melalui kepala mudigah 10 minggu. Kedua bilah
palatum telah satu sama lain, begitu pula dengan septum nasale. B. Pandangan ventral
palatum. Foramen insisivum membentuk garis tengah antara palatum primer dan
palatum sekunder.
Sumber : Sadler, T.W. Langman Medical Embriology 9
th
Edition.
Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins; 2010.
Palatum terbagi atas dua bagian, yakni bagian keras (palatum durum) yang terletak di
bagian anterior palatum dan bagian yang lunak (palatum molle) yang terletak di bagian
posterior palatum. Palatum durum terbentuk karena terjadi osifikasi pada bagian dua per tiga
anterior palatum, sedangkan palatum molle terbentuk sebagai akibat tidak terjadinya
osifikasi di area ini. Ketika sel-sel ini tidak berdiferensiasi dengan benar maka masalah
seperti sumbing dapat terjadi.

Gambar 12. Palatum durum dan palatum malle (sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Palatum)

D. Tumbuh Kembang TMJ
Perkembangan TMJ umumnya antara minggu ke 7-20 intrauterine dan periode sensitif
terutama masa morfogenesis antara minggu ke 7-11. Berikut ini tahap perkembangan TMJ :
Mula-mula os. temporalis masih terpisah jauh dari os. mandibula.
Dalam prosesus mandibula, kartilago Meckel dibentuk. Prosesus timpani yang
terdapat pada kartilago Meckel mengalami penebalan posterior pada akhir kartilago
timpani adalah kartilago primordial yang disebut malleus. Bagian malleus yang
berhubungan langsung dengan kartilago primordial disebut incus (pada bidang
artikulasi datar). kartilago primordial berfungsi sebagai permulaan
temporomandibular.

Gambar 13. Struktur-struktur defenit yang dibentuk tulang rawan berbagai arkus
faring. Sumber: Sadler, T.W. Langman Embrio Kedokteran Edisi 10. EGC

Terdapat tiga tahap perkembangaan TMJ:
Tahap Blastemik (minggu ke 7-8)
- Berkembangnya condylus mandibula
- Keberadaan tulang temporal dapat dilihat
- Pada minggu ke 8, sendi ini hanya dapat menunjukkan rotasi sederhana atau
pergerakan bukal. Semua pergerakan penting untuk perkembangan kartilago
kondilus. Pada akhirnya, malleus terpisah dari kartilago Meckel dan mengeras
menjadi tulang telinga tengah.
- Selama minggu ke 8, prosesus zigomatikus tulang temporal mengalami
pengerasan
Tahap Cavitasi (minggu ke 9-11)
- Pada minggu ke 9, terjadi kondrogenesis mulai dari sel mesenkim, ke lateral dari
kartilago Meckel, dan di tengah blastema kondilus.
- Di minggu ke 10, kepala kondilus dan seluruh konus kondilus bagian apikal
diselubungi oleh badan rahang bawah, yang diosifikasi intramembranous.
- Pada periode minggu 11-12, fossa artikularis menjadi cekung, cembung atau datar
menyeluruh.
- Fossa artikularis melebar ke cranium dari kondilus ke anterior langsung dan dari
minggu ke 12 tersebut kondilus membentuk cekungan.
- Eminensia artikularis mulai terjadi perkembangan.

Tahap Maturasi (setelah minggu ke 12)
- Berkembangnya diskus artikularis
- Malleus dan incus mengeras dan menjadi bagian telinga tengah
- Minggu ke 18, volume kartilago Mekel menurun dan akan menghilang selama
ossifikasi mandibula. Kartilago meckel akan digantikan oleh mandibula dan
kartilago kondylus sekunder.
- Sendi pada permukaannya mulai berbentuk konkaf










Gambar 14. Sumber : Bumann, axel dan Lotzmann, Ulrich. 2002. TMJ
Disorders and Orofacial Pain The Role of Dentistry in a Multidisciplinary
Diagnostic Approach. New York: Thieme Stuttgart.

Gambar 15. Diskus artikularis dan struktur yang berkaitan
(Sumber: Nelson SJ, Ash. Wheeler's Dental Anatomy, Physiology and Occlusion,
Ninth Edition. St. Louis: Saunders Elsevier; 2010)

E. Tumbuh Kembang Lidah
Lidah muncul di mudigah pada sekitar 4 minggu perkembangan dalam beberapa bentuk
penebalan pada 4 arkus faring.
1) Arkus faring pertama: dua tonjolan lateral, satu tonjolan medial yang disebut
tuberkulum impar
2) Arkus faring kedua, ketiga, dan sebagian keempat: tonjolan medial yang disebut
copula
3) Arkus faring keempat: tonjolan medial yang disebut dengan tonjolan epiglotis
Seiring dengan semakin besarnya ukuran penebalan lateral lidah, penebalan tersebut
tumbuh menutupi tuberkulum impar dan menyatu, membentuk dua pertiga anterior lidah
dengan garis fusi pada sulcus lingualis media (luar) dan septum lingual (dalam). Sedangkan
copula berperan dalam pembentukan satu pertiga posterior lidah. Selanjutnya, dua pertiga
anterior lidah berfusi dengan satu pertiga posterior lidah, garis fusinya pada sulcus terminalis
linguae. Sehingga terbentuklah lidah yang lengkap.
Dari titik tengah garis perbatasan antara satu pertiga posterior lidah dan dua pertiga
anterior lidah tumbuh kelenjar tiroid, setelah duktus ekskretoriusnya berdegenerasi tersisa
suatu lubang kecil ditempat ini yaitu foramen caecum. Akhirnya penebalan yang dibentuk
oleh bagian posterior arkus keempat atau yang disebut tonjolan epiglotis, menandai
terbentuknya epiglotis. Tepat di belakang penebalan ini terdapat aditus laringis yang diapit
oleh penebalan aritenoid.
Bagan Tumbuh kembang lidah
Branchial Arch

1 2, 3, 4

2 tonjolan lateral lidah 1 tonjolan tengah copula
berfusi (tuberculum impar)
2/3 anterior lidah 1/3 posterior lidah
Tidak membentuk bangunan yang khas
berfusi menjadi LIDAH




Keterangan :
1. Tonjolan lateral lidah
2. Tuberkulum impar
3. Foramen caecum
4. Copula
5. Tonjolan epiglotis
6. Orifis laring
7. Tonjolan aritenoid
8. Lengkung faring

Gambar 16. Bagian perkembangan lidah
Sumber : (http://www.embryo.chronolab.com/tongue.htm)

F. Tumbuh Kembang Kelenjar Saliva
Kelenjar saliva merupakan kelenjar eksokrin yang sekretnya tanpa warna, cairan lengket
yang disebut saliva. Saliva dalam rongga mulut melewati duktus yang membuka dalam
permukaan mukosa oral. Kelenjar saliva seperti halnya gigi, berasal dari interaksi antara oral
ektodermal dan mesenkim branchial arch. Sel ektodermal memberi peningkatan pada kelenjar
parenkim yang akhirnya membentuk sel sekret dan sel duktus. Sementara itu, mesenkim
membentuk stroma jaringan ikat yang mendukung kelenjar dan menyediakan akses untuk
vaskularisasi dan persarafan yang menyuplainya.
Perkembangan kelenjar saliva dimulai sejak minggu ke-6 hingga minggu ke-8
kehamilan, yaitu saat oral ectoderm memanjang hingga mendekati mesoderm dan merupakan
awal terbentuknya kelenjar saliva mayor.

Kelenjar saliva mayor yang berada disekitar mulut dan tenggorokan ada 3 pasang yaitu:
1. Kelenjar parotid, duktus saliva bermuara di dekat gigi atas. Terletak dibawah telinga.
2. Kelenjar submandibular, duktus saliva bermuara di bawah lidah. Terletak di rahang
bawah.
3. Kelenjar sublingualis, duktus saliva bermuara di dasar mulut. Terletak di bawah
lidah.
Keterangan :
1. Badan lidah
2. Sulkus terminalis
3. Foramen caecum
4. Pangkal lidah
5. Tonsil palatina
6. Orifis laring
7. Tonjolan aritenoid



Gambar 17. Kelenjar saliva mayor
Sumber: http://www.klikdokter.com/gigimulut/read/2010/07/05/47/saliva-atau-air-liur


Perkembangan kelenjar saliva terdiri dari beberapa tahap yaitu:

Kelenjar Lokasi Sebelum kelahiran
Kelenjar parotid Tepi stomodeum Minggu ke-6
Kelenjar
submandibula
Dasar mulut Akhir minggu ke-6
Kelenjar sublingual Lateral
submandibular
primordium
Minggu ke-8
Kelenjar saliva minor Bukal epitel Minggu ke-12

Tahap perkembangan kelenjar saliva :
a. Tahap 1:
Pembentukan bud: Induksi jaringan epitel oral oleh mesenkim dasar.

Gambar 18
(sumber: http://www.slideshare.net/indiandentalacademy/development-of-
tongue-and-its-salivary-glands)

b. Tahap 2:
Pembentukan dan pertumbuhan dari korda epitel
.
Gambar 19
(Sumber:http://www.slideshare.net/indiandentalacademy/development-of-
tongue-and-its-salivary-glands)
c. Tahap 3:
Dimulainya percabangan pada bagian yang bersambungan di epithelium berlapis
silindris dan kelanjutan dari diferensiasi kelenjar.

Gambar 20
(Sumber:http://www.slideshare.net/indiandentalacademy/development-of-tongue-and-
its-salivary-glands)
d. Tahap 4:
Pembentukan dua cabang dari tiap cabang epithelium berlapis silindris yang sudah
mengalami percabangan sebelumnya (percabangan dikotomis). Serta adanya
pembentukan lobus (ujung bulat)

Gambar 21
(Sumber:http://www.slideshare.net/indiandentalacademy/development-of-
tongue-and-its-salivary-glands)

e. Tahap 5:
Pembentukan kanal oleh saluran presumtiv.

Gambar 22
(Sumber:http://www.slideshare.net/indiandentalacademy/development-of-
tongue-and-its-salivary-glands)
f. Tahap 6:
Perkembangan struktur dan fungsi kelenjar saliva dalam sel embrionik.

Gambar 23
(Sumber:http://www.slideshare.net/indiandentalacademy/development-of-
tongue-and-its-salivary-glands)

Kelenjar pertama yang akan muncul pada minggu ke-6 kehamilan ialah kelenjar
parotid primordial. Perkembangan kelenjar parotid primordial yaitu:
1. Berkembang dari stomodeum posterior yang memanjang secara lateral ke korda yang
padat melalui otot masseter.
2. Korda tersebut akan membentuk duktus-duktus dan acini terbentuk di ujung distalnya.
3. Kapsul terbentuk dari sel mesenkim dan mengelilingi kelenjar serta
menghubungkannya dengan limfonodus.

Perkembangan kelenjar submandibular yaitu:
1. Munculnya tonjolan kecil di dasar mulut bagian lateral lidah selama minggu ke-6
kehamilan.
2. Tonjolan kecil itu memanjang ke arah posterior di sekitar otot milihyoid hingga ke
submandibular triangle.
3. Tonjolan-tonjolan tersebut berkembang menjadi kelenjar submandibular.

Kapsul yang mengelilingi mesenkim akan berkembang secara sempurna di sekitar
kelenjar submandibular pada bulan ke-3 kehamilan. Aktivitas sekretorinya akan
dimulai di minggu ke-16 kehamilan. Pertumbuhan kelenjar saliva submandibula
setelah lahir akan terus berlanjut setelah terbentuknya mucus acini.

Perkembangan kelenjar sublingual primordial yaitu:
1. Selama minggu ke-9 kehamilan, tonjolan-tonjolan epitel endodermal yang terdapat
pada sulkus paralingual di dasar mulut membentuk kelenjar sublingual primordial.
2. Keberadaan kapsul berguna untuk infiltrasi kelenjar oleh jaringan penghubung
sublingual.

Pada embrio minggu ke 6-7 dibentuk glandula parotis yang berasal dari jarimham
ektodermal berlokasi di tepi stomodeum. Sel-sel berpoliferasi membentuk tali padat dan
ujung bulat. Tali tersebut berkembang membentuk lumen dan selanjutnya terbentuk duktus,
sedangkan ujung yang bulat berdiferensiasi membentuk acini yang akan mengeluarkan
sekret.
Glandula submandibularis yang berasal dari jaringan endodermal berlokasi di dasar mulut
di latero-caudal lidah. Cara pembentukannya sama dengan glandula parotis. Sedangkan,
glandula sublingualis berkembang agak akhir, juga berasal dari jaringan endodermal sebagai
multiple buds yang nantinya membentuk lobus mayor dan lobus minor. Lokasinya di latero-
caudal lidah.





Bagan perkembangan tiga kelenjar saliva mayor

Glandula Parotis Glandula submandibularis Glandula sublingualis
(minggu keenam dan ketujuh) (berkembang agak akhir)
berasal berasal
Jaringan ektodermal Jaringan endodermal
berlokasi di tepi stomodeum berlokasi di dasar mulut di latero-caudal lidah


sel-sel berproliferasi

tali padat ujung bulat

lumen acini
(mengeluarkan sekret)
duktus









DAFTAR PUSTAKA

Bagian Biologi Oral FKG UI. Buku ajar biologi oral 1 edisi kedua. Jakarta: 1999. h.27-8.
Bagian Biologi Oral FKG UI. Buku ajar biologi oral 3 edisi pertama. Jakarta: 1999. h.27-8
Baylis, Allison. Head and neck embriology: an overview of development, growth and defect
in the human fetus. Honors Scholar Theses; 2009. h. 105.
Elsabaa HM. Development and growth of the maxilla. Oral Biology. 2012- 2013: 1-6.
Eroschenco, Victor P. Atlas Histologi di Fiore dengan Korelasi
Fungsional.2003.Jakarta:EGC
Johanes RW. Embriologi fungsional perkembangan organ fungsi manusia ed 2. Jakarta:
EGC; 2003. h. 67-4.
Junqueira, Luiz Carlos. Histologi Dasar Teks & Atlas. 2007. Jakarta: EGC
Koesoemahardja, Hamilah D, Indrawati, Ary, Jenie, Isnani. Tumbuh kembang dentofasial
manusia edisi kedua. Jakarta: Universitas Trisakti press. h. 2-10.
Bumann, axel dan Lotzmann, Ulrich. 2002. TMJ Disorders and Orofacial Pain The Role of
Dentistry in a Multidisciplinary Diagnostic Approach. New York: Thieme Stuttgart.)
Sadler, T.W. Langman Medical Embriology 9
th
Edition. Philadelphia : Lippincott Williams &
Wilkins; 2010
Snell, Richard S. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran Ed.6.2006.Jakarta:EGC.
Unita, Lisna. Perkembangan Embriologi Kelenjar Saliva.Medan: Departemen Biologi Oral
Fkg USU

Anda mungkin juga menyukai