0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
62 tayangan21 halaman
Tumbuh kembang tulang wajah termasuk maksila, mandibula, palatum, dan TMJ melibatkan proses pertumbuhan dan perubahan yang kompleks sejak masa embrio hingga dewasa. Maksila tumbuh ke bawah dan depan dengan resorpsi permukaan anterior kecuali di sekitar spina nasalis anterior. Mandibula tumbuh melalui osifikasi endokondral dan intramembranous. Palatum terbentuk dari palatum primer dan sekunder yang berasal dari proses
Tumbuh kembang tulang wajah termasuk maksila, mandibula, palatum, dan TMJ melibatkan proses pertumbuhan dan perubahan yang kompleks sejak masa embrio hingga dewasa. Maksila tumbuh ke bawah dan depan dengan resorpsi permukaan anterior kecuali di sekitar spina nasalis anterior. Mandibula tumbuh melalui osifikasi endokondral dan intramembranous. Palatum terbentuk dari palatum primer dan sekunder yang berasal dari proses
Tumbuh kembang tulang wajah termasuk maksila, mandibula, palatum, dan TMJ melibatkan proses pertumbuhan dan perubahan yang kompleks sejak masa embrio hingga dewasa. Maksila tumbuh ke bawah dan depan dengan resorpsi permukaan anterior kecuali di sekitar spina nasalis anterior. Mandibula tumbuh melalui osifikasi endokondral dan intramembranous. Palatum terbentuk dari palatum primer dan sekunder yang berasal dari proses
Maksila merupakan salah satu bagian kraniofasial yang paling mudah terjadi perubahan keseimbangan pertumbuhan akibat pengaruh eksternal.
Pertumbuhan maksila ke arah bawah dan depan disertai dengan remodeling permukaan anteriornya. Hampir seluruh permukaan anterior maksila terjadi resorpsi, kecuali daerah kecil di sekitar spina nasalis anterior. Hal ini terlihat bertentangan dengan proses pertumbuhan pada umumnya dimana aposisi permukaan anterior tulang terjadi kearah depan dan resorpsi di posterior.
Gambar 1. Saat maksila digerakan ke atas dan ke bawah, bagian permukaan anterior cenderung mengalami resorpsi. Permukaan yang mengalami resorpsi ditunjukan dengan warna kuning gelap. Kecuali daerah kecil di sekitar anterior nasal spine yang tidak mengalami resorpsi. Sumber : Digambar ulang dari Enlow DH, Hans MG. Essentials of Facial Growth. Philadelphia : WB Saunders; 1996
Pada bayi baru lahir sampai berusia 6 tahun, pertumbuhan berlangsung dengan kecepatan yang relatif tinggi dan yang tercepat dua tahun pertama. Kemudian pertumbuhan menjadi lambat secara progresif selama masa anak-anak antara usia 10-12 tahun. Laju pertumbuhan meningkat kembali selama pubertas, dimana akhirnya menjadi lambat, dan selesai antara 18- 20 tahun. Maksila berasal dari Branchial Arch I bagian atas dan disebut pula Processus Maxillaris. Maksila mengalami ossifikasi intramembraneous. Ossifikasi maksila dimulai pada minggu ke tujuh, sedikit lebih lambat dari mandibula. Pusat Ossifikasi maksila terletak pada percabangan nervus infra orbitalis. Ossifikasi menyebar dari pusat ossifikasi ke empat arah utama, yaitu : 1. Ke atas membentuk Processus Frontalis Ossis Maksilaris 2. Ke belakang membentuk Processus Zigomatikus Ossis Maksilaris 3. Ke dalam membentuk Processus Palatinus Ossis Maxillaris 4. Ke bawah membentuk Processus Alveolaris Ossis Maxillaris
Pada mulanya, os maksilaris nampak seperti lembaran tulang yang melengkung vertical dan bagian medialnya cembung. Maksila yang sedang berkembang ini membentuk suatu alur yang dilalui oleh nervous infraorbitalis, dan kebawah, membentuk tulang alveolar bagian luar yang berhubungan dengan benih gigi. Maksila tumbuh ke postero-superior, kedalam, dan medial, untuk membentuk pars osea. Pertumbuhan maksila sampai menjadi dewasa terutama karena proses remodeling tulang.
Gambar 2. Perkembangan berbagai arkus faring Sumber : Fries PD, Katowitz JA : Congenital craniofasial anomalies of ophthalmic importance. Surv ophthalmol 35:87, 1990, with permission from Elsevier Science
Perubahan Maksila seiring dengan Usia Saat lahir: 1. Diameter transversal dan antero-posterior tulang lebih baik daripada vertikal. 2. Prosesus frontalis terbentuk dengan baik dan komposisi tulang prosesus frontalis lebih baik dari prosesus alveolaris 3. Soket gigi mencapai hampir ke lantai orbital 4. Sinus maksilaris menyajikan penampilan alur pada dinding lateral hidung
Pada orang dewasa: Pada dewasa diameter vertikal adalah yang terbesar
Dalam usia tua: Dalam usia tua tulang beralih dalam beberapa ukuran dengan kondisi infantil sebagai: 1. Ketinggian berkurang 2. Setelah hilangnya gigi proses alveolar mengalami absorbsi dan bagian bawah tulang berkurang ketebalannya.
B. Tumbuh Kembang Mandibula
Mandibula berasal dari Branchial Arch I bagian bawah atau mandibula Arch dan disebut pula Processus Mandibularis. Berikut ini tahap tumbuh kembang mandibula: 1. Mula-mula dibentuk tulang rawan Meckel di bagian lingual Processus Mandibularis. Pertumbuhan dan perkembangan tulang Meckel ini berada dekat dengan pembentukan N. Mandibularis. Pada saat N. Mandibularis dibentuk mencapai 1/3 dorsal tulang rawan Meckel, kemudian bercabang menjadi N. Alveolaris inferior ke arah anterior dan bercabang lagi menjadi N.Mentalis dan N. Incisivus.
Gambar 3 . Skema dari mandibula. Pusat dari osifikasi ialah dilateral kartilago meckel pada bifurkasi saraf alveolar inferior. Sumber : Buku Ajar Biologi Oral 1 Edisi Kedua. Jakarta: Bagian Biologi Oral FKG UI, 1999
3. Mekanisme pertumbuhan mandibula melalui proses ossifikasi endokondral dan ossifikasi intramembranous. Ossifikasi endokondral terjadi pada tulang rawan kondilus (condylar cartilage) yang muncul pada saat minggu ke-12 masa perkembangan dan menyebabkan pertumbuhan mandibula ke arah posterior (memanjang). Tulang rawan kondilus ini dapat berkembang menjadi tulang sejati melalui osifikasi endokondral. Sedangkan ossifikasi intramembranous terjadi pada tempat-tempat selain tulang rawan kondilus yang menyebabkan mandibula bertambah besar sesuai dengan bentuknya.
Gambar 4. Sumber : www.indiandentalacademy.com
4. Pertumbuhan dan perkembangan ke arah anterior mencapai symphisis mandibulae. Sel Pertumbuhan dan perkembangan mandibula ke arah posterior membentuk ramus mandibula. Mandibula terdiri dari corpus berbentuk tapal kuda dan sepasang ramus. Corpus mandibulae bertemu dengan ramus masing masin sisi pada angulus mandibulae. Pada permukaan luar di garis tengah corpus mandibulae terdapat sebuah rigi yang menunjukkan garis fusi dari kedua belahan selama perkembangannya, garis ini disebut symphisis mandibulae.
Gambar 5. Mandibula tampak depan (Sumber: Sobotta, 1989)
5. Setelah ramus mandibula terbentuk, tulang rawan meckel akan menjadi malleus di telinga dalam dan sphenomalleolar ligament. Sehingga tulang rawan Meckel menghilang dan terbentuk mandibula yang lengkap.
C. Tumbuh Kembang Palatum
Tumbuh kembang palatum diklasifikasikan menjadi dua yaitu palatum primer dan palatum sekunder. 1. Palatum Primer Pada sekitar minggu keenam pertumbuhan, palatum primer mulai dibentuk oleh Intermaxillary Segment (fusi dari processus nasalis medialis) yang berkembang ke arah medial dan kaudal. Intermaxilary segment terbentuk akibat pertumbuhan prosesus maksilaris ke arah medial, sehingga kedua prosesus nasalis mediana menyatu tidak saja di permukaan tetapi juga di bagian yang lebih dalam. Struktur yang terbentuk oleh kedua tonjolan yang menyatu tersebut adalah Intermaxillary segment.
Gambar 6 Sumber : Sadler, T.W. Langman Medical Embriology 9 th Edition. Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins; 2010
Gambar 7 Sumber : Sadler, T.W. Langman Medical Embriology 9 th Edition. Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins; 2010
Gambar 8. A. Intermaxillary Segment dan processus maksilaris. B. Intermaxillary segment membentuk philtrum dari bibir atas, bagian tengah dari tulang rahang atas dengan 4 gigi insisvus dan palatum primer yang berbentuk segitiga. Sumber : Sadler, T.W. Langman Medical Embriology 9 th Edition. Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins; 2010 2. Palatum Sekunder Palatum sekunder (processus palatinus lateralis) berasal dari prosesus maksilaris. Prosesus maksilaris memproduksi sepasang prosesus palatina / bilah-bilah palatum (palatine shelves), yang muncul pada minggu keenam perkembangan dan mengarah oblik ke bawah di kedua sisi lidah.
Gambar 9. A. Potongan frontal kepala mudigah 6,5 minggu. Bilah-bilah palatum berada dalam posisi tegak lurus di kedua sisi lidah. B. Pandangan ventral bilah-bilah palatum setelah rahang bawah dan lidah diangkat. Perhatikan celah antara palatum primer yang berbentuk segitiga dan bilah-bilah palatum yang masih tegak lurus. Sumber : Sadler, T.W. Langman Medical Embriology 9 th Edition. Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins; 2010. Pada minggu ketujuh, bilah-bilah palatum bergerak ke atas untuk memperoleh posisi horizontal di atas lidah dan menyatu, membentuk palatum sekunder.
Gambar 10. A. Potongan frontal melalui kepala mudigah 7,5 minggu. Lidah telah bergeser ke bawah, dan bilah-bilah palatum telah mencapai posisi horizontal. B. Pandangan ventral bilah-bilah palatum setelah rahang bawah dan lidah diangkat. Bilah- bilah palatum kini horizontal. Perhatikan septum nasale. Sumber : Sadler, T.W. Langman Medical Embriology 9 th Edition. Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins; 2010.
Disebelah anterior, bilah-bilah palatum menyatu dengan palatum primer yang berbentuk segitiga, dan foramen insisivum adalah tanda utama di garis tengah antara palatum primer dan sekunder. Pada saat yang bersamaan dengan menyatunya kedua bilah-bilah palatum, septum nasal tumbuh ke bawah dan bergabung dengan bagian sefalik palatum yang baru terbentuk.
Gambar 11. A. Potongan frontal melalui kepala mudigah 10 minggu. Kedua bilah palatum telah satu sama lain, begitu pula dengan septum nasale. B. Pandangan ventral palatum. Foramen insisivum membentuk garis tengah antara palatum primer dan palatum sekunder. Sumber : Sadler, T.W. Langman Medical Embriology 9 th Edition. Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins; 2010. Palatum terbagi atas dua bagian, yakni bagian keras (palatum durum) yang terletak di bagian anterior palatum dan bagian yang lunak (palatum molle) yang terletak di bagian posterior palatum. Palatum durum terbentuk karena terjadi osifikasi pada bagian dua per tiga anterior palatum, sedangkan palatum molle terbentuk sebagai akibat tidak terjadinya osifikasi di area ini. Ketika sel-sel ini tidak berdiferensiasi dengan benar maka masalah seperti sumbing dapat terjadi.
Gambar 12. Palatum durum dan palatum malle (sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Palatum)
D. Tumbuh Kembang TMJ Perkembangan TMJ umumnya antara minggu ke 7-20 intrauterine dan periode sensitif terutama masa morfogenesis antara minggu ke 7-11. Berikut ini tahap perkembangan TMJ : Mula-mula os. temporalis masih terpisah jauh dari os. mandibula. Dalam prosesus mandibula, kartilago Meckel dibentuk. Prosesus timpani yang terdapat pada kartilago Meckel mengalami penebalan posterior pada akhir kartilago timpani adalah kartilago primordial yang disebut malleus. Bagian malleus yang berhubungan langsung dengan kartilago primordial disebut incus (pada bidang artikulasi datar). kartilago primordial berfungsi sebagai permulaan temporomandibular.
Gambar 13. Struktur-struktur defenit yang dibentuk tulang rawan berbagai arkus faring. Sumber: Sadler, T.W. Langman Embrio Kedokteran Edisi 10. EGC
Terdapat tiga tahap perkembangaan TMJ: Tahap Blastemik (minggu ke 7-8) - Berkembangnya condylus mandibula - Keberadaan tulang temporal dapat dilihat - Pada minggu ke 8, sendi ini hanya dapat menunjukkan rotasi sederhana atau pergerakan bukal. Semua pergerakan penting untuk perkembangan kartilago kondilus. Pada akhirnya, malleus terpisah dari kartilago Meckel dan mengeras menjadi tulang telinga tengah. - Selama minggu ke 8, prosesus zigomatikus tulang temporal mengalami pengerasan Tahap Cavitasi (minggu ke 9-11) - Pada minggu ke 9, terjadi kondrogenesis mulai dari sel mesenkim, ke lateral dari kartilago Meckel, dan di tengah blastema kondilus. - Di minggu ke 10, kepala kondilus dan seluruh konus kondilus bagian apikal diselubungi oleh badan rahang bawah, yang diosifikasi intramembranous. - Pada periode minggu 11-12, fossa artikularis menjadi cekung, cembung atau datar menyeluruh. - Fossa artikularis melebar ke cranium dari kondilus ke anterior langsung dan dari minggu ke 12 tersebut kondilus membentuk cekungan. - Eminensia artikularis mulai terjadi perkembangan.
Tahap Maturasi (setelah minggu ke 12) - Berkembangnya diskus artikularis - Malleus dan incus mengeras dan menjadi bagian telinga tengah - Minggu ke 18, volume kartilago Mekel menurun dan akan menghilang selama ossifikasi mandibula. Kartilago meckel akan digantikan oleh mandibula dan kartilago kondylus sekunder. - Sendi pada permukaannya mulai berbentuk konkaf
Gambar 14. Sumber : Bumann, axel dan Lotzmann, Ulrich. 2002. TMJ Disorders and Orofacial Pain The Role of Dentistry in a Multidisciplinary Diagnostic Approach. New York: Thieme Stuttgart.
Gambar 15. Diskus artikularis dan struktur yang berkaitan (Sumber: Nelson SJ, Ash. Wheeler's Dental Anatomy, Physiology and Occlusion, Ninth Edition. St. Louis: Saunders Elsevier; 2010)
E. Tumbuh Kembang Lidah Lidah muncul di mudigah pada sekitar 4 minggu perkembangan dalam beberapa bentuk penebalan pada 4 arkus faring. 1) Arkus faring pertama: dua tonjolan lateral, satu tonjolan medial yang disebut tuberkulum impar 2) Arkus faring kedua, ketiga, dan sebagian keempat: tonjolan medial yang disebut copula 3) Arkus faring keempat: tonjolan medial yang disebut dengan tonjolan epiglotis Seiring dengan semakin besarnya ukuran penebalan lateral lidah, penebalan tersebut tumbuh menutupi tuberkulum impar dan menyatu, membentuk dua pertiga anterior lidah dengan garis fusi pada sulcus lingualis media (luar) dan septum lingual (dalam). Sedangkan copula berperan dalam pembentukan satu pertiga posterior lidah. Selanjutnya, dua pertiga anterior lidah berfusi dengan satu pertiga posterior lidah, garis fusinya pada sulcus terminalis linguae. Sehingga terbentuklah lidah yang lengkap. Dari titik tengah garis perbatasan antara satu pertiga posterior lidah dan dua pertiga anterior lidah tumbuh kelenjar tiroid, setelah duktus ekskretoriusnya berdegenerasi tersisa suatu lubang kecil ditempat ini yaitu foramen caecum. Akhirnya penebalan yang dibentuk oleh bagian posterior arkus keempat atau yang disebut tonjolan epiglotis, menandai terbentuknya epiglotis. Tepat di belakang penebalan ini terdapat aditus laringis yang diapit oleh penebalan aritenoid. Bagan Tumbuh kembang lidah Branchial Arch
1 2, 3, 4
2 tonjolan lateral lidah 1 tonjolan tengah copula berfusi (tuberculum impar) 2/3 anterior lidah 1/3 posterior lidah Tidak membentuk bangunan yang khas berfusi menjadi LIDAH
Gambar 16. Bagian perkembangan lidah Sumber : (http://www.embryo.chronolab.com/tongue.htm)
F. Tumbuh Kembang Kelenjar Saliva Kelenjar saliva merupakan kelenjar eksokrin yang sekretnya tanpa warna, cairan lengket yang disebut saliva. Saliva dalam rongga mulut melewati duktus yang membuka dalam permukaan mukosa oral. Kelenjar saliva seperti halnya gigi, berasal dari interaksi antara oral ektodermal dan mesenkim branchial arch. Sel ektodermal memberi peningkatan pada kelenjar parenkim yang akhirnya membentuk sel sekret dan sel duktus. Sementara itu, mesenkim membentuk stroma jaringan ikat yang mendukung kelenjar dan menyediakan akses untuk vaskularisasi dan persarafan yang menyuplainya. Perkembangan kelenjar saliva dimulai sejak minggu ke-6 hingga minggu ke-8 kehamilan, yaitu saat oral ectoderm memanjang hingga mendekati mesoderm dan merupakan awal terbentuknya kelenjar saliva mayor.
Kelenjar saliva mayor yang berada disekitar mulut dan tenggorokan ada 3 pasang yaitu: 1. Kelenjar parotid, duktus saliva bermuara di dekat gigi atas. Terletak dibawah telinga. 2. Kelenjar submandibular, duktus saliva bermuara di bawah lidah. Terletak di rahang bawah. 3. Kelenjar sublingualis, duktus saliva bermuara di dasar mulut. Terletak di bawah lidah. Keterangan : 1. Badan lidah 2. Sulkus terminalis 3. Foramen caecum 4. Pangkal lidah 5. Tonsil palatina 6. Orifis laring 7. Tonjolan aritenoid
Gambar 17. Kelenjar saliva mayor Sumber: http://www.klikdokter.com/gigimulut/read/2010/07/05/47/saliva-atau-air-liur
Perkembangan kelenjar saliva terdiri dari beberapa tahap yaitu:
Kelenjar Lokasi Sebelum kelahiran Kelenjar parotid Tepi stomodeum Minggu ke-6 Kelenjar submandibula Dasar mulut Akhir minggu ke-6 Kelenjar sublingual Lateral submandibular primordium Minggu ke-8 Kelenjar saliva minor Bukal epitel Minggu ke-12
Tahap perkembangan kelenjar saliva : a. Tahap 1: Pembentukan bud: Induksi jaringan epitel oral oleh mesenkim dasar.
Gambar 18 (sumber: http://www.slideshare.net/indiandentalacademy/development-of- tongue-and-its-salivary-glands)
b. Tahap 2: Pembentukan dan pertumbuhan dari korda epitel . Gambar 19 (Sumber:http://www.slideshare.net/indiandentalacademy/development-of- tongue-and-its-salivary-glands) c. Tahap 3: Dimulainya percabangan pada bagian yang bersambungan di epithelium berlapis silindris dan kelanjutan dari diferensiasi kelenjar.
Gambar 20 (Sumber:http://www.slideshare.net/indiandentalacademy/development-of-tongue-and- its-salivary-glands) d. Tahap 4: Pembentukan dua cabang dari tiap cabang epithelium berlapis silindris yang sudah mengalami percabangan sebelumnya (percabangan dikotomis). Serta adanya pembentukan lobus (ujung bulat)
Gambar 21 (Sumber:http://www.slideshare.net/indiandentalacademy/development-of- tongue-and-its-salivary-glands)
e. Tahap 5: Pembentukan kanal oleh saluran presumtiv.
Gambar 22 (Sumber:http://www.slideshare.net/indiandentalacademy/development-of- tongue-and-its-salivary-glands) f. Tahap 6: Perkembangan struktur dan fungsi kelenjar saliva dalam sel embrionik.
Gambar 23 (Sumber:http://www.slideshare.net/indiandentalacademy/development-of- tongue-and-its-salivary-glands)
Kelenjar pertama yang akan muncul pada minggu ke-6 kehamilan ialah kelenjar parotid primordial. Perkembangan kelenjar parotid primordial yaitu: 1. Berkembang dari stomodeum posterior yang memanjang secara lateral ke korda yang padat melalui otot masseter. 2. Korda tersebut akan membentuk duktus-duktus dan acini terbentuk di ujung distalnya. 3. Kapsul terbentuk dari sel mesenkim dan mengelilingi kelenjar serta menghubungkannya dengan limfonodus.
Perkembangan kelenjar submandibular yaitu: 1. Munculnya tonjolan kecil di dasar mulut bagian lateral lidah selama minggu ke-6 kehamilan. 2. Tonjolan kecil itu memanjang ke arah posterior di sekitar otot milihyoid hingga ke submandibular triangle. 3. Tonjolan-tonjolan tersebut berkembang menjadi kelenjar submandibular.
Kapsul yang mengelilingi mesenkim akan berkembang secara sempurna di sekitar kelenjar submandibular pada bulan ke-3 kehamilan. Aktivitas sekretorinya akan dimulai di minggu ke-16 kehamilan. Pertumbuhan kelenjar saliva submandibula setelah lahir akan terus berlanjut setelah terbentuknya mucus acini.
Perkembangan kelenjar sublingual primordial yaitu: 1. Selama minggu ke-9 kehamilan, tonjolan-tonjolan epitel endodermal yang terdapat pada sulkus paralingual di dasar mulut membentuk kelenjar sublingual primordial. 2. Keberadaan kapsul berguna untuk infiltrasi kelenjar oleh jaringan penghubung sublingual.
Pada embrio minggu ke 6-7 dibentuk glandula parotis yang berasal dari jarimham ektodermal berlokasi di tepi stomodeum. Sel-sel berpoliferasi membentuk tali padat dan ujung bulat. Tali tersebut berkembang membentuk lumen dan selanjutnya terbentuk duktus, sedangkan ujung yang bulat berdiferensiasi membentuk acini yang akan mengeluarkan sekret. Glandula submandibularis yang berasal dari jaringan endodermal berlokasi di dasar mulut di latero-caudal lidah. Cara pembentukannya sama dengan glandula parotis. Sedangkan, glandula sublingualis berkembang agak akhir, juga berasal dari jaringan endodermal sebagai multiple buds yang nantinya membentuk lobus mayor dan lobus minor. Lokasinya di latero- caudal lidah.
Bagan perkembangan tiga kelenjar saliva mayor
Glandula Parotis Glandula submandibularis Glandula sublingualis (minggu keenam dan ketujuh) (berkembang agak akhir) berasal berasal Jaringan ektodermal Jaringan endodermal berlokasi di tepi stomodeum berlokasi di dasar mulut di latero-caudal lidah
sel-sel berproliferasi
tali padat ujung bulat
lumen acini (mengeluarkan sekret) duktus
DAFTAR PUSTAKA
Bagian Biologi Oral FKG UI. Buku ajar biologi oral 1 edisi kedua. Jakarta: 1999. h.27-8. Bagian Biologi Oral FKG UI. Buku ajar biologi oral 3 edisi pertama. Jakarta: 1999. h.27-8 Baylis, Allison. Head and neck embriology: an overview of development, growth and defect in the human fetus. Honors Scholar Theses; 2009. h. 105. Elsabaa HM. Development and growth of the maxilla. Oral Biology. 2012- 2013: 1-6. Eroschenco, Victor P. Atlas Histologi di Fiore dengan Korelasi Fungsional.2003.Jakarta:EGC Johanes RW. Embriologi fungsional perkembangan organ fungsi manusia ed 2. Jakarta: EGC; 2003. h. 67-4. Junqueira, Luiz Carlos. Histologi Dasar Teks & Atlas. 2007. Jakarta: EGC Koesoemahardja, Hamilah D, Indrawati, Ary, Jenie, Isnani. Tumbuh kembang dentofasial manusia edisi kedua. Jakarta: Universitas Trisakti press. h. 2-10. Bumann, axel dan Lotzmann, Ulrich. 2002. TMJ Disorders and Orofacial Pain The Role of Dentistry in a Multidisciplinary Diagnostic Approach. New York: Thieme Stuttgart.) Sadler, T.W. Langman Medical Embriology 9 th Edition. Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins; 2010 Snell, Richard S. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran Ed.6.2006.Jakarta:EGC. Unita, Lisna. Perkembangan Embriologi Kelenjar Saliva.Medan: Departemen Biologi Oral Fkg USU