Anda di halaman 1dari 21

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Definisi

Hemofilia adalah kelainan genetik pada darah yang disebabkan adanya

kekurangan faktor pembekuan darah. Hemofilia A timbul jika ada kelainan pada

gen yang menyebabkan kurangnya faktor pembekuan VIII (FVII). Sedangkan,

hemofilia B disebabkan kurangnya faktor pembekuan IX (FIX). Hemofilia A dan

B tidak dapat dibedakan karena mempunyai tampilan klinis yang mirip dan pola

pewarisan gen yang serupa.1

II.2. Epidemiologi

Hemofilia A merupakan bentuk yang terbanyak dijumpai yaitu sebanyak

80-85%, dengan angka kejadian diperkirakan sebanyak 30-100/106 dari populasi

dunia, dan sekitar 10-15% adalah Hemofilia B. Insidensi hemofilia A adalah 1:

50.000-100.000 kelahiran bayi laki-laki, sedangkan hemofilia B adalah 1: 30.000-

50.000 kelahiran bayi laki-laki. Diperkirakan terdapat sekitar 400.000 penderita

hemofilia diseluruh dunia. Di Indonesia dengan jumlah penduduk kurang lebih

220 juta jiwa, diperkirakan terdapat sekitar 20.000 penderita hemofilia, tetapi

hingga Desember 2007 baru tercacat 1130 pasien hemofilia (Data dari himpunan

masyarakat hemofilia Indonesia). 3,5

3
Defisiensi Faktor Genetika Perkiraan Bleeding APTT PT Hubungan
dengan
prevalensi Time kejadian
perdarahan
Afibrinogenemia AR 1: 1 juta N P P ++
Disfibrinogenemia AR N N/P P +/-
II AR 1:2 juta N P P ++
V ( parahemofilia) AR 1:1 juta N P P ++
VII AR 1: N N P +
500.000
VIII (hemofilia A) XLR 1: 10.000 N P N +++
Von Willebrand 1: 1.000
disease
Tipe 1 AD N/P N/P N +
Tipe 2 AD P N/P N ++
Tipe 3 AR P P N ++
IX (Hemofilia B) XLR 1: 60.000 N P N +++
X AR 1: 1 juta N P P ++
XI Hemofilia C AR 1: 1 juta Na P N +
XII AD N P -
XIII AR 1: 1 juta N N N +c
Prekalikrein AD N Pb N -
(Fletcher trait)
HMW kininogen AR N P N -
(Fitzgerald trait)
Passovoy AR N P N +/-
Singkatan: AD = Autosomal dominant; APTT = Activated partial tromboplastine time;
AR= autosomal recessive; BT=bleeding time; P: Prolonged (memanjang); N=normal;
PT=prothrombin time; XLR, X-linked Recessive.
a
Memanjang jika terjadi disfungsi platelet
b
Memendek jika lama terpapar kaolin
c
Perdarahan tali pusar: gumpalan darah (Blood clot) larut dalam 5 ml Urea atau
Asam monokloreatik 1%

Tabel 2.1 Genetika, Prevalensi, Penelitian Koagulasi, dan gejala Defisiensi


Faktor Koagulasi yang diturunkan5

4
II.3. Etiologi

Gambar 2.1 Pola pewarisan genetika pada Hemofilia

Hemofilia (A dan B) diturunkan secara sex (X) linked recessive dan gen

untuk faktor VIII dan IX terletak pada ujung lengan panjang (q) kromosom X.4,5

Oleh karena itu, perempuan biasanya sebagai pembawa sifat sedangkan laki-laki

sebagai penderita. Perempuan pembawa sifat hemofilia yang menikah dengan

laki-laki normal dapat menurunkan satu atau lebih anak laki-laki penderita

5
hemofilia atau satu atau lebih anak perempuan pembawa sifat. Sedangkan laki-

laki penderita hemofilia yang menikah dengan perempuan normal akan

menurunkan anak laki-laki normal atau anak perempuan pembawa sifat.3

Perempuan hemofilia homozigot lahir dari pasangan laki-laki mengalami

hemofilia yang menikah dengan perempuan karier, di mana hal ini sangat langka.

Perempuan hemofilia homozigot dilaporkan di India di mana pernikahan

konsanguinis antar sepupu marak terjadi (hingga 30%). Perempuan tersebut

mengalami perdarahan post partum hebat pasca persalinan anak pertama, disertai

riwayat perpanjangan waktu perdarahan setiap mengalami luka iris dan cedera

ringan. Ibu perempuan tersebut yang merupakan karier hemofilia menikah dengan

pria (sepupu) diduga hemofilia yang meninggal akibat perdarahan hebat setelah

kecelakaan. Kedua saudara laki-laki terdiagnosa hemofilia derajat sedang (FVIII:

4,8% dan 5,7%) dan saudara perempuannya terdiagnosa sebagai karier

hemofilia.6,7

Dalam 30% kasus, hemofilia juga dapat terjadi tanpa adanya riwayat

dalam keluarga; hal ini terjadi akibat perubahan genetik dan dikenal sebagai

hemofilia sporadik. Seorang perempuan di Bali mengalami episode perdarahan

berulang dan meninggal akibat perdarahan otak setahun pasca terdiagnosa

Hemofilia B sporadik (FIX: 1,8%). Tidak dilakukan pemeriksaan diagnostik pasti

melalui pemeriksaan genetika maupun mutasi. Perempuan tersebut menunjukkan

manifestasi klinis serupa hemofilia tanpa riwayat gangguan perdarahan pada

keluarga, sehingga diduga pasien tersebut mengalami mutasi genetik.6,8

Berikut merupakan etiologi Hemofilia pada perempuan:6

Mutasi kedua genetik:

- Lahir dari ayah hemofilia dan ibu karier hemofilia

6
- Lahir dari ayah hemofilia dan ibu yang mengalami mutasi

kromosom X

- -Lahir dari ayah yang mengalami mutasi kromosom X dan ibu

karier hemofilia

Perempuan yang mengalami inaktivasi ekstrim (lyonisasi) kromosom X.

Mutasi kromosom X pada seseorang dengan genotipe XY yang memiliki

fenotip perempuan (sindrom insensitivitas androgen).

Perempuan yang mengalami kelainan kromosom X

- -Terhapusnya 1 kromosom X

- Terhapusnya setengah dari kromosom X

Terdapat dua karier, yaitu karier obligat dan mungkin karier. Karier

obligat hampir dapat dipastikan membawa gen hemofilia, yang diturunkan dari

ayah hemofilia, dapat diidentifikasi dengan sejarah keluarga yang rinci:8

Semua anak perempuan dari laki-laki hemofilia

Ibu yang memiliki anak laki-laki hemofilia dan memiliki paling tidak

satu orang anggota keluarga lain dengan hemofilia (saudara, kakek

maternal, paman, sepupu, keponakan)

Ibu yang memiliki anak laki-laki hemofilia dan memiliki anggota

keluarga yang diketahui sebagai karier (saudara perempuan, nenek

maternal, tante, keponakan, sepupu)

Ibu dengan dua atau lebih anak-laki-laki hemofilia

Mungkin karier yaitu:8

Semua anak perempuannya karier

Ibu dengan satu anak karier tapi tidak memiliki riwayat keluarga lain

dengan hemofilia atau karier.


7
Saudara perempuan, nenek maternal, tante, keponakan dan sepupu

perempuan dari seorang karier.

II.4. Klasifikasi

Klasifikasi hemofilia bergantung pada kadar faktor VIII atau faktor IX

dalam plasma. Pada keadaan normal kadar faktor VIII dan faktor IX berkisar

diantara 50-150 U/dl atau 50-150 %. Diklasifikasikan sebagai hemofilia berat bila

kadar faktor VIII atau IX kurang dari 1%; hemofilia sedang bila kadarnya diantara

1-5 % dan hemofilia ringan bila kadarnya diantara 5-30 %. 3,4

II.5. Gejala Klinis3,4

Pasien dengan hemifilia berat dapat mengalami perdarahan spontan atau

akibat trauma ringan. Pada hemofilia sedang biasanya perdarahan terjadi karena

trauma yang lebih berat, sedangkan pada hemofilia ringa dapat terdeteksi untuk

beberapa waktu sampai pasien mengalami tindakan operasi ringan seperti cabut

gigi atau sirkumsisi.

a. Perdarahan

Perdarahan dapat terjadi secara spontan atau pasca trauma/operasi.

Berdasarkan aktivitas kadar faktor VIII/IX, hemofilia dapat diklasifikasikan

menjadi ringan,sedang berat. Perdarahan yang dapat ditemukan dan

memerlukan penanganan serius:3,4

Perdarahan sendi, yaitu sekitar 70-80% kasus hemofilia yang datang

dengan perdarahan akut. Sendi yang mengalami perdarahan akan terlihat

bengkak dan nyeri bila digerakkan.

8
Perdarahan otot/jaringan lunak (10-20% kasus). Perdarahan yang umum

dijumpai ialah hematom, dapat berupa kebiruan, pada berbagai bagian

tubuh

Perdarahan intrakranial akan ditemukan tanda-tanda peningkatan tekanan

intrakranial seperti muntah, penurunan kesadaran dan kejang.

Perdarahan mata, saluran cerna, leher/tenggorokan, perdarahan akibat

trauma berat (pucat, syok hemoragik dan penurunan kesadaran) dan

sindrom kompartemen akut.

b. Riwayat kelainan yang sama dalam keluarga, yaitu saudara laki-laki pasien

atau saudara laki-laki dari ibu pasien. Seorang ibu diduga sebagai carrier

obligat bila ia mempunyai lebih dari satu anak laki-laki ataupun mempunyai

seorang atau lebih saudara laki-laki penderita hemofilia. Untuk memastikan

diagnosis ibu diperlukan pemeriksaan kadar faktor VIII beserta kadar antigen

faktor VIII. Pembawa sifat ini juga dapat diketahui melalui pemeriksaan

genetik. 3,4

c. Seorang bayi yang harus dicurigai menderita hemofilia jika ditemukan

bengkak atau hematom pada saat bayi mulai merangkak atau berjalan. Pada

anak yang lebih besar dapat timbul hemartrosis disendi lutut, siku, atau

pergelangan tangan.3,4

Selama bertahun-tahun, dipercaya bahwa hanya laki-laki yang dapat

mengalami gejala hemofilia dan wanita karier hemofilia tidak mengalaminya.

Perempuan karier, karena pola pewarisan sifat sex (X) linked recessive, faktor

pembekuan diperkirakan sekitar 50% pada perempuan karier yang memiliki satu

kromosom X hemofilia. Akan tetapi, rentang nilai faktor pembekuan (22-116

IU/dl) pernah dilaporkan sebagai hasil dari inaktivasi satu dari dua kromosom X,

9
sebuah proses yang disebut dengan lyonisasi. Beberapa perempuan karier

hemofilia dapat memiliki nilai faktor pembekuan yang sangat rendah akibat

lyonisasi ekstrim, dan berisiko mengalami perdarahan. Karier hemofilia dengan

penurunan nilai faktor pembekuan (40-60IU/dL) juga berisiko mengalami

perdarahan setelah menjalani prosedur medis. Wanita mengalami proses

hemostatik setiap bulannya berupa menstruasi, sebagaimana proses persalinan,

sehingga berisiko mengalami menoragi dan perdarahan postpartum (PPH).8,9

Derajat Berat Sedang Ringan


Insidensi
Hemofilia A 70% 15% 15%
Hemofilia B 50% 30% 20%
Manifestasi perdarahan
Usia onset 1 tahun 1-2 tahun 2tahun - dewasa
Perdarahan
Setelah sirkumsisi Sering Sering Tidak ada
Perdarahan Spontan Setelah trauma Setelah trauma
otot/sendi minor
Perdarahan SSP Risiko tinggi Risiko Sedang Jaranga
Perdarahan post op Sering Sering Jaranga
Perdarahan rongga Sering Sering Jaranga
mulut dan hidungb
a
bila Faktor VIII> 25; Faktor IX> 15
b
Setelah trauma atau ekstraksi gigi
Tabel 2.2 Insidensi Derajat dan Manifestasi Klinis Hemofilia5

II.6. Penegakkan diagnosis 5

Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan

pemeriksaan penunjang.

I. Anamnesis
10
Gejala: Epistaksis, perdarahan gusi, mudah memar, menoragia, hematuria,

perdarahan neonatal, perdarahan saluran cerna, hemartrosis, perpanjangan

perdarahan pasca laserasi.

Respon terhadap tindakan: sirkumsisi, pembedahan, flebotomi,

imunisasi/injeksi intramuscular, penjahitan/pelepasan jahitan.

Kondisi medis yang mendasari: Yang diketahui berhubungan mengganggu

hemostasis (penyakit hati, gagal ginjal, defisiensi vitamin K).

Obat-obatan: Obat antiplatelet (NSAIDs), antikoagulan (warfarin,

heparin). Antimetabolit (L-Asparaginase)

Riwayat keluarga: gejala, respon terhadap tindakan yang melibatkan

hemostatik (saudara, orang tua, bibi, paman, kakek nenek)

II. Pemeriksaan fisik

Tanda yang berhubungan dengan gangguan koagulasi sebelumnya: peteki,

ekimosis, hematom, efusi sendi/sinovitis, artropati, atrofi otot.

III. Pemeriksaan penunjang

Darah lengkap: penilaian kuantitatif platelet

Penilaian fungsi platelet:

1. Bleeding time: Memanjang dengan gangguan fungsi platelet, hitung

platelet menurun di bawah 80.000-100.000/ml atau gangguan integritas

vascular

2. Platelet function analyzer (PFA 100): menilai aliran melalui membran;

waktu penutupan membran diukur dengan menilai respon membran

terhadap paparan ADP atau epinefrin. Sering memanjang bersamaan

gangguan fungsi platelet.

11
Tes skrining faktor koagulasi: (dari sudut pandang laboratorium sistem

koagulasi terbagi menjadi jalur intrinsik, jalur ekstrinsik dan jalur biasa.

Pembagian tersebut meskipun tidak relevan dengan hemostasis in vivo,

berguna dalam uji in vitro laboratorium)

Pemeriksaan Prothrombin tme (PT) (menilai sistem ekstrinsik):

menggunakan tromboplastin jaringan dan kalsium klorida untuk memicu

pembentukan thrombin lewat jalur ekstrinsik.

Pemeriksaan Partial thromboplastin time (PTT) (menilai sistem intrinsik):

menggunakan reagen fosfolipid, aktivator partikuat (mis: asam elagi,

kaolin, silika, ekstrak kedelai) dan kalsum klorida untuk memulai reaksi

enzim yang menyebabkan formasi thrombin melalui jalur intrinsik.

Pemeriksaan konfirmasi koagulasi umumnya:

Fibrinogen: Pengukuran kuantitatif fibrinogen, berguna ketika kedua PT

dan PTT memanjang)

Waktu Thrombin: memanjang ketika fibrinogen menurun atau abnormal,

dan ketika ada inhibitor (produk yang menghancurkan fibrinogen, D

dimmers) dan ketika ada obat-obatan penghambat thrombin. Berguna

ketika kedua PT dan PTT memanjang.5

Faktor Nama lain Waktu Paruh Konsentrasi Kadar Plasma


Biologis Plasma (nM) (mg/dL)
(jam)
I Fibrinogen 90 8800 200-400
II Protrombina 60 1400 50-150
III Tromboplastin - 0
Jaringan
V Proakselerin, 12-36 20 50-150
faktor labil
VII Prokonvertin, 6-8 10 50-150
faktor stabil
VIII Faktor 8-12 0.7 50-150
Antihemofili

12
IX Faktor 12-24 90 50-150
Christmasa
X Faktor Stuarta 32-58 170 50-150
XI Tromboplastin 48-72 30 50-150
plasma
anteseden
XII Faktor 48-52 375 50-150
Hageman
XIII Faktor 72-120 70 50-150
Penstabilisasi
Fibrin
a
Dependan Vitamin K

Tabel 2.3 Waktu Paruh dan Kadar Plasma Faktor Koagulasi5

Pemeriksaan-pemeriksaan berikut dilakukan sebelum pasien mendapat

transfusi plama. Hasil yang normal dapat terjadi karena defisiensi faktor koagulasi

telah terkoreksi dengan transfusi plasma. 5

Pemeriksaan waktu pembekuan (dilakukan untuk mengevaluasi

pemanjangan PT atau PTT): Pemanjangan terus menerus menunjukkan adanya

inhibitor koagulasi. Inhibitor semacam ini dapat memiliki hubungan fisiologis.5

Pemeriksaan aktivitas faktor pembekuan: dilakukan untuk mengidentifikasi

defisiensi faktor pembekuan tertentu jika dalam penelitian campuran tampak

normal. Pemeriksaan FXII, FXI, FIX, dan FVIII sangat berguna jika PTT tampak

normal dalam pemeriksaan awal. Pemeriksaan FVII juga berguna jika PT tampak

normal pada pemeriksaan awal. Pemeriksaan FX, FV, FII dan fibrinogen juga

berguna jika kedua PT dan PTT tampak normal dalam pemeriksaan awal.

(Catatan: defisiensi faktor XIII tidak terjadi pada pemanjangan PT atau PTT).5

Antigen von Willebrand: pemeriksaan kuantitatif faktor von Willebrand,

sangat berguna jika waktu pembekuan atau waktu penutupan PFA-100

memanjang atau ketika dicurigai terjadi kelainan von Willebrand.5

13
Uji Nilai Normal
Fungsi platelet
Waktu perdarahan (menit) <9
Retensi platelet (%) 40-90
Agregasi platelet
Ketersediaan faktor 3 platelet
Penggunaan protrombin (detik) >25
Retraksi bekuan Mulai dari 1 jam pertama; lengkap
dalam 24 jam
Sistem intrinsik
APTT (detik) 25-35
Sistem ekstrinsik
PT 10-12
Uji faktor
Lihat tabel Uji faktor pembekuan
Waktu thrombin(detik)c <24
Waktu Reptilase (detik)c <25
Sistem fibrinolitik
Penggumpalan Staphylococcal <9
Thrombo-wellcotest <10
D-Dimer Wellcotest Tidak terjadi Aglutinasi latex
b
Uji racun Russels viper: uji tapis untuk faktor VII
c
Uji tapis untuk disfibrinogenemia, hipofibrinogenemia dan afibrinogenemia.

2.4 Tabel Nilai Normal Uji Koagulasi5

II.7 Penatalaksanaan

Pengobatan penderita hemofilia harus dilakukan secara komprehensif dan

multidisiplin. Selain mengganti faktor pembekuan yang kurang perawatan dan

rehabilitasi, juga diperlukan edukasi bagi penderita maupun keluarganya. 3,4

Prinsip umum penanganan hemofilia :

14
Pencegahan terjadinya perdarahan

Tatalaksana perdarahan akut sedini mungkin (dalam waktu kurang dari 2

jam)

Tatalaksana perdarahan berat dirumah sakit yang mempunyai fasilitas

pelayanan hemofilia yang baik.

Pemberian suntikan intramuskular maupun pengambilan darah vena/arteri

yang sulit sedapat mungkin dihindari.

Pemberian obat-obatan yang dapat mengganggu fungsi trombosit seperti

asam asetil salisilat (asetosal) dan anti inflamasi non steroid juga harus

dihindari.

Sebelum menjalani prosedur invasif harus diberikan faktor VIII/IX.5

Langkah pertama apabila terjadi perdarahan akut ialah melakukan

tindakan immobilisasi, kompres es. Penekanan atau pembebatan dan meninggikan

daerah perdarahan. Tindakan ini harus segera dilakukan terutama apabila jauh dari

pusat pengobatan. Selanjutnya dalam waktu 2 jam setelah perdarahan, penderita

hemofilia sudah harus mendapatkan faktor pembekuan yang diperlukan.

Perdarahan/tindakan Kadar faktor VIII (% dari normal)

Hamartrosis ringan 15-20%

Hemartrosis berat/operasi kecil 20-40%

Operasi besar 60-80%

Perdarahan intrakranial 100%

Tabel 2.6 Kebutuhan faktor VIII sebagai pegangan pada perdarahan atau
tindakan3,4

15
Semua faktor VIII adalah konsentrat faktor VIII dan kriopresipitat,

sedangkan sumber faktor IX adalah konsentrat faktor IX dan FFP (fresh frozen

plasma). Replacement therapy diutamakan menggunakan konsentrat faktor

VIII/IX. Apabila konsentrat tidak tersedia dapat diberikan kriopresipitat atau

FFP.4

Jenis Kadar Faktor Hemofilia A Hemofilia B Tambahan


perdarahan Hemostasis
Hemartrosis Minimal 30- FVIII 20-40 FVIX 30-40 Istirahat,
50% U/kg tiap 12 U/kg tiap 24 imobilisasi,
atau 24 jam jam sesuai kompres
sesuai kebutuhan, jika dingin, elevasi
kebutuhan, jika sendi masih
sendi masih nyeri setelah
nyeri setelah 24 24 jam,
jam, lanjutkan lanjutkan
terapi hingga 2 terapi hingga 2
hari hari
Otot Minimal 40- 20-40 U/kg tiap 40-60 U/kg Kehilangan
50%, untuk 12 atau 24 jam tiap 24 jam darah
iliopsoas atau sesuai sesuai bermakna
kebutuhan
sindrom kebutuhan dapat terjadi
Untuk
kompartemen Untuk iliopsoas iliopsoas atau pada
berikan 100%, atau kompartemen perdarahan
lalu 50-100% kompartemen sindrom, dosis femur-
2-4 hari sindrom, dosis inisial retroperitoneal
inisial sebanyak sebanyak 60-
80 U/kg
50 U/kg
Mukosa Awal 50%, 25 U/kg 50 U/kg Sangat penting
mulut lalu EACA menggunakan
sebanyak antifibrinolitik.
50mg/kg/6jam Jangan
selama 7 hari digunakan

16
biasanya bersamaan
cukup PCC atau
APCC
Epistaksis Awal 30-40%, 15-20 U/kg 30-40 U/kg Tekan dan
gunakan tutup (kassa
EACA tampon)
sebanyak
50mg/kg/6jam
hingga terjadi
penyembuhan
Saluran Awal 100%, FVIII 50 U/kg, FIX 100 U/kg, Lesi biasanya
Cerna lalu 50% lalu 25 U/kg lalu 50 U/kg ditemukan,
hingga terjadi tiap 12 jam tiap hari dianjurkan
penyembuhan menggunakan
endoskopi,
terapi
antifibrinolitik
dapat berguna
Hematuria Hematuria FVIII 50 U/kg; FIX 80-100 Evaluasi batu
yang tidak jika tidak U/kg tiap 24 maupun ISK.
menimbulkan membaik 30-40 jam sesuai Lesi mungkin
nyeri dapat U/kg tiap hari kebutuhan; tidak
ditangani hingga jika belum ditemukan.
dengan tirah membaik membaik, Dapat
baring total berikan 30-40 diberikan
dan hidrasi U/kg hingga prednisone 1-2
yang banyak membaik mg/kg/hari
selama 48 selama 5-7
jam. Untuk hari. Hindari
hematuria antifibrinolitik
dengan nyeri,
atau
hematuria
persisten,
berikan 10%.

17
Sistem Saraf Awal 100%, 50 U/kg, lalu 80-100 U/kg, Langsung
Pusat lalu 50-100% U/kg tiap 12 lalu 50 U/kg ditangani
selama 14 hari jam tiap 24 jam secara
presumtif
sebelum
mengevaluasi
diagnosa,
segera rawat
inap.
Pungsi lumbal
membutuhkan
pemberian
faktor
profilaksis
Retroperiton Awal 80- FVIII 50 U/kg, FIX 100 U/kg, Rawat inap
eal atau 100%, lalu lalu 25 U/kg lalu 50 U/kg
Retrofaringe 50-100% tiap 12 jam tiap 24 jam
al hingga terjadi hingga hingga
resolusi membaik membaik
sempurna
Trauma atau Awal 100%, 50 U/kg, lalu 100 U/kg, lalu Evaluasi
pembedahan lalu 50% 25 U/kg tiap 12 50 U/kg tiap inhibitor
hingga jam 24 jam sebelum
penyembuhan operasi elektif
luka sempurna
Catatan: Antifibrinolitik, EACA : epsilon-aminocarproic acid (AMICAR); sirup,
120mg/5mL; tablet 500mg

Tabel 2.5 . Tatalaksana Kejadian Perdarahan pada Hemofilia5

Untuk hemofilia A diberikan transfusi kriopresipitat atau konsentrat faktor

VIII dengan dosis 0,5 x BB (kg) x kadar yang inginkan (%). Satu kantong

kriopresipitat mengandung sekitar 80 U faktor VIII. Dapat juga dipakai dosis

rumatan empiris, yaitu untuk faktor VIII 20-25 U/kg setiap 12 jam.1,4 Sedangkan

18
untuk hemofilia B diberikan faktor IX 40-50 U/kg setiap 24 jam. Kedunya diawali

dengan dosis muatan (loading dose) dua kali dosis rumatan.4 Selain untuk

pengobatan, faktor VIII dan faktor IX juga diberikan untuk persiapan tindakan

operatif seperti sirkumsisi, cabut gigi, dan lain-lain. 3

Kelas Kemurnian Prosedur Kegunaan utama


FVIII Turunan Koate-DVI (Bayer Corp) sedang SD/Panas kering Hemofilia A
Plasma Humate P (ZLB Behring) sedang Pasturisasi Hemofilia A/ von
Willebrand
Alphanate SD-HT (Grifols Corp) tinggi SD/Panas kering Hemofilia A/von
Willebrand
Hemofil M (Baxter Bioscience) sangat tinggi SD Hemofilia A
Monoclate P (ZLB Behring) sangat tinggi Pasturisasi Hemofilia A
Monarch M (American Red Cross) sangat tinggi SD Hemofilia A

FVIII Recombinate (Baxter Bioscience) sangat tinggi - Hemofilia A


rekombinan Helixate (ZLB Behring) sangat tinggi SD Hemofilia A
ReFacto (Wyeth) sangat tinggi SD Hemofilia A
Kogenate FS (Bayer Corp) sangat tinggi SD Hemofilia A
Advate (Baxter Bioscience) sangat tinggi SD Hemofilia A

Protrombin Profilnine SD (Grifols Corp) Sedang SD Hemofilia B


kompleks Bebulin VH (Baxter Bioscience) Sedang Uap panas Hemofilia B
Konsentrat FIX
koagulasi Alphanine SD-VF (Grifols Corp) Tinggi SD/Nanofiltrasi Hemofilia B
Turunan High
plasma Mononine (ZLB Behring) Tinggi SD/ultrafiltrasi Hemofilia B
Turunan BeneFIX (Wyeth) Tinggi Nanofiltrasi Hemofilia B
plasma
Rekombinan
Konsentrat FEIBA VH (Baxter Bioscience) - Uap Panas Terapi pengganti
protrombin inhibitor
kompleks NovoSeven (NovoNordisk) - - Terapi pengganti
teraktifasi inhibitor, defisiensi
FVII
Khusus Hyate C (Ipsen) - - Terapi inhibitor
FVIII
Proplex T (Baxter Bioscience) Sedang Panas kering Pengganti FVII (3,5
U FVII/UFIX)
Catatan: Kemurnian (unit internasional/mg protein sebelum ditambahkan albumin);
sedang<100, tinggi>100, sangat tinggi >1000; SD solvent detergent

Tabel 2.7 Konsentrat Faktor Koagulasi Komersil5

Lama pemberian tergantung beratnya perdarahan atau jenis tindakan.

Misalnya untuk pencabutan gigi atau epitaksis, berikan selama 2-5 hari,

19
sedangkan operasi lebih besar atau laserasi luas 7-14 hari. Pemberian faktor VIII

atau IX ini dapat diperpanjang apabila penderita memerlukan rehabilitsi misalnya

pada hemarthrosis. 4

Selain replacement therapy dapat diberikan terapi ajuvan untuk pasien

hemofilia yaitu desmopresin (I-deamino-8-D-arginin vasopresin atau DDAVP).

Mekanisme kerja yaitu dengan meningkatkan kadar faktor VIII dengan cara

melepaskan faktor VIII dari poolnya.1,5 indikasi pemberian yaitu pada hemofilia

ringan sampai sedang yang mengalami perdarahan ringan atau yang akan

menjalani pembedahan minor, penyakit Von Willebrand (berusia diatas 2 tahun).

Dosis obat ini yaitu 0,3 g/kg (meningkatkan kadar faktor VIII 3-6 x dari

baseline). Cara pemberian desmopresin yaitu dilarutkan dalam 50-100 ml normal

salin diberikan melalui infus per lahan dalam 20-30 menit. Efek samping berupa

takikardi, flushing, tremor, nyeri perut, retensi cairan dan hiponatremia.4

Selain faktor pembekuan dapat pula diberikan obat antifibrinolitik seperti

asam epsilon amino-kaproat atau asam traneksamat. Pemakaian obat analgetik

yang mengganggu hemostasis seperti aspirin tidak dibenarkan. Indikasi pemberian

pada perdarahan seperti epitaksis, perdarahan gusi, dan kontraindikasi pada

perdarahan saluran kemih (risiko obstruksi saluran kemih akibat bekuan darah).
4,5,6

II.8. Komplikasi

Mengasuh anak dengan Hemofilia A atau B berat memberikan tantangan

tersendiri bagi orang tua dan keluarga. Rawat inap di rumah sakit berulang,

mobilitas terbatas, pembatasan aktvitas di sekolah, kecenderungan anak menjadi

kertergantungan dengan perlindungan orang tua, selain itu mahalnya biaya

transfusi faktor koagulan, baik rekombinan atau produk murni beserta biaya rawat
20
inap menciptakan lingkungan anak yang penuh dengan tekanan. Anak dengan

hemofilia mungkin merasa cemas, terasingkan, kesal dan kecewa.10

Komplikasi jangka panjang Hemofilia A dan B meliputi artropati kronis,

pembentukan inhibitor FVIII atau FIX, dan risiko tertular penyakit infeksi melalui

transfusi. Sepanjang sejarah, artropati kronis telah menjadi kecacatan jangka

panjang utama yang mengenai penderita hemofilia. Riwayat perdarahan hemofilia

yang tidak ditangani yaitu perdarahan berulang pad sendi tertentu. Pada anak

kecil, sendi dengan mudah meregang dan darah dalam volume besar dapat

mengisi sendi hingga terjadi tamponade hingga pengobatan dilakukan. Setelah

terjadi perdarahan sendi, enzim proteolitik disekresikan oleh leukosit ke dalam

ruang sendi dan besi heme merangsang proliferasi makrofag, menyebabkan

peradangan sinovial. Sinovial menebal dan membentuk lekukan tajam ke arah

sendi yang rawan tergesek dan menyebabkan perdarahan sendi lebih lanjut.

Permukaaan kartilago terkikis dan akhirnya tersisa permukaan tulang saja,

menyebabkan sendi mudah mengalami fusi. Pada pasien yang lebih tua,

perdarahan ke dalam sendi artropati dengan sinovial yang menebal dapat

menyebabkan nyeri hebat karna tidak ada ruang yang cukup untuk darah.5

Pemberian faktor pembekuan dapat merangsang respon imun pasien.

Inhibitor adalah antibodi terhadap FVIII atau FIX yang menghambat kerja

pembekuan. Kegagalan respon perdarahan terhadap terapi faktor pembekuan

biasanya merupakan tanda awal inhibitor. Inhibitor terjadi pada sekitar 25-35%

pasien hemofilia A, dan lebih rendah pada hemofilia B.5

Dulu, produk transfusi plasma menularkan Hepatitis B dan C, serta HIV

pada banyak pasien hemofilia. Sejak ditemukannya produk rekombinan, risiko

mengalami infeksi menjadi minimal, tetapi pasien harus mendapatkan imunisasi

21
Hepatitis B. Pada pasien yang menerima transfusi juga harus rutin menjalani

pemeriksaan Hepatitis B, C dan HIV.11

II.9. Pencegahan

Perempuan karier hemofilia sebaiknya menjalani konseling genetik

mengenai risiko melahirkan anak hemofilia sebelum merencanakan kehamilan,

dan harus segera menemui dokter spesialis kandungan dan kebidanan segera

setelah diduga hamil. Dokter spesialis kandungan dan kebidanan sebaiknya

bekerja sama dengan staf khusus menangani hemofilia untuk memberikan

pelayanan terpadu selama kehamilan dan proses persalinan, dan untuk

meminimalisir potensi komplikasi ibu dan bayi. 8,12

Sebelum hamil, perempuan karier obligat maupun mungkin karier harus

diedukasi secara jelas dan mendetail mengenai: 8,12

Kemungkinan melahirkan anak hemofilia. Perempuan karier memiliki

kemungkinan 50% menurunkan hemofilia pada anak.

Konsekuensi terhadap anak perempuan atau anak laki-laki yang mengalami

hemofilia.

Bagaimana penanganan hemofilia, pelayanan kesehatan apa yang tersedia di

daerah setempat, dan berapa biayanya.

Bagaimana sebaiknya penanganan kehamilan dan persalinan dilakukan untuk

mengurangi risiko pada ibu dan bayi.

Pilihan lain untuk konsepsi kehamilan dan diagnosa prenatal.8,12

Hemofilia tidak dapat dicegah. Namun ada beberapa hal sebagai tindakan

preventif yaitu pencegahan terjadinya perdarahan akibat trauma disamping

22
pencegahan terhadap terjadinya trauma sendiri. Kalau seseorang mengidap

hemofilia maka beberapa hal yang harus diperhatikan : 5,13

Hindari trauma

Sedapat mungkin mencegah terjadinya perdarahan dengan menghindari

trauma. Namun kegiatan fisik atau olahraga yang memadai dapat tetap

dilakukan, diantaranya ialah berenang, mendayung, mendaki. Sedangkan yang

bersifat atau menyebabkan kontak fisik seperti bela diri, tinju, silat dan sepak

bola harus dihindari.4

Hindari mengkonsumsi obat-obatan yang mempengaruhi kerja trombosit

yang berfungsi membentuk sumbatan pada pembuluh darah, seperti asam

salisilat, obat antiradang jenis nonsteroid, ataupun pengencer darah seperti

heparin.4

Jaga berat badan tubuh anak agar tetap ideal dengan mengkonsumsi makanan

begizi seimbang. Berat badan berlebih dapat mengakibatkan perdarahan pada

sendi-sendi di bagian kaki.4

Rawat gusi dan gigi anak dengan baik serta lakukan pemeriksaan kesehatan

gigi dan gusi secara rutin.14

Kenakan tanda khusus seperti gelang atau kalung yang menandakan

bahwa ia menderita hemofilia. Hal ini penting dilakukan agar ketika terjadi

kecelakaan atau kondisi darurat lainnya, personel medis dapat menentukan

pertolongan khusus.8

23

Anda mungkin juga menyukai