TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Definisi
kekurangan faktor pembekuan darah. Hemofilia A timbul jika ada kelainan pada
B tidak dapat dibedakan karena mempunyai tampilan klinis yang mirip dan pola
II.2. Epidemiologi
220 juta jiwa, diperkirakan terdapat sekitar 20.000 penderita hemofilia, tetapi
hingga Desember 2007 baru tercacat 1130 pasien hemofilia (Data dari himpunan
3
Defisiensi Faktor Genetika Perkiraan Bleeding APTT PT Hubungan
dengan
prevalensi Time kejadian
perdarahan
Afibrinogenemia AR 1: 1 juta N P P ++
Disfibrinogenemia AR N N/P P +/-
II AR 1:2 juta N P P ++
V ( parahemofilia) AR 1:1 juta N P P ++
VII AR 1: N N P +
500.000
VIII (hemofilia A) XLR 1: 10.000 N P N +++
Von Willebrand 1: 1.000
disease
Tipe 1 AD N/P N/P N +
Tipe 2 AD P N/P N ++
Tipe 3 AR P P N ++
IX (Hemofilia B) XLR 1: 60.000 N P N +++
X AR 1: 1 juta N P P ++
XI Hemofilia C AR 1: 1 juta Na P N +
XII AD N P -
XIII AR 1: 1 juta N N N +c
Prekalikrein AD N Pb N -
(Fletcher trait)
HMW kininogen AR N P N -
(Fitzgerald trait)
Passovoy AR N P N +/-
Singkatan: AD = Autosomal dominant; APTT = Activated partial tromboplastine time;
AR= autosomal recessive; BT=bleeding time; P: Prolonged (memanjang); N=normal;
PT=prothrombin time; XLR, X-linked Recessive.
a
Memanjang jika terjadi disfungsi platelet
b
Memendek jika lama terpapar kaolin
c
Perdarahan tali pusar: gumpalan darah (Blood clot) larut dalam 5 ml Urea atau
Asam monokloreatik 1%
4
II.3. Etiologi
Hemofilia (A dan B) diturunkan secara sex (X) linked recessive dan gen
untuk faktor VIII dan IX terletak pada ujung lengan panjang (q) kromosom X.4,5
Oleh karena itu, perempuan biasanya sebagai pembawa sifat sedangkan laki-laki
laki-laki normal dapat menurunkan satu atau lebih anak laki-laki penderita
5
hemofilia atau satu atau lebih anak perempuan pembawa sifat. Sedangkan laki-
hemofilia yang menikah dengan perempuan karier, di mana hal ini sangat langka.
mengalami perdarahan post partum hebat pasca persalinan anak pertama, disertai
riwayat perpanjangan waktu perdarahan setiap mengalami luka iris dan cedera
ringan. Ibu perempuan tersebut yang merupakan karier hemofilia menikah dengan
pria (sepupu) diduga hemofilia yang meninggal akibat perdarahan hebat setelah
hemofilia.6,7
Dalam 30% kasus, hemofilia juga dapat terjadi tanpa adanya riwayat
dalam keluarga; hal ini terjadi akibat perubahan genetik dan dikenal sebagai
6
- Lahir dari ayah hemofilia dan ibu yang mengalami mutasi
kromosom X
karier hemofilia
- -Terhapusnya 1 kromosom X
Terdapat dua karier, yaitu karier obligat dan mungkin karier. Karier
obligat hampir dapat dipastikan membawa gen hemofilia, yang diturunkan dari
Ibu yang memiliki anak laki-laki hemofilia dan memiliki paling tidak
Ibu dengan satu anak karier tapi tidak memiliki riwayat keluarga lain
II.4. Klasifikasi
dalam plasma. Pada keadaan normal kadar faktor VIII dan faktor IX berkisar
diantara 50-150 U/dl atau 50-150 %. Diklasifikasikan sebagai hemofilia berat bila
kadar faktor VIII atau IX kurang dari 1%; hemofilia sedang bila kadarnya diantara
akibat trauma ringan. Pada hemofilia sedang biasanya perdarahan terjadi karena
trauma yang lebih berat, sedangkan pada hemofilia ringa dapat terdeteksi untuk
beberapa waktu sampai pasien mengalami tindakan operasi ringan seperti cabut
a. Perdarahan
8
Perdarahan otot/jaringan lunak (10-20% kasus). Perdarahan yang umum
tubuh
b. Riwayat kelainan yang sama dalam keluarga, yaitu saudara laki-laki pasien
atau saudara laki-laki dari ibu pasien. Seorang ibu diduga sebagai carrier
obligat bila ia mempunyai lebih dari satu anak laki-laki ataupun mempunyai
diagnosis ibu diperlukan pemeriksaan kadar faktor VIII beserta kadar antigen
faktor VIII. Pembawa sifat ini juga dapat diketahui melalui pemeriksaan
genetik. 3,4
bengkak atau hematom pada saat bayi mulai merangkak atau berjalan. Pada
anak yang lebih besar dapat timbul hemartrosis disendi lutut, siku, atau
pergelangan tangan.3,4
Perempuan karier, karena pola pewarisan sifat sex (X) linked recessive, faktor
pembekuan diperkirakan sekitar 50% pada perempuan karier yang memiliki satu
IU/dl) pernah dilaporkan sebagai hasil dari inaktivasi satu dari dua kromosom X,
9
sebuah proses yang disebut dengan lyonisasi. Beberapa perempuan karier
hemofilia dapat memiliki nilai faktor pembekuan yang sangat rendah akibat
pemeriksaan penunjang.
I. Anamnesis
10
Gejala: Epistaksis, perdarahan gusi, mudah memar, menoragia, hematuria,
vascular
11
Tes skrining faktor koagulasi: (dari sudut pandang laboratorium sistem
koagulasi terbagi menjadi jalur intrinsik, jalur ekstrinsik dan jalur biasa.
kaolin, silika, ekstrak kedelai) dan kalsum klorida untuk memulai reaksi
12
IX Faktor 12-24 90 50-150
Christmasa
X Faktor Stuarta 32-58 170 50-150
XI Tromboplastin 48-72 30 50-150
plasma
anteseden
XII Faktor 48-52 375 50-150
Hageman
XIII Faktor 72-120 70 50-150
Penstabilisasi
Fibrin
a
Dependan Vitamin K
transfusi plama. Hasil yang normal dapat terjadi karena defisiensi faktor koagulasi
normal. Pemeriksaan FXII, FXI, FIX, dan FVIII sangat berguna jika PTT tampak
normal dalam pemeriksaan awal. Pemeriksaan FVII juga berguna jika PT tampak
normal pada pemeriksaan awal. Pemeriksaan FX, FV, FII dan fibrinogen juga
berguna jika kedua PT dan PTT tampak normal dalam pemeriksaan awal.
(Catatan: defisiensi faktor XIII tidak terjadi pada pemanjangan PT atau PTT).5
13
Uji Nilai Normal
Fungsi platelet
Waktu perdarahan (menit) <9
Retensi platelet (%) 40-90
Agregasi platelet
Ketersediaan faktor 3 platelet
Penggunaan protrombin (detik) >25
Retraksi bekuan Mulai dari 1 jam pertama; lengkap
dalam 24 jam
Sistem intrinsik
APTT (detik) 25-35
Sistem ekstrinsik
PT 10-12
Uji faktor
Lihat tabel Uji faktor pembekuan
Waktu thrombin(detik)c <24
Waktu Reptilase (detik)c <25
Sistem fibrinolitik
Penggumpalan Staphylococcal <9
Thrombo-wellcotest <10
D-Dimer Wellcotest Tidak terjadi Aglutinasi latex
b
Uji racun Russels viper: uji tapis untuk faktor VII
c
Uji tapis untuk disfibrinogenemia, hipofibrinogenemia dan afibrinogenemia.
II.7 Penatalaksanaan
14
Pencegahan terjadinya perdarahan
jam)
asam asetil salisilat (asetosal) dan anti inflamasi non steroid juga harus
dihindari.
daerah perdarahan. Tindakan ini harus segera dilakukan terutama apabila jauh dari
Tabel 2.6 Kebutuhan faktor VIII sebagai pegangan pada perdarahan atau
tindakan3,4
15
Semua faktor VIII adalah konsentrat faktor VIII dan kriopresipitat,
sedangkan sumber faktor IX adalah konsentrat faktor IX dan FFP (fresh frozen
FFP.4
16
biasanya bersamaan
cukup PCC atau
APCC
Epistaksis Awal 30-40%, 15-20 U/kg 30-40 U/kg Tekan dan
gunakan tutup (kassa
EACA tampon)
sebanyak
50mg/kg/6jam
hingga terjadi
penyembuhan
Saluran Awal 100%, FVIII 50 U/kg, FIX 100 U/kg, Lesi biasanya
Cerna lalu 50% lalu 25 U/kg lalu 50 U/kg ditemukan,
hingga terjadi tiap 12 jam tiap hari dianjurkan
penyembuhan menggunakan
endoskopi,
terapi
antifibrinolitik
dapat berguna
Hematuria Hematuria FVIII 50 U/kg; FIX 80-100 Evaluasi batu
yang tidak jika tidak U/kg tiap 24 maupun ISK.
menimbulkan membaik 30-40 jam sesuai Lesi mungkin
nyeri dapat U/kg tiap hari kebutuhan; tidak
ditangani hingga jika belum ditemukan.
dengan tirah membaik membaik, Dapat
baring total berikan 30-40 diberikan
dan hidrasi U/kg hingga prednisone 1-2
yang banyak membaik mg/kg/hari
selama 48 selama 5-7
jam. Untuk hari. Hindari
hematuria antifibrinolitik
dengan nyeri,
atau
hematuria
persisten,
berikan 10%.
17
Sistem Saraf Awal 100%, 50 U/kg, lalu 80-100 U/kg, Langsung
Pusat lalu 50-100% U/kg tiap 12 lalu 50 U/kg ditangani
selama 14 hari jam tiap 24 jam secara
presumtif
sebelum
mengevaluasi
diagnosa,
segera rawat
inap.
Pungsi lumbal
membutuhkan
pemberian
faktor
profilaksis
Retroperiton Awal 80- FVIII 50 U/kg, FIX 100 U/kg, Rawat inap
eal atau 100%, lalu lalu 25 U/kg lalu 50 U/kg
Retrofaringe 50-100% tiap 12 jam tiap 24 jam
al hingga terjadi hingga hingga
resolusi membaik membaik
sempurna
Trauma atau Awal 100%, 50 U/kg, lalu 100 U/kg, lalu Evaluasi
pembedahan lalu 50% 25 U/kg tiap 12 50 U/kg tiap inhibitor
hingga jam 24 jam sebelum
penyembuhan operasi elektif
luka sempurna
Catatan: Antifibrinolitik, EACA : epsilon-aminocarproic acid (AMICAR); sirup,
120mg/5mL; tablet 500mg
VIII dengan dosis 0,5 x BB (kg) x kadar yang inginkan (%). Satu kantong
rumatan empiris, yaitu untuk faktor VIII 20-25 U/kg setiap 12 jam.1,4 Sedangkan
18
untuk hemofilia B diberikan faktor IX 40-50 U/kg setiap 24 jam. Kedunya diawali
dengan dosis muatan (loading dose) dua kali dosis rumatan.4 Selain untuk
pengobatan, faktor VIII dan faktor IX juga diberikan untuk persiapan tindakan
Misalnya untuk pencabutan gigi atau epitaksis, berikan selama 2-5 hari,
19
sedangkan operasi lebih besar atau laserasi luas 7-14 hari. Pemberian faktor VIII
pada hemarthrosis. 4
Mekanisme kerja yaitu dengan meningkatkan kadar faktor VIII dengan cara
melepaskan faktor VIII dari poolnya.1,5 indikasi pemberian yaitu pada hemofilia
ringan sampai sedang yang mengalami perdarahan ringan atau yang akan
Dosis obat ini yaitu 0,3 g/kg (meningkatkan kadar faktor VIII 3-6 x dari
salin diberikan melalui infus per lahan dalam 20-30 menit. Efek samping berupa
perdarahan saluran kemih (risiko obstruksi saluran kemih akibat bekuan darah).
4,5,6
II.8. Komplikasi
tersendiri bagi orang tua dan keluarga. Rawat inap di rumah sakit berulang,
transfusi faktor koagulan, baik rekombinan atau produk murni beserta biaya rawat
20
inap menciptakan lingkungan anak yang penuh dengan tekanan. Anak dengan
pembentukan inhibitor FVIII atau FIX, dan risiko tertular penyakit infeksi melalui
yang tidak ditangani yaitu perdarahan berulang pad sendi tertentu. Pada anak
kecil, sendi dengan mudah meregang dan darah dalam volume besar dapat
sendi yang rawan tergesek dan menyebabkan perdarahan sendi lebih lanjut.
menyebabkan sendi mudah mengalami fusi. Pada pasien yang lebih tua,
menyebabkan nyeri hebat karna tidak ada ruang yang cukup untuk darah.5
Inhibitor adalah antibodi terhadap FVIII atau FIX yang menghambat kerja
biasanya merupakan tanda awal inhibitor. Inhibitor terjadi pada sekitar 25-35%
21
Hepatitis B. Pada pasien yang menerima transfusi juga harus rutin menjalani
II.9. Pencegahan
dan harus segera menemui dokter spesialis kandungan dan kebidanan segera
hemofilia.
Hemofilia tidak dapat dicegah. Namun ada beberapa hal sebagai tindakan
22
pencegahan terhadap terjadinya trauma sendiri. Kalau seseorang mengidap
Hindari trauma
trauma. Namun kegiatan fisik atau olahraga yang memadai dapat tetap
bersifat atau menyebabkan kontak fisik seperti bela diri, tinju, silat dan sepak
heparin.4
Jaga berat badan tubuh anak agar tetap ideal dengan mengkonsumsi makanan
Rawat gusi dan gigi anak dengan baik serta lakukan pemeriksaan kesehatan
bahwa ia menderita hemofilia. Hal ini penting dilakukan agar ketika terjadi
pertolongan khusus.8
23