Setelah proses melahirkan , maka tulang bayi ini akan mengeras yang dalam
pembentukannya akan banyak sekali dipengaruhi oleh kalsium dan juga beberapa hormone
pertumbuhan. Hormon-hormon yang mempengaruhi pertumbuhan tuang tersebut yaitu :
Osteoblast
Berfungsi untuk memicu pertumbuhan pada tulang sedangkan untuk osteoklas sendiri
merupakan kebalikan dari fungsi osteoblast yaitu untuk menghambat proses pertumbuhan.
Hal ini ditujukan untuk menjaga keseimbangan dari pertumbuhan. Untuk pertumbuhan yang
dipicu oleh osteoblast contohnya adaah jari, tinggi badan dan yang lainnya yang mana yang
biasa tumbuhnya tulang pada orang orang dewasa.
Osteoklas
Rangka manusia mulai ada ketika manusia masih dalam tahap perkembangbiakan embrio
yaitu masih berupa tulang tulang rawan ( kartilago ). Pembentukan tulang rawan pada embrio
ini di bentuk oleh sel sel mesenkim yang kemudian ketika sudah dibentuk maka akan di isi
oleh osteoblast yang mana osteoblast ini fungsinya sebagai sebagai pengubah garam kalsium
serta magnesium yang sifatnya larut dalam darah menjadi garam garam kalsium yang tidak
larut,selain itu juga fungsi yang lainnya sebagai sel sel pembentuk tulang keras yang
kemudian mengisi jaringan di sekelilingnya lalu membentuk osteosit ( sel sel tulang ).
Sel sel tulang ini dibentuk dari arah dalam ke luar ( konsentris) yang kemudian akan
mengelilingi pembuluh darat serta serabut saraf sehingga membentuk system Havers. Sel sel
tulang ( osteosit ) ini dikelilingi oleh senyawa protein pembentuk matriks tulang, matriks
tulang ini akan mengeras karena adamya senyawa senyawa yang dapat membuatnya keras.
Senyawa itu adalah garam kapur (CaCO3) dan garam fosfat (Ca3(PO4)2).
Di dalam tubuh kita terdapat sel sel yang dapat menyerap kembali tulang tulang yang hancur
dan juga rusak kemudian dari tulang ini akan timbul rongga tulang yang di isi oleh sumsum
tulang, sel sel tersebut dinamakan dengan sel osteoklas. Sedikit perbedaan antara osteoklas
dan juga osteoblast, osteoklas akan terus membentuk rongga pada tulang sedangkan
osteoblast akan membentuk osteosit yang muncul ke permukaan luar teapi dari keduanya
memiliki tujuan yang sama untu membentuk tulang hanya saja dari kedua sel sel tersebut
tulang akan bertambah besar dan berongga.
berdasarkan kepada lokasi atau tempat terjadinya proses pembentukan tulang, proses
pembentukan tulang (osifikasi ) ini di bagi menjadi 2 macam yaitu :
osifikasi intramembranosa
osifikasi intrakartilagenosa (endokondrial )
osifikasi intramembranosa
jenis osifikasi ini disebut sebagai osifikasi primer karena penulangan jenis ini hanya dapat
terjadi sekali atau penulangan ini terjadi secara langsung,tempat terjad dari osifikasi ini
adalah di jaringan ikat yang ada sejak tahap fetus. Pada proses ini umumnya terjadi pada
pembentukan tulang pipih pada tengkorak manusia dan juga pada rahang, maksila serta pada
tulang klavikula yang mana di bentuk bukan dari kartilago ( tulang rawan ) melainkan dari
jaringan mesenkim yang mana merupakan bagian dari lapisan mesoderm yang dapat
berkembang menjadi jaringan ikat serta darah . Dari jaringan mesenkim ini kemudian menuju
ke jaringan tulang.
Dari proses pembentukan tulang juga kita harus mengetahui mengenai perkembangan
ttentang pembentukannya. Apakah terlalu lambat,terlalu cepat atau bahkan tidak berkembang.
Kalsifikasi
Dari tulang yang sudah dibentuk ini kita harus bisa untuk mengklasifikasi apakah tulang ini
masuk kepada tulang keras atau tulang rawan.
Pembentukan Trabecula
Perkembangan periosteum
Jika semuanya sudah terpenuhi maka akan bisa melakukan proses pembentuka tulang yang
secara lebih ringkas dijabarkan menjadi:
Pada Proses osifikasi intermembran terdapat tulang spons yang mana tulang spons
mulai berkembang di tempat-tempat di dalam membran yang disebut pusat osifikasi.
Setelah tulang spons ini menuju kepada pusat osifikasi maka dilain sisi terdapat
sumsum tulang merah yang terbentuk di dalam jaringan tulang spons, diikuti oleh
pembentukan tulang padat di luarnya.
Osifikasi Intrakartilagenosa
Proses Osifikasi yang kedua adalah osifikasi intrakartilagenosa atau dengan kata lain disebut
sebagai osifikasi endokondrial .Keduanya memiliki proses yang sama yaitu sebagai proses
pembentukan tulang (osifikasi ) dari yang lunak atau tulang rawan (kartilago ) menjadi tulang
keras. Pada proses ini seperti yang sebelumnya sudah dijelaskan bahwa pada proses osifikasi
intramembranosa tulang dibentuk oleh jaringan mesenkim sedangkan untuk proses ini
jaringan mesenkim akan dideferensiasikan menjadi tulang rawan yang kemudian akan di
rubah menjadi jaringan tulang
Pada proses sebelumnya pula pembentukan tulang hanya terjadi pada tulang pipih saja tetapi
untuk osifikasi jenis ini bertanggung jawab pada pembentukan tulang hampir seluruh tubuh
manusia. Dalam aktivitasnya osteobas utuk osifikasi jenis ini sangat aktif sekali untuk
membelah yang kemudian berada pada bagian tengah di tulang rawan. Sel sel dari osteoblast
ini mengelilingi saluran havers (saluran yang berisi pembuluh daraah kapiler arteri,vena dan
yang lainnya ) kemudian menempati jaringan pengikat yang letaknya ada pada sekelilingnya.
Proses pengerasan tulang ini karena pembuluh darah yang mengelilingi sel osteoblast ini
mengangkut zat fosfor serta kalsium untuk menuju kepasa matriks tulang.
Takaran dari kerasnya suatu tulang ini diperoleh dari sel sel penyusunnya apakah kompak
atau tidak di saat proses penyusunannya begitu pula dengan tulang matriks jika tulang
matriks ini berongga maka secara jelas akan membentuk tulang spons seperti tulang pipih
sedangkan untuk tulang matriks yang pembentukannya padat dan juga rapih maka akan
terbentuk tulang yang keras contohnya adalah tulang pipa.
Pada umur sekita 30 s/d 35 tahun disebut sebagai pembentukan tulang,pada usia ini
pertumbuhan tulang akan terhenti apaila usia manusia diatas 35 tahun maka akan aanya
remodeling yaitu pergantian tulang yang sudah tua dengan tulang yang paling muda.Untuk
menjaga kesehatan atau pertumbuhan dari tulang sebelum masa pertumbuhannya habis maka
perlu sekali untuk menjaga asupan kalsium sekitar 800 hingga 1200 mg per hari dengan
tujuan untuk mencegah adanya masa penurunan tulang yang dapat berakibat pada
menurunnya kepadatan tulang untuk itulah perlu adanya asupan kalsium secara berlebih.
Kontraksi otot untuk gerak & untuk dukung tubuh memerlukan energi (aktin & miosin :
ATPase)
Metabolisme KH 2 tahap : anaerob (= glikolisis) & aerob (=daur asam sitrat dari Krebs,
DASK)
1. Contraction
NIM : 1907101010153
Dasar utama teori jembatan silang adalah, bahwa kepala miosin “mendayung” sepanjang
filamen aktin dan menariknya ke arah tengah sarkomer.Dasar fisikal kekuatan pergeseran
adalah siklus pembentukan dan pembongkaran gandengan aktomiosin (siklus jembatan silang
miosin) antara kepala miosin(jembatan silang miosin) dengan monomer aktin. Suatu kepala
miosin pertama-tama melekat pada suatu monomer aktin dan kemudian mengalami suatu
perubahan vektorial dalam konfigurasi atau orientasi sehingga filamen aktinditarik kearah
tengan sarkomer. Jembatan silang kemudian terlepas, kembali ke posisi semula dan siap
memulai siklus dengan melekat pada monomeraktin berikutnya. Jadi nampak disini bahwa
suatu pemendekan sarkomer memerlukan pengulangan (ratusan) aktin sejauh 10 nm dan
memerlukan energi dari satu ATP.Satu hal yang pentingdari model ini adalah bahwa
aktomiosin dibentuk secaratidak kekal, dan ATP akan dipecah hanya apabila satu siklus
jembatan silangselesai. Satu siklus jembatan silang terdiri dari:
(2) gerakan jembatan silang menggeser filamen aktin ke arahtengah sarkomer dengan
menggunakan energi dari ATP , sampai jembatan silangmiring ±90 derajat,
(3) perlekatan jembatan silang miosin dengan aktin akan terlepas bila jembatan silang
menerima ATP baru.
Otot rangka berfungsi dalam kondisi aerob (istirahat) maupun anaerob (misalnya lari cepat),
jadi baik glikolisis aerob maupun anaerob bekerja, bergantung pada kondisi. Otot rangka
mengandung mioglobulin untuk menyimpan oksigen.
Secara fungsional, otot rangka dibedakan atas dua tipe yaitu; (tipe 1) otot merah/ aerob dan
(tipe2) otot putih/ anaerob. Contoh dari otot tipe I adalah pelari maraton dimana sumber energi dari
geerakan ototnya adalah glikolisis aerobik, siklis asam sitrat, dan oksidasi asam lemak sangat penting
pada fase-fase terakhir. Contoh dari tipe otot II adalah pelari sprint dimana sember energi dari
gerakan ototnya adalah ATP, kreatinin kinase dan glikolisis anaerobik. Berikut adalah penjelasan
lebih rinci;
Sumber Energi pada Otot Putih
ATP dalam otot hanya terdapat untuk kontraksi otot selama 1 detik, kemudian;