Anda di halaman 1dari 10

1.

Topik
Morfologi Koloni Bakteri dan Pengukuran Sel Bakteri
2. Tanggal
Senin, 1 Februari 2016
3. Tujuan
1. Untuk mempelajari morfologi koloni bakteri.
2. Untuk memperoleh keterampilan menera skala mikrometer okuler.
3. Untuk mengukur sel bakteri.
4. Dasar Teori
Mikroorganisme yang ada di alam ini mempunyai morfologi, struktur dan
sifat-sifat yang khas, begitu pula dengan bakteri. Bakteri yang hidup hampir tidak
berwarna dan kontras dengan air, dimana sel-sel bakteri tersebut disuspensikan
(Entjang, 2003). Diantara banyak variasi bakteri dari mikroorganisme yang telah
diidentifikasi, baketri mungkin yang paling banyak dipelajari. Umumya bakteri adalah
organisme sel satu dengan bentuk bola, batang atau tangkai, spiral, tetapi beberapa
ada yang berbentuk filamen. Bakteri secara luas tersebar di alam, seperti di
lingkungan air dan pada zat atau bahan yang busuk dan beberapa dapat menyababkan
penyakit (Black, 2012).
Bakteri merupakan organisme prokariot. Umumnya ukuran bakteri sangat
kecil bentuk tubuh bakteri baru dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop
dengan pembesaran 1.000 X atau lebih (Waluyo, 2004). Memurut Pelezar and Chan,
2007 secra morfologi sel bakteri memnyai bagian-bagian sebagai berikut:
1. Kapsul : lapisan tebal dari lendir yang membungkus sel. Fungsi kapsul adalah
melindungi sel dari kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan sebagai sarana
pengikat antar sel satu dengan yang lainnya. Kapsul berhubungan dengan sifat
patogenitas dimana bakteri yang berkapsul biasanya bersifat patogen akan hilang/
berkurang. Hal ini terjadi karena kapsul melindungi bakteri dari dari sistem imun
tubuh, sehingga ketika bakteri masuk ke tubuh hospes, sistem imun tubuh tidak
mampu lelawan bakteri.
2. Dinding sel : bagian sel yang membungkus isi sel, terletak antara kapsul dan
membran sitoplasma dengan struktur sangat kaku. Tebal sel 10-35mm. Fungsi
dindiing sel adalah pelindung sel dari tekanan osmosis, memberi bentuk pada sel,
dan berperan dalam reproduksi.

3. Membran sel/sitoplasma : lapisan tipis yang bersifat permiabel, fungsinya untuk


mengatur zat-zat masuk dan keluar sel.
4. Pili : benang-benang halus yang keluar dari dinding sel (seperti filamen tetapi
bukan flagela).Jumlah pili lebih banyak, lebih pendek, dan lebih kecil dari flagela.
5. Flagela : alat gerak dari bakteri terdiri dari rambut tipis yang mencuat menembus
dinding sel dan bermula dari dasar tubuh, merupakan suatu struktur granular yang
tepat dibawah membran sel dalam sitoplasma. Flagela terdiri dari tiga bagian yaitu
tubuh dasar, struktur seperti kait dan sehellai filamen panjang di luar dinding sel.
Panjang flagel: beberapa kali panjang sel, namun diameternya lebih kecil daripada
diameter sel (10-20).
6. Kromoson : merupakan pembawa sifat yang diturunkan pada sel anakan.
7. Krommosom : bakteri tidak terbentuk membran (DNA telanjang), biasanya terdiri
dari satu sel DNA yang sirkuler
8. Plasmid : bahan genetik tambahan yang bersifat otonom.
9. Ribosom : tempat sintesis protein.
Ukuran bakteri, bentuk tubuh bakteri itu terpengaruhi oleh keadaan medium dan
oleh usia. Maka untuk membandingkan bentuk serta ukuran sel bakteri perlu
diperhatikan bahwa kondisi bakteri itu harus sama, temperatur dimana piaraan itu
disimpan harus sama, penyinaran oleh sumber cahaya apapun harus sama,dan usia
piaraan itu juga harus sama. Pada umumnya, bakteri dari piaraan yang masih muda,
yaitu sekitar 6 sampai 12 jam, itu nampak lebih besar daripada bakteri berasal dari
koloni yang lebih tua (Dwidjoseputro. 1978).
5. Alat dan Bahan
Alat:
1. Inkubator,
2. LAV,
3. Mikroskop,
4. Mikrometer Okuler,
5. Mikrometer Objektif,
6. Jarum inokulum.
Bahan :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

2 buah medium lempeng NA,


2 buah medium miring,
Sediaan bakteri yang telah diwarnai,
Kertas penghisap,
Kertas lensa,
Alkohol 70%,

7. Lisol,
8. Sabun cuci,
9. Lap.
6. Cara Kerja
1. Praktikum pengamatan morfologi, ukuran diameter dan jumlah koloni bakteri
Diamati warna dan jenis permukaan (mengkilat atau suram) koloni bakteri

Diamati bentuk, tepian dan elevasi (kenaikan permukaan) koloni bakteri dan
diarahkan ke arah sumber cahaya serta mencocokkan dengan ciri koloni
yang ada

Diamati kepekatan koloni bakteri dengan menggores bagian tengah dari


koloni bakteri.

2. Praktikum pembuatan biakan murni bakteri pada medium agar miring


Koloni bakteri dipilih yang akan dikultur.
Cawan petri difiksasi dengan memanaskannya diatas lampu spiritus hingga
hangat
Mikrometer okuler dipasang pada
bagian mikroskop yang biasanya
dipakai sebagai tempat lensa okuler.
Jarum inokulasi difiksasi dengan memanaskannya diatas lampu spiritus
hingga membara dan mendiamkannya hingga 15 detik.
Mikrometer objektif diatur pada meja benda pada mikroskop.
Sedikit sampel kultur bakteri diambil dari cawan petri menggunakan jarum
inokuler.

3. Menera Mikrometer Okuler


Tutup tabung reaksi dibuka dengan jari kelingking kemudian menfiksasikan
Diaturtabungnya
pisisi garis
skala mikrometer
okuler
dan mikroskop
objektif
mulut
dengan
memanaskannya
diatas
lampu spiritus
hingga
sehingga titik nol kedua mikrometer
ini
berada
pada
satu
garis
lurus.
hangat
Sampel bakteri dimasukan ke dalam tabung reaksi dengan
menggoreskannya dengan arah lurus di dinding samping tabung dari ujung
bawahdari
ke mikrometer
ujung atas. okuler yang berada pada
Diamati garis skala keberapakah
satu garis dengan skala mikrometer objektif (selain titik nol).

Ditera pada perbesaran 400X dan 1000X.

4. Mengukur Sel Bakteri

Mikrometer objektif dilepaskan dari meja benda mikroskop, kemudian


pasang sediaan bakteri yang telah diwarnai pada tempat tersebut.

Diatur posisi sel-sel bakteri sehingga berada pada bidang skala mikrometer
okuler. hal ini dapat dilakukan dengan cara memutar mikrometer okuler.

Diukur panjang sel atau diameter sel dalam milimeter, berdasarkan harga
tiap skala mikrometer okuler yang telah ditera. pengukuran dilakukan tiga
kali pada tiga sel yang berbeda.

7. Data
1. Pengamatan Koloni Bakteri
Ciri
Morfologi Koloni
a. Warna Koloni
b. Bentuk Koloni
c. Tepi Koloni
d. Elevasi Koloni
e. Mengkilat/Suram
f. Diameter Koloni
g. Kepekatan Koloni
h. Jumlah Koloni
Ciri lainnya
Asal Bakteri
Tipe Pertumbuhan pada Media
Miring
2. Pengukuran Sel Bakteri
a. Koloni 1

Koloni 1

Koloni 2

Orange
Rizoid
Tidak beraturan
Cembung
Suram
0,3 cm
Tidak pekat
4
Perpustakaan Lantai 2

Cream
Tepi menyebar
Berombak
Datar
Suram
0,5 cm
Tidak pekat
2
Perpustakaan Lantai 2

Serupa tasbih

Serupa titik

Diameter : 1,5 skala = 1,5 x 0,94= 1,41


b. Koloni 2
Diameter : 2 skala = 2 x 0,94= 1,88

8. Analisis
Pada hari Jumat, 29 Januari 2016 kami menangkap bakteri di Perpustakaan
Lantai 2. Pada medium lempeng pertama diletakan di toilet perpustakaan lantai 2 dan
medium lempeng kedua diletakan di rak buku perpustakaan lantai 2. Setelah
dibiakkan selama 3 hari 2 malam, bakteri yang kami tangkap telah membentuk koloni
yang tumbuh pada medium nutrien agar, namun pada medium lempeng kedua hanya
sedikit saja koloni yang tumbuh.
Dua koloni yang diamati diambil dari medium lempeng pertama. Koloni satu
berwana orange, bentuk koloni rizoid dengan tepi koloni tidak beraturan, elecasi
koloni dilihat dari samping medium lempeng berbentuk cembung, jika diamati
dibawah sinar matahari, koloni pertama suram, koloni diukur dengan penggaris
memiliki diameter 0,3 cm, kepekatan koloni saat disentuh dengan jarum inokulum
tidak pekat, dan pada medium lempeng koloni pertama berjumlah empat. Sedangkan
koloni kedua berwarna cream, berbentuk tepi menyebar dengan tepi berombak,
elevasi koloni datar, saat diamati dibawah sinar matahari koloni kedua suram, koloni
diukur dengan penggaris memiliki diameter 0,5 cm, kepekatan koloni saat sisentuh
dengan jarum inokulum tidak pekat, dan pada medium lempeng, koloni kedua
berjumlah 2. Pada medium miring, koloni pertama memiliki bentuk serupa tasbih
sedangkan koloni kedua memiliki bentuk serupa titik.
Sebelum dilakukan pengukuran bakteri, dilakukan peneraan mikrometer
okuler, dalam perhitungan yang dilakukan, didapatkan bahwa dengan perbesaran
1000x 1mm mikrometer okuler sama dengan 0,94

m. Setelah melakukan

peneraan mikrometer okuler, dilakukan pengukuran pada bakteri dari koloni satu dan
dua. Bakteri satu berbentuk coccus dengan ukuran diameter 1,41
bakteri kedua berbentuk coccus dengan ukuran diameter 1,88

sedangkan

m . Dalam

praktikum pengukuran bakteri ini, terdapat kesalahan dalam pengambilan data yang
seharusnya dilakukan tiga kali pada masing-masing bakteri namun kami hanya
mengambil data satu kali. Hal ini mengakibatkan ketidakvalidan data yang kami
punya.

9. Pembahasan
Morfologi suatu mikroba dapat diperiksa dalam keadaan hidup maupun mati.
Pemeriksaan morfologi ini penting untuk mengenal nama bakteri, pengenalan sifat
fisiologisnya yang kebanyakan merupakan faktor penentu dalam mengenal nama
spesies. Bagian-bagian sel dapat dilihat dengan terlebih dahulu memberi warna
dimana warna bisa bersifat asam, netral, maupun basa (Dwidjoseputro, 1984).
Pada kegiatan kali ini mengamati morfologi bakteri dan pengukuran bakteri.
Sebelumnya terlebih dahulu membuat medium, medium yang digunakan adalah
medium lempeng dan medium miring. Pada kegiatan mengamati bakteri, koloni 1
dengan medium lempeng yang diamati dengan mata telanjang memiliki morfologi
berwarna orange, berbentuk rizhoid, tepi tidak beraturan, elevasi cembung suram
dengan diameter 0,3 cm jumlah koloni dalam 1 medium 4. Koloni 2 berwarna cream,
berbentuk bulat dengan tepi menyebar, tepi berombak, elevasi datar suram dengan
diameter 0,5 cm jumlah koloni dalam 1 medium 3 dan kedua koloni bakteri ini tidak
pekat. Bakteri tersebut digolongkan pada bakteri dengan bentuk coccus karena
bentuknya yang bulat/oval. Dapat dibandingkan dengan literatur bahwa Bakteri
coccus merupakan bakteri yang memiliki bentuk bulat lonjong atau oval yang
merupakan bakteri yang memiliki diameter sekitar 1-2

m (Dwidjoseputro, 1984).

Jumlah koloni yang ditemukan pada kedua cawan mempunyai jumlah yang
hampir sama yaitu 3 sampai 4 koloni. Dapat dibandingkan dengan literatur. Hal ini
disebabkan

karena

faktor

nutrien

yang

mempengaruhi

jumlah

atau

perkembangbiakannya dari koloni bakteri. Agar dapat bertahan di alam, mikroba


(termasuk bakteri) harus mampu tumbuh dan berkembang biak dengan cepat, hal ini
mungkin dicapai jika bakteri tersebut dapat melakukan pengambilan nutrient secara
efisien sebab di alam terjadi persaingan memperebutkan nutrien yang jumlahnya
terbatas (Ristiati, 2000).
Pada medium miring dibiakkan bakteri yang berasal dari medium lempeng
yang digoreskan secara miring koloni 1 maupun koloni 2 didapatkan hasil pada koloni
1 berbentuk serupa tasbih sedangkan pada koloni 2 berbentuk serupa titik-titik, dapat
dibandingkan dengan literatur bahwa, untuk membuat piaraan pada medium miring
maka ujung kawat yang berisi bakteri digesekkan satu kali dari ujung bawah ke ujung
atas sehingga garis itu merupakan diameter memanjang dari permukaan medium.
Sifat khusus pada agar miring berkisar pada bentuk dan tepi koloni, dan sifat-sifat itu

dinyatakan dengan kata-kata seperti : berupa pedang, serupa duri, serupa tasbih, titiktitik, batang, dan akar ( Dwidjoeputro, 1987).
Ukuran bakteri yang ditemukan yaitu pada koloni 1 berukuran 1,41
dan pada koloni berukuran 1,88

m. Peneraan mikrometer okuler pada dasarnya

bertujuan untuk menetapkan nilai skala berdasarkan skala standar yang sudah ada
pada mikrometer meja/mikrometer objektif. Hal ini dikarenakan mikrometer objektif
sudah memiliki nilai skala yang pasti. Nilai satu skala mikrometer objektif adalah
0.01 mm.Dimensi sel umumnya dinyatakan dala satuan mikrometer (m), yaitu
1/1000 mm (Dwidjoeputro, 1987).
Peneraan mikrometer okuler harus dilakukan untuk setiap perbesaran yang
ada pada mikrosop karena akan mempengaruhi perbesaran sel yang akan kita
dapatkan nantinya. Hal ini juga berlaku untuk mikroskop dan mikrometer okuler
berbeda yang digunakan karena setiap mikroskop memiliki resolusi yang berbedabeda walaupun hanya sedikit. Hal ini didukung oleh Hadioetomo(1985) bahwa
sebelum digunakan untuk mengukur sel, mikrometer okuler ini terlebih dahulu harus
ditera terhadap mikrometer pentas yang sudah memiliki skala yang pasti.

10. Kesimpulan
1. koloni 1 dengan medium lempeng yang diamati dengan mata telanjang memiliki
morfologi berwarna orange, berbentuk rizhoid, tepi tidak beraturan, elevasi
cembung suram dengan diameter 0,3 cm jumlah koloni dalam 1 medium 4.
Koloni 2 berwarna cream, berbentuk bulat dengan tepi menyebar, tepi berombak,
elevasi datar suram dengan diameter 0,5 cm jumlah koloni dalam 1 medium 3 dan
kedua koloni bakteri ini tidak pekat.
2. Pada perbesaran 400x nilai 1 skala okuler = 0,0024mm = 2,4 m.
Pada perbesaran 1000x nilai 1 skala okuler = 0,00094mm = 0,94

m.

3. Ukuran bakteri yang ditemukan yaitu pada koloni 1 berukuran 1,41


pada koloni berukuran 1,88

m.

11. Diskusi
Diskusi pengamatan morfologi bakteri

m dan

1. Apakah faktor yang mempengaruhi jumlah dan jumlah macam bakteri pada suatu
tempat ? Jelakan!
Jawab : adanya faktor nutrisi yang terkandung dalam medium uang dibuat untuk
biakan bakteri. Serta adanya pH kelembaban dan oksigen yang cukup sehingga
jumlah bakteri yang dihasilkan banyak.
2. Apa kegunaan biakan murni bakteri ?
Jawab: sebagai medium untuk perkembangbiakan bakteri.
Diskusi perhitungan sel bakteri
1. Tulislah hasil perhitungan peneraan harga skala mikrometer okuler pada perbesaran
400x dan 1000x. Mengapa perlu dilakukan peneraan pada kedua macam perbesaran
tersebut?
Jawab:
Perbesaran 400x
41 skala mikrometer okuler = 10 skala objektif
= 10 x 0,01 mm
= 0,1 mm
0,1mm
1 skala mikrometer okuler
=
41
= 0,0024 mm
= 2,4 m.
Perbesaran 1000x
53 skala mikrometer okuler = 5 skala objektif
= 5 x 0,01 mm
= 0,05 mm
0,05mm
1 skala mikrometer okuler
=
53
= 0,00094 mm
= 0,94 m.
Peneraan mikrometer okuler harus dilakukan untuk setiap perbesaran yang ada pada
mikrosop karena akan mempengaruhi perbesaran sel yang akan kita dapatkan
nantinya. Hal ini juga berlaku untuk mikroskop dan mikrometer okuler berbeda yang
digunakan karena setiap mikroskop memiliki resolusi yang berbeda-beda walaupun
hanya sedikit. Pada praktikum ini dilakukan pada dua macam perbesaran karena
perbesaran 400x dan 1000x lebih banyak digunakan untuk mengamati sel bakteri.
2. Tulislah hasil pengukuran sel bakteri yang diamati dalam 3 ulangan, lalu hitunglah
nilai reratanya. Mengapa sel bakteri yang berbentuk basil harus diukur panjang dan
diameternya, sedangkan sel bakteri yanf benbenruk kokus hanya diukue diameter sel
saja?
Jawab:
Pengukuran Sel Bakteri

Koloni 1
Diameter : 1,5 skala = 1,5 x 0,94= 1,41
Koloni 2
Diameter : 2 skala = 2 x 0,94= 1,88

Pada praktikum pengukuran sel bakteri, kami hanya mengukur satu sel bakteri tidak
mengukur dalam 3 kali ulangan.
Bakteri yang berbentuk basil harus diukur panjang dan diameternya karena bentuk
bakteri yang memiliki panjang dan diameter, berbeda dengan bakteri kokus yang
berbentuk bulat atau oval yang hanya memiliki diameter saja.

Daftar Rujukan
Black, Jacquelun G. 2012. Microbiology: Principles and Exploration Eight Edition. USA:
Unites States of America.
Dwidjoseputro. 1978. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan.
Dwijosapoetra, D. 1984. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta. Djambatan.
Dwidjoseputro, D., Prof.,Dr. 1987. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta : Djambatan.
Hadioetomo, Ratna Siri. 1985. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek: Teknik dan Prosedur
Dasar Laboratorium. Jakarta: PT Gramedia
Pelczar, M. J., Chan, E.C.S, 2007, Elements of Microbiology. Mc Graw Hill Book
Company: New York.
Ristiati, Ni Putu. 2000. Pengantar Mikrobiologi Umum. 2000. Jakarta: Departemen
Universitas Negeri Malang
Waluyo. 2004. Mikrobiologi Tanah. Jakarta : CV Rajawali.

Anda mungkin juga menyukai