Anda di halaman 1dari 9

PENGAMATAN MORFOLOGI KOLONI BAKTERI

A. Dasar Teori Bakteri merupakan golongan prokariot. Salah satu karakteristik utama bakteri adalah ukuran, bentuk, struktur, dan penataan selnya. Berbagai ciri ini mencakup morfologi sel. Menurut Darkuni (2001) dalam Pelozan dan Chan (1986) bahwa ukuran, bentuk, serta penataan merupakan ciri morfologi kasar suatu spesies bakteri dan penampakan bagian-bagian struktur sel bakteri yang disebut struktur sel halus dan bukan lagi morfologi kasar. Beberapa sifat morfologi bakteri sangat penting dalam hubungannya dengan pertumbuhannya pada makanan dan ketahanannya terhadap pengolahan makanan. Sifat-sifat tersebut misalnya bentuk dan pengelompokan sel, susunan dinding sel, pembentukan kapsul dan pembentukan endospora, struktur bakteri serta sifat-sifat lainnya termasuk pembentukan flagella (Fardiaz, 1992). Golongan prokariot khususnya bakteri tersusun atas koloni yang terdiri atas individu-individu. Oleh karena itu untuk menentukan karakteristik individu dapat dilakukan dengan mengamati karakteristik koloni. Klasifikasi suatu mikroorganisme sebaiknya mengetahui terlebih dahulu karakteristik atau ciri-ciri mikroorganisme tersebut. Tentu saja yang diteliti karakteristik itu berasal dari biakan murni (pure culture) yang hanya mengandung satu macam mikroorganisme (Darkuni, 2001). Pada dasarnya dikenal 3 bentuk yang berbeda dari bakteri. Berdasarkan bentuknya sel bakteri dibagi menjadi 3 kelompok utama, yaitu: 1) Kokus Menurut Fardiaz (1992) bakteri berbentuk bulat (kokus) dapat dibedakan atas beberapa grup berdasarkan pengelompokan selnya, antara lain: a) Diplokokus b) Streptokokus c) Tetrad d) Stapilokokus e) Sareinae lebih = sel berpasangan (2 sel) = rangkaian sel yang membentuk rantai panjang/pendek = 4 sel yang membentuk persegi empat = kumpulan sel yang tidak beraturan (seperti buah anggur) = kumpulan sel berbentuk kubus yang terdiri dari 8 sel atau

2) Basil Basil merupakan bakteri yang bentuknya menyerupai batang atau silinder. Ukurannya sangat beraneka ragam. Beberapa hasil panjang dan lebarnya sama dan bentuknya lonjong. Basil ini sangat menyerupai kokus sehingga disebut koko-basil (Volk dan Wheeler, 1998). 3) Spiral Menurut Volk dan Wheeler (1998) kelompok ini mempunyai keanekaragaman yang tinggi pada bakteri berbentuk silinder, yang bentuknya tidak lurus seperti basil, melainkan melingkar dengan berbagai derajat. Bakteri spiral dibagi menjadi: a) Vibrio adalah batang yang melengkung menyerupai koma. Kadang-kadang vibrio tumbuh sebagai benang-benang membelit atau berbentuk huruf S. b) Spiril (spirilium) adalah spiral atau lilitan yang sebenaranya, seperti kotrek (pembuka gabus) c) Spirochaeta yang juga merupakan bakteri berbentuk spiral, tetapi bedanya dengan spiril dalam hal kemampuannya melenturkan dan melekuk-lekukkan tubuhnya sambil bergerak. Gerakan ini dimungkinkan dari kontraksi benang aksial atau flagel, yang membelit sekitar organisme antara membran plasma dan dinding sel. Menurut Dwijoseputro (1989), sifat-sifat khusus suatu koloni dalam medium padat pada agar-agar lempengan memiliki bentuk titik-titik, bulat, berbenang, tak teratur, serupa akar, serupa kumparan. Permukaan koloni dapat datar, timbul mendatar, timbul melengkung, timbul mencembung, timbul membukit, timbul berkawah. Tepi koloni ada yang utuh, berombak, berbelahbelah, bergerigi, berbenang-benang dan keriting. Bentuk sel koloninya berupa kokus. B. Tujuan Tujuan dari praktikum kali ini adalah: Untuk mempelajari morfologi koloni bakteri dari biakan murni umur 1x24 jam. Untuk mengetahui jumlah koloni bakteri dari masing-masing biakan.

C. Alat dan Bahan 1. Alat Penggaris Jarum inokulasi lurus Spiritus Korek counter

2. Bahan Biakan bakteri murni umur 1x24 jam (media 1 dan media 2)

D. Prosedur Kerja 1. Penghitungan jumlah koloni bakteri Mengambil bakteri biakan murni media 1

Melewarkan cawan di atas nyala api

Meletakkan cawan di atas plate count dengan posisi terbalik

Merestart penghitungan hingga menunjukkan angka 0

Mengulangi kegiatan di atas pada media 2 pada masing-masing kuadran

2. Mengamati morfologii koloni bakteri Mengambil bakteri biakan murni

Menentukan 1 koloni bakteri dalam cawan yang akan diamati morfologinya

Mengamati warna koloni, bentuk koloni, tepi koloni dengan mata telanjang

Mengamati elevasi koloni dengan memandang dari arah samping cawan

Mengarahkan cawan ke arah cahaya untuk melihat mengkilap/tidaknya permukaan koloni

Mengamati kepekatan koloni dengan cara mengambil koloni dengan jarum inokulasi yang sudah disterilkan

Menghitung diameter koloni dengan menggunakan penggaris

Mengulangi kegiatan di atas pada media 2 dengan memilih salah satu kuadran saja

E. Data Hasil Pengamatan Data Hasil Pengamatan Jumlah Koloni Bakteri Asal Permukaan 0,5 meter 1 meter Kuadran 1 Kuadran 2 Kuadran 3 Kuadran 4 I 12 55 141 58 0 II 33 52 134 120 0 III 18 19 66 0 1 IV 60 226 145 3 1 V 73 4 34 0 0 VI 22 34 314 37 0

Data Hasil Pengamatan Morfologi Koloni Bakteri Keterangan Warna Bentuk Tepi Elevasi Kepekatan Mengkilap/tidak Diameter F. Analisis Data Pengamatan dilakukan dengan menggunakan bakteri biakan murni umur 1x24 jam pada media 1 dan media 2. Media 1 merupakan bakteri tangkapan dari depan kamar mandi lantai 1 Biologi pada ketinggian 0 meter dari permukaan. Media 2 terdiri dari 4 kuadaran. Kuadran 1 merupakan bakteri yang berasal dari ibu jari, kuadran 2 dari jari telunjuk yang sebelumnya sudah dicuci dengan menggunakan sabun, kuadran 3 dari jari tengah yang sebelumnya sudah diberi lisol, sedangkan kuadran 4 tanpa diberi perlakuan (merupakan kontrol). Pada penghitungan jumlah koloni data dari semua kelompok dikompilasi. Media 2 perlakuannya sama. Untuk media 1, 3 kelompok menangkap bakteri dari depan kamar mandi Biologi lantai 1 dan 3 kelompok menangkap bakteri dari lorong Biologi. Masing-masing tempat ditangkap pada ketinggian 0 meter, 0,5 meter dan 1 meter dari permukaan. Dari 2 tempat tersebut bakteri tangkapan yang lebih banyak adalah pada lorong Biologi.dengan total 155. Dari kedua tempat tersebut, bakteri yang paling banyak yaitu pada ketinggian 0,5 meter dari permukaan. Pada media 2, bakteri yang didapat paling banyak dari kelompok 6 dengan junlah total 385. Sedangkan bakteri yang paling sedikit didapat adalah dari kelompok 5 dengan junlah 38. Pengamatan morfologi bakteri meliputi warna koloni, bentuk koloni, tepi koloni, elevasi koloni, kepekatan, mengkilap atau tidak permukaan koloni, dan diameter koloni yang dihitung dengan menggunalan penggaris. Untuk mengamati morfologi ini dari masing-masing media dipilih satu saja yang akan diamati Media 1 (Tangkapan) Putih Bulat Licin Cembung Pekat Mengkilap 1 mm Media 2 (Kuadran) Putih Bulat Licin Cembung Pekat Mengkilap 1 mm

semuanya. Pengamatan kelompok kami menemukan ciri yang sama dari masingmasing media. Baik pada media 1 maupun media 2 warna koloni putih, bentuk koloni bulat, tepi koloni licin. Elevasi koloninya cembung, permukaannya mengkilap, diameter 1 mm, dan saat diambil dengan jarum inokulasi yang sudah disterilkan koloninya pekat.

G. Pembahasan Dalam praktikum ini kami mengamati bakteri biakan murni umur 1x24 jam. Sampel bakteri media 1 diambil dari depan kamar mandi lantai 1 Biologi. Dari masing-masing biakan bakteri tersebut ditentukan 1 koloni bakteri untuk diamati dan dibiakkan dalam medium. Dari masing-masing koloni bakteri tersebut diamati ciri-ciri morfologinya. Menurut Dwijoseputro (1989), sifat-sifat khusus suatu koloni dalam medium padat pada agar-agar lempengan memiliki bentuk titik-titik, bulat, berbenang, tak teratur, serupa akar, serupa kumparan. Permukaan koloni dapat datar, timbul mendatar, timbul melengkung, timbul mencembung, timbul membukit, timbul berkawah. Tepi koloni ada yang utuh, berombak, berbelahbelah, bergerigi, berbenang-benang dan keriting. Bentuk sel koloninya berupa kokus. Berdasarkan hasil pengamatan warna koloni putih, bentuk koloni bulat, tepi koloni licin. Elevasi koloninya cembung, permukaannya mengkilap, diameter 1 mm, dan saat diambil dengan jarum inokulasi yang sudah disterilkan koloninya pekat. Adanya warna pada koloni bakteri didukung oleh pernyataaan Waluyo (2007), dimana kuman ynag ditumbuhkan pada medium tidak cair, maka terjadi suatu kelompok mikroba yang disebut koloni. Warna dari mikroorganisme baru tampak jelas bila mikroba diamati dalm kelompok. Kebanyakan bakteri mempunyai warna keputih-putihan, kelabu, kekuning-kuningan, atau hampir bening, tapi pada beberapa spesies mempunyai pigmen warna yang lebih tegas. Adapun warna pada mikroorganisme dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan seperti temperature, pH, oksigen bebas. Morfologi koloni dipengaruhi oleh suhu lingkungan, pH, serta kondisi yang menguntungkan bagi perkembangan bakteri. Bakteri umumnya berkembang

baik pada suhu 370C, sedangkan pH pada medium padat yang merupakan medium NA yang cocok untuk perkembangan bakteri yaitu 6,5-7,5, sehingga ditemukan berbagai jenis koloni bakteri (Kusnadi, 2003). Berhubungan dengan kepekatan koloni bakteri, spesies bakteri dicirikan oleh pembentukan embel-embel setengah kaku yang disebut tangkai yang memanjang dari sel. Tangkai tersebut merupakan suatu substansi yang lengket pada ujung yang jauh dari sel, yang memungkinkan sel tersebut melekat pada permukaan padat. Bakteri bertangkai dijumpai di lingkungan air tawar. Di lingkungan semacam itu kemampuan melekat pada permukaan padat amat penting bagi pertumbuhan dan ketahanan hidupnya (Pelezar dan Chan, 2007). Dalam pengamatan dan penghitungan jumlah bakteri dalam praktikum ini digunakan metode plate count. Satu bakteri dapat tumbuh menjadi satu koloni yang terhitung mewakili jumlah bakteri hidup yang terdapat dalam tiap volume pengenceran yang digunakan. Dari hasil pengamatan pada 2 tempat yang berbeda (depan kamar mandi dan lorong), bakteri tangkapan yang lebih banyak adalah pada lorong Biologi.dengan total 155. Dari kedua tempat tersebut, bakteri yang paling banyak yaitu pada ketinggian 0,5 meter dari permukaan. Hal ini disebabkan karena pada lorong banyak orang yang lewat sehingga banyak bakteri beterbangan yang hinggap. Pada media 2, bakteri yang didapat paling banyak dari kelompok 6 dengan junlah total 385. Sedangkan bakteri yang paling sedikit didapat adalah dari kelompok 5 dengan junlah 38. (menurutmu kenapa???)

H. Kesimpulan Pengamatan morfologi bakteri meliputi warna koloni, bentuk koloni, tepi koloni, elevasi koloni, kepekatan, mengkilap atau tidak permukaan koloni, dan diameter koloni. Baik pada media 1 maupun media 2 warna koloni putih, bentuk koloni bulat, tepi koloni licin. Elevasi koloninya cembung, permukaannya mengkilap, diameter 1 mm, dan saat diambil dengan jarum inokulasi yang sudah disterilkan koloninya pekat. Dalam pengamatan dan penghitungan jumlah bakteri dalam praktikum ini digunakan metode plate count. Bakteri tangkapan yang lebih banyak adalah pada lorong Biologi. Banyaknya orang yang lewat menyebabkan banyaknya

bakteri yang tersebar. Pada media 2, bakteri yang didapat paling banyak dari kelompok 6 dan yang paling sedikit adalah dari kelompok 5.

I.

Diskusi

Daftar Rujukan

Darkuni, 2001. Mikrobiologi. Malang: FMIPA UM. Dwidjoseputro, 1989. Dasar-dasar Mikrobiologi. Malang: Djambatan. Fardiaz, Srikandi. 1992. Mikrobiologi Pangan I. Jakarta: PT Gramedia Pustaka. Kusnadi, dkk. 2003. Mikrobiologi. Malang: JICA. Volk and Wheeler. 1998. Mikrobiologi Dasar. Jakarta: Erlangga. Waluyo, Lud. 2007. Mikrobiologi Umum. Malang: UMM Press. .

Anda mungkin juga menyukai