Anda di halaman 1dari 3

ANALISIS DATA

Pada praktikum ini kami mengamati morfologi koloni bakteri yang ditumbuhkan pada
medium lempeng dan medium miring. Untuk menumbuhkan bakteri pada medium lempeng
diawali dengan pengambilan bakteri dilakukan di tempat pembuangan sampah FMIPA.
Disediakan 2 cawan petri yang telah berisi medium. Bakteri diambil pada 2 posisi yang
berbeda pada ruangan terbuka yang dilakukan selama 15 menit. Cara pengambilannya adalah
dengan meletakkan cawan petri pada masing-masing posisi dalam waktu yang bersamaan.
Setelah 15 menit, cawan petri ditutup kembali dan dibawa ke laboratorium untuk diinkubasi
selama 1 x 24 jam. Sedangkan untuk menumbuhkan koloni bakteri pada medium miring
dengan menginokulasikan biakan dengan arah lurus kemudian di inkubasikan selama 1x24
jam.
Berdasarkan pengamatan Morfologi Koloni bakteri pada koloni 2, kami mendapatkan
hasil bahwa koloni berwarna putih kekuningan, bentuk koloni bundar dengan tepi timbul, tepi
koloni berombak, elevasi koloni seperti tombol, permukaan suram, diameter koloni 0,6cm,
kepekatan koloni pekat, jumlah koloni 30. Sedangkan untuk pengamatan Morfologi koloni
pada medium miring kami mendapatkan hasil bahwa, tipe pertumbuhan koloni bakteri pada
medium miring berbentuk duri.

PEMBAHASAN
Pada pengamatan morfologi koloni bakteri kami mengamati morfologi koloni dan
ciri-ciri koloninya. Ciri-ciri koloni yang diamati antara lain warna, bentuk, tepi, elevasi,
mengkilat/suram, diameter koloni, kepekatan koloni dan jumlah koloni. Pengamatan dari ciri-
ciri ini dapat dilihat dengan menggunakan mata biasa tanpa menggunakan mikroskop. Namun
menurut Dwijoseputro (2005) Agar sifat-sifat tersebut jelas teramati, maka ada baiknya
bakteri ditumbuhkan dalam media padat.
Dari pengamatan morfologi koloni bateri pada medium lempeng kami mendapatkan
hasil bahwa, koloni 2 memiliki ciri morfologi berwarna putih kekuningan. Hal tersebut sesuai
dengan pernyataan Dwijoseputro (2005) yakni warna dari kebanyakan koloni adalah
berwarna keputih-putihan dan kekuningan. Bentuk koloni Bundar dengan tepian timbul.
Untuk mengamati bentuk koloni dapat dilihat langsung dengan menghadapkan cawan petri
yang telah berisi medium dan ditumbuhi koloni bakteri kearah cahaya. Bentuk tersebut dapat
menunjukkan karakteristik spesies bakteri, tetapi bergantung pada kondisi pertumbuhannya.
Hal ini dipengaruhi oleh keadaan lingkungan, medium, dan bakteri (Ernawati, 2008).
Demikian untuk mengamati tepi, elevasi, mengkilat/ suram suatu koloni bakteri. Tepi bakteri
pada koloni 2 berombak, sehingga tepinya tampak tidak rata. Elevasi koloni 2 berbentuk
seperti tombol. Hal tersebut karena bagian tengah permuikaan koloni terlihat menonjol
sedangkan bagian tepinya tipis. Selain itu, permukaan bakteri tersebut tampak suram. Hal
tersebut dapat diketahui ketika dihadapkan pada cahaya tidak terdapat pantulan cahaya pada
permukaan bakteri tersebut sehingga tampak terlihat pekat. Diameter koloni bakteri tersebut
diukur menggunakan penggaris dan mendapatkan hasil sebesar 0,6cm. Menurut Acharya
(2007), Diameter ini dapat menjadi karakteristik yang berguna untuk identifikasi. Kepekatan
pada koloni 2 ini pekat. Jumlah koloni dalam medium 2 ini berkisar 30 koloni. Dimana
koloni pada medium 2 lebih sedikit apabila dibandingkan dengan koloni bateri yang
didapatkan pada medium 1. Hal tersebut disebabkan karena letak pengambilan sampel yang
berjauhan. Medium 1 berjarak lebih dekat dengan tempat pembuangan sampah daripada
medium 2 yang berjarak lebih jauh. Selain itu, menurut Irianto (2006) proses pertumbuhan
yang optimal jika berdasarkan syarat yaitu dengan tersedianya makanan dan energi yang
cukup serta keadaan lingkungan (pH, suhu) dari suatu lingkungan.
Setelah melakukan pengamatan pada medium lempeng, kami melakukan pengamatan
dengan menggunakan medium miring. Biakan bakteri yang telah di inkubator selama 1x24
jam di inokulasikan pada medium lempeng dengan menggunakan kawat dengan arah lurus.
Untuk melakukan inokulasi perlu dilakukan pensterilan alat yang digunakan dengan cara di
lewatkan pada nyala api. Ujung kawat inokulasi sebaiknya dilewatkan pada nyala api terlebih
dahulu. Setelah dingin kembali, ujung kawat itu disentuhkan suatu koloni. Mulut tabung
tempat medium miring dipanasi juga setelah sumbatannya diambil. Setelah pengambilan
inokulum (yaitu sampel bakteri) selesai, mulut tabung dipanasi lagi kemudian disumbat
seperti semula (Dwidjoseputro, 2005). Untuk mengetahui hasil pertumbuhan koloni bakteri
perlu inkubasi selama 1x24 jam. Berdasarkan praktikum morfologi bakteri pada medium
miring, kami mendapatkan hasil bahwa pada koloni 2 berbentuk seperti duri.

DAFTAR RUJUKAN
Acharya, Tankeshwar. 2007. Colony Morphology of Bacteria; How to describe Bacterial
Colonies?. Nepal: Department of Microbiology and Immunology, Patan
Academy of Health Sciences.
Dwidjoseputro, D. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Penerbit Djambatan.
Ernawati.2008. Biologi untuk Umum. Jakarta : PT. Edukasi Jaya.
Irianto, K. 2006. Mikrobiologi: Menguak Dunia Mikrobiologi Jilid 2. Bandung : CV. Yrama
Widya .

Anda mungkin juga menyukai