LAPORAN PRAKTIKUM
Disusun untuk Memenuhi Tugas Matakuliah
Mikrobiologi
Yang dibina oleh Dr. Endang Suarsini, M.Si dan Agung Witjoro, S.Pd, M.Kes
Oleh:
Kelompok 6/Offering C
Arwinda Probowati (120341421929)
Eka Budiarti N. (120341421946)
Elsa Dewi N. (120341421937)
Karunia Dyah M. (120341421945)
Koko Setiadi S. (120341421949)
Nadian Y. (120341421943)
Novita Dwi K. (120341421938)
1. Kokus
e. Sareinae = kumpulan sel berbentuk kubus yang terdiri dari 8 sel ataulebih
2. Basil
3. Spiral
E. Cara Kerja
1. Penangkapan Bakteri secara Bebas
Morfologi
a. Warna koloni a. Putih susu a. Putih kekuningan
b. Bentuk koloni b. Bundar b. Tak beraturan dan
menyebar
c. Tepi koloni c. Licin c. Berlekuk
d. Elevasi koloni d. Cembung d. Cembung
e. Mengkilat/suram e. Mengkilat e. Mengkilat
f. Diameter koloni f. 0,5 mm f. 1mm
g. Kepekatan koloni g. Pekat g. Pekat
h. Jumlah koloni h. 336 h. 282
Ciri lainnya - -
Kelompok Kw I Kw II Kw III Kw IV
1 3 211 1 -
2 15 6 67 -
3 26 455 13 -
4 35 116 120 -
5 20 81 - 1
6 131 25 11 4
G. Analisis
1) Pengamatan Morfologi Koloni Bakteri dengan Penangkapan Bebas
Pada pengamatan morfologi koloni bakteri dengan penangkap bebas
dilakukan dengan dua koloni bakteri berbeda. Hasil yang didapatkan yaitu pada
koloni pertama menunjukkan ciri morfologi warna koloni yaitu putih susu, bentuk
koloni yaitu bundar, tepi koloni yaitu licin, elevasi koloni yaitu cembung,
mengkilat, diameter koloni yaitu 0,5 mm, pekat, jumlah koloni yaitu 336. Koloni
kedua menunjukkan ciri morfologi warna koloni yaitu putih kekuningan, bentuk
koloni yaitu tak beraturan dan menyebar, tepi koloni yaitu berlekuk, elevasi koloni
yaitu cembung, mengkilat, diameter koloni yaitu 1 mm, pekat, dan jumlah koloni
yaitu 282. Pada kedua koloni ini menunjukkan kepekatan dan jumlah koloni yang
relatif tinggi, hal ini dikarenakan pengambilan sampel di tempat yang kotor yaitu
di permukaan kloset.
2) Menentukan Jumlah Koloni Bakteri pada Jari Tangan
Kelompok bakteri yang teramati oleh kelompok praktikum 1-6 secara
berurutan adalah pada kuadran I adalah 2,15, 26, 35, 20, 131. Kelompok bakteri
yang teramati pada kuadran II adalah 211, 6, 455, 116, 81, 25. Kelompok bakteri
yang teramati pada kuadran III oleh kelompok praktikan 1-6 secara berurutan
adalah 1, 7, 13, 120, -, 11. Pada kuadran IV kelompok bakteri hanya ditemukan
pada kelompok praktikum 5 yaitu berjumlah 1 dan ditemukan pada kelompok 6
yaitu berjumlah 4. Jumlah koloni terbanyak seharusnya berada pada kuadran I
karena ibu yang dioleskan pada permukaan medium belum melakukan tindakan
aseptis. Namun menurut hasil praktikum, menunjukkan bahwa kebanyakan
jumlah koloni bakteri yang ditemukan berada pada kuadran II. Sehingga untuk
mengetahui faktor penyebabnya, akan dibahas dalam bab pembahasan.
3) Pewarnaan Koloni Bakteri
Pewarnaan kelompok bakteri dilakukan dalam keadaan kaca benda bersih
yaitu dengan cara melewatkan di atas nyala api lampu spiritus. Melewatkan diatas
nyala api spiritus bertujuan untuk membunuh bakteri asing (bukan bakteri
amatan). Kemudian meneteskan setetes aquades steril diatas kaca benda tersebut.
Selanjutnya mengambil inokulum koloni bakteri I secara aseptis, lalu letakkan
diatas tetesan aquades itu. Kemudian meratakan perlahan dan menunggu sampai
mengering. Selanjutnya melakukan fiksasi dengan cara melewatkan sediaan
tersebut diatas nyala api lampu spirtus dengan cepat. Selanjutnya meletakkan
sediaan diatas kawat penyangga yang berada diatas mangkuk pewarna. Lalu
meneteskan larutan amonium oksalat kristal violet diatas sediaan tersebut. Tunggu
selama 1 menit. Selanjutnya membuang kelebihan zat warna tersebut ke dalam
mangkuk dan bilaslah sediaan dengan air kran. Kemudian meneteskan larutan
iodium ke dalam mangkuk lalu bilaslah dengan air kran, dilanjutkan dengan
meteskan alkohol 95 persen diatas sediaan, lalu biarkan selama satu menit.
Kemudian membuang sisa alkohol ke dalam mangkuk dan bilaslah sediaan
dengan air kran. Kemudian mengeringkan sediaan dengan hati hati dengan kertas
penghisap, lalu memeriksa dibawah mikroskop. Dalam pewarnaan koloni bakteri
II dilakukan dengan cara yang sama, namun larutan yang digunakan berbeda.
Pada pewarnaan koloni bakteri II menggunakan larutan safranin diatas sediaan
yang kemudiaan dibiarkan selama 30 detik tanpa menggunakan larutan iodium
dan alkohol 95 persen. Pada pewarnaan ini di dapatkan struktur morfologi koloni
bakteri I dan koloni bakteri II yang telah disebutkan pada analisis pertama.
H. Pembahasan
Mikroba dapat diperoleh hampir di setiap tempat, dan untuk mempelajari
morfologi koloni mikroba, kita perlu menangkap dan menumbuhkan pada
medium lempeng terlebih dahulu. Pada umumnya mikroba yang tertangkap pada
medium lempeng ini akan tumbuh setelah 224 jam (Hastuti, 2008: 4).
Koloni bakteri mempunyai bermacam-macam bentuk, diantaranya adalah
berbentuk bundar, bundar dengan tepian kerang, bundar dengan tepian timbul,
keriput, konsentris, tak beraturan dan menyebar, berbenang-benang, bentuk L,
bundar dengan tepian menyebar, filliform, rizoid dan kompleks. Tepian koloni
bakteri ada yang licin, berombak, berlekuk, tak beraturan, sikat, bercabang, seperti
wol, seperti benang dan dan seperti ikat rambut. Sedangkan elevasinya ada yang
datar,timbul, cembung, seperti tombol, berbukit-bukit, tumbuh ke dalam medium
danseperti kawah (Hadioetomo, 1985: 66).
Bakteri berkembangbiak dengan cepat. Dalam keadaan yang serba
mengungtungkan (keadaan optimal), bebrapa jenis bakteri dapat membelah setiap
20 menit, sehingga dalam waktu sehari saja, suatu sel bakteri dapat berkembang
menjadi berjuta-juta sel. Karena dalam praktet banyak hal yang menghambat
kehidupan bakteri, bahkan banyak pula faktor-faktor yang menyebabkan
kematiannya, perkembangan bakteri tidak pernah mencapai keadaan seperti
tersebut diatas.
Kondisi lingkungan yang mendukung dapat memacu pertumbuhan dan
reproduksi bakteri. Faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan reproduksi bakteri adalah suhu, kelembaban, dan
cahaya(Rahmawati,2001)
Pada pengamatan jumlah bakteri dari penangkapan bebas yaitu di kamar
mandi didapatkan jumlah koloni bakteri I lebih banyak daripada koloni II. Hal ini
disebabkan karena faktor nutrien yang mempengaruhi jumlah
atau perkembangbiakan dari koloni bakteri. Agar dapat bertahan di alam
mikroba(termasuk bakteri) harus mampu tumbuh dan berkembang biak dengan
cepat, hal ini mungkin dicapai jika bakteri tersebut dapat melakukan pengambilan
nutrisi secara efisien sebab di alam terjadi persaingan memperebutkan nutrisi
yang jumlahnya terbatas (Ristiati, 2000: 92). Nutrisi yang diambil oleh koloni
bakteri I lebih banyak daripada koloni bakteri II, sehingga perkembangbiakan
koloni bakteri I lebih banyak dibandingkan dengan koloni bakteri II, dan hal ini
mempengaruhi jumlah koloni bakteri. Kedua koloni bakteri ini diambil dari closet
kamar mandi Gedung Biologi. Pada koloni I didapatkan koloni berjumlah 336,
warna koloni adalah putih susu. Menurut Dwidjoseputro (2005) adanya warna
tersebut dapat dipengaruhi juga oleh faktor luar seperti temperatur, pH, oksigen
bebas. Bentuk koloninya bundar dengan tepian licin, serta elevasi atau kemiringan
permukaannya cembung. Diameter koloni sebesar 0,5 cm dan pekat. Kepekatan
koloni diketahui dengan menyentuhkan jarum inokulasi ujung lurus pada
permukaan koloni secara aseptik lalu diangkat. Jarum inokulasi terasa lengket
berarti koloni bersifat pekat. Koloni terlihat mengkilat saat diarahkan pada
cahaya.
Pada koloni II didapatkan koloni berjumlah 282, warna koloni adalah putih
kekuningan. Seperti pada koloni sebelumnya, bila bakteri berkumpul bersama
kelompok akan menghasilkan suatu warna tertentu. Telah diketahui bahwa warna
koloni dapat juga dipengaruhi oleh suhu atau temperatur, pH, dan oksigen bebas.
Adanya faktor luar tersebut dimungkinkan memicu terjadinya reaksi kimia yang
terjadi dalam bakteri sehingga timbul warna tertentu. Bentuk koloninya tidak
beraturan dan menyebar dengan tepian berlekuk, serta elevasi atau kemiringan
permukaannya cembung. Diameter koloni sebesar 1 cm dan pekat serta mengkilat
ketika diarahkan pada cahaya.
Berdasarkan data pengamatan didapatkan morfologi bakteri yang terdiri dari 8 ciri
yang telah ditetapkan didapat sebuah pembahasan yaitu :
1. Warna bakteri , warna bakteri yang didapat adalah warna putih ,hal ini sesuai
dengan teori yang ada bahwa warna bakteri berkisar antara warna putih sampai
merah (Chan,1986) hal ini disebabkan karena pada bakteri ada yang memiliki
pigmen warna dan ada yang tidak memiliki pigmen ,contohnya yang
berpigmen seperti warna pada kloroplas sehingga dapat teridentifikasi.
Sedangkan yang tidak berpigmen dapat teridentifikasi setelah pemberian
pewarnaan dengan menggunakan metode gram positif dan negatif.
2. Bentuk Bakteri , bentuk bakteri yang praktikan dapat saat percobaan relative
sama akan tetapi masih ada yang berbeda yaitu didapat pada koloni I
didapatkan bentuk bundar sedangkan pada koloni II didapat bakteri yang
bentuknya tak beraturan . Bentuk sesuai dengan teori sebelumnya yang
menyebutkan berbagai macam bentuk salah satu diantaranya adalah bentuk
bundar dan tidak beraturan .Perbedaan tersebut disebabkan karena
menyesuaikan dengan kegunaanya masing-masing dan tahapan-tahapan
tertentu saat pembelahan
3. Tepi Bakteri, tepi bakteri yang didapat oleh praktikan yaitu pada koloni I
memiliki bentuk licin yang ditandai dengan tidak adanya gerigi pada bakteri
sedangkan pada koloni II didapatkan bentuk tepi yang berlekuk
4. Elevasi Bakteri , pada koloni I dan II didapatkan hasil elevasi bakteri (tinggi)
bakteri yang dilihat dari samping dengan mata telanjang didapatkan bentuk
cembung karena terdapat gundukan dibagian tengah koloni bakteri.
5. Mengkilat/suram, identifikasi koloni bakteri dikatakan mengkilat karena tidak
adanya bulu pada permukaan koloni bakteri sedangkan dapat dikatakan suram
apa bila terdapat bulu pada permukaan koloni bakteri . Hasil yang didapat oleh
praktikan yaitu pada kedua kuadran sama-sama mengkilat yang
mengindikasikan bahwa tidak adanya bulu pada koloni bakteri.
6. Diameter,pada koloni I didapatkan diameter sebesar 0,5 mm sedangkan pada
koloni II didapat diameter sebesar 1 mm .
7. Kepekatan,pada kedua kuadran didapatkan hasil yang sama yaitu sama-sama
pekat . Kepekatan ini dipengaruhi oleh banyaknya jumlah bakteri pada koloni
dan lamanya waktu yang diperlukan untuk mengembang biakan bakteri
tersebut .
8. Jumlah bakteri,semakin banyak jumlah koloni bakteri mengindikasikan
bahwa semakin kotor atau semakin terkontaminasinya tempat tersebut dan
apabila diberikan perlakuan dengan menggunakan metode aseptik dapat
mengurangi jumlah koloni bakteri .
Untuk pengamatan jumlah koloni bakteri pada jari tangan , praktikan
membaginya menjadi 4 kuadran dengan perlakuan sebagai berikut :
Kuadran I : Mengusap ibu jari secara langsung
Kuadran II : Mengusap jari telunjuk setelah mencuci tangan dengan
sabun
Kuadran III: Mengusap jari tengah setelah mencuci tangan dengan sabun dan
menggunakan alcohol 70%
Kuadran IV: Mengusap jari manis setelah mencuci tangan dengan sabun,
menggunakan alcohol 70% dan menggunakan lisol
Setelah itu cawan petri diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37oCelcius. Hal
ini bertujuan untuk membiakkan bakteri agar berkembang biak secara optimal.
Perlakukan ini sesuai dengan teori diatas dimana perkembang biakkan bakteri
dipengaruhi oleh 3 hal, yaitu suhu, kelembaban dan cahaya. Suhu diatur pada
suhu badan karena bakteri yang akan diamati berupa bakteri mesofil dimana ia
tumbuh pada suhu 15o 40o Celcius. Kelembaban pada inkubator telah
disesuaikan dengan kelembaban optimum sehingga bakteri mesofil dapat tumbuh
dengan optimum. Selain itu, pencahayaan pada inkubator menggunakan bola
lampu karena cahaya yang dihasilkan tidak mengandung sinar ultraviolet yang
dapat merusak bakteri.
Setelah diinkubasi selama 24 jam, terlihat bakteri pada cawan petri sudah
membentuk koloni. Hal ini menunjukkan bahwa proses pembiakan telah berhasil.
Pada kuadran I, praktikan menemukan ada 131 koloni bakteri. Jumlah yang besar
ini menunjukkan bahwa tangan praktikan meskipun tidak terlihat kotor tetap
terdapat bakteri dalam jumlah yang sangat besar. Jumlah yang jauh selisihnya
dibandingkan dari kelompok lain yang relative berkisar dari 15-35. Hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor yaitu karena pada saat sebelum melakukan
percobaan tanpa sengaja praktikan menggosok-gosok tangan disekitar meja di
laboraturium mikrobiologi karena memang sedikit berdebu pada saat itu.
Pada kuadran II, jumlah bakteri yang tadinya berjumlah 131 turun 106
menjadi 25. Hasil ini tepat sesuai dengan teori yang ada bahwa sabun adalah suatu
bahan yang digunakan untuk membersihkan kulit baik dari kotoran maupun
bakteri. Sabun yang dapat membunuh bakteri dikenal dengan sabun antiseptik
(Anton, 2008). Sabun antiseptik atau disebut juga dengan sabun obat mengandung
asam lemak yang bersenyawa dengan alkali dan ditambah dengan zat kimia atau
bahan obat. Sabun ini berguna untuk mencegah, mengurangi ataupun
menghilangkan penyakit atau gejala penyakit pada kulit (Lubis, 2003).
Sabun juga mengandung antiseptik mengandung komposisi khusus yang
berfungsi sebagai antibakteri. Di dalam sabun, triclosan dan triclocarban
merupakan zat antibakteri yang paling sering ditambahkan. Bahan inilah yang
berfungsi mengurangi jumlah bakteri berbahaya pada kulit(Rachmawati dan
Triyana, 2008)
Pada kuadran ke III didapat hasil jumlah koloni bakteri yang tadinya turun
dari 25 menjadi 11 . Hal ini disebabkan karena penambahan alkohol . Hasil
percobaan tepat adanya dengan teori yang ada karena alkohol beraksi dengan
mendenaturasi protein dengan jalan dehidrasi dan melarutkan lemak sehingga
membran sel rusak dan enzim-enzim akan diinaktifkan oleh alkohol. Etil alkohol
(etanol) 50-70% mempunyai sifat bakterisid untuk bentuk vegetatif. Secara
otomatis hal ini menyebabkan penurunan jumlah bakteri yang signifikan dan
dinilai ada ketepatan antara teori dan hasil pengamatan.
Pada kuadran IV didapat hasil jumlah koloni bakteri yang turun menjadi 4
koloni saja. Hal ini disebabkan karena lisol adalah efektif sebagai bakterisida, dan
kerjanya tidak banyak dirusak oleh adanya bahan organik. Namun, agen ini
menimbulkan iritasi (gangguan) pada jaringan hidup dan oleh karena itu
digunakan terutama sebagai disinfektan(Lubis, 2003). Ketepatan antara hasil
percobaan dan teori menunjukkan bahwa praktikan dapat mengeksekusi secara
tepat alat dan bahan yang ada.
Berkurangnya jumlah koloni bakteri menunjukkan bahwa bakteri dapat
dihilangkan dengan menggunakan metode aseptik, yaitu dengan mencuci tangan
dengan sabun maupun menggunakan alkohol.
I. Kesimpulan
1. Koloni I berwarna putih susu dengan bentuk koloni bundar dengan tepi licin,
elevasi koloni cembung, koloni terlihat mengkilat dengan diameter 0,5mm.
Kepekatan koloni pekat, jumlah koloni 1 pada medium lempeng didapatkan
sebanyak 336 koloni. Koloni II didapatkan warna koloni berwarna putih
kekuningan. Bentuk koloni tak beraturan dengan tepian menyebar, tepi koloni
terlihat berlekuk dengan elevasi koloni cembung. Koloni terlihat mengkilat dan
diameter koloni sebesar 1mm dengan kepektan yang pekat dan jumlah koloni
yang didapatkan cukup besar yakni sebanyak 282 koloni.
2. Jumlah koloni terbanyak ditemukan pada kuadran I (dengan perlakuan
mengusap ibu jari secara langsung ) jika dibandingkan dengan jumlah koloni
yang ditemukan pada kuadran I, III dan IV.
J. Diskusi
Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi jumlah dan macam bakteri? Jelaskan!
1. Faktor nutrisi
2. Faktor media
tidak semua bakteri hidup dalam media yang sama, ada beberapa bakteri yang
hidup dengan syarat medium tertentu
DAFTAR RUJUKAN
Anton. 2008. Proses Aseptik Dalam Laboratorium. Bali: Udayana Press
Hastuti, Utami Sri. 2008. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi. Malang: FMIPA UM.
LAMPIRAN
Gb. 1 Koloni mikroba pada jari tangan