Anda di halaman 1dari 20

OBJEK I

ISOLASI MIKROBA

I. TUJUAN
1. Mengetahui cara-cara dan teknik isolasi mikroba udara.
2. Mengetahui cara-cara dan teknik isolasi mikroba tanah.
3. Mengetahui cara-cara dan teknik isolasi mikroba air.

II. TEORI DASAR


Mikroorganisme terdapat dimana-mana di dalam lingkungan, pada tubuh
kita, dan di sekeliling kita. Mereka merupakan komponen penting dalam
ekosistem. Mikroorganisme dapat diperoleh dari lingkungan air, tanah, dan
udara. Substrat yang berupa bahan pangan, tanaman, dan hewan. Jenis
mikroorganisme berupa bakteri, kamir, dan kapang, Oleh karena itu,
diperlukan suatu teknik yaitu isolasi (Sri Agnes, 2015).
Mengisolasi suatu mikroba ialah memisahkan mikroba tersebut dari
lingkungannya di alam dan menumbuhkannya sebagai biakan murni dalam
medium buatan. Untuk isolasi harus diketahui cara-cara menanam dan
menumbuhkan mikroba pada medium biakan, faktor-faktor nutrisi serta
kebutuhanakan oksigen (gas, O₂ atau udara) dan syarat-syarat lain untuk
pertumbuhannya (Plezar, 2006). Prinsip kerja isolasi bakteri cukup sederhana
yakni dengan menginokulasikan sejumlah kecil bakteri pada suatu medium
tertentu yang dapat menyusung kehidupan bakteria. Hasil isolasi umumnya
merupakan biakan mikroba campuran dan perlu dimurnikan untuk memperoleh
biakan murni yang terdiri dari satu jenis yang dapat dipelajari morfologi, sifat
fisiologi dan biokimiawinya. Isolasi dapat dilakukan menggunakan beberapa
teknik berikut:
1. Teknik pengenceran bertingkat
Tujuannya yaitu memperkecil atau mengurangi jumlah mikroba yang
tersuspensi dalam cairan. Penentuaan besarnya atau banyaknya tingkat
pengenceran tergantung kepada perkiraan jumlah mikroba dalam sampel.
Digunakan perbandingan untuk sampel dari pengenceran pertama dan
selanjutnya, sehingga pengenceran berikutnya mengandung 1/10 sel
mikroba dari pengenceran sebelumnya.
2. Teknik penanaman
a. Teknik penanaman dari suspensi
Teknik penanaman ini merupakan lanjutan dari pengenceran
bertingkat dan umumnya digunakan untuk isolasi bakteri. Pengambilan
suspensi dapat diambil dari pengenceran mana saja tapi biasanya untuk
tujuan isolasi (mendapatkan koloni tunggal) diambil beberapa tabung
pengenceran terakhirnya.
1.) Spread plate (agar tabur ulas)
Teknik ini adalah teknik menanam dengan menyebarkan suspensi
dipermukaan media untuk memperoleh biakan murni.
2.) Pour plate (agar tuang)
Teknik ini memerlukan agar yang belum padat (±45ºC) untuk
dituang bersama suspensi (terutama bakteri) ke dalam cawan petri
kemudian dihomogenkan dan dibiarkan memadat.

b. Teknik penamaan dengan goresan atau streak


Teknik goresan ini mempunyai banyak variasi dan tujuannya untuk
memperoleh biakan murni dari biakan campuran dan memperoleh kolom
tunggal (terutama bakteri). Adapun beberapa teknik goresan ini sebagai
berikut :
1. Goresan Sinambung
2. Goresan T
3. Goresan Kuadran (streak quadran)

Isolasi mikroorganisme mengandung arti proses pengambilan


mikroorganisme dari lingkungannya untuk kemudian ditumbuhkan dalam suatu
medium di laboratorium proses isolasi ini menjadi penting dalam mempelajari
identifikasi mikroba uji morfologi, fisiologi, dan serologi sedangkan pengujian
sifat-sifat tersebut di alam terbuka sangat mustahil untuk dilakukan (Buckle
Indriyani, 2007).
Di dalam suatu populasi bakteri tidak semua sel mampu hidup terus, yang
dianggap sebagai sel hidup ialah sel yang mampu membentuk koloni di dalam
agar biak atau membentuk suspensi dalam larutan biak. Sel-sel yang mampu
hidup terus inilah yang dihitung dengan berbagai metode untuk menetapkan
jumlah sel hidup. Pada jumlah total sel ikut dihitung semua sel yang terlihat
atau yang dapat dihitung dengan cara lain, sehingga sel mati dan cacat ikut
dihitung. Jumlah koloni dihitung sesudah inkubasi.
Populasi mikroba di alam sekitar sangat besar dan sangat kompleks.
Beratus-ratus spesies berbagai mikroba biasanya menghuni bermacam-macam
bagian tubuh kita termasuk mulut, saluran pencernaan, dan kulit. Oleh karena
itu yang melatarbelakangi percobaan isolasi dan morfologi koloni mikroba
ialah untuk memelihara suatu mikroorganisme yaitu bakteri dan jamur dari
media yang ada, serta membedakan bahwa setiap mikroorganisme memiliki
bentuk tepi serta permukaan koloni yang berbeda-beda (U. Suriawiria, 2005).
III. PROSEDUR KERJA
3.1 Alat dan Bahan
Alat :
LAF, jarum ose, lampu Bunsen
Bahan :
Mikroba hasil penangkapan mikroba dari udara, sampel dari tanah, sampel
dari air kolam, media PDA (dalam cawan petri), alcohol 70%, spiritus.

3.2 Cara Kerja


Sebelum melakukan isolasi dilakukan pengambilan sampel dengan cara
berikut :
1. Sampel dari udara
Buka cawan petri yang telah berisi media PDA dan letakkan di kebun
selama 5 menit. Tutup dan bungkus serta beri label. Inkubasi pada suhu
kamar atau ruang.
2. Sampel dari tanah
Jika mikroorganisme yang diinginkan kemungkinan berada di dalam
tanah, maka cara pengambilannya bisa disekitar rhizosfer (perakaran)
yaitu dekat permukaan sampai ujung perakaran tanaman dengan
kedalaman ±10 cm.
3. Sampel dari kolom
Pengambilan sampel air bergantung kepada keadaan air. Jika berasal
dari air sungai yang mengalir maka botol dicelupkan miring dengan
bibir botol melawan arus air. Bila pengambilan sampel dilakukan pada
air yang tenang, botol dapat dicelupkan menggunakan tali, jika ingin
mengambil sampel dari air keran maka kran diaseptiskan menggunakan
api bunsen beberapa saat, air dialirkan beberapa saat kemudian
ditampung dalam botol.
I. Hasil Penangkapan dari Udara
1. Siapkan media PDA dalam cawan petri dengan menuang/plating 10
ml media ke cawan petri, diamkan media memadat dan ulang 2 kali.
2. Pisahkan koloni kamur dan bakteri menggunakan teknik aseptic di
dalam LAF. Untuk koloni jamur, ambil 1 loop koloni menggunakan
jarum ose, inokulasi pada media PDA baru, inkubasi selama 3-5 hari
pada suhu kamar (28ºC). Untuk koloni bakteri, ambil 1 loop koloni
menggunakan jarum ose, inokulasikan pada media NA
menggunakan teknik goresan/streak, inkubasikan selama 24 jam
pada suhu kamar (28ºC). pada teknik goresan, pengambilan koloni
dilakukan 1 kali dan selanjutnya setiap akan menggoreskan jarum
ose diaseptiskan hingga pijar pada lampu bunden, didinginkan
sejenak dengan tujuan mikroba yang menempel pada jarum ose tidak
mati.

II. Sampel dari Tanah dan Air Kolam


1. Buat suspensi sampel 10% dalam labu Erlenmeyer 250 ml. Jika
dalam bentuk padat 10 g dalam 10 ml aquades, cair 10 ml dalam 100
ml aquades.
2. Cairkan media dalam penangas air sampai suhu 45ºC.
3. Buat pengenceran 10-1 s/d 10-4 dari sampel, tandai setiap tabung
dengan tingkat pengencerannya.
4. Pipet 1 ml cairan dari pengenceran 10-3 dari 10-4, masukkan ke
dalam cawan petri yang telah ditandai.
5. Tuangkan agar ke dalam cawan dan goyang cawan dengan gerakan
searah jarum jam 5 kali gerakan dan berlawanan dengan arah jarum
sebanyak 5 kali.
6. Biarkan lempengan agar membeku (10 menit) setelah membeku,
balik lempengan agar dan masukkan ke dalam inkubator (30-37ºC)
untuk bakteri dan (20-25ºC) untuk jamur, selama 24-48 jam.
7. Amati pertumbuhan koloni bekteri, catat semua pengamatan.
IV. HASIL PENGAMATAN
4.1 Pengamatan Isolasi Mikroba Di Lingkungan Labor Kampus
Objek Gambar Keterangan
Cawan Na 1 Koloni bakteri
Jumlah: 45 koloni
Bentuk: Bulat
melingkar tipis
pinggirnya
Warna : Putih

Cawan Na 2 Koloni bakteri


Jumlah: 281 koloni
Bentuk: Bulat
melingkar tipis
pinggirnya
Warna : Putih

Cawan PDA 1 Koloni Jamur


Jumlah: 901 koloni
Bentuk: Bulat bercak
seperti kapas di
pinggirannya
Warna: kuning,
coklat kehitaman
Cawan PDA 2 Koloni Jamur
Jumlah: 1208 koloni
Bentuk: Bulat bercak
seperti kapas di
pinggirannya
Warna: kuning,
coklat kehitaman
4.2 Pengamatan Isolasi Mikroba Di Lingkungan Tong Sampah
Kampus
Objek Gambar Keterangan
Cawan Na 1 Koloni bakteri
Jumlah: 2 koloni
Bentuk: Bulat
melingkar tipis
pinggirnya
Warna : Putih

Cawan Na 2 Koloni bakteri


Jumlah: 7 koloni
Bentuk: Bulat
melingkar tipis
pinggirnya
Warna : Putih

Cawan PDA 1 Koloni Jamur


Jumlah: 17 koloni
Bentuk: Bulat
bercak seperti kapas
di pinggirannya
Warna: kuning,
putih kekuningan
Cawan PDA 2 Koloni Jamur
Jumlah: 10 koloni
Bentuk: Bulat
bercak seperti kapas
di pinggirannya
Warna: kuning,
putih kekuningan
4.3 Pengamatan Isolasi Mikroba Di Lingkungan Toilet Utama Kampus
Objek Gambar Keterangan
Cawan Na 1 Koloni bakteri
Jumlah: 35 koloni
Bentuk: Bulat
melingkar tipis
pinggirnya
Warna : Putih

Cawan Na 2 Koloni bakteri


Jumlah: 46 koloni
Bentuk: Bulat
melingkar tipis
pinggirnya
Warna : Putih

Cawan PDA 1 Koloni Jamur


Jumlah: 213 koloni
Bentuk: Bulat bercak
seperti kapas di
pinggirannya
Warna: kuning, putih
kekuningan
Cawan PDA 2 Koloni Jamur
Jumlah: 250 koloni
Bentuk: Bulat bercak
seperti kapas di
pinggirannya
Warna: kuning, putih
kekuningan
4.4 Pengamatan Isolasi Mikroba Di Lingkungan Kantin utama
Kampus
Objek Gambar Keterangan
Cawan NA 1 Koloni bakteri
Jumlah: Banyak
Bentuk: Bulat
melingkar tipis
pinggirnya
Warna : Krim, Putih

Cawan NA 2 Koloni bakteri


Jumlah: Banyak
Bentuk: Bulat
melingkar tipis
pinggirnya
Warna : Putih
kekuningan

Cawan PDA 1 Koloni Jamur


Jumlah: Tidak banyak
Bentuk: Bulat bercak
seperti kapas di
pinggirannya
Warna: kuning, putih
kekuningan
Cawan PDA 2 Koloni Jamur
Jumlah: Paling sedikit
Bentuk: Bulat bercak
seperti kapas di
pinggirannya
Warna: kuning, putih
kekuningan
4.5 Pengamatan Isolasi Mikroba Di Lingkungan Klinik Kampus
Objek Gambar Keterangan
Cawan NA 1 Koloni bakteri
Jumlah: 14 koloni
Bentuk: Bulat
melingkar tipis
pinggirnya
Warna : Putih

Cawan NA 2 Koloni bakteri


Jumlah: 15 koloni
Bentuk: Bulat
melingkar tipis
pinggirnya
Warna : Putih

Cawan PDA 1 Koloni Jamur


Jumlah: +25 koloni
terlihat (banyak)
Bentuk: Bulat bercak
seperti kapas di
pinggirannya
Warna: kuning,
Cawan PDA 2 Koloni Jamur
Jumlah: +33 koloni
besar (sangat banyak)
Bentuk: Bulat bercak
seperti kapas di
pinggirannya
Warna: kuning
4.6 Pengamatan Isolasi Mikroba Di Lingkungan Kantin 2 Kampus
Objek Gambar Keterangan
Cawan NA 1 Koloni bakteri
Jumlah: 10 koloni
Bentuk: Bulat
melingkar tipis
pinggirnya
Warna : Putih

Cawan NA 2 Koloni bakteri


Jumlah: 21 koloni
Bentuk: Bulat
melingkar tipis
pinggirnya
Warna : Putih

Cawan PDA 1 Koloni Jamur


Jumlah: 37 koloni
entuk: Bulat bercak
seperti kapas di
pinggirannya
Warna: kuning,
Cawan PDA 2 Koloni Jamur
Jumlah: 45 koloni
Bentuk: Bulat bercak
seperti kapas di
pinggirannya
Warna: kuning
4.7 Pengamatan Isolasi Mikroba Di Lingkungan Pohon parkiran
Kampus
Objek Gambar Keterangan
Cawan NA 1 Koloni bakteri
Jumlah: 55 koloni
Bentuk: Bulat
melingkar tipis
pinggirnya
Warna : Putih

Cawan NA 2 Koloni bakteri


Jumlah: 105 koloni
Bentuk: Bulat
melingkar tipis
pinggirnya
Warna : Putih

Cawan PDA 1 Koloni Jamur


Jumlah: 11 koloni
terlihat (banyak)
Bentuk: Bulat bercak
seperti kapas di
pinggirannya
Warna: kuning,
Cawan PDA 2 Koloni Jamur
Jumlah: 8 koloni besar
(sangat banyak)
Bentuk: Bulat bercak
seperti kapas di
pinggirannya
Warna: kuning
4.8 Pengamatan Isolasi Mikroba Di Lingkungan Toilet 2 Kampus
Objek Gambar Keterangan
Cawan NA 1 Koloni bakteri
Jumlah: 15 koloni
Bentuk: Bulat
melingkar tipis
pinggirnya
Warna : Putih

Cawan NA 2 Koloni bakteri


Jumlah: 10 koloni
Bentuk: Bulat
melingkar tipis
pinggirnya
Warna : Putih

Cawan PDA 1 Koloni Jamur


Jumlah: +/- 110
Bentuk: Bulat bercak
seperti kapas di
pinggirannya
Warna: kuning,

Cawan PDA 2 Koloni Jamur


Jumlah: +/- 117
koloni Bentuk: Bulat
bercak seperti kapas
di pinggirannya
Warna: kuning
V. Pembahasan
Isolasi merupakan proses yang dapat dilakukan untuk mendapatkan
berbagai jenis mikroorganisme dari habitat aslinya. Secara alami,
mikroorganisme sangat banyak terdapat pada alam seperti tanah, air, udara,
permukaan kayu, daun, dan masih banyak tempat menjadi rumah bagi
mikroorganisme. Oleh sebab itu, dengan mengambil sebagian kecil habitat
alami mikroorganisme tersebut dapat diperoleh berbagai jenis mikroorganisme
melalui proses isolasi. Mikroorganisme memiliki peranan penting dalam siklus
kehidupan, terutama sebagai pengurai. Makanan tradisional hasil fermentasi
merupakan salah satu contoh pemanfaatan mikroorganisme sebagai pengurai
oleh para pendahulu. Sumatera Barat memiliki berbagai food biodiversity hasil
fermentasi seperti dadih, budu, asam durian dan tapai singkong yang diproses
dari berbagai bahan baku, seperti produk susu, sereal, buah-buahan hingga
hasil laut. Proses pembuatan pangan fermentasi melibatkan berbagai jenis
mikroorganisme sehingga pangan fermentasi tersebut juga dapat dijadikan
sumber untuk mengisolasi mikroorganisme.
Mikroorganisme hasil isolasi perlu diidentifikasi untuk mengetahui jenis
serta strainnya sehingga karakteristik dari mikroorganisme tersebut dapat
diketahui guna pemanfaatan kemampuannya. Mikroorganisme dapat
dikelompokkan berdasarkan kesamaan dalam gen yang dimiliki yang
mencerminkan hubungan evolusi mereka.
Pendekatan identifikasi untuk eksplorasi keanekaragaman mikroba dari
sampel lingkungan yang kompleks didasarkan pada kloning dan sekuensing
gen penyandi 16 ribosomal RNA. Perkembangan teknik PCR (Polymerase
Chain Reaction) memungkinkan untuk mengidentifikasi mikroorganisme yang,
memperkuat gen 16S rRNA diisolasi dari koloni primer universal yang
diarahkan pada daerah di kedua ujung gen, dan kemudian mengurutkan produk
PCR.
Pada praktikum isolasi mikroba ini dimana setiap kelompok mengamati
isolasi mikroba di tempat yang berbeda beda. Ada yang di lingkungan labor
kampus, lingkungan tong sampah kampus, di lingkungan toilet kampus,
dilingkungan kantin utama kampus, di lingkungan klinik kampus, di lingkugan
kantin 2 kampus, di lingkungan pohon parkiran kampus dan di lingkungan
kampus.
5.1 Di lingkungan labor kampus
Pada media PDA terdapat koloni jamur yang berjumlah 901 koloni pada
cawan PDA1 dan 1208 koloni jamur pada cawan 2. Pada media, koloni
jamur berpencar da nada yang menyatu membentuk koloni yang besar.
Secara makroskopis terlihat warna koloni jamur ada yang coklat
kehitaman dan ada yang putih dan kuning. Bentuknya melingkar tak
beraturan. Pada media Na terdapat koloni bakteri yang berjumlah 45
koloni pada cawan pertama dan 281 koloni pada cawan kedua. Secara
makroskopis koloni bakteri berbentuk bulat berwarna putih.
5.2 Di lingkungan tong sampah kampus
Di tempat pembuangan sampah jumlah koloni pada medium Na1 adalah
2 dan Na2 adalah 7, yang berbentuk titik-titik, bulat, tidak beraturan.
Terdapat satu koloni yang agak sedikit menggumpal berwarna putih
kekuningan. Untuk medium PDA1 terdapat koloni bulat besar yang
berjumlah 17 koloni dan untuk PDA2 yaitu 10 koloni. Koloni tersebut
tidak beraturan, berwarna kuning dan putih. Jumlah koloni PDA yang
kedua lebih sedikit dari PDA pertama.
Setelah 3 hari medium diinkubasi, maka terlihat mikroba-mikroba pada
setiap medium dengan bentuk koloni yang berbeda-beda. Pada table diatas
terlihat bahwa lebih banyak bakteri yang tumbuh pada mediumnya, akan
tetapi seharusnya yang lebih banyak tumbuh adalah jamur karena PDA
mengandung substansi-substansi yang dibutuhkan oleh jamur dalam
perkembangbiakan yaitu potato, dektosa, dan agar.
Sedangkan mikroorganisme yang lainnya memerlukan suatu medium
yang sangat kompleks yaitu berupa bahan kompleks lainnya. Pada
dasarnya bakteri yang terdapat di tong sampah lebih banyak daripada di
tempat lain karena tong sampah merupakan tempat pembuangan yang
mana terdapat bermacam-macam bentuk bakteri di dalamnya.
5.3 Di lingkungan toilet utama kampus
Di bagian lingkungan toilet kampus, setelah di cek hasil dari isolasi
mikroba dilingkungan toilet kampus terdapat koloni-koloninya. Jumlah
koloni pada medium NA 6 gumpalan titik kecil berwarna putih pada
wadah I dan 13 gumpalan titik kecil bewarna putih pada wadah II. Pada
medium PDA adanya mikroorganisme (jamur) banyak dan jelas berwarna
orange kekuning-kuningan dan berwarna putih. Mikroorganisme ini
berasal dari udara toilet kampus yang disimpan selama 97 jam di
inkubator.
5.4 Di lingkungan kantin utama kampus
Percobaan kali ini diawali dengan tahap pengenceran, dalam hal ini
medium agar atau Na berfungsi untuk memindahkan berbagai macam
mikroorganisme serta kultur bakteri yang kemudian diencerkan terlebih
dahulu selama ±15 menit pada suhu yang tinggi. Hal ini bertujuan agar
medium yang digunakan mencair, kemudian disterilkan dalam autoklaf
dan disimpan dalam beberapa tempat yang berbeda. Setelah dibiarkan di
beberapa tempat yaitu di udara kantin selama 24 jam diperoleh hasil
pertumbuhan mikroba pada medium Na.
5.5 Di lingkungan klinik utama kampus
Setelah 24 jam, diamati pada media buatan Na terdapat beberapa koloni
bakteri yang cukup banyak dan jika dihitung terdapat ±19 koloni, koloni
bakteri tersebut berwarna putih dan halus, bentuk koloni setelah diamati
berbentuk bulat-bulat kecil. Dan untuk media buatan Na itu sendiri tetap
bening.
Kemudian pada cawan petri yang terdapat media buatan berupa PDA,
yang telah diinkubasi selama 48 jam, diamati jumlah koloni yang tumbuh
±18 koloni. Berbentuk bulat, tidak teratur, titik-titik berwarna kuning
pucat, berukuran besar dan kecil. Tekstur halus dan media buatan PDA
berwarna kuning kecoklatan. Setelah selesai melakukan pengamatan, alat
dan bahan pun disterilkan agar tidak menjadi sarang bakteri.
5.6 Di lingkungan kantin 2 kampus
Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan isolasi mikroba di udara.
Sampel yang digunakan adalah udara di wc dengan media Na (bakteri) dan
PDA (jamur). Percobaan dengan Na digunakan sebanyak dua buah (dua
cawan) yang mana untuk melihat organisme bakteri pada Na di kantin.
Dan dari hasil pengamatan selama 1×24 jam diamati Na sudah padat dan
terdapat banyak organisme yang tumbuh (bakteri). Perhitungan jumlah
bakteri dapat dilakukan melalui perhitungan jumlah bakteri yang hidup
(colong counter). Berdasarkan percobaan yang dilakukan, hasil isolasi
mikroba pada kantin banyak mikroorganisme berupa bakteri.
Percobaan selanjutnya yaitu menggunakan media PDA. Setelah
dilakukan penuangan bahan PDA diletakkan selama 1 menit di dalam
kantin. Lalu setelah 1×48 jam diamati hasil. Pada media PDA terdapat
banyak mikroorganisme jamur. Lebih banyak terdapat mikroorganisme di
PDA dibandingkan dengan NA. Faktor yang mempengaruhi antara lain
perbedaan nutrient dari masing-masing medium tersebut, dan juga
perbedaan sampel yang akan diisolasi juga mempengaruhi perbedaan hasil
dari kedua medium tersebut.
5.7 Di lingkungan pohon parkiran kampus
Setelah didiamkan selama lebih kurang 2 hari diperoleh hasil
pertumbuhan mikroba pada media NA dan PDA. Dilingkungan pohon
parkiran kampus didapatkan jumlah koloni pada media NA adalah 11 dan
8 koloni yang teramati pada cawan petri. Adanya 3 gumpalan titik yang
besar-besar dan 8 gumpalan yang berukuran kecil. Sedangkan untuk
wadah kedua pada media NA teramati jumlah koloni sebanyak 8 koloni
dengan ukuran yang bervariasi.
Untuk media PDA yang selama didiamkan selama lebih kurang satu
menit di udara bebas didapati jumlah koloni 55 dan 105 disebabkan karena
melihat koloni lebih dari waktu 48 jam. Mikroorganisme yang teramati ada
yang berbentuk gumpalan berwarna putih dan orange tetapi gumpalan
orange tidak sebanyak dengan gumpalan berwarna putih.
5.8 Di Lingkungan toilet 2 Kampus
Dibagian lingkungan toilet 2 kampus, setelah di cek hasil dari isolasi
mikroba dilingkungan kampus terdapat koloni-koloninya. Jumlah koloni
pada medium NA 15 gumpulan titik kecil berwarna putih pada wadah I
dan 10 gumpalan titik kecil bewarna putih pada wadah II. Pada medium
PDA adanya 10 gumpalan pada wadah I dan 117 gumpalan pada cawan II
yang berbentuk bulat bercak seperti kapas dipinggirannya mikroorganisme
(jamur) banyak dan jelas berwarna orange ke kuning-kuningan dan
berwarna putih. Mikroorganisme ini berasal dari udara toilet kampus yang
disimpan selama 97 jam di inkubator.
VI. Kesimpulan dan Saran
6.1 Kesimpulan
Dari praktikum isolasi mikroba yang dilakukan dapat disimpulkan
bahwa:
1. Isolasi mikroba adalah proses pengambilan mikroorganisme dari
lingkungannya untuk kemudian ditumbuhkan dalam suatu medium
di laboratorium.
2. Tempat pengambilan sampel udara ada bermacam-macam tempat
yaitu, lingkungan labor kampus, lingkungan tong sampah kampus, di
lingkungan toilet kampus, dilingkungan kantin utama kampus, di
lingkungan klinik kampus, di lingkungan kantin 2 kampus, di
lingkungan pohon parkiran kampus dan di lingkungan kampus.
6.2 Saran
1. Pada pratikum diharapkan seluruh mahasiswa mematuhi protokol
kesehatan serta mematuhi peraturan laboratorium yang telah dibuat
dan melakukan pratikum dengan baik dan benar.
2. Para praktikan diharapkan melakukan pengamatan secara cermat
untuk praktikum kedepannya.
3. Praktikan diharapkan memahami semua materi agar praktikum dapat
dilakukan dengan baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA

Agnes Sri. 2015. Mikrobiologi Kesehatan: Peran Mikrobiologi Dalam


Bidang Kesehatan. Yogyakarta: CV. Andi Offset

Amilius Thalib, Widiawati Y., dan Hamid H. 2004. Uji Efektif IsolasiBakteri
Hasil Isolasi Mikroba Rumen dengan Media Asetogen sebagai Inhibutor
Metanogenesis, JLTV, Vol. 9 (4).

Indriyani, Buckle. 2007. Mikrobiologi Terapan. Yogyakarta: Universitas Gajah


Mada

Frianto, L. 2004. Menghitung Mikroba Pada Bahan Makanan, Cakrawala


(Suplemen pikiran rakyat untuk iptek). Bandung: Farmasi FMIPA ITB

Plezar. 2006. Dasar-Dasar-Mikrobiologi. Jakarta: UI Press

Suriawiria, U. 2005. Mikrobiologi Dasar. Jakarta: Papas Sinar Sinanti.

Anda mungkin juga menyukai