LAPORAN PRAKTIKUM
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Mikrobiologi
yang dibina oleh Sitoresmi Prabaningtyas, S.Si, M.Si
Oleh :
Kelompok 1
Isfatun Chasanah
140342603465
140342601574
BAB I
PENDAHULUAN
A. Dasar Teori
Bakteri merupakan golongan prokariot. Salah satu karakteristik utama
bakteri adalah ukuran, bentuk, struktur, dan penataan selnya. Berbagai
ciri
ini
mencakup
morfologi
sel.
Ukuran,
bentuk,
serta
penataan
terhadap
bentuk
dan
pengolahan
makanan.
pengelompokan
sel,
Sifat-sifat
susunan
tersebut
dinding
sel,
1) Kokus
Menurut Fardiaz (1992) bakteri berbentuk bulat (kokus) dapat
dibedakan atas beberapa grup berdasarkan pengelompokan selnya,
antara lain:
a) Diplokokus :
b) Streptokokus :
c) Tetrad
:
d) Stapilokokus :
anggur)
e) Sareinae
vibrio
tumbuh
sebagai
benang-benang
membelit
atau
berbentuk huruf S.
b) Spiril (spirilium) adalah spiral atau lilitan yang sebenaranya, seperti
kotrek (pembuka gabus)
c) Spirochaeta yang juga merupakan bakteri berbentuk spiral, tetapi
bedanya dengan spiril dalam hal kemampuannya melenturkan dan
melekuk-lekukkan
dimungkinkan
dari
tubuhnya
sambil
kontraksi
benang
bergerak.
aksial
atau
Gerakan
flagel,
ini
yang
dapat
datar,
timbul
mendatar,
timbul
melengkung,
timbul
utuh,
berombak,
berbelah-belah,
bergerigi,
berbenang-benang
BAB II
METODE
A. Alat dan Bahan
a. Morfologi
Alat :
1. Koloni counter
2. Penggaris
3. Jarum inokulasi
4. Cawan petri
Bahan :
1. Biakan bakteri padamedium NA
2. Lisol
b. Inokulasi
Alat :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Pembakar bunsen
Inkubator
Korek api
LAF
Jarum inokulasi
Tabung reaksi
Rak tabung reaksi
Bahan :
1. Biakan bakteri pada media miring.
2. Alkohol
3. Kapas
B. Cara Kerja
a) Hasil Tera
1. Menyiapkan semua alat dan bahan yang dibutuhkan.
2. Membersihkan alat yang diperlukan untuk peneraan.
3. Menyiapkan mikroskop yang akan digunakan untuk peneraan.
4. Meletakkan mikrometer objektif pada meja benda mikroskop.
5. Menyesuaikan kaca objektif hingga pas dengan lensa okuler.
dan
35
34
8
31
x 0,01 mm
= 0,26 x 0,01 mm
= 0,0026 x 1000
= 2,6 m
c. Perbesaran 1000 kali
Skala mikrometer okuler
Skala mikrometer objektif
: 25
:3
3
25
x 0,01 mm
= 0,12 x 0,01 mm
= 0,0012 x 1000
= 1,2 m
b) Pembuatan Media NA
Media Agar dalam Cawan Petri
1.
2.
3.
4.
5.
6.
3. Melakukan inokulasi secara aseptik di dalam LAF dan dekat lampu spiritus.
4. Membakar jarum inokulasi ujung lurus dengan menggunakan lampu spiritus dari
ujung sampai pangkal hingga berpijar.
5. Memanaskan biakan mikroba lalu Mengambil biakan mikroba dengan menggunakan
jarum inokulasi dan menusukkan pada tabung reaksi yang berisi medium NA
(Nutrient Agar) miring dengan cara menggores secara zig-zag dan dari arah bawah ke
atas kemudian memanaskan ujung tabung reaksi.
6. Memasukkan jarum ke dalam tabung reaksi yang berisi alkohol, hal ini berfungsi
untuk menyeterilkan jarum inokulasi.
7. Menutup media dengan menggunakan kapas.
8. Menginkubasi dalam inkubator pada suhu 37 C selama 1 x 24 jam
9. Mengamati bentuk koloni yang ada.
e) Mengamati Morfologi Koloni Bakteri.
1. Membersihkan meja laboratorium dengan menggunakan lisol hingga bener-benar
bersih.
2. Mengambil media NA pada cawan petri untuk pengamatan morfologi.
3. Memilih 2 macam koloni bakteri yang berasal dari biakan bakteri di dalam media NA
pada cawan petri.
4. Melakukan pengamatan morfologi :
a. Warna koloni : melihat warna dari koloni secara langsung.
b. Bentuk koloni : melihat struktur dan bentuk koloni yang ada.
c. Tepi koloni : mengidentifikasi tepian dari koloni bakteri dengan mencocokan
pada buku petunjuk praktikum.
d. Elevasi koloni : mengarahkan cawan petri sejajar dengan mata dan melihat
permukaan koloni.
e. Kepekatan koloni : membakar jarum inokulasi yang kemudian menempelkannya
pada koloni. Bila ikut tertarik, membuktikan bahwa koloni tersebut pekat
begitupun sebaliknya.
f. Mengkilat atau suram : mengarahkan biakan bakteri di dalam cawan petri ke arah
cahaya yang ada.
g. Diameter koloni : mengukur diameter koloni dengan menggunakan penggaris
pada diameter nya.
5. Menacatat hasil pengamatan.
BAB III
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Data
Pengamatan Morfologi
Cawan I
: Greenhouse Biologi
Jumlah koloni : 8 koloni
Cawan II
: Toilet Wanita
Jumlah Koloni : 22 koloni
Koloni yang diamati pada tabel di bawah ini berasal dari cawan I yang sampelnya diambil
dari Greenhouse Biologi.
Koloni
KI
K II
Warna
Putih
Tulang
Putih
Tulang
Inokulasi Bakteri
Bentuk
Tepian
Elevasi
Keriput
Licin
Datar
Bundar
Licin
Seperti
Tombol
Kepekatan
Tidak
Mengkilat/
Diameter
Suram
Suram
6 mm
Mengkilat
3 mm
Pekat
Pekat
Koloni
Bentuk Koloni
KI
Pedang
KII
Pedang
B. Analisis Data
Pada praktikum pengamatan morfologi koloni yang telah dilakukan,
digunakan 2 sample koloni bakteri yang keduanya merupakan biakan
bakteri yang diambil samplenya dari Green House jurusan Biologi FMIPA
UM.
keriput, tepian licin, elevasi datar, tidak pekat, suram, dan bewarna putih
tulang. Koloni I memiliki ukuran lebih besar daripada koloni II, yakni
berdiameter 6 mm. sedangkan koloni II memiliki bentuk bundar, tepian
licin elevasi seperti tombol, pekat, mengkilat dan berdiameter 3 mm.
Jumlah koloni dari hasil pembiakan bakteri lebih banyak terdapat
pada cawan II, yakni bakteri yang diperoleh dari toilet wanita. Hal ini
dikarenakan adanya kelembaban yang tinggi di dalam toilet. Selain itu
juga terdapat tempat sampah yang isinya belum dibuang, sehingga
bakteri lebih banyak jenisnya. Bakteri dengan koloni yang berbeda
memiliki jenis yang berbeda. Oleh karena itu, kesimpulan sementara
adalah jumlah dan jenis bakteri pada cawan II lebih banyak karena
memiliki koloni yang lebih banyak daripada cawan I.
C. Pembahasan
Mikroorganisme merupakan jasad hidup yang memiliki ukuran sangat kecil. Pada
praktikum kali ini sampel biakan bakteri diambil dari Greenhouse biologi, sehingga
didapatkan 2 koloni yang masing-masing bisa diamati secara morfologi. Pengamatan
tentang karakteristik morfologi koloni bakteri perlu dilakukan, agar mempermudah
dalam proses identifikasi jenis bakteri. Namun harus dilanjutkan dengan uji biokimia
agar data lebih akurat dan spesifik (Fitri & Yekki, 2011).
Bakteri yang telah ditumbuhkan dalam medium agar akan membentuk suatu
penampakan berupa koloni. Koloni bakteri merupakan sekelompok masa sel yang dapat
dilihat dengan menggunkan mata langsung. Satu koloni bakteri yang ada pada media
cawan petri/ dalam media agar adalah sama dan dianggap semua sel yang berada di
dalam satu koloni tersebut adalah satu keturunan (progeny) dari satu mikroorganisme dan
karena itu mewakili biakan murni ( Kusnadi, dkk., 2003).
Morfologi koloni harus diamati dengan sangat teliti terutama dari sifat-sifat koloni
nya. Sifat-sifat dari suatu koloni adalah sifat sifat yang ada sangkutnya dengan bentuk,
susunan, permukaan, pengkilatan. Pengamatan dari sifat-sifat ini dapat dilihat dengan
menggunakan mata biasa tanpa menggunakan mikroskop. Agar sifat-sifat tersebut jelas
teramati, maka ada baiknya bakteri ditumbuhkan dalam media padat (Dwidjoseputro,
2005).
Koloni pertama yang diamati memiliki warna putih tulang dengan bentuk keriput,
memiliki tepi yang licin, elevasinya dari samping saat diamati adalah datar dan suram.
Sedangkan pada koloni kedua yang diamati memiliki warna putih tulang, tepinya licin,
elevasinya saat diamati mirip dengan tombol, dan mengkilat. Bila dibandingkan dengan
teori maka hasilnya sesuai dengan teori bahwa dalam hal bentuk koloni ada yang bulat,
ada yang memanjang, dengan tepian rata dan tidak rata. Sedangkan dalam kenaikan atau
elevasinya terdapat koloni yang permukaannya rata dengan medium dan ada yang timbul
yang menjulang di permukaan medium. Bila dilihat dari wajah, ada koloni yang
mengkilat dan juga ada
BAB IV
PENUTUP
Simpulan
1.
Morfologi koloni I bakteri memiliki bentuk keriput, tepian licin, elevasi datar, tidak
pekat, suram, dan bewarna putih tulang. Koloni I memiliki ukuran lebih besar daripada
koloni II, yakni berdiameter 6 mm. sedangkan koloni II memiliki bentuk bundar, tepian
2.
DAFTAR RUJUKAN
Fardiaz, S. 1992. Mikrobiologi Pangan I. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama
Fitri, Lenni & Yekki Yasmin. 2011. Isolasi dan Pengamatan Morfologi Koloni Bakteri
Kitinolitik. Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi, Biologi Edukasi. 3(2): 20-25.
Kusnadi, dkk. 2003. Common TextBook Mikrobiologi. Bandung: JICA-IMSTEP.
Dwidjoseputro, D. 1989. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan.
Dwidjoseputro, 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Penerbit Djambatan.
Irianto, K. 2006. Mikrobiologi: Menguak Dunia Mikrobiologi Jilid 2. Bandung : CV. Yrama
Widya .
Madigan, M.T., Martinko, J.M., Stahl, D.A., & Clark. D.P. 2012. Brock Biology
of Microorganisms Thirteenth Edition. San Francisco: Pearson
Education, Inc.
LAMPIRAN
Foto