Faktor tumbuh ialah komponen seluler esensial yang tidak dapat disintesis
sendiri oleh suatu organisme dari sumber dasar karbon dan nitrogennya.
Komponen sel yang dimaksud dapat berupa asam amino atau vitamin. Bagi
banyak heterotrof, kebutuhan akan faktor tumbuh sudah dapat dipenuhi oleh
ekstrak daging atau kaldu nutrien. Namun pada beberapa patogen (fastidious)
diperlukan medium yang lebih rumit seperti agar darah untuk penyediaan fakror
tumbuh yang diperlukan. Keasaman (pH) medium juga dibutuhkan bagi
pertumbuhan organisme terutama kerja enzim. Sebagian besar bakteri tumbuh
paling baik pada sekitar pH 7 (Hadioetomo, 1990).
Panas lembab sangat efektif meskipun suhu yang digunakan tidak terlalu
tinggi, karena uap air berkondensasi pada bahan-bahan yang disterilkan,
dilepaskan panas sebnyak 686 kalori per gram uap air pada suhu 121 C. Panas
ini mendenaturasikan atau mengkoagulasikan protein pada organisme hidup dan
mematikannya.
Bakteri memiliki bentuk dan struktur yang berbeda. Bentuk dan struktur
ini yang disebut dengan morfologi bakteri. Setiap bakteri memiliki bentuk yang
berbeda. Ini juga dipengaruhi oleh kondisi tempat hidupnya. Bakteri dapat hidup
di setiap tempat misalnya ; udara, diantara rambut, di sela-sela gigi , didalam
tanah dan sebagainya (Hastuti, 2012).
Pada umumnya ada tiga bentuk bakteri yang berbeda yaitu, bentuk kokus
atau bulat, basil atau silinder (batang), dan spiral atau melengkung melingkar
(Volk & Wheeler, 1988).
Untuk mengidentifikasi suatu bakteri dapat diamati dari bentuk koloni, warna
koloni, tepi koloni, elevasi koloni, serta tipe pertumbuhannya pada medium
miring.
1 Bentuk Koloni
Bentuk koloni yang umunya ditemukan yaitu bundar, bundar dengan
tepian kerang, bundar dengan tepian timbul, keriput, konsentris, tak
beraturan dan menyebar, berbenang-benang, bentuk l, bundar dengan
tepian menyebar, filiform, rizoid, atau kompleks.
2 Bentuk Tepi Koloni
Bentuk tepian koloni bakteri umunya yaitu licin, berombak, berlekuk,
takberaturan, siliat, bercabang, seperti wol, seperti benang, atau seperti
ikal rambut.
3 Elevasi Koloni
Selain dapat diamati dan diidentifikasi dari bentuk, warna, dan tepian
koloninya, pengamatan koloni juga dapat di lakukan pada elevasi
koloninya. Beberapa elevasi dari koloni bakteri yaitu, datar, timbul,
cembung, seperti tetesan, seperti tombol, berbukit-bukit, tumbuh kedalam
medium, atau seperti kawah.
4 Tipe Pertumbuhan pada Medium Agar Miring
Tipe pertumbuhan koloni bakteri pada medium agar miring juga dapat
digunakan untuk mengidentifikasi jenis bakteri. Menurut Fardiaz dalam
Hatuti (2012) ada beberapa tipe koloni bakteri pada medium agar miring
yaitu bentuk serupa pedang, bentuk berduri, bentuk serupa tasbih, bentuk
titik-titik, bentuk berupa batang, dan bentuk serupa akar.
Medium agar padat miring merupakan medium nutrien cair yang ditambah
agar sebagai pemadatnya dan dibirakan mengeras pada posisi miring. Pada
medium agar padat miring, bakteri Eschercia coli, bentuknya spreadling dengan
elevasi low convex, tidak berbau, berwarna krem dan pertumbuhannya sedikit saja
namun membentuk koloni. Pada Bacillus subtilis pertumbuhannya tipis dan
merata tanpa koloni dengan elevasi low convex berbentuk echinulate, tidak berbau
dan berwarna krem (Anitamuina, 2013).
Bakteri dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu gram positif dan gram
negatif. Pembagian kelompok ini didasarkan teknik pewarnaan diderensial yang
disebut pewarnaan gram. Kedua kelompok ini berbeda terutama dalam dinding
selnya(Volk & Wheeler, 1988).
Baik pada bakteri gram positif maupun bakteri gram negatif, dinding sel
tidak meyerap cukup zat warna dasar yang umum. Pewarnaan sel bakteri secara
gram merupakan salah satu proseedur yang penting dan paling banyak digunakan
dalam klasifikasi bakteri (Hastuti, 2012). Adapun hasil perubahan warna bakteri
oleh pewarnaan gram yaitu ,
Alat:
1. Inkubator
2. Loupe
3. Colony Counter
4. Mikroskop
5. Kaca benda
6. Mangkuk pewarna
7. Kawat penyangga
8. Pipet
9. Pinset
10. Lampu spiritus
11. Botol penyemprot
Bahan
1. 2 medium lempeng NA
2. Aquades steril
3. Biakan murni bakteri umur 1 24 jam
4. Larutan amonium Oksalat Kristal Violet
5. Kertas penghisap
6. Korek api
7. Alkohol 95%
8. Lisol
9. Sabun cuci
10. Larutan Safranin
11. Larutan Iodium
E. Cara Kerja
1 Pengamatan Morfologi Bakteri
Membawa 3 cawan petri berisi medium lempeng ke tempat sampah, lalu membuka
tutup cawan petri di tiga posisi, yaitu atas (sejajar dengan kepala), tengah (sejajar
dada) dan bawah (diatas tanah) selama 5 menit, kemudian menutup kembali
Menginkubasi ketiga biakan pada medium lempeng tersebut pada suhu 37C
Setelah biakan berumur 2x24 jam, dilakukan pengamatan terhadap koloni bakteri
yang tumbuh pada medium lempeng tersebut
Menghitung jumlah koloni bakteri yang tumbuh. koloni bakteri ditandai dengan
bentuk seperti lendir, tetesan mentega, tetesan sari buah
Melakukan pengamatan morfologi koloni dari dua macam koloni bakteri yang
meliputi warna koloni, bentuk koloni, tepi koloni, elevasi, kepekatan koloni,
mengkilat atau suram, dan diameter
Memilih dua macam koloni bakteri yang berrasal dari koloni campuran (sama dengan
koloni yang diamati pada pengamatan morfologi koloni bakteri)
Menuliskan nomor koloni yang dipilih pada medium lempeng dan medium miring
yang telah tersedia
secara aseptik menginokulasikan bakteri itu pada medium miring denan arah zig-zag
menggunakan jarum inokulasi dari bagian bawah menuju ke atas (tiap medium hanya
diinokulasikan dengan 1 macam koloni bakteri. jangan sampai jarum inokulasi menusuk
medium
3 Pewarnaan Gram
Menyediakan kaca benda yang bersih, lalu dilewatkan di atas nyala api lampu spiritus
Secara aseptik mengambil inokulum bakteri yang akan diperiksaa, lalu diletakkan di
atas tetesan aquades steril tersebut. Kemudian diratakan perlahan-lahan dan ditunggu
hingga mnegering
Melakukan fiksasi dengan cara melewatkan medium tersebut di atas nyala api lampu
spiritus dengan cepat.
Meletakkan sediaan di atas kawat penyeangga yang berada di atas mangkuk pewarna.
Lalu meneteskan larutan Amonium Oksalat Kristal Violet di atas sediaan tersebut.
DItunggu selama 1 menit
Membuang kelebihan zat warna tersebut ke dalam mangkuk dan membilas sediaan
dengan air kran
Membuang kelebihan larutan iodium ke dalam mangkuk, lalu dibilas dengan air kran
Membuang sisa alkohol ke dalam mangkuk dan membilas sediaan dengan air kran
Membuang kelebihan larutan safranin ke dalam mangkuk, lalu dibilas dengan air kran
G. Analisis Data
Koloni 2 pada cawan petri atas, tengah dan bawah, putih transparan,
bentuk koloni bundar dengan tepian timbul, tepi koloni licin, elevasi koloni dilihat
dari sisi samping adalah datar. Diameter koloni pada cawan petri atas berukuran
0.4 cm, pada cawan petri tengah berukuran 0.3 cm, sedangkan pada cawan petri
bawah berukuran 0.1 cm. Pada ketiga cawan petri, koloni bakteri bersifat tidak
pekat yaitu saat bakteri diambil dengan jarum oase tidak menunjukkan adanya
serat seperti benang. Jumlah koloni bakteri pada cawan atas sebanyak 6 koloni,
pada cawan petri tengah sebanyak 10, dan pada cawan petri bawah sebanyak 35
koloni.
H. Pembahasan
Pada cawan petri atas, tengah dan bawah, koloni 1 berwarna putih tulang,
bentuk koloni bundar dengan tepian kerang, tepi koloni berombak, elevasi koloni
dilihat dari sisi samping seperti tombol. Dwidjoseputro (2005) menjelaskan
bahwa, besar ke kecilnya koloni dapat hanya serupa suatu titik, adapula yang
sampai menutup permukaan medium dari hasil pengamatan morfologi koloni satu
maka di dapatkan diameter koloni pada cawan petri atas berukuran 0.4 cm, pada
cawan petri tengah berukuran 0.8 cm, sedangkan pada cawan petri bawah
berukuran 0.3 cm. Sehingga, jika dibandingkan diantara ketiganya koloni 1 dapat
tumbuh dengan baik pada cawan petri yang di letakan pada posisi tengah (setinggi
dada) praktikan. Dakurni (2014) menjelaskan, beberapa faktor yang berpengaruh
terhadap pertumbuhan mikroba yang didalamnya termasuk bakteri ialah: (1)
Konsentrasi nutrient, makin banyak bahan nutrisi yang diperlukan makin cepat
pertumbuhan mikroba; (2) pH (keasaman dan kebasaan), beberapa mikroba
mempunyai sifat pH yang berbeda-beda untuk menunjang pertumbuhannya; (3)
konsentrasi air, untuk pertumbuhan mikroba memerlukan konsentrasi yang cukup
dan sangat spesifik; (4) bahan alami, bahan alami tertentu bersifat antimikrobia,
yaitu sifat menghambat pertumbuhan mikrobia, misalnya golongan rempah-
rempah; (5) suhu, mikrobia mempunyai sifat spesifi terhadap suhu untuk
pertumbuhannya; dan (6) tekanan osmosis, mempengaruhi kestabilan dari dinding
dan membrane sel mikroba.
I. Diskusi
Bahan Diskusi Pembuatan Medium Padat
1 Sarat-sarat apakah yang harus dipenuhi dalam pembuatan medium untuk
menumbuhkan mikroba? Jelaskan!
Jawab:
Sarat yang harus dipenuhi dalam pembuatan medium antara lain
sebagai berikut:
Mengandung semua zat yang mudah digunakan oleh mikroba.
Tidak mengandung zat penghambat pertumbuhan.
Mempunyai tekanan osmose dan tekanan muka.
Mempunyai derajat keasaman (pH) yang sesuai
Dalam keadaam seteril.
Sarat tersebut harus dipenuhi agar mikroba dapat tumbuh pada medium yang
akan digunakan. Dengan adanya nutrisi yang dibutuhkan dan dengan keadaan
medium yang sesuai dengan lingkungan asilnya, mikroba diharapkan dapat
tumbuh dengan baik.
Daftar Rujukan