Anda di halaman 1dari 13

Nama Uyun Nailatul Mafaz

NIM 175100107111002
Jurusan Teknologi Hasil Pertanian
Kelas G
Kelompok G1

3 MORFOLOGI KOLONI
MIKROORGANISME
A. PRE-LAB
1. Apa yang anda ketahui tentang morfologi koloni mikroorganisme?
Morfologi secara umum memiliki arti bentuk, ukuran, struktur dan penataan sel.
Sedangkan koloni mikroorganisme adalah kumpulan individu-individu
mikrorganisme tertentu. Jadi morfologi koloni mikroorganisme adalah bentuk,
ukuran, struktur dan penataan sel dari sekumpulan mikroorganisme yang hidup secara
koloni pada suatu media tumbuh dan kondisi lingkungan yang sama. Dimana
beberapa sifat morfologi koloni mikroorganisme misalnya bentuk dan pengelompokan
sel, susunan didinding sel, struktur mikroorganisme serta sifat-sifat lainnya. suatu
koloni mikroorganisme baik berupa bakteri maupun jamur juga memiliki jumlah
koloni, warna koloni, ukuran koloni, bentuk koloni dan morfologi pada tiap-tiap
sumber koloni yang berbeda-beda. Morfologi koloni mikroorganisme memiliki
berbagai macam bentuk misalnya pada bakteri dimana bentuk morfologi koloninya
ada yang bulat, tak beraturan dengan permukaan cembung, cekung, atau datar serta
tepi koloni rata atau bergelombang, dsb. Pada medium agar miring penampakan
koloni bakteri ada yang serupa benang (filament), menyebar, serupa akar dan
sebagainya. Sedangkan bentuk morfologi koloni pada jamur adalah berupa benang-
benang putih yang sangat halus, berbentuk jala, atau bercak-bercak dengan warna
cerah (Purnomo, 2012).

2. Jelaskan tujuan dari pengamatan morfologi koloni mikroorganisme?


Tujuan pengamatan morfologi mikroorganisme adalah untuk mengidentifikasi bentuk
morfologi koloni mikroorganisme khususnya bakteri dan jamur, mengetahui
karakteristik koloni mikroorganisme tertentu serta pengenalan sifat fisiologis
mikroorganisme sehingga dapat menentukan atau mengenal nama spesies dari
mikroorganisme tersebut dan dapat membedakan morfologi koloni misalnya antara
bakteri dan jamur (Waluyo, 2008).

3. Jelaskan parameter apa saja yang digunakan untuk pengamatan morfologi koloni
mikroorganisme?
Parameter yang digunakan untuk pengamatan morfologi koloni mikroorganisme
adalah sebagai berikut :
1. Bentuk koloni, dimana pada setiap populasi mikroorganisme akan membentuk
suatu bentuk yang berbeda-beda antara populasi mikroorganisme satu dengan yang
lain. Dalam suatu koloni mikroorganisme dapat memiliki morfologi dengan bentuk
bulat sempurna, bulat lonjong (oval), atau tidak beraturan (Purnomo, 2012).
Nama Uyun Nailatul Mafaz
NIM 175100107111002
Jurusan Teknologi Hasil Pertanian
Kelas G
Kelompok G1

2. Ukuran koloni, suatu koloni mikroorganisme dapat diukur diameter koloninya


dengan menggunakan jangka sorong atau penggaris. Selanjutnya koloni
mikroorganisme tersebut dapat dihitung berapa jumlahnya dengan perhitungan sebagai
berikut, jika terdapat satu koloni maka dihitung satu koloni, jika terdapat dua koloni
yang bertumpukan maka dihitung satu koloni, beberapa koloni yang berhubungan
dihitung satu koloni, dua koloni yang berhimpitan dan masih dapat dibedakan dihitung
dua koloni, yang diameternya melebihi setengah luas cawan tidak dihitung (Purnomo,
2012).
3. Kromogenesis (pigmentasi), hasil metabolit sekunder dari bakteri yang
diekskresikan ke medium, warnanya beragam: putih, coklat, merah, ungu, dll
(Purnomo, 2012).
4. Elevasi koloni, dilihat dari tampak samping ketinggian (elevasi) koloni (Purnomo,
2012).
5. Tepi koloni, dilihat bagian tepi koloni apakah halus, bergerigi, bergelombang,
berfilamen, atau tidak beraturan (Purnomo, 2012).
6. Permukaan koloni, halus, kasar, bergelombang, glistening rough, dull (opposite of
glistening), rugose (whinkled) (Purnomo, 2012).
7. Konsistensi, butyrous (buttery), viscid (lengket dan susah untuk dilepaskan),
brittle/friable (kering dan remah), mucoid (berlendir) (Purnomo, 2012).
8. Emulsifiabilitas koloni, tingkat mudah sukarya membentuk emulsi. Apakah koloni
mudah menjadi suspense granular atau tidak dapat tidak dapat membentuk emulsi
(Purnomo, 2012).
Nama Uyun Nailatul Mafaz
NIM 175100107111002
Jurusan Teknologi Hasil Pertanian
Kelas G
Kelompok G1

B. TINJAUAN PUSTAKA
1. Gambar Colony Counter

(Ritter, 2010).

a. Prinsip atau Mekanisme Kerja Colony Counter


Colony counter yang merupakan alat yang dilengkapi dengan kuadran perhitungan, lampu dan
kaca pembesar untuk mempermudah perhitungan mikroba memiliki prinsip untuk
mempermudah perhitungan koloni yang tumbuh setelah diinkubasi di dalam cawan karena
adanya kaca pembesar, alat ini dapat menghitung mikroba secara otomatis dengan bantuan
pulpen atau tombol hitung (Hafsah, 2009).

b. Fungsi Colony Counter


Alat colony counter memiliki fungsi mempermudah perhitungan koloni pada bakteri yang
tumbuh setelah diinkubasi di dalam cawan karena adanya kaca pembesar, lalu untuk
menghitung jumlah biakan mikroba yang ada di dalam cawan petri per satuan koloni serta
berbagai media, kemudian pada automatic colony counter memungkinkan pemisahan
otomatis koloni bakteri yang berkerumunan, menghilangkan kotoran dan gelembung udara,
serta mampu menghitung koloni yang berbeda ukuran (Hafsah, 2009).

c. Tahapan atau SOP Penggunaan Colony Counter


1. Colony Counter Otomatis
Disiapkan media yang akan dihitung, misalnya bakteri dalam cawan petri. Disambungkan alat
colony counter terhadap aliran listrik. Setelah itu ditekan tombol ON untuk menyalakan
colony counter, lalu diletakkan media di atas skala/kuadran. Selanjutnya perhitungan dilihat
dari lup sebagai media pandang, lalu cara perhitungan dilakukan dengan menekan tombol
hitung, secara otomatis tidak perlu mengingat berapa jumlah colony media. Setelah selesai
menghitung ditekan tombol reset untuk meriset kembali colony counter ke nol. Setelah selesai
menghitung ditekan tombol off untuk mematikan (Arsyad, 2012).
2. Colony Counter Manual atau Digital
Dihubungkan kabel power ke sumber listrik, kemudian ditekan tombol disebelah kiri
belakang sampai lampu colony counter menyala dan stabil. Selanjutnya diletakkan cawan
petri dengan posisi terbalik. Ditekan tombol set agar angka pada display menunjukkan angka
nol. Dihitung jumlah colony mikroba dengan menekan colony yang terlihat. Jumlah yang
tertera pada display menunjukkan jumlah koloni yang telah dihitung (Arsyad, 2012).
Nama Uyun Nailatul Mafaz
NIM 175100107111002
Jurusan Teknologi Hasil Pertanian
Kelas G
Kelompok G1

2. Gambar Mikroorganisme (di cawan petri)


a. Bakteri E.coli

(Lestari dan Hartati, 2017).

b. Kapang A.niger

(Machida and Gomi, 2010).

c. Khamir S.cerevisiae (sitasi)

(Jaelani, 2008).
Nama Uyun Nailatul Mafaz
NIM 175100107111002
Jurusan Teknologi Hasil Pertanian
Kelas G
Kelompok G1

C. DIAGRAM ALIR
a. Pengamatan Koloni Mikroorganisme
Sampel koloni

Diamati morfologi koloni

Ditentukan cirinya
(ukuran, warna, diameter, tempat tumbuh koloni, bentuk)

Hasil

b. Penggunaan Colony Counter


Colony Counter

Dihubungkan dengan stopkontak

Ditekan tombol ‘ON’.

Direset jumlah perhitungan hingga menunjuk angka ‘0’.

Diletakkan cawan petri yang berisi koloni bakteri yang akan dihitung di atas meja yang
dilengkapi dengan skala.

Ditandai koloni dengan mengarahkan pulpen ke meja skala.

Dihitung koloni bakteri yang terpisah.

Dilihat koloni dengan bantuan kaca pembesar.

Dimatikan alat dengan menekan tombol ‘OFF’.

Hasil
Nama Uyun Nailatul Mafaz
NIM 175100107111002
Jurusan Teknologi Hasil Pertanian
Kelas G
Kelompok G1
Nama Uyun Nailatul Mafaz
NIM 175100107111002
Jurusan Teknologi Hasil Pertanian
Kelas G
Kelompok G1

2.Tuliskan klasifikasi mikroorganisme yang telah anda amati dan simpulkan jenis
mikroorganisme (bakteri, kapang atau khamir) sesuai klasifikasi tersebut!
A. Bakteri (Escherichia coli)
i. Ciri-ciri bakteri
Ciri-ciri bakteri secara umum adalah tidak memiliki klorofil, bentuknya beraneka
ragam, prokariotik, umumnya uniseluler, hidup bebas sebagai parasit, memiliki ukuran
yang kecil rata-rata 1-5 mikron, memiliki 2 jenis membran (ada peptidoglikan=gram
positif, tidak ada peptidoglikan=gram negatif) (Buckle dkk, 2009).
ii. Deskripsi Escherichia coli
Escherichia coli tumbuh di dasar permukaan karena merupakan bakteri anaerob
yang tidak membutuhkan oksigen bebas untuk mendapatkan energy. Bakteri seperti
Escherichia coli umumnya tumbuh pada suhu optimum 37℃ dan pH optimum berkisar
4,6-7,0. Habitat alami Escherichia coli adalah pada saluran pencernaan manusia dan
hewan. Bakteri ini berbentuk batang, berukuran 0,4-0,7 x 1,0-3,0 μm, termasuk gram
negatif, dapat hidup soliter maupun berkelompok, umumnya motil, tidak
membentuk spora, serta fakultatif anaerob (Kusuma, 2010).
iii. Klasifikasi Escherichia coli
Klasifikasi E. coli menurut (Buckle dkk, 2009).adalah sebagai berikut:
Kingdom : Bacteria
Filum : Proteobacteria
Kelas : Gamma Proteobacteria
Ordo : Enterobacteriales
Famili : Enterobacteriaceae
Genus : Escherichia
Spesies : Escherichia coli
B. Kapang (Aspergillus niger dan Trichoderma)
i. Ciri-ciri Kapang
Ciri-ciri kapang secara umum adalah kingdom fungi dengan hifa, multiseluler,
eukariotik, habitat di tempat lembab, saprofit, reproduksinya dengan spora (Buckle
dkk, 2009).
ii. Deskripsi Aspergillus niger dan Monascus purpureus
Merupakan jamur multiselluler (mempunyai inti lebih dari satu) yang
membentuk benang-benang hifa/filament. Kumpulan dari hifa disebut misellium yang
membentuk suatu anyaman. Aspergillus niger termasuk kedalam jamur jenis kapang.
Aspergillus niger mempunyai ciri-ciri yang khas yaitu tubuh terdiri dari benang yang
bercabang-cabang disebut hifa, kumpulan hifa disebut miselium, tidak mempunyai
klorofil dan hidup heterotrof. Kapang ini tumbuh dipermukaan karena termasuk jenis
aerob (memerlukan oksigen bebas untuk mendapat energy). Aspergillus niger memiliki
bulu dasar bewarna putih atau kuning dengan lapisan konidiospora tebal bewarna
Nama Uyun Nailatul Mafaz
NIM 175100107111002
Jurusan Teknologi Hasil Pertanian
Kelas G
Kelompok G1

coklat gelap sampai hitam, kebanyakan kapang bersifat mesofilik yaitu tumbuh baik
pada suhu kamar yaitu 25-30℃ dan pH optimum antara 5-7 (Kusuma, 2010).
Klasifikasi Aspergillus niger dan Monascus purpureus
Klasifikasi Aspergillus niger menurut (Buckle dkk, 2009).
adalah sebagai berikut:
Domain : Eukaryota
Kingdom : Fungi
Phylum : Ascomycota
Subphylum : Pezizomycotina
Class : Eurotiomycetes
Ordo : Eurotiales
Family : Trichocomaceae
Genus : Aspergillus
Species : Aspergillus niger
C. Khamir (Saccharomyces cerevisiae, Candida)
i. Ciri-ciri Khamir
Ciri-ciri khamir secara umum adalah uniseluler, ukuran dan bentuk bervariasi,
membentuk miselium semu, tumbuh pada medium yang berkadar garam dan gula
tinggi (Buckle dkk, 2009).
ii. Deskripsi Saccharomyces cerevisiae
Saccharomyces cerevisiae merupakan khamir sejati tergolong eukariotik
(memiliki membran inti), ukuran 6-8 mikron, berbentuk bulat telur, berwarna putih,
melakukan reproduksi dengan cara bertunas dan dapat hidup di lingkungan aerob
maupun anaerob, kebanyakan khamir bersifat mesofilik yaitu tumbuh baik pada suhu
kamar yaitu 25-30℃ dan pH optimum 4-4,5(Tortora, 2010).
iii. Klasifikasi Saccharomyces cerevisiae
Klasifikasi Saccharomyces cerevisiae menurut (Buckle dkk, 2009) adalah
sebagai berikut:
Kingdom : Fungi
Divisio : Ascomycota
Kelas : Saccharomycetes
Ordo : Saccharomycetales
Famili : Saccharomycetaceae
Genus : Saccharomyces
Spesies : Saccharomyces cerevisiae
Berdasarkan literature diatas dapat disimpulkan bahwa Escherichia coli
merupakan jenis bakteri, Aspergillus niger adalah kapang yang termasuk anggota
jamur kelompok ascomycota, sedangkan Saccharomyces cerevisiae adalah
yeast/khamir yang juga termasuk kedalam kelompok fungi atau jamur.
Nama Uyun Nailatul Mafaz
NIM 175100107111002
Jurusan Teknologi Hasil Pertanian
Kelas G
Kelompok G1

2. Jelaskan perbedaan morfologi koloni mikroorganisme (bakteri, kapang dan khamir)


berdasarkan hasil pengamatan anda dan bandingkan dengan literatur!

A. Perbandingan Data Primer


Perbedaan morfologi koloni mikroorganisme berdasarkan pengamatan yang
telah dilakukan dapat dilihat dari hasil pengamatan ukuran, warna, diameter, tempat
tumbuh, konfigurasi, elevasi, dan tepian, pada pengamatan didapatkan data bahwa pada
cawan yang berisi Escherichia coli ukurannya besar dengan diameter 1,3 cm, berwarna
putih kekuning-kuningan, tempat tumbuh di permukaan, konfigurasinya tidak teratur,
dengan elevasi halus mengkilap, dan tepian berbentuk serate dan tidak terkontaminasi.
Pada cawan yang berisi Saccharomyces cerevisiae ukurannya medium dengan diameter
1 cm, berwarna putih, tempat tumbuh di permukaan, konfigurasinya tidak teratur,
dengan elevasi kasar, dan tepian yang entire serta tidak terkontaminasi. Pada cawan
yang berisi Candida ukurannya medium dengan diamter 1,1 cm, bewarna putih, tempat
tumbuh di permukaan, konfigurasinya circle, dengan elevasi kasar, dan tepian entire
serta tidak terkontaminasi.
B. Perbandingan dengan Literatur
Berdasarkan literature, bakteri Escherichia coli memiliki morfologi koloni yang
berwarna putih dengan diameter 1-3 mm. Escherichia coli termasuk bakteri yang
anaerob (tidak membutuhkan oksigen bebas) karena hidup pada system usus manusia,
serta pertumbuhannya pada media NA. Ukuran koloninya besar, konfigurasi licin,
elevasi law convex, dan tepian entire. Lalu pada koloni morfologi Saccharomyces
cerevisiae membentuk suatu diameter dengan ukuran 1-3 𝜇m sampai 1-7 𝜇m. Ukuran
koloninya pin poin, konfigurasi licin, elevasi timbul, dan tepian yang licin. Dan pada
koloni morfologi Aspergilus Niger berwarna hitam, bulat (Tortora, 2010).
Dapat disimpulkan hasil pengamatan dengan literature cukup berbeda. Hal ini
dimungkinkan setiap individu memiliki cara pengamatan yang berbeda sehingga hasil
yang didapatkan pun akan berbeda, sehingga sebelum dilakukan pengamatan harus
dipelajari dulu dari literature yang terpercaya.

3. Sebutkan dan jelaskan faktor – faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme!


Yang pertama adalah pH, pH sangat berpengaruh untuk kehidupan mikroorganisme,
karena setiap mikroorganisme memiliki pH optimum yang berbeda-beda sehingga pH
pada media harus dijaga, pH optimum untuk pertumbuhan bakteri berkisar 6,5-7,5 pada
kapang dan khamir pH optimum berkisar antara 5-6. Lalu makanan, mikroorganisme
pasti membutuhkan makanan untuk tumbuh sehingga media yang digunakan harus
mengandung semua nutrisi yang mudah digunakan untuk mikroorganisme. Selain itu
temperature, setiap mikroorganisme memiliki temperature optimum yang berbeda-beda
tergantung dari spesiesnya, pada bakteri umumnya37℃, pada kapang dan khamir 25-
30℃. Kemudian kebutuhannya terhadap oksigen, mikroorganisme yang membutuhkan
Nama Uyun Nailatul Mafaz
NIM 175100107111002
Jurusan Teknologi Hasil Pertanian
Kelas G
Kelompok G1

oksigen bebas untuk mendapatkan energy disebut sebagai mikroorganisme aerob,


sedangkan mikroorganisme yang tidak membutuhkan oksigen bebas untuk mendapatkan
energy adalah mikroorganisme anaerob. Selain itu, ada juga mikroorganisme yang
disebut sebagai mikroorganisme fakultatif anaerob yaitu mikroorganisme yang dapat
hidup baik dalam keadaan terdapat oksigen maupun tidak. Yang terakhir adalah
kelembapan, kelembapan sangat berpengaruh untuk kehidupan mikroorganisme, karena
setiap mikroorganisme memiliki kelembapan yang berbeda-beda. Pada bakteri 0,9 pada
kapang 0,8 dan pada khamir 0,6 (Hamdiyati, 2011).

4. Jelaskan fungsi dan langkah –langkah dalam menggunakan Colony counter dalam
perhitungan mikroba !
Alat colony counter memiliki fungsi mempermudah perhitungan koloni pada bakteri
yang tumbuh setelah diinkubasi di dalam cawan karena adanya kaca pembesar, lalu
untuk menghitung jumlah biakan mikroba yang ada di dalam cawan petri per satuan
koloni serta berbagai media, kemudian pada automatic colony counter memungkinkan
pemisahan otomatis koloni bakteri yang berkerumunan, menghilangkan kotoran dan
gelembung udara, serta mampu menghitung koloni yang berbeda ukuran (Dahlia, 2011).
Disiapkan media yang akan dihitung, misalnya bakteri dalam cawan petri. Dihubungkan
kabel power ke sumber listrik, kemudian ditekan tombol disebelah kiri belakang sampai
lampu colony counter menyala dan stabil (ON). Selanjutnya diletakkan cawan petri
dengan posisi terbalik. Ditekan tombol set agar angka pada display menunjukkan angka
nol. Dihitung jumlah colony mikroba dengan menekan colony yang terlihat dengan
spidol. Jumlah yang tertera pada display menunjukkan jumlah koloni yang telah
dihitung. Setelah selesai digunakan alat colony counter dimatikan dengan menekan
tombol OFF (Narendra, 2013).
Nama Uyun Nailatul Mafaz
NIM 175100107111002
Jurusan Teknologi Hasil Pertanian
Kelas G
Kelompok G1

D. KESIMPULAN
Morfologi koloni mikroorganisme adalah bentuk, ukuran, struktur dan penataan sel dari
sekumpulan mikroorganisme yang hidup secara koloni pada suatu media tumbuh dan
kondisi lingkungan yang sama. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi bentuk
morfologi koloni mikroorganisme khususnya bakteri dan jamur, mengetahui karakteristik
koloni mikroorganisme tertentu serta pengenalan sifat fisiologis mikroorganisme
sehingga dapat menentukan atau mengenal nama spesies dari mikroorganisme tersebut
dan dapat membedakan morfologi koloni misalnya antara bakteri dan jamur. Dari data
hasil pengamatan yang didapat yaitu pada cawan yang berisi Escherichia coli ukurannya
besar dengan diameter 1,3 cm, berwarna putih kekuning-kuningan, tempat tumbuh di
permukaan, konfigurasinya tidak teratur, dengan elevasi halus mengkilap, dan tepian
berbentuk serate dan tidak terkontaminasi. Pada cawan yang berisi Saccharomyces
cerevisiae ukurannya medium dengan diameter 1 cm, berwarna putih, tempat tumbuh di
permukaan, konfigurasinya tidak teratur, dengan elevasi kasar, dan tepian yang entire
serta tidak terkontaminasi. Pada cawan yang berisi Candida ukurannya medium dengan
diamter 1,1 cm, bewarna putih, tempat tumbuh di permukaan, konfigurasinya circle,
dengan elevasi kasar, dan tepian entire serta tidak terkontaminasi.

Tanggal Nilai Paraf Asisten


Nama Uyun Nailatul Mafaz
NIM 175100107111002
Jurusan Teknologi Hasil Pertanian
Kelas G
Kelompok G1

DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Muhammad. 2012. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi Farmasi. Banjarmasin:
Akademi Farmasi ISFI
Hafsah. 2009. Mikrobiologi Umum. Makassar: Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
Jaelani. 2008. Jamur Berkhasiat Obat. Jakarta: Pustaka Obor Populer
Lestari dan Hartati. 2017. Mikrobiologi Berbasis Inkuiry. Malang: Gunung Samudera
Machida and Gomi. 2010. Aspergillus Molecular Biology and Genomics. Norfolk: Caister
Academic Press
Purnomo, Bambang. 2012. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi. Bengkulu: lab IHPT
Universitas Bengkulu
Ritter, Joseph A. 2010. Water Quality. Denver: Technical Publishing Inc
Waluyo. 2008. Mikrobiologi Umum. Malang: UMM Press
Nama Uyun Nailatul Mafaz
NIM 175100107111002
Jurusan Teknologi Hasil Pertanian
Kelas G
Kelompok G1

DAFTAR PUSTAKA TAMBAHAN


Buckle K.A,dkk. 2009. Ilmu Pangan. Jakarta: Universitas Indonesia.
Dahlia, Ami. 2011. Nama, Fungsi, dan Cara Kerja Alat-alat Laboratorium Mikrobiologi.
Malang: Universitas Muhammadiyah malang
Hamdiyati, Y. 2011. Pertumbuhan dan Pengendalian Mikroorganisme II. Jurnal Imliah.
Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung. Vol: 5
Kusuma, Sri Agung Fitri. 2010. Escherichia coli. Bandung: Universitas Padjajaran
Narendra, Arghya. 2013. Macam-macam Alat Metal/Logam Laboratorium. Jember:
Universitas Negeri Jember
Tortora. 2010. Microbiology 10th Edition. San Fransisco: Benjamin Cummings

Anda mungkin juga menyukai