Anda di halaman 1dari 5

Nama Dinda Galuh Wulandini

NIM 195100300111044
Kelas F
Kelompok F-1

1 PENGGUNAAN MIKROSKOP

PRE-LAB
1. Jelaskan prinsip dasar penggunaan mikroskop!
Prinsip dasar penggunaan mikroskop adalah dengan memperhatikan perbesaran,
daya resolusi, dan kontras. Perbesaran merupakan perbandingan ukuran citra objek
dengan ukuran sebenarnya. Resolusi merupakan ukuran kejelasan dari citra objek.
Adapun kontras adalah hal yang harus diperhatikan karena kontras akan mempertajam
perbedaan bagian-bagian yang terdapat pada sampel. Pada penggunaan mikroskop,
objek diletakkan di ruang dua lensa objek. Bayangan nyata terbalik dan diperbesar akan
terbentuk. Pengamatan dapat dilakukan dengan mata tidak berakomodasi dan dengan
mata berakomodasi maksimal. Pada pengamatan dengan mata tidak berakomodasi,
bayangan akhir maya ditempatkan pada titik jauh pengamat. Sedangkan pada
pengamatan mata berakomodasi maksimal, bayangan akhir maya ditempatkan pada titik
dekat pengamat (Andriani, 2016).

2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan obyek mikroskopis dan makroskopis! Sebutkan
contohnya!

Obyek mikroskopis adalah objek yang berukuran sangat kecil hingga tak
kasat mata. Obyek mikroskopis hanya dapat dilihat dengan bantuan alat
laboratorium yaitu mikroskop. Contoh dari obyek mikroskopis antara lain adalah
sel, bakteri, dan virus. Adapun obyek makroskopis adalah obyek yang dapat
dilihat menggunakan mata telanjang tanpa bantuan alat pembesar (mikroskop).
Obyek makroskopis berkisar antara 1 mm sampai dengan 1 km. Contoh benda
makroskopis adalah benda-benda yang dapat kita lihat sehari-hari, seperti meja,
pohon, gedung, dan lain-lain (Goldstein et al, 2016).

3. Sebutkan dan jelaskan empat (4) jenis mikroskop yang anda ketahui!
1) Mikroskop Fase Kontras (PCM)
Mikroskop fase kontras merupakan salah satu jenis dari mikroskop cahaya.
Mikroskop ini digunakan untuk menangkap penampakan objekn hidup berukuran mikro
dengansumber cahaya berupa matahari atau lampu. Mikroskop ini digunakan untuk
meneliti jaringan ataupun sel yang masih hidup yang tidak dapat diwarnai. Prinsip kerja
mikroskop ini adalah dengan memanfaatkan sifat dari ketidakmampuan jaringan
ataupun sel untuk diwarnai yang memiliki sifat bereaksi terhadap cahaya. Hal tersebut
menyebabkan interaksi dengan materi sekitar inti yang dinamakan fase. Dengan
perubahan diafragma pada lensa, objek akan menimbulkan kontras yang mampu
dilihat oleh mata (Susanti dkk, 2017).
2) Mikroskop Elektron Scanning (SEM)
Mikroskop elektron scanning digunakan untuk menangkap gambar permukaan
Nama Dinda Galuh Wulandini
NIM 195100300111044
Kelas F
Kelompok F-1

benda saja. Objek yang diteliti oleh mikroskop ini terbatas hanya pada benda konduktif.
Penelitian dengan mikroskop ini dilakukan dalam ruang kedap udara (vakum).
Kekuatan perbesarannya mencapai 0.1 nm. Prinsip kerja mikroskop ini adalah dengan
meneruskan sinar elektron pada pemindai (scanner) ke seluruh objek di koil pemindai.
Elektron muncul dan mengenai sampel kemudian ditangkap oleh koil detektor dan
divisualkan ke monitor (Setianingsih, 2017).
3) Mikroskop Elektron Transmisi (TEM)
Mikroskop elektron transmisi dignakan untuk menangkap gambar fokus pada area
terkecil benda. Objek yang diteliti oleh mikroskop ini tidak terbatas, hanya saja
prosedur awal penanganan objek cukup rumit karena membutuhkan perlakuan khusus
sampai objek dapat terlihat. Kekuatan perbesaran mikroskop ini mencapai 0.01-0.02
nm. Prinsip kerja mikroskop elektron transmisi adalah dengan menangkap cahaya dari
elektron yang difokuskan melalui tabung Wehnelt ke lensa magnetik menuju objek.
Selanjutnya, transmisi elektron diteruskan ke detektor dan divisualkan ke monitor
(Setianingsih, 2017).
4) Mikroskop Stereo (SM)
Mikroskop stereo menggunakan sumber cahaya dari pencahayaan elektronik.
Lensa yang dipakai oleh mikroskop ini sama dengan mikroskop cahaya meskipun
mikroskop ini termasuk golongan mikroskop elektron. Mikroskop ini memiliki
kemampuan perbesaran maksimal hanya 7-30 kali. Hasil penampakan objek ini berupa
objek 3D yang detail (Setianingsih, 2017).

4. Jelaskan mekanisme pembentukan bayangan pada mikroskop cahaya, serta


sebutkan sifat bayangan yang terbentuk pada masing-masing lensa (objektif dan
okuler)!
Mekanisme pembentukan bayangan pada mikroskop cahaya yaitu dengan
memanfaatkan lensa objektif dan okuler. Pertama, objek yang diamati harus diletakkan di
depan lensa objektif pada jarak antara fob dan 2fob sehingga bayangannya akan terbentuk
pada jarak lebih besar dari 2fob di belakang lensa objektif dengan sifat nyata dan terbalik.
Bayangan pada lensa objektif akan dilihat sebagai objek oleh lensa okuler dan
terbentuklah bayangan pada lensa okuler. Kedua, bayangan harus berada di depan lensa
okuler dan bersifat maya agar dapat dilihat atau diamati oleh mata. Hal tersebut
diwujudkan dengan mengatur bayangan pada lensa objektif jatuh pada jarak kurang dari
fok dari lensa okuler. Sifat bayangan yang terbentuk pada lensa objektif bersifat nyata,
terbalik, dan diperbesar. Adapun sifat bayangan yang terbentu pada lensa okuler bersifat
maya, tegak, dan diperbesar (Susanti dkk, 2017).
Nama Dinda Galuh Wulandini
NIM 195100300111044
Kelas F
Kelompok F-1

5. Sebutkan cara pengoperasian mikroskop cahaya Olympus CX21 LED beserta


gambar mikroskopnya!
Pertama adalah tahap persiapan. Mikroskop
diletakkan pada permukaan yang stabil dan rata dan
hindari paparan sinar matahari secara langsung.
Kemudian hubungkan stop kontak mikroskop
dengan sumber tenaga listrik. Tekan tombol “ON”
untuk menyalakan mikroskop. Kedua adalah tahap
pengamatan. Untuk mengatur kekuatan lampu,
praktikan dapat memutar sekrup pengatur intensitas
cahaya. Preparat/spesimen yang akan diperiksa
diletakkan pada meja benda. Sesuaikan ketinggian
meja benda dengan memutar makrometer. Untuk
(Prasetyaningrum, 2017)
menyesuaikan bagian dari obyek glass pada preparat yang akan diamati dapat dilakukan
dengan memutar sekrup secara vertikal ataupun horizontal. Untuk mencari fokus dapat
dilakukan dengan memutar revolving nosepiece pada perbesaran objektif 4x lalu putar
sekrup kasar sehingga meja benda akan bergerak keatas. Sekrup halus dapat diputar dan
disesuaikan untuk mendapatkan gambaran yang lebih terfokus. Revolving nosepiece
dapat diputar untuk merubah perbesaran mikroskop. Condenser dapat diatur pada posisi
tertinggi untuk memperjelas bayangan objek. Minyak kemersi dapat ditambahkan pada
pembesaran 10x100 untuk memperbesar indeks bias. Meja benda diturunkan sampai
maksimal, ambil preparat/spesimen dari meja benda, kemudian posisikan lensa obyektif
pada perbesaran 4x. Bersihkan lensa obyektif pembesaran 100x dengan kertas lensa yang
dibasahi xylol setelah digunakan. Atur intensitas cahaya sampai minimal (sampai mati).
Tahap ketiga yaitu mengakhiri penggunaan. Tekan tombol “OFF” untuk mematikan
mikroskop kemudian cabut kabel stop kontak. Mikroskop disimpan di tempat yang sejuk
dan kering (Prasetyaningrum, 2017).

Tanggal Nilai Paraf


Asisten
Nama Dinda Galuh Wulandini
NIM 195100300111044
Kelas F
Kelompok F-1

DIAGRAM ALIR

a. Pembuatan Preparat
1 Potongan huruf kertas koran

Diletakkan di atas gelas objek

Ditetesi satu tetes aquades

Ditutup dengan gelas penutup

Preparat Huruf

b. Pengamatan Objek dengan Mikroskop

Preparat Huruf

Diletakkan di meja objek

Diatur hingga tepat pada lingkaran cahaya

Ditentukan perbesaran lensa yang akan digunakan (40x, 100x, 400x)

Objek yang terlihat pada mikroskop diamati dan digambar

Hasil
DAFTAR PUSTAKA

Andriani, R. 2016. Pengenalan Alat-Alat Laboratorium Mikrobiologi Untuk Mengatasi


Keselamatan Kerja dan Keberhasilan Praktikum. Jurnal Mikrobiologi. 1(1):1-7
Goldstein, S., Huse, D., L., Joel, and Tumulka, R. 2016. Macroscopic and Microscopic
Thermal Equilibrium. Journal in Annalen deer Physik. 16(10) : 1 – 35
Prasetyaningrum, N. 2017. Standard Operating Procedure: PENGGUNAAN MIKROSKOP
OLYMPUS. UB Press, Malang
Setianingsih, T. 2017. Mikroskop Elektron Transmisi: Teori dan Aplikasinya untuk
Karakterisasi Material. UB Press, Malang
Susanti, I., Handayani, S., Ekowatiningsih, R., Prasetyorini, B., Yusnita, E., Ardianto, D., dan
Widjaya, S. 2017. Pengembangan Mikroskop dengan Mikrokontroler dan Cahaya
Monokromatis untuk Mendeteksi Parasit Malaria. Jurnal Teknologi Laboratorium. 6(2) :
75 – 82

Anda mungkin juga menyukai