Nama Indah Hadiani

NIM 195100507111011
Kelas Z
Kelompok Z2

PENGAMATAN KEANEKARAGAMAN HAYATI PADA

7 EKOSISTEM PERAIRAN
PRE-LAB

1. Apa yang dimaksud dengan ekosistem hidrosfer serta bagaimanakah tingkatan organisasi
makhluk hidup di dalamnya? Sebut dan jelaskan klasifikasi ekosistem hidrosfer!
Keanekaragaman Hayati adalah keseluruhan variasi berupa bentuk,
penampilan, jumlah, dan sifat yang dapat ditemukan pada makhluk hidup. Setiap saat kita
dapat menjumpai berbagai macam makhluk hidup yang ada di sekitar kita baik di daratan
maupun di perairan. Semisal dihalaman rumah, kebun, sawah, atau di hutan. Di tempat itu
kita dapat menjumpai macam-macam makhluk hidup mulai dari makhluk yang berukuran
kecil seperti semut hingga makhluk berukuran besar seperti burung, ular, atau gajah. Mulai
dari yang berwarna gelap hingga makhluk yang berwarna cerah dan menarik. Begitu juga
dengan tumbuhan, kita dapat mengamati tumbuhan didaratan atau di lautan dengan jenis,
ukuran, warna dan bentuk yang beragam. Di daratan misalnya dapat kita jumpai rumput,
pohon, jambu, durian, salak, apel, dan sebaainya. Di perairan terdapat rumput laut dan
jenis tumbuhan lain yang dapat hidup di laut. Setiap makhluk hidup memiliki ciri dan tempat
hidup yang berbeda. Melalui pengamatan, kita dapat membedakan jenis-jenis makhluk
hidup. Pembedaan makhluk hidup tanpa dibuat berdasarkan bentuk, ukuran, warna,
tempat hidup, tingkah laku, cara berkembang biak, dan jenis makanan. Perbedaan atau
keanekaragaman hayati dapat disebabkan oleh faktor abiotik maupun oleh faktor biotik.
Perbedaan keadaan udara, cuaca, tanah, kandungan air, dan intensitas cahaya matahari
menyebabkan adanya perbedaan hewan dan tumbuhan yang hidup. Hal tersebut
mengakibatkan adanya keanekaragaman hayati. Pada umumnya pola distribusi
penyebaran tumbuhan dan hewan dikendalikan oleh faktor abiotik seperti yang telah
disebutkan sebelumnya. Perubahan pada faktor abiotik dapat menyebabkan organisme
berkembang dan melakukan spesialisasi (Kirk, 2011).

2. Sebut dan jelaskan parameter apa sajakah yang dapat digunakan dalam pengamatan
keanekaragaman hayati ekosistem pada perairan!
Setiap mikroba akan tumbuh dengan baik di dalam lingkungannya hanya selama
kondisinya menguntungkan bagi pertumbuhan dan untuk mempertahankan dirinya. Begitu
terjadi perubahan fisik atau kimiawi, seperti misal habisnya nutrien atau terjadinya
perubahan radikal dalam hal suhu atau pH. Adapun faktor- faktor lingkungan yang
mempengaruhi viabilitas mikroba menurut Noviana (2009) antara lain :
1. Atmosfer gas
Gas-gas utama yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri adalah oksigen dan
karbon dioksida. Bakteri mamperlihatkan keragaman yang luas dalam hal respons
terhadap oksigen bebas, atas dasar ini dibagi menjadi empat kelompok : aerobik,
anaerobik, anaerobik fakultatif, dan mikroaerofilik (Noviana, 2009).
 Nama Indah Hadiani
NIM 195100507111011
Kelas Z
Kelompok Z2

2. Suhu
Semua proses pertumbuhan bergantung pada reaksi kimiawi dan karena laju
reaksi-reaksi ini dipengaruhi oleh suhu, maka pola pertumbuhan bakteri dapat sangat
dipengaruhi oleh suhu. Suhu juga mempengaruhi laju pertumbuhan dan jumlah total
pertumbuhan Mikroba. Keragaman suhu dapat juga mengubah proses-proses metabolik
tertentu serta morfologi sel (Noviana, 2009).
3. Kemasaman atau kebasaan (pH)
pH optimum pertumbuhan bagi kebanyakan bakteri terletak antara 6,5 dan 7,5.
Namun, beberapa spesies dapat tumbuh dalam keadaan sangat masam atau sangat
alkalin. Bagi kebanyakan spesies, nilai pH minimum dan maksimum ialah antara 4 dan 9
(Noviana, 2009).
4. Faktor lain-lain
Beberapa kelompok bakteri mempunyai persyaratan tambahan. Sebagai contoh,
organisme fotoautotrofik (fotosintetik) harus diberi pencahayaan, karena cahaya adalah
sumber energinya. Pertumbuhan bakteri dapat dipengaruhi oleh keadaan tekanan
osmotik (tenaga atau tegangan yang terhimpun ketika air berdifusi melewati membran)
atau tekanan hidrostatik (tegangan zat alir). Bakteri tertentu, yang disebut bakteri halofilik
dan dijumpai di air asin, hanya tumbuh bila mediumnya mengandung konsentrasi garam
yang tinggi (Noviana, 2009).

3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan DOmeter dan bagaimana cara pengunaannya?
Sertakan gambar DOmeter beserta prinsip kerjanya!
DO Meter atau Dissolved Oxygen Meter adalah alat yang berfungsi untuk mengukur
kadar oksigen yang terkandung dalam air atau larutan. DO Meter digunakan sebagai
parameter analisis kualitas air atau larutan. Apabila nilai DO air tinggi maka air tersebut
berkualitas baik. Sedangkan nilai DO yang rendah menunjukkan air tersebut tercemar. DO
Meter tersusun dari beberapa komponen yaitu dua elektroda utama sebagai anoda dan
katoda. Batang katoda terbuat dari logam mulia sedangkan batang katoda terbuat dari
perak. Elektroda tersebut terselimuti cairan elektrolit KCL yang memiliki pH netral. Kedua
elektroda DO Meter yang diselimuti oleh KCL dibungkus oleh wadah kedap yaitu membran
teflon yang hanya dapat dilewati gas terlarut. Prinsip kerja DO Meter adalah polarografi
antara dua elektroda. Pembacaan nilai oksigen didapatkan dari nilai arus listrik pada semua
oksigen terdifusi pada permukaan elektroda (Spellman, 2011).
Berikut langkah-langkah penggunaan DO Meter yang pertama adalah menyiapkan DO
Meter, perlengkapan lain, sampel yang akan diuji. Kedua, menuangkan sampel pada gelas
beaker. Ketiga, menyiapkan rangkaian alat DO Meter. Keempat, memasukkan probe pada
sampel yang di uji. Kelima, mencatat hasil pengujian pada layar DO Meter, dan didapatkan
hasil (Spellman, 2011).
 Nama Indah Hadiani
NIM 195100507111011
Kelas Z
Kelompok Z2

(Kanna, 2009).
4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan pH meter dan bagaimana cara penggunaannya?
Sertakan gambar pH meter beserta prisnip kerjanya!
pH meter adalah jenis alat ukur untuk mengukur derajat keasaman atau kebasaan
suatu cairan, pada Ph meter digital terdapat elektroda khusus yang berfungsi untuk
mengukur pH bahan-bahan semi padat , elektroda (probe pengukur) terhubung sebuah
alat elektronik yang mengukur dan menampilkan nilai pH. Probe atau Elektroda merupakan
bagian penting dari pH meter, Elektroda adalah batang seperti struktur biasanya terbuat
dari kaca. Pada bagian bawah elektroda ada bohlam, bohlam merupakan bagian sensitif
dari probe yang berisi sensor. Jangan pernah menyentuh bola dengan tangan dan
bersihkan dengan bantuan kertas tisu dengan tangan sangat lembut. Untuk mengukur pH
larutan, probe dicelupkan ke dalam larutan. Probe dipasang di lengan dikenal sebagai
probe lengan (Nazali, 2016).
Prinsip kerja utama pH meter adalah terletak pada sensor probe berupa elektrode
kaca (glass electrode) dengan jalan mengukur jumlah ion H3O+ di dalam larutan. Ujung
elektrode kaca adalah lapisan kaca setebal 0,1 mm yang berbentuk bulat (bulb). Bulb ini
dipasangkan dengan silinder kaca non-konduktor atau plastik memanjang, yang
selanjutnya diisi dengan larutan HCl (0,1 mol/dm3). Di dalam larutan HCl, terendam sebuah
kawat elektrode panjang berbahan perak yang pada permukaannya terbentuk senyawa
setimbang AgCl. Konstannya jumlah larutan HCl pada sistem ini membuat elektrode
Ag/AgCl memiliki nilai potensial stabil (Nazali, 2016).
Cara menggunakannya adalah pertama, sambungkan pada listrik. Kedua tekan
tombol ‘on’ pada pH meter lalu tunggu selama 30 menit. Ketiga, masukkan probe pada
larutan yang akan diukur derajat keasamannya dan letakkan pada salah satu dari tiga
lubang yang tersedia. Probe berisi KCL yang berfungsi membasahi probe agar hasil
pengukuran tepat. Keempat, tekan tombol pH meter dan tunggu selama 3 menit (Nazali,
2016).

(Hartutik, 2012).
Nama Indah Hadiani
NIM 195100507111011
Kelas Z
Kelompok Z2

Tanggal Nilai Paraf

Asisten
 DAFTAR PUSTAKA

Hartutik. 2012. Metode Analisis Mutu Pangan. UB Press, Malang

Kanna, Iskandar. 2009. Seri Budi Daya Bullfrog. Kanisius, Yogyakarta

Nazali, Bani Hafidz. 2016. Pengembangan Ensiklopedia Alat Laboratorium Kimia Berbasis
Android Untuk Peserta Didik SMA/MA. Jurnal Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Vol.3, No. 14 Hal 11-15

Spellman, Frank R. 2011. Standard Handbook for Wastewater Operations : Fundamental

Level. CRC Press, Boca Raton