Anda di halaman 1dari 14

A.

TOPIK
Morfologi Koloni Bakteri
B. TUJUAN
1. Mempelajari morfologi koloni
2. Membuat biakan murni bakteri dengan metode tegak dan metode miring
C. DASAR TEORI
Bakteri memiliki bentuk dan struktur yang berbeda. Bentuk dan struktur
ini yang disebut dengan morfologi bakteri.Setiap bakteri memiliki bentuk yang
berbeda.Ini juga dipengaruhi oleh kondisi tempat hidupnya. Bakteri dapat hidup
di setiap tempat misalnya ; udara, diantara rambut, di sela-sela gigi , didalam
tanah dan sebagainya (Hastuti, 2012).
Pada umumnya ada tiga bentuk bakteri yang berbeda yaitu, bentuk kokus
atau bulat, basil atau silinder (batang), dan spiral atau melengkung melingkar
(Volk & Wheeler, 1988).
1

Kokus bentuknya seperti buah beri kecil.bakteri ini terdapat dalam


beberapa pola atau pengelompokan yang berbeda dan oleh karen itu dapat
dijadikan ciri setiap marga yang berbeda. Beberapa kokus secara khas
hidup sendiri-sendiri, sedangkan yang lainnya dapat dijumpai berpasangn,
kubus atau rantai panjang, bergantung caranya membelah diri dan
berlekatan satu sama yang lain.
Kokus yang senantiasa membelah dalam satu bidang namun tidak
memisahkan diri, sering membentuk rantai kokus, ini merupakan

bentuk khas Strepcoccus.


Kokus yang membelah dalam tiga bidang tegak lurus satu sama
lain membentuk paket kubus, cara ini dijumpai pada merga

Sarcina.
Kokus yang membelah dalam dua bidang untuk membentuk
gugusan yang tidak teratur diklasifikasikan dalam marga

Staphylococcus atau marga Micrococcus.


Basil adalah bakteri yang bentuknya menyerupai batang atau silinder.
Basil memiliki ukuran yang beraneka ragam, beberapa diantaranya
menyerupai rokok sigaret. Bentuk lainnya adalah basil berebantuk
gelendong dengan ujung-ujung yang meruncing lebih menyerupai cerutu.

Beberapa basil panjang dan lebarnya sama dan bentuknya lonjong, basil3

bail ini menyerupai kokus sehingga disebut koko-basil.


Bentuk Spiral
a Vibrio adalah batang yang melengkung menyerupai koma. Kadangkadang vibrio tumbuh sebagai benang-benang membelit atau
b

membentuk S.
Spiril adalah spiral atau lilitan yang sebenarnya, seperti kotrek

(pembuka gabus). Tubuh selnya kokoh.


Spirochaeta berbentuk spiral tetapi bedanya dengan spiril dalam hal
kemampuannya melenturkan dan melekuk-lekukkan tubuhnya sambil
bergerak.

Gambar. 1 a. Bentuk Kokus, b. Bentuk Basil, dan c. Bentuk Spiral


Untuk mengidentifikasi suatu bakteri dapat diamati dari bentuk koloni, warna
koloni, tepi koloni, elevasi koloni, serta tipe pertumbuhannya pada medium
miring.
1

Bentuk Koloni
Bentuk koloni yang umunya ditemukan yaitu bundar, bundar dengan
tepian kerang, bundar dengan tepian timbul, keriput, konsentris, tak
beraturan dan menyebar, berbenang-benang, bentuk l, bundar dengan

tepian menyebar, filiform, rizoid, atau kompleks.


Bentuk Tepi Koloni
Bentuk tepian koloni bakteri umunya yaitu licin, berombak, berlekuk,
takberaturan, siliat, bercabang, seperti wol, seperti benang, atau seperti

ikal rambut.
Elevasi Koloni
Selain dapat diamati dan diidentifikasi dari bentuk, warna, dan tepian
koloninya, pengamatan koloni juga dapat di lakukan pada elevasi

koloninya.Beberapa elevasi dari koloni bakteri yaitu, datar, timbul,


cembung, seperti tetesan, seperti tombol, berbukit-bukit, tumbuh kedalam
4

medium, atau seperti kawah.


Tipe Pertumbuhan pada Medium Agar Miring
Tipe pertumbuhan koloni bakteri pada medium agar miring juga dapat
digunakan untuk mengidentifikasi jenis bakteri. Menurut Fardiaz dalam
Hastuti (2012) ada beberapa tipe koloni bakteri pada medium agar miring
yaitu bentuk serupa pedang, bentuk berduri, bentuk serupa tasbih, bentuk
titik-titik, bentuk berupa batang, dan bentuk serupa akar.
Mikroorganisme membutuhkan suatu medium atau substrat untuk

pertumbuhannya (Hastuti, 2012).Medium tersebut ialah bahan yang digunakan


untuk menumbuhkan mikroorganisme diatas atau didalamnya. Meskipun
persyaratan nutrien mikroorganisme amat beragam, namun sebagai makhluk
hidup mereka mempunyai kebutuhan dasar yang sama, yaitu meliputi karbon,
energi, mineral dan faktor tumbuh. Bagi organisme bersel tunggal, air sangat
dibutuhkan karena air merupakan komponen utama protoplasma (70-85)%
protoplasma terdiri dari air) serta sebagai media untuk masuknya nutrien ke
dalam sel dan keluarnya sekresi ataupun ekresi dari dalam sel. Disamping itu, air
juga diperlukan untuk berlangsungnya reaksi-reaksi enzimatik didalam sel.
Sumber Nitrogen dapat diperoleh dari senyawa organik juga dapat berasal dari
unsur logam seperti natrium, kalium, kalsium, magnesium, mangan, besi, seng,
tembaga, fosfor, dan kobalt. Bakteri membutuhkannya dalam jumlah yang sedikit
(Hadioetomo, 1990).
Berdasarkan tekstur fisiknya, medium dibedakan menjadi medium cair,
medium setengah padat dan medium padat.Medium cair yang sering digunakan
adalah kaldu nutrien atau kaldu glukosa yang dapat dipergunakan untuk berbagai
keperluan seperti pembiakan organisme dalam jumlah besar, penelaahan
fermentasi, dan berbagai macam uji.Sedangkan untuk medium setengah padat dan
medium padat dapat dibuat dengan menambahkan bahan pemadat (agar-agar)
pada medium kaldu sesuai dengan konsentasi yang dibutuhkan (Hadioetomo,
1990).

Penanaman bakteri atau biasa disebut juga inokulasi adalah pekerjaan


memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru dengan
tingkat ketelitian yang sangattinggi. Untuk melakukan penanaman bakteri
(inokulasi) terlebih dahulu diusakan agarsemua alat yang ada dalam hubungannya
dengan medium agar tetap steril, hal ini agar menghindari terjadinya kontaminasi
(Dwijoseputro, 1998).
Ada beberapa tahap yang harus dilakukan sebelum melakukan teknik
penanaman bakteri (inokulasi) yaitu (Hadioetomo, 1990) :
1.

Menyiapkan ruangan
Ruang tempat penanaman bakteri harus bersih dan keadannya harus steril
agar tidak terjadi kesalahan dalam pengamatan atau percobaaan .dalam
labotarium pembuataanserum vaksin dan sebagainya. Inokulasi dapat
dilakukan dalam sebuah kotak kaca (encast ) udara yang lewat dalam kotak
tersebut dilewatkan saringan melalui suatu jalanagar tekena sinar ultraviolet.

2.

Pemindahan dengan dengan pipet


Cara ini dilakukan dalam penyelidikan air minum atau pada penyelidikan
untuk diambil 1 ml contoh yang akan diencerkan oleh air sebanyak 99 ml
murni.

3.

Pemindahan dengan kawat inokulasi


kawat inokulasi sebaliknya dari platina atau nikel .ujungnya boleh lurus
jugaboleh berupa kolongan yang diametrnya 1-3mm. Dalam melakukuan
penanaman bakterikawat ini terlebih dahulu dipijarkan sedangkan sisanya
tungkai cukup dilewatkan nyalaapi saja setelah dingin kembali kawat itu
disentuhkan lagi dalam nyala.
Ada beberapa metode yang digunakan untuk mengisolasi biakan murni

mikroorganisme yaitu (Suriawiria, 1985) :


a. Metode gores
Teknik ini lebih menguntungkan jika ditinjau dari sudut ekonomi dan
waktu, tetapi memerlukan ketrampilan-ketrampilan yang diperoleh dengan
latihan. Penggoresan yang sempurna akan menghasilkan koloni yang terpisah.
Inokulum digoreskan di permukaan media agar nutrien dalam cawaan petri
dengan jarum pindah (lup inokulasi). Di antara garis-garis goresan akan
terdapat sel-sel yang cukup terpisah sehingga dapat tumbuh menjadi koloni.

Cara penggarisan dilakukan pada medium pembiakan padat bentuk


lempeng. Bila dilakukan dengan baik teknik inilah yang paling praktis. Dalam
pengerjaannya terkadang berbeda pada masing-masing laboratorium tapi
tujuannya sama yaiitu untuk membuat goresan sebanyak mungkin pada
lempeng medium pembiakan. Ada beberapa teknik dalam metode goresan,
yakni :
a. Goresan T
b. Goresan kuadran
c. Goresan radian
d. Goresan Sinambung
b. Metode tebar
Setetes inokulum diletakkan dalam sebuah medium agar nutrient dalam
cawan dan dengan menggunakan batang kaca petridish dan dengan
menggunakan batang kaca yang bengkok dan steril. Inokulasi itu disebarkan
dalam medium batang yang sama dapat digunakan menginokulasikan pinggan
kedua untuk menjamin penyebaran bakteri yang merata dengan baik. Pada
beberapa pinggan akan muncul koloni yang terpisah.
c. Metode tuang
Isolasi menggunakan media cair dengan cara pengenceran. Dasar melakukan
pengenceran adalah penurunan jumlah mikroorganisme sehingga pada suatu
saat hanya ditemukan satu sel di dalam tabung.
d. Metode tusuk
Metode tusuk yaitu dengan dengan cara meneteskan atau menusukan ujung
jarum ose yang didalamnya terdapat inokolum, kemudian dimasukkan ke
dalam media.
Perbedaan inokulasi jamur dan bakteri adalah (Hastuti, 2012) :
1. Inokulasi jamur menggunakan jarum ose bentuk batang. Hifa yang berbentuk
seperti benang mudah diambil dengan jarum ose batang dan mudah sekali
tumbuh di dalam suatu media.
2. Inokulasi bakteri menggunakan jarum ose bentuk bulat. Pada ujung jarum ose
yang berbentuk bulat, bakteri akan dapat terambil dalam jumlah yang relatif
banyak.
D. ALAT DAN BAHAN
a. Morfologi Koloni
1. Biakan bakteri

2. Mistar
3. Jarum
b. Pembuatan biakan murni bakteri
1. Biakan bakteri
2. 2 medium miring
3. Jarum inokulasi
4. Kapas penutup
5. Inkubator kertas label
E. LANGKAH KERJA
a. Morfologi Koloni

MMM eee nmnn ygg i iual ai mkhp u ka 2 r ta i dkn skio ea l mcop a ne r ki ta eab lrt a a kn tg e s r ui ny ga n a g s p e k
bakwd kioe aa nl rkong an a dni n, i mab j mae e rn nau gtumi g k ( u ,ty in tap ea ni pks g ia ad nt nae ,nl a e ht l i ed v a ak s i ,
bmmd ai eis ks tn tte eaug r rrmik il i pls a u p sk /i )s u r a m

MM ee mnn yugiielndshinak2koumalanosc2irabkbmaou laktheonrli ypnai dbgaa kdmtieperdiliuyhmapn gmd bairedragns, mdl denagriaubnmiaamrk aihnr lcugarm spmu rualna i(sdaamriap de ermn guakna kno lm neid yiuamn g d ia m a ti p a d a
M e n c a t b e n t u k k o a l n i a y n sg u h u 3 7 C d a n m e l a k u k p e n g a m a t n s e t l h b i a k a n
mpym aeinrdgniaugtemlbamtha girieamrnnsgeobdrfiwoa l hg ikkeoalt nsi)
btuamk tbeurih e ru m u r 1 x 2 4 ja m
b. Pembuatan biakan murni bakteri

F. HASIL PENGAMATAN
a. Morfologi koloni
Aspek yang
diamati
Warna
Bentuk
Tepian
Elevasi
Mengkilap/sur
am
Kepekatan
Diamater

Koloni I

Koloni II

Putih keruh
Bentuk L
Seperti wol
Timbul
Suram

Putih keruh
Keriput
Licin
Datar
Mengkilap

Tidak pekat
0,5 mm

Tidak pekat
0,4 mm

b. Pembuatan biakan murni bakteri


Aspek yang
diamati
Bentuk

Koloni I

Koloni II

Bentuk serupa pedang

Bentuk serupa akar

G. ANALISIS DATA
Pada praktikum pengamatan morfologi koloni dan pewarnaan gram ini
dilakukan dengan pembuatan media agar untuk menangkap bakteri yang akan
diamati pada praktikum. Media agar dibuat dari sejumlah NA instan dan
dimasukkan kedalam cawan petri, kemudian cawan petri ditutup dan dibungkus
dengan kertas pembungkus serta ditali. Bungkusan cawan petri dimasukkan
kedalam otoklav untuk disterilkan, pada sekitar tutup otoklav dilapisi tipis dengan
vaselin. Otoklav ditutup dengan cara yang benar lalu kompor gas dihidupkan dan
ditunggu sampai 15 menit. Kemudian media agar dibawa ke tempat yang telah
ditentukan (mengandung banyak bakteri). Media agar dibuka selama 10 menit dan
ditutup kembali lalu dimasukkan ke dalam inkubator.
Pengambilan bakteri dilakukan di tempat yang sama yaitu di kolam biologi
akan tetapi posisi pengambilan yang berbeda. Posisi pengambilan pertama berada
di lantai bawah dan posisi kedua berada di atas yaitu didekat hidung. Posisi
pertama yaitu dilantai memiliki koloni yang lebih banyak daripada posisi kedua.
Sehingga pengamatan dilakukan pada koloni (koloni 1 dan koloni 2) yang berada
di cawan petri yang pengambilan bakterinya pada posisi pertama.

Untuk pengamatan morfologi koloni yang diamati adalah warna, bentuk,


tepian, elevasi, mengkilap atau suram, kepekatan dan diameter. Yang dilakukan
pertama kali adalah dengan cara cawan petri yang telah dimasukkan kedalam
inkubator selama satu hari setelah dikeluarkan diletakkan di atas colony counter
dan dihitung menggunakan jumlah koloni yang ada, kemudian menentukan salah
satu koloni bakteri yang akan diamati setelah itu mengamati warna dari 2 koloni
yang telah dipilih menggunakan kaca pembesar yang ada pada colony counter,
koloni 1 yang diamati adalah berwarna putih keruh begitupun dengan koloni 2.
Setelah itu hal yang sama dilakukan untuk mengamti bentuk dari koloni bakteri
tersebut dengan melihat referensi yang telah disediakan, hasil yang di dapatkan
adalah koloni 1 berbentuk L dan koloni 2 berbentuk keriput.
Untuk pengamatan tepian hasil yang di dapatkan adalah koloni 1 bentuk
tepiannya seperti wol dan koloni 2 tepiannya adalah licin. Untuk pengamatan
elevasi dilakukan dengan mengarahkan cawan petri yang berisi koloni bakteri ke
cahaya, hasil yang di dapatkan adalah koloni 1 timbul sedangkan koloni 2 datar,
begitupun dengan pengamatan mengkilap atau suram adalah dengan cara yang
sama, hasil yang di dapatkan yaitu koloni 1 suram dan koloni 2 mengkilap. Untuk
kepekatan dilakukan dengan cara mengambil sedikit bagian dari koloni bakteri
tersebut menggunakan jarum apabila ada yang terikut atau terangkat maka koloni
tersebut adalah pekat, hasil yang di dapat adalah kedua koloni tersebut tidak
pekat. Untuk diameter koloni dilakukan pengukuran menggunakan penggaris,
koloni 1 berdiameter 0,3 mm dan koloni 2 berdiameter 0,4 mm.
Untuk pengamatan media miring atau inokulasi dilakukan dengan cara
disiapkan tabung reaksi yang telah berisi medium miring dan telah ditutup dengan
kapas. Lampu spiritus (bunsen) dinyalakan di dalam LAF (Laminar Air Flow)
untuk mengurangi terjadinya kontaminasi, cawan petri yang berisi biakan bakteri
1 x 24 jam dibakar dengan diputar, jarum inokulum disterilkan dengan dipanaskan
di atas lampu spiritus (bunsen), tabung reaksi berisi medium miring dipanaskan
ujungnya di atas lampu spiritus (bunsen) untuk sterilisasi, inokulum di dalam
cawan petri diambil dengan jarum yang telah disterilkan tadi, cawan petri ditutup
dan dipanaskan kembali dengan gerakan diputardi atas lampu spiritus (bunsen),
kapas penutup tabung dibuka dan mulut tabung kembali dibakar di atas lampu

spiritus (sterilisasi), bakteri yang telah diambil dengan jarum dipindahkan ke


dalam medium miring dengan memasukkannya ke dalam tabung lalu dibuat garis
dari bawah ke atas tabung, tabung ditutup dengan kapas dan disterilisasi kembali.
Dengan cara yang sama, jarum yang telah disterilisasi dibuat garis zig-zag di
dalam tabung lalu ditutup kembali dan di sterilisasi, ditunggu 24 jam kemudian
koloni bakteri yang muncul dalam medium miring diamati. Hasil yang didapatkan
adalah koloni 1 berbentuk seperti pedang sedangkan koloni 2 berebntuk seperti
akar.
H. PEMBAHASAN
a Morfologi Koloni Bakteri
Bakteri yang ditumbuhkan dalam medium agar akan membentuk suatu
penampakan berupa koloni. Koloni bakteri ini merupakan sekelompok masa sel
yang dapat dilihat dengan mata langsung. Satu koloni bakteri yang berada di
dalam cawan petri/dalam medium agar adalah sama dan dianggap semua sel yang
berada

dalam

satu

koloni

tersebut

adalah

keturunan

(progeny)

satu

mikroorganisme dan karena itu mewakili sebagai biakan murni (Kusnadi, dkk,
2003). Menurut Kusnadi, dkk (2003) penampakan koloni bakteri dalam media
lempeng agar menunjukkan bentuk dan ukuran koloni yang khas, dapat dilihat
dari bentuk keseluruhan penampakan koloni, tepi dan permukaan koloni.
Berdasarkan percobaan yang dilakukan, diketahui bahwa pada sampel
koloni bakteri perlakuan pertama dan kedua memiliki jumlah koloni bakteri
berbeda. Perlakuan kedua yaitu pengambilan sampel dilakukan di bawah dekat
dengan kolam biologi memiliki koloni bakteri yang lebih banyak dari pada
perlakuan pertama yang pengambilan sampel di udara sekitar bawah hidung. Hal
ini disebabkan karena dibawah kolam biologi menjadi tempat lalu lalang
mikroorganisme, apalagi tempatnya lembab. Mikroorganisme seperti bakteri
menyukai tempat yang lembab.
Koloni pertama yang diamati adalah bakteri yang memiliki ciri-ciri warna
koloni putih keruh, bentuk koloni L, tepi koloni seperti wol, elevasi koloni timbul,
suram, diameter koloni 0,5 mm, kepekatan koloni tidak pekat. Sedangkan koloni
kedua yang diamati adalah bakteri yang memiliki ciri-ciri warna koloni putih

keruh, bentuk keriput, tepian koloni licin, elevasi koloni datar, mengkilap,
diameter koloni 0,4 mm, kepekatan koloni tidak pekat.
Warna koloni putih keruh hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan
bahwa warna koloni bakteri pada umumnya putih hingga kekuningan atau putih
suram (Suriawiria, 1999). Bentuk koloni bakteri pada kedua perlakuan yang
ditemukan adalah koloni pertama berbentuk L sedangkan koloni kedua berbentuk
keriput selain itu pada praktikum ini dilakukan dengan medium lempeng, hal ini
berfungsi agar dapat menunjukkan bentuk dan ukuran koloni yang khas dapat
dilihat dari bentuk keseluruhan kenampakan koloni, tepi, dan permukaan. Tepian
koloni bakteri sampel pertama memiliki bentuk tepian seperti wol sedangkan pada
tepian koloni bakteri sampel kedua memiliki bentuk tepian yang licin. Hal ini
sesuai dengan (Kusnandi, dkk, 2003) bentuk tepian bakteri bisa saja licin,
berombak, berlekuk, tak beraturan, siliat, dan sebagainya. Elevasi koloni bakteri
sampel pertama memiliki bentuk elevasi timbul sedangkan pada elevasi koloni
bakteri sampel kedua datar. Pada kedua koloni bakteri yang ditemukan yang
pertama 0,5 mm dan yang kedua 0,4 mm. Kepekatan koloni bakteri sampel
pertama dan keuda memiliki kepekatan yang tidak pekat. Hal ini berhubungan
dengan jenis bakteri yang ada dalam koloni apakah berlendir ataukah tidak,
sehingga nantinya akan mempengaruhi bakteri tersebut memiliki kapsula atau
tidak (Waluyo, 2004).
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada koloni 2 hasil yang
didapatkan lebih besar dan koloni terlihat lebih tebal dibandingkan dengan koloni
1. Menurut Irianto (2006) proses pertumbuhan yang optimal jika berdasarkan
syarat yaitu dengan tersedianya makanan dan energi yang cukup serta keadaan
lingkungan (pH, suhu). Selain itu juga pertumbuhan bakteri dipengaruhi oleh
beberapa faktor seperti substrat pertumbuhan yaitu menggunakan medium agar
pada prektikum ini, pH, temperatur, dan bahan kimia (Dwidjoseputro, 2005).
b Metode agar tegak dan metode agar miring
Pada praktikum inokulasi bakteri dilakukan pada Koloni I dan Koloni II
dengan menggunakan medium padat dan metode agar tegak serta metode agar
miring. Selain itu juga menggunakan medium padat dalam cawan Petri dengan
menggunakan medium NA (Nutrien Agar). Pada metode agar tegak, inokulasi

menggunakan medium NA yang telah dipadatkan dengan posisi tegak dalam


tabung reaksi. Kemudian diinkubasikan selama 1 x 24 jam dalam inkubator pada
suhu 37oC. Pada metode agar miring inokulasi menggunakan medium NA yang
telah dipadatkan dalam tabung reaksi dengan posisi miring, lalu medium tersebut
digores dengan biakan bakteri dan di inkubasi kembali kemudian diamati bentuk
dan perubahan koloninya (Djide, 2006). Hasil yang di dapatkan dari pengamatan
adalah koloni I berbentuk seperti pedang, sesuai dengan referensi yang
disediakan, melalui pengamatan bentuk dan tepian dari bakteri tersebut. Untuk
koloni II bentuk yang di dapatkan ialah seperti akar, karena jika dilihat serabut
yang ada agak meregang.
I. KESIMPULAN
Pengamatan bakteri dilakukan pada koloni (koloni 1 dan koloni 2) yang
berada di cawan petri yang pengambilan bakterinya pada posisi pertama yaitu
dibawah dekat kolam biologi. Pada koloni I warna putih keruh, bentuk L, tepian
seperti wol,elevasi timbul, suram, tidak pekat, diameter 0,5 mm dan hasil hasil
biakan murni dengan metode tegak seperti pedang. Pada koloni II warna putih
keruh, bentuk keriput, tepian licin, elevasi datar, mengkilap, tidak pekat, diameter
0,4 mm dan hasil biakan murni dengan metode tegak seperti akar.

DAFTAR RUJUKAN
Djide, Natsir, 2006, Penuntun Praktikum Instrumentasi Mikrobiologi Farmasi
Dasar, Jurusan Farmasi Universitas Hasanuddin , Makassar
Dwidjoseputro, D. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Penerbit Djambatan.
Hadioetomo, Ratna Siri. 1990. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. Jakarta :
Gramedia
Hastuti, Utami Sri. 2012. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi. Malang: UMMPress.
Irianto, K. 2006. Mikrobiologi: Menguak Dunia Mikroorganisme Jilid 2.
Bandung: CV. Yrama Widya.
Kusnadi, dkk. 2003. Common Text Book Mikrobiologi. Bandung: JICA-IMSTEP,
DGHE, dan FPMIPA UPI
Suriawiria, Unus. 1985. Pengantar Mikrobiologi Umum. Bandung: Angkasa

Volk, Wesley A & Wheeler, Margaret F. 1988. Mikrobiologi Dasar. Jakarta:


Erlangga
Waluyo. 2004. MikrobiologiUmum. Malang: UMM Press

MORFOLOGI KOLONI BAKTERI


LAPORAN PRAKTIKUM
Untuk Memenuhi Tugas Mata
Mikrobiologi
yang Dibimbing oleh Ibu Sitoresmi Prabaningtyas

Disusun oleh:
Kelompok 4 Kelas B
1.
2.
3.
4.
5.

Anton
Fitriatul Ummah
Ika Prastikasari
Indah Syafinatu Zafi
Intan Yunanda

(120341410321)
(140341606221)
(14034160
)
(140341601596)
(140341600448)

The Learning University

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
Februari 2016
LAMPIRAN

Pengambilan bakteri di bawah


dekat dengan kolam biologi

Pengambilan bakteri di atas dekat


hidung

Penentuan koloni I dan koloni II


untuk pengamatan

Penghitungan koloni dengan counter

Hasil inokulasi koloni I bentuk


seperti pedang

Hasil inokulasi koloni II bentuk


seperti akar

Anda mungkin juga menyukai