TOPIK
Morfologi Koloni Bakteri
B. TUJUAN
1. Mempelajari morfologi koloni
2. Membuat biakan murni bakteri dengan metode tegak dan metode miring
C. DASAR TEORI
Bakteri memiliki bentuk dan struktur yang berbeda. Bentuk dan struktur
ini yang disebut dengan morfologi bakteri.Setiap bakteri memiliki bentuk yang
berbeda.Ini juga dipengaruhi oleh kondisi tempat hidupnya. Bakteri dapat hidup
di setiap tempat misalnya ; udara, diantara rambut, di sela-sela gigi , didalam
tanah dan sebagainya (Hastuti, 2012).
Pada umumnya ada tiga bentuk bakteri yang berbeda yaitu, bentuk kokus
atau bulat, basil atau silinder (batang), dan spiral atau melengkung melingkar
(Volk & Wheeler, 1988).
1
Sarcina.
Kokus yang membelah dalam dua bidang untuk membentuk
gugusan yang tidak teratur diklasifikasikan dalam marga
Beberapa basil panjang dan lebarnya sama dan bentuknya lonjong, basil3
membentuk S.
Spiril adalah spiral atau lilitan yang sebenarnya, seperti kotrek
Bentuk Koloni
Bentuk koloni yang umunya ditemukan yaitu bundar, bundar dengan
tepian kerang, bundar dengan tepian timbul, keriput, konsentris, tak
beraturan dan menyebar, berbenang-benang, bentuk l, bundar dengan
ikal rambut.
Elevasi Koloni
Selain dapat diamati dan diidentifikasi dari bentuk, warna, dan tepian
koloninya, pengamatan koloni juga dapat di lakukan pada elevasi
Menyiapkan ruangan
Ruang tempat penanaman bakteri harus bersih dan keadannya harus steril
agar tidak terjadi kesalahan dalam pengamatan atau percobaaan .dalam
labotarium pembuataanserum vaksin dan sebagainya. Inokulasi dapat
dilakukan dalam sebuah kotak kaca (encast ) udara yang lewat dalam kotak
tersebut dilewatkan saringan melalui suatu jalanagar tekena sinar ultraviolet.
2.
3.
2. Mistar
3. Jarum
b. Pembuatan biakan murni bakteri
1. Biakan bakteri
2. 2 medium miring
3. Jarum inokulasi
4. Kapas penutup
5. Inkubator kertas label
E. LANGKAH KERJA
a. Morfologi Koloni
MMM eee nmnn ygg i iual ai mkhp u ka 2 r ta i dkn skio ea l mcop a ne r ki ta eab lrt a a kn tg e s r ui ny ga n a g s p e k
bakwd kioe aa nl rkong an a dni n, i mab j mae e rn nau gtumi g k ( u ,ty in tap ea ni pks g ia ad nt nae ,nl a e ht l i ed v a ak s i ,
bmmd ai eis ks tn tte eaug r rrmik il i pls a u p sk /i )s u r a m
MM ee mnn yugiielndshinak2koumalanosc2irabkbmaou laktheonrli ypnai dbgaa kdmtieperdiliuyhmapn gmd bairedragns, mdl denagriaubnmiaamrk aihnr lcugarm spmu rualna i(sdaamriap de ermn guakna kno lm neid yiuamn g d ia m a ti p a d a
M e n c a t b e n t u k k o a l n i a y n sg u h u 3 7 C d a n m e l a k u k p e n g a m a t n s e t l h b i a k a n
mpym aeinrdgniaugtemlbamtha girieamrnnsgeobdrfiwoa l hg ikkeoalt nsi)
btuamk tbeurih e ru m u r 1 x 2 4 ja m
b. Pembuatan biakan murni bakteri
F. HASIL PENGAMATAN
a. Morfologi koloni
Aspek yang
diamati
Warna
Bentuk
Tepian
Elevasi
Mengkilap/sur
am
Kepekatan
Diamater
Koloni I
Koloni II
Putih keruh
Bentuk L
Seperti wol
Timbul
Suram
Putih keruh
Keriput
Licin
Datar
Mengkilap
Tidak pekat
0,5 mm
Tidak pekat
0,4 mm
Koloni I
Koloni II
G. ANALISIS DATA
Pada praktikum pengamatan morfologi koloni dan pewarnaan gram ini
dilakukan dengan pembuatan media agar untuk menangkap bakteri yang akan
diamati pada praktikum. Media agar dibuat dari sejumlah NA instan dan
dimasukkan kedalam cawan petri, kemudian cawan petri ditutup dan dibungkus
dengan kertas pembungkus serta ditali. Bungkusan cawan petri dimasukkan
kedalam otoklav untuk disterilkan, pada sekitar tutup otoklav dilapisi tipis dengan
vaselin. Otoklav ditutup dengan cara yang benar lalu kompor gas dihidupkan dan
ditunggu sampai 15 menit. Kemudian media agar dibawa ke tempat yang telah
ditentukan (mengandung banyak bakteri). Media agar dibuka selama 10 menit dan
ditutup kembali lalu dimasukkan ke dalam inkubator.
Pengambilan bakteri dilakukan di tempat yang sama yaitu di kolam biologi
akan tetapi posisi pengambilan yang berbeda. Posisi pengambilan pertama berada
di lantai bawah dan posisi kedua berada di atas yaitu didekat hidung. Posisi
pertama yaitu dilantai memiliki koloni yang lebih banyak daripada posisi kedua.
Sehingga pengamatan dilakukan pada koloni (koloni 1 dan koloni 2) yang berada
di cawan petri yang pengambilan bakterinya pada posisi pertama.
dalam
satu
koloni
tersebut
adalah
keturunan
(progeny)
satu
mikroorganisme dan karena itu mewakili sebagai biakan murni (Kusnadi, dkk,
2003). Menurut Kusnadi, dkk (2003) penampakan koloni bakteri dalam media
lempeng agar menunjukkan bentuk dan ukuran koloni yang khas, dapat dilihat
dari bentuk keseluruhan penampakan koloni, tepi dan permukaan koloni.
Berdasarkan percobaan yang dilakukan, diketahui bahwa pada sampel
koloni bakteri perlakuan pertama dan kedua memiliki jumlah koloni bakteri
berbeda. Perlakuan kedua yaitu pengambilan sampel dilakukan di bawah dekat
dengan kolam biologi memiliki koloni bakteri yang lebih banyak dari pada
perlakuan pertama yang pengambilan sampel di udara sekitar bawah hidung. Hal
ini disebabkan karena dibawah kolam biologi menjadi tempat lalu lalang
mikroorganisme, apalagi tempatnya lembab. Mikroorganisme seperti bakteri
menyukai tempat yang lembab.
Koloni pertama yang diamati adalah bakteri yang memiliki ciri-ciri warna
koloni putih keruh, bentuk koloni L, tepi koloni seperti wol, elevasi koloni timbul,
suram, diameter koloni 0,5 mm, kepekatan koloni tidak pekat. Sedangkan koloni
kedua yang diamati adalah bakteri yang memiliki ciri-ciri warna koloni putih
keruh, bentuk keriput, tepian koloni licin, elevasi koloni datar, mengkilap,
diameter koloni 0,4 mm, kepekatan koloni tidak pekat.
Warna koloni putih keruh hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan
bahwa warna koloni bakteri pada umumnya putih hingga kekuningan atau putih
suram (Suriawiria, 1999). Bentuk koloni bakteri pada kedua perlakuan yang
ditemukan adalah koloni pertama berbentuk L sedangkan koloni kedua berbentuk
keriput selain itu pada praktikum ini dilakukan dengan medium lempeng, hal ini
berfungsi agar dapat menunjukkan bentuk dan ukuran koloni yang khas dapat
dilihat dari bentuk keseluruhan kenampakan koloni, tepi, dan permukaan. Tepian
koloni bakteri sampel pertama memiliki bentuk tepian seperti wol sedangkan pada
tepian koloni bakteri sampel kedua memiliki bentuk tepian yang licin. Hal ini
sesuai dengan (Kusnandi, dkk, 2003) bentuk tepian bakteri bisa saja licin,
berombak, berlekuk, tak beraturan, siliat, dan sebagainya. Elevasi koloni bakteri
sampel pertama memiliki bentuk elevasi timbul sedangkan pada elevasi koloni
bakteri sampel kedua datar. Pada kedua koloni bakteri yang ditemukan yang
pertama 0,5 mm dan yang kedua 0,4 mm. Kepekatan koloni bakteri sampel
pertama dan keuda memiliki kepekatan yang tidak pekat. Hal ini berhubungan
dengan jenis bakteri yang ada dalam koloni apakah berlendir ataukah tidak,
sehingga nantinya akan mempengaruhi bakteri tersebut memiliki kapsula atau
tidak (Waluyo, 2004).
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada koloni 2 hasil yang
didapatkan lebih besar dan koloni terlihat lebih tebal dibandingkan dengan koloni
1. Menurut Irianto (2006) proses pertumbuhan yang optimal jika berdasarkan
syarat yaitu dengan tersedianya makanan dan energi yang cukup serta keadaan
lingkungan (pH, suhu). Selain itu juga pertumbuhan bakteri dipengaruhi oleh
beberapa faktor seperti substrat pertumbuhan yaitu menggunakan medium agar
pada prektikum ini, pH, temperatur, dan bahan kimia (Dwidjoseputro, 2005).
b Metode agar tegak dan metode agar miring
Pada praktikum inokulasi bakteri dilakukan pada Koloni I dan Koloni II
dengan menggunakan medium padat dan metode agar tegak serta metode agar
miring. Selain itu juga menggunakan medium padat dalam cawan Petri dengan
menggunakan medium NA (Nutrien Agar). Pada metode agar tegak, inokulasi
DAFTAR RUJUKAN
Djide, Natsir, 2006, Penuntun Praktikum Instrumentasi Mikrobiologi Farmasi
Dasar, Jurusan Farmasi Universitas Hasanuddin , Makassar
Dwidjoseputro, D. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Penerbit Djambatan.
Hadioetomo, Ratna Siri. 1990. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. Jakarta :
Gramedia
Hastuti, Utami Sri. 2012. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi. Malang: UMMPress.
Irianto, K. 2006. Mikrobiologi: Menguak Dunia Mikroorganisme Jilid 2.
Bandung: CV. Yrama Widya.
Kusnadi, dkk. 2003. Common Text Book Mikrobiologi. Bandung: JICA-IMSTEP,
DGHE, dan FPMIPA UPI
Suriawiria, Unus. 1985. Pengantar Mikrobiologi Umum. Bandung: Angkasa
Disusun oleh:
Kelompok 4 Kelas B
1.
2.
3.
4.
5.
Anton
Fitriatul Ummah
Ika Prastikasari
Indah Syafinatu Zafi
Intan Yunanda
(120341410321)
(140341606221)
(14034160
)
(140341601596)
(140341600448)