Anda di halaman 1dari 57

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

LATIHAN III

KARAKTERISTIK MAKROSKOPIS MIKROBA

Dosen Pengampu: Pujiati, S.Si., M.Si

Disusun Oleh:

Nama : Septiana Dewi Anggrahini


NPM : 16431.009
Kelompok :5
Asisten Praktikum : Bagus Setyo Pratondo
Nilai :

LABORATORIUM II BIOLOGI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN & ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI MADIUN
2018
KARAKTERISTIK MAKROSKOPIS MIKROBA

A. TANGGAL DAN WAKTU PELAKSANAAN


Praktikum : Karakteristik Makroskopis Mikroba
Hari : Selasa
Tanggal & Waktu : 12 Juni 2018 pukul 08.00-15.00 WIB
Tempat : Laboratorium II Biologi Universitas PGRI Madiun
B. TUJUAN PRAKTIKUM
Tujuan dari praktikum ini adalah :
1. Agar mahasiswa dapat membedakan kultur mikroorganisme yang
menjadi syarat utama dalam paya mengidentifikasi dan
mengklasifikasikan organisme dalam kelompok taksonominya.
2. Mahasiswan dapat mengidentifikasi dan mengklasifikasikan mikroba.
3. Mahasiswa dapat mengetahui karakter mikroba dari morfologi
makroskopisnya.
C. DASAR TEORI
Mikroorganisme merupakan jasad hidup yang mempunyai ukuran
sangat kecil (Kusnadi, dkk, 2003). Sel bakteri amat beragam panjangnya;
sel beberapa spesies dapat berukuran 100 kali lebih panjang daripada sel
spesies yang lain (Alcamo, 2001).
Satuan ukuran bakteri ialah micrometer yang setara dengan
1/1000mm. bakteri yang paling umum dipelajari di dalam praktikum
mikrobiologi dasar berukuran kira-kira 0,5 – 1 x 2 – 5 µm. sebagai
contoh, bakteri stafilokokus dan streptokokus yang berbentuk bola
mempunyai diameter yang berkisar dari 0,75 sampai 1,25 µm. Bentuk
batang yang berukuran rata-rata seperti bakteri tifoid dan disentri
mempunyai lebar 0,5 – 1 µm dan panjang 2 – 3 µm. Sel beberapa spesies
bakteri amat panjang; panjangnya dapat melebihi 100 µm dan
diameternya berkisar daro 0,1 – 0,2 µm. sekelompok bakteri yang dikenal
sebagai mikoplasma, ukurannya khas amat kecil – demikian kecilnya
sehingga hamper-hampir tak tampak di bawah mikroskop cahaya.
Mereka juga pleomorfik; yaitu morfologinya amat beragam. Ukurannya
berkisar dari 0,1 – 0,3 µm (Atlas, 1995).
Walaupun bakteri amat kecil ukurannya, namun dapat diukur dengan
relatif mudah serta tepat. Untuk tujuan ini, mikroskop dilengkapi dengan
mikroskop ocular, suatu piringan yang diukir dengan garis-garis berjarak
sama. Jarak antara garis-garis tersebut ditentukan sebelumnya dengan
berpedomankan micrometer pentas, suatu alat yang berfungsi sebagai
mistar pada kerja mikroskopis. Pemeriksaan bakteri melalui mikroskop
yang dilengkapi mikroskop ocular akan menampakkan garis-garis yang
sudah diketahui ukurannya di atas mikroorganisme yang diperiksa
sedemikian rupa sehingga panjang dan lebar sel dapat ditentukan dengan
mudah (Martinko dan Madigan, 2005).
Sel-sel individu bakteri dapat berbentuk seperti elips, bola, batang,
atau spiral.Masing-masing ciri ini penting dalam mencirikan morfologi
suatu spesies. Sel bakteri yang berbentuk seperti bola atau elips
dinamakan kokus.Kokus mucul dalam beberapa penataan yang khas
tergantung pada spesiesnya.Sel berbentuk silindris atau batang
dinamakan basilus.Ada banyak perbedaan dalam ukuran panjang dan
lebar di antara berbagai spesies basilus. Ujung beberapa basilus tampak
persegi, yang lain bundar, dan yang lain lagi meruncing atau lancip
seperti ujung cerutu. Kadang-kadang basilus tetap saling melekat satu
sama lainnya, ujung dengan ujung, sehingga memberikan penampilan
rantai (Funke et al, 2004).
Bakteri berbentuk spiral terutama dijumpai sebagai individu-individu
sel yang tidak saling melekat.Tercakup di dalam kelompok morfologis ini
adalah spiroketa, beberapa diantaranya menyebabkan penyakit yang
berbahaya bagi manusia.Individu-individu sel dari spesies yang berbeda-
beda menunjukkan perbedaan-perbedaan yang mencolok dalam hal
panjang, jumlah, dan amplitudo spiralnya serta kekakuan dinding selnya.
Sebagai contoh, beberapa spirilum berukuran pendek, spiralnya berpilin
ketat; yang lain sangat panjang dan menunjukkan sederetan pelintiran dan
lengkungan. Spiral yang pendek dan tidak lengkap disebut sebagai
bakteri koma, atau vibrio (Holt dan Bergey, 1994).
Koloni bakteri adalah kumpulan dari bakteri yang membentuk
suatu kelompok. Bentuk koloni berbeda-beda tiap spesies dan
merupakan ciri khas bagi suatu spesies tertentu. Sifat-sifat yang
diperlukan dalam menentukan identifikasi suatu spesies misalnya seperti
besar kecilnya koloni, mengkilat tidaknya, halus kasarnya permukaan,
dan warna koloni. Kebanyakan bakteri mempunyai warna yang keputih-
putihan, kelabu, kekuning-kuningan, atau hampir bening, tetapi ada juga
spesies yang mempunyai pigmen warna yang lebih tegas. Keberadaan
warna dipengaruhi oleh faktor-faktor luar seperti temperatur, pH, dan
oksigen bebas. Ada beberapa spesies yang memerlukan fosfat, ada juga
yang memerlukan sulfat untuk menimbulkan pigmentasi (Dwidjoseputro,
1987).
Menurut Jutono, dkk. (1980), berikut ini merupakan sifat-sifat
khas koloni dalam beberapa jenis medium, yaitu:
1. Medium agar lempengan (streak plate dan pour plate)
a. Bentuk koloni akan tampak sebagai titik-titik, bulat, benang, serupa akar,
dan kumparan.
b. Permukaan koloni dasar, timbul mendatar, timbul melengkung,
mencembung, membukit, dan berkawah.
c. Tepi koloni ada yang utuh, berombak, berbelah-belah, bergerigi,
berbenang, dan keriting.
2. Medium agar miring
a. Sifat-sifatnya berkisar pada bentuk dan tepi koloni, dan dinyatakan
dengan kata-kata seperti serupa batang dan serupa akar.
3. Medium agar padat (tusukan dalam gelatin/agar)
a. Ada bakteri yang dapat mengencerkan gelatin, ada juga bakteri yang
tidak mampu mengencerkan gelatin.
b. Bentuk koloni serupa pedang, tasbih, bertonjol-tonjol, berjonjot, serupa
batang, serupa kawah, mangkuk, corong, dan pundit-pundi.
Gambar 1. Jenis Medium
(Sumber : Harley dan Prescott, 2002)
Menurut Tarigan (1988), ciri-ciri koloni mikrobia dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1. Ukuran
Ukuran koloni bervariasi, mulai dari sebesar ujung jarum, yaitu kira-
kira pecahan mm (diameternya) sampai 5-10 mm. Walaupun koloni suatu
mikrobia mempunyai ciri-ciri diameter, kiranya perlu diingat, bahwa ada
beberapa faktor yang mempengaruhi besarnya diameter tersebut.
Misalnya hanya koloni-koloni yang menyebar saja yang dapat diukur,
karena koloni-koloni ini cenderung memilki diameter yang lebih besar
daripada koloni yang bertumpuk-tumpuk. Hal ini disebabkan karena
persaingan pada koloni yang menyebar lebih kecil dari persaingan yang
terjadi pada koloni yang bertumpuk-tumpuk dan kurang mendapat
hambatan dari zat-zat hasil sampingan.
2. Margin
Bagian tepi koloni bakteri bervariasi, tergantung kepada spesiesnya.
Bentuknya dapat melingkar rata seperti tepi (pinggir) suatu tetesan, atau
tidak baraturan seperti tonjolan yang melengkung, seperti benang atau
seperti akar.
3. Tekstur Permukaan
Permukaan koloni juga bervariasi, tergantung kepada spesiesnya dan
tekstur permukaan ini ada yang licin (smooth), kasar (rough), granuler,
atau mukoid (berlendir). Koloni spesies tertentu ada permukaanya yang
keriput (wrinkled). Semua koloni-koloni kultur murni pada piring petri,
mempunyai persamaan jenis permukaan, akan tetapi kita harus mengingat
bahwa beberapa kultur murni dapat menunjukkan variasi permukaan.
Pada umumnya prmukaan koloni memiliki 3 macam bentuk yaitu: S
(smooth), licin, bundar, konveks; R (rough), kasar, datar, bergerigi; dan
M (Mucoid), berlendir, basah, kadang-kadang bersatu, lembut, dan tebal.
4. Elevasi (elevation)
Elevasi koloni juga bervariasi, tergantung pada spesiesnya, bisa tipis
sampai tebal. Permukaannya dapat merata atau bisa menunjukkan adanya
variasi kesinambungan.
5. Konsistensi
Konsistensi koloni dapat diketahui dengan menyentuhkan jarum ose
ke permukaan koloni. Beberapa spesies bakteri dapat membentuk koloni
yang bersifat viscous, ada juga spesies bakteri yang membentuk koloni
yang kering, atau berbetuk seperti tepung yang akan terpecah bila
tersentuh jarum.
6. Pigmentasi
Beberapa spesies bakteri dapat menghasilkan zat warna di dalam sel
yang tidak larut dalam air, sehingga menyebabkan koloninya berwarna,
contoh : Flectobacillus major berwarna merah muda.

Gambar 1. Ukuran, Bentuk, Elevasi, dan Margin Koloni Bakteri pada


Petri
(Sumber: Ferdiaz, 1992)
Menurut Hamidayati dkk., (2008), ciri-ciri pertumbuhan koloni
bakteri pada agar miring diperoleh dengan menggoreskan jarum
inokulum tegak dan lurus. Ciri koloni berdasarkan bentuk:
Gambar 2. Bentuk Koloni Bakteri pada Medium Agar Miring
(Sumber: Hamidayati dkk., 2008)
Cara penanaman koloni bakteri pada agar tegak adalah dengan
menusukkan jarum inokulum needle ke dalam media agar tegak. Ciri-ciri
koloni berdasarkan bentuk:

Gambar 3. Bentuk Koloni Bakteri pada Medium Agar Tegak


(Sumber: Aulia, 2008)
Ciri koloni berdasarkan kebutuhan oksigen:
Gambar 4. Koloni Bakteri Medium Agar Tegak Berdasarkan Kebutuhan
Pola pertumbuhan koloni bakteri pada medium cair berdasarkan
kebutuhan oksigen:
Gambar 5. Koloni Bakteri Medium Cair Berdasarkan Kebutuhan Oksigen

(Sumber: Bailey and Scott’s, 1994)

Menurut Jutono dkk. (1980), berikut ini merupakan klasifikasi


mikroorganisme berdasarkan kebutuhannya terhadap oksigen, yaitu:
1. Golongan aerobik : Dapat menggunakan oksigen bebas sebagai aseptor
tunggal hidrogen terakhir dalam proses respirasi.
2. Golongan anaerobik : Tidak dapat menggunakan oksigen bebas sebagai
aseptor hidrogen terakhir dalam proses respirasi.
3. Golongan mikroaerofilik : Membutuhkan oksigen dalam jumlah yang
sangat sedikit.
4. Golongan fakultatif anaerobik dan fakultatif aerobik : Hidup secara
terbatas dalam keadaan aerobik atau anaerobik.
5. Golongan kaprofilik : Memerlukan oksigen dengan kadar yang rendah,
tetapi kadar CO2-nya tinggi.
Koloni Escherichia coli pada agar biasanya berwarna putih,
kadang-kadang kuning putih. Bentuknya entire sampai endulate,
kelembaban homogen, tembus cahaya, bersifat aerobik sampai fakultatif
anaerobik. Indikator sensitif pada hidrogen sulfida. Bacillus subtilis
merupakan bakteri gram positif yang ditemukan di tanah dan termasuk
dalam genus Bacillus. Bakteri ini juga memiliki kemampuan untuk
membentuk endospora yang melindunginya dari perubahan lingkungan
dengan kondisi yang ekstrim. Koloni Bacillus subtilis bersifat aerobik
sampai fakultatif anaerobik, berbentuk koloni kasar, tidak dapat ditembus
cahaya, pertumbuhan tidak merata, terjadi kekeruhan, permukaan halus,
lembut dan tipis, opaque, berwarna kuning sampai jingga coklat (Breed,
dkk., 1957).
D. ALAT DAN BAHAN
1. Alat
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah :
No Nama Alat Ukuran Jumlah Fungsi
1. Kamera - 1 buah Sebagai dokumentasi
2. Cling wrap 1 gulung Sebagai pelapis cawan
- petri agar tetap steril
3. Bunsen 2 buah Sebagai api pemanas
100 ml untuk menjaga
kesterilan alat/bahan
4. Cover glass 3 buah Untuk menutup
preparat
5. Kaca preparat 3 buah Untuk meletakkan
-
objek
6. Jarum pentul 1 buah Untuk mengambil
-
sampel mikroba
7. Korek api 1 buah Untuk Menyalakan
-
api pada bunsen
8. Botol spray 1 buah Sebagai tempat alkohol
-
70%
9. Mikroskop 1 buah Untuk mengamati
binokuler - Karakteristik mikroba
secara mikroskopis
10. Mikroskop 1 buah Untuk mengamati
cahaya - Karakteristik mikroba
secara mikroskopis
11. Laptop 1 buah Memproyeksikan
- hasil gambar dari
mikroskop binokuler

2. Bahan

Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah :

No. Nama Bahan Jumlah Fungsi

Sebagai media sintetik


1. Media biakan NA 1
penumbuh bakteri
Sebagai media sintetik
2. Media biakan PDA 1
penumbuh bakteri

3. Kertas label 1 lembar Sebagai penanda sampel


4. Alkohol 70% 100 ml Sebagai sterilisasi kimiawi

5. Aquadest 100 ml Sebagai pelarut

E. CARA KERJA
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Menyalakan Bunsen
3. Membuka cling wrap media, saat membuka tetap berada didekat
Bunsen agar tidak yerjadi kontaminasi.
4. Mengambil gambar dengan kamera.
5. Mengidentifikasi morfologi mikroba yang ada pada media padat.
6. Menutup kembali media dengan cling wrap.
7. Mengambil tiap jenis spora kapang menggunakan jarum pentul dan
meletakkan di kaca preparat kemudian mengamati dibawah
mikroskop.
F. HASIL PENGAMATAN
1. Pengamatan Makroskopis PDA + CMC 2 %
No. Media Nama Mikroba Karakteristik
1. PDA 10-8 Saccharomyces cereviceae a. Tekstur halus
b. Ukuran sedang
c. Pigmen putih
d. Bentuk circular
e. Tepi luar entire
f. Elevasi raised

2. PDA 10-8 Rhizopus sp a. Tekstur halus


berserabut
b. Ukuran sedang
c. Pigmen putih
d. Bentuk rhizoid
e. Tepi luar
filamentous
f. Elevasi raised

3. PDA 10-8 Aspergillus sp a. Tekstur kasar


b. Ukuran kecil
c. Pigmen putih,
hijau ditengah
d. Bentuk circular
e. Tepi luar entire
f. Elevasi convex

4. PDA 10-8 Pseudomonas sp a. Tekstur halus


b. Ukuran kecil
c. Pigmen putih
kekuningan
d. Bentuk irregular
e. Tepi luar entire
f. Elevasi flat

5. PDA 10-8 Pseudomonas sp a. Tekstur halus


b. Ukuran kecil
c. Pigmen kuning
d. Bentuk circular
e. Tepi luar entire
f. Elevasi flat

6. PDA 10-8 Aspergillus oryzae a. Tekstur kasar


b. Ukuran lebar
c. Pigmen hijau
d. Bentuk rhizoid
e. Tepi luar
filamentous
f. Elevasi flat

7. PDA 10-8 Aspergillus sp a. Tekstur kasar


b. Ukuran kecil
c. Pigmen hijau
d. Bentuk rhizoid
e. Tepi luar
filamentous
f. Elevasi raised

8. PDA 10-9 Aspergillus oryzae a. Tekstur kasar


berserabut
b. Ukuran lebar
c. Pigmen hijau
d. Bentuk rhizoid
e. Tepi luar
filamentous
f. Elevasi convex

9. PDA 10-9 Pseudomonas sp a. Tekstur halus


berserabut
b. Ukuran kecil
c. Pigmen hijau
d. Bentuk circular
e. Tepi luar
filamentous
f. Elevasi raised

10. PDA 10-9 Actinomycetes a. Tekstur kasar


b. Ukuran sedang
c. Pigmen putih
kekuningan
d. Bentuk rhizoid
e. Tepi luar
filamentous
f. Elevasi raised
11. PDA 10-9 a. Tekstur halus
b. Ukuran kecil
c. Pigmen coklat
d. Bentuk rhizoid
e. Tepi luar
filamentous
f. Elevasi raised

Rhizopus sp
-8
12. NA 10 Pseudomonas aeruginosa a. Tekstur halus
b. Ukuran sedang
c. Pigmen hijau
d. Bentuk circular
e. Tepi luar entire
f. Elevasi flat

13. NA 10-8 Bacillus sp a. Tekstur halus


b. Ukuran kecil
c. Pigmen hijau
d. Bentuk lobate
e. Tepi luar lobate
f. Elevasi raised

14. NA 10-8 Pseudomonas aeruginosa a. Tekstur halus


b. Ukuran sangat
kecil
c. Pigmen hijau
d. Bentuk circular
e. Tepi luar entire
f. Elevasi flat
15. NA 10-8 a. Tekstur halus
b. Ukuran kecil
c. Pigmen putih
d. Bentuk irregular
e. Tepi luar lobate
f. Elevasi raised

Bacillus cereus
-8
16. NA 10 Bacillus sp a. Tekstur halus
b. Ukuran sedang
c. Pigmen putih
d. Bentuk serate
e. Tepi luar serate
f. Elevasi raised

17. NA 10-8 Bacillus sp a. Tekstur halus


b. Ukuran lebar
c. Pigmen putih
d. Bentuk iregular
e. Tepi luar serate
f. Elevasi raised

18. NA 10-9 Escherichia coli a. Tekstur halus


b. Ukuran kecil
c. Pigmen hijau
d. Bentuk circular
e. Tepi luar entire
f. Elevasi flat

19. NA 10-9 Bacillus sp a. Tekstur halus


b. Ukuran kecil
c. Pigmen putih
d. Bentuk serrate
e. Tepi luar serate
f. Elevasi raised
20. NA 10-9 a. Tekstur halus
b. Ukuran sedang
c. Pigmen putih
d. Bentuk irregular
e. Tepi luar undulate
f. Elevasi raised

Bacillus cereus
21. NA 10-9 Bacillus cereus a. Tekstur halus
b. Ukuran lebar
c. Pigmen putih
d. Bentuk iregular
e. Tepi luar lobate
f. Elevasi raised

2. Pengamatan Mikroskopis

No. Media Gambar Keterangan

1. PDA 10-8 1. Spora


2. Hifa

2
1

2. PDA 10-8 1. Spora


2. Hifa

2
1
3. PDA 10-8 1. Spora
1 2. Hifa

4. PDA 10-9 1. Spora


1 2. Hifa

5. PDA 10-9 3. Spora


1 4. Hifa

3. Karakteristik makroskopis kapang Tanah tanpa CMC


No. Media Nama Mikroba Karakteristik
a. Tekstur : Halus
berserabut
b. Ukuran : Small
1. PDA 10-8 c. Pigmentasi : Hijau muda
d. Bentuk koloni : Rhizoid
e. Tepian : Entire
f. Elevasi : Umbonate

Trichoderma sp.
a. Tekstur : Halus
berserabut
2. PDA 10-8 b. Ukuran : Small
c. Pigmentasi : Putih
d. Bentuk koloni : Rhizoid
e. Tepian : Entire
f. Elevasi : Raised

Rhizopus sp.
a. Tekstur : Halus
b. Ukuran : Small
c. Pigmentasi : Putih susu
3. PDA 10-8 d. Bentuk koloni : Circular
e. Tepian : Entire
f. Elevasi : Convex

Rhizopus sp.
a. Tekstur : Halus
b. Ukuran : Small
c. Pigmentasi : Hijau tua
4. PDA 10-8 d. Bentuk koloni : Circular
e. Tepian : Entire
f. Elevasi : Convex

Penicillium sp.

a. Tekstur : Halus
berserabut
5. PDA 10-9 b. Ukuran : Small
c. Pigmentasi : Hijau
d. Bentuk koloni : Rhizoid
e. Tepian : Serrate
f. Elevasi : Raised

Aspergillus flavus.
a. Tekstur : Halus
b. Ukuran : Small
c. Pigmentasi : Putih
6. PDA 10-9 d. Bentuk koloni : Circular
e. Tepian : Entire
f. Elevasi : Convex

Aspergilus niger
a. Tekstur : Halus
b. Ukuran : Small
7. PDA 10-9 c. Pigmentasi : Kuning
d. Bentuk koloni : Circular
e. Tepian : Entire
f. Elevasi : Datar/ Flat

Saccharomyces
cereviceae
8. NA 10-8 a. Tekstur : Licin
b. Ukuran : Large
c. Pigmentasi : Putih susu
d. Bentuk koloni : Circular
e. Tepian : Entire
f. Elevasi : Raised

Rhizobium sp..
9. NA 10-8 a. Tekstur : Licin
b. Ukuran : Small
c. Pigmentasi : Biru
Transparan
d. Bentuk koloni : Circular
e. Tepian : Entire
f. Elevasi : Raised

Bacillus sp.
-9
10. NA 10 a. Tekstur : Licin
b. Ukuran : Large
c. Pigmentasi : Biru
transparan
d. Bentuk koloni : Circular
e. Tepian : Entire
f. Elevasi : Flat

Bacillus sp.
4. Karakteriristik mikroskopis tanah tanpa CMC
No Media Nama Keterangan

1. PDA 10-8 Bentuk spora konidiofor atau


seperti payung berwarna hijau,
hifa berwarna putih.
Mikroskop binokuler

Mikroskop monokuler
(Trichoderma sp.)

2. PDA 10-8 Bentuk spora konidiofor atau


seperti payung bewarna putih,
Mikroskop binokuler hifa berwarna putih.

mikroskop monokuler
(Rhizopus sp.)

Bentuk spora yaitu sporangiofor


3. PDA 10-8 bulat dan bergerombol,
miselium hifa bersekat dan
Mikroskop binokuler bening.

mikroskop monokuler
(Rhizopussp.)
4. PDA 10-8 Bentuk spora odiofor, hifa
berwarna hitam, hifa bersepta
dan tumbuh berkoloni.
Mikroskop binokuler

Mikroskop monokuler
(Penicillium sp.)
6. PDA 10-9

Bentuk spora konidiofor atau


seperti payung berwarna hijau,
hifa berwarna putih.
Mikroskop binokuler

mikroskop monokuler.
Aspergillus flavus
7. PDA 10-9

Bentuk spora odiofor, hifa


berwarna hitam, hifa bersepta
dan tumbuh berkoloni
Mikroskop binokuler

Mikroskop monokuler
Aspergillus niger
8. PDA 10-9

Bentuk spora yaitu sporangiofor


bulat dan bergerombol,
miselium hifa bersekat dan
Mikrpskop binokuler bening

Mikroskop monokuler
Saccharomyces
cerevisae

5. Identifikasi bakteri secara makroskopis tanah CMC 1%


Nama
No. Nama Bakteri Gambar Karakteristik
Media
1. Media 1. Bacillus sp. a) Tekstur :
NA tanah Halus
10-8 b) Ukuran :
Kecil
c) Pigmentasi
: Putih susu
d) Bentuk
Koloni :
Irreguler
(tepian
berlekuk)
e) Tepi :
Lobate
(lekukan jelas)
f) Elevasi :
Flat (datar)
2. Bacillus sp. a) Tekstur :
Halus
b) Ukuran :
Kecil
c) Pigmentasi
: Putih susu,
garis tengah
biru, titik
putih ditengah
d) Bentuk
Koloni :
Irreguler
(tepian
berlekuk)
e) Tepi :
Undulate
(lekukan
seperti
gelombang)
f) Elevasi :
Raised (sedikit
menonjol)
3. Bacillus sp. a) Tekstur :
Halus
b) Ukuran :
Kecil
c) Pigmentasi
: Putih susu
d) Bentuk
Koloni :
Irreguler
(tepian
berlekuk)
e) Tepi :
Curted
(berkerut)
f) Elevasi :
Flat (datar)
4. Rhizobium a) Tekstur :
sp. Halus
b) Ukuran :
Sangat kecil
c) Pigmentasi
: Putih susu
d) Bentuk
Koloni :
Circular
(tepian teratur)
e) Tepi :
Entire (sangat
rata)
f) Elevasi :
Flat (datar)
2. Media 1. Bacillus sp. a) Tekstur :
NA Tanah Halus
10-9 b) Ukuran :
Kecil
c) Pigmentasi
: Biru
d) Bentuk
Koloni :
Irreguler
(tepian
berlekuk)
e) Tepi :
Undulate
(lekukan
seperti
gelombang)
f) Elevasi :
Flat (datar)
2. Bacillus sp. a) Tekstur :
Halus
b) Ukuran :
Kecil
c) Pigmentasi
: Putih susu
d) Bentuk
Koloni :
Irreguler
(tepian
berlekuk)
e) Tepi :
Lobate
(lekukan jelas)
f) Elevasi :
Raised (sedikit
menonjol)
3. Bacillus sp. a) Tekstur :
Halus
b) Ukuran :
Kecil
c) Pigmentasi
: Putih susu,
garis tengah
biru, titik
putih ditengah
d) Bentuk
Koloni :
Irreguler
(tepian
berlekuk)
e) Tepi :
Undulate
(lekukan
seperti
gelombang)
f) Elevasi :
Raised (sedikit
menonjol)
4. Rhizobium a) Tekstur :
sp. Halus
b) Ukuran :
Sangat kecil
c) Pigmentasi
: Putih susu
d) Bentuk
Koloni :
Circular
(tepian teratur)
e) Tepi :
Entire (sangat
rata)
f) Elevasi :
Flat (datar)

6. Identifikasi kapang secara makroskopis tanah CMC 1%


Nama
No. Nama Bakteri Gambar Karakteristik
Media
1. Media 1. Aspergillus a) Tekstur :
PDA flavus Halus
tanah 10-8 berserabut
b) Ukuran :
Kecil
c) Pigmentasi
: Hijau tua
d) Bentuk
Koloni :
Rhizoid
(pertumbuhan
menyebar
seperti akar)
e) Tepi :
Filamentous
(seperti
benang tepian
menyebar)
f) Elevasi :
Flat (datar)
2. a) Tekstur :
Saccharomyce Halus
s cerevisiae berserabut
b) Ukuran :
Kecil
c) Pigmentasi
: kuning
d) Bentuk
Koloni :
Circular
(tepian teratur)
e) Tepi :
Filamentous
(seperti
benang tepian
menyebar)
f) Elevasi :
Flat (datar)
3. a) Tekstur :
Saccharomyce Halus
s cerevisiae berserabut
b) Ukuran :
Kecil
c) Pigmentasi
: kuning pucat
d) Bentuk
Koloni :
Irreguler
(tepian
berlekuk)
e) Tepi :
Entire (sangat
rata)
f) Elevasi :
Flat (datar)
2. Media 1. Aspergillus a) Tekstur :
PDA fumigatus Halus berserat
tanah 10-9 b) Ukuran :
Kecil
c) Pigmentasi
: Hijau
kehitaman
d) Bentuk
Koloni :
Rhizoid
(pertumbuhan
menyebar
seperti akar)
e) Tepi :
Filamentous
(seperti
benang tepian
menyebar)
f) Elevasi :
Flat (datar)
2. Rhizopus sp. a) Tekstur :
Halus berserat
b) Ukuran :
Kecil
c) Pigmentasi
: Kuning
pucat, titik
tengah orange
d) Bentuk
Koloni :
Rhizoid
(pertumbuhan
menyebar
seperti akar)
e) Tepi :
Filamentous
(seperti
benang tepian
menyebar)
f) Elevasi :
Flat (datar)
3. Aspergillus a) Tekstur :
sp. Halus berserat
b) Ukuran :
Kecil
c) Pigmentasi
: Kuning
bening
d) Bentuk
Koloni :
Irreguler
(tepian
berlekuk)
e) Tepi :
Entire (sangat
rata)
f) Elevasi :
Flat (datar)

7. Identifikasi Kapang secara mikroskopis tanah CMC 1%


Nama
No. Nama Bakteri Gambar Karakteristik
Media
1. Media 1. Aspergillus A. Spora
PDA flavus B. Hifa
tanah 10-8 Karakteristik :
bentuk spora
bulat, hifa
bersepta,
(Mikroskop cahaya)
berwarna hijau

(Mikroskop binokuler)
2. A. Spora
Saccharomyce B. Hifa
s cerevisiae Karakteristik :
spora
berbentuk
bulat berwarna
kuning, hifa
(Mikroskop cahaya) bersepta
(Mikroskop binokuler)
3. A. Spora
Saccharomyce B. Hifa
s cerevisiae Karakteristik :
spora bulat
berwarna
kuning, hifa
(Mikroskop cahaya) bersepta

(Mikroskop binokuler)
2. Media 1. Aspergillus A. Spora
PDA fumigatus B. Hifa
tanah 10-9 Karakteristik :
spora bulat
berwarba
hijau, hifa
(Mikroskop cahaya)
bersepta

(Mikroskop binokuler)
2. Rhizopus sp. A. Spora
B. Hifa
Karakteristik :
spora bulat
berwarna
kuning, hifa
(Mikroskop cahaya) bersepta
(Mikroskop binokuler)
3. Aspergillus A. Spora
sp. B. Hifa
Karakteristik :
spora bulat
berwarna
kuning, hifa
(Mikroskop cahaya) bersepta

(Mikroskop binokuler)

8. Pengamatan makroskopis & mikroskopis mikroba deterjen CMC 1%


Nama
No Hasil Pengamatan Keterangan
Media

Pengamatan makroskopis
-8
1. PDA 10 a. Tekstur : bludru
b. Ukuran : small
c. Pigmentasi : hijau
d. Bentuk : rhizoid
koloni
e. Tepi : filamentus
f. Elevasi : flat

1.(Aspergillus havus)
a. Tekstur : bludru
b. Ukuran halus
c. Pigmentasi : small
: hijau
d. Bentuk keabuan
koloni : rhizoid
e. Tepi : filamentus
f. Elevasi : raised

2.(Aspergillus
fumigatus)
a. Tekstur : halus kapas
b. Ukuran : small
c. Pigmentasi : putih
d. Bentuk : rhizoid
koloni : filamentus
e. Tepi : convex
f. Elevasi

3.(Fusarium sp.)
a. Tekstur : halus
b. Ukuran : small
c. Pigmentasi : putih
d. Bentuk : rhizoid
koloni
e. Tepi : filamentus
f. Elevasi : raised

4.(Fusarium sp.)
a. Tekstur : halus
b. Ukuran : small
c. Pigmentasi : hijau muda
d. Bentuk : circullar
koloni : lobate
e. Tepi : raised
f. Elevasi
5.(Tricoderma sp.)
a. Tekstur : halus
b. Ukuran : small
c. Pigmentasi : hijau
d. Bentuk : rhizoid
koloni
e. Tepi : filamentus
f. Elevasi : flat

6.(Tricoderma sp.)
a. Tekstur : halus kapas
b. Ukuran : small
c. Pigmentasi : putih
d. Bentuk : rhizoid
koloni : filamentus
e. Tepi : flat
f. Elevasi

7.(Humicola sp.)
2. PDA 10-9 a. Tekstur : bludru
b. Ukuran : small
c. Pigmentasi : hijau
d. Bentuk : rhizoid
koloni
e. Tepi : filamentus
f. Elevasi : raised
1.(Aspergillus
fumigatus)
a. Tekstur : licin
mengkilat
b. Ukuran : small
c. Pigmentasi : putih
d. Bentuk : irreguler
koloni
e. Tepi : serrate
f. Elevasi : raised

2. (Humicola sp.)
a. Tekstur : kapas
b. Ukuran : small
c. Pigmentasi : putih
d. Bentuk : circullar
koloni
e. Tepi : filamentus
f. Elevasi : raised

3.(Tricoderma sp.)
a. Tekstur : kapas
b. Ukuran : small
c. Pigmentasi : hijau muda
d. Bentuk : rhizoid
koloni : filamentus
e. Tepi : counvex
f. Elevasi

4.(Fusarium sp.)
3. NA 10-8 a. Tekstur : butiran
b. Ukuran halus
c. Pigmentasi : small
d. Bentuk : putih
koloni : circullar
e. Tepi : lobate
f. Elevasi : raised

1.(Nitrosomonas sp.)
a. Tekstur : butiran
halus
b. Ukuran : small
c. Pigmentasi : putih
d. Bentuk bening
koloni : circullar
e. Tepi : lobate
f. Elevasi : raised

2.(Nitrosococus sp.)
a. Tekstur : butiran
halus
b. Ukuran : small
c. Pigmentasi : putih susu
d. Bentuk : circullar
koloni
e. Tepi : lobate
f. Elevasi : raised

3.(Bacillus sp.)
-9
4. NA 10 a. Tekstur : halus
b. Ukuran : small
c. Pigmentasi : kuning
d. Bentuk : circullar
koloni
e. Tepi : lobate
f. Elevasi : raised

(Nitrosomonas sp.)
a. Tekstur : halus
b. Ukuran : small
c. Pigmentasi : putih
kuning
kental
d. Bentuk : circullar
koloni
e. Tepi : lobate
f. Elevasi : raised

(Bacillus sp.)
Pengamatan mikroskopis
1. PDA 10-8 Keterangan :
1. Spora
2. Hifa

Keterangan :
1. Spora
2. Hifa

Keterangan :
1. Spora
2. Hifa

Keterangan :
1. Spora
2. Hifa

Keterangan :
1. Spora
2. Hifa
Keterangan :
1. Spora
2. Hifa

Keterangan :
1. Spora
2. Hifa

2. PDA 10-9 Keterangan :


1. Spora
2. Hifa
Keterangan :
1. Spora
2. Hifa

Keterangan :
1. Spora
2. Hifa

Keterangan :
1. Spora
2. Hifa

9. Karakteristik makroskopis Tanah + CMC 2%


No. Media Nama Mikroba Karakteristik
a. Tekstur : Kasar berserabut
b. Ukuran : Moderate
c. Pigmentasi : Hitam ditengah
hijau
1. PDA 10-8
d. Bentuk koloni : Rhizoid
e. Tepian : Filamentous
f. Elevasi : Datar

Aspergillus oryzae
a. Tekstur : Halus berserabut
b. Ukuran : Moderate
2. PDA 10-8 c. Pigmentasi : Putih polos
d. Bentuk koloni : Circular
e. Tepian : Entire
f. Elevasi : Convex

Saccharomyces
cereviceae
a. Tekstur : Kasar
b. Ukuran : Small
c. Pigmentasi : Hitam tengah
abu-abu
3. PDA 10-8
d. Bentuk koloni : Rhizoid
e. Tepian : Filamentous
f. Elevasi : Raised

Aspergilus niger
a. Tekstur : Halus
b. Ukuran : Moderate
c. Pigmentasi : Putih tengah
kuning
4. PDA 10-8
d. Bentuk koloni : Rhizoid
e. Tepian : Filamentous
f. Elevasi : Raised

Rhizopus sp.
a. Tekstur : Kasar
b. Ukuran : Small
5. PDA 10-8 c. Pigmentasi : Hijau
d. Bentuk koloni : Circular
e. Tepian : Entire
f. Elevasi : Convex

Penicillium sp.

a. Tekstur : Kasar
b. Ukuran : Small
6. PDA 10-9 c. Pigmentasi : Hijau
d. Bentuk koloni : Circular
e. Tepian : Entire
f. Elevasi : Convex

Penicillium sp.
a. Tekstur : Kasar
b. Ukuran : Small
c. Pigmentas : Hitam tengah
abu-abu
7. PDA 10-9
d. Bentuk koloni : Rhizoid
e. Tepian : Filamentous
f. Elevasi : Raised

Aspergilus niger
a. Tekstur : Halus berserabut
b. Ukuran : Moderate
8. PDA 10-9 c. Pigmentasi : Putih polos
d. Bentuk koloni : Circular
e. Tepian : Entire
f. Elevasi : Convex

Saccharomyces
cereviceae
a. Tekstur : Halus
b. Ukuran : Moderate
c. Pigmentasi : Putih tengah
9. PDA 10-9 kuning
d. Bentuk koloni : Rhizoid
e. Tepian :
Filamentous
Rhizopus sp. f. Elevasi : Raised
-8
10. NA 10 a. Tekstur : Licin
b. Ukuran : Large
c. Pigmentasi : Putih tengah
biru
d. Bentuk koloni : Ireguler
e. Tepian : Lobate
f. Elevasi : Datar

Bacillus sp.
11. NA 10-8 a. Tekstur : Licin
b. Ukuran : Moderate
c. Pigmentasi : Putih tengah
kuning
d. Bentuk koloni : Ireguler
e. Tepian : Lobate
f. Elevasi : Raised

Bacillus cereus
12. NA 10-8 a. Tekstur : Licin
b. Ukuran : Small
c. Pigmentasi : Transparan
d. Bentuk koloni : Ireguler
e. Tepian : Lobate
f. Elevasi : Datar

E. Coli
-8
13. NA 10 a. Tekstur : Licin
b. Ukuran : Moderate
c. Pigmentasi : Putih polos
d. Bentuk koloni : Circular
e. Tepian : Entire
f. Elevasi : Raised

Bacillus sp.
14. NA 10-9 a. Tekstur : Licin
b. Ukuran : Large
c. Pigmentasi : Putih biru
tengah
d. Bentuk koloni : Ireguler
e. Tepian : Lobate
f. Elevasi : Datar

Bacillus sp.
15. NA 10-9 a. Tekstur : Licin
b. Ukuran : Small
c. Pigmentasi : Putih tengah
kuning
d. Bentuk koloni : Ireguler
e. Tepian : Lobate
f. Elevasi : Raised

Bacillus cereus
16. NA 10-9 a. Tekstur : Licin
b. Ukuran : Kecil
c. Pigmentasi : Putih polos
d. Bentuk koloni : Circular
e. Tepian : Entire
f. Elevasi : Raised

Bacillus sp.

10. Karakteriristik mikroskopis


No Media Nama Keterangan

1. PDA 10-8 Bentuk spora bulat, hifa


berwarna putih

Aspergillus oryzae

2. PDA 10-8 Bentuk spora bulat , miselium


hifa bersekat dan bening

Saccharomyces
cereviceae

Bentuk spora bulat dan


-8
3. PDA 10 bergerombol, miselium hifa
bersekat dan bening

Aspergilus niger
4. PDA 10-8 Bentuk spora bulat, hifa
berwarna hitam, hifa bersepta
dan tumbuh berkoloni

Rhizopus sp.
-8
5. PDA 10

Bentuk lonjong, mempunyai


miselium yang hialin, hifa
bercabang banyak dan bersepta,
berkoloni dan berwarna hijau
kehitaman.
Penicillium sp.
-9
6. PDA 10

Bentuk lonjong, mempunyai


miselium yang hialin, hifa
bercabang banyak dan bersepta,
berkoloni dan berwarna hijau
kehitaman.
Penicillium sp.
7. PDA 10-9

Bentuk spora bulat dan


bergerombol, miselium hifa
bersekat dan bening

Aspergilus niger
8. PDA 10-9

Bentuk spora bulat , miselium hifa


bersekat dan bening

Saccharomyces
cereviceae
9. PDA 10-9

Bentuk spora bulat, hifa berwarna


hitam, hifa bersepta dan tumbuh
berkoloni

Rhizopus sp.

11. Pengamatan makroskopis air limbah + CMC 1%


Nama Karakterist
No. Nama Mikroba Gambar
Media ik
1. Media PDA 1. Penicillium a) Tekstur :
+ CMC 1% chrysogenum Halus,
Air limbah bludru
10-8 b) Ukuran :
Smalll
c) Pigmenta
si :
Hijau tua
d) Bentuk
koloni :
Circular
e) Tepi :
Entire
f) Elevasi :
Covex
2. Rhizopus sp. a) Tekstur :
Berserab
ut, mirip
kapas
b) Ukuran :
Small
c) Pigmenta
si :
Krem
d) Bentuk
koloni :
Rhizoid
e) Tepi :
Filament
ous
f) Elevasi :
Flat
3. Saccharo- a) Tekstur :
myces sp. Bertitik
eksudat
b) Ukuran :
Smalll
c) Pigmenta
si :
Putih
d) Bentuk
koloni :
Circular
e) Tepi :
Entire
g) Elevasi :
Raised
4. Aspergillus a) Tekstur :
flavus Berserab
ut,
mirip
kapas
b) Ukuran :
Smalll
c) Pigmenta
si :
Hijau tua
d) Bentuk
koloni :
Circular
e) Tepi :
Entire
f) Elevasi :
Umbonat
e
5. Rhizopus sp. a) Tekstur :
Berserab
ut, mirip
kapas
b) Ukuran :
Smalll
c) Pigmenta
si :
Hijau
muda
d) Bentuk
koloni :
Curcular
e) Tepi :
Filament
ous
f) Elevasi :
Umbonat
e
2. Media PDA 1. Tricoderma a) Tekstur :
+ CMC 1% sp. Licin
Air limbah mengkila
10-9 p
b) Ukuran :
Small
c) Pigmenta
si : Putih
d) Bentuk
koloni :
Irregular
e) Tepi :
Bergerigi
f) Elevasi :
Raised
2. Penicillium a) Tekstur :
sp. Halus,
mirip
beludru
b) Ukuran :
Small
c) Pigmenta
si :
Kuning
d) Bentuk
koloni :
Circular
e) Tepi :
Entire
f) Elevasi :
Pulvinna
te
3. Rhizopus sp. a) Tekstur :
Mirip
kapas
b) Ukuran :
Small
c) Pigmenta
si : Hijau
muda
d) Bentuk
koloni :
Circular
e) Tepi :
Filament
ous
f) Elevasi:
Convex
4. Rhizopus sp. a) Tekstur :
Licin
b) Ukuran :
Small
c) Pigmenta
si :
Oranye
d) Bentuk
koloni :
Rhizoid
e) Tepi :
Filament
ous
f) Elevasi :
Flat
5. Saccharo- a) Tekstur :
myces Licin
cerevicae b) Ukuran :
Small
c) Pigmenta
si :
Oranye
d) Bentuk
koloni :
Circular
e) Tepi :
Entire
f) Elevasi:
Convex
3. Media NA 1.E. Coli a) Tekstur :
+ CMC 1% Halus,
Air limbah licin
10-8 b) Ukuran :
Medium
c) Pigmenta
si :
Transpar
an
d) Bentuk
koloni :
Irregular
e) Tepi :
Bergelo
mbang
f) Elevasi :
Flat
2. Bacillus sp. a) Tekstur :
Halus
licin
b) Ukuran :
Small
c) Pigmenta
si :
Kuning
d) Bentuk
koloni :
Circular
e) Tepi :
Entire
f) Elevasi :
Flat
3. Bacillus a) Tekstur :
cereus Halus,
licin
b) Ukuran :
Small
c) Pigmenta
si : Krem
d) Bentuk
koloni :
Irregular
e) Tepi :
Bergelo
mbang
f) Elevasi :
Flat
4.Humicolo sp. a) Tekstur :
Licin
b) Ukuran :
Small
c) Pigmenta
si :
Kuning
d) Bentuk
koloni :
Circular
e) Tepi :
Entire
f) Elevasi :
Flat
4. Media NA 1. Bacillus a) Tekstur :
+ CMC 1% cereus Halus,
Air limbah licin
10-9 b) Ukuran :
Small
c) Pigmenta
si: Krem
d) Bentuk
koloni :
Circular
e) Tepi :
Entire
f) Elevasi :
Flat
2. Bacillus sp. a) Tekstur :
Halus,
licin
b) Ukuran :
Large
c) Pigmenta
si : Biru
transpara
n
d) Bentuk
koloni :
Irregular
e) Tepi :
Bergelo
mbang
f) Elevasi :
Flat
3. Bacillus sp. a) Tekstur :
Halus,
licin
b) Ukuran :
Small
c) Pigmenta
si : Putih
d) Bentuk
koloni :
Circular
e) Tepi :
Entire
f) Elevasi :
Flat
12. Pengamatan Mikroskopis Air Limbah + CMC 1%
No Media Nama Mikroba
1. Media PDA + CMC a. Penicillium chrysogenum
1% Air limbah 10-8 Mikroskop Cahaya Binokuler

b. Rhizopus sp.
Mikroskop Cahaya Binokuler

b
a

c. Saccharomyces sp.
Mikroskop Cahaya Binokuler

b
a

d. Aspergillus flavus
Mikroskop Cahaya Binokuler

b
a

e. Rhizopus sp.
Mikroskop Cahaya Binokuler
b
a

2. Media PDA + CMC a. Tricoderma sp.


1% Air limbah 10-9 Mikroskop Cahaya Binokuler
b. Penicillium sp.
Mikroskop Cahaya Binokuler

c. Rhizopus sp.
Mikroskop Cahaya Binokuler

d. Rhizopus sp.
Mikroskop Cahaya Binokuler

e. Saccharomyces cerevicae
Mikroskop Cahaya Binokuler
G. DOKUMENTASI
1. Identifikasi karakteristik mikroba secara makroskopis
No Dokumentasi Keterangan
1.

Menyiapkan alat dan bahan yang akan


digunakan

2.

Membuka clingwrap dan didekatkan


dengan bunsen

3.

Mengambil gambar dengan kamera


serta mengidentifikasi karakteristik
makroskopis mikroba

2. Identifikasi karakteristik kapang secara mikroskopis


No Dokumentasi Keterangan
1.

Memanaskan tepian cawan petri dan


jarum pentul

2.

Mengambil sedikit sampel kapang


dengan menggunakan jarum pentul yang
telah dipanaskan
3.
Menaruh sampel tersebut diatas kaca
preparat kemudian meneteskan aquades
1 tetes lali menutup kaca preparat
dengan cover glass

4.

Mengamati sampel dibawah mikroskop


cahaya binokuler

H. PEMBAHASAN
Mikroorganisme apabila ditumbuhkan pada bermacam-macam jenis
media, akan menghasilkan perbedaann dalam penampakan makroskopis
pertumbuhannya. Perbedaan-perbedaan ini disebut karakteristik cultural
dan digunakan sebagai dasar untuk memisahkan mikroorganisme
kedalam kelompok-kelompok taksonomi. Prosedur dalam melakukan
identifikasi, yaitu pertama kita harus menentukan apakah suatu
mikroorganisme yang belum dikenal termasuk dalam kelompok besar
dari suatu mikroorganisme atau tidak, kedua yang harus dilakukan ialah
memurnikan kultur dari mikroorganisme tersebut, ketiga yaitu
menentukan tipe petumbuhan dari organisme tersebut, keempat adalah
mempelajari kultur murni tersebut.

Pengamatan makroskopis jamur diperoleh bentuk koloni, elevasi,


tepian, warna (pigmen), ada tidaknya lingkaran konsentris, ada tidaknya
garis radial, ada tidaknya tetes eksudat, ukuran koloni dan kekompakan
koloni jamur. Karakteristik kultural merupakan mikroorganisme yang
apabila yang ditumbuhkan pada bermacam-macam jenis media akan
mengembangkan perbedaan dalam penampakan makroskopis dalam
pertumbuhannya. Determinasi mikroorganisme dapat dilakukan dengan
beberapa cara diantaranya dengan menumbuhkan dalam media nutrient
agar miring di tabung reaksi dan media nutrient agar datar di cawan
petri. Praktikum kali ini pengamatan mikroorganisme dilakukan dengan
mengamati morfologi mikroorganisme secara makroskopis yaitu dengan
mata telanjang dengan menggunakan determinasi pada pertumbuhan
nutrient agar plate, PDA, dan NA.
Mikroorganisme yang terdapat pada beberapa cawan petri berupa
kapang dan bakteri. Cawan petri terdapat beberapa koloni kapang dan
koloni bakteri. Koloni mikroorganisme merupakan sekumpulan dari
mikroorganisme yang sejenis yang mengelompok menjadi satu dan
membentuk suatu koloni. Media NA lebih banyak dijumpai
mikroorganisme jenis bakteri, sedangkan pada media PDA banyak
dijumpai mikroorganisme jenis kapang.

Pengamatan makroskopis morfologi pada bakteri dilakukan dengan


mengamati bentuk, ukuran, pigmentasi, elevasi dan tepi. Kapang
pengamatan yang dilakukan hampir sama yaitu bentuk, pigmentasi,
ukuran dan tepi/permukaan. Kapang merupakan mikroorganisme yang
termasuk dalam kingdom fungi yang membentuk hifa. Kapang banyak
dijumpai dalam permukaan makanan yang telah basi atau terlalu lama
tidak diolah. Kapang didefinisikan sebagai sebagai mahluk hidup
multiseluler yang bersifat aktif, karena merupakan mikroorganisme
saprofit dan mampu memecah bahan-bahan organic kompleks menjadi
yang lebih sederhana. Kapang memiliki ukuran yang lebih besar
daripada bakteri. Kapang memiliki misellium/filament seperti kapas.
Kapang dapat tumbuh dalam keadaan sekitar yang tidak menguntungkan
bila dibandingkan dengan mikroba lainnya.

Media PDA dengan pengenceran 10-8 terdapat 5 jenis koloni kapang


dalam satu cawan petri, pada media PDA dengan pengenceran 10-9
terdapat 4 jenis koloni kapang dalam satu cawan petri, pada media NA
dengan pengenceran 10-8 terdapat 3 jenis koloni bakteri dalam satu
cawan petri dan pada media NA dengan pengenceran 10-9 terdapat 3
jenis koloni bakteri dalam satu cawan petri.

Banyaknya koloni mikroorganisme yang terdapat pada beberapa


cawan petri disebabkan oleh beberapa factor, diantaranya oksigen, kadar
air dan suhu. Berbagai macam kapang dan bakteri tumbuh dengan baik
pada limbah air deterjen. Berdasarkan hasil pengamatan bahwa terdapat
bakteri jenis Pseudomonas aeruginosa, Bacillus sp, Bacillus cereus, dan
Escherichia coli, dan terdapat kapang jenis Saccharomyces cereviceae,
Rhizopus sp, Aspergillus sp, Pseudomonas sp, Aspergillus oryzae, dan
Actinomycetes dalam sampel air limbah deterjen dengan penambahan
CMC 2%

Media NA dengan pengenceran 10-8 didapatkan 2 jenis koloni bakteri


pada 1 cawan petri, PDA 10-8 didapatkan 4 jenis koloni kapang. Media
NA dengan pengenceran 10-9 didapatkan 1 jenis koloni bakteri yang
sama pada 1 cawan petri, PDA 10-9 didapatkan 3 jenis koloni kapang.
Banyaknya koloni mikroorganisme yang terdapat pada beberapa
cawan petri disebabkan oleh bebrapa faktor diantaranya oksigen, kadar
air dan suhu.Berbagai macam kapang dan bakteri tumbuh baik pada
limbah air tebu. Berdasarkan hasil pengamatan bahwa terdapat kapang
jenis Trichoderma sp, Aspergilus flavus, Aspergillus niger, Penicillium
sp, Rhizopus sp, Saccharomyces cerevisae, dan terdapat bakteri jenis
Bacillus sp dan Rhizobium sp.

Pada sampel tanah media NA dengaan pengenceran 10-8 dengan


pengamatan makroskopis ditemukan 2 koloni bakteri yaitu koloni
Rhizobium sp dan Bacillus sp. Dari ke 2 koloni tersebut koloni bakteri
yang paling banyak ditemukan yaitu koloni bakteri Bacillus sp.
Sedangkan koloni bakteri Rhizobium sp hanya sedikit. Pada koloni
Bacillus sp, mempunyai tekstur Halus dengan ukuran kecil, pigmentasi
putih susu, bentuk koloni irreguler (tepian berlekuk), tepi Lobate
(lekukan jelas) dan memiliki elevasi flat (datar). Sedangkan pada kolini
Rhizobium sp, mempunyai tekstur halus, berukuran sangat
kecil,pigmentasi putih susu, bentuk koloni Circular (tepian teratur, tepi
entire (sangat rata) dan memiliki elevasi flat (datar). Pada sampel tanah
media NA dengaan pengenceran 10-9 dengan pengamatan makroskopis
juga ditemukan 2 koloni bakteri yaitu koloni Rhizobium sp dan Bacillus
sp. Dimana juga mempunyai ciri – ciri yang sama dengan koloni yang
terdapat pada sampel tanah media NA dengaan pengenceran 10 -8 . Pada
koloni sama dengan yang ditemukan pada sampel tanah NA dengan
pengenceran 10-8 dan namun jumlah koloni yang teridentifikasi lebih
sedikit karena prinsip pengenceran semakin tinggi nilai pengenceran
maka memperkecil atau mengurangi jumlah mikroba yang tersuspensi
dalam cairan.

Pengamatan mikroskopis pada sampel tanah media PDA dengaan


pengenceran 10-8 dan 10-9 dengan bantuan mikroskop cahaya binokuler
mengasilkan pengamatan pada Aspergillus fumigatus mempunyai
mempunyai bentuk spora bulat , bintik bintik hitam dan memiliki sedikit
hifa dan konidifor berseptat. Aspergillus flavus memiliki bentuk spora
bulat berwarna kuning, konidiofor panjang, bentuk konidia radial dan
hifa berseptum. Saccharomyces cerevisiae memiliki spora berbentuk
bulat berwarna kuning, hifa bersepta. Rhizopus sp. spora bulat berwarna
kuning, hifa bersepta. Aspergillus sp. spora bulat berwarna kuning, hifa
bersepta Dari hasil pengamatan mikroskopis dapat diketahui semua isola
tmemiliki karakter yang sama seperti konidium yang terbentuk pada
konidiofor monofialid dengan tangkai yang pendek (falsehead),dan pada
medium PDA,koloni jamur tumbuh dengan cepat dengan warna krem
menjadi coklat kekuning-kuningan kemudian berubah menjadi oranye
jika sporodokium melimpah.

Pada sampel tanah media NA CMC 1% dengaan pengenceran 10-8


dengan pengamatan makroskopis ditemukan 3 koloni bakteri yaitu
koloni Nitrosomonas sp, Nitrosococus sp dan Bacillus sp. Dari ke 3
koloni yang telah teridentifikasi dari sampel tanah tersebut tergolong dari
beberapa ordo yaitu Pseudomonadales, Nitrosomonadales, Bacillales dan
Eubatcerialeus. Koloni Nitrosomonas sptermasuk dalam ordo
Nitrosomonadales, Nitrosococus sp termasuk dalam ordo
Nitrosomonadalesdan Bacillus sp termasuk dalam ordo Bacillales.Pada
sampel tanah media NA CMC 1% dengaan pengenceran 10-9 dengan
pengamatan makroskopis ditemukan 2 koloni bakteri yaitu koloni
Nitrosomonas spdan Bacillus sp. Dimana pada koloni pertama
Nitrosomonas spmempunyai tekstur butiran halus, ukuran small,
pigmentasi putih ke-kuningan , bentuk koloni circullar, tepi lobate dan
elevasi rasised. Koloni kedua Bacillus sp mempunyai tekstur butiran
halus, ukuran small, pigmentasi putih susu, bentuk koloni irreguler, tepi
lobate dan elevasi raised. Pada koloni sama dengan yang ditemukan pada
sampel tanah NA CMC 1% dengaan pengenceran 10-8 namun jumlah
koloni yang teridentifikasi lebih sedikit karena prinsip pengenceran
semakin tinggi nilai pengenceran maka memperkecil atau mengurangi
jumlah mikroba yang tersuspensi dalam cairan.

Pada sampel tanah media PDA CMC 1% dengaan pengenceran 10-8


dengan pengamatan makroskopis ditemukan 7 koloni kapang yaitu
koloni pertama Arpergillus Koloni kedua yaitu Aspergillus fumigatus
ketiga yaitu Fusarium Koloni keempat Fusarium spTricoderma sp
Koloni keenam Tricoderma sp Koloni ketujuh Humicola sp Dari ke 7
koloni yang telah teridentifikasi dari sampel tanah tersebut jamur yang
sering ditemukan pada tanah tergolong dari beberapa kelas yaitu Kelas
Phycomycetes, kelas Deuteromycetes, kelas Sordariomycetes. Koloni
Arpergillus flavus, Aspergillus fumigatus, Tricoderma spdanFusarium sp
tergolong pada kelas Deuteromycetes. Koloni Humicola sptergolong
pada kelas Sordariomycetes.Pada sampel tanah media PDA CMC 1%
dengaan pengenceran 10-9 dengan pengamatan makroskopis ditemukan
koloni kapang yaitu koloni pertama Aspergillus fumigatus mempunyai
tekstur bludru halus, ukuran small, pigmentasi hijau, bentuk koloni
rizhoid, tepi filamentus dan elevasi raised. Koloni kedua Humicola sp
mempunyai tekstur halus kapas, ukuran small, pigmentasi putih, bentuk
koloni rhizoid, tepi filamentus dan elevasi flat. Koloni ketiga
Tricoderma sp mempunyai tekstur halus kapas, ukuran small, pigmentasi
hijau muda, bentuk koloni circular, tepi lobate dan elevasi raised. Koloni
keempat Fusarium spmempunyai tekstur halus kapas, ukuran small,
pigmentasi hijau muda, bentuk koloni rizhoid, tepi filamentus dan
elevasi raised. Pada koloni sama dengan yang ditemukan pada sampel
tanah PDA CMC 1% dengaan pengenceran 10-8 namun jumlah koloni
yang teridentifikasi lebih sedikit karena prinsip pengenceran semakin
tinggi nilai pengenceran maka memperkecil atau mengurangi jumlah
mikroba yang tersuspensi dalam cairan.

Media PDA dengan pengenceran 10-8 terdapat 5 jenis koloni kapang


dalam satu cawan petri, pada media PDA dengan pengenceran 10-9
terdapat 4 jenis koloni kapang dalam satu cawan petri, pada media NA
dengan pengenceran 10-8 terdapat 3 jenis koloni bakteri dalam satu
cawan petri danpada media NA dengan pengenceran 10-9 terdapat 3 jenis
koloni bakteri dalam satu cawan petri.

Banyaknya koloni mikroorganisme yang terdapat pada beberapa


cawan petri disebabkan oleh beberapa factor, diantaranya oksigen, kadar
air dan suhu. Berbagai macam kapang dan bakteri tumbuh dengan baik
pada limbah air deterjen. Berdasarkan hasil pengamatan bahwa terdapat
bakteri jenis Pseudomonas aeruginosa, Bacillus sp, Bacillus cereus, dan
Escherichia coli, dan terdapat kapang jenis Saccharomyces cereviceae,
Rhizopus sp, Aspergillus sp, Pseudomonas sp, Aspergillus oryzae, dan
Actinomycetes.

I. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilaksanakan dapat
disimpulkan bahwa:
1. Media PDA 10-8 terdapat 5 jenis koloni kapang yang masing-masing
memiliki karakteristik yang berbeda, yaitu: Saccharomyces
cereviceae, Rhizopus sp, Aspergillus sp, Pseudomonas sp, Aspergillus
oryzae. Jenis yang terbanyak yakni Rhizopus sp dan Aspergillus sp.
2. Pada media PDA 10-9 terdapat 4 jenis koloni kapang yang masing-
masing memiliki karakteristik yang berbeda-beda yaitu: Aspergillus
oryzae, Pseudomonas sp, Actinomycetes, Rhizopus sp. Jumlah yang
terbanyak yakni dari jenis Aspergillus oryzae.
3. Pada media NA 10-8 terdapat 3 jenis koloni bakteri yang masing-
masing memiliki karakteristik yang berbeda-beda yakni:
Pseudomonas aeruginosa, Bacillus sp, Bacillus cereus. Jumlah yang
terbanyak ialah dari jenis bakteri Bacillus sp.
4. Pada media NA 10-9 terdapat 3 jenis koloni bakeri yang masing-
masing memiliki karakter yang berbeda yaitu: Escherichia coli,
Bacillus sp, Bacillus cereus. Jumlah yang terbanyak yakni ialah dari
jenis Bacillus sp
5. Semakin tinggi tingkat pengenceran dari media maka semakin sedikit
koloni mikroba
DAFTAR PUSTAKA

Alcamo IE (2001).Fundamentals of microbiology. Boston: Jones and Bartlett


Atlas RM (1995). Principles of microbiology. St. Louis: Mosby
Aulia, I. A. 2008. Uji Aktivitas antibakteri Froksi Etil asetat Ekstrak
Etanolik Daun Arbenan (Duchesna Indica (Andr.) Focke) Terhadap
Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa Multiresisten
Antibiotik Beserta Profil Kromatografi Lapis Tipisnya. Skripsi Fakultas
Farmasi. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta. hal 10-20.
Bailey and Scott’s. 1994. Diagnostic Microbiology. 8th Edition. Toronto.pp.
313-328.
Bergey’s Manual of Determinative Bacteriology, Ninth Edition, Lippincot
Breed,R.J., E.G.D. Murray and Nathan, R.S. 1957. Bergey’s Manual of
Determinative Bacteriology. Seven Edition. The Williams & Wilkins
Company. Balhinore. United State of America.
Dwidjoseputro, D. 1989. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Penerbit Djambatan.
Hadiotomo, Ratna Siri., 1990. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. Jakarta : Pt
Gramedia.
Holt, J.G., Krieg, N.R., Sneath, P.H.A., Staley, J.T. dan Williams, S.T. (1994),
Fardiaz, S. 1993. Analisis Biologi Pangan. PT. Raja GraFindo Persada,
Jakarta.
Finegold, S. M. and Baron, E.J. 1996. Diagnostic Microbiology. 7 th Edition.
Mc Graw Hill Inc. Oxford, London.
Hamdiyati, Y., Kusnadi, I. Hardian. 2008. Aktivitas Antibakteri ekstrak
Daun Patikan Kebo (Euphorbia hirta) Terhadap Pertumbuhan Bakteri
Staphylococcus epidermis. Jurusan Pendidikan Biologi MIPA. Jurnal
Pengajaran MIPA. 12(2): 144-148.
Harley, J. P. dan Prescott, L. M. 2002. Laboratory Exercises in Microbiology 5th
Edition. McGraw-Hill, Massachussets.Jakarta.
Jutono, Hartadi, S., Siti, K. S., Susanto, dan Suhadi. 1980. Mikrobiologi Umum.
UGM-Press. Yogyakarta.
Kusnadi, dkk. 2003. Mikrobiologi. JICA. Bandung: FMIPA UPI Williams &
Wilkins, Philadelphia, USA.
Martinko JM, Madigan MT (2005). Brock Biology of Microorganisms (edisi ke-
11th ed.). Englewood Cliffs, N.J: Prentice Hall
Ristiati NP. 2000. Pengantar Mikrobiologi Umum. Jakarta: Proyek
Pengembangan Guru Sekolah Menengah IBRD Loan No 3979.
Waluyo, L . 2007 . Mikrobiologi Umum . Universitas Muhammadiyah Malang
Press. Malang.

Anda mungkin juga menyukai