CV adalah singkatan dari Commanditaire Vennootschap merupakan suatu badan usaha yang
didirikan 2 orang atau lebih, dimana 1 orang berperan sebagai pemberi modal (sekutu pasif)
dan 1 orang lagi berperan menjalankan usaha (sekutu aktif).
Sementara PT adalah singkatan dari Perseroan Terbatas merupakan sebuah badan hukum
yang didirikan berdasarkan perjanjian persekutuan modal yang seluruhnya terbagi dalam
persentase saham.
. Mneurut Versi UU.No. 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah:
Industri Kecil:
1. Memiliki kekayaan bersih Rp. 50 jta - Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
2. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 - Rp2.500.000.000,00.
Industri Menegah:
1. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai
dengan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah
dan bangunan tempat usaha.
2. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus
juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).
Batasan mengenai skala usaha menurut BPS, yaitu berdasarkan kriteria jumlah tenaga
kerja sebagai berikut:
a. Industri Kecil : 5-19 orang
b. Industri Menengah : 20-99 orang
c. Industri besar ; > 100 orang.
Pengaruh Air dalam Pembuatan roti
Kriteria yang paling penting untuk air kekerasannya. Ini adalah ukuran untuk kandungan kalsium
dan magnesium garam terlarut dalam air. Air dengan kekerasan ringan adalah yang paling
berguna, karena garam mineral memperkuat jaringan gluten. Jika kekerasan yang terlalu tinggi
(lebih dari 180 bagian ppm atau 180 mg per liter) fermentasi melambat karena struktur gluten
terlalu kaku. Menggunakan lebih ragi atau menambahkan malt untuk adonan adalah cara terbaik
untuk memperbaiki kondisi ini. Dalam kasus sebaliknya, di mana kekerasan air kurang maka 120
ppm adonan akan lengket. Selain itu jika air mengandung kesdahan yg tinggi berpegaruh pada
proses pengembangan roti.
Faktor lain yang penting adalah pH air yang digunakan. Asam bertanggung jawab atas rasa dan rasa
roti. Asam, yang diperlukan untuk pengalaman organoleptik yang baik akan dinetralisir jika
alkalinitas menjadi lebih besar maka pH 8. aktivitas ragi dan bakteri asam laktat tetes jika
lingkungan mereka menjadi basa. Aktivitas enzimatik juga menderita pH terlalu tinggi. pH optimal
mereka harus berada dalam kisaran 4,0-5,5, yang juga sangat baik untuk ragi dan bakteri laktat.
Penggunaan terlalu banyak air bukan praktik yang sesuai. Roti akan tetap kecil dan datar, sel-sel
dari remah akan terlalu besar, kerak tetap pucat dan remah akan basah dan tidak lembut. Kesalahan
lain adalah terlalu sedikit air. Kerak akan menjadi sulit dan remah kering.
1.Air bebas : air yang terdapat dalam sitoplasma ruang antar sel,dan semua air yang terlibat dalam
sirkulasi dalam jaringan bahan ,berpengaruh pada proses kerusakan bahan pangan melalui reaksi
enzimatik ,proses mikrobiologi dan biokimiawi membeku pada 0 derajat celsius dan dapat mudah
menguap pada suhu 70 derajat celsius.
2.Air terikat yaitu air yang terdapat dalam bahan yang terlarut maupun bahan yang bukan bersifat cairan
dan menunjukan molekuler yang lebih rendah dibandingkan jenis air yang lain dalam sistem
sama.menurut derajat keterikatan terbagi menjadi 4 Type:
Type I : Air yang terikat sangat kuat membentuk hidrat dan tidak membeku dalam suhu 0 derajat
celsius.
Type II : Air yang membentuk hidrogen dengan molekul air lain,terdapat dalam mikrokapiler,memiliki
sifat seperti air bebas.
Type III : Secara fisik terikat dalam jaringan matriks bahan seperti membran mudah diuapkan dan dapat
dimanfaatkan sebagai pertumbuhan mikroba dan sebagai media reaksi kimia dan biokimia.
Type IV : Tidak terikat dalam jaringan.
3.Air Ambisi yaitu Air yang berasal dari luar bahan yang masuk kedalam bahan dan akan menyebakan
penambahan volume,tetapi air ini tidak merupakan penyusun dalam bahan makanan tersebut.air tesebut
berikatan dalam bahan pangan tersebut dengan ikatan hidrogen.
4.Air Kristal yaitu : yaitu air yang terikat dalam semua bahan (pangan maupun non pangan yang bersifat
organik ).
Penggunaan air sadah akan mengakibatkan adonan bersifat kering serta menurunkan aktifitas
fermentasi oleh ragi. Sebaliknya, air lunak akan menghasilkan adonan yang lengket dan
lembek. Sebaiknya digunakan air dengan kesadahan sedang. Di samping itu, air yang digunakan
seharusnya bebas dari rasa dan bau yang menyimpang, serta bebas dari cemaran mikroba.
1. AMILASA
2. AMILASA
ENZIM LAIN YANG BERPENGARUH ADALAH ENZIM PROTEASA, YANG MENGAKIBATKAN
PEMBENTUKAN GLUTEN YANG LEMAH.ENZIM PROTEASE AKAN LEBIH AKTIF PADA TEPUNG
YANGDISERANG INSEKTA : AELIA DAN EURYGASTER.
Dalam industri rerotian, dikenal beberapa metode atau cara pembuatan roti:
Keuntungan:
Penghematan waktu karena pengurangan waktu fermentasi
Tidak perlu ruangan khusus untuk fermentasi
Tidak perlu tempat untuk Sponge dan Adonan
Lebih sedkit peralatan yang dibutuhkan
Lebih sedkit tenaga atau karyawan dalam perawatan alat
Kerugian:
Tidak mempunyai aroma fermentasi
Umur simpan yang lebih pendek
Keuntungan:
Serat roti lebih halus
Warna roti lebih putih
Kerugian:
Tidak memiliki aroma fermentasi
Keuntungan:
Mempunyai toleransi yang lebih baik terhadap waktu pengadukan
Membutuhkan lebih sedikit karyawan
Membutuhkan lebih sedkit peralatan
Waktu produksi yang lebih singkat
Lebih sedikit kehilangan berat saat fermentasi
Kerugian:
Berkurangnya toleransi terhadap waktu fermentasi
Kesalahan pengadukkan tidak dapat dikoreksi
Metode pembuatan roti no 1 dan 2 biasa dipakai di industri roti skala kecil dan menengah.
Metode pembuatan roti no 3 dipakai di industri roti skala menegah dan besar.
Metode pembuatan roti no 4 dipakai di industri roti skala besar.
2. Ragi
Ragi yang ditambahkan berfungsi untuk mengembangkan roti, maksud dari penggunaan bahan
pengembang adalah untuk menghasilkan gas yang mengakibatkan adonan mekar dan meningkatkan
volume roti yang dihasilkan dengan tekstur yang empuk.
3.gula
Penambahan gula berfungsi untuk memberikan rasa manis,mengempukan adonan
menambah nilai gizi, memberikan warna pada kulit roti, dan memperpanjang umur simpan.dan
sebagai antioksidan. Penambahan sukrosa terlalu banyak dapat menyebabkan adonan meleleh dan
hancur selama pemanggangan,selain itu terjadi perubahan warna menjadi cokelat tua akibat
karamelisasi sehinggan warna yang dihasilkan kurang menarik.
4.air
Air berfungsi sebagai media glutein dengan karbohidrat, larutan garam dan membentuk sifat
kenyal glutein. Air yang digunakan sebaiknya memliki pH 6 sampai 9, makin tinggi pH air maka
roti yang dihasilkan baik akrena absobsi air meningkat dengan meningkatnya pH (Astawan, 2006).
Air berfungsi sebagai bahan pelarut dan memudahkan pencampuran behan-bahan dalam adonan,
serta bertindak sebagai bahan pengikat yang memungkinkan terjadinya fermentasi pada adonan.
5.telur
Fungsi telur dalam pembuatan roti adalah Memberikan tambahan nilai gizi pada roti, memperbaiki
cita rasa pada roti, memberikan keempukan pada roti, sebagai bahan pengoles yang memberi
warna mengkilap pada roti.
6. Margarin
margarin dalam pembuatan roti berfungsi sebagai pelembut, memberikan nilai gizi, menambah
cita rasa, dan membantu dalam proses pengembangan susunan fisik adonan.
7.bread improver
Fungsi dari bread improver dalam pembuatan roti adalah, untuk mempertahankan keempukan roti
lebih lama, memperbaiki warna roti sehingga tampil lebih bagus dengan serat yang lebih lembut,
mempertahankan kadar air dalam roti agar roti tidak mudah kering, memudahkan adonan roti
untuk diolah, menghemat waktu pengadukan karena adonan lebih mudah kalis.
8.susu
Susu evaporasi mengandung lemak dan protein, dimana protein pada susu membantuk untuk
membuat adonan yang kuat, bisa mengembang dan tahan dipanggang, sedangkan lemak pada susu
membantu membuat roti teras lebih lembut dan lembab. Susu juga memegang peranan dalam
mencoklatkan permukan kue seperti halnya gula.
Cp adalah suatu titik dimana titik tersebut mengandung bahaya bagi keamanan
pangan
CCP adalah tahapan yang akan menyababkan resiko atau kerugian oleh
konsumen jika gagal melakukan tindakan pengawasan atau pengedalaian.
Critical Control Point (CCP atau titik pengendalian kritis), adalah langkah dimana
pengendalian dapat diterapkan dan diperlukan untuk mencegah atau menghilangkan bahaya
ataumenguranginya sampai titik aman (Bryan, 1995). Sedangkan CP adalah Setiap titik dalam
sistem pangan spesifik dimana hilangnya kendali dapat menimbulkan cacat ekonomis atau mutu,
atau peluang terjadinya resiko kesehatan rendah .
Dalam pembuatan atau pengolahan roti, ada beberapa hal yang harus sangat diperhatikan
dalam mengolah roti. Critical Control Point (CCP) pada pengolahan roti ini adalah pada proses
pembuatan adonan dan proses pembakaran. Kedua proses utama ini akan menentukan mutu hasil
akhir roti yang dihasilkan. Pada pembuatan adonan, semua bahan yang dicampurkan harus
memperhatikan urutan dan takaran yang ditentukan. Selain itu pembuatan adonan harus
diperhatikan lamanya pengadonan yang dilakukan, tidak terlalu lama juga tidak terlalu sebentar.
Jika diadon berlebih, atau justru terlalu cepat maka akan menurunkan kualitas roti yang dihasilkan
seperti telah disebutkan sebelumnya. Proses kedua yang juga menentukan mutu roti adalah proses
pembakaran roti. Suhu dan waktu yang digunakan harus tepat sehingga diperoleh hasil roti yang
diinginkan.