Anda di halaman 1dari 12

BAHAN AJAR

SEL VOLTA
Kompetensi Dasar :
3.2 Menganalisis proses yang terjadi dalam sel Volta dan menjelaskan kegunaannya
4.2 Merancang sel Volta dengan mengunakan bahan di sekitar
Indikator Pembelajaran :
 Menjelaskan notasi sel Volta dan kespontanan reaksi.
 Menjelaskan cara menghitung potensial sel Volta
 Merancang dan melakukan percobaan sel Volta dengan menggunakan bahan di sekitar,
misalnya agar-agar sebagai jembatan garam serta menyajikan hasilnya.
 Membahas penerapan sel Volta dalam kehidupan.
 Merancang sel Volta dengan mengunakan bahan di sekitar
 Menyajikan rancangan sel Volta dengan mengunakan bahan di sekitar

Perhatikan Gambar dan ceritakan bagaimana proses terjadinya listrik !!

Reaksi kimia yang didalamnya terjadi transport elektron hingga membuat reaksi kimia tersebut mampu
menghasilkan listrik dinamakan dengan elektrokimia. Fenomena ini tak lepas dari sel volta, atau juga sel
galvani yang termasuk dalam salah satu sel elektrokimia dan sesuai dengan nama penemunya, yakni Luigi
Galvani dan Alessandro Giuseppe Volta.
Reaksi elektrokimia terjadi dalam sebuah sel yang disebut dengan sel elektrokimia, dari sinilah sel volta muncul
karena merupakan cabang dari pembagian sel elektrokimia menjadi dua jenis. Selain sel ini, jenis lain dari sel
elektrokimia yang ada dinamakan dengan sel elektrolisis. Selama reaksi elektrokimia terjadi, hanya reaksi redoks
yang dipakai sebagai sumber listrik.
Pengertian Sel Volta
Sel volta adalah kebalikan dari sel elektrolisis, di mana mampu mengubah energi listrik menjadi energi kimia.
Selain itu juga merupakan arus listrik yang pertama kali ditemukan, lewat seorang penemu yang bernama
Galvani dan Volta itu sendiri. Sel ini dapat menghasilkan listrik karena adanya redoks yang muncul spontan,
artinya sel volta bisa mengubah energi kimia menjadi energi listrik.
Potensi dari besaran listrik yang dapat dihasilkan sel volta bisa ditentukan menggunakan alat yang dinamai
dengan voltmeter atau potensiometer. Sel ini terdiri dari dua elektroda, di mana keduanya terhubung dan bisa
menghasilkan listrik. Selain itu dapat juga berfungsi sebagai jembatan garam hingga larutan elektrolit tempat di
mana elektroda berada.
Jembatan garam adalah dinding dengan pori-pori yang memisahkan katoda dan anoda pada sel ini. Jembatan ini
juga terbilang sebagai ruangan elektrolit dengan fungsi mempertahankan kenetralan yang terdapat pada batang
elektroda. Sel volta juga memiliki dua buah elektroda, masing-masing dinamakan dengan katoda dan anoda yang
bersentuhan langsung dengan larutan elektrolit.
Ketika elektroda dihubungkan, anoda akan memunculkan reaksi oksidasi dan pada katoda memunculkan reaksi.
Apabila sel ini memakai seng (Zn), sebagai bagian anoda sementara tembaga (Cu) sebagai katoda sehingga
reaksi yang muncul adalah sebagai berikut, Zn(s) +CuSO4(aq) + Cu(s) dan menjadi perbedaan sel volta dan
sel elektrolisis.
Sel volta juga memiliki beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam memahami kelistrikan yang satu ini. Di
antaranya adalah energi kimia diubah menjadi energi listrik, kemudian pada anoda memunculkan reaksi oksidasi
dan katoda reaksi reduksi. Selain itu adanya anoda menjadi kutub negatif, katoda sebagai kutub positif dan
elektron yang mengalir dari anoda menuju katoda.
Rangkaian Sel Volta
Diatas

Elektron yang dilepaskan akan ditangkap oleh reaksi yang membutuhkan elektron, hal ini dinamakan dengan
reaksi reduksi. Kemudian muncul transfer elektron, berupa terjadinya reaksi redoks pada dua pelepasan dan
tertangkapnya elektron. Adanya transfer elektron ini menyebabkan munculnya aliran listrik, sehingga reaksi
redoks yang berlangsung spontan ini disebut sebagai sel volta.
Pada intinya sel ini mampu menghasilkan arus listrik dan dengan menggunakan mekanisme inilah, prinsip
pembuatan baterai dilakukan. Untuk melihat bagaimana sel volta muncul, biasanya diperlukan
pengamatan diagram sel volta terhadap rangkaian sel ini. Namun, pemahaman secara tertulis sudah cukup
memberi pemahaman terkait proses arus listrik yang muncul.
Rangkaian sel ini terdiri dari dua jenis elektrolit, yakni elektrolit A dan elektrolit B untuk kemudian dihubungkan
dengan jembatan garam. Adanya dua buah elektroda yang terpasang memiliki fungsi untuk menyambungkan
voltmeter yang kegunaannya sebagai pengukur beda potensial listrik yang ada, berdasarkan hal inilah muncul
rumus sel volta.
Rumus Sel Volta

Rumus sel ini dapat ditentukan menggunakan beda potensial, yaitu dengan cara melihat perbedaan jumlah
elektron suatu arus listrik. Kondisi yang ternyata membuat sel volta memiliki perbedaan pada katoda dan anoda,
melalui beda potensial reduksinya. Sementara itu persamaan matematis dalam sel volta juga bisa diketahui lewat
potensial sel.
Sementara itu terdapat detail lengkap mengenai kandungan, bagian dan proses yang muncul pada sel ini.
Beberapa bagian dari sel volta antara lain adalah jembatan garam, anoda dan katoda, berikut penjelasan singkat
mengenai fungsi dari bagian-bagian tersebut. Bagian ini sangat penting untuk diketahui, karena menjadi
komponen penting dalam proses yang terjadi.
 Voltmeter, bagian atau komponen penting yang pertama adalah voltmeter yang fungsinya sebagai penentu
besar dari energi potensial.
 Jembatan garam yang terdapat dalam sel ini yang fungsinya sebagai penjaga keseimbangan jumlah kation dan
anion dalam larutan.
 Anoda,bagian ini berstatus sebagai elektroda negatif yang biasanya berupa seng (Zn) dan merupakan tempat
terjadinya reaksi oksidasi.
 Katoda sebagai bagian elektroda tembaga (Cu) yang bertindak sebagai tempat adanya reaksi reduksi terjadi.
Prinsip Sel Volta
Dimulai dari pembagian sel volta yang terdiri dari dua elektroda, bernama anoda (Zn) dan katoda (Cu), anoda
dalam sel ini bermuatan negatif sementara katoda dalam sel volta merupakan muatan positif. Anoda dalam
elektroda terjadi karena reaksi oksidasi, adanya reaksi reduksi elektroda disebut dengan katoda.
Elektroda merupakan benda yang dipakai sebagai penghantar arus listrik atau dikenal dengan sebutan konduktor.
Biasanya tembaga, seng, timah hitam, besi, nikel perak, platinum, emas hingga karbon dan rhodium sebagai
beberapa elektroda yang umum dipakai. Prinsip sel ini adalah dengan pemisahan dua bagian reaksi redoks.
Berupa setengah reaksi oksidasi pada anoda dan setengah reaksi reduksi pada katoda, elektroda yang kemudian
mengalami reaksi oksidasi akan berubah menjadi Zn2+ kemudian masuk ke dalam larutan. Reaksi elektron yang
terlepas ditangkap Cu2+ dari larutan, sehingga dari proses yang terjadi seperti itu membentuk sebuah endapan.
Anoda dan katoda kemudian dicelupkan ke dalam suatu zat yang sudah terlarut atau terurai ke dalam bentuk ion-
ion. Setelahnya membentuk konduktor elektrik atau elektrolit, setelahnya baru dihubungkan dengan peralatan
laboratorium yang disebut sebagai jembatan garam dan sirkuit luar, berikut terjadinya gambaran proses reaksi.
Elektron yang mengalir dari anoda ke katoda
Anoda Zn(s) → Zn2 + (aq) + 2e
katoda Cu2+(aq) + 2e- → Cu(s)
reaksi sel Zn(s) +Cu2 + (aq) → Zn 2+ (aq) + Cu(s) , E° sel = 1,10 Volt
Kemudian susunan sel ini dinyatakan sebagai notasi singkat atau notasi sel volta.
Zn(s) / Zn2+(aq) = Reaksi di anoda
Cu2+(aq) / Cu(s) = Reaksi di katoda

Kegunaan Sel Volta dalam Kehidupan Sehari-hari

Sel Aki
Aki merupakan jenis baterai yang dipakai kendaraan bermotor, menjadi pilihan praktis karena mampu
menghasilkan energi listrik yang cukup besar dan bisa diisi ulang. Sel aki terdiri dari anoda timbal dan katoda
timbal dioksida, katoda muncul reaksi reduksi dan anoda muncul reaksi oksidasi.
Sel Kering
Sel kering dalam hal ini adalah baterai, pertama kali ditemukan oleh Leclanche dengan hak paten atas
penemuannya di tahun 1866. Sel kering muncul suatu silinder seng yang berisi campuran batu kawi, salmiakki,
karbon dan air dalam jumlah sedikit. Seng fungsinya sebagai anoda, sementara katoda elektroda inert berupa
grafit dicelupkan di pasta.
Baterai Alkali
Komponen baterai alkali mengandung unsur alkali, susunan ini berbeda dari baterai kering karena menggunakan
dua kali daya lebih besar ketimbang baterai kering. Reaksi redoks yang muncul pada baterai alkali prinsipnya
sama dengan baterai kering. Berupa oksidasi logam seng dan reduksi mangan dioksidasi.
Baterai Lithium
Litium merupakan unsur yang paling banyak terdapat pada bentuk ion dalam sebuah larutan, hal ini membuat
baterai lithium bisa diisi ulang dengan proses yang sangat sederhana dengan cara disetrum saja. Secara umum
baterai litium memiliki karbon sebagai anoda dan litium kobalt dioksida sebagai katoda dan elektrolit berupa
garam litium
Diagram Sel Volta & Reaksi dan Rumus Potensial Sel
Diagram sel volta adalah rangkaian sel elektrokimia yang memiliki kemampuan untuk
mengubah energi kimia menjadi energi listrik. Sel elektrokimia meliputi dua macam yaitu
sel elektrolisis dan sel volta/galvani. Kedua jenis sel elektrokimia tersebut memiliki
hubungan yang saling berkebalikan. Contoh penerapan sel volta terdapat pada aki (sel
basah) dan baterai alkalin (sel kering).

Energi kimia pada reaksi sel volta berasal dari dua reaksi yaitu reaksi reduksi dan
oksidasi (reaksi redoks). Tempat berlangsungnya reaksi redoks berada di elektroda yang
terdiri atas katoda (tempat terjadi reduksi) dan anoda (tempat terjadinya oksidasi). Prinsip
kerja sel volta dalam menghasilkan arus listrik terjadi melalui aliran transfer elektron dari
reaksi oksidasi di anoda ke reaksi reduksi di katoda melalui rangkaian luar. Sehingga
dapat dikatakan bahwa aliran elektron pada sel volta terjadi dari logam anoda sebagai
kutub negatif (‒) ke logam katoda sebagai kutub positif (+).

Potensial listrik yang dihasilkan melalui diagram sel volta disebut dengan potensial sel
(E ) yang besarnya dapat dihitung melalui rumus potensial sel.
o
Apa rumus untuk menghitung potensial sel? Bagaimana susunan sel volta? Bagaimana
penulisan notasi atau diagram sel volta? Sobat idschool dapat mencari tahu jawabannya
melalui ulasan diagram sel volta di bawah.

Struktur/Susunan Diagram Sel Volta

Secara umum diagram sel volta terdiri dari elektroda (anoda dan katoda), larutan elektrolit,
rangkaian listrik bagian luar, dan jembatan garam.

 Elektroda:
Anoda = elektrode tempat terjadinya reaksi oksidasi (kutub negatif)
Katoda = elektrode tempat terjadinya reaksi reduksi (kutub positif)
 Larutan elektrolit: zat yang dapat menghantarkan listrik, contohnya adalah ZnSO4 dan
CuSO4
 Rangkaian luar: kawat konduktor yang menghubungkan anode dengan katode
 Jembatan garam: pipa berbentuk U yang berisi elektrolit dalam bentuk gel seperti
NaNO3/KNO3/NaCl untuk menetralkan kelebihan muatan positif (di anoda) dan muatan
negatif (di katoda).

Contoh diagram sel volta terdapat pada rangkaian yang terdiri dari logam Zn dicelupkan
dalam larutan ion Zn2+ (missal: ZnSO4/seng sulfat) dan logam Cu dicelupkan dalam larutan
ion Cu2+  (missal CuSO4/tembaga (II) sulfat).

Pada contoh rangkaian tersebut, elektroda yang mengalami oksidasi adalah Zn dan
elektroda yang mengalami reduksi adalah Cu. Sehingga dapat ditentukan bahwa anoda
dan katoda pada rangkaian sel vota berturut-turut adalah Zn dan Cu.

Gambaran rangkaian diagram sel volta yang sesuai dengan kondisi di atas sesuai dengan
bagan berikut.

diagram sel volta


Rumus Potensial Sel (Eo)

Besar potensial sel pada suatu diagram sel volta dapat ditentukan melalui suatu
percobaan/eksperimen menggunakan voltmeter atau dihitung berdasarkan data potensial
reduksi standar. Pada sel volta, reaksi berlangsung spontan ketika nilai potensial sel
bernilai positif (Eo).

Logam yang mengalami reduksi pada rangkaian diagram sel volta umumnya memiliki
potensial sel lebih besar. Atau dapat dikatakan bahwa potensial sel katoda (Eo katoda)
lebih besar dari potensial sel anoda (Eo anoda).

Potensial sel standar dapat dihitung dengan penjumlahan rumus Eo sel = Eo oksidasi +


Eo reduksi. Karena setengah reaksi oksidasi memiliki tanda yang berlawanan,
maka potensial sel menjadi  Eo sel = Eo reduksi ‒ Eo oksidasi = Eo katoda ‒ Eo anoda.
Satuan untuk potensial sel sama dengan satuan tegangan listrik yaitu volt (V).

Nilai potensial sel dapat digunakan untuk menentukan berlangsungnya atau tidaknya
suatu reaksi redoks. Jika potensial sel hasil perhitungan bertanda positif maka reaksi
berlangsung (spontan). Jika potensial sel hasil perhitungan bertanda negatif maka reaksi
tidak berlangsung (tidak spontan).

Contoh hasil nilai potensial sel untuk mengetahui berlangsung atau tidaknya suatu reaksi
redoks ditunjukkan seperti pada persoalan berikut.

Soal:
Diketahui data potensial elektroda standar untuk Zn dan Ag sebagai berikut:
Zn2+ (aq) + 2e → Zn (s)    E° = ‒0,76 volt
Ag+ (aq) + e → Ag (s)       E° = +0,80 volt

Tanya:
Apakah reaksi AgSO4 + Zn → Ag + ZnSO4 berikut dapat berlangsung?

Penyelesaian:
Dari dara potensial elektroda standar yang diberikan dapat diketahui bahwa E°Ag lebih
besar dari E°Zn. Sehingga dapat disimpulkan bahwa katoda = Ag dan anoda = Zn.
Menghitung potensial sel:
Eosel = Eo katoda – Eo anoda
Eosel = 0,80 – (–0,76) = 0,80 + 0,76 = +1,56 volt

Diperoleh hasil hitung Eo bernilai positif (Eo > 0), sehingga dapat disimpulkan bahwa
reaksi AgSO4 + Zn → Ag + ZnSO4 berlangsung spontan.

Penulisan Notasi Sel Volta

Notasi atau diagram sel volta memuat informasi mengenai reaksi yang terjadi pada anoda
dan katoda. Reaksi oksidasi pada anoda dituliskan di sebelah kiri, sedangkan reaksi
reduksi pada katoda dituliskan di sebelah kanan.

Setiap rekasi pada anoda atau katoda memuat ion dan logam. Pada anoda, logam
dituliskan terlebih dahulu yang diikuti oleh ion dengan dipisahkan sebuah garis lurus.
Sedangkan pada katoda, ion dituliskan terlebih dahulu kemudian diikuti logam yang
diantaranya dipisahkan oleh sebuah garis lurus.

Antara reaksi yang terjadi anoda dan katoda dipisahkan oleh tanda dua garis lurus.
Penulisan notasi sel volta sesuai dengan bentuk berikut.

Contoh cara penulisan digram sel volta ditunjukkan seperti pada penyelesian soal berikut.

Soal:
Diketahui data potensial elektroda standar untuk Zn dan Ag sebagai berikut:
Zn2+ (aq) + 2e → Zn (s)    E° = ‒0,76 volt
Ag+ (aq) + e → Ag (s)       E° = +0,80 volt

Penyelesaian:
Dari data yang diberikan dapat diketahui bahwa katoda = Ag dan anoda = Zn karena
potensial sel elektroda Ag lebih besar dari Zn.

Sehingga, notasi sel volta pada soal dapat dituliskan seperti berikut.
Contoh Soal dan Pembahasan

Beberapa contoh soal di bawah dapat sobat idschool gunakan untuk menambah
pemahaman bahasan notasi/diagram sel volta di atas. Setiap contoh soal yang diberikan
dilengkapi dengan pembahasan diagram sel volta. Sobat idschool dapat menggunakan
pembahasan tersebut sebagai tolak ukur keberhasilan mengerjakan soal. Selamat
Berlatih!

Contoh 1 – Soal Notasi/Digaram Sel Volta

Diketahui notasi sel volta: Mg | Mg2+ || Sn2+ | Sn  E = 2,23 volt. Gambar sel volta
berdasarkan notasi sel tersebut adalah ….
Pembahasan:
Dari soal dapat diperoleh informasi notasi sel volta: Mg | Mg2+ || Sn2+ | Sn  E = +2,23 volt.
Dari notasi sel tersebut dapat diketahui bahwa elektroda yang
menjadi anoda (‒) = Mg dan katoda (+) = Sn. Di mana aliran elektron pada sel volta
terjadi dari anoda menuju ke katoda.

Gambar sel volta yang terdiri dari Mg sebagai anoda (‒), Sn sebagai katoda (+), dan aliran
elektron dari anoda ke katoda terdapat pada pilihan A.

Jawaban: A

Contoh 2 – Soal Diagram Sel Volta

Diketahui harga potensial sel dari:


2H+ + 2e → H2     Eo = 0 volt
Al3+ + 3e → Al     Eo = ‒1,66 volt
Zn2+ + 2e → Zn     Eo = ‒0,76 volt
Mg2+ + 2e → Mg     Eo = ‒2,37 volt
Cu2+ + 2e → Cu     Eo = +0,34 volt

Notasi sel yang berlangsung spontan adalah ….


A. Cu/Cu2+//H+/H2
B. Mg/Mg2+//Cu2+/Cu
C. Ag/Ag2+//Al3+/Al
D. H2/2H+//Al3+/Al
E. Zn/Zn2+//Mg2+/Mg

Pembahasan:
Notasi sel yang berlangsung spontan terdapat pada sel volta yang ditandai dengan nilai
Eo reaksi bernilai positif (+). Dari data dan beberapa pilihan yang diberikan berupa
diagram sel volta akan diselidiki mana diagram sel volta yang  memiliki nilai potensial
listrik positif.

A. Cu/Cu2+ [anoda] // H+/H2 [katoda]
Eosel = Eokatoda ‒ Eoanoda
Eosel = 0 ‒ (+0,34) = ‒0,34

B. Mg/Mg2+//Cu2+/Cu
Eosel = Eokatoda ‒ Eoanoda
Eosel = +0,34 ‒ (‒2,37) = +2,71

C. Ag/Ag2+//Al3+/Al
Eosel = Eokatoda ‒ Eoanoda
Eosel = ‒1,66 ‒ (+0,80) = ‒2,46

D. H2/2H+//Al3+/Al
Eosel = Eokatoda ‒ Eoanoda
Eosel = ‒1,66 ‒ 0 = ‒1,66
E. Zn/Zn2+//Mg2+/Mg
Eosel = EoMg ‒ EoZn
Eosel = ‒2,37 ‒ (‒0,76) = ‒1,61

Dari hasil perhitung dapat diketahui bahwa potensial sel (Eo) yang memiliki nilai positif
terdapat pada sel volta Mg/Mg2+//Cu2+/Cu. Jadi, notasi sel yang berlagsung spontan adalah
Mg/Mg2+//Cu2+/Cu.
Jawaban: B

Contoh 3 – Soal Diagram Sel Volta

Perhatikan gambar sel volta berikut!

Diketahui harga potensial reduksi berikut.


Cu2+ (aq) + 2e‒ → Cu (s)     Eo = +0,34 V
Fe2+ (aq) + 2e‒ → Fe (s)     Eo = ‒0,44 V

Pernyataan yang benar mengenai sel volta tersebut adalah ….


A. Reaksi yang terjadi di anode: Cu (s) → Cu2+ (aq) + 2e‒
B. Elektrode Fe sebagai katode dan Cu sebagai anode
C. Elektron mengalir dari elektrode Cu menuju Fe
D. Reaksi yang terjadi berlangsung spontan
E. Potensial selnya sebesar +0,10 V

Jawaban: ….?

Anda mungkin juga menyukai