Anda di halaman 1dari 2

Reaksi redoks (reduksi-oksidasi) adalah salah satu reaksi kimia yang penting bagi manusia.

Reaksi redoks
yang dapat menghasilkan arus listrik disebut dengan reaksi elektrokimia dalam sel volta.

Pengertian sel elektrokimia

Sel volta adalah salah satu jenis sel elektrokimia. Apa yang dimaksud dengan sel eletrokimia? Sel
elektrokimia adalah tempat terjadinya reaksi elektrokimia atau reaksi perpindahan elektron yang diakibatkan
arus listrik atau menghasilkan arus listrik. Dilansir dari Encyclopedia Britannica, reaksi elektrokimia pertama
kali dipelajari pada tahun 1796 oleh seorang ilmuan asal Italia bernama Alessandro Volta. Kala itu, Volta
membuat alat percobaan berupa pelat perak dan pelat seng yang dihubungkan oleh larutan elektrolit garam.
Alat tersebut menunjukkan reaksi elektrokimia yang menghasilkan arus listrik melalui reaksi redoks.

Pengertian, Prinsip Kerja dan Stoikiometri Sel Elektrolisis Alat percobaan Volta kemudian dinamakan
sel elektrokimia. Sel elektrokimia Volta menjadi baterai pertama yang memproduksi listrik dalam sejarah umat
manusia. Sel elektrokimia terdiri dari dua buah elektroda konduktif, yaitu katoda dan anoda. Katoda akan
terjadi reaksi reduksi, sedangkan pada anoda akan terjadi reaksi oksidasi. Dilansir dari Chemistry LibreTexts,
reaksi redoks mendorong perpindahan elektron dari zat yang teroksidasi ke zat yang direduksi. Elektron dapat
berpindah, karena sel elektrokimia menggunakan larutan elektrolit untuk menghantarkan elektron. Perpindahan
elektron tersebut terjadi secara terus-menerus hingga menghasilkan arus listrik.
Secara garis besar, sel elektrokimia terbagi menjadi dua yaitu sel galvani atau sel volta dan juga sel
elektrolisis.

Sel galvani atau sel volta Sel galvani atau sel volta adalah sel elektrokimia yang menghasilkan arus
listrik dari reaksi redoks yang spontan. Sel volta terdiri dari dua elektroda dalam elektrolit yang berbeda dan
disambungkan oleh jembatan garam. Dilansir dari Khan Academy, jembatan garam adalah elektrolit inert yang
ion-ionnya akan berdifusi ke dalam sel yang terpisah untuk menyeimbangkan muatan. Reaksi redoks pada sel
volta, terjadi secara alami tanpa harus diberikan pemicu oleh manusia. Sel volta menghasilkan energi listrik
dari reaksi redoks yang dipicu oleh energi potensial kimia. redoks kemudian mengalirkan elektron dari anoda
ke katode, dan menghasilkan arus listrik. Arus listrik yang dihasilkan sel volta adalah arus searah (DC).

Sel elektrolisis Sel elektrolisis adalah sel elektrokimia yang menggunakan reaksi redoks tidak spontan.
Sel elektrolisis menggunakan dua katoda dalam larutan elektrolit yang sama (tidak dipisahkan seperti pada sel
volta). Reaksi redoks pada sel elektrolisis tidak terjadi secara spontan, melainkan dipicu oleh perbedaan
potensial listrik. Anoda sel elektrolisis dihubungkan ke terminal positif, sedangkan katodanya dihubungkan ke
terminal negatif. Arus listrik kemudian dialirkan ke dalam katoda. Arus listrik yang mengalir kemudian
memicu terjadinya reaksi redoks pada elektrodenya. Sehingga, sel elektrokimia mengubah energi listrik
menjadi energi kimia.

Anda mungkin juga menyukai