1.2.1 Elektrokimia
Reaksi elektrokimia dapat dibagi dalam dua kelas: yang menghasilkan arus listrik (proses
yang terjadi dalam baterai) dan yang dihasilkan oleh arus listrik elektrolisis. Tipe pertama reaksi
bersifat serta merta, dan energy bebas system kimianya berkurang; system itu dapat melakukan
kerja, misalnya menjalankan motor. Tipe kedua harus dipaksa agar terjadi (oleh kerja yang
dilakukan terhadap system kimia), dan energy bebas system kimia bertambah Elektrokimia adalah
didiplin ilmu kimia yang memperlajari tentang perubahan zat yang menghasilkan arus listrik atau
perubahan kimia yang disebabkan oleh arus listrik. (Keenan, 1980).
Dalam sebuah sel, energi listrik di hasilkan dengan jalan pelepasan elektron pada suatu
elektroda (oksidasi) dan penerima elektron pada elektroda lainnya (reduksi). Elektroda yang
melepaskan elektron dinamakan anoda, sedangkan elektroda yang menerima elektron dinamakan
katoda. Suatu sel elektrokimia, kedua sel setengah reaksi dipisahkan dengan maksud agar aliran
listrik (elektron) yang ditimbulkan dapat digunakan. Salah satu faktor yang mencirikan sebuah sel
elektrokimia adalah gaya gerak listrik (GGL) atau beda potensial listrik antara anoda dan katoda
(Oxtoby, 1999).
Elektron mengalir dari anoda seng ke katoda tembaga. Hal ini akan menimbulkan
perbedaan potensial antara ke-2 elektroda. Perbedaan potensial akan mencapai maksimum ketika
tidak ada arus yang mengalir. Perbedaan maksimum ini dinamakan GGL sel atau E sel. Nilai E sel
tergantung pada berbagai faktor. Bila konsentrasi larutan seng dan tembaga 1,0 M dan suhu sistem
298K (250C), E sel berada dalam keadaan standar dan diberi simbol E0sel (Underwood, 1991).
Keadaan standar didefinisikan sebagai keadaan pada 25oC (298.15 K), pada keaktifan satu
untuk semua zat dalam sel elektrokimia pada sel dengan arus nol pada tekanan 1 bar (105 Pa)
(Oxtoby:1999).
1. Sel Volta
Selvoltaadalahpenataanbahankimiadanpenghantarlistrik yang memberikanaliran electron
lewatrangkaianluardarisuatuzatkimia yang teroksidasikezatkimia yang direduksi
.Dalammenyetarakanreaksiredoks,
kitadapatmemecahkanreaksiitumenjadiduabagianyaitusetengahreaksioksidasidansetengahreaksire
duksi.Padareaksireduksi, zat-zat yang direaksikandicanpurdalamsatuwadahsehinggaterjadireaksi
yang disertaipelepasandanpenyerapankalor.
a. PotensialSel (EoSel)
Selain dengan menggunakan percobaan dan voltmeter, potensial sel (EoSel) dapat juga
ditentukan secara teoritis. Potensial sel (EoSel) adalah penjumlahan dari potensial anoda dengan
potensial katoda.
b. PotensialElektroda
Arus listrik yang terjadi pada sel volta disebabkan karena elektron-elektron mengalir dari
elektroda negatif ke elektroda positif (Keenan, 1980).
2. SelElektrokimia
Sebuah sel elektrokimia yang beroperasi secara spontan disebut sel galvani (atau sel volta).
Sel seperti ini mengubah energy kimia menjadi energy listrik yang dapat digunakan untuk
melakukan kerja. Elektrolisis adalah peristiwa elektrolit dalam sel elektrolisis oleh arus listrik.
Arus listrik berasal dari sumber arus baterai/aki yang menghasilkan arus searah. Pada anoda terjadi
reaksi oksidasi, yaitu anion (ion negatif) ditarik oleh anoda dan jumlah elektronnya berkurang
sehingga bilangan oksidasinya bertambah. Pada katoda terjadi reaksi reduksi, yaitu kation ditarik
oleh katoda dan menerima tambahan elektron sehinggan bilangan oksidasinya berkurang (Oxtoby,
1999).
Hubungan listrik antara dua setengah – sel harus dilakukan dengan cara tertentu. Kedua
electrode logam dan larutannya harus berhubungan, dengan demikian lingkar arus yang sinambung
terbentuk dan merupakan jalan agar partikel bermuatan mengalir. Secara sederhana electrode
saling dihubungkan dengan kawat logam yang memungkinkan aliran electron (Petrucci:1985).
Sel terdiri dari dua setengah – sel yang elektrodanya dihubungkan dengan kawat dan
larutannya dengan jembatan garam. (Ujung jembatan garam disumbat dengan bahan berpori yang
memungkinkan ion bermigrasi, tetapi mencegah aliran cairan dalam jumlah besar). Potensiometer
mengukur perbedaan potensial antara dua electrode yaitu sebesar 0.463 Volt (V) (Petrucci:1985).
Aliran listrik antara dua larutan harus berbentuk migrasi ion. Hal ini hanya dapat dilakukan
melalui larutan lain yang "menjembatani" kedua setengah – sel dan tak dapat dengan kawat biasa:
hubungan ini disebut jembatan garam (= salt bridge)
Elektroda Zn akan mengalami reaksi oksidasi, sedangkan electrode Cu akan mengalami reduksi.
Electron mengalir dari atom Zn ke kawat penghantar, dan dengan terbentuknya ion-ion Zn2+ ini
memasuki larutan dan berdifusi menjauhi lembatan (Petrucci:1985).
Ion negative berdifusi lewat jembatan garam menuju ke electrode Zn. Electron yang
dilepaskan oleh atom Zn memasuki kawat penyambung dan menyebabkan electron-elektron pada
ujung lain berkumpul pada permukaan electrode Cu. Electron-elektron ini bereaksi dengan ion
Cu2+ untuk membentuk atom Cu yang melekat pada electrode (Keenan:1980).
Ion SO42- yang ditinggalkan oleh ion Cu2+ akan berdifusi menjauhi electrode Cu. Dari
jembatn garam NaCl, ion Na+ akan berdifusi keluar menuju ke Cu. Jadi, sementara reaksi itu
berjalan; terdapat gerakan keseluruhan dari ion negative menuju electrode Zn dan gerakan
keseluruhan ion positif menuju electrode Cu. Jalan untuk aliran ion secara terarah lewat larutan ini
dapat dibayangkan sebagai rangkaian dalam, dan jalan untuk aliran electron lewat kawat
penghantar dibayangkan sebagai rangkaian luar (Keenan:1980).
3. Aquadest 6. KNO3jenuh
2.3 ProsedurPercobaan
2.3.1 ElektrolisisuntukMenentukanBilangan Avogadro
1. Larutan A disiapkan (larutan A terdiridari 10 gram NaCldan 0,1 gram NaOHdalam 100 ml air.
2. Dua buah lempeng tembaga yang akan digunakan sebgai elektroda disiapkan dan dibersihkan
dengan amplas.
3. Salah satuelektrodadigunakansebagaianoda. Elektrodatersebutditimbangpadaneracaanalitik.
4. Kedua elektroda tembaga dicelupkan kedalam 80 ml larutan A yang ditempatkan dalam gelas
piala dan rangkaian disusun.
5. Larutandalamgelaspialadipanaskansampaisuhu 80oC dansuhudijagasupayakonstan.
6. Saatsuhusudahkonstan 80oC, aliranlistrikdihubungkandandialirkanmelaluilarutan A. Padawaktu
yang samadimulaimencatatwaktudengan stopwatch.
Aruslistrikharusdijagakonstanselamapercobaanyaitu 1,5 A (dapatdibacapadaampermeter).
Aliraniniseringberubah-ubahselamapercobaan.
7. Setelah 10 menit, aliranlistrikdimatikan, anodadibersihkandengan air
kemudiandikeringkandengan tissue.
8. Anodaditimbangsekalilagi
2.3.2 Mengukur GGL dan Menguji Persamaan Nernst
1. Potongan lembaran tembaga dan seng disiapkan dan dibersihkan permukaan logam dengan kertas
amplas.
2. Larutan jenuh KNO3 (10-20 ml) disiapkan. Sebagai jembatan garam, diambil selembar kertas
saring, digulung dan direkatan dengan menggunakan selotip pada bagian tengahnya untuk
mencegah gulungan membuka.
3. Dua buah gelas piala 100 ml disiapkan, yang satu di isi dengan CuSO4 1 M (60 ml) dan yang lain
dengan ZnSO4 1 M, dicelupkan elektroda-elektroda logam dan di hubungkan dengan kabel.
4. Dicelupkan dengan kertas saring yang telah dibentuk jadi gulungan tadi ke dalam larutan jenuh
KNO3, dihilangkan kelebihan ammonium nitrat dengan menggunakan kertas saring lain,
kemudianditempatkan sedemikian rupa sehingga kedua ujung gulungan tercelup kedalam larutan
yang berada pada kedua gelas piala.
5. Nilai GGL diamati dengan menggunakan PH meter yang distel pada posisi mV.
Dicatatpolaritaskeduaelektrodapadapengukurantersebut, jugasuhudicatat.
6. Disiapkan 100 ml larutan ZnSO4 0,1 M dengan ZnSO41 M denganjalanpengenceran ZnSO4 1 M.
7. Digantilarutan ZnSO4 1 M dengan ZnSO4 0,1 M, larutan CuSO4 jangandiganti.
8. Kedua elektroda di cuci dan dibersihkan kembali dengan kertas amplas. Jembatan garam diganti
dengan yang baru dan di ukur kembali. Dicatatnilai GGL denganmenggunakan PH meter.
9. langkah 7 diulangi, tapimenggunakanlarutan ZnSO4yang lebihencer.
2.4 Pengamatan
No Pengamatan Keterangan
10 gram NaCl + 0,1 gram NaOH Larutan tidak berwarna dan keruh
1.
Elektroda dibersihkan dengan amplas Untukmenghilangkanpengotor
2.
Salah satusebagaianoda
3. LempengTembaga di timbang
Agar tidakterjadipenguapan
4. Larutan dipanaskan 80Oc dan dijaga konstan
No Pengamatan Keterangan
2.5 AnatomiSel
2.5.1 AnatomiSelElektrolisis
2.5.2 AnantomiSelElektrokimia
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
a. Waktupercobaan : 300 s
b. Beratawalanoda Cu I (anodatebal) : 8,4 gram
c. Beratawalanoda Cu II (anoda tipis): 1,14 gram
d. Beratakhiranoda Cu I : 8,4 gram
e. Beratakhiranoda Cu II : 1,07 gram
f. Perubahanberatanoda : 0,07 gram
g. Aliranlistrik : 1,5 ± 0,05 A
h. Pada saat pemanasan larutan hingga 80°C, terbentuk gelembung gas pada kedua elektroda Cu.
i. Larutan berubah warna dari tidak berwarna menjadi larutan merah bata.
j. Terbentuk endapan didasar larutan.
3.1.2 Mengukur GGL Sel dan Menguji Persamaan Nernst
4.1.1 Kesimpulan
1. Padaselelektrolisissalahsatuelektroda (anoda) mengalamipenambahanmassasedangkanelektroda
lain mengalamipenurunanmassa.
2. Padaselelektrolisislarutanberubahdaribeningmenjadimerahkecoklatansetelahdialirilistrik. Hal
inimembuktikanbahwaselelektrolisismerupakansel yang memerlukanenergilistrik agar
reaksikimiadapatberlangsung.
3. Padapercobaan GGL (Gaya GerakListrik), semakinkecilkonsentrasi CuSO4.5H2O maka GGL yang
diperolehsemakinkeciljuga, begitusebaliknya.
4.2 Saran
1. Logam yang digunakan pada percobaan elektrolisis dan penentuan GGL sebaiknya dibersihkan
secara teliti.
2. Pahami dengan benar perhitungan dalam pembuatan larutan.
3. Teliti dalam membaca potensiometer.
DAFTAR PUSTAKA
Keenan, charles W. 1980. Ilmu Kimia untuk Universitas Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Oxtoby, D. W. 1999. Kimia Modern Edisi 4 Jilid 1.Jakarta: Erlangga.
Petrucci, Ralph H. 1985. Kimia Dasar prinsip dan Terapan Modern. Jakarta: Erlangga.
Underwood, K. 1991. Kimia untuk Universitas Edisi ke-6. Jakarta: Erlangga
LAMPIRAN
PERHITUNGAN
1. Perubahanmassaanoda
Beratawal – beratakhir = perubahanmassaanoda
1,14 gram – 1,07 gram = 0,07 gram
2. Pembuatanlarutan CuSO4dengan Mr. CuSO4.5H2O
- 1M = X gram / Mr.CuSO4.5H2O x 1000ml / 100ml
= X gram / 249,5gmol x 10
Maka X gram = 249,5 / 10 = 24,95 gram.
- 0,1 M = X gram / Mr.CuSO4.5H2O x 1000ml / 100ml
= X gram / 249,5gmol x 10
MakaX gram = 24,95 / 10 = 2,495 gram.
- 0,01 M = X gram / Mr.CuSO4.5H2O x 1000ml / 100ml
= X gram / 249,5gmol x 10
MakaX gram = 2,495 / 10 = 0,2495 gram.
- 0,001 M = X gram / Mr.CuSO4.5H2O x 1000ml / 100ml
= X gram / 249,5gmol x 10
MakaX gram = 0,2495 / 10 = 0,02495 gram.
3. PembuatanlarutanZnSO4denganMr = 287 gmol
- 1M = X gram / Mr.ZnSO4.7H2O x 1000ml / 100ml
= X gram / 287gmol x 10
Maka X gram = 287 / 10 = 28,7 gram.
LAMPIRAN
PERTANYAAN
1. Apakah nama endapan merah/ jingga yang terbentuk dalam percobaan elektrolisis ?
Jawab : Endapan merah yang terbentuk pada sel elektrolisis adalah CuO
2. Apakah yang mungkin menjadi sumber kesalahan dalam pengujian persamaan Nernst ?
Jawab :
a. Konsentrasi
b. Kebersihan Lempeng
c. Pembacaan skala GGL pada potensiometer