Anda di halaman 1dari 12

SISTEM EKSITASI PT.

INDONESIA POWER SURALAYA PGU UNIT 6

Muhammad Maulanna Zensih, Rian Fahrizal,.


Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Jl. Jendral Sudirman KM. 3 Cilegon-Banten Kode Pos : 42435
Email: maulana_zensih2016@gmail.com

ABSTRAK

Generator sinkron bekerja dengan mengubah energi mekanis menjadi energi listrik. Generator sinkron
memiliki rotor yang berfungsi sebagai kumparan medan dan stator yang besfungsi sebagai kumparan
jangkar, sehingga jika rotor diputar akan timbul ggl pada bagian stator. Tegangan keluaran generator
ini harus konstan. Namun, pada kenyataannya tegangan yang dihasilkan generator akan berubah akibat
perubahan beban. Sehingga dibutuhkan sistem eksitasi yang berfungsi untuk menjaga agar tegangan
nominal generator tetap konstan. Penelitian ini bertujuan untuk memahami fungsi dan cara kerja sistem
eksitasi serta komponen pendukungnya pada PT. Indonesia Power Suralaya PGU unit 6. PT. Indonesia
Power Suralaya PGU unit 6 menggunakan sistem eksitasi brushless dengan empat komponen utama
yaitu PMG, AC eksiter, AVR dan rotating diode.

Kata kunci : Generator sinkron, sistem eksitasi, eksitasi brushless.

I. Pendahuluan generator pun ikut berputar. Kumparan medan


1.1 Latar Belakang rotor diberi arus searah sehingga jika rotor
Energi listrik memegang peranan diputar terjadi perpotongan medan fluks yang
penting dalam kehidupan masyarakat, dimana menembus stator sehingga menghasilkan GGL.
listrik menjadi sumber energi yang selalu GGL yang dihasilkan dari generator
digunakan dalam banyak kegiatan baik di harus memiliki nilai keluaran yang tetap agar
rumah tangga, instansi, industri dan lain tidak merusak peralatan listrik konsumen.
sebagainya. Aktivitas masyarakat dalam Masalahnya beban yang terhubung dengan
menggunakan energi listrik selalu meningkat jaringan listrik itu berubah-ubah tiap waktunya.
dari waktu ke waktu. Sehingga energi listrik Perubahan beban ini menyebabkan tegangan
merupakan salah satu komponen yang sangat keluaran yang berubah ubah. Semakin besar
penting bagi manusia saat ini. Hal ini beban akan membuat tegangan menurun
menyebabkan perusahaan pembangkit energi sebaliknya semakin kecil beban akan membuat
listrik dituntut untuk memproduksi energi tegangan semakin besar. Sehingga dibutuhkan
listrik yang handal, stabil dan efisien. Generator sistem eksitasi. Sistem eksitasi dapat mengatur
sinkron merupakan mesin pembangkit listrik arus eksitasi yang dialirkan pada kumparan
yang memenuhi kriteria tersebut. rotor sehingga tegangan keluaran generator
Generator sinkron merupakan alat yang dapat diatur.
sering digunakan perusahaan-perusahaan untuk Sistem eksitasi di PT Indonesia Power
membangkitkan energi listrik. Generator Suralaya PGU menggunakan sistem eksitasi
sinkron merupakan alat yang dapat merubah tanpa brush (brushless) dengan menggunakan
energi mekanik menjadi energi listrik dengan PMG (Permanent Magnet Generator) sebagai
kumparan jangkar pada stator dan kumparan sumber eksitasi atau pilot exciter. Rotor
medan pada rotor. Energi mekanik dapat berupa generator dikopel dengan turbin sehingga
uap, panas bumi, air, nuklir dan sebagainya, ketika turbin berputar maka PMG ini akan
yang dibuat sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan tegangan tiga fasa. Tegangan
memutar turbin. Turbin tersebut di kopel keluaran itu akan diatur dan disearahkan
dengan generator sehingga jika turbin berputar terlebih dahulu oleh AVR kemudian diberikan
ke AC exciter dan disearahkan kembali oleh 2.2.1 Prinsip Kerja Generator Sinkron
rotating diode sebelum diberikan ke generator Generator sinkron atau yang biasa di
utama. Pada penelitian ini bertujuan untuk sebut dengan alternator, memiliki tiga bagian
mengetahui cara kerja sistem eksitasi yang penting untuk dapat menghasilkan energi
digunakan pada generator PT Indonesia Power listrik. Tiga bagian itu adalah stator (bagian
Suralaya PGU Unit 5-7 terhadap perubahan generator yang diam), rotor (bagian generator
nilai beban yang berubah-ubah. yang bergerak) dan celah udara. Untuk
1.2 Tujuan membangkitkan listrik generator menggunakan
Tujuan laporan kerja praktik ini, dapat prinsip induksi hukum faraday. Hukum ini
memahami fungsi dan cara kerja sistem eksitasi berbunyi “jika terjadi perubahan garis gaya
PT. Indonesia Power Suralaya PGU. Adapun magnet yang berubah terhadap waktu pada
poin yang menjadi tujuan ini adalah sebagai sebuah kumparan kawat, maka akan timbul
berikut, gaya gerak listrik (ggl) pada kawat tersebut”.
1. Memahami fungsi dari Sistem Eksitasi Atau secara matematis dapat dituliskan dengan
di PT. Indonesia Power Suralaya PGU persamaan berikut.
𝑑𝐵𝐴
unit 6. 𝐸(𝑡) = (1)
𝑑𝑡
2. Memahami cara kerja Sistem Eksitasi
di PT. Indonesia Power Suralaya PGU Pada generator sinkron, stator berperan
unit 6. menjadi kumparan jangkar dan rotor menjadi
3. Mengetahui komponen penunjang kumparan medannya. Ketika rotor diputar
terjadilah perubahan fluksi pada kumparan
Sistem Eksitasi di PT. Indonesia Power
stator yang menyebabkan terjadinya ggl pada
Suralaya PGU unit 6.
rangkaian stator. Rotor dapat menghasilkan
1.3 Batasan Masalah
medan listrik bukan karena rotor itu magnet
Batasan dari masalah yang diangkat
adalah sebagai berikut. permanen, melainkan rotor ini berupa
1. Fungsi Sistem eksitasi kumparan tembaga yang dialiri arus eksitasi
2. Prinsip kerja sistem eksitasi (arus DC) sehingga terciptanya medan magnet
3. Komponen pendukung sistem eksitasi yang besarnya konstan. Arus eksitasi pun dapat
II. Teori Dasar kendalikan intensitasnya untuk mengatur daya
2.1 Generator keluaran sesuai kebutuhan beban.
Generator adalah sebuah alat yang dapat
2.2 Sistem Eksitasi
mengubah energi listrik dari energi mekanik. Arus eksitasi (arus medan) dibutuhkan
Proses pengubahan energi ini menggunakan untuk membangkitkan ggl pada rangkaian
prinsip induksi elektromagnetik. Sumber energi jangkar generator sinkron, agar terjadi fluksi
mekanik ini dapat berupa energi angin, uap, air, yang berubah terhadap waktu dan berimbas
panas bumi, nuklir dan lain-lain. Energi-energi pada belitannya. Fluksi ini dibangkitkan oleh
tersebut dibuat sedemikian rupa untuk dapat rangkaian medan yang intensitasnya
menggerakan turbin, kemudian turbin tersebut dikendalikan oleh sebuah sistem. Untuk
dikopel dengan generator sehingga jika turbin generator sinkron seperti yang ada pada PT.
berputar generator pun ikut berputar sehingga Indonesia Power Suralaya PGU rangkaian
generator dapat menghasikan listrik. Di PT. medan dipasok dari sumber tegangan DC
Indonesia Power Suralaya PGU unit 5-7 sendiri kemudian dilanjutkan ke main exciter dimana
menggunakan generator sinkron dengan intensitas arusnya dikendalikan oleh sistem
kapasitas 600MW tiap unitnya. Sumber energi eksitasi. Alat yang mendukung sistem eksitasi
yang digunakan untuk menggerakkan turbin tersebut disebut eksiter. Sistem eksitasi sangat
adalah energi uap yang berasal dari penting bagi sebuah generator sinkron, karena
pembakaran batubara keberadaannya sangat menentukan
kemampuan daya keluaran dari suatu generator.
2.2.1 Jenis-jenis Eksitasi (permanent magnet generator) sebagai pilot
Berdasakan jenis pembangkitannya eksiter, jika rotor diputar akan menghasikan
eksitasi dibedakan menjadi 2, yaitu: arus AC kemudian disearahkan menggunakan
1. Eksitasi Statik thyristor. Arus DC yang dihasilkan dialirkan
Sesuai namanya, eksitasi statik memiliki pada stator AC eksiter yang akan menginduksi
komponen yang diam/tidak berputar. Sistem rotornya sehingga didapatkan tegangan AC
kerja dari eksitasi statik dapat dilihat pada yang disearahkan menggunakan rotating diode
gambar berikut. (dioda yang berputar). Arus DC yang ini
dialirkan ke rotor main generator sehingga
menimbukan perubahan fluksi terhadap waktu
pada kumparan jangkarnya dan menimbulkan
tegangan pada rangkaian kumparan jangkar.
Keluaran tegangan ini diumpan balik
menggunakan CT dan PT pada AVR yang
Gambar 2. 1 Skematik Sistem Kerja Eksitasi
selanjutnya dijadikan masukan gate dari
Statik [1]
thyristor untuk mengatur keluaran DC yang
Gambar diatas menunjukkan sumber dari diinginkan.
sistem eksistatik didapatkan dari keluaran Sistem eksitasi dinamik ini sering
generator yang diturunkan menggunakan trafo digunakan untuk generator-generator yang
3-fasa. Selanjutnya akan disearahkan memiliki kapasitas besar. Seperti yang
menggunakan thyristor dan dilanjutkan ke digunakan generator di Suralaya PGU, sistem
pengatur tegangan. kemudian keluaran ini eksitasi yang digunakan adalah sistem eksitasi
diumpan balik ke rotor generator dinamik/eksitasi tanpa sikat (brushless).
mengguanakan slip ring dan sikat arang. Ketika Penggunaan eksitasi statik/eksitasi dengan sikat
penyalaan sistem ini tidak dapat langsung (brush) menjadi kurang efektif dan tidak
bekerja, digunakan arus searah dari baterai ekonomis karena biaya perawatan sikat dan
terlebih dahulu hingga putaran mendekati penggantiannya membuat unit lebih sering mati
nominal yang diinginkan dilakukan untuk perawatan.
pemindahan dari baterai ke trafo eksitasi. 2.2.2 Komponen Sistem Eksitasi Unit 6
Sistem ini biasanya digunakan pada generator Suralaya PGU
berkapasits kecil [1]. Sistem suralaya PGU disusun oleh
2. Eksitasi Dinamik beberapa komponen kerja. Komponen-
Sistem eksitasi ini dihasilkan dari konponen kerja utama yang digunakan adalah
generator arus searah dengan komutator atau sebagai berikut.
generator arus bolak balik yang disearahkan. 1. Pilot Eksiter
Sistem kerja dari eksitasi dinamik dapat dilihat Pilot eksiter adalah penghasil ggl yang
pada gambar berikut. nantinya akan menjadi sumber arus medan pada
main Exciter. Pilot eksiter pada sistem eksitasi
suralaya menggunakan magnet permanen yang
terletak pada ujung rotor generator dan sebuah
kumparan 3 phasa pada stator generator. Pilot
eksiter ini juga disebut permanent magnet
generation (PMG). Apabila rotor diputar akan
timbul ggl induksi dari magnet permanen pada
Gambar 2. 2 Skematik Prinsip Kerja Eksitasi kumparan 3 phasa. Ggl induksi ini digunakan
Dinamik [1] sebagai sumber daya sistem AVR dan
selanjutnya akan disearahkan dan dikuatkan
Sistem ini menggunakan PMG untuk rangkaian eksitasi generator.
2. Rangkaian Pengendali Sistem Eksitasi generator suralaya PGU. Dinamakan rotating
Dengan AVR dioda karena rangkaian penyearah dioda ini
Komponen ini berguna untuk mengatur ikut berputar bersama main eksiter. Berikut
jumlah arus eksitasi pada rangkaian medan. adalah rangkaian dari rotating diode.
Dengan adanya kendali tersebut, maka
kemampuan generator untuk mensuplai daya
reaktif akan lebih handal. Rangkaian AVR pada
sistem ini adalah rangkain tertutup. Berikut
skematik dari AVR sistem tertutup. [1]

Gambar 2. 4 Rangkaian Sistem Eksitasi


Gambar 2. 3 Diagram Sistem Eksitasi Brushless [2]
Generator Pengendali Tertutup
2.3 Komponen Penunjang Sistem Eksitasi
Rangkaian ini mendeteksi daya keluaran Komponen penunjang adalah komponen
(power factor) yang sedang berlangsung pada yang membuat sistem eksitasi berjalan dengan
generator. Dengan cara mencuplik tegangan optimal. Berikut adalah komponen-komponen
(dengan PT) dan arus (dengan CT). Hasil dari penunjang sistem eksitasi.
sensing tersebut dilanjutkan ke regulator. Pada 2.3.1 Sistem Pendinginan
regulator tersebut dibuat sedemikian rupa Generator yang beroperasi selain
sehingga output-nya dapat mengatur sudut memproduksi energi listrik juga menghasilkan
penyalaan thyristor. Dari sudut penyalaan panas didalam generator. Sistem pendingin
thyristor inilah yang mengatur intensitas arus generator diperlukan untuk menyerap panas
DC keluaran Exciter sehingga dapat mengatur yang timbul didalam generator sehingga
intensitas medan magnet pada main generator. mencegah terjadinya panas lebih yang dapat
3. Main Eksiter (AC Exiter) merusak isolasi. Panas didalam generator
Main eksiter menerima arus medan yang merupakan kerugian yang menurunkan
intensitasnya diatur oleh AVR. Main eksiter efisiensi generator.Sistem pendinginan
berfungsi sebagai pembersar tegangan dan generator dibagi berdasarkan media
penghubung antara AVR dan main generator. pendinginan dibagi menjadi 2, yaitu.
Arus yang keluaran AVR dialirkan pada 1. Gas
kumparan stator dan menghasilkan fluksi Sistem pendinginan generator
searah. sehingga ketika rotor diputar, akan menggunakan gas/udara memiliki 2 tipe, yaitu
terjadi tegangan induksi pada kumparan rotor sistem pendingin terbuka dan tertutup. Sistem
yang selanjutnya akan disearahkan oleh pendingin terbuka yaitu membuang udara panas
rotating dioda. dari generator ke lingkungan menggunakan fan.
4. Rotating Dioda Kedua adalah sistem tertutup yaitu gas yang
Rotating dioda merupakan penyearah 3 digunakan tetap dan dibuat terisolasi dengan
phasa dua arah. Artinya masukan berupa 3 udara lingkungan. Udara yang panas
phasa AC dan keluarannya berupa tegangan DC didinginkan kemudian yang memiliki suhu
full wave. Pernyearah ini mendapatkan rendah di alirkan kembali ke generator.
masukan dari main eksiter dan keluarannya Kekurangan dari sistem pendingin gas adalah
langsung digunakan untuk eksitasi main memiliki resiko generator over heat lebih besar,
sehingga lebih sering digunakan pada generator
berkapasitas kecil (berkapasitas 22kW) [3].
2. Cair
Sistem pendingin generator
menggunakan zat cair media yang biasa
digunakan berupa oli dan cairan-cairan
pendingin. Media yang sering digunakan pada
sistem ini adalah hidrogen (H2). Hidrogen yang
memiliki nilai kapasitas termal tinggi lebih
efektif untuk mengeluarkan panas dari
generator. Sistem ini menggunakan pompa Gambar 2. 6 Sliding Bearing [3]
untuk mengalirkan cairan pendingin pada
2. Rolling Bearing
mesin. Panas akan secara alami terserap oleh H2
Pada bearing ini terjadi gesekan radial
dan H2 yang panas dialirkan ke pendingin,
antara bagian yang berputar dengan bagian
begitu seterusnya. Penggunaan sistem
yang diam pada bearing, bagian yang berputar
pendingin hidrogen meskipun lebih mahal
tersebut adalah : bola, silinder dan jarum, antara
tetapi lebih efektif untuk menjaga suhu
poros dan bearing tidak terjadi gesekan. Untuk
generator sehingga sistem ini biasanya
lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar
digunakan pada generator-generator dengan
berikut.
kapasitas besar [3].
2.3.2 Bantalan (Bearing)
Bearing atau juga dikenal dengan istilah
bantalan atau laher merupakan bagian atau
komponen yang memiliki fungsi untuk
menahan atau mundukung shaft rotor untuk
tetap pada dudukannya [3]. Selain itu, bearing
juga berfungsi untuk mengurangi gesekan yang
terjadi antara shaft yang berputar dengan Gambar 2. 7 Rolling Bearing [3]
tumpuannya (bagian komponen yang diam III. Analisa dan Pembahasan
yang menopang shaft). Bearing secara umum 3.1 Deskripsi Umum Sistem Eksitasi
diklasifikasikan menjadi 2, yaitu. Brushless Suralaya PGU
1. Journal Bearing Generator sinkron memerlukan sistem
Journal bearing atau yang biasa disebut eksitasi dalam proses pembangkitan listrik.
dengan sliding bearing, terjadi gesekan luncur Sistem eksitasi merupakan sebuah proses untuk
antara poros dan bearing, karena permukaan membangkitkan arus medan (arus eksitasi)
poros yang berputar bersentuan langsung pada rangkaian rotor yang merupakan
dengan bearing yang diam. Untuk lebih kumparan medan untuk menghasilkan fluksi
jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut. yang berubah terhadap waktu sehingga
menghasilkan GGL (gaya gerak listrik) pada
rangkain stator. Suralaya PGU menggunakan
sistem eksitasi brushless dengan spefikasi
sebagai berikut.

Gambar 2. 5 Sliding Bearing (Tampak Dalam)


[3]
Tabel 3. 1 Spesifikasi Eksitasi Brushless Tabel 3. 2 Spesifikasi PMG [5]
Suralaya PGU Unit 6
Tipe : Permanen magnet
Tipe : Totally enclosed generator
Pabrik pembuat : Mitsubishi Electric
Pabrik pembuat : Mitsubishi Electric
Corporation
Nomor serial : 93AS1610 Corporation
Kapasitas : 3300 kW Kapasitas : 20 kVA
Tegangan : 590V
Tegangan : 125 V
Arus : 5593 A
Kecepatan : 3000 rpm Jumlah Fasa :3
Frekuensi : 400 Hz
Penjelasan lebih lanjut dari masing-masing
komponen brushless eksitasi akan dijelaskan
PMG Suralaya PGU memiliki sistem
pada sub bab selanjutnya.
pendinginan berupa pendinginan udara. Dapat
3.2 Permanen Magnet Generator
dilihat pada Gambar 3.1 pada PMG terdapat
Permanen magnet generator (PMG) di
kipas yang mengeluarkan udara panas. Sistem
Suralaya PGU bertindak sebagai pilot eksiter.
pendinginan yang digunakan adalah sistem
PMG berfungsi sebagai penyuplai daya pada
pendinginan udara tertutup. Udara panas yang
main eksiter dan regulator. Pilot eksiter pada
dalam PMG dikeluarkan pada sebuah tabung
sistem eksitasi suralaya menggunakan magnet
yang berisi air tawar untuk didinginkan. Udara
permanen yang terletak pada ujung rotor
yang berada didalam tabung pun ikut terdorong
generator dan sebuah kumparan 3 phasa
sehingga masuk kedalam PMG. Begitu
hubungan “Y” pada stator generator. Susunan
seterusnya membentuk siklus tertutup. Sistem
PMG dan eksiter dapat dilihat pada gambar
pendingin digunakan pada PMG karena
berikut.
sebagian besar komponen PMG adalah
konduktor. Dan konduktor akan menghasilkan
panas jika dialiri arus listrik. Panas ini akan
menumpuk dalam sistem jika tidak ditangani
dengan benar, dan akan memperpendek usia
Gambar 3. 1 Susunan Sistem Eksitasi [5] belitan jangkar [6]. Suhu udara maksimum
yang diperbolehkan adalah kurang dari 85°C,
Berdasarkan gambar diatas rotor PMG terkopel selebihnya alarm akan berbunyi [5].
dengan shaft rotor main eksiter dan main PMG mempunyai bearing untuk
generator. Sehingga, ketika sudu – sudu turbin mengurangi gesekan yang terjadi antar shaft
mulai berputar oleh uap akan menyebabkan rotor untuk tetap pada dudukannya. Bearing
PMG ini pun berputar. Putaran ini yang digunakan pada PMG suralaya PGU
menyebabkan terjadinya perubahan fluksi adalah bearing berjenis tillting pad journal
terhdadap waktu, karna adanya perubahan garis bearing. Tillting pad journal bearing karena
gaya magnet yang berpotongan dengan kelebihannya yang mampu menahan beban
kumparan jangkar stator. Perubahan fluksi ini berat dan kecepatan kritis. Ketika suatu shaft
menyebabkan terjadinya GGL pada rangkaian diputar dengan kecepatan tinggi, efeknya akan
stator. terjadi getaran, dan tillting pad journal adalah
Nilai GGL yang dihasilkan oleh PMG dapat bearing yang paling fleksibel dalam meredam
dilihat secara lebih detail pada spesifikasi dari getaran dipengaruhi secara langsung oleh
PMG yang dimiliki Suralaya PGU unit 6 adalah ketebalan dari film minyak [6]. Gambar dari
sebagai berikut.
bearing terlampir. Berikut adalah nilai
ampliduto vibrasi yang diizinkan.

Gambar 3. 3 Cara Kerja AVR [5]

Gambar diatas merupakan perinsip kerja


dari AVR Eksitasi tanpa sikat atau Brushless
Excitation, Pada saat putaran generator sudah
mencapai putaran nominal atau putaran turbin
Gambar 3. 2 Getaran Yang Diizinkan Pada FSLN (Full Speed No Load), karena Permanen
Bearing [5] Magnit Generator ( PMG ) menjadi satu kopel
Berdasarkan grafik diatas titik alarm berada dengan rotor generator bila field breaker 41E di
pada 12,5/100 mm dan trip pada 25,0/100 mm masukan maka tegangan terminal Generator
[5]. Karena fungsi beearing salah satunya akan menuju tegangan 23 KV. Pada kondisi (1)
adalah peredam gesekan, efek samping dari tegangan generator 23 KV, sumber tegangan
fungsi ini adalah menghasilkan panas. Alarm atau power supply dihasilkan oleh Permanen
akan berbunyi jika pada minyak bearing yang Magnit Generator ( PMG ) tegangan ini
mengalir 77°C dan pada logam bearing-nya dikontrol oleh Manual Voltage Adjuster 70E (
107°C [5]. Manual mode ), maka tegangan secondari PT
3.3 AVR (Automatic Voltage Regulator) sama dengan 110 Volt AC, setelah melalui
AVR merupakan regulator yang Voltage Adjuster 90R tegangan akan turun
digunakan Suralaya PGU untuk mengatur arus menjadi 55 Volt AC selanjutnya tegangan
keluaran eksitasi. AVR mendapatkan input tersebut melalui Voltage Detector ( VD ), pada
daya dari PMG dan input umpan balik dari output atau keluaran Voltage Detector tegangan
sensing PT dan CT pada keluaran main diubah menjadi tegangan +10 Volt DC,
generator sebagai tegangan referensi. Keluaran Sebelum masuk ke Voltage Error Detector (
dari AVR berupa arus DC yang telah diatur VED ) tegangan +10 Volt tersebut dapat
sedemikian rupa agar membuat tegangan perlawanan tegangan Refference sehingga
terminal sesuai dengan nilai referensi yaitu 23 menjadi 0 Volt DC , oleh karena tegangan yang
KV. Arus DC dari AVR disalurkan ke main masuk ke Signal Mixer ( SMX ) 0 Volt DC
eksiter sebagai eksitasi untuk membangkitkan maka keluaran Signal Mixer juga 0 ( Nol ). Pada
medan magnet pada kumparan jangkar. Berikut kondisi ini Balance Meter ( BM ) menunjuk
adalah cara kerja dari AVR. angka nol dan Auto Follower dapat di on atau
dimasukkan. Apabila posisinya sudah Auto
maka setiap perubahan Voltage Adjuster 90R (
Auto mode ) akan diikuti oleh perubahan
Manual Voltage Adjuster 70E, inilah yang
disebut Auto Follower ( AFR ) [7].
Pada kondisi (2) tegangan generator
lebih dari 23 KV, maka tegangan secondari PT
akan lebih dari 110 Volt AC sehingga tegangan
keluaran Voltage Adjuster 90R juga akan lebih kondisi (4) yaitu pengaturan Voltage Adjuster
dari 55 Volt AC karena itu tegangan keluaran 90R untuk menurunkan Var [7].
Voltage Detector ( VD ) juga lebih dari +10 3.4 AC Eksiter (main exciter)
Volt DC ( Positip ) tegangan positip ini di Main eksiter atau yang sering disebut
inverting Voltage Error Detector ( VED ) dengan AC eksiter merupakan jenis yang sama
sehingga keluaran Voltage Error Detector ( dengan generator sinkron konvensional tapi
VED ) menjadi negatif, tegangan negatif ini mempunyai tipe jangkar berputar dan frekuensi
juga kembali di inverting oleh Signal Mixer ( tinggi. Rotor AC exciter ditempatkan pada
SMX ) sehingga menjadi positif, selanjutnya poros yang sama dengan rotating rectifier.
tegangan positif ini akan mempengaruhi Pulse Kumparan jangkar terhubung Y 3 phasa adalah
Control ( PCL ) untuk mengaktifkan modul dan diisolasi yang diperkuat dengan pengujian
Pulse Generator ( PGR ) yang akan merubah tergangan tinggi. Main eksiter mendapatkan
sudut penyalaan Thyristor semakin kecil yang arus medan yang disuplay dari regulator,
pada akhirnya menurunkan arus eksitasi sehingga ketika rotor diputar akan terjadi
sehingga tegangan generator kembali turun ke perubahan fluksi terhadap waktu. Selanjutnya
tegangan nominal 23 KV [7]. akan terjadi GGL di rangkaian rotor yang
Sedangkan kondisi (3) kebalikan dari langsung disearangkan oleh rotating dioda.
kondisi (2) yaitu tegangan generator kurang Berikut adalah spesifikasi dari main eksiter
dari 23 KV, maka tegangan secondari akan Suralaya PGU.
kurang dari 110 Volt AC sehingga tegangan Tabel 3. 3 Spesifikasi Main Eksiter [5]
keluaran Voltage Adjuster juga kurang dari 55
Volt AC, ini mengakibatkan keluaran Voltage Tipe : Rotating armature
Detector menjadi kurang dari +10 Volt DC ( Pabrik pembuat : Mitsubishi Electric
Negatip ) di Voltage Error Detector ( VED ) Corporation
tegangan negatip ini di inverting sehingga Kapasitas : 3680 kVA
menjadi positip selanjutnya melalui Signal Tegangan : 480 V
Mixer ( SMX ) tegangan positip ini kembali di Jumlah Fasa :3
inverting menjadi negatip, tegangan negatip ini Frekuensi : 200 Hz
akan mempengaruhi Pulse Control (PCL )
untuk mengaktifkan modul Pulse Generator ( Berikut adalah gambar dari main eksiter.
PGR ) yang akan merubah sudut penyalaan
Thyristor semakin besar yang pada akhirnya
menaikkan arus eksitasi tegangan generator
kembali naik ke tegangan nominalnya 23 KV
[7].
Kondisi (4) adalah kondisi generator
sudah parallel dengan sistem jaringan sehingga
tegangan generator akan sama dengan tegangan
jaringan, jadi bila sistem jaringan Gambar 3. 4 Main eksiter [7]
menginginkan kontribusi VAR dari generator
atau VAR generator di naikkan ( ditambah ) PMG Suralaya PGU memiliki sistem
maka tugas operator adalah mengatur Voltage pendinginan berupa pendinginan udara. Dapat
Adjuster 90 R agar tegangan keluarannya di dilihat pada Gambar 4.2 pada PMG terdapat
bawah 55 Volt AC sehingga akan berlaku sama kipas yang mengeluarkan udara panas. Sistem
dengan kondisi (3) tetapi kenaikkan tegangan pendinginan yang digunakan adalah sistem
tidak signifikan yang naik signifikan adalah pendinginan udara tertutup. Udara panas yang
VARnya. Untuk kondisi (5) kebalikannya dari dalam PMG dikeluarkan pada sebuah tabung
yang berisi air tawar untuk didinginkan. Udara
yang berada didalam tabungpun ikut terdorong Tabel 3. 4 Spesifikasi Rotating Diode [5]
sehingga masuk kedalam PMG. Begitu Tipe : Silicon Rectifier
seterusnya membentuk siklus tertutup. Sistem Pabrik : Mitsubishi Electric
pendingin digunakan pada PMG karena pembuat Corporation
sebagian besar komponen PMG adalah Kapasitas : 3300 kVA
konduktor. Dan konduktor akan menghasilkan Jumlah Fasa :3
panas jika dialiri arus listrik. Panas ini akan Rangkaian : Penyearah gelombang
menumpuk dalam sistem jika tidak ditangani penuh 3 fasa (1S-7P-6A)
dengan benar, dan akan memperpendek usia
belitan jangkar [6]. Suhu udara maksimum Bagian utama dari rotating rectifier
yang diperbolehkan adalah kurang dari 85°C, adalah silikon dan fuse yang dipasang dengan
selebihnya alarm akan berbunyi [5]. kuat pada permukaan sebuah roda atau wheel
AC exciter mempunyai bearing untuk berbentuk drum yang terbuat dari campuran
mengurangi gesekan yang terjadi antar shaft baja berkekuatan tinggi. Rectifier wheel
rotor untuk tetap pada dudukannya. Bearing dipasang dengan kuat pada poros dan dapat
yang digunakan pada AC exciter suralaya PGU menahan besarnya gaya rotasi hubung singkat.
adalah bearing berjenis tillting pad journal Rangkaian rectifier ini berdasarkan spesifikasi
bearing. Tillting pad journal bearing karena diindikasikan 1S-7P-6A. Dimana, 1S
kelebihannya yang mampu menahan beban menyatakan jumlah seri silikon dioda. 7P
berat dan kecepatan kritis. Ketika suatu shaft merupakan jumlah paralel silikon dioda yaitu 7.
diputar dengan kecepatan tinggi, efeknya akan 6A menyatakan jumlah cabang yaitu 6, yang
terjadi getaran, dan tillting pad journal adalah juga adalah rangkaian penyearah gelombang 3
bearing yang paling fleksibel dalam meredam phasa. Jadi pada sistem rotating rectifier
getaran dipengaruhi secara langsung oleh digunakan 42 buah silikon dioda dan 42 fuse
ketebalan dari film minyak. Gambar dari [5].
bearing terlampir. Berikut adalah nilai Tegangan AC tiga phase memerlukan
ampliduto vibrasi yang diizinkan. Berdasarkan enam dioda sebagai penyearah gelombang
grafik diatas titik alarm berada pada 12,5/100 penuh. Tetapi kenyataan dilapangan yang
mm dan trip pada 25,0/100 mm [M]. Karena diguunakan adalah 42 buah dioda. Hal ini
fungsi beearing salah satunya adalah peredam dikarenakan untuk mencegah terganggunya
gesekan, efek samping dari fungsi ini adalah operasi apabilas terjadi kerusakan pada dioda
menghasilkan panas. Alarm akan berbunyi jika atau fuse,maka untuk setiap fasa keluaran main
pada minyak bearing yang mengalir 77°C dan eksiter digunakan 7 penyearah gelombang
pada logam bearing-nya 107°C [5]. penuh (1*7*6 = 42) [7]. Gambar
3.5 Rotating Diode memperlihatkan rangkaian rotating rectifier.
Rotating diode adalah sebuah rangkaian Fuse dihubungkan seri dengan silikon dioda
dioda penyearah gelombang penuh tiga phasa agar dapat menonaktifkan bagian yang
yang gunanya untuk menyearahkan arus medan berhubungan sekiranya terjadi kegagalan pada
(AC) yang dihasilkan oleh main eksiter menjadi dioda. Jika fuse putus, fuse indikator akan
arus DC dan masuk ke main generator yang terbuka karena gaya sentrifugal dan kondisi ini
berkapasitas 600MW di Suralaya PGU unit 7
sebagai pembangkit medan magnet pada
rangkain rotor. Berikut adalah spesifikasi dari
rotating diode.
dapat dengan mudah diperiksa dengan 5. Penggunaan AVR sebagai sistem
stroboscope. eksitasi yang memungkinkan operator
dalam menjalankan generator dalam
meminta kestabilan daya
dikeluarkannya.
6. Rotating rectifier digunakan untuk
menyearahkan arus AC dari main eksiter.
Jumlah dioda dan fuse yang digunakan
adalah 42 buah.
7. AVR memiliki 5 kondisi cara kerjanya.
5.2 Saran
Saran yang dapat diajukan penulis
setelah melakukan kerja praktik di Suralaya
PGU unit 5 – 7 adalah sebagai berikut.
Gambar 4. 5 Rotating Diode [7] 1. Sistem eksitasi merupakan suatu hal
yang sangat penting dalam proses
IV. Penutup
pembangkitan arus medan di generator.
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat setelah Maka dari itu, penulis menyarankan
menjalani kerja praktik di PT Indonesia Power bahwa perlu adanya pemeliharaan
Suralaya PGU adalah sebagi berikut. berupa pengecekan, perawatan dan
1. Indonesia Power Suralaya PGU pengujian secara berkala atau rutin untuk
merupakan PLTU terbesar di Indonesia menjaga kestabilan generator sinkron
dengan total kapasitas 3400 MW. Bahan yang ada pada Suralaya PGU.
bakar utamanya adalah batubara sebagai 2. Penulis menyarankan untuk pihak
langkah penghematan sumber bahan kampus dapat meningkatkan peralatan
bakar fosil yang semakin sedikit yang berhubungan dengan sistem
keberadaanya. Suralaya PGU menambah eksitasi generator guna membantu
keandalan sistem tenaga listrik pemahanan materi yang lebih lanjut
pembangkit Jawa-Bali. dalam sistem eksitasi generator sinkron
2. PLTU adalah pembangkit listrik yang
DAFTAR PUSTAKA
sangat kompleks, terdiri dari banyak
sistem yang saling bekerja sama dalam
memenuhi tujuan yang sama, yaitu
menghasilkan energi listrik berkualitas [1]T. P. P. PLN, Sistem Eksitasi Generator &
prima. Pemeliharaan AVR, Jakarta: PT PLN
3. Sistem eksitasi adalah sistem yang (Persero) Pusat Pendidikan dan Pelatihan,
bertujuan untuk mengeluarkan dan 2017.
mengatur tegangan pada ujung terminal [2]S. C. J, Electric Machinery Fundamentals
generator. Sehingga tegangan keluaran Fouth Edition, Bosto: BAE System Australia,
dapat dijaga seiring dnegan perubahan 1991.
jenis pembebanan. [3]Houston, "World Wide Power Product,"
4. Jenis eksitasi yang digunakan pada UBP Tanggal Bulan Tahun. [Online]. Available:
Suralaya adalah tipe Brushless Exciter https://www.wpowerproducts.com/news/diff
dengan komponen Permanen Magnet erent-generator-cooling-methods/. [Accessed
Generator sebagai pembangkit energi 30 Januari 2020].
awal yang digunakan sistem eksitasi.
[4]M. Corporation, Design Descrition Manual
SM-06 Generator & Ancillary, SURALAYA
STEAM POWER PLANT UNIT 5, 6 & 7.
[5]M. P. Boyce, "www.sciencedirect.com,"
2012. [Online]. Available:
https://www.sciencedirect.com/topics/engine
ering/tilting-pad-journal-bearing. [Accessed
26 Februari 2020].
[6]T. P. P. PLN., Prinsip Kerja AVR, Jakarta: PT
PLN (Persero) Pusat Pendidikan dan
Pelatihan, 2017.

Anda mungkin juga menyukai