D. Sistem Sinkronisasi
Suatu sistem tenaga listrik yang baik memiliki tiga
Rotating rectifier yang berfungsi untuk mengubah listrik AC syarat yaitu “Reliability, Quality, dan Stability”.
(Alternating Current) yang di hasilkan oleh exciter rotor • Reliability merupakan kemampuan suatu sistem
menjadi listrik DC (Direct Current). Dengan menggunakan untuk menyalurkan daya atau energi secara terus
diode-diode penyearah. menerus”.
4. Automatic Voltage Regulator (AVR) • Quality merupakan kemampuan sistem tenaga listrik
untuk menghasilkan besaran standar yang ditetapkan
AVR adalah sebuah sistem kelistrikan yang berfungsi untuk untuk tegangan dan frekuensi.
menjaga agar tegangan generator tetap konstan dengan kata
• Stability merupakan kemampuan dari sistem untuk
lain generator akan tetap mengeluarkan tegangan yang selalu
kembali bekerja secara normal setelah mengalami
stabil tidak terpengaruh pada perubahan beban yang selalu
suatu gangguan
berubah-ubah, dikarenakan beban sangat mempengaruhi
Dalam sistem tenaga listrik yang baik maka ketiga syarat
tegangan output generator.
tersebut harus dipenuhui karena untuk jaringan yang sangat
Prinsip kerja AVR adalah mengatur arus penguatan (excitacy) komplek dimana beberapa pembangkit saling terkoneksi satu
pada exciter. Apabila tegangan output generator di bawah sama lain maka besaran seperti tegangan dan frekuensi harus
tegangan nominal generator, maka AVR akan memperbesar diperhatikan agar tidak ada pembangkit yang kelebihan beban
arus penguatan pada exciter. Sebaliknya, apabila tegangan dan pembangkit yang lainya kecil. Hal ini berkaitan dengan
output generator melebihi tegangan nominal generator, maka sinkronisasi tegangan yang dihasilkan dari generator terhadap
AVR akan mengurangi arus penguatan pada exciter. jaringan PLN yang akan di sambungkan. Tujuan dari
Sinkronisasi sendiri adalah untuk memperbesar kapasitas daya
juga artikan untuk menjaga kontiunitas pelayanan.
Proses sinkronisasi generator ke jaringan PLN memiliki
persyaratan yang harus dipenuhi sebelum disambungkan ke
jaringan PLN.
Syarat-syarat tersebut adalah sebagai berikut :
1. Frekuensi
Frekuensi di generator dan Frekuensi di listrik PLN harus
sama. Di PT. PLN IP Kamojang POMU merupakan PLT EBT
yang harus mampu beroperasi dengan output maksimum dalam
rentan 47,5 hingga 51,0 Hz menurut standar IEEE929
2. Tegangan
Jadi tegangan di generator dengan tegangan sistem jaringan
harus sama besarnya (nilainya). Nilai tegangan yang dihasilkan
bisa diatur dengan kita mengatur arus eksitasinya. Variasi
tegangan yang diizinkan antara kedua sistem di PLTP 3. Naikan putaran mesin dengan control
Kamojang ini sebesar 5-10 % dari tegangan nominalnya. governor hingga putaranya sama dengan kecepatan
3. Sudut Fasa frekuensi sistem
Perbedaan fasa adalah pergeseran sudut antara satu sirkuit 4. Naikan arus eksitasi, periksa tegangan
dengan sirkit listrik yang lain untuk fasa yang sama bisa generator bila teganganya sudah mencapai normal,
diartikan bahwa kedua sudut fasa dari generator dan jaringan masukan sistem pengatur tegangan (AVR) ke posisi auto.
PLN yang berhimpit sama atau 0 derajat. Apabila terjadi
perbedaan fasa antara generator dengan sistem akan
mengakibatkan sentakan perpindahan daya antara mesin dan
sistem
Jenis Sinkronisasi yang digunakan pada Generator Sinkron 5. Masukan switch synchroscope keposisi
Unit 2 di PLTP Kamojang Pomu adalah Foward manual. Dan lihat apakah kecepatan mesin fast atau slow
Synchronozation, yaitu proses sinkronisasi generator ke dalam dibanding kecepatan sistem.
sistem Tujuan utama dari forward sinkronisasi adalah untuk 6. Atur eksitasi agar tegangan generator sama dengan
menghubungkan generator sinkron ke jaringan listrik tanpa tegangan sistem. Atur frekuensi dan sudut fasa dengan
menyebabkan gangguan atau ketidakstabilan yang signifikan menggunakan kontrol governor agar synchroscope
pada sistem. berputar perlahan kearah fast.
Prosedur Sinkronisasi Generator.
Sebelum melakukan sinkronisasi generator dengan sistem
jaringan (infinite bus), pastikan bahwa :
1. Pemutus tenaga (circuit breaker) generator dalam keadan
terbuka.
2. Pemutus tenaga sistem eksitasi generator dalam keadan
terbuka.
3. Mesin berputar pada putaran nominal dengan
governor pada posisi minimum.
4. Semua kondisi unit normal dan memuaskan untuk di
sinkronisaikan.
5. Sistem jaringan telah bertegangan dan pemisah pada 7. Pada saat jarum synchroscope mendekati titik nol (jam
bus sudah masuk. 12), tekan tombol pemutus tenaga generator sehingga CB
masuk pada saat jarum menunjuk titik nol. Generator telah
Pelaksanaanya Sinkronisasi Generator sinkron pada sinkron.
Unit 2 di PLN IP Kamojang dilakukan secara manual. 8. Normally Close kan PMT 52. T21 pada control room
Prosedur sinkron pada generator secara manual di PLN IP unit 2
Kamojang POMU adalah sebagai berikut.
• Perhitungan
Tabel data diatas merupakan hasil sinkronisasi yang
➢ Tegangan
dihasilkan generator Unit 2 di Pt. PLN IP Kamojang POMU.
V = P / √3 x I x Cos φ
PLN Indonesia Power Kamojang di unit 2 ini memprodusen
V = 42. 73 / √3 x 2.154 x 0.96 listrik dengan besaran 11.8 KV yang nantinya di Step Up oleh
V = 11, 9 KV transformator menjadi 150 Kv sebelum di alirkan terhadap
➢ Arus Transmisi, Frekuensi yang dihasilkan pun sesuai dengan aturan
➢ Arus yang dipakai sebesar 50 Hz dengan Faktor kerja 0.99-0.99,
I = P / √3 x V x Cos φ Beban yang dihasilkan juga sesuai dengan batas maksimum
I = 42. 73 / √3 x 11,8 x 0.96 generator unit 2 yaitu 55 MW dan generator unit 2
I = 2,177 KA menghasilkan beban dikisaran 41-42 MW. Sedangkan untuk
➢ Daya Aktif daya reaktif yang dihasilkan relatif berubah-ubah karena
P = √3 x V x I x Cos φ pengaruh arus eksitasi, penggunaan beban dan faktor daya yang
dihasilkan
P = √3 x 11.79 x 2,154 x 0.96
P = 44. 22 MW
➢ Daya Reaktif
Q = √3 x V x I x Sin φ
Q = √3 x 11.79 x 2.154 x 0.69
Q = 30,35 Mvar
B. Saran
1. Pelaksanaan PKL kedepanya bisa memperbanyak
kegiatan lapangan secara langsung ke pembangkitan
yang mana bisa menjadi penambah ilmu yang lebih
banyak mengenai tempat PKL terkait
2. Adanya ketegasan mengenai banyaknya waktu yang
terbuang sia-sia karena mentor jarang datang
dikarenakan ada kegiatan lain diganti dengan kegiatan
yang bermanfaat.
3. Mentor sebaiknya petugas lapangan agar kita lebih
memahami apa yang disampaikan dengan cara
mengikuti mentor tersebut langsung ke lapangan.