Abstrak - Pada sistem pengaturan modern, eksitasi memegang peranan penting dalam mengendalikan
kestabilan suatu pembangkit karena apabila terjadi fluktuasi beban maka eksitasi sebagai pengendali akan
berfungsi mengontrol keluaran generator seperti tegangan, arus dan faktor daya dengan cara mengatur kembali
besaran-besaran input guna mencapai titik keseimbangan baru.
Bila arus eksitasi naik maka daya reaktif yang disalurkan generator ke sistem akan naik sebaliknya bila
turun maka daya reaktif yang disalurkan akan berkurang. Jika arus eksitasi yang diberikan terlalu kecil, aliran
daya reaktif akan berbalik dari sistem menuju ke generator sehingga generator menyerap daya reaktif dari
sistem. Keadaan ini sangat berbahaya karena akan menyebabkan pemanasan berlebihan pada stator.
Sistem eksitasi klasik menggunakan sikat(brush excitation) terbukti menimbulkan berbagai masalah
pada efisiensi, rumitnya pemeliharaan dan masalah pengoperasian. Untuk itu dikembangkan sistem eksitasi
tanpa sikat (brushless excitation) sehingga operasi pembangkitan listrik menjadi lebih efisien, handal, dan
sederhana.
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Proses pembangkitan tenaga listrik yang 1.2 Maksud dan Tujuan
banyak dilakukan adalah dengan cara memutar Hal – hal yang menjadi tujuan penulisan
generator sinkron sehingga menghasilkan tenaga laporan kerja praktek ini adalah :
listrik dengan arus bolak-balik tiga fasa. Untuk 1. Mengetahui sistem dan proses
menghasilkan tenaga listrik dengan arus bolak- pembangkitan energi listrik di
balik yang stabil, diperlukan sebuah teknologi PT.Indonesia Power UBP Tambaklorok
berupa sistem penguatan atau yang lebih sering Semarang.
disebut sebagai sistem eksitasi. Sistem eksitasi 2. Mengetahui gambaran dan proses sistem
ini adalah sebuah teknik penguatan arus medan penguatan tanpa sikat (brushless
magnet yang dibangkitkan pada generator dengan excitation) pada generator PLTU Unit 3
menggunakan prinsip elektromagnetis untuk PT.Indonesia Power UBP Tambaklorok
menghasilkan medan magnet penguatan. Semarang.
b. AC exciter
AC exciter/ main exciter adalah jenis yang
sama dengan generator sinkron konvensional.
Rotor AC exciter ditempatkan pada poros yang
sama dengan rotating rectifier. AC exciter sendiri
mendapatkan eksitasi pada statornya dari PMG
setelah disearahkan dalam AVR. Penggunaan
main exciter ini bertujuan untuk memperbesar
arus eksitasi agar bisa digunakan untuk
mengeksitasi generator utama, setelah
Gambar 2. Gambaran sistem generator disearahkan dulu oleh rotating recitifer.
beserta sistem eksitasinya
c. Rotating rectifier
3.1 Fungsi Sistem Eksitasi Rotating rectifier terdiri dari silicon diode,
fuse, dan resistor. Bagian ini merupakan bagian
Sistem eksitasi mempunyai berbagai
yang digunakan untuk menyearahkan arus yang
fungsi. Fungsi tersebut antara lain :
akan menuju ke rotor generator utama sebagai
a. Mengatur tegangan keluaran generator agar
arus eksitasi. Berikut akan disajikan struktur fuse.
tetap konstan (stabil).
b. Mengatur besarnya daya reaktif.
c. Mempertinggi kapasitas daya pemuatan
(charging capacity) saluran transmisi tanpa
beban dengan mengendalikan eksitasi.
d. Menekan kenaikan tegangan pada
pelepasan beban (load rejection).
Dapat dilihat bahwa warna minyak telah Pada nilai perbandingan fault gas C2H2 /
berada di bawah ambang standar yaitu sebesar C2H4 digunakan pernbandingan 1 / 63,76,
4,0, sedangkan dengan mengacu pada standar padahal nilai C2H2 = 0, hal ini dikarenakan
ASTMD 1500 batas standar warna adalah 3,5. menurut aturan roger’s detection limit untuk gas
Dan beberapa jenis gas lain yang juga tidak C2H2 adalah 1 ppm. Sedangkan untuk nilai H2
sesuai standar pada kolom berhighlight biru. detection limitnya adalah sebesar 5 ppm.
[4] Pudjanarsa, Astu dan Djati Nursuhud. 2006.
Mesin Konversi Energi. Yogyakarta :
Penerbit Andi
[5] Sulasno, Ir. 2004. Dasar Teknik Konservasi
Energi Listrik dan Sistem Pengaturan.
Semarang: Badan Penerbit Universitas
Diponegoro.
[6] http://dunia-
listrik.blogspot.com/2009/06/sistem-
eksitasi.html, diakses 15 Juni 2010
BIODATA PENULIS
Dari tabel 5.12 dapat diketahui
perbandingan fault gas C2H2/C2H4 sebesar 0,015, Muhammad Imam Fauzi (L2F007054) lahir di
CH4/H2 sebesar 1,236 dan C2H4/C2H6 sebesar Cilacap, 9 Juni 1989. Telah menempuh
37,06. Dengan mengacu pada kode range rasio pendidikan di TK Puspita Cilacap, kemudian
tabel roger’s didapatkan kode 0 2 2. Digit kode 0 melanjutkan di SDN 1 Tegalreja Cilacap. Lulus
2 2 pada tabel analisis roger’s menunjukkan kemudian melanjutkan di SLTPN 1 Cilacap.
bahwa pada transformator telah terjadi kegagalan Lulus tahun 2004, lalu melanjutkan di SMAN 1
thermal >7000C. Cilacap. Saat ini sedang menempuh pendidikan
Strata 1 di Universitas Diponegoro Konsentrasi
V. PENUTUP Ketenagaan.
5.1 Kesimpulan
Dari Kerja Praktek yang penulis lakukan di
PLTU Unit 3 Tambak Lorok Semarang dapat Semarang, Oktober 2010
diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Biaya perawatan sistem eksitasi tanpa
sikat (brushless excitation) relatif lebih Mengetahui
rendah daripada sistem dengan sikat Dosen Pembimbing
karena tidak membutuhkan adanya slip
ring, dan sikat.
2. Nilai arus eksitasi harus dijaga agar
selalu sesuai dengan arus dasar pada Dr. Ir. Joko Windarto, MT
sistem eksitasi sehingga kestabilan NIP. 196405261989031002
sistem secara keseluruhan tetap stabil.
3. Sistem eksitasi yang baik memiliki
respon yang cepat ketika terjadi
gangguan internal maupun eksternal
yang mempengaruhi kinerja generator.
5.2 Saran
Mahasiswa Kerja Praktek
1. Untuk menghasilkan tegangan sistem
yang stabil, besarnya arus eksitasi harus
selalu diperhatikan berkaitan dengan
fluktuasi beban yang terjadi.