Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS PENGARUH PEMBEBANAN TERHADAP SISTEM EKSITASI

GENERATOR DI UNIT 3 PLTP KAMOJANG

Sandy Iman Digdoyo*), Mochammad Facta


Program Studi Sarjana Departemen Teknik Elektro, Universitas Diponegoro
Jl. Prof. Sudharto, SH, Kampus UNDIP Tembalang, Semarang 50275, Indonesia
*)
E-mail: sandyiman99@gmail.com

Abstrak

Kebutuhan energi listrik saat ini berkembang pesat dengan seiringnya kemajuan teknologi yang semakin pesat. Kebutuhan
energi listrik ini merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi masyarakat, sehingga diperlukan penyedia energi listrik
yang handal. PLTP merupakan penyedia energi listrik yang memanfaatkan uap panas bumi dari perut bumi. Yang perlu
diperhatikan dalam PLTP adalah generator, yang merupakan mesin konversi elektromekanik yang berfungsi untuk
mengubah energi mekanik menjadi energi listrik. Dalam pembangkitan energi listrik diperlukan adanya sebuah eksitasi
atau penguatan medan pada generator untuk mengatur tegangan keluaran dari generator. Penulis akan membahas
mengenai pengaruhnya pembebanan terhadap sistem eksitasi.

Kata kunci: Generator, Eksitasi, Pembebanan.

Abstract
The need for electrical energy is currently growing rapidly as technology advances faster. This electrical energy
requirement is a very important requirement for the community, which is needed by reliable electricity providers. PLTP
is a provider of electricity that utilizes geothermal energy from the bowels of the earth. What needs to be considered in
PLTP is a generator, which is an electromechanical conversion machine used to convert mechanical energy into electrical
energy. In generating electrical energy, an excitation or field amplification is needed at the generator to stabilize the
voltage of the generator. The author will discuss the effects of loading of infinite bus on the excitation system.

Keywords: Generator, excitation, varied loading.

1. Pendahuluan b. Mengetahui jenis sistem eksitasi pada generator di


Pada generator terdapat sistem penguatan medan (sistem PLTP Kamojang.
eksitasi) yang mempunyai fungsi sangat penting untuk c. Mengetahui cara kerja sistem eksitasi pada
proses pembangkitan karena sistem eksitasi lah yang generator di PLTP Kamojang.
mengatur besarnya tegangan keluaran dari generator d. Mengetahui pengaruh pembebanan terhadap
supaya tetap setabil terhadap beban. Oleh karena itu suatu pengaturan arus eksitasi pada generator di PLTP
generator harus mampu membangkitkan daya listrik sesuai Kamojang Unit 3.
dengan besarnya beban yang selalu berubah – ubah
tersebut. Fluktuasi akibat beban yang selalu brubah 3. Batasan Masalah
tersebut dapat diatasi dengan mengatur tegangan eksitasi Dalam makalah ini, penulis membahas mengenai
yang dikontrol oleh AVR (Automatic Voltage Regulator) bagaimana pengaruh tegangan fluktuatif sistem
untuk dialirkan ke rotor generator, dengan putaran rotor interkoneksi terhadap sistem eksitasi generator, dan tidak
generator yang konstan maka daya listrik dapat sesuai membahas secara detail sebab akibat naik turunnya
dengan pembebanan yang diperlukan. Dari pembahasan di tegangan dan beban sistem interkoneksi.
atas, dengan mengetahui karakteristik dan presentase
tegangan masukan dari generator sinkron karena pengaruh
dari sistem eksitasi, maka penulis membuat judul laporan
“PENGARUH PEBEBANAN TERHADAP SISTEM
EKSITASI GENERATOR DI UNIT 3 PLTP
KAMOJANG”.

2. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
a. Mengetahui fungsi sistem eksitasi pada pembangkit
tenaga listrik.

1
4. Dasar Teori kemudian disearahkan dengan rectifier. [3]
4.1 Generator Sinkron
4.3.1 Sistem Eksitasi Menggunakan Sikat (Brush
Excitation)
Sistem eksitasi menggunakan sikat terbagi menjadi dua
tipe :
1. Sistem eksitasi konvensional (menggunakan
generator arus searah). Untuk sistem eksitasi yang
konvensional, arus searah diperoleh dari sebuah
generator arus searah berkapasitas kecil yang
disebut dengan eksiter. Generator arus searah
tersebut terkopel dengan generator sinkron dalam
Gambar 1. Bagian-bagian Generator sinkron
satu poros, sehingga putaran generator arus searah
Generator sinkron adalah suatu mesin listrik yang sama dengan putaran generator sinkron.
digunakan untuk memproduksi energi listrik dari sumber 2. Sistem Eksitasi Statis. Sistem eksitasi statis
mekanikal dengan menggunakan induksi elektromagnetik. merupakan sistem eksitasi yang menggunakan
Energi mekanik diperoleh dari putaran rotor yang peralatan eksitasi yang tidak bergerak (static),
digerakkan oleh penggerak mula, sedangkan energi listrik yang berarti peralatan eksitasi tersebut tidak ikut
diperoleh dari perpotongan medan magnet dengan berputar bersama dengan rotor generator sinkron.
penghantar, maka pada penghantar akan timbul gaya gerak Sistem eksitasi satis (static excitation system) ini
listrik melalui proses induksi elektromagnetik yang terjadi biasa disebut juga dengan self excitation yang
pada kumparan rotor dan stator. Perubahan energi ini merupakan sistem eksitasi yang tidak
terjadi karena adanya pergerakan relatif antara medan memerlukan generator tambahan sebagai sumber
magnet dengan kumparan generator. Pergerakan relatif eksitasi generator sinkron tersebut. Sumber
merupakan terjadinya perubahan medan magnet pada eksitasi pada sistem eksitasi statis ini berasal dari
kumparan jangkar. [6] tegangan output generator itu sendiri yang
disearahkan terlebih dahulu dengan
4.2 Sinkronisasi Generator menggunakan penyearah thyristor. [3]
Sebuah generator dapat terhubung ke dalam sistem maka
ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi untuk
menjaga generator agar bekerja seperti halnya generator,
bukan menjadi motor. Syarat-syarat yang harus dipenuhi
sebelum terhubung ke sistem :
a. Tegangan alternator harus sama dengan tegangan
sistem.
b. Frekuensi harus sama dengan frekuensi sistem.
c. Urutan jumlah dan sudut phasa harus sama Gambar 2. Sistem Eksitasi Statis
dengan sistem. [7]
4.3.2 Sistem Eksitasi Tanpa Sikat (Brushless
4.3 Sistem Eksitasi Excitation)
Sistem eksitasi merupakan suatu proses penguatan medan Sistem eksitasi tanpa sikat adalah sistem eksitasi yang
magnet dengan cara memberikan arus searah (DC) ke menggunakan dioda untuk menyearahkan arus eksitasi
belitan medan pada rotor generator sinkron. Secara umum yang disuplai ke rotor.
ketika suatu konduktor berupa kumparan dialiri arus searah
(DC), maka kumparan tersebut akan menjadi magnet yang
nantinya akan menghasilkan fluks magnet. Ketika
kumparan medan sudah diberi arus searah yang di dapat
dari arus eksitasi dan berputar dengan kecepatan tertentu,
maka kumparan jangkar stator generator akan terinduksi
dari fluks-fluks magnet yang dihasilkan oleh kumparan
medan, sehingga akan menghasilkan tegangan listrik
bolak-balik (AC). Tegangan yang dihasilkan oleh Gambar 3. Sistem Eksitasi Statis
generator sangat tergantung dari besarnya arus eksitasi dan
putaran rotor, hal ini dikarenakan semakin besar arus 1. Sistem eksitasi dengan menggunakan baterai.
eksitasi dan putaran yang diberikan, maka akan semakin Sistem eksitasi tanpa sikat diaplikasikan pada
besar tegangan yang dihasilkan oleh generator. generator sinkron, sebagaimana suplai arus searah
Seperti yang diketahui bahwa arus eksitasi menggunakan kebelitan medan dilakukan tanpa melalui sikat.
arus searah, maka sebagai eksiternya adalah mesin arus Arus searah yang digunakan untuk suplai eksitasi
searah (generator DC) atau dapat juga dengan start awal generator menggunakan suplai dari
menggunakan mesin arus bolak-balik (generator AC) baterai, dimana arus ini selanjutnya disalurkan ke

2
belitan medan AC eksiter. Tegangan keluaran dari
generator sinkron ini disearahkan oleh penyearah
yang menggunakan dioda, yang disebut rotating
rectifier, yang diletakkan pada bagian poros
ataupun pada bagian dalam rotor generator
sinkron.
2. Sistem eksitasi dengan menggunakan Permanent
Magnet Generator (PMG). Suatu generator
sinkron harus memiliki sebuah medan magnet
yang berputar agar generator tersebut
menghasilkan tegangan pada statornya. Medan
magnet ini dapat dihasilkan dari belitan rotor yang
disuplai dengan sumber listrik arus searah. Cara
lain untuk menghasilkan medan magnet pada Gambar 5. Wiring diagram sistem eksitasi PLTP Kamojang
rotor adalah dengan menggunakan magnet
permanen sebagai sumber eksitasinya ini disebut
dengan Permanen Magnet Generator (PMG). Gambar 6. Unit Kerja APB Jawa Timur
Generator sinkron yang berkapasitas besar
biasanya menggunakan sistem brushless 5.2 Data Spesifikasi Generator PLTP Kamojang
excitation yang dilengkapi dengan permanen 1. Spesifikasi Sistem Eksitasi
magnet generator. Hal ini dimaksudkan agar
sistem eksitasi dari generator sama sekali tidak
tergantung pada sumber daya listrik dari luar
mesin itu. [3]

Gambar 4. Konstruksi Sistem Eksitasi Statis menggukanan PMG

5. Pembahasan
5.1 Sistem Eksitasi PLTP Kamojang Gambar 6. Spesifikasi sistem eksitasi PLTP Kamojang [4]
Sistem eksitasi generator pada PLTP Kamojang
menggunakan sistem eksitasi dinamik. Pada eksitasi 2. Spesifikasi Generator PLTP Kamojang Unit 3
dinamik untuk mendapatkan medan magnet pada rotor agar
terjadi GGL induksi, maka kumparan stator tegangan DC
juga ikut berputar (dinamik). Sehingga dalam eksitasi
dinamik tidak membutuhkan sikat arang dan slip ring
karena sumber DC nya ikut berputar. Sistem eksitasi
dinamik sering disebut juga dengan brushless excitation
system (sistem eksitasi tanpa sikat). [4]

Gambar 7. Spesifikasi Generator PLTP Kamojang Unit 3 [4]

3
3. Spesifikasi Dioda (rectifier) PLTP Kamojang 5.3 Analisa Data Harian Generator
Untuk menganalisis daripada sistem eksitasi generator
sinkron unit 3 ini, dapat menggunakan data operasi harian
generator sinkron unit 3 yang terdapat di PLTP Kamojang.
Data tersebut berkaitan dengan tegangan generator,
frekuensi, arus jangkar, daya beban, faktor daya, tegangan
eksitasi dan arus eksitasi.
Data yang akan dianalisis kali ini yaitu data operasi harian
generator sinkron unit 3 PLTP Kamojang yang diamati dan
Gambar 9. Spesifikasi dioda PLTP Kamojang Unit 3. [4]
dicatat oleh bagian kontrol pada tanggal tanggal 5
4. Spesifikasi Pilot Exciter PLTP Kamojang Desember dan 21 Desember 2018.
Pilot Exciter merupakan exciter mula yang 5.3.1 Hubungan Daya Aktif (MW) dengan Arus
digunakan untuk membangkitkan listrik AC Eksitasi (A)
untuk disalurkan menuju main exciter. Pilot Daya Aktif (MW) - Arus Eksitasi (A)
exciter memiliki rotor berupa magnet permanen
(Permanent Magnet Generator) yang terletak pada 80
poros utama dan stator yang berupa kumparan.
Berikut spesifikasi Pilot Exciter generator unit 3 : 60

40

20

0
500 550 600 650 700 750 800
Gambar 10. Spesifikasi Pilot Exciter PLTP Kamojang Unit 3. [4] Gambar 12. Hubungan Daya Aktif (MW) dengan Arus Eksitasi (A)

5. Kurva Kapabilitas Generator Pada Gambar 12. terlihat hubungan daya aktif yang diserap
oleh sistem dan besarnya arus eksitasi. Pada grafik terlihat
ada dua penyuplaian daya, yaitu saat menyuplai daya
berkisar 40 MW dan saat berkisar 52 sampai 53 MW. Rata-
rata arus eksitasi pada saat menyuplai daya 40 MW
berkisar antara 540 – 570 Ampere. Dan rata-rata arus
eksitasi pada saat menyuplai 52 MW berkisar antara 621-
760 Ampere. Dari data tersebut bisa disimpulkan bahwa
semakin besar daya yang disuplai generator, maka semakin
besar pula arus eksitasi yang disuplai ke rotor.

5.3.2 Hubungan Daya Reaktif (MVAR) dengan Arus


Eksitasi (A)
Daya Reaktif (MVAR) - Arus Eksitasi (A)
20

15

10

0
500 550 600 650 700 750 800
Gambar 13. Hubungan Daya Reaktif (MVAR) dengan Arus Eksitasi
(A)

Pada Gambar 13. terlihat hubungan daya reaktif yang


diserap oleh sistem dan besarnya arus eksitasi. Pada daya
Gambar 11. Kurva Kapabilitas Generator PLTP Kamojang Unit 3. [4] reaktif yang terkecil dimulai dari 7.6 MVAR sampai
dengan daya reaktif terbesar yaitu 18.7 MVAR, arus
eksitasi trend-nya ikut naik. Saat arus eksitasi bernilai 680

4
– 700 Ampere, terlihat daya reaktif-nya berubah ubah menunjukan semakin besar daya reaktif, semakin kecil
tetapi nilai arus eksitasi-nya cenderung tetap. Ini nilai tegangan.
dikarenakan pengaruh fluktuatifnya beban dan tegangan Pada saat tegangan (V) kurang dari tegangan nominal,
sistem. Dari data tersebut bisa disimpulkan bahwa semakin yaitu 11.8 kV, AVR akan bekerja untuk menjaga agar
besar daya reaktif yang disuplai generator ke sistem, maka tegangan tetap 11.8 kV, AVR akan menaikan arus eksitasi
semakin besar pula arus eksitasi yang disuplai ke rotor. sehingga tegangan nya tetap stabil, saat arus eksitasi (Ix)
naik, maka tegangan terinduksi (Eo) akan naik dan daya
5.3.4 Hubungan Faktor Daya dengan Arus Eksitasi (A) reaktif (Q) akan naik. Dan pada keadaan tegangan nominal
(V) di atas 11.8kV, AVR akan menurunkan arus eksitasi
Faktor Daya - Arus Eksitasi (A) (Ix) sehingga tegangan terinduksi (Eo) akan turun dan daya
reaktif (Q) akan turun.
1
0.99
5.3.6 Hubungan Daya Reaktif (MVAR) dengan Daya
0.98
Aktif (MW)
0.97
0.96 P dengan Eks MW
VAR dengan
0.95
0.94 780 20
0.93 0.94
0.94
18
500 550 600 650 700 750 800 740
16
0.95
Gambar 14. Grafik hubungan faktor daya dengan arus eksitasi (A) 700 14 0.96
0.96
0.97
0.97
0.97
Pada Gambar 14. terlihat hubungan faktor daya dan 660 12 0.95 0.97
0.97
0.97
10 0.96 0.98
0.98
besarnya arus eksitasi. Pada grafik terlihat trend arus 0.97
0.97
0.97
620 8 0.97
eksitasi adalah turun, pada faktor daya 0.98 arus eksitasi 0.98 0.98
bernilai 576 Ampere, dan pada faktor daya 0.94 arus 6 0.99
580
eksitasi bernilai 760 ampere. Saat faktor daya semakin
4
mendekati unity arus eksitasi yang disuplai semakin kecil. 540 0.99
Pada saat faktor daya-nya bernilai 0.97 sampai 0.99, arus 2
eksitasi bernilai 680 – 700 Ampere, ini disebabkan daya 500 0
aktif-nya bernilai cukup besar yaitu ±52 MW, sehingga 30 36 35
38 40 4042 4445 46 50
48 50 5552 54
arus eksitasi yang disuplai cukup tinggi walaupun faktor
Gambar 16. Grafik hubungan daya reaktif (MVAR) dengan daya aktif
daya-nya mendekati unity. Dari data tersebut bisa (MW)
disimpulkan jika faktor daya-nya semakin mendekati unity, Pada Gambar 16. terlihat hubungan daya aktif, daya reaktif
maka semakin kecil pula nilai arus eksitasi yang disuplai dan terhadap nilai arus eksitasinya. Terlihat pada saat daya
ke rotor. aktif bernilai 52 MW dan daya reaktif-nya bernilai 18 MW,
nilai arus eksitasinya bernilai sekitar 760 Ampere. Pada
5.3.5 Hubungan Daya Reaktif (MVAR) dengan grafik juga terlihat ada dua kumpulan titik dimana daya
Tegangan (kV) aktif nya sekitar ±52 MW dan sekitar ±39 MW. Hal ini
disebabkan pengaturan beban yang disuplai ke sistem oleh
Daya reaktif (MVAR)Eks
P dengan - Tegangan (kV) sistem pengatur beban.
800 20
Pada Gambar 16. juga terjadi perubahan nilai daya reaktif
(MVAR) sedangkan daya aktif-nya cenderung tetap. Ini
750 15
dikarenakan upaya generator untuk menjaga kestabilan
700 tegangan terminal (V), ketika tegangan generator turun,
650 10 maka AVR bekerja sebagai rangkaian boost untuk
600 menambah suplai arus eksitasi ke rotor, ketika tegangan
5
550 naik, AVR bekerja sebagai rangkaian buck untuk
500 0 mengurangi jumlah arus eksitasi ke rotor. Sehingga naik
30 11.78 35 11.8 40 11.8245 50
11.84 55
11.86
turunnya daya reaktif generator (Q) adalah karena naik
turunnya jumlah arus eksitasi (Ix) yang disuplai ke rotor
Gambar 15. Grafik hubungan daya reaktif (MVAR) dengan tegangan untuk menjaga tegangan terminal (V) agar tetap stabil.
(kV)
6. Kesimpulan
Pada Gambar 15. terlihat hubungan daya reaktif, tegangan 1. Fungsi sistem eksitasi pada PLTP Kamojang adalah
terminal dan terhadap nilai arus eksitasinya. Terlihat pada untuk menyuplai dan mengatur arus DC ke rotor..
grafik saat daya reaktif bernilai 18 MVAR nilai tegangan- 2. Jenis sistem eksitasi pada generator PLTP Kamojang
nya adalah 11.79 kV dan saa daya reaktif bernilai 8 Unit 3 adalah sistem eksitasi dinamis menggukanan
MVAR, nilai tegangannya adalah 11.84 kV. Ini PMG dan brushless.

5
3. Arus DC sistem eksitasi dibangkitkan oleh pilot exciter Biodata
dan nilai arus eksitasi yang disuplai ke rotor diatur oleh Sandy Iman Digdoyo
Automatic Voltage Regulator (AVR) dengan cara (21060116120023) lahir di
mengatur besar arus medan main exciter. Sumedang, 9 Januari 1999. Telah
4. Semakin besar daya aktif yang dikirim ke sistem, maka menempuh pendidikan di SD Negeri 2
tegangan keluaran generator cenderung turun, dan arus Cibeureum selama 6 tahun (2004-
eksitasi akan naik. 20010), kemudian melanjutkan ke
5. Hubungan daya reaktif generator (Q) berbanding lurus SMPN 2 Sumedang (2010-2013),
dengan arus eksitasi (Ix). kemudian melanjutkan ke SMAN 1
6. Turun nya nilai faktor daya (pf) akan menaikan nilai Sumedang (2013-2016). Saat ini
arus eksitasi (Ix) generator. penulis sedang melanjutkan studi S1 di Universitas
7. Naik turunnya daya reaktif (Q) ketika daya aktif (P) Diponegoro Depatemen Teknik Elektro angkatan 2016.
tetap dikarenakan arus eksitasi (Ix) yang berubah ubah
sehinggan mengubah juga nilai daya reaktif (Q). Saya menyatakan bahwa segala informasi yang tersedia di
8. Pada saat tegangan (V) kurang dari tegangan nominal, makalah ini adalah benar, merupakan hasil karya sendiri,
yaitu 11.8 kV, AVR akan bekerja untuk menjaga agar bebas dari plagiat, dan semua karya orang lain telah
tegangan tetap 11.8 kV, AVR akan menaikan arus dikutip dengan benar.
eksitasi sehingga tegangan nya tetap stabil, saat arus
eksitasi (Ix) naik, maka tegangan terinduksi (Eo) akan
naik dan daya reaktif (Q) akan naik.

7. Saran Sandy Iman Digdoyo


Saran yang penulis sampaikan adalah sebagai berikut : 21060116120023
1. Hendaknya dilengkapi alat instrument yang lebih
lengkap dan pembacaannya yang lebih akurat, Pengesahan
sehingga data harian akan lebih lengkap dan
untuk mempermudah menganalisa kerusakan atau Telah disetujui untuk diajukan pada seminar Kerja Praktik.
ketidakstabilan.
2.
Semarang, Maret 2019
Referensi Dosen Pembimbing

[1] Boldea Ion. 2006. The Electric Generator


Synchronous Generators. Taylor and francis group:
New York.
[2] Wildi, Theodore. 2014. Electrical Machines,
Drives, and Power Systems Theodore Wildi Sixth Mochammad Facta, ST., MT., Ph.D.
Edition. Pearson Education Limited, Harlow UK. NIP.197106161999031003
[3] Kurniawan, Aditya (2015). Analisa Pengaruh Arus
Eksitasi Generator Terhadap Pembebanan Pada
PLTA Cirata Unit 2. Bandung: Politeknik Negeri
Bandung.
[4] Mitsubishi Heavy Indrustries, LTD. Kamojang
Geothermal Power Station Unit 2 & 3 Design
Manuals (Vol. TD 02) REV.2.
[5] Marsudi, Djiteng.1990.Operasi Sistem Tenaga
Listrik.Jakarta: Balai Penerbit.
[6] Hasbullah. 2009. Aplikasi Penerapan Induksi
Elektromagnetik. Jakarta : Erlangga.
[7] Michael, Thompson. 2012, “Fundamentals and
Advancements in Generator Synchronizing
Systems”.

Anda mungkin juga menyukai