UNIT 1
SINYAL WAKTU KONTINYU DAN DISKRIT
LABORATORIUM KOMPUTER DAN TELEKOMUNIKASI
LAPORAN PRAKTIKUM
M. ILHAM RAMADHAN S
NPM. 3332200062
PSD-15
ii
iii
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sinyal
Sinyal pada dasarnya merupakan representasi data yang memiliki suatu
informasi dalam besaran fisis sesuai dengan perubahan ruang, waktu, atau variabel-
variabel bebas lainnya. Contoh dari sinyal ini adalah sinyal suara,
electroencepalogram, dan electrocardiogram [1]. Sinyal dapat diklasifikasikan
berbagai jenis yang diantaranya adalah sinyal waktu kontinyu dan sinyal waktu
diskrit.
3
4
Sedangkan untuk sinyal diskrit merupakan sinyal yang hanya menyatakan waktu
diskrit dan tidak terus-menerus, kemudian variabel independent nya juga akan
menjadi sebuah himpunan nilai diskrit [3].
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
5
6
2. Dirubah nilai frekuensi pada S1 dengan nilai 10, 15, dan 20. Diperhatikan
pengaruh perubahannya.
s1=sin(2*pi*t*10);
2. Dirubah nilai frekuensi pada S1 dengan nilai 10, 15, dan 20. Diperhatikan
pengaruh perubahannya.
3. Dikembalikan listing menjadi seperti langkah 1
4. Dilanjutkan dengan membuat perubahan nilai fase awal pada S1 menjadi
45˚,120˚,180˚, dan 225˚. Diperhatikan pengaruh perubahannya.
9
2. Diberikan perubahan pada nilai Fs, sehingga bernilai 30, 40, 50, 60, 70, dan
80. Diperhatikan pengaruh perubahannya.
3. Diberikan perubahan pada nilai Fs, sehingga bernilai 18, 15, 12, 10, dan 8.
Diperhatikan pengaruh perubahannya.
BAB IV
HASIL DAN ANALISIS
Pada kode diatas, dapat dilihat bahwa pada variabel s1 memiliki frekuensi
bernilai 5 Hz, amplitudo sebesar 1 dan grafik yang dihasilkan ditampilkan akan
seperti pada gambar 4.1, kemudian dilakukan perubahan pada nilai frekuensinya
menjadi 10 Hz dan amplitudo sebesar 4 dengan grafik yang dihasilkan ditampilkan
seperti pada gambar 4.2.
s1=4*sin(2*pi*t*10);
`
Gambar 4. 2 Sinyal Sinus Perc. Kedua
11
12
berlaku pada penentuan fasa lainnya. Sebagai contoh lain, agar sinyal dimulai dari
sudut 45˚, maka pemberian perintah pada listing program dapat diubah menjadi
pi/4 dan hasil grafiknya akan seperti pada gambar 4.5. Untuk melakukan
perubahan sudut fasa selalu akan mengikuti aturan Sin kuadran pada umumnya.
Pada kode diatas, dapat dilihat bahwa pada variabel s1 menggunakan fungsi
square yang memiliki frekuensi bernilai 5 Hz dengan grafik yang dihasilkan akan
seperti pada gambar 4.6. Ketika akan menampilkan dengan fungsi plot terdapat
perintah 'linewidth',2 yang berfungsi untuk mengatur ketebalan dari bentuk
sinyal dengan ketebalan 2, selain itu terdapat juga perintah axis yang berfungsi
untuk menentukan minimum dan maksimum nilai sumbu x dan y.
14
step(n)=1;
else
step(n)=0;
end
end
x=1:L;
stem(x,step)
Pada kode diatas, dapat dilihat bahwa pada variabel L mewakili masukan
panjang gelombang dan variabel P mewakili masukan panjang sekuen. Kemudian
terdapat perintah perulangan for n=1:L, dimana nilai n didapat dari 1 sampai nilai
masukan L. Selanjutnya terdapat perintah percabangan dengan kondisi jika nilai n
lebih besar atau sama dengan P, maka sample akan dalam kondisi 1 dan jika tidak
maka sample akan dalam kondisi 0 dan akan terus berulang. Sebagai contoh jika
diberikan nilai 50 pada L dan 10 pada P, maka grafik yang dihasilkan akan
ditampilkan seperti pada gambar 4.8. Dari grafik tersebut terlihat bahwa nilai 0
hingga 9 akan dalam kondisi 0, sedangkan nilai 10 hingga 50 akan dalam kondisi
1. Hal ini berlaku juga konsep yang serupa untuk grafik yang ditampilkan pada
gambar 4.9, dimana nilai L adalah 55 dan P sebesar 15.
Pada kode diatas, dapat dilihat bahwa pada variabel L mewakili masukan
panjang gelombang dan variabel P mewakili masukan posisi pulsa. Kemudian
terdapat perintah perulangan for n=1:L, dimana nilai n didapat dari 1 sampai nilai
masukan L. Selanjutnya terdapat perintah percabangan dengan kondisi jika nilai n
sama dengan P, maka nilai titik sample yang dimasukkan pada P akan dalam kondisi
1 dan jika tidak maka sample lainnya akan dalam kondisi 0 dan akan terus berulang.
Sebagai contoh jika diberikan nilai 40 pada L dan 10 pada P, maka grafik yang
dihasilkan akan ditampilkan seperti pada gambar 4.10. Dari grafik tersebut terlihat
bahwa gelombang sepanjang 0 hingga 50, hanya pada titik 10 saja yang masuk ke
dalam kondisi 1 dan lainnya dalam kondisi 0. Hal ini berlaku juga konsep yang
serupa untuk grafik yang ditampilkan pada gambar 4.11, dimana nilai L adalah 50
dan P sebesar 15.
17
Secara konsep, percobaan ini mirip dengan percobaan pertama. Hal yang
membedakan hanyalah pada percobaan ini menggunakan fungsi stem untuk
menampilkan grafiknya dalam bentuk waktu diskrit. Kemudian Fs pada kode
perintah diatas adalah 20, maka akan muncul pula sebanyak 20 titik sample pada
grafik seperti yang ditampilkan pada gambar 4.12.
18
5.1 Simpulan
Berdasarkan pada percobaan yang dilakukan pada unit 1, didapatkan
kesimpulan sebagai berikut:
1. Jenis sinyal dasar yang banyak digunakan dalam analisa sinyal dan sistem
adalah sinyal waktu kontinyu dan waktu diskrit.
2. Sinyal waktu kontinyu merupakan suatu sinyal yang terdefinisi untuk setiap
waktu t, dimana t adalah bilangan riil. Sedangkan waktu diskrit suatu sinyal
yang terdefinisi untuk setiap waktu t, dimana t adalah bilangan bulat.
3. Operasi dasar dalam pengolahan sinyal adalah penguatan dan pelemahan
sinyal, penjumlahan dua buah sinyal dan perkalian dua buah sinyal.
4. Operasi pengolahan sinyal pada penerapan sinyal audionya dapat digunakan
sesuai keperluan, seperti kita ingin menguatkan atau melemahkan suara
audio sinyal maka kita dapat melakukannya dengan memanfaatkan operasi
matematika signal amplifier
5.2 Saran
Berdasarkan pada praktikum yang telah dilaksanakan, didapatkan saran
pengembangan yang dapat dilakukan pada kemudian hari, diantaranya sebagai
berikut:
1. Ketika percobaan, dilakukan variasi yang lebih banyak ketika pengujian tiap
percobaan.
19
DAFTAR PUSTAKA
20
LAMPIRAN A BLANGKO PERCOBAAN
PRAKTIKUM PENGOLAHAN SINYAL DIGITAL
NAMA PRAKTIKAN : M. ILHAM RAMADHAN S
NIM : 3332200062
ASISTEN PRAKTIKUM : SHAFA DIVANKA ADIWINANDA
TANGGAL PRAKTIKUM : KAMIS, 22 SEPTEMBER 2022
UNIT PRAKTIKUM :1
NAMA GAMBAR DESKRIPSI
PERCOBAAN PERCOBAAN PERCOBAAN
Pembangkitan Percobaan
Sinyal Waktu dilakukan
Kontinyu dengan
Sinusoidal membangkitkan
sinyal sinus lalu
mengubah nilai
frekuensi,
amplitudo dan
fasa.
A-1
NAMA GAMBAR DESKRIPSI
PERCOBAAN PERCOBAAN PERCOBAAN
Pembangkitan Percobaan
Sinyal Persegi dilakukan
dengan
membangkitkan
sinyal persegi
lalu mengubah
nilai frekuensi,
dan fasa.
Pembangkitan Percobaan
Sinyal Waktu dilakukan dengan
Diskrit Sekuen membangkitkan
Konstan sinyal diskrit lalu
memasukkan
nilai L dan P nya
A-2
NAMA GAMBAR DESKRIPSI
PERCOBAAN PERCOBAAN PERCOBAAN
Pembangkitan Percobaan
Sinyal Waktu dilakukan dengan
Diskrit Sekuen membangkitkan
Pulsa sinyal diskrit lalu
memasukkan
nilai L dan P nya
Pembangkitan Percobaan
Sinyal Sinus dilakukan dengan
Waktu Diskrit membangkitkan
sinyal sinus
waktu diskrit lalu
mengubah nilai
Fs nya
A-3
LAMPIRAN B TUGAS MODUL
B-1
LAMPIRAN C TES PENDAHULUAN
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan sinyal waktu kontinyu dan sinyal waktu
diskrit! Serta sebutkan perbedaan lainnya.
Jawab:
Sinyal waktu kontinyu, adalah sinyal untuk setiap waktu t, t adalah bilangan
riil
Sinyal waktu diskrit, adalah sinyal untuk setiap waktu t, t adalah bilangan
bulat
5. Apa yang kamu ketahui tentang perbedaan antara penjumlahan sinyal dan
konvolusi?
Jawab:
C-1
Penjumlahan sinyal merupakan operasi penjumlahan dua atau lebih sinyal
untuk menghasilkan sinyal yang baru.
Konvolusi merupakan penjumlahan dari perkalian setiap kernel yang
digeser.
C-2