Anda di halaman 1dari 30

PRAKTIKUM PENGOLAHAN SINYAL DIGITAL

UNIT 1
SINYAL WAKTU KONTINYU DAN DISKRIT
LABORATORIUM KOMPUTER DAN TELEKOMUNIKASI

LAPORAN PRAKTIKUM

M. ILHAM RAMADHAN S
NPM. 3332200062
PSD-15

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2022
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 1
1.3 Tujuan Percobaan ..................................................................................... 1
1.4 Tempat dan Waktu Praktikum .................................................................. 2
1.5 Sistematika Penulisan ............................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 3
2.1 Sinyal ........................................................................................................ 3
2.2 Sinyal Waktu Kontinyu dan Waktu Diskrit ............................................. 3
BAB III METODOLOGI PERCOBAAN ........................................................... 5
3.1 Metodologi Percobaan .............................................................................. 5
3.1.1 Metodologi Percobaan Pembangkitan Sinyal Waktu Kontinyu
Sinusoidal .............................................................................................. 5
3.1.2 Metodologi Percobaan Pembangkitan Sinyal Persegi .......................... 6
3.1.3 Metodologi Percobaan Pembangkitan Sinyal Waktu Diskrit Sekuen
Konstan ................................................................................................. 6
3.1.4 Metodologi Percobaan Pembangkitan Sinyal Waktu Diskrit Sekuen
Pulsa ...................................................................................................... 7
3.1.5 Metodologi Percobaan Pembangkitan Sinyal Sinus Waktu Diskrit ..... 7
3.2 Prosedur Percobaan .................................................................................. 8
3.2.1 Pembangkitan Sinyal Waktu Kontinyu Sinusoidal............................... 8
3.2.2 Pembangkitan Sinyal Persegi................................................................ 8
3.2.3 Pembangkitan Sinyal Waktu Diskrit Sekuen Konstan ......................... 9
3.2.4 Pembangkitan Sinyal Waktu Diskrit Sekuen Pulsa .............................. 9
3.2.5 Pembangkitan Sinyal Sinus Waktu Diskrit ......................................... 10
BAB IV HASIL DAN ANALISIS ...................................................................... 11
4.1 Pembangkitan Sinyal Waktu Kontinyu Sinusoidal ................................ 11

ii
iii

4.2 Pembangkitan Sinyal Persegi ................................................................. 13


4.3 Pembangkitan Sinyal Waktu Diskrit Sekuen Konstan ........................... 14
4.4 Pembangkitan Sinyal Waktu Diskrit Sekuen Pulsa ................................ 16
4.5 Pembangkitan Sinyal Sinus Waktu Diskrit ............................................ 17
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 19
5.1 Simpulan ................................................................................................. 19
5.2 Saran ....................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 20
LAMPIRAN A BLANGKO PERCOBAAN ................................................... A-1
LAMPIRAN B TUGAS MODUL .................................................................... B-1
LAMPIRAN C TES PENDAHULUAN .......................................................... C-1

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Sinyal waktu kontinyu........................................................................ 3


Gambar 2. 2 Sinyal waktu diskrit............................................................................ 3
Gambar 3. 1 Diagram Alir Pembangkitan Sinyal Waktu Kontinyu Sinusoidal ...... 5
Gambar 3. 2 Diagram Alir Pembangkitan Sinyal Persegi....................................... 6
Gambar 3. 3 Diagram Alir Pembangkitan Sinyal Waktu Diskrit Sekuen Konstan 6
Gambar 3. 4 Diagram Alir Pembangkitan Sinyal Waktu Diskrit Sekuen Pulsa ..... 7
Gambar 3. 5 Diagram Alir Pembangkitan Sinyal Sinus Waktu Diskrit .................. 7
Gambar 4. 1 Sinyal Sinus Perc. Pertama............................................................... 11
Gambar 4. 2 Sinyal Sinus Perc. Kedua ................................................................. 11
Gambar 4. 3 Sinyal Sinus Perc. Ketiga ................................................................. 12
Gambar 4. 4 Sinyal Sinus Perc. Keempat ............................................................. 12
Gambar 4. 5 Sinyal Sinus Perc. Kelima ................................................................ 13
Gambar 4. 6 Sinyal Persegi Perc. Pertama ............................................................ 14
Gambar 4. 7 Sinyal Persegi Perc. Kedua .............................................................. 14
Gambar 4. 8 Sinyal Waktu Diskrit Sekuen Konstan Perc. Pertama...................... 15
Gambar 4. 9 Sinyal Waktu Diskrit Sekuen Konstan Perc. Kedua ........................ 15
Gambar 4. 10 Sinyal Waktu Diskrit Sekuen Pulsa Perc. Pertama ........................ 17
Gambar 4. 11 Sinyal Waktu Diskrit Sekuen Pulsa Perc. Kedua ........................... 17
Gambar 4. 12 Sinyal Sinus Waktu Diskrit Perc. Pertama ..................................... 18
Gambar 4. 13 Sinyal Sinus Waktu Diskrit Perc. Kedua ....................................... 18
Gambar 4. 14 Sinyal Sinus Waktu Diskrit Perc. Ketiga ....................................... 18

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sinyal adalah suatu fenomena fisika dimana pada karakteristiknya berisikan
informasi, sedangkan suatu lingkungan yang menghubungkan sinyal-sinyal
tersebut adalah sistem. Jenis sinyal dasar yang digunakan dalam analisa sinyal dan
sistem adalah sinyal waktu kontinyu dan sinyal waktu diskrit. Seperti yang
diketahui, kedua sinyal tersebut berbeda sehingga memiliki karakteristiknya
masing-masing. Selain itu, pada pengolahan sinyal terdapat beberapa operasi dasar
yang dilakukan. Pada percobaan unit ini, akan dilakukan eksperimen dengan
melakukan pengolahan sinyal terhadap sinyal waktu kontinyu dan sinyal waktu
diskrit.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari percobaan unit praktikum ini adalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana cara membangkitkan beberapa jenis sinyal dasar yang banyak
digunakan dalam analisa Sinyal dan Sistem?
2. Bagaimana cara membedakan karateristik antara sinyal kontinyu dengan
sinyal diskrit?
3. Apa saja operasi dasar dalam pengolahan sinyal?
4. Bagaimana operasi pengolahan sinyal dengan penerapan pada sinyal audio?

1.3 Tujuan Percobaan


Adapun tujuan dari percobaan unit praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Dapat membangkitkan beberapa jenis sinyal dasar yang banyak digunakan
dalam analisa Sinyal dan Sistem
2. Dapat membedakan karateristik antara sinyal kontinyu dengan sinyal diskrit
3. Dapat mengetahui operasi dasar dalam pengolahan sinyal
4. Dapat mengetahui operasi pengolahan sinyal dengan penerapan pada sinyal
audio

1
2

1.4 Tempat dan Waktu Praktikum


Praktikum dilaksanakan bertempat di Laboratorium Jurusan Teknik Elektro
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Waktu pelaksanaan praktikum dilaksanakan
pada 22 September 2022.

1.5 Sistematika Penulisan


Dalam penulisan laporan praktikum ini terdiri dari 5 bab. Isi setiap bab
adalah sebagai berikut.
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan percobaan,
tempat dan waktu praktikum, dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berikan dasar teori yang berkaitan dengan pembahasan jenis sinyal,
karateristik sinyal, dan operasi pengolahan sinyal.
BAB III METODOLOGI PERCOBAAN
Bab ini berisikan metodologi percobaan praktikum yang digunakan untuk
memperoleh data untuk pembahasan.
BAB IV PEMBAHASAN
Bab ini berisikan hasil dan analisis yang diperoleh dari percobaan yang
dilaksanakan.
BAB V KESIMPULAN
Bab ini berisikan kesimpulan dari percobaan yang dilaksanakan dan saran untuk
percobaan atau kegiatan mendatang

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sinyal
Sinyal pada dasarnya merupakan representasi data yang memiliki suatu
informasi dalam besaran fisis sesuai dengan perubahan ruang, waktu, atau variabel-
variabel bebas lainnya. Contoh dari sinyal ini adalah sinyal suara,
electroencepalogram, dan electrocardiogram [1]. Sinyal dapat diklasifikasikan
berbagai jenis yang diantaranya adalah sinyal waktu kontinyu dan sinyal waktu
diskrit.

2.2 Sinyal Waktu Kontinyu dan Waktu Diskrit


Sinyal waktu kontinyu merupakan suatu sinyal yang terdefinisi untuk setiap
waktu t, dimana t adalah bilangan riil, bentuk dari sinyal waktu kontinyu dapat
dilihat pada gambar 2.1. Kemudian untuk sinyal waktu diskrit merupakan suatu
sinyal yang terdefinisi pada waktu nilai t, dimana t adalah bilangan bulat bentuk
dari sinyal waktu diskrit dapat dilihat pada gambar 2.2 [2].

Gambar 2. 1 Sinyal waktu kontinyu

Gambar 2. 2 Sinyal waktu diskrit


Sinyal kontinyu merupakan sinyal analog yang nilainya kontinyu [1],
dengan kata lain variabel independent terjadi secara terus-menerus yang kemudian
dapat dinyatakan sebagai sebuah kesatuan nilai dari variabel independent.

3
4

Sedangkan untuk sinyal diskrit merupakan sinyal yang hanya menyatakan waktu
diskrit dan tidak terus-menerus, kemudian variabel independent nya juga akan
menjadi sebuah himpunan nilai diskrit [3].
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Metodologi Percobaan


Pada percobaan ini memiliki metodologi percobaan sebagai berikut.
3.1.1 Metodologi Percobaan Pembangkitan Sinyal Waktu Kontinyu
Sinusoidal

Gambar 3. 1 Diagram Alir Pembangkitan Sinyal Waktu Kontinyu


Sinusoidal

5
6

3.1.2 Metodologi Percobaan Pembangkitan Sinyal Persegi

Gambar 3. 2 Diagram Alir Pembangkitan Sinyal Persegi

3.1.3 Metodologi Percobaan Pembangkitan Sinyal Waktu Diskrit Sekuen


Konstan

Gambar 3. 3 Diagram Alir Pembangkitan Sinyal Waktu Diskrit Sekuen


Konstan
7

3.1.4 Metodologi Percobaan Pembangkitan Sinyal Waktu Diskrit Sekuen


Pulsa

Gambar 3. 4 Diagram Alir Pembangkitan Sinyal Waktu Diskrit Sekuen


Pulsa
3.1.5 Metodologi Percobaan Pembangkitan Sinyal Sinus Waktu Diskrit

Gambar 3. 5 Diagram Alir Pembangkitan Sinyal Sinus Waktu Diskrit


8

3.2 Prosedur Percobaan


3.2.1 Pembangkitan Sinyal Waktu Kontinyu Sinusoidal
1. Dimasukkan listing program sebagai berikut untuk membangkitkan sinyal
sinusoidal.
%PERCOBAAN 1.1%
Fs=100;
t=(1:100)/F;
s1=sin(2*pi*t*5);
plot (t, s1)

2. Dirubah nilai frekuensi pada S1 dengan nilai 10, 15, dan 20. Diperhatikan
pengaruh perubahannya.
s1=sin(2*pi*t*10);

3. Dikembalikan listing menjadi seperti langkah 1,


s1=2*sin(2*pi*t*5);

Dilanjutkan dengan membuat perubahan nilai amplitudo pada S1 menjadi


4,5,6, sampai 20. Diperhatikan pengaruh perubahannya.
4. Dikembalikan listing menjadi seperti langkah 1
s1=2*sin(2*pi*t*5 + pi/2);

Dilanjutkan dengan membuat perubahan nilai fase awal pada S1 menjadi


45˚,120˚,180˚, dan 225˚. Diperhatikan pengaruh perubahannya.

3.2.2 Pembangkitan Sinyal Persegi


1. Dimasukkan listing program sebagai berikut untuk membangkitkan sinyal
persegi.
%PERCOBAAN 1.2%
Fs=100;
t=(1:100)/Fs;
s1=square(2*pi*5*t);
plot(t,s1,'linewidth',2)
axis([0 1 -1.2 1.2])

2. Dirubah nilai frekuensi pada S1 dengan nilai 10, 15, dan 20. Diperhatikan
pengaruh perubahannya.
3. Dikembalikan listing menjadi seperti langkah 1
4. Dilanjutkan dengan membuat perubahan nilai fase awal pada S1 menjadi
45˚,120˚,180˚, dan 225˚. Diperhatikan pengaruh perubahannya.
9

3.2.3 Pembangkitan Sinyal Waktu Diskrit Sekuen Konstan


1. Dimasukkan listing program sebagai berikut untuk membangkitkan sinyal
waktu diskrit berbentuk sekuen step.
%PERCOBAAN 1.3%
L=input('Panjang Gelombang (>=40)=' )
P=input('Panjang Sekuen =' )
for n=1:L
if (n>=P)
step(n)=1;
else
step(n)=0;
end
end
x=1:L;
stem(x,step)

2. Dijalankan program dan diberikan nilai untuk panjang gelombang dan


panjang sekuen beberapa kali dengan nilai yang berbeda-beda. Diperhatikan
pengaruh perubahannya.

3.2.4 Pembangkitan Sinyal Waktu Diskrit Sekuen Pulsa


1. Dimasukkan listing program sebagai berikut untuk membangkitkan sinyal
waktu diskrit berbentuk sekuen pulsa.
%PERCOBAAN 1.4%
L=input('Panjang Gelombang (>=40)=' )
P=input('Posisi Pulsa =' )
for n=1:L
if (n==P)
step(n)=1;
else
step(n)=0;
end
end
x=1:L;
stem(x,step)
axis([0 L -.1 1.2])
10

2. Dijalankan program dan diberikan nilai untuk panjang gelombang dan


posisi pulsa beberapa kali dengan nilai yang berbeda-beda. Diperhatikan
pengaruh perubahannya.

3.2.5 Pembangkitan Sinyal Sinus Waktu Diskrit


1. Dimasukkan listing program sebagai berikut untuk membangkitkan sinyal
sinus waktu diskrit.
%PERCOBAAN 1.5%
Fs=20;%frekuensi sampling
t=(0:Fs-1)/Fs;%proses normalisasi
s1=sin(2*pi*t*2);
stem(t,s1)
axis([0 1 -1.2 1.2])

2. Diberikan perubahan pada nilai Fs, sehingga bernilai 30, 40, 50, 60, 70, dan
80. Diperhatikan pengaruh perubahannya.
3. Diberikan perubahan pada nilai Fs, sehingga bernilai 18, 15, 12, 10, dan 8.
Diperhatikan pengaruh perubahannya.
BAB IV
HASIL DAN ANALISIS

4.1 Pembangkitan Sinyal Waktu Kontinyu Sinusoidal


Percobaan mengikuti langkah prosedur percobaan 3.2.1, yang bertujuan
untuk membangkitkan suatu sinyal sinusoidal dengan simulasi menggunakan
MATLAB. Berikut berikut adalah hasil analisis nya.
Perintah yang dituliskan pada text editor:
%PERCOBAAN 1.1%
Fs=100;
t=(1:100)/Fs;
s1=sin(2*pi*t*5);
plot (t, s1)

Pada kode diatas, dapat dilihat bahwa pada variabel s1 memiliki frekuensi
bernilai 5 Hz, amplitudo sebesar 1 dan grafik yang dihasilkan ditampilkan akan
seperti pada gambar 4.1, kemudian dilakukan perubahan pada nilai frekuensinya
menjadi 10 Hz dan amplitudo sebesar 4 dengan grafik yang dihasilkan ditampilkan
seperti pada gambar 4.2.
s1=4*sin(2*pi*t*10);

Gambar 4. 1 Sinyal Sinus Perc. Pertama

`
Gambar 4. 2 Sinyal Sinus Perc. Kedua

11
12

Dari perbandingan kedua grafik diatas, dapat disimpulkan bahwa perubahan


yang dilakukan pada listing program akan menyebabkan banyaknya frekuensi dan
besar amplitudo pada kedua grafik tersebut. Kemudian titik fase awal dimulainya
grafik juga berbeda, hal ini disebabkan karena nilai t=(1:100)/Fs yang membuat
fase awal tidak dimulai dari nol. Untuk membuat fase awalnya dimulai dari nol
sekaligus membuat nilai frekuensi menjadi 15 Hz dan amplitudonya 5, maka
dilakukan perubahan perintah dan grafik yang ditampilkan akan seperti pada
gambar 4.3.
t=(0:100)/Fs;
s1=5*sin(2*pi*t*15);

Gambar 4. 3 Sinyal Sinus Perc. Ketiga


Setelah melakukan perubahan pada nilai frekuensi dan amplitudo,
selanjutnya melakukan perubahan pada nilai fasa. Pada prosedur percobaan, listing
program dikembalikan seperti semula dan membuat perubahan pada nilai fasa
dengan menulis perintah seperti berikut dan grafiknya akan ditampilkan seperti
pada gambar 4.4.
s1=2*sin(2*pi*t*5 + pi/2);

Gambar 4. 4 Sinyal Sinus Perc. Keempat


Penambahan perintah pi/2 akan membuat sinyal dimulai pada sudut 90˚.
Hal ini terjadi karena pada listing program ini menggunakan fungsi sinus di
𝜋
awalnya. Seperti yang diketahui bahwa nilai sin 90˚ didapat dari 2 , hal ini juga
13

berlaku pada penentuan fasa lainnya. Sebagai contoh lain, agar sinyal dimulai dari
sudut 45˚, maka pemberian perintah pada listing program dapat diubah menjadi
pi/4 dan hasil grafiknya akan seperti pada gambar 4.5. Untuk melakukan
perubahan sudut fasa selalu akan mengikuti aturan Sin kuadran pada umumnya.

Gambar 4. 5 Sinyal Sinus Perc. Kelima

4.2 Pembangkitan Sinyal Persegi


Percobaan mengikuti langkah prosedur percobaan 3.2.2, yang bertujuan
untuk membangkitkan suatu sinyal persegi dengan simulasi menggunakan
MATLAB. Berikut berikut adalah hasil analisis nya.
Perintah yang dituliskan pada text editor:
%PERCOBAAN 1.2%
Fs=100;
t=(1:100)/Fs;
s1=square(2*pi*5*t);
plot(t,s1,'linewidth',2)
axis([0 1 -1.2 1.2])

Pada kode diatas, dapat dilihat bahwa pada variabel s1 menggunakan fungsi
square yang memiliki frekuensi bernilai 5 Hz dengan grafik yang dihasilkan akan
seperti pada gambar 4.6. Ketika akan menampilkan dengan fungsi plot terdapat
perintah 'linewidth',2 yang berfungsi untuk mengatur ketebalan dari bentuk
sinyal dengan ketebalan 2, selain itu terdapat juga perintah axis yang berfungsi
untuk menentukan minimum dan maksimum nilai sumbu x dan y.
14

Gambar 4. 6 Sinyal Persegi Perc. Pertama


Setelah memahami listing program, selanjutnya dilakukan perubahan pada
nilai frekuensinya menjadi 10 Hz dan sudut fasa 45˚ serta frekuensi 15 Hz dan sudut
fasa 120˚ dengan cara merubah listing program menjadi seperti berikut dan grafik
yang dihasilkan ditampilkan seperti pada gambar 4.7.
s1=square(2*pi*10*t + pi/4); % Nilai fase awal 45
s2=square(2*pi*15*t + 2*pi/3); % Nilai fase awal 120

Gambar 4. 7 Sinyal Persegi Perc. Kedua


Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, perubahan sudut fasa selalu akan
mengikuti aturan Sin kuadran pada umumnya. Sehingga untuk mendapatkan nilai
fase awal 45˚ dapat dengan memberi perintah pi/4 dan nilai fase awal 120˚ dapat
dengan memberi perintah 2*pi/3.

4.3 Pembangkitan Sinyal Waktu Diskrit Sekuen Konstan


Percobaan mengikuti langkah prosedur percobaan 3.2.3, yang bertujuan
untuk membangkitkan sinyal waktu diskrit berbentuk sekuen step dengan simulasi
menggunakan MATLAB. Berikut berikut adalah hasil analisis nya.
Perintah yang dituliskan pada text editor:
%PERCOBAAN 1.3%
L=input('Panjang Gelombang (>=40)=' )
P=input('Panjang Sekuen =' )
for n=1:L
if (n>=P)
15

step(n)=1;
else
step(n)=0;
end
end
x=1:L;
stem(x,step)

Pada kode diatas, dapat dilihat bahwa pada variabel L mewakili masukan
panjang gelombang dan variabel P mewakili masukan panjang sekuen. Kemudian
terdapat perintah perulangan for n=1:L, dimana nilai n didapat dari 1 sampai nilai
masukan L. Selanjutnya terdapat perintah percabangan dengan kondisi jika nilai n
lebih besar atau sama dengan P, maka sample akan dalam kondisi 1 dan jika tidak
maka sample akan dalam kondisi 0 dan akan terus berulang. Sebagai contoh jika
diberikan nilai 50 pada L dan 10 pada P, maka grafik yang dihasilkan akan
ditampilkan seperti pada gambar 4.8. Dari grafik tersebut terlihat bahwa nilai 0
hingga 9 akan dalam kondisi 0, sedangkan nilai 10 hingga 50 akan dalam kondisi
1. Hal ini berlaku juga konsep yang serupa untuk grafik yang ditampilkan pada
gambar 4.9, dimana nilai L adalah 55 dan P sebesar 15.

Gambar 4. 8 Sinyal Waktu Diskrit Sekuen Konstan Perc. Pertama

Gambar 4. 9 Sinyal Waktu Diskrit Sekuen Konstan Perc. Kedua


16

4.4 Pembangkitan Sinyal Waktu Diskrit Sekuen Pulsa


Percobaan mengikuti langkah prosedur percobaan 3.2.4, yang bertujuan
untuk membangkitkan sinyal waktu diskrit berbentuk sekuen pulsa dengan simulasi
menggunakan MATLAB. Berikut berikut adalah hasil analisis nya.
Perintah yang dituliskan pada text editor:
%PERCOBAAN 1.4%
L=input('Panjang Gelombang (>=40)=' )
P=input('Posisi Pulsa =' )
for n=1:L
if (n==P)
step(n)=1;
else
step(n)=0;
end
end
x=1:L;
stem(x,step)
axis([0 L -.1 1.2])

Pada kode diatas, dapat dilihat bahwa pada variabel L mewakili masukan
panjang gelombang dan variabel P mewakili masukan posisi pulsa. Kemudian
terdapat perintah perulangan for n=1:L, dimana nilai n didapat dari 1 sampai nilai
masukan L. Selanjutnya terdapat perintah percabangan dengan kondisi jika nilai n
sama dengan P, maka nilai titik sample yang dimasukkan pada P akan dalam kondisi
1 dan jika tidak maka sample lainnya akan dalam kondisi 0 dan akan terus berulang.
Sebagai contoh jika diberikan nilai 40 pada L dan 10 pada P, maka grafik yang
dihasilkan akan ditampilkan seperti pada gambar 4.10. Dari grafik tersebut terlihat
bahwa gelombang sepanjang 0 hingga 50, hanya pada titik 10 saja yang masuk ke
dalam kondisi 1 dan lainnya dalam kondisi 0. Hal ini berlaku juga konsep yang
serupa untuk grafik yang ditampilkan pada gambar 4.11, dimana nilai L adalah 50
dan P sebesar 15.
17

Gambar 4. 10 Sinyal Waktu Diskrit Sekuen Pulsa Perc. Pertama

Gambar 4. 11 Sinyal Waktu Diskrit Sekuen Pulsa Perc. Kedua

4.5 Pembangkitan Sinyal Sinus Waktu Diskrit


Percobaan mengikuti langkah prosedur percobaan 3.2.5, yang bertujuan
untuk membangkitkan sinyal sinus waktu diskrit dengan simulasi menggunakan
MATLAB. Berikut berikut adalah hasil analisis nya.
Perintah yang dituliskan pada text editor:
%PERCOBAAN 1.5%
Fs=20;%frekuensi sampling
t=(0:Fs-1)/Fs;%proses normalisasi
s1=sin(2*pi*t*2);
stem(t,s1)
axis([0 1 -1.2 1.2])

Secara konsep, percobaan ini mirip dengan percobaan pertama. Hal yang
membedakan hanyalah pada percobaan ini menggunakan fungsi stem untuk
menampilkan grafiknya dalam bentuk waktu diskrit. Kemudian Fs pada kode
perintah diatas adalah 20, maka akan muncul pula sebanyak 20 titik sample pada
grafik seperti yang ditampilkan pada gambar 4.12.
18

Gambar 4. 12 Sinyal Sinus Waktu Diskrit Perc. Pertama


Selanjutnya dilakukan percobaan untuk mengganti nilai dari Fs nya menjadi
lebih besar dari nilai awal yaitu 30 dan 40, maka titik atau bulatan yang ditampilkan
pada grafik adalah sama seperti yang ada pada kode perintah dan dapat dilihat pada
gambar 4.13. Lalu dilakukan kembali percobaan dengan mengganti nilai Fs nya
menjadi lebih kecil yaitu 18 dan 15, maka titik atau bulatan yang ditampilkan pada
grafik adalah 18 dan 15 juga dan dapat dilihat pada gambar 4.14.

Gambar 4. 13 Sinyal Sinus Waktu Diskrit Perc. Kedua

Gambar 4. 14 Sinyal Sinus Waktu Diskrit Perc. Ketiga


BAB V
HASIL DAN ANALISIS

5.1 Simpulan
Berdasarkan pada percobaan yang dilakukan pada unit 1, didapatkan
kesimpulan sebagai berikut:
1. Jenis sinyal dasar yang banyak digunakan dalam analisa sinyal dan sistem
adalah sinyal waktu kontinyu dan waktu diskrit.
2. Sinyal waktu kontinyu merupakan suatu sinyal yang terdefinisi untuk setiap
waktu t, dimana t adalah bilangan riil. Sedangkan waktu diskrit suatu sinyal
yang terdefinisi untuk setiap waktu t, dimana t adalah bilangan bulat.
3. Operasi dasar dalam pengolahan sinyal adalah penguatan dan pelemahan
sinyal, penjumlahan dua buah sinyal dan perkalian dua buah sinyal.
4. Operasi pengolahan sinyal pada penerapan sinyal audionya dapat digunakan
sesuai keperluan, seperti kita ingin menguatkan atau melemahkan suara
audio sinyal maka kita dapat melakukannya dengan memanfaatkan operasi
matematika signal amplifier

5.2 Saran
Berdasarkan pada praktikum yang telah dilaksanakan, didapatkan saran
pengembangan yang dapat dilakukan pada kemudian hari, diantaranya sebagai
berikut:
1. Ketika percobaan, dilakukan variasi yang lebih banyak ketika pengujian tiap
percobaan.

19
DAFTAR PUSTAKA

[1] A. Mustofa, Pengolahan Sinyal Digital, Malang: UB Press, 2018.


[2] N. Hidayah, “Mengenal Klasifikasi dari Sinyal, Apa Saja?,” Anak Teknik
Indonesia, 7 Agustus 2021. [Online]. Available:
https://www.anakteknik.co.id/111620868375095332510/articles/mengenal-
klasifikasi-dari-sinyal-apa-saja. [Diakses 15 September 2022].
[3] Astuti and E. Zuni, "Aplikasi Fungsi Sinus Sebagai Pembangkit Sinyal Suara,"
Aplikasi Fungsi Sinus, vol. 9, no. 3, pp. 53-67, 2010.

20
LAMPIRAN A BLANGKO PERCOBAAN
PRAKTIKUM PENGOLAHAN SINYAL DIGITAL
NAMA PRAKTIKAN : M. ILHAM RAMADHAN S
NIM : 3332200062
ASISTEN PRAKTIKUM : SHAFA DIVANKA ADIWINANDA
TANGGAL PRAKTIKUM : KAMIS, 22 SEPTEMBER 2022
UNIT PRAKTIKUM :1
NAMA GAMBAR DESKRIPSI
PERCOBAAN PERCOBAAN PERCOBAAN
Pembangkitan Percobaan
Sinyal Waktu dilakukan
Kontinyu dengan
Sinusoidal membangkitkan
sinyal sinus lalu
mengubah nilai
frekuensi,
amplitudo dan
fasa.

A-1
NAMA GAMBAR DESKRIPSI
PERCOBAAN PERCOBAAN PERCOBAAN
Pembangkitan Percobaan
Sinyal Persegi dilakukan
dengan
membangkitkan
sinyal persegi
lalu mengubah
nilai frekuensi,
dan fasa.

Pembangkitan Percobaan
Sinyal Waktu dilakukan dengan
Diskrit Sekuen membangkitkan
Konstan sinyal diskrit lalu
memasukkan
nilai L dan P nya

A-2
NAMA GAMBAR DESKRIPSI
PERCOBAAN PERCOBAAN PERCOBAAN
Pembangkitan Percobaan
Sinyal Waktu dilakukan dengan
Diskrit Sekuen membangkitkan
Pulsa sinyal diskrit lalu
memasukkan
nilai L dan P nya

Pembangkitan Percobaan
Sinyal Sinus dilakukan dengan
Waktu Diskrit membangkitkan
sinyal sinus
waktu diskrit lalu
mengubah nilai
Fs nya

A-3
LAMPIRAN B TUGAS MODUL

B-1
LAMPIRAN C TES PENDAHULUAN

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan sinyal!


Jawab:
Sinyal pada dasarnya merupakan representasi data yang memiliki suatu
informasi dalam besaran fisis sesuai dengan perubahan ruang, waktu, atau
variabel-variabel bebas lainnya [1].

2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan sinyal waktu kontinyu dan sinyal waktu
diskrit! Serta sebutkan perbedaan lainnya.
Jawab:
Sinyal waktu kontinyu, adalah sinyal untuk setiap waktu t, t adalah bilangan
riil
Sinyal waktu diskrit, adalah sinyal untuk setiap waktu t, t adalah bilangan
bulat

3. Dari listing code berikut:


S1 = 2*sin(2*pi*15*t + pi/2)
Sebutkan mana yang amplitudo, frekuensi dan fasa!
Jawab:
Amplitudo adalah 2
Frekuensi adalah 15
Fasa adalah pi/2

4. Apa yang dimaksud dengan noise gaussian?


Jawab:
Noise gaussian adalah model noise yang mengikuti standar dengan rata-rata
nol dan standar deviasi.

5. Apa yang kamu ketahui tentang perbedaan antara penjumlahan sinyal dan
konvolusi?
Jawab:

C-1
Penjumlahan sinyal merupakan operasi penjumlahan dua atau lebih sinyal
untuk menghasilkan sinyal yang baru.
Konvolusi merupakan penjumlahan dari perkalian setiap kernel yang
digeser.

6. Deskripsikan bagaimana caranya sinyal dapat diperkuat dan diperlemah!


Jawab:
Sinyal dapat diperkuat dengan menggunakan Amplifier atau dengan
menggunakan nilai pengali lebih dari 1 pada listing.
Sinyal dapat diperlemah dengan menggunakan Attenuator atau dengan
menggunakan nilai pengali kurang dari 1 dan lebih dari 0 pada listing.

C-2

Anda mungkin juga menyukai