Elektronika I
FAKULTAS TEKNIK
TAHUN 2021/2022
i
Daftar Isi
ii
2.5.3 Grafik percobaan ................................................................................ 29
2.5.4 Analisis karakteristik keluaran percobaan transistor bipolar ................... 30
2.6 Kesimpulan ..................................................................................................... 30
2.7 Saran .............................................................................................................. 30
MODUL III.............................................................................................................. 31
PENGUAT BJT........................................................................................................ 31
3.1 Tujuan praktikum....................................................................................... 31
3.2 Peralatan yang dibutuhkan .......................................................................... 31
3.3 Dasar teori ................................................................................................. 31
3.4 Langkah percobaan .................................................................................... 33
3.4.1 Percobaan mencari impedansi masukan ................................................ 34
3.4.2 Percobaan mencari impedansi keluaran ................................................ 34
3.4.3 Percobaan mencari faktor penguatan .................................................... 34
3.4.4 Percobaan respon frekuensi ................................................................. 35
3.5 Hasil dan pembahasan ................................................................................ 35
3.5.1 Hasil mencari impedansi masukan ....................................................... 35
3.5.2 Hasil mencari impedansi keluaran ........................................................ 36
3.5.3 Hasil mencari faktor penguatan............................................................ 37
3.5.4 Hasil percobaan respon frekuensi......................................................... 38
3.6 Kesimpulan ............................................................................................... 43
3.7 Saran......................................................................................................... 43
MODUL IV.............................................................................................................. 44
Karakteristik Dioda Penyearah & Filter ...................................................................... 44
4.1 Tujuan Praktikum....................................................................................... 44
4.2 Peralatan yang dibutuhkan .......................................................................... 44
4.3 Dasar teori ................................................................................................. 44
4.4 Langkah percobaan .................................................................................... 46
4.5 Hasil dan pembahasan ................................................................................ 46
4.6 Kesimpulan ............................................................................................... 48
4.7 Saran......................................................................................................... 48
POST TEST PRAKTIKUM ...................................................................................... 49
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 57
BIODATA PRAKTIKAN ......................................................................................... 58
iii
TUGAS PENDAHULUAN
1
2
MODUL 1
1. Laptop
2. Software proteus 8
3. Alat tulis
1 .3 Dasar Teori
Kata “dioda” adalah sebuah kata majemuk yang berarti “dua elektroda”,
dimana “di” berarti dua dan “oda” yang berarti elektroda. Dioda adalah
komponen yang berelektroda dua. Yang satu lapisan elektroda N (katoda) dan
lapisan P (anoda), dimana N berarti negatif dan P adalah positif. Dioda terbuat
dari bahan semikonduktor Germanium dan Silikon.
Dalam percobaan ini akan kita amati karakteristik Id terhadap Vd dari tiga
dioda yaitu: dioda Si, dioda Ge, dan dioda Zener. Dioda pertama dan kedua
adalah dioda umum yang berbeda berdasarkan bahannya (Germanium dan
Silicon). Dioda kedua adalah dioda zener yang dibuat khusus yaitu sebagai
penyetabil tegangan-tegangan DC. Dengan menggunakan rangkaian kit
3
praktikum yang tersedia, amati dan pahami tegangan nyala dioda (cut-in) dan
tegangan rusak (breakdown). Dari kurva karakteristik yang diperoleh dapat
juga kita hitung besarnya resistansi dinamis dioda pada suatu titik kerja di
kurva. Terakhir adalah mempelajari penggunaan dioda berdasarkan
karakteristik tersebut.
Salah satu kegunaan dioda adalah untuk penyearah, yaitu mengubah arus AC
(bolak-balik) menjadi arus DC (searah). Persamaan penyearah tegangan DC
yang dihasilkan oleh rangkaian penyearah dioda adalah:
4
Gambar 1.2 rangkaian percobaan karakteristik forward bias pada dioda junction
Gambar 1.3 rangkaian percobaan karakteristik reserve bias pada dioda junction
2. Hubungkan power supply, ampermeter, dan voltmeter untuk mengukur
arus yang melalui dioda D1.
3. Hubungkan voltmeter untuk mengukur tegangan pada resistor R1
4. Mengatur tegangan DC power supply dari 0 V sampai 20 V dengan
langkah sesuai dengan tabel observasi (atau sesuai petunjuk dosen).
5. Mengamati besarnya arus yang mengalir melalui dioda , tegangan diode
dan tegangan pada resistor (terlihat pada tampilan ampermeter), catat hasil
pengamatan tersebut pada tabel yang tersedia.
6. Ulangi prosedur pada percobaan reverse bias jika sudah melakukan
percobaan perubahan tegangan pada rangkaian forward bias.
7. Membuat karakteristik untuk jenis dioda tersebut.
5
Gambar 1.4 Rangkaian percobaan karakteristik forward bias pada dioda zener
Gambar 1.5 Rangkaian percobaan karakteristik reserve bias pada dioda zener
6
1.4.3 Percobaan penyearah setengah Gelombang
7
1.4.4 Percobaan penyearah gelombang penuh dengan dioda jembatan
8
1.4.5 Percobaan penyearah gelombang penuh dengan transformator center
tap
9
3. Menghubungkan titik G dan ground dengan oscilloscope,
jugachubungkan titik G dan F dengan multimeter digital untuk
mengukurcarus DC dan voltmeter pada beban untuk mengukur
tegangan beban.
4. Mengamati bentuk gelombang dan tegangan ripel pada
osciloscope,cdan juga amati besarnya arus yang mengalir dan
tegangan bebancpada multimeter digital dan catat hasilnya pada
lembar data.
5. Setelah itu, tekan saklar yang tersambung pada kapasitor
filtercseperti pada gambar 1.10, kemudian amati kembali
bentuk gelombangnya.
10
Tabel 1. Data hasil percobaan karakteristik dioda junction forward bias
11
Tabel 1.2 Data hasil percobaan karakteristik dioda junction reverse bias
C. Grafik percobaan
Gambar 1.14 grafik dioda junction forward bias dan junction reserve bias
12
bahwa arus pada dioda (Id), tegangan pada dioda (Vd) dan tegangan pada
resistor atau beban pada resistor (VR) ketika diberi tegangan dengan nilai
lebih dari 0 maka nilai dari tegangan yang terdapat pada dioda maupun
tegangan yang terdapat pada resistor serta arus dioda akan terus
mengalami peningkatan. Sedangkan pada dioda junction reserve bias atau
kondisi bias mundur justru menjadi tidak ada arus mengalir yang
melewatinya. Sebab tegangan positif dari sumber akan menarik elektron
pada N region, dan tegangan negatif sumber menarik hole pada P region
sehingga terjadi pelebaran pada daerah depletion layer yang menyebabkan
elektron dan hole akan sulit melewati junction sehingga dioda memiliki
nilai impedansi sangat tinggi yang dapat menyebabkan arus tidak dapat
mengalir pada diode. Namun apabila pada kondisi ini tegangan masuk
mencapai batas maksimum, maka terjadilah breakdown yang
mengakibatkan dioda dapat mengalami kerusakan.
13
Tabel 1.3 Data hasil percobaan karakteristik dioda zener forward bias
No. Tegangan Arus Dioda Tegangan Tegangan
Supply Id Dioda Vd Resistor
(volt) (mA) (Volt) VR
(Volt)
1 0 0 0 0
2 0,2 0,01 0,19 0,01
3 0,4 0,15 0,25 0,15
4 0,6 0,33 0,27 0,33
5 0,8 0,52 0,28 0,52
6 1 0,71 0,29 0,71
7 5 4,64 0,36 4,64
8 10 9,60 0,40 9,60
9 15 14,6 0,44 14,6
10 20 19,5 0,47 19,5
11 25 24,5 0,50 24,5
Gambar 1.16 percobaan hasil dioda zener reserve bias pada proteus
Tabel 1.4 data hasil percobaan karakteristik dioda zener reserve bias
14
1 0 0 0 0
2 1 0 -1 0
3 2 0 -2 0
4 5 -1,79 -3,21 -1,79
5 8 -4,75 -3,25 -4,75
6 10 -6,73 -3,27 -6,73
7 12 -8,71 -3,29 -8,71
8 15 -11,7 -3,31 -11,7
9 18 -14,7 -3,33 -14,7
10 25 -21,6 -3,38 -21,6
11 30 -26,6 -3,41 -26,6
Gambar 1.17 grafik karakteristik dioda zener forward bias dan reserve bias
15
Sehingga dengan kondisi ini dioda Zener digunakan untuk dioda
breakdown yang merupakan inti dari rangkaian penyetabil tegangan.
Gambar 1.18 simulasi penyearah setengah gelombang tanpa kapasitor filter di proteus
Gambar 1.19 simulasi penyearah setengah gelombang dengan kapasitor filter di proteus
Gambar 1.19 gelombang input sekunder transformator dengan & tanpa kapasitor filter
16
Gambar 1.20 gelombang output beban dengan dan tanpa kapasitor filter
C. Hasil Observasi
Penyearah 1⁄2 gelombang tanpa kapasitor filter
Tegangan Input AC (rms) Vrms : 6V
Tegangan Output DC VDC : 5.44 V
Arus DC:IDC : 544 µA
Tegangan Output AC (Ripple Voltage) Vr:
Vr : Idc / FC
: 544 ×10-6 / (1Hz) (0)
: Tidak terdefinisi
Ripple factor : Vr/VDC
: Tidak terdefinisi / 5.44
: Tidak terdefinisi
17
D. Analisis karakteristik keluaran percobaan penyearah setengah gelombang
Pada Percobaan ke tiga yaitu melakukan simulasi penyearah ½
gelombang dengan dua kondisi yang berbeda, yaitu pada kondisi
rangkaian penyearah ½ gelombang tanpa kapasitor filter dan pada kondisi
rangkaian penyearah ½ gelombang dengan kapasitor filter. Pada rangkaian
penyearah ½ gelombang tanpa kapasitor, jika dari sinus tanpa disertai
dengan adanya rangkaian, maka akan membentuk gelombang sinyal AC
atau arus bolak balik. Karena setelah melewati trafo, tegangan yang keluar
akan melewati dioda, pada kondisi inilah fungsi dioda sebagai penyearah
berjalan, sehingga gelombang seolah akan terpangkas menjadi satu
setengah siklus (positif atau negatif) yang kemudian sesuai fungsi
diodanya nya disebut sebagai penyearah setengah gelombang berjalan.
Sedangkan pada rangkaian penyearah ½ gelombang dengan kapasitor filter
bekerja untuk memblok komponen AC dari beban sehingga gelombang
yang dihasilkan memiliki bentuk garis lurus karena hasil dari tegangan DC
yang stabil dan hanya arus bolak balik.
Gambar 1.21 percobaan penyearah gelombang penuh tanpa kapasitor filter di proteus
18
Gambar 1.22 percobaan penyearah gelombang penuh dengan kapasitor filter di proteus
Gambar 1.23 gelombang input sekunder dengan dan tanpa kapasitor filter
Gambar 1.24 gelombang output beban dengan dan tanpa kapasitor filter
C. Hasil observasi
Penyearah gelombang penuh tanpa kapasitor filter
Tegangan Input AC (rms) Vrms : 6V
Tegangan Output DC VDC : 4.90V
Arus DC:IDC : 490µA
Tegangan Output AC (Ripple Voltage) Vr:
Vr : Idc / FC
19
: 490 × 10-6 / (1Hz) (0)
: tak terdefinisi
Ripple factor : Vr / VDC
: tak terdefinisi / 4.90V
: tak terdefinisi
20
1.5.5 Hasil percobaan penyearah gelombang penuh dengan center tap
A. Hasil simulasi pada proteus
Gambar 1.25 hasil percobaan penyearah gelombang penuh center tap tanpa
kapasitor filter di proteus
Gambar 1.25 hasil percobaan penyearah gelombang penuh center tap dengan
kapasitor filter di proteus
B. Grafik Percobaan
Gambar 1.27 gelombang input sekunder dengan dan tanpa kapasitor filter
21
Gambar 1.23 gelombang output beban dengan dan tanpa kapasitor filter
C. Hasil Observasi
Penyearah gelombang penuh center tap tanpa kapasitor filter
Tegangan Input AC (rms) Vrms :6V
Tegangan output DC VDC : 0,16 V
Arus DC: IDC : 16 μA
Tegangan Output AC (Ripple voltage) Vr :
IDC/fC : 16 x /1 x 0
: 0V
Ripple factor: (Vr/VDC) :
Vr/ VDC : 0 / 0,16V
: Tak hingga
22
Percobaan terakhir pada modul 1 ini adalah rangkaian penyearah
gelombang penuh dengan center tap. Pada percobaan penyearah
gelombang penuh dengan transformator center tap tanpa kapasitor,
menghasilkan tegangan DC dengan ripple yang lebih sedikit dibanding
penyearah setengah gelombang sehingga gelombang yang dihasilkan lebih
rapat yang dihasilkan dari penggabungan sinyal siklus positif dan sinyal
siklus sinus negatif yang telah dibalik menjadi siklus positif. Sedangkan
pada percobaan penyearah gelombang penuh dengan transformator center
tap dengan kapasitor menghasilkan gelombang rata dengan tegangan DC
yang stabil, hal ini dapat terjadi karena kapasitor filter berfungsi untuk
membolehkan komponen AC dan memblok komponen DC dari beban.
1.6 Kesimpulan
Setelah melakukan beberapa percobaan pada modul pertama tentang
karakteristik dioda, rangkaian penyearah dan filter. Maka dapat disimpulkan :
Dioda junction atau dioda biasa, pada kondisi forward bias (bias maju)
arus yang dihasilkan berupa arus DC yang nilainya lebih besar
dibandingkan pada kondisi reserve bias (bias mundur) arus yang
melewatinya kecil (=0) karena tidak arus yang melewatinya sehingga
mengalami breakdown
Dioda zener dapat menyalurkan arus listrik mengalir ke arah yang
berlawanan atau arus bolak balik jika tegangan yang diberikan
melampaui batas tegangan breakdown apabila berada pada kondisi
forward bias. Sedangkan pada kondisi bias mundur apabila terjadi
tegangan breakdown maka arus akan meningkat secara cepat
Rangkaian penyearah setengah gelombang tanpa kapasitor filter
membentuk gelombang AC yang seolah terpangkas dan menghasilkan
gelombang satu setengah siklus (positif atau negatif) sebagai penyearah
sedangkan pada rangkaian setengah gelombang dengan kapasitor filter
yang membedakan hanyalah arus yang dihasilkan yaitu berupa arus
searah (DC).
Rangkaian gelombang penuh juga melakukan dua kali percobaan yaitu
dengan dan tanpa kapasitor filter yang cara kerja nya pun akan sama
23
dengan rangkaian setengah gelombang dan yang membedakan hanyalah
gelombang yang dihasilkan memiliki dua siklus (positif dan negatif)
Rangkaian gelombang penuh dengan center tap menghasilkan tegangan
DC dengan ripple lebih sedikit pada kondisi tanpa kapasitor filter.
Namun pada kondisi dengan kapasitor filter menghasilkan gelombang
rata dengan tegangan DC yang stabil.
1.7 Saran
Setelah melakukan percobaan pada modul 1 mengenai karakteristik
dioda, penyearah dan filter, praktikan menyadari terdapat banyak
kekurangan ataupun kekeliruan sehingga untuk kedepannya disarankan
lebih teliti atau cermat dalam melakukan simulasi serta disarankan bisa
melakukan percobaan-percobaan lainnya yang berkatain dengan modul ini.
24
MODUL II
25
dengan prategangan, tegangan kerja awal) amatlah penting dan harus
dipahami dan dimengerti secara benar.
Daya disipasi maksimum dari transistor tersebut tidak boleh dilampaui karena
hal ini telah ditentukan oleh pabrik pembuat transistor tersebut yang dapat kita
lihat pada lembar data atau data sheet dari buku data tentang transistor.
Perilaku penguat transistor dapat dianalisa secara grafis dimana dengan
bantuan karakteristik IC-VCE di atas dan sebuah garis beban yang kita taris di
kurva tersebut dapat kita tentukan besar sinyal masukan Vi yang dapat
diberikan ke transistor. Garis beban dapat digambar melalui persamaan garis
beban. Persamaan garis tersebut diperoleh dari hukum persamaan Kirchoff.
26
Gambar 2.3 persamaan hukum kirchoff
27
2.5 Hasil dan Pembahasan
28
11. 20 20v 0.00 mA 16.8v -3.16 mA 14.2v -5.78 mA 11.9v -8.08 mA
29
2.5.4 Analisis karakteristik keluaran percobaan transistor bipolar
Pada modul kedua, praktikan hanya melakukan simulasi satu
rangkaian yaitu transisitor bipolar untuk kemudian dilakukan
pengukuran dengan Vcc sebagai sumber utama untuk pengujian dari
0V sampai 25V dan juga dilakukan pengukuran pada Vce dan Ib untuk
0μA hingga 30μA (kelipatan 10) yang hasil dari kedua pengukuran
tersebut dapat dilihat pada tabel 2.1 sehingga dapat dikatakan bahwa
semakin besar nilai pada Vcc, maka tegangan yang dihasilkan pada
Vce pun menjadi semakin besar. Namun berbeda dengan hasil
pengukuran pada Ib, semakin besar nilai Ib dan Vcc yang di alirkan
maka nilai arus pada Ic akan semakin menurun (bisa bernilai minus).
2.6 Kesimpulan
Kesimpulan pada percobaan ini adalah Transistor jenis bipolar
akan membentuk karakteristik yang dipengaruhi oleh nilai dan &
nilai dan sehingga semakin besar nilai pada Vcc, maka tegangan
yang dihasilkan pada Vce pun menjadi semakin besar. Dan pada Ib,
semakin besar nilai Ib dan Vcc yang di alirkan maka nilai arus pada Ic
akan semakin menurun (bisa bernilai minus).
2.7 Saran
Setelah melakukan percobaan dan pengukuran untuk mengetahui
karakteristik dari rangkaian transistor bipolar ini, maka praktikan
menyarankan untuk dapat melakukan percobaan-percobaan transistor jenis
lainnya untuk dapat menambah wawasan dan mengetahui karakteristik nya
30
MODUL III
PENGUAT BJT
3.1 Tujuan praktikum
1. Dapat memahami dan mempelajari dasar penguatan.
2. Dapat mencari impedansi masukan & keluaran pada sebuah penguat
transistor bipolar dengan konfigurasi CE (Common-Emitter).
3. Dapat menghitung penguatan tegangan pada suatu penguat transistor
bipolar.
1. Laptop atau PC
2. Software proteus
3. Alat tulis
31
lebih kecil daripada dua arus lainnya (IBIC) dan (IBIE). Penguat dengan
konfigurasi common base memiliki penguatan tegangan yang besar,
sedangkan penguatan arus dan penguatan daya rendah. Penguat dengan
konfigurasi ini termasuk penguat non-inverting sehingga V-In dan VOut-
satu fase.
32
Penguat common collector adalah penguat dimana kaki kolektor
transistor di ground-kan, lalu input di masukkan ke basis dan output
diambil pada kaki emitor dan penguat ini berkarakteristik sebagai penguat
arus. Rangkaian ini hampir sama dengan common emitor, tetapi output
diambil dari emitor. Input dihubungkan ke basis dan output dihubungkan
ke emitor. Rangkaian ini disebut juga dengan emitor follower (pengikut
emitor) karena tegangan output hampir sama dengan tegangan input. Pada
penguat transistor common collector arus kolektor mempunyai nilai yang
hampir sama atau mendekati nilai dari arus emitter (IC=IE). Penguat
dengan konfigurasi common collector memiliki penguatan arus yang
besar, sedangkan penguatan arus rendah dan penguatan daya sedang.
Penguat dengan konfigurasi ini termasuk penguat non-inverting.
Selain itu, pada rangkaian penguat BJT juga terdapat analisa DC dan AC.
Analisa DC digunakan untuk mancari titik kerja dari penguat yang akan di
analisa Untuk menganalisa DC maka sumber AC dimatikan dan semua
kapasitor di buat open circuit. Sedangkan analisa AC caranya dengan
mematikan sumber tegangan DC dan membuat short-circuit pada semua
kapasitor maka akan diperoleh rangkaian ekuivalen.
33
Gambar 3.2 rangkaian BJT
34
3.4.4 Percobaan respon frekuensi
35
Tabel 3.1 Tabel Percobaan Mencari Impedansi Masukan
R1 = 470 k Ω C2 = 10 uF
R1 = 56 k Ω C3 = 10 uF
R1 = 4,7 Ω Q = 2N3055
R1 = 47 Ω RV2 = 50% × 1kΩ = 500Ω
C1 = 10 uF
36
Berdasarkan percobaan dan hasil data yanng diperoleh nilai impedansi
keluaran lebih kecil dari pada nilai impedansi masukan yaitu sebesar
500 Ω ini berarti keluaran tersebut dapat menjadi sumber tegangan
yang baik dalam sebuah rangkaian penguat ini, karena impedansi
masukan dan keluaran dari sebuah rangkaian penguat berperan penting
dalam analisis dari karakteristik transfer penguat dengan hubungan
anatara arus input dan arus output.
R1 = 470 k Ω C2 = 10 uF
R1 = 56 k Ω C3 = 10 uF
R1 = 4,7 Ω Q = 2N3055
R1 = 47 Ω = 2,66 V
C1 = 10 uF = 1,32 V
37
Hasil tegangan tanpa beban sebesar 2,66 V yang menjadi nilai dua kali
lipat dari hasil tegangan dengan beban yaitu sebesar 1,32V maka
sinyal keluaran yang dihasilkan pada osiloskop memiliki bentuk yang
mirip sinyal kotak dengan tegangan puncak sebesar 12V yang dapat
dilihat pada gambar 3.4
Berikut hasil dari sinyal keluaran pada osiloskop yang dihasilkan dari
beberapa nilai frekuensi dari 100 Hz hingga 500KHz:
38
Gambar 3.5 Hasil Keluaran Sinyal 100 Hz
39
Gambar 3.8 Hasil Keluaran Sinyal 2 KHz
40
Gambar 3.11 Hasil Keluaran Sinyal 50 KHz
41
Gambar 3.14 Hasil Keluaran Sinyal 200 KHz
42
Berdasarkan percobaan yang dilakukan melalui pengujian data 100Hz
hingga 500KHz mendapatkan nilai yang tak konstan pada masing-masing
tegangan keluaran yang dihasilkan yang berpengaruh pada sinyal keluaran
yang dihasilkan oleh masing-masing nilai frekuensinya yang disebabkan
oleh faktor reaktansi kapasitif yang besar sehingga dapat diartikan jika
semakin rendah nilai frekuensi nya, maka penguatan semakin bertambah
dan jika semakin tinggi nilai frekuensi, maka penguatan semakin
menurun. Hal tersebut dapat terjadi karena “stray kapasitif (kapasitor liar)
yg semakin kecil (reaktansi kapasitif kecil)” yang dapat membebani
penguatan.
3.6 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, kesimpulan yang dapat
praktikan ambiil yaitu bahwa nilai impedansi masukan dan keluaran
menjadi sangat penting dalam mengalirkan arus pada masing-masing
penguat secara bersamaan untuk meminimalisir terjadinya distorsi sinyal
kemudian untuk Faktor Pengeluaran akan memiliki nilai setengah dari
resistor tanpa tegangan jika RV2 disetting sesuai dengan kebutuhan. Sinyal
yang telah dikuatkan akan memiliki bentuk seperti sinyal pulse atau sinyal
kotak dengan nilai besar tegangan sesuai dengan nilai . Serta untuk
respon frekuensi apabila semakin rendah nilai frekuensi, maka penguatan
semakin bertambah dan semakin tinggi nilai frekuensi maka penguatan
semakin menurun Hal tersebut dapat disebabkan oleh faktor reaktansi
kapasitif yang besar.
3.7 Saran
Setelah melakukan percobaan pada modul ini dapat disarankan untuk
Asisten praktikum supaya mengadakan pertemuan setiap sebelum
mengerjakan modul baru dan memberikan tutorial simulasi rangkaian di
proteusnya.
43
MODUL IV
a. Internal
Internal power supply adalah catu daya yang terintegrasi dan berada
di dalam motherboard atau chip induk sebuah perangkat. Sebagian
besar komputer desktop memiliki power supply internal yang
44
terhubung langsung ke motherboard. Selain komputer, amplifier &
CD/DVD player juga menggunakan jenis ini.
b. Eksternal
Power supply eksternal umumnya terpisah dari motherboard atau
chip induk dari perangkat elektroniknya. Anda bisa lebih mudah
melihat power supply ini secara fisik. Perangkat elektronik kecil
seperti laptop atau hard drive eksternal umumnya menggunakan
power supply eksternal untuk mengisi daya baterai yang ada di
dalamnya.
d. Regulated
Regulated power supply digunakan untuk menjaga stabilitas dan
jumlah tegangan dan energi listrik yang bisa diterima dan digunakan
sebuah perangkat. Salah satu contoh power supply regulated adalah
kepala charger handphone yang biasanya dibatasi dari 5 watt, 6 watt,
sampai 120 watt untuk menghindari overheating.
e. Unregulated
Unregulated power supply adalah tipe catu daya yang memungkin
pengguna untuk mengubah daya energi listrik sesuai kebutuhan. Jenis
catu daya yang ini umumnya dipasang pada perangkat dinamis yang
seringkali berubah dan tidak mempunyai sumber dan beban listrik
yang tetap.
45
4.4 Langkah percobaan
1. Buatlah sebuah rangkaian power supply seperti berikut:
2. Buatlah layout PCB dari rangkaian power supply yang sudah kalian buat
menggunakan fitur ARES di software proteus
3. Lakukan export PDF dan letakan gambar pada laporan kalian, kemudian
isi bagian analisa dengan penjelasan cara kerja power supply secara rinci
46
Gambar 4.2 hasil layout pcb yang sudah di export pdf
47
Tetapi keluaran dari rangkaian ini masih berbentuk gelombang setengah
sinusoidal. Sedangkan kita tahu bahwa sinyal listrik DC merupakan sinyal
yang konstan, hal itu berarti akan terlihat garis lurus ketika ditampilkan
dalam bentuk grafis. Karena tegangan listrik belum konstan, maka
tegangan tersebut perlu di filter agar lebih stabil.
4.6 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang dilakukan, dengan embuat sebuah rangkaian
power supply dengan komponen didalamnya seperti resistor, kapasitor,
transformator, dioda bridge, IC LM31T, dan potensio meter yang dirangkai
pada schematic kemudian dengan menggunakan fitur ARES dilanjut untuk
membuat jalur PCB juga bisa untuk melihat hasil desain 3D nya pada proteus
pada seperti hasil tampak 3D dari desain rancangan PCB, mempermudah
dalam membuat PCB karena proteus memiliki fitur Export PDF dengan
pengaturan yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan pengguna. Tetapi
proteus memiliki kekurangan yaitu ada beberapa komponen yang tidak
lengkap dengan package PCB nya sehingga kita harus membuat library nya
lagi untuk komponen yang tidak tersedia.
4.7 Saran
Diharapkan untuk praktikum berikutnya praktikan lebih bisa mendapatkan
pengarahan dan tutorial yang relevan dari asisten praktikum terkait percobaan-
percobaan yang dilakukan atau simulasi yang dikerjakan pada software
proteus supaya praktikan lebih bisa memahami.
48
POST TEST PRAKTIKUM
Selain itu, terdapat perbedaan antara dioda junction dan dioda zener yaitu
49
Dioda junction terbuat dari dua lapisan semikonduktor yang
memungkinkan arus untuk mengalir hanya dalam satu arah, sehingga
digunakan sebagai penyearah sedangkan dioda zener secara khusus
didoping untuk menstransmisikan arus dikedua arah sehingga sering
digunakan sebagai stabilisator tegangan.
50
3. Jelaskan arti dari grafik tersebut, dimulai dari istilah-istilah yang tertera pada
grafik sampai kegunaan grafik tersebut?
Jawab: Pada grafik tersebut memiliki tiga daerah, dengan pembagian meliputi:
Saturasi, yaitu sebuah kondisi transistor yang mengalir dengan
maksimum sehingga menyebabkan short antara emitor ke kolektor dan
menjadikan bernilai 0V pada saklar & vce yang terhubung
Daerah aktif, adalah sebuah kondisi transistor mengalir dari kolektor
ke emitor dengan memberikan prategangan maju pada kaki emitor dan
memberikan prategangan mundur pada kolektor. selain itu daerah ini
terletak antara saturasi dan daerah cut off.
Daerah cut off atau disebut juga daerah mati karena pada kondisi ini
transistor tidak bisa mengalirkan arus kemanapun yang menyebabkan
IC & IB bernilai nol.
51
5. Buatlah Desain PCB dari rangkaian berikut dengan jumper seminimal
mungkin dan papan PCB sekecil mungkin, cantumkan juga nama dan NPM
kalian pada sesain yang dibuat!
Jawab:
6. Jelaskan fungsi, manfaat dan cara kerja dari IC Regulator tegangan Seri
78XX(05/06/07/dst)!
Jawab : IC 78XX(05/06/07/dst) berfungsi sebagai IC pengatur tegangan
terintegrasi, yang memiliki manfaat IC 7805 dapat menyediakan hingga 1,5
Ampere saat ini (dengan pendingin), Memiliki fitur pembatas arus internal &
52
penutupan termal. Dan cara kerjanya yaitu karean pemeran penting dari 7805
IC adalah transistor (Q16) yang mengontrol arus antara input dan output
sehingga akan mampu mengendalikan tegangan output. Dan referensi celah
pita (kuning) menjaga tegangan stabil sehingga dibutuhkan tegangan output
yang diskalakan sebagai input (Q1 dan Q6) dan memberikan sinyal kesalahan
(ke Q7) untuk indikasi jika tegangan terlalu tinggi atau rendah. Tugas utama
celah pita adalah untuk memberikan referensi yang stabil dan akurat,
meskipun suhu chip/kepingan berubah.
53
8. Buatlah kesimpulan praktikum dari modul 1 hingga 4 menggunakan bahasa
mu, sertakan juga manfaat mengikuti praktikum pada kebutuhan dunia
Industri elektronika!
Jawab: Pada modul pertama pembahasan masih dasar tentang pengenalan
dioda junction dan dioda zener yang kemudian diaplikasikan pada rangkaian
penyearah setengah gelombang & penyearah gelombang penuh untuk
mengetahui cara kerja pada forward bias dan reserve bias, serta untuk
memahami perbedaan yang terjadi antara dioda junction dengan dioda zener
pada percobaan rangkaian yang sama dan dengan kondisi yang sama.
Lalu untuk modul ketiga percobaan penguat BJT, praktikan dibawa untuk
memahami dan mempelajari dasar penguatan serta untuk mencari impedansi
masukan & keluaran pada sebuah penguat transistor bipolar dengan
konfigurasi CE (Common-Emitter). kemudian dilakukan beberapa percobaan
seperti mencari impedansi masukan, mencari impedansi keluaran, mencari
faktor penguatan dan mencari respon frekuensi yang didalamnya juga terdapat
untuk menghitung penguatan tegangan pada suatu penguat transistor bipolar.
54
karakteristik dari beberapa rangakaian dan mengetahui prinsip kerja serta
pengaplikasiannya pada sebuah rangkaian yang kedepannya dalam dunia
industri elektronika pasti dijumpai.
9. Sebutkan warna warna pada resistor dan jelaskan cara melakukan pembacaan
nilai pada resistor serta apa perbedaan pembacaan dari resistor dengan 4
Gelang warna dan resistor dengan 5 Gelang warna!
Jawab: warna-warna pada resistor dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Nilai hambatan dari resistor tetap ini ditentukan oleh tebal dan panjangnya
lintasan dari bahannya. Panjang lintasan tergantung dari berapa panjang alur
dari lintasan resistor tersebut yang berbentuk spiral.
Pembacaan nilai pada resistor dapat dibaca atau dilihat dari warna yang
terdapat pada gelang-gelang warna pada bagian luar badan dari resistor
tersebut. Kode warna yang terdapat pada resistor menyatakan nilai tahanan
(resistansi) dan toleransi dari resistor tersebut. Semakin kecil nilai toleransi
dari suatu resistor maka akan semakin baik, dikarenakan nilai tahanan resistor
yang dibaca menurut kode warna tersebut akan mendekati nilai tahanan dari
resistor sebenarnya.
Pembacaan resistor 4 gelang warna :
1. Gelang pertama menunjukkan angka pertama dari nilai tahanan
2. Gelang kedua menunjukkan angka kedua dari nilai tahanan
3. Gelang ketiga menunjukkan faktor pengali
55
4. Gelang keempat menunjukkan nilai toleransi
10. Sebutkan warna warna pada LED beserta bahan semi konduktornya serta
Jelaskan bagaimana cara menghitung nilai resistor untuk LED!
Jawab:
Warna LED Bahan semikonduktor
Merah Galium Arsenide Phosphide (GaAsP)
Infra Merah Galium Arsenide (GaAs)
Jingga Galium Arsenide Phosphide (GaAsP)
Kuning Galium Arsenide Phosphide Nitride (GaAsP:N)
Hijau Aluminium Galium Phosphide (AlGaP)
Biru Silikon Carbide (SIC)
Putih Galium Indium Nitride (GainN)
Cara menghitung nilai resistor pada LED menggunakan rumus dibawah ini :
Keterangan :
R = Nilai Resistor yang diperlukan (dalam Ohm (Ω))
VS = Tegangan Input (dalam Volt (V))
VL = Tegangan LED (dalam Volt (V))
I = Arus Maju LED (dalam Ampere (A))
56
DAFTAR PUSTAKA
[5] Sulistiyawati Dewi, K., Almira, L., & Fatimah, I. KARAKTERISTIK DIODA
(E9).
[6] Pramono, M. E., Pribadi, R. G., & Indarto, B. Karakteristik Dioda (E10).
[7] Handoko, H., Suharto, H., & Kristiadjie, H. (2017). Alat Ukur Karakteristik
Kurva Bipolar Junction Transistor Berbasis Personal Computer. TESLA:
Jurnal Teknik Elektro, 17(1), 52-68.
57
BIODATA PRAKTIKAN
1.1 Pembimbing Praktikum
No. Nama Posisi Kontak
1. Lela Nurpulaela Dosen Pengampu Lela.nurpulaela@ft.unsika.a
c.id
2. Ridwan Satrio H Asisten Ridwan.satrio18117@stude
Praktikum nt.unsika.ac.id
3. Yogi Alfian Asisten alfiansaputrayogi@gmail.com
Saputra Praktikum
58