EFFISIENSI
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Mesin Listrik III
Semester Ganjil Tahun Akademik 2018/2019
Dosen Pembina:
Dhimas Dhesah Kharisma S.T.,M.T
Oleh :
Ayun Sonia 1731120132
Shafira Irmadhani Hidayat 1731120089
Ahmad Nuruddin Hamid 1731120116
Aldy Annas Prambudi 1731120109
Ilman Bagus Prakoso 1731120120
Jihan Nur Aini 1731120112
Siti Masadah Salafia 1731120087
DIII TEKNIK LISTRIK 2E
I. Tujuan
Untuk mengetahui :
1. Bagaimana cara mengoperasikan motor induksi 3 fasa.
2. Cara pengaturan kecepatan motor induksi 3 fasa.
3. Cara mendapatkan karakteristik karakteristik sebagai berikut :
- Karakteristik kecepatan
- Effisiensi motor induksi
Pin = Pr + Pt
2 πNr
Pout = .M
60
Effisiensi dari suatu motor adalah rasio dari daya output (Pout) dengan daya input
(Pin) sebagai berikut :
Pout
η¿ x 100%
Pin
Perhitungan Effisiensi diatas menggunakan cara pengukuran effisiensi secara
langsung (direct method) dan berlaku untuk motor dengan daya di bawah 400 W
(Standard Terco).
RB : Load resistor TB 40
I2 : Ammeter 20-0-20, TI 08
S : Switch TO 30
V. Prosedur Percobaan
A. Tanpa Beban
1) Mencatat name plate dari motor yang akan dicoba.
2) Membuat rangkaian seperti terlihat pada diagram rangkaian dan mengatur
hubungan motor menjadi hubungan delta.
3) Melepaskan hubungan antara poros motor motor dengan rangkaian torsi meter
untuk mendapatkan keadaan tanpa beban dan melaksanakan prosedur starting
motor induksi sbb :
a) Mengatur Rotor Starter (R2) pada posisi tahanan maksimum untuk
meminimalisasi arus starting motor induksi.
b) Meng-On-kan tegangan supply variable dan mengatur sampai mencapai
tegangan nominal motor.
c) Mengatur Rotor Starter (R2) pada posisi tahanan minimum untuk
meminimalisasi rugi motor di bagian rotor motor induksi.
4) Mengukur kecepatan dengan menggunakan Tachometer Digital dan
mengamati semua hasil pengukuran dari alat ukur yang terpasang.
5) Menghitung besarnya frekuensi rotor
2 π . Nr
P.out = .M
60
2.3,14 .1492
= .0
60
=0W
P . out
Ƞ =
P .∈¿ ×100 % ¿
0
= ×100 %
320
=0%
P1 I2
=
P2 I1
0 I2
=
320 0,2
I2 =0A
( P r – P t)
tgꝊ =
(P r + P t)
−1080
=
320
= - 3,375
2. Beban Kedua
Pin = Pr + Pt
= -210 + 830
= 620 W
2 π . Nr
P.out = .M
60
2.3,14 .1482
= .2
60
= 310,389 W
P . out
Ƞ =
P .∈¿ ×100 % ¿
310,389
= ×100 %
620
= 0,5 %
P1 I2
=
P2 I1
620 I2
=
310,389 2
I2 = 3,98 A
( P r – P t)
tgꝊ =
(P r + P t)
−830
=
620
= - 1,667
3. Beban Ketiga
Pin = Pr + Pt
= -30 + 940
= 910 W
2 π . Nr
P.out = .M
60
2.3,14 .1472
= .4
60
= 616,59 W
P . out
Ƞ =
P .∈¿ ×100 % ¿
616,59
= ×100 %
910
= 0,678 %
P1 I2
=
P2 I1
910 I2
=
616,59 3
I2 = 4,42 A
( P r – P t)
tgꝊ =
(P r + P t)
−940
=
910
= - 1,065
4. Beban Keempat
Pin = Pr + Pt
= 130 + 1100
= 1230 W
2 π . Nr
P.out = .M
60
2.3,14 .1461
= .6
60
= 917,973 W
P . out
Ƞ =
P .∈¿ ×100 % ¿
917,973
= ×100 %
1230
= 0,746 %
P1 I2
=
P2 I1
1230 I2
=
917,973 6,3
I2 = 8,4 A
( P r – P t)
tgꝊ =
(P r + P t)
−1100
=
1230
= - 0,788
5. Beban Kelima
Pin = Pr + Pt
= 310 + 1300
= 1610 W
2 π . Nr
P.out = .M
60
2.3,14 .1447
= .8
60
= 1212,236 W
P . out
Ƞ =
P .∈¿ ×100 % ¿
1212,236
= ×100 %
1610
= 0,753 %
P1 I2
=
P2 I1
1610 I2
=
1212,236 7
I2 = 9,29 A
( P r – P t)
tgꝊ =
(P r + P t)
−990
=
1610
= - 0,614
Pada data percobaan diatas, ketika torsi pada nilai 0 Nm, nilai dari N nya
adalah 1492 rpm merupakan N terbesar pada percobaan 1 karena tidak memiliki
beban dan effisiensinya 0. Pada saat torsi pada nilai 2 Nm, kecepatannya menurun
menjadi 1482 rpm dan effisiensinya 0,5%. Pada saat torsi pada nilai 4 Nm,
kecepatannya menurun lagi menjadi 1472 rpm dan effisiensinya bertambah
menjadi 0,678%. Kemudian, ketika torsi pada nilai 6 Nm, kecepatan turun menjadi
1461 dan effisiensinya bertambah menjadi 0,746%. Ketika torsi pada nilai 8 Nm,
kecepatan menurun menjadi 1447 rpm dan effisiensinya menjadi 0,753%. I
sebanding dengan torsi (τ~I2), jadi semakin besar torsi yang diberikan maka
semakin besar pula I yang terukur pada amperemeter. Jika dilihat berdasarkan
tabel maka, semakin besar daya maka semakin besar pula torsi. Namun, torsi
berbanding terbalik dengan kecepatan (rpm) semakin besar torsi maka putaran
rotor akan semakin lambat begitu pula sebaliknya. I sebanding dengan P namun
berbanding terbalik dengan eff, dan cos phi. Dapat kita simpulkan bahwa semakin
besar daya yang diberikan maka semakin besar pula I yang mengalir dan semakin
besar I yang mengalir maka eff, cos phi akan semakin kecil. Begitu pula
sebaliknya.
Jawaban
1.
Motor yang digunakan adalah motor asinkron slip ring dengan daya
1,5kW.
Putaran motor = 1440 r/min.
Frekuensi = 50Hz.
IP 23
First Digit-Solids (2) Dilindungi dari sentuhan dengan jari-jari dan objek
yang lebih besar dari 12milimeter
Second Digit-liquids(3)
Terlindung dari semprotan air kurang dari 60° dari vertikal
Hubungan Y dengan tegangan 380V dan arus yang mengalir sebesar 4A.
Hubungan D dengan tegangan 220V dan arus yang mengalir sebesar 7A.
Hubungan yang digunakan pada praktikum ini adalah delta. Karena motor
akan bekerja maksimal pada hubungan delta.
Hubungan sekunder dengan tegangan 320V dan arus yang mengalir
sebesar 3,3A.
IEC 34-1
Sebuah standar yang mengatur rotating equipment bertenaga listrik
30 min kont
Intermittent duty (30)
Motor dirancang untum dioprasikan dengan waktu 30 menit, kemudian
distop dengan waktu tertentu untuk kesempatan pendinginan, kemudian
dijalankan lagi
Duty continue (kont)
Motor dirancang dapat dan tahan dioprasikan secara terus menerus
1,450
1,400
1,350
1,300
1,250
0 2 4 6 8
Grafik I = f (V)
8
7
6
5
4
1
0
10 20 30 40 50 60 70 80 90
0.8
0.7
0.6
ɳ (%)
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
310,389 616,5 917,97 1212,23
Pout
9 (W) 3 6