Anda di halaman 1dari 29

PANDUAN PRAKTIKUM

MEKANIKA FLUIDA DAN HIDROLIKA

TAHUN 2023

NAMA :
NIM :
KELOMPOK :

LABORATORIUM TEKNIK
Universitas Batanghari
BAB I

ALIRAN AIR PADA SALURAN TERBUKA

1. Pendahuluan
Saluran yang mengalirkan air dengan suatu permukaan bebas disebut saluran terbuka.
Contoh dari saluran terbuka adalah sungai, saluran irigasi, drainase dan saluran – saluran
lain yang bentuk dan kondisi geometri nya bermacam – macam. Secara singkat dapat
disimpulkan bahwa tipe aliran saluran terbuka adalah :

1.1. Aliran Tetap ( Steady Flow )


Aliran dalam saluran terbuka dikatakan tetap ( steady ) bila kedalaman aliran tidak
berubah atau dapat dianggap konstan selama jangka waktu tertentu.
1. Aliran Seragam ( Uniform Flow )
Aliran terbuka dikatakan seragam bila kedalaman aliran sama pada setiap penampang
saluran.
2. Aliran Tidak Seragam ( Nonuniform Flow ) atau Aliran Berubah – ubah (Varied Flow)
Aliran tidak seragam terdiri dari :
a. Aliran tetap berubah lambat laun ( Gradually Varied Flow )
b. Aliran tetap berubah dengan cepat ( Rapidly Varied Flow )

1.2 Aliran Tidak Tetap ( Unsteady Flow )


Aliran dikatakan tak tetap ( unsteady ) bila kedalaman nya berubah sesuai dengan waktu.
Aliran tidak tetap terdiri dari :
1. Aliran Seragam Tidak Tetap ( Unsteady Uniform Flow ) Aliran ini hampir tidak
pernah terjadi.
2. Aliran Tidak Tetap dan Berubah – ubah ( Unsteady Varied Flow ) Aliran tidak tetap
terdiri dari :
a. Aliran tidak tetap berubah lambat laun ( Gradually Varied Unsteady Flow )
b. Aliran tidak tetap berubah dengan cepat ( Rapidly Unsteady Varied Flow )

Laporan Praktikum Mekanika Fluida (Kelompok 1) | 1


1.3 Current Meter

Current meter atau dikenal juga dengan alat ukur arus, biasanya digunakan untuk
mengukur aliran pada air rendah. Alat ini merupakan alat pengukur kecepatan yang
paling banyak digunakan karna memberikan ketelitian yang cukup tinggi.Kecepatan
aliran yang diukur adalah kecepatan aliran titik dalam satu penampang aliran
tertentu.Prinsip yang digunakan adalah adanya kaitan antara kecepatan aliran dengan
kecepatan putar baling - baling current meter.

Dari kecepatan yang didapatkan dari alat ukur arus, maka akan didapatkan debit pada
suatu aliran tersebut. Pengukuran debit pada aliran air ini (saluran atau sungai)
memerlukan 2 pengukuran yaitu luas penampang aliran dan kecepatan aliran.
Pengukuran luas penampang sungai dapat dilakukan dengan mudah apabila lokasi stasiun
telah ditetapkan dan dilakukan.

Perbedaan aliran tetap dan aliran tidak tetap: WAKTU sebagai ukuran. Dikatakan aliran
tetap bila kedalaman aliran tidak berubah atau konstan selama jangka waktu tertentu.
Perbedaan aliran seragam dan aliran berubah : RUANG sebagai ukuran. Dikatakan aliran
seragam bila kedalaman sama atau konstan pada setiap penampang saluran.

2. Tujuan Percobaan
Percobaan ini bertujuan untuk :
1. Praktikan dapat menemukan kedalaman normal dan kedalaman kritis aliran air
pada saluran terbuka,
2. Praktikan dapat mengetahui jenis aliran pada saluran terbuka.

Laporan Praktikum Mekanika Fluida (Kelompok 1) | 2


3. Alat – alat Praktikum
Pada percobaan ini akan digunakan alat – alat sebagai berikut :
1. Saluran Terbuka dengan Keseluruhan Sisis dari Kaca
2. Bak Air
3. Pompa Centrifugal
4. Pelimpah
5. Stopwatch
6. Mistar

4. Prosedur Percobaan
1. Siapkan alat yang akan digunakan pada praktikum ;
2. Hidupkan pompa kemudian atur besaran debit dengan mengatur bukaan keran
inlet;
3. Setelah menetapkan aliran konstan, matikan pompa;
4. Catat lebar dasar saluran air dari jarak tiap segmen saluran yang sudah
ditentukan;
5. Hidupkan kembali alat tanpa mengubah pompa pengatur debit;
6. Hitung kecepatan menggunakan current meter pada saat air mengalir dari hulu
sampai hilir;
7. Pasang pelimpah pada bagian hilir saluran, lalu ukur kedalaman air untuk jarak
dan kedalaman yang sudah ditentukan;
8. Gambar sketsa profil muka air sepanjang saluran dan pastikan posisi loncatan air;
9. Matikan pompa, tutp keran pemasukkan air dan keluarkan air dari dalam alat dan
simpan kembali alat – alat yang sudah dipakai.

5. Data dan Hasil Percobaan


Dimensi saluran :
Lebar saluran (b) = 0,0905 m
Panjang dasar saluran (L) = 4,85 m
Koefisien kekasaran manning (n) = 0,013
Kecepatan Current Meter (v) = 0,408 m/s
Tabel 1.1 Data hasil pengukuran lebar dan kedalaman saluran

Laporan Praktikum Mekanika Fluida (Kelompok 1) | 3


Lebar Kedalaman Luas
Segmen (m) (m) (m²)
1 0,085 0,045 0,00435
2 0,09 0,04 0,00391
3 0,1 0,035 0,0035
4 0,092 0,03 0,003128
Rata - Rata 0,0905 0,0415 0,0037

Tabel 1.2 Data hasil pembacaan kedalaman air normal dari pelimpah
Pelimpa Kedalaman Air (m) Jarak Muka Air Dari Pelimpah (m)
h
1 0,056 0,715
2 0,061 1,82
3 0,068 3,06

Tabel 1.3 Data hasil pembacaan jarak muka air normal dari pelimpah
Pelimpa Titik Tinjau Dari Pelimpah (m) Kedalaman (m)
h
1 0,032 0,056
2 0,036 0,061
3 0,038 0,068

6. Analisi Data
6.1 Menentukan Jenis Aliran
1. Luas Penampang Basah (A)
Diketahui :
a. Lebar saluran rata-rata (b) = 0,0905 m
b. Kedalaman rata-rata (y) = 0,0415 m
c. Menghitung luas penampang basah (A)
A=bxy = 0,0905 x 0,0415
= 0,003756m2
2. Kecepatan Current Meter (v) = 0,408 m/s
3. Debit Aliran (Q)
Diketahui :
a.Keceptan Aliran (v) = 0,408 m/s
b.Luas Penampang Basah (A) = 0,003756 m2

Laporan Praktikum Mekanika Fluida (Kelompok 1) | 4


Menghitung debit (Q)
= 0,408 x 0,003756
= 0,0015324 m³/s

4. Kemiringan Dasar Sungai (Io)


a Luas penampang basah (A) = 0,003756 m²
b Keliling basah (P)
P = b + 2.y = 0,0905 + 2 x 0,0415
= 0,1735 m
c. Jari – jari hidraulis (R)
0,003756
R= = 0,1735
= 0,02165 m
d. Koefisien kekasaran manning (n) = 0,013
Menghitung Kemiringan Dasar Saluran (Io)
0,408
V ( )2
Io=( )2 = 1
2
1 . 0,02165 3
. R 2/3 0,013
n
= 0,004662 m
5. Kedalaman Normal (yn)
Dengan menggambarkan metode trial and error atau dengan bantuan perangkat solver
maka dapat ditentukan nilai yn untuk setiap ruas saluran
sebagai berikut.
Diketahui :
a. Debit aliran (Q) =0,0015324m³/s
b. Lebar saluran rata-rata (b) = 0,0905 m
c. Kemiringan dasar saluran = 0,004662 m
Kedalamana normal dihitung dengan persamaan Manning :

Q 1 b x yn 2
yn .b
= n X ( 2. yn+b ) 3 X Io1/2

Rumus kiri = Rumus kanan

0,0015324 1 Laporan Praktikum


0,0905 x 0,0415 2
Mekanika Fluida (Kelompok
= X ( 2 x 0,0415+0,0905 ) 3 X 0,004662 1/21) | 5
0,0415 x 0,0905 0,0130
0,4079 = 0,4079 ( selisih0,000 0)

Rumus Kiri = Rumus Kanan

yn kiri kanan selisih


0,04149 0,408073 0,407930
4 4 1 0,0001
0,04149 0,408063 0,407933
5 5 5 0,0001
0,04149 0,408053 0,407936
6 7 9 0,0001
0,04149 0,408043 0,407940
7 9 3 0,0001
0,04149 0,407943
8 0,408034 8 0,0001
0,04149 0,408024 0,407947
9 2 2 0,0001
0,408014 0,407950
0,0415 4 6 0,0001
0,04150 0,408004
1 5 0,407954 0,0001
0,04150 0,407994 0,407957
2 7 4 0,0000
0,04150 0,408004 0,407967 4,73E-
3 7 4 05

6. Kedalaman Kritis (yc)


Kedalaman kritis pada saluran dapat dihitung berdasarkan perhitungan berikut:
a. Debit aliran (Q) =0,0015324m³/s
b. Lebar saluran(b) = 0,0905 m
c. Percepatan gravitasi (g) = 9,81 m/s2
Menghitung kedalaman kritis (yc)

Laporan Praktikum Mekanika Fluida (Kelompok 1) | 6



2
0,0015324
3 ( )
= 0,0905
9,81

= 0,0308 m
7. Jenis Saluran
Jenis saluran ditentukan dengan membandingkan kedalaman normal (yn)
dengan kedalaman kritis (yc)
Diketahui
a. kedalaman normal (yn) = 0,0415 m
b. kedalaman kritis (yc) = 0,0308 m
Karena nilai yn lebih besar ( > ) dari yc , maka salurannya mengalir

8. Jenis Aliran
Jenis aliran ditentukan berdasarkan bilangan froude.
Diketahui
a. Kecepatan (v) = 0,408 m/s
b. Percepatan gravitasi (g) = 9,81 m/s²
c. Luas penampang basah (A) = 0,003756 m2
d. Lebar saluran (b) = 0,0905 m

Menghitung Bilangan Froude (Fr):

0,408
= √ 9,81.0,003756 /0,0905

= 0,6394 m

Tabel 1.4 Jenis aliran pada pelimpah 1, 2, 3 berdasarkan jarak


Kedalaman Jarak b A v Q Jenis
No Fr
(m) (m) (m) (m²) (m/detik) (m³/detik) Aliran
1 0,056 0,032 0,0905 0,005 0,408 0,0021 0,548 SUBKRITIS
1 7
2 0,061 0,036 0,0905 0,005 0,408 0,0022 0,528 SUBKRITIS
5 4
3 0,068 0,038 0,0905 0,006 0,408 0,0278 0,497 SUBKRITIS
2 7

Laporan Praktikum Mekanika Fluida (Kelompok 1) | 7


Tabel 1.5 Jenis aliran pada pelimpah 1, 2, 3 berdasarkan kedalaman

Jarak Kedalaman b A v Q
No Fr
(m) (m) (m) (m²) (m/detik) (m³/detik) Jenis Aliran
1 0,032 0,056 0,0905 0,0029 0,408 0,0012 0,7277 SUBKRITIS
2 0.,036 0,061 0,0905 0,0033 0,408 0,0135 0,6822 SUBKRITIS
3 0,038 0,068 0,0905 0,0034 0,408 0,0016 0,9797 SUBKRITIS

Keterangan :

Jarak : jarak muka air dari pelimpah

Kedalaman : kedalaman normal air dari pelimpah

b : lebar saluran rata-rata (b)

A : luas penampang basah (A = b x y)

v : kecepatan current meter (v)

Q : debit aliran (Q = v x A)

Fr : froude ( )

Jenis aliran : Fr = 1 → KRITIS

Fr < 1 → SUB KRITIS

Fr > 1 → SUPER KRITIS

Laporan Praktikum Mekanika Fluida (Kelompok 1) | 8


BAB II

LONCATAN AIR PADA SALURAN TERBUKA

2.1. Pendahuluan

Pada saluran terbuka, bila kedalaman aliran mengalami perubahan, maka


permukaan air pun turut mengalami perubahan.Perubahan yang cepat pada kedalaman
aliran dari kedudukan yang rendah ke dudukan yang tinggi adalah merupakan peristiwa
dalam hidraulika.Peristiwa seperti ini dalam hidraulika disebut air loncat atau Hidrolic
Jump dan alirannya dapat digolongkan dalam aliran berubah cepat (Rapidly Varied
Flow). Hal ini akan terjadi jika pada aliran tersebut mengalami gangguan didalam
pengalirannya. Misalnya dengan adanya pemasangan pintu sorong (penyekatan).Pintu
sorong adalah skat yang dapat diatur bukaanya.Pada bangunan air, Aplikasi pintu sorong
adalah pintu pembilas.Fungsinya yaitu untuk memcegah sedimen layang masuk kedalam
pintu pengambilan (intake) dan membilas sedimen yang menghalangi aliran.

Laporan Praktikum Mekanika Fluida (Kelompok 1) | 9


Aliran setelah pintu sorong mengalami perubahan kondisi subkritis ke superkritis.
Di lokasi yang lebih hilir terjadi peristiwa yang disebut air loncat/ lompatan hidraulik
(Hidrolic Jump).Air loncatan memiliki loncatan aliran yang menggerus.Adanya pintu
sorong. Mengakibatkan kemungkinan terjadinya gerusan pada saluran dihilir pintu
sorong.Oleh karena itu, diperlukan perhitungan untuk desain saluran agar tahan terhadap
gerusan air akibat adanya pintu sorong.Dalam percobaan ini akan Mengamati Panjang
Loncatan juga tinggi loncatan yang diakibatkan oleh bukaan pintu sorong.

Kebutuhan air bagi kepentingan manusia semakin meningkat sehingga perlu


dilakukan penelitian atau penyelidikan masalah ketersediaan air sungai dan kebutuhan
area disekelilingnya agar pemanfaatan dapat digunakan secara efektif dan efisien,maka
dibuatlah dengan pembangunan sebuah bendung. Bendung (Bangunan Sadap) atau Weir(
Diversion Structure) merupakan bangunan (Komplek Bangunan) melintasi sungai yang
berfungsi meninggikan elevasi air sungai dan membelokan air agar dapat mengalir
kesaluran dan masuk ke sawah untuk keperluan irigasi.

Difinisi bendung menurut ARS Group, 1982, Analisa Upah Dan Bahan BOW
Burgerlijke Openbare Werken), Bendung adalah bangunan air (beserta kelengkapanya)
yang dibangun melintang sungai atau pada sudetan untuk meninggikan taraf muka air
sehingga dapat dialirkan secara grafitasi ketempat yang membutuhkanya.

Berdasarkan Standar Nasional Indonesia/ SNI 03-2401-1991 tentang Pedoman


Perencanaan Hidrologi dan Hidraulika untuk Bangunan di Sungai, bendung adalah
bangunan yang dapat didesain dan dibangun sebagai bangunan tetap, bendung gerak, atau
kombinasinya dan harus dapat berfungsi untuk mengendalikan aliran dan angkutan
muatan disungai sedemikian sehingga dengan menaikan muka airnya, air dapat
dimanfaatkan secara efisien sesuai dengan kebutuhanya. Fungsi bendung yaitu sebagai
berikut:

1. Untuk kebutuhan irigasi


2. Untuk kebutuhan air minum
3. Sebagai pembangkit energi
4. Pembagi atau pengendali banjir
5. Dan sebagai pembilas pada berbagai keadaan debit sungai

Laporan Praktikum Mekanika Fluida (Kelompok 1) | 10


Pada percobaan ini ada beberapa rumus yang akan digunakan untuk menghitung gaya-
gaya yang bekerja pada pintu sorong dan koefisien-koefisien lainya. Antara lain
bersamaan Kontinuitas, Hukum bernaulli dan Persamaan momentum.

2.2. Tujuan Percobaan


Percobaan ini bertujuan untuk:
1. Praktikan dapat memahami fenomena loncat air yang terjadi di hilir pintu air dan
bendung.
2. Praktikan dapat menentukan tipe loncatan air yang terjadi pada pintu air dan
bendung
3. Praktikan dapat menentukan kedalaman normal dan kedalaman kritis aliran air
disaluran terbuka dengan pintu air dan bendung.
4. Praktikan mampu menggambarkan profil muka air sepanjang saluran.

2.3. Alat – alat Pratikum


Pada percobaan ini akan digunakan alat – alat sebagai berikut :
1. Bak Air
2. Saluran terbuka dengan keseluruhan sisi dari kaca
3. Pompa sentrifugal
4. Pintu air
5. Bendung
6. Mistar
7. Stopwatch
2.4. Prosedur percobaan
Posedur percobaan pada praktikum ini yaitu:
1. Siapkan alat yang akan digunakan pada praktikum
2. Hidupkan pompa, kemudian atur besaran debit dengan cara mengatur bukaan
keran inlet
3. Setelah menetapkan besarannya debit yang akan digunakan, matikan pompa
4. Catat lebar dasar saluran air dari jarak tiap segmen saluran yang sudah ditentukan
5. Hitung kecepatan dengan cara menghitung waktu pada saat air mengalir mengalir
dari hulu sampai hilir.
6. Pasang pintu air, dan sisipkan malam di sisi sampingnya agar air tidak rembes
7. Hidupkan kembali alat tampa mengubah pompa pengatur debit

Laporan Praktikum Mekanika Fluida (Kelompok 1) | 11


8. Ukur tinggi bukaan pintu air dan catat ketinggian y1, y2 dan y2’;
9. Setelah percobaan pintu air lakukan langkah 6 sampai 8 dengan menggunakan
bendung
10. Gambar sketsa profil muka air sepanjang saluran dan pastikan posisi loncatan air
11. Matikan pompa,tutup keran pemasukan air dan keluarkan air dari dalam alat dan
simpan kembali alat-alat yang dipakai.

2.5. Data dan Hasil Percobaan Dimensi saluran:


Lebar saluran (b) = 0,0905 m
Panjang dasar saluran (L) = 4,85 m
Koefesien kekasaran manning (n) = 0,013
Tinggi bukaan pintu air = 0,04 m
Tinggi bendung = 0,10 m
Waktu pengaliran(t)/v curren meter = 0,408 m/s

Tabel 2.1 Pembacaan elevasi muka air pada saluran terbuka.


Titik Tinjau Kedalaman Muka Air
Posisi
(m) (m)
Pintu air Bendung Pintu Air Bendung Pintu Air Bendung
y1 (sebelum) y (sebelum) 0,300 0,015 0,200 0,155
y2 y2 0.560 0,800 0,183 0,055
y2' y2' 1.170 1,080 0,169 0,055

2.6. Analisis Data


2.6.1. Menentukan jenis aliran
1. Kecepatan Aliran
current meter ( v) = 0,408 m/s

2. Kemiringan Dasar Saluran ( Io )


a. Luas penampang basah ( A ) = 0,0056 m²
b. Keliling basah ( P ) = 0,1736 m
c. Jari-jari hidraulis ( R ) = 0,0216 5m

Laporan Praktikum Mekanika Fluida (Kelompok 1) | 12


d. Koefesien Kekasaran Manning (n) = 0,013

Menghitung kemiringan Dasar Saluran (Io)

0,408
( )2
1
Io = .0,02165 2/3
0,013

= 0,004662 m

3. Debit Aliran ( Q ) Diketahui:


a. Kecepatan Aliran
vcurren meter = 0,408 m/s
b. Luas penampang basah (A) = 0,0037 m²
Menghitung Debit (Q)

Q=vxA = 0,408 x 0,0037


= 0,0015 m³/s

4. Kedalaman Normal (yn)


Dengan menggambarkan metode trial and error atau dengan bantuan perangkat solver
makan dapat ditentukan nilai yn untuk setiap ruas saluran sebagai berikut:
Diketahui:
a. Debit aliran (Q) = 0,0015 m³/s
b. Lebar saluran rata-rata (b) = 0,090 m
c. Kemiringan dasar saluran (Io) = 0,0047 m
Kedalamana normal dihitung dengan persamaan Manning :

Q 1 b x yn 2
yn .b
= n X ( 2. yn+b ) 3 X Io1/2

Rumus Kiri = Rumus Kanan

0,0015 1 0,090 x 0,0415 2


0,0415 x 0,090
= 0,0047
X ( 2 x 0,0415+0,090 ) 3 X 0,004721/ 2
Laporan Praktikum Mekanika Fluida (Kelompok 1) | 13
0,4079 = 0,4079 ( selisih0,000 0)

Rumus Kiri = Rumus Kanan

yn kiri kanan selisih


0,04149 0,408073 0,407930
4 4 1 0,0001
0,04149 0,408063 0,407933
5 5 5 0,0001
0,04149 0,408053 0,407936
6 7 9 0,0001
0,04149 0,408043 0,407940
7 9 3 0,0001
0,04149 0,407943
8 0,408034 8 0,0001
0,04149 0,408024 0,407947
9 2 2 0,0001
0,408014 0,407950
0,0415 4 6 0,0001
0,04150 0,408004
1 5 0,407954 0,0001
0,04150 0,407994 0,407957
2 7 4 0,0000
0,04150 0,408004 0,407967 4,73E-
3 7 4 05

Laporan Praktikum Mekanika Fluida (Kelompok 1) | 14


5. Kedalaman Kritis (yc)
Kedalaman kritis pada saluran dapat dihitung berdasarkan perhitungan berikut:

d. Debit aliran (Q) = 0,001523 m³/s


4
e. Lebar saluran(b) = 0,0905 m
f. Percepatan gravitasi (g) = 9,8 m/s2
Menghitung kedalaman kritis (yc)


2
0,0015234
3 ( )
= 0,0905
9,8

= 0,0308 m

6. Jenis Saluran
Jenis saluran ditentukan dengan membandingkan kedalaman normal (yn)
dengan kedalaman kritis (yc)
Diketahui
c. kedalaman normal (yn) = 0,0415 m
d. kedalaman kritis (yc) = 0,0308 m
Karena nilai yn lebih besar dari yc , maka salurannya mengalir

7. Jenis Aliran
Jenis aliran ditentukan berdasarkan bilangan froude.
Diketahui
e. Kecepatan (v) = 0,408 m/s
f. Percepatan gravitasi (g) = 9,81 m/s²
g. Luas penampang basah (A) = 0,003756m2
h. Lebar saluran (b) = 0,0905 m

Menghitung Bilangan Froude (Fr):


0,408
= √ 9,81.0,003756 /0,0905

= 0,6427 m

Praktikum Mekanika Fluida dan Hidrolika | 15


Tabel 2.2 Jenis aliran dengan pintu air
Posisi Titik Kedalama b A Q v Fr Jenis
No Tinjau n
(m) (m) (m) (m²) (m³) (m/detik) Aliran
1 y1 0,300 0,180 0,09 0,0162 0,0162 0,408 0,3072 SUBKRITIS
2 y2 0,860 0,860 0,09 0,0027 0,0016 0,408 0,7525 SUBKRITIS
3 y2’ 0,585 0,070 0,09 0,0059 0,0016 0,408 0,5112 SUBKRITIS

Tabel 2.3 Jenis aliran dengan bendung


Posisi Titik Kedalama b A Q v Fr Jenis
No Tinjau n
(m) (m) (m) (m²) (m³) (m/detik) Aliran
1 y1 0,15 0,155 0,09 0,0140 0,0016 0,408 0,2686 SUBKRITIS
2 y2 0,95 0,035 0,09 0,0032 0,0016 0,408 1,1895 SUPER
KRITIS
3 y2’ 2,03 0,055 0,09 0,0050 0,0016 0,408 0,7570 SUBKRITIS

Keterangan :

Posisi : posisi kedalaman air

Titik Tinjau : jarak titik tinjau dari pintu air dan bendung

Kedalaman : kedalaman normal air dari pintu air dan bendung

b : lebar saluran rata-rata (b)

A : luas penampang basah (A = b x y)

Q : debit aliran (Q = v x A)

v : kecepatan current meter (v)

Fr : froude ( )

Jenis aliran : Fr = 1 → KRITIS

Fr < 1 → SUB KRITIS

Praktikum Mekanika Fluida dan Hidrolika | 16


Fr > 1 → SUPER KRITIS

BAB III
DEBIT ALIRAN PADA SALURAN TERBUKA
DENGAN AMBANG

1.1. Pendahuluan
Ambanng adalah salah satu jenis bangunan air yang dapat digunakan untuk menaikkan tinggi
muka air serta menentukan debit aliran air. Dalam merancang bangunan air seperti dam,
bendung, dan pelimpah, perlu diketahui sifat-sifat karakteristik aliran air yang melewatinya.
Pengetahuan ini diperlukan untuk membuat bangunan air yang akan sangat berguna dalam
pendistribusian air maupun pengaturan sungai. Dalam percobaan ini akan ditinjau aliran pada
ambang yang merupakan aliran berulah tiba-tiba. Ambang adalah penghalang yang terbenam
di bawah permukaan air.Dengan memperhatikan aliran pada ambang dapat dipelajari
karakteristik dan sifat aliran secara garis besar.
Terdapat perbedaan bentuk fisik antara ambang lebar dan ambang tajam, sehingga
mempengaruhi jatuhnya aliran. Pada ambang lebar air akan jatuh lebih lunak dari ambang
tajam, meskipun tinggi dan lebar ambang sama. Perbedaan bentuk fisik antara ambang lebar
dan ambang tajam dapat dilihat pada gambar dibawah ini

Gambar 3.1 Ambang Tajam

Gambar 3.2 Ambang Lebar


Pada praktikum ini yang akan diamati adalah aliran dalam saluran terbuka yang dianggap
prismatik, agar dapat membantu didalam mengamati dan menganalisanya.

Praktikum Mekanika Fluida dan Hidrolika | 17


Ambang yang digunakan dalam percobaan ini adalah ambang lebar dan tanpa ambang.

Dalam percobaan ini akan diamati karakteristik aliran yang melalui ambang dengan tipe
karakteristik sebagai berikut :
1. Keadaan Loncat
Keadaan loncat adalah keadaan ketika tinggi muka air di hulu saluran tidak dipengaruhi oleh
tinggi muka air di hilir saluran.
2. Keadaan Peralihan
Keadaan peralihan adalah keadaan ketika tinggi muka air di hulu saluran mulai dipengaruhi
oleh tinggi muka air di hilir saluran.
3. Keadaan Tenggelam
Keadaan tenggelam adalah ketika tinggi muka air hulu saluran dipengaruhi oleh tinggi muka
air di hilir saluran.

Selanjutnya, kondisi profil aliran pada ketiga posisi diatas digambarkan. Untuk fase air
loncat akan terjadi apabila penambahan pelimpah pada hilir saluran tidak mengakibatkan
naiknya muka air di hulu. Keadaan aliran yang terjadi adalah aliran yang sempurna (tanpa
perubahan muka air) sedangkan kondisi tenggelam diperoleh jika pada penambahan sekat di
hilir saluran mempengaruhi tinggi muka air di hulu.Untuk kondisi peralihan berada diantara
kedua tingkatan diatas (hingga sedikit sekali pengaruhnya terhadap muka air di hulu).
Untuk menggambarkan suatu profil dari aliran yang terjadi diambil titik-titik pada setiap
keadaan tinggi aliran, yang mana titik-titik tersebut akanmembentuk suatu garis-garis yang
menunjukkan profil pada aliran tersebut. Selain itu akan diperoleh suatu hubungan antara
debit dengan tinggi muka air dari atas ambang, serta hubungan antara debit dan ambang (He)
dengan koefisien pengaliran (C), sehingga dapat diperoleh gambaran karakteristik aliran yang
diperoleh oleh ambang tersebut.

3.2. Tujuan percobaan


Percobaan ini bertujuan untuk :
1. Praktikan dapat memahami pengaruh adanya ambang lebar dan ambang tajam pada
aliran air disaluran terbuka.

2. Praktikan dapat menentukan kecepatan dan debit aliran pada saluran dengan ambang.
3. Praktikan dapat menentukan debit maksimum yang terjadi pada ambang lebar.

Praktikum Mekanika Fluida dan Hidrolika | 18


3.3. Alat-alat Praktikum
Pada percobaan ini akan digunakan alat-alat sebagai berikut :
1. Saluran Terbuka Dengan Keseluruhan Sisi Dari Kaca
2. Bak Air
3. Pompa Centrifugal
4. Ambang Lebar
5. Ambang Tajam
6. Mistar
7. Stopwatch

3.4. Prosedur Percobaan


1. Siapkan alat yang akan digunakan pda praktikum;
2. Hidupkan pompa, kemudian atur besaran debit dengan cara mengatur mengatur
bukaan keran inlet;
3. Setelah menetapkan besarnya debit yang akan digunakan, matikan pompa;
4. Catat lebar dasar saluran air dari jarak tiap segmen saluran yang sudah ditentukan;
5. Hitung kecepatan dengan cara menghitung waktu pada saat air mengalir dari hulu
sampai hilir;
6. Pasang model pelimpah ambang lebar, dan sisipkan malam disisi sampingnya agar air
tidak rembes;
7. Hidupkan kembali pompa dan catat ketinggian air pada titik-titik kritis;
8. Lakukan langkah 6-7 untuk pelimpah ambang tajam;
9. Gambar sketsa profil muka air sepanjang saluran dan pastikan posisi loncatan air;
10. Matikan pompa, tutup keran pemasukan air dan keluarkan air dari dalam alat dan
simpan kembali alat-alat yang dipakai.

3.5. Data dan Hasil Percobaan Dimensi Saluran :


Lebar Saluran (b) = 0,0905 m
Panjang dasar saluran (L) = 4,85 m
Koefisien kekasaran Manning (n) = 0,013
Tinggi bukaan pintu air = 1,01 m
Tinggi bendung = 0,10 m

Praktikum Mekanika Fluida dan Hidrolika | 19


Kecepatan Current meter = 0,408 m/s

Tabel 3.1 Dimensi ambang


Dimensi (m)
Keterangan
Ambang Ambang Lebar Ambang Tajam

Lebar 0.0950 0.095


Panjang 0.190 0.190
Tinggi 0.095 0.095

Tabel 3.2 Pembacaan elevasi muka air dengan ambang


Titik Tinjau (m) Kedalaman Muka Air (m)
Posisi
Ambang Lebar Ambang Tajam Ambang Lebar Ambang Tajam
Sebelum 0.400 0.260 0.157 0.126
Setelah 0.320 1.300 0.015 0.020

3.6. Analisis Data


3.6.1 Menghitung Kecepatan Aliran
1. Perhitungan Kecepatan Aliran pada Ambang Lebar Diketahui :
a. Tinggi ambang lebar = 0.095 m
b. Tinggi air sebelum ambang (y1) = 0.157 m
c. Tinggi air setelah ambang (y2) = 0.015 m
d. Tinggi air di hulu ambang
=y1 – tinggi ambang lebar = 0,157–0,0905= 0,0665 m
e. Tinggi air di hilir ambang = 0.018 m
f. Percepatan gravitasi (g) = 9.81 m/s²
Menghitung Kecepatan (v)

= x √ 2 x 9.81( ¿ 0.0665−0.018)¿
= 1.8635 m/s

2. Perhitungan Kecepatan Aliran pada Ambang Tajam Diketahui :


a. Tinggi ambang tajam =0,095 m
b. Tinggi air sebelum ambang (y1) =0,126 m
c. Tinggi air di hulu ambang (H) = y1– tinggi ambang tajam
= 0,126-0,095
= 0,031 m
d. Percepatan gravitasi (g) =9,81 m/s2

Praktikum Mekanika Fluida dan Hidrolika | 20


Menghitung Kecepatan (v)
=√ 2 x 9,81(0 , 031−0,018)
= 0,5050 m/s

3.6.2 Perhitungan Debit Aliran


1. Perhitungan Debit Aliran Pada Ambang Lebar
Diketahui :
a. Koefisien debit (Cd)
Cd =

=
1,8635 x 0 , 003756
1 2 1
x 0,0 2165 x 0 , 004662 x 0 ,00375 6
0,01 3 3 2

= 0,45675

b. Lebar saluran (b) = 0,095 m


c. Tinggi air di hulu ambang(H) = 0,157 m
d. Tinggi air di hilir ambang (h) = 0,018 m
e. Percepatan Gravitasi (g) = 9,81 m/s2
f. Kecepatan Aliran (v) = 1,8635 m/s
Menghitung Debit Aliran (Q)
Q = Cdx b x h x v =0,45675x0,95x0,018x1,8635

= 0,0146 m3/s
Menghitung Debit Aliran Maksimal (Qmaks)
Qmaks= 1,71 x Cd x b x H3/2 = 1,71x0,45675x 0,157

= 0,1226 m3/s

Praktikum Mekanika Fluida dan Hidrolika | 21


2. Perhitungan Debit Aliran Pada Ambang Tajam Diketahui :
a. Koefisien debit (Cd)
Cd =

0,5050 x 0,003756
= 1 2 1
x 0.02165 x 0.004662 x 0.0037 56
0.013 3 2
= 1,23778
a. Lebar Saluran (b) = 0.095 m
b. Tinggi air di hulu ambang (H) = 0.02 m
c. Percepatan gravitasi (g) = 9.81 m/s2
Menghitung Debit Aliran (Q)
2 3
3 √ 2 x 9.81 x 0.02 2
Q = x Cd x b x x H3/2 = x1,2378x0.095x
= 0,0185 m3/s

Praktikum Mekanika Fluida dan Hidrolika | 22


Praktikum Mekanika Fluida dan Hidrolika | 23

Anda mungkin juga menyukai