TAHUN 2023
NAMA :
NIM :
KELOMPOK :
LABORATORIUM TEKNIK
Universitas Batanghari
BAB I
1. Pendahuluan
Saluran yang mengalirkan air dengan suatu permukaan bebas disebut saluran terbuka.
Contoh dari saluran terbuka adalah sungai, saluran irigasi, drainase dan saluran – saluran
lain yang bentuk dan kondisi geometri nya bermacam – macam. Secara singkat dapat
disimpulkan bahwa tipe aliran saluran terbuka adalah :
Current meter atau dikenal juga dengan alat ukur arus, biasanya digunakan untuk
mengukur aliran pada air rendah. Alat ini merupakan alat pengukur kecepatan yang
paling banyak digunakan karna memberikan ketelitian yang cukup tinggi.Kecepatan
aliran yang diukur adalah kecepatan aliran titik dalam satu penampang aliran
tertentu.Prinsip yang digunakan adalah adanya kaitan antara kecepatan aliran dengan
kecepatan putar baling - baling current meter.
Dari kecepatan yang didapatkan dari alat ukur arus, maka akan didapatkan debit pada
suatu aliran tersebut. Pengukuran debit pada aliran air ini (saluran atau sungai)
memerlukan 2 pengukuran yaitu luas penampang aliran dan kecepatan aliran.
Pengukuran luas penampang sungai dapat dilakukan dengan mudah apabila lokasi stasiun
telah ditetapkan dan dilakukan.
Perbedaan aliran tetap dan aliran tidak tetap: WAKTU sebagai ukuran. Dikatakan aliran
tetap bila kedalaman aliran tidak berubah atau konstan selama jangka waktu tertentu.
Perbedaan aliran seragam dan aliran berubah : RUANG sebagai ukuran. Dikatakan aliran
seragam bila kedalaman sama atau konstan pada setiap penampang saluran.
2. Tujuan Percobaan
Percobaan ini bertujuan untuk :
1. Praktikan dapat menemukan kedalaman normal dan kedalaman kritis aliran air
pada saluran terbuka,
2. Praktikan dapat mengetahui jenis aliran pada saluran terbuka.
4. Prosedur Percobaan
1. Siapkan alat yang akan digunakan pada praktikum ;
2. Hidupkan pompa kemudian atur besaran debit dengan mengatur bukaan keran
inlet;
3. Setelah menetapkan aliran konstan, matikan pompa;
4. Catat lebar dasar saluran air dari jarak tiap segmen saluran yang sudah
ditentukan;
5. Hidupkan kembali alat tanpa mengubah pompa pengatur debit;
6. Hitung kecepatan menggunakan current meter pada saat air mengalir dari hulu
sampai hilir;
7. Pasang pelimpah pada bagian hilir saluran, lalu ukur kedalaman air untuk jarak
dan kedalaman yang sudah ditentukan;
8. Gambar sketsa profil muka air sepanjang saluran dan pastikan posisi loncatan air;
9. Matikan pompa, tutp keran pemasukkan air dan keluarkan air dari dalam alat dan
simpan kembali alat – alat yang sudah dipakai.
Tabel 1.2 Data hasil pembacaan kedalaman air normal dari pelimpah
Pelimpa Kedalaman Air (m) Jarak Muka Air Dari Pelimpah (m)
h
1 0,056 0,715
2 0,061 1,82
3 0,068 3,06
Tabel 1.3 Data hasil pembacaan jarak muka air normal dari pelimpah
Pelimpa Titik Tinjau Dari Pelimpah (m) Kedalaman (m)
h
1 0,032 0,056
2 0,036 0,061
3 0,038 0,068
6. Analisi Data
6.1 Menentukan Jenis Aliran
1. Luas Penampang Basah (A)
Diketahui :
a. Lebar saluran rata-rata (b) = 0,0905 m
b. Kedalaman rata-rata (y) = 0,0415 m
c. Menghitung luas penampang basah (A)
A=bxy = 0,0905 x 0,0415
= 0,003756m2
2. Kecepatan Current Meter (v) = 0,408 m/s
3. Debit Aliran (Q)
Diketahui :
a.Keceptan Aliran (v) = 0,408 m/s
b.Luas Penampang Basah (A) = 0,003756 m2
Q 1 b x yn 2
yn .b
= n X ( 2. yn+b ) 3 X Io1/2
= 0,0308 m
7. Jenis Saluran
Jenis saluran ditentukan dengan membandingkan kedalaman normal (yn)
dengan kedalaman kritis (yc)
Diketahui
a. kedalaman normal (yn) = 0,0415 m
b. kedalaman kritis (yc) = 0,0308 m
Karena nilai yn lebih besar ( > ) dari yc , maka salurannya mengalir
8. Jenis Aliran
Jenis aliran ditentukan berdasarkan bilangan froude.
Diketahui
a. Kecepatan (v) = 0,408 m/s
b. Percepatan gravitasi (g) = 9,81 m/s²
c. Luas penampang basah (A) = 0,003756 m2
d. Lebar saluran (b) = 0,0905 m
0,408
= √ 9,81.0,003756 /0,0905
= 0,6394 m
Jarak Kedalaman b A v Q
No Fr
(m) (m) (m) (m²) (m/detik) (m³/detik) Jenis Aliran
1 0,032 0,056 0,0905 0,0029 0,408 0,0012 0,7277 SUBKRITIS
2 0.,036 0,061 0,0905 0,0033 0,408 0,0135 0,6822 SUBKRITIS
3 0,038 0,068 0,0905 0,0034 0,408 0,0016 0,9797 SUBKRITIS
Keterangan :
Q : debit aliran (Q = v x A)
Fr : froude ( )
2.1. Pendahuluan
Difinisi bendung menurut ARS Group, 1982, Analisa Upah Dan Bahan BOW
Burgerlijke Openbare Werken), Bendung adalah bangunan air (beserta kelengkapanya)
yang dibangun melintang sungai atau pada sudetan untuk meninggikan taraf muka air
sehingga dapat dialirkan secara grafitasi ketempat yang membutuhkanya.
0,408
( )2
1
Io = .0,02165 2/3
0,013
= 0,004662 m
Q 1 b x yn 2
yn .b
= n X ( 2. yn+b ) 3 X Io1/2
√
2
0,0015234
3 ( )
= 0,0905
9,8
= 0,0308 m
6. Jenis Saluran
Jenis saluran ditentukan dengan membandingkan kedalaman normal (yn)
dengan kedalaman kritis (yc)
Diketahui
c. kedalaman normal (yn) = 0,0415 m
d. kedalaman kritis (yc) = 0,0308 m
Karena nilai yn lebih besar dari yc , maka salurannya mengalir
7. Jenis Aliran
Jenis aliran ditentukan berdasarkan bilangan froude.
Diketahui
e. Kecepatan (v) = 0,408 m/s
f. Percepatan gravitasi (g) = 9,81 m/s²
g. Luas penampang basah (A) = 0,003756m2
h. Lebar saluran (b) = 0,0905 m
= 0,6427 m
Keterangan :
Titik Tinjau : jarak titik tinjau dari pintu air dan bendung
Q : debit aliran (Q = v x A)
Fr : froude ( )
BAB III
DEBIT ALIRAN PADA SALURAN TERBUKA
DENGAN AMBANG
1.1. Pendahuluan
Ambanng adalah salah satu jenis bangunan air yang dapat digunakan untuk menaikkan tinggi
muka air serta menentukan debit aliran air. Dalam merancang bangunan air seperti dam,
bendung, dan pelimpah, perlu diketahui sifat-sifat karakteristik aliran air yang melewatinya.
Pengetahuan ini diperlukan untuk membuat bangunan air yang akan sangat berguna dalam
pendistribusian air maupun pengaturan sungai. Dalam percobaan ini akan ditinjau aliran pada
ambang yang merupakan aliran berulah tiba-tiba. Ambang adalah penghalang yang terbenam
di bawah permukaan air.Dengan memperhatikan aliran pada ambang dapat dipelajari
karakteristik dan sifat aliran secara garis besar.
Terdapat perbedaan bentuk fisik antara ambang lebar dan ambang tajam, sehingga
mempengaruhi jatuhnya aliran. Pada ambang lebar air akan jatuh lebih lunak dari ambang
tajam, meskipun tinggi dan lebar ambang sama. Perbedaan bentuk fisik antara ambang lebar
dan ambang tajam dapat dilihat pada gambar dibawah ini
Dalam percobaan ini akan diamati karakteristik aliran yang melalui ambang dengan tipe
karakteristik sebagai berikut :
1. Keadaan Loncat
Keadaan loncat adalah keadaan ketika tinggi muka air di hulu saluran tidak dipengaruhi oleh
tinggi muka air di hilir saluran.
2. Keadaan Peralihan
Keadaan peralihan adalah keadaan ketika tinggi muka air di hulu saluran mulai dipengaruhi
oleh tinggi muka air di hilir saluran.
3. Keadaan Tenggelam
Keadaan tenggelam adalah ketika tinggi muka air hulu saluran dipengaruhi oleh tinggi muka
air di hilir saluran.
Selanjutnya, kondisi profil aliran pada ketiga posisi diatas digambarkan. Untuk fase air
loncat akan terjadi apabila penambahan pelimpah pada hilir saluran tidak mengakibatkan
naiknya muka air di hulu. Keadaan aliran yang terjadi adalah aliran yang sempurna (tanpa
perubahan muka air) sedangkan kondisi tenggelam diperoleh jika pada penambahan sekat di
hilir saluran mempengaruhi tinggi muka air di hulu.Untuk kondisi peralihan berada diantara
kedua tingkatan diatas (hingga sedikit sekali pengaruhnya terhadap muka air di hulu).
Untuk menggambarkan suatu profil dari aliran yang terjadi diambil titik-titik pada setiap
keadaan tinggi aliran, yang mana titik-titik tersebut akanmembentuk suatu garis-garis yang
menunjukkan profil pada aliran tersebut. Selain itu akan diperoleh suatu hubungan antara
debit dengan tinggi muka air dari atas ambang, serta hubungan antara debit dan ambang (He)
dengan koefisien pengaliran (C), sehingga dapat diperoleh gambaran karakteristik aliran yang
diperoleh oleh ambang tersebut.
2. Praktikan dapat menentukan kecepatan dan debit aliran pada saluran dengan ambang.
3. Praktikan dapat menentukan debit maksimum yang terjadi pada ambang lebar.
= x √ 2 x 9.81( ¿ 0.0665−0.018)¿
= 1.8635 m/s
=
1,8635 x 0 , 003756
1 2 1
x 0,0 2165 x 0 , 004662 x 0 ,00375 6
0,01 3 3 2
= 0,45675
= 0,0146 m3/s
Menghitung Debit Aliran Maksimal (Qmaks)
Qmaks= 1,71 x Cd x b x H3/2 = 1,71x0,45675x 0,157
= 0,1226 m3/s
0,5050 x 0,003756
= 1 2 1
x 0.02165 x 0.004662 x 0.0037 56
0.013 3 2
= 1,23778
a. Lebar Saluran (b) = 0.095 m
b. Tinggi air di hulu ambang (H) = 0.02 m
c. Percepatan gravitasi (g) = 9.81 m/s2
Menghitung Debit Aliran (Q)
2 3
3 √ 2 x 9.81 x 0.02 2
Q = x Cd x b x x H3/2 = x1,2378x0.095x
= 0,0185 m3/s