Anda di halaman 1dari 22

PRAKTIKUM HIDRAULIKA

MODUL 2
PINTU SORONG DAN AIR LONCAT
Rev: 27-01/2019

No Kelompok
Nama Asisten
Tanggal praktikum
Tanggal masuk laporan*
Nama NIM A* B* C* Nilai*
**

* Diisi oleh asisten; ** Ketua Kelompok

Lembar Kerja:
Petunjuk Modul: Lembar 1
Form Pengamatan : Lembar 7
Form Pengolahan Data : Lembar 8
Form Analisis Data: Lembar 10
Dasar Teori: Lembar 20

Teknik dan Pengelolaan Sumber Daya Air (TPSDA)


Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan
Institut Teknologi Bandung
lembar muka di cetak dengan kertas HIJAU terang untuk modul asli
1. Petunjuk Modul
A. Pengantar
Aliran setelah pintu sorong mengalami perubahan kondisi dari subkritis ke superkritis. Di lokasi yang lebih hilir
terjadi peristiwa yang disebut air loncat/lompatan hidraulik (hydraulic jump). Air loncat memiliki sifat aliran yang
menggerus. Adanya pintu sorong mengakibatkan kemungkinan terjadinya gerusan pada saluran di hilir pintu
sorong. Oleh karena itu, diperlukan perhitungan untuk desain saluran pada hilir saluran agar tahan terhadap
gerusan air akibat adanya pintu sorong.
B. Tujuan
1. Mempelajari sifat aliran yang melalui pintu sorong
2. Menentukan koefisien kecepatan dan koefisien kontraksi
3. Menentukan gaya-gaya yang bekerja pada pintu sorong Fg dan Fb
4. Mengamati profil aliran air loncat
5. Menghitung besarnya kehilangan energi akibat air loncat
6. Menghitung kedalaman kritis dan energi minimum

C. Peralatan dan Bahan

1. Pintu sorong
2. Alat pengukur kedalaman
3. Meteran
4. Manometer
5. Sekat pengatur hilir
6. Penampung air
7. Pompa

Gambar 1 Saluran Terbuka untuk Percobaan Pintu Sorong

Lembar 1 | Kelompok: ______ P r a k t i k u m H i d r a u l i k a - M O D U L 2


D. Prosedur Praktikum
Percobaan A: Debit Tetap
Percobaan dengan Debit Tetap
Mulai

1. Pintu sorong dan flume dikalibrasikan dahulu pada titik nol


Kalibrasi pintu sorong dan flume pada titik nol
terhadap dasar saluran terhadap dasar saluran
! Jika m
2. Jika menggunakan alat pengukur kedalaman selain penggaris gunaka
Kalibrasi alat pengukur kedalaman
(mistar), alat tersebut perlu dikalibrasikan terlebih dahulu. Jika sama u
percob
menggunakan penggaris, gunakan penggaris yang sama untuk Ukur dan catat lebar saluran
setiap percobaan.
3. Periksa keadaan awal pipa manometer pada venturimeter. Jika Catat keadaan awal pipa manometer ! Jika te
pada venturimeter ketingg
terdapat selisih ketinggian pada kedua pipa, catat selisihnya, pipa, c
gunaka
dan gunakan sebagai kalibrasi dalam perhitungan debit Alirkan air dengan debit tertentu
menggunakan venturimeter.
4. Alirkan air dengan debit tertentu yang memungkinkan Catat keadaan pipa manometer pada
venturimeter
terjadinya jenis aliran yang diinginkan.
5. Atur kedudukan pintu sorong. Tentukan kira-kira pada interval
Atur kedudukan pintu sorong
berapa profil air loncat masih cukup baik.
6. Setelah aliran stabil, ukur dan catat Yo, Yg, Y1 , Ya, Xa, Yb dan Xb Ukur dan catat y , y , y , y , y , y , x dan ! Pastika
0 g 1 2 a b a
dimana : x, b

• Yo = tinggi muka air di hulu pintu sorong


• Yg = tinggi bukaan pintu sorong terhadap dasar saluran
• Y1 = tinggi muka air terendah di hilir pintu sorong Tidak Sudah dilakukan 5
kali pengambilan
• Y2 = tinggi muka air tertinggi di hilir pintu sorong data?

• Ya = tinggi muka air tepat sebelum air loncat


• Yb = tinggi muka air tepat setelah air loncat Ya

• Xa = kedudukan horizontal titik Ya dari titik nol saluran Selesai

• Xb = kedudukan horizontal titik Yb dari titik nol saluran


Parameter di atas dicatat pada formulir pengamatan Percobaan A : Debit Tetap, Yg Berubah
7. Percobaan dilakukan 5 kali dengan mengubah tinggi bukaan pintu sorong.
Percobaan B: Debit Berubah
Percobaan dengan Debit Berubah Mulai
! Jika me
Kalibrasi pintu sorong dan flume pada titik nol gunaka
sama u
1. Tentukan dan catat kedudukan pintu sorong terhadap dasar terhadap dasar saluran
percob

saluran (Yg tetap). Kalibrasi alat pengukur kedalaman


2. Periksa keadaan awal pipa manometer pada venturimeter. Jika ! Jika ter
terdapat selisih ketinggian pada kedua pipa, catat selisihnya, dan Ukur dan catat lebar saluran
ketingg
pipa, ca
gunakan sebagai kalibrasi dalam setiap perhitungan debit gunaka

menggunakan venturimeter. Catat keadaan awal pipa manometer


pada venturimeter
3. Alirkan air dengan debit minimum yang memungkinkan terjadinya ! Jangan
pintu s
aliran yang diinginkan. percob
Tentukan kedudukan pintu sorong terhadap dasar dilakuk
4. Setelah aliran stabil, ukur dan catat Yo, Yg, Y1 , Ya, Xa, Yb dan Xb pada saluran (yg tetap)
formulir pengamatan Percobaan B : Debit Berubah, Yg Tetap
5. Percobaan dilakukan 5 kali dengan mengubah debit aliran Atur debit sesuai dengan yang diinginkan
! Atur de
memun
aliran y

Ukur dan catat y0, yg, y1, ya, yb, xa dan


xb, ! Pastika

Tidak Sudah dilakukan 5


kali pengambilan
data?

Ya

Selesai

Lembar 2 | Kelompok: ______ P r a k t i k u m H i d r a u l i k a - M O D U L 2


E. Pengolahan Data dan Analisa
E1. Pengambilan data

No Lembar Data Data yang Diambil Simbol Sat. Jumlah Data Total Keterangan
• Tinggi kedua pipa h1 cm 1 Debit yang
manometer untuk digunakan
menghitung debit h2 cm 1 hanya 1 nilai
saja
• Tinggi muka air di hulu 1 X jumlah
Yo cm
pintu sorong perubahan Yg = 5
• Tinggi bukaan pintu
1 X jumlah
sorong terhadap dasar Yg cm
perubahan Yg = 5
saluran
• Tinggi muka air terendah 1 X jumlah Untuk lebih
Y1 cm
Percobaan A: di hilir pintu sorong perubahan Yg = 5 jelas dalam
1 Debit Tetap,• Tinggi muka air tertinggi 1 X jumlah pengambilan
Y2 cm
Yg Berubah di hilir pintu sorong perubahan Yg = 5 data,
• Tinggi muka air tepat 1 X jumlah praktikan
Ya cm hendaknya
sebelum air loncat perubahan Yg = 5
• Tinggi muka air tepat 1 X jumlah mempelajari
Yb cm flowchart
setelah air loncat perubahan Yg = 5
• Kedudukan horizontal percobaan A
1 X jumlah
titik Ya dari titik nol Xa cm
perubahan Yg = 5
saluran
Kedudukan horizontal
1 X jumlah
titik Yb dari titik nol Xb cm
perubahan Yg = 5
saluran
• Tinggi kedua pipa h1 cm 5 Mengambil 5
manometer untuk nilai debit
menghitung debit h2 cm 5 baru.
• Tinggi muka air di hulu 1 X jumlah
Yo cm
pintu sorong perubahan debit = 5
• Tinggi bukaan pintu
sorong terhadap dasar Yg cm 1 (kondisi Yg tetap)
saluran
• Tinggi muka air terendah 1 X jumlah Untuk lebih
Y1 cm
Percobaan B: di hilir pintu sorong perubahan debit = 5 jelas dalam
Debit • Tinggi muka air tertinggi
Y2 cm
1 X jumlah pengambilan
2 di hilir pintu sorong perubahan debit = 5
Berubah, Yg data,
Tetap • Tinggi muka air tepat
Ya cm
1 X jumlah praktikan
sebelum air loncat perubahan debit = 5 hendaknya
• Tinggi muka air tepat 1 X jumlah mempelajari
Yb cm
setelah air loncat perubahan debit = 5 flowchart
• Kedudukan horizontal percobaan B
1 X jumlah
titik Ya dari titik nol Xa cm
perubahan debit = 5
saluran
Kedudukan horizontal
1 X jumlah
titik Yb dari titik nol Xb cm
perubahan debit = 5
saluran

Lembar 3 | Kelompok: ______ P r a k t i k u m H i d r a u l i k a - M O D U L 2


E1. Pengolahan Data Praktikum

Pintu Sorong

No. Langkah Formulir Pengamatan Keterangan Nama


Acuan Gambar/Grafik
1 Hitung QT dan QA • Gunakan
untuk masing- persamaan 5.2
masing dan 5.3
pengukuran tinggi • QT dan QA
pipa venturimeter. digunakan untuk
menghitung
koefisien
kecepatan (CV)
2 Hitunglah koefisien Gunakan data pada Grafik ini menjadi
kontraksi (CC) dan tabel Percobaan A • Grafik 4.1 Cv vs
koefisien (pintu sorong). Yg/Yo debit tetap
kecepatan (CV). dan
• Grafik 4.2 Cc vs
Yg/Yo debit
berubah.
3 Ulangi perhitungan Gunakan data pada Grafik ini menjadi
seperti pada no. 1. tabel Percobaan B • Grafik 4.3 Cv vs
(pintu sorong). Yg/Yo debit
berubah dan
• Grafik 4.4 Cv vs
Yg/Yo debit
berubah.
4 Hitung Fg dan Fh Gunakan data pada Gunakan persamaan Grafik ini menjadi
tabel Percobaan A dan 5.4 dan 5.5, • Grafik 4.5 Fg/Fh vs
Percobaan B (pintu Yg/Yo untuk debit
sorong). tetap dan
• Grafik 4.6 Fg/Fh vs
Yg/Yo untuk debit
berubah.

Air Loncat

No. Langkah Formulir Keterangan Nama


Pengamatan Gambar/Grafik
Acuan
1 • Hitung debit Gunakan persamaan
yang mengalir 5.1 dan persamaan
(Q) 5.6.
• Hitung bilangan
Froude pada
bagian hulu air
loncat (Fra)
2 • Hitung Yb/Ya Gunakan data pada • Bilangan Froude Grafik ini menjadi
pengukuran tabel Percobaan A pada bagian hulu • Grafik 4.7 Yb/Ya
• Hitung Yb/Ya dan Percobaan B air loncat (Fra) pengukuran vs
teoretis (air loncat) didapat dari Yb/Ya teoretis
perhitungan pada untuk debit

Lembar 4 | Kelompok: ______ P r a k t i k u m H i d r a u l i k a - M O D U L 2


no.1. tetap dan
• Gunakan • Grafik 4.8 Yb/Ya
persamaan 5.7 pengukuran vs
untuk Yb/Ya teoretis
menghitungan untuk debit
Yb/Ya teoretis berubah.
3 Hitungan L Gunakan data pada • Bilangan Froude Grafik ini menjadi
tabel Percobaan A pada bagian hulu air • Grafik 4.9 L/Yb vs
dan Percobaan B loncat (Fra) didapat Fra untuk debit
(air loncat) dari perhitungan tetap dan
pada no.1. • Grafik 4.10 L/Yb vs
• L adalah panjang Fra untuk debit
loncatan yang berubah.
diperoleh dari
perhitungan (Xb-Xa)
4 Hitung kedalaman Gunakan nilai Y Gunakan persamaan Grafik ini menjadi
kritis (Yc) dan energi yang tersedia pada 5.9 untuk • Grafik 4.11 Y vs E
minimum (Eminimum) tabel Percobaan A menghitung Energi untuk debit tetap
untuk masing- dan Percobaan B spesifik (E) dan
masing nilai debit. (air loncat). • Grafik 4.12 Y vs E
untuk debit
berubah

E2. Analisa Data

Pintu Sorong

No. Grafik Hal-hal yang Perlu Dianalisis


1 Grafik 4.1 Cc vs Yg/Yo debit • Tujuan pembuatan grafik tersebut.
tetap dan Grafik 4.2 Cc vs • Hubungan antara perbandingan Yg/Yo dan nilai Cc.
Yg/Yo debit berubah. • Perbandingan grafik dengan debit tetap dan berbeda.
• Penggunaan trendline tertentu dalam penggambaran
kurva.
• Cari kegunaan Cc dalam aplikasi.
2 Grafik 4.3 Cv vs Yg/Yo debit • Tujuan pembuatan grafik tersebut.
berubah dan Grafik43.4 Cv • Hubungan antara perbandingan Yg/Yo dan nilai Cv.
vs Yg/Yo debit berubah. • Perbandingan grafik dengan debit tetap dan berbeda.
• Penggunaan trendline tertentu dalam penggambaran
kurva.
• Cari kegunaan Cv dalam aplikasi.
3 Grafik 4.5 Fg/Fh vs Yg/Yo • Tujuan pembuatan grafik tersebut.
untuk debit tetap dan Grafik • Pengaruh bukaan pintu sorong dan faktor ketahanan
4.6 Fg/Fh vs Yg/Yo untuk debit pintu (perbandingan gaya).
berubah. • Hubungan antara ketahanan pintu sorong (Fg)dan gaya
hidrostatis yang bekerja (Fh).

Air Loncat

No. Grafik Hal-hal yang Perlu Dianalisis


1 Grafik 4.7 Yb/Ya pengukuran • Tujuan pembuatan grafik tersebut.
vs Yb/Ya teoretis untuk debit • Hubungan Yb/Ya pengukuran vs Yb/Ya teoretis untuk 2
tetap dan kondisi debit tetap dan berubah.
• Penggunaan intercept dalam penggambaran grafik

Lembar 5 | Kelompok: ______ P r a k t i k u m H i d r a u l i k a - M O D U L 2


Grafik 4.8 Yb/Ya pengukuran • Bentuk ideal hubungan Yb/Ya pengukuran dan Yb/Ya
vs Yb/Ya teoretis untuk debit teoretis.
berubah.
2 Grafik 4.9 L/Yb vs Fra untuk • Tujuan pembuatan grafik tersebut.
debit tetap dan Grafik 4.10 • Cari alasan mengapa harus dibuat grafik L/Yb vs Fra
L/Yb vs Fra untuk debit • Bandingkan kedua kondisi debit, berubah dan tetap.
berubah. • Cari kegunaan grafik ini dalam aplikasi di lapangan.
3 Grafik 4.11 Y vs E untuk • Tujuan pembuatan grafik tersebut.
debit tetap dan Grafik 4.12 Y • Hubungan antara Y dan E.
vs E untuk debit berubah. • Bandingkan kedua kondisi debit, debit tetap dan debit
berubah.
• Buktikan persamaan 5.10 dan 5.11
• Hubungan persamaan tersebut dengan grafik Y vs E.

Buatlah kesimpulan yang mengacu pada tujuan praktikum, garis besar hasil analisis dari data yang
sudah didapatkan, dan perbandingannya dengan keadaan ideal (sesuai atau belum). Berikan juga
penilaian singkat jika hasil percobaan kurang sesuai dengan kondisi ideal.

Dari kesimpulan yang telah didapat, buatlah saran-saran yang dapat berguna untuk percobaan
selanjutnya, adanya temuan lain yang didapat selama percobaan berlangsung dan mungkin dapat
diteliti lebih lanjut, serta perbaikan praktikum secara keseluruhan di masa mendatang.

F. Penilaian dan Lain Lain


Penilaian terdiri dari A: Kualitas laporan untuk mencapai tujuan; B: Pelaksanaan eksperimen dan kerapian kerja; C.
Kerjasama Tim. Nilai 0 untuk Plagiarisme. Buat salinan modul ini setelah dilengkapi untuk semua anggota kelompok
sebagai arsip/catatan. Modul asli yang telah dilengkapi diberikan ke asisten sebagai laporan. Form di isi rapi dengan
tulisan tangan. Jika form yang ada kurang, tulisan dapat dilanjutkan di balik lembar kerjanya.

Lembar 6 | Kelompok: ______ P r a k t i k u m H i d r a u l i k a - M O D U L 2


2. Form Pengamatan
Data alat
• Lebar Saluran = (……………………cm)

Data Pengamatan
• Percobaan A : Debit Tetap, Yg Berubah
• Bacaan Manometer H1 = (……………………cm), H2 = (……………………cm), h = (……………………cm)

Percobaan B : Debit Berubah, Yg Tetap


Yg = (……………………cm)

Percobaan A : Debit Tetap, Yg Berubah

Praktikum Pintu Sorong (cm) Praktikum Air Loncat (cm)


No.
Yg Y0 Y1 Xa Ya Xb Yb
1
2
3
4
5

Percobaan B : Debit Berubah, Yg Tetap

Praktikum Pintu
Bacaan Manometer Praktikum Air Loncat (cm)
Sorong (cm)
No.
Δh
H1 (cm) H2 (cm) Y2 Y0 Y1 Xa Ya Xb Yb
(cm)
1
2
3
4
5

Lembar 7 | Kelompok: ______ P r a k t i k u m H i d r a u l i k a - M O D U L 2


3. Form Pengolahan Data
3.1. Pengolahan koefisien Cc dan Cv (Percobaan A)

Qt Qa
No. Y1/Y0 Yg/Y0 Cc Cv
( ) ( )
1
2
3
4
5

3.2. Pengolahan gaya-gaya yang bekerja (Percobaan A)


Fg Fh v
No. Fg/Fh
( ) ( ) ( )
1
2
3
4
5

3.3. Pengolahan profil air loncat (Percobaan A)


Yb/Ya L Yc
No. Froude Yb/Ya L/Yb
teoritis ( ) ( )
1
2
3
4
5

3.4. Pengolahan energi pada air loncar (Percobaan A)


Emin E Ya E Yb E Yg E Y0 E Y1
No.
( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
1
2
3
4
5

Lembar 8 | Kelompok: ______ P r a k t i k u m H i d r a u l i k a - M O D U L 2


3.5. Pengolahan koefisien Cc dan Cv (Percobaan B)

Qt Qa
No. Y1/Y0 Yg/Y0 Cc Cv
( ) ( )
1
2
3
4
5

3.6. Pengolahan gaya-gaya yang bekerja (Percobaan B)


Fg Fh v
No. Fg/Fh
( ) ( ) ( )
1
2
3
4
5

3.7. Pengolahan profil air loncat (Percobaan B)


Yb/Ya L Yc
No. Froude Yb/Ya L/Yb
teoritis ( ) ( )
1
2
3
4
5

3.8. Pengolahan energi pada air loncar (Percobaan B)


Emin E Ya E Yb E Yg E Y0 E Y1
No.
( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
1
2
3
4
5

Lembar 9 | Kelompok: ______ P r a k t i k u m H i d r a u l i k a - M O D U L 2


4. Form Analisis Data
Grafik 4.1 Cc vs Yg/Y0 (Percobaan A: Debit Tetap)
Cc

Yg/Yo

Grafik 4.2 Cc vs Yg/Y0 (Percobaan B: Debit Berubah)


Cc

Yg/Yo

Lembar 10 | Kelompok: ______ P r a k t i k u m H i d r a u l i k a - M O D U L 2


Form 4.1 Analisis Cc vs Yg/Y0

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………...

Grafik 4.3 Cv vs Yg/Y0 (Percobaan A: Debit Tetap)


Cv

Yg/Yo

Lembar 11 | Kelompok: ______ P r a k t i k u m H i d r a u l i k a - M O D U L 2


Grafik 4.4 Cv vs Yg/Y0 (Percobaan B: Debit Berubah)

Cv

Yg/Yo

Form 4.2 Analisis Cv vs Yg/Y0

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………...

Lembar 12 | Kelompok: ______ P r a k t i k u m H i d r a u l i k a - M O D U L 2


Grafik 4.5 Fg/Fh vs Yg/Y0 (Percobaan A: Debit Tetap)

Fg/Fh

Yg/Yo

Grafik 4.6 Fg/Fh vs Yg/Y0 (Percobaan B: Debit Berubah)


Fg/Fh

Yg/Yo

Lembar 13 | Kelompok: ______ P r a k t i k u m H i d r a u l i k a - M O D U L 2


Form 4.3 Analisis Fg/Fh vs Yg/Y0

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………...

Grafik 4.7 Yb/Ya pengukuran vs Yb/Ya teoritis (Percobaan A: Debit Tetap)


Yb/Ya Pengukuran

Yb/Ya Teoritis

Lembar 14 | Kelompok: ______ P r a k t i k u m H i d r a u l i k a - M O D U L 2


Grafik 4.8 Yb/Ya Pengukuran vs Yb/Ya Teoritis (Percobaan B: Debit Berubah)

Yb/Ya Pengukuran

Yb/Ya Teoritis

Form 4.4 Analisis Yb/Ya Pengukuran vs Yb/Ya Teoritis

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………...

Lembar 15 | Kelompok: ______ P r a k t i k u m H i d r a u l i k a - M O D U L 2


Grafik 4.9 L/Yb vs Fr (Percobaan A: Debit Tetap)

L/Yb

Fr

Grafik 4.10 L/Yb vs Fr (Percobaan B: Debit Berubah)


L/Yb

Fr

Lembar 16 | Kelompok: ______ P r a k t i k u m H i d r a u l i k a - M O D U L 2


Form 4.5 Analisis L/Yb vs Fr

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………...

Grafik 4.11 Y vs E (Percobaan A: Debit Tetap)


Cv

Yg/Yo

Lembar 17 | Kelompok: ______ P r a k t i k u m H i d r a u l i k a - M O D U L 2


Grafik 4.12 Y vs E (Percobaan B: Debit Berubah)

Cv

Yg/Yo

Form 4.6 Analisis Y vs E

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………...

Lembar 18 | Kelompok: ______ P r a k t i k u m H i d r a u l i k a - M O D U L 2


Kesimpulan

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………...

Pustaka
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………...

Lembar 19 | Kelompok: ______ P r a k t i k u m H i d r a u l i k a - M O D U L 2


5. Dasar Teori
Debit berdasarkan Venturimeter
Dalam percobaan, digunakan venturimeter untuk mengetahui debit yang sebenarnya mengalir dari pompa.
Debit yang melalui ambang dapat dihitung dengan prinsip kekekalan energi, impuls-momentum, dan
kontinuitas (kekekalan massa), sehingga dapat diterapkan persamaan Bernoulli untuk menghitung besar debit
berdasarkan tinggi muka air sebelum dan pada saat kontraksi pada venturimeter:

(5.1)
Gambar 1 Venturimeter
Besar debit dapat diketahui melalui rumus:
dimana:
d1 = diameter pipa penampang 1 ρ air = 1,00 gr/cm3 pada suhu 0oC
d2 = diameter pipa penampang 2 ρ Hg = 13,60 gr/cm3
g = 9,81 m/s2

Debit Aktual pada Pintu Sorong


Dengan memasukkan harga koefisien kecepatan
(CV) dan koefisien kontraksi (CC) ke dalam
persamaan (4.2) maka dapat diperoleh Debit
Aktual (QA)
Y Q
C =
c
1
dan C = A

Yg
v
Q T

2 gY
Q = bC C Y 0

5.3
C Y 
A c v g

 + 1
c g

Besarnya debit teoretis adalah:  Y 


0

2 gY0 dimana:
Qr = bY1 g = percepatan gravitasi = 9,81 m/detik2
 Y1  5.2
1 +  b = lebar saluran = 8 cm
 Y0 
Yo, Y1, dan Yg (lihat gambar disamping)

Gaya yang Bekerja pada Pintu Sorong


Sedangkan gaya dorong lainnya yang bekerja
pada pintu sorong dapat dihitung dengan rumus

  Y 2   Q 2  Y1 
Fg = 0.5gY12  02 − 1 +  1 −  5.5
  Y1   bY1  Y0 

dimana :
g = percepatan gravitasi = 9,81 m/s2
Gaya dorong yang bekerja pada pintu sorong akibat b = lebar saluran = 8 cm
tekanan hidrostatis dapat dihitung dengan Yo, Y1, dan Yg (lihat gambar 2.5)
menggunakan rumus :
Fh = 0.5  g ( Yo - Yg )2
h = Yo - Yg 5.4

Lembar 20 | Kelompok: ______ P r a k t i k u m H i d r a u l i k a - M O D U L 2


Air Loncat

Bilangan Froude Untuk menjaga nilai bilangan Froude yang


konstan, kedalaman air berubah dari kedalaman di
Bilangan Froude adalah bilangan tak berdimensi yang hulu (Ya) ke kedalaman di hilir (Yb) air loncat
merupakan indeks rasio antara inersia terhadap gaya dengan kehilangan energi. Sehingga hubungan Ya
akibat gravitasi. dan Yb adalah sebagai berikut:

 (1 + 8Fr ) − 1
v
Fr = 5.6 Yb 1
gy = a
2
5.7
Ya 2
di mana:
v = kecepatan aliran di mana:
y = tinggi aliran Fra = Bilangan Froude di hulu air loncat (titik a)

Energi Spesifik

Energi spesifik dalam suatu penampang saluran Rumus untuk menghitung kedalaman kritis (Yc)
dinyatakan sebagai energi air per satuan berat pasa dan energi minimum (Eminimum) adalah sebagai
setiap penampang saluran, diperhitungkan terhadap berikut:
dasar saluran. Untuk saluran dengan kemiringan kecil 1/3
Q2
dan dan tidak ada kemiringan dalam aliran airnya yc = ( ) 5.9
2 ∗ g ∗ b2
(α=1), maka energi spesifik dapat dihitung dengan
persamaan: 3
V2 Eminimum = yc 5.10
E= y+ 5.8 2
2g
Kedalaman air loncat sebelum loncatan selalu
Untuk energi spesifik tertentu terdapat dua lebih kecil daripada kedalaman setelah loncatan.
kemungkinan kedalaman, misalnya Ya dan Yb. Energi spesifik pada kedalaman awal Ya lebih besar
Kedalaman hilir disebut alternate depth dari daripada energi spesifik pada Yb. Perbedaan
kedalaman hulu dan begitu juga sebaliknya. Pada besarnya energi merupakan suatu kehilangan
keadaan kritis kedua kedalaman tersebut seolah energi (ΔE) yang sebanding dengan penurunan
menyatu dan dikenal sebagai kedalaman kritis (Yc). tinggi muka air (Δh). Kehilangan energi dapat
dihitung dengan persamaan:

(yb − ya )3
∆E = Δh = 5.11
4 ∗ ya ∗ yb

Daftar Pustaka
Chow, Ven Te, Ph.D. 1959. Open-Channel Hydraulics. Tokyo: McGraw-Hill Kogakusha, Ltd.

Lembar 21 | Kelompok: ______ P r a k t i k u m H i d r a u l i k a - M O D U L 2

Anda mungkin juga menyukai