2. Pencatat duga air otomatis atau Automatic Water Level Recorder (AWLR):
n
Q = vri F i
i =1
B v
Dimana:
Q = debit
C = koefisien debit yang ditentuka dengan kalibrasi, atau misalnya untuk
ambang tipis dengan mercu yang tajam, Bazin memberikan nilai C = 1,95.
Sedang utuk ambang yang lebar Belanger memberi nilai C = 1,705
c. Parabola Q = a + bH + cH 2
d. Fungsi berpangkat Q = aH b
Q = k (H − a )
b
e. Fungsi berpangkat
Untuk meyakinkan kita akan fungsi mana yang paling cocok, maka perlu diuji
kesesuaian antara data yag diukur degan hasil hitungan dari fungsi yang diuji, misalnya
dengan cara Smirnov-Kolmogorof, atau Chi-sqare dan sejenisnya.
Contoh: Buatlah lengkung debit dari data pada tabel di bawah ini
MSE =
1
(Q )2
2
• Hitung jumlah total MSE
Dari hasil hitungan di atas, ternyata yang paling sesuai adalah fungsi ke tiga, karena
jumlah total kesalahannya paling kecil. Jadi persamaan lengkung debit pada kasus
tersebut dapat ditulis:
Selanjutnya digram pancar dan lengkung debit dapat digambarkan seperti di bawah:
3.00
2.50
H (m)
2.00
1.50
DATA
1.00
LENGKUNG DEBIT
0.50
0.00
0 100 200 300 400 500 600 700 800 900
3
Q(m /det)
Gambar 9.8 Lengkung Debit
9.4. Latihan
Latihan 1
Diketahui: Hasil pengukuran pada suatu penampang sungai sebagai berikut:
Latihan 2:
Diketahui data debit dua sungai pada tabel di bawah ini. Tentukan lengkung debit sungai
Depok dan Manggarai dengan bentuk Q = k(H+a)b
(kunci: QD = 21.15 (H + 0.22)1.5 dan QM = 31.5 (H + 0.12)0.88)