IL2201 - HIDROLIKA II
MODUL 06
VENTURIFLUME
Venturi flume adalah flume pada saluran terbuka yang membuat aliran
bersifatkritis akibat adanya penyempitan secara tiba-tiba yang menyebabkan
penurunan HGLdan menciptakan kedalaman kritis. Venturi flume digunakan dalam
pengukuran aliranterutama laju aliran yang sangat besar, biasanya dalam jutaan unit
kubik. Pengukurandebit dengan saluran venturi membutuhkan dua pengukuran, satu
hulu dan satu di bagian yang menyempit. Hal ini berlaku apabila aliran melewati yang
melewati flumedalam keadaan subkritis. Jika flume dirancang agar aliran dari
subkritis berubahmenjadi superkritis saat melewati saluran tersebut, maka
pengukuran tunggal di bagian penyempitan (yang dalam hal ini menjadi bagian kritis)
sudah cukup untuk perhitungan debit.Untuk memastikan terjadinya kedalaman kritis
di tenggorokan(bagian yang menyempit), flumes biasanya dirancang sedemikian rupa
untukmembentuk lompatan hidrolik di sisi hilir struktur. Flume ini disebut standing
wave flumes.
Persamaan ini akan berbeda pada tiap jenis notch, untuk pemakaian notch
lain, persamaan harus direlasikan pada fungsi lebar permukaan. Untuk saluran
berbentuk persegi, nilai lebar permukaan tidak berubah terhadap kedalaman.
Berikut penurunan persamaannya:
Mencari kedalaman kritis dan debit aliran dapat dicari dengan data
dimensiventuriflume dan kedalaman aliran pada waktu tertentu. Adapun dimensi,
kedalaman,dan debit dapat dinyatakan pada titik-titik pengukuran berikut ini:
massa beban 3 Kg
suhu awal 25,5 ℃
suhu akhir 26 ℃
suhu rata rata 25,75 ℃
lebar saluran 0,09 m
lebar penyempitan 0,067 m
massa jenis 996,3491 𝐾𝑔/𝑚3
viskositas
1,36011E-06 𝑚2 /𝑠
kinematis
Lebar rata-rata 0,0785 m
Tabel 4.2. Data Kedalaman
kedalaman
variasi
1 2 3 4 5 6 7
1 0,048 0,047 0,042 0,034 0,03 0,021 0,017
2 0,041 0,039 0,034 0,028 0,024 0,017 0,015
3 0,036 0,035 0,032 0,026 0,023 0,015 0,013
jarak
variasi
x1 x2 x3 x4 x5 x6
1 0,0119 0,097 0,052 0,049 0,101 0,069
2 0,0119 0,097 0,052 0,049 0,101 0,069
3 0,0119 0,097 0,052 0,049 0,101 0,069
V. PENGOLAHAN DATA
A. Perhitungan massa jenis
1. Mencari suhu rata-rata
(𝑇𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 +𝑇𝑎𝑤𝑎𝑙 )
𝑇𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 = 2
(26+25,5)
𝑇𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 =
2
𝑇𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 = 25,75 ℃
2. Mencari nilai massa jenis dengan melakukan regresi polynomial massa jenis
terhadap temperature kemudian didapatkan persamaan yang akan di subtitusikan
dengan nilai suhu rata-rata.
Tabel 5.1. Massa Jenis Dan Temperatur
990
980
970 y = -0,0036x2 - 0,0685x + 1000,5
R² = 0,9993
960
950
0 20 40 60 80 100 120
Temperatur
𝑉 = 0,00301 𝑚3
𝑏𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 = 0,0785 𝑚
B. Perhitungan Viskositas
1. Mencari nilai viskositas dengan melakukan regresi polynomial viskositas
kinematis terhadap temperature kemudian didapatkan persamaan yang akan di
subtitusikan dengan nilai suhu rata-rata sebagai x.
Viskositas Kinematis
1,40E-06
y = 2E-10x2 - 3E-08x + 2E-06
1,20E-06 R² = 0,9803
1,00E-06
8,00E-07
6,00E-07
4,00E-07
2,00E-07
0,00E+00
0 20 40 60 80 100 120
Temperatur
C. Perhitungan Variasi 1
1. Menghitung Waktu rata-rata
𝑡1 +𝑡2 +𝑡3
𝑡𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 = 3
4,1+4,03+4,35
𝑡𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 = 3
𝑡𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 = 4,16 𝑠
0,00301
𝑄𝑎𝑐𝑡 = 4,16
3
𝑄𝑎𝑐𝑡 = 0,00072 𝑚 ⁄𝑠
3. Menghitung Tinggi muka air penyempitan (Y2-3 )
(𝑌2 +𝑌3 )
𝑌(2−3) = 2
(0,042+0,047)
𝑌(2−3) =
2
𝑌(2−3) = 0,0445 𝑚
0,00301
𝑣(2−3) = (0,0445×0,0785)
2
𝑣(2−3) = 0,2072 𝑚 ⁄𝑠
0,20722
𝐸𝑠(2−3) = 0,0445 − 2(9,81)
𝐸𝑠(2−3) = 0,04231 𝑚
3 𝑄𝑎𝑐𝑡 2
( )
𝑌𝑐 = √ 𝑏
𝑔
3 0,00301 2
( )
𝑌𝑐 = √ 0,0785
9,81
𝑌𝑐 = 0,02054 𝑚
𝐸𝑠𝑘𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 = 0,03081 𝑚
8. Menghitung Qteo
3
2
= 𝑏𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 × √𝑔 × (3 × 𝑌(2−3))
2
𝑄𝑡𝑒𝑜
3
2
= 0,0785 × √9,81 × ( × 0,0445)
2
𝑄𝑡𝑒𝑜 3
3
𝑄𝑡𝑒𝑜 = 0,00099 𝑚 ⁄𝑠
𝐶𝑑 = 0,72803
𝑅1 = 0,02323
𝐹𝑟1 = 0,24416
Untuk bilangan Froude pada titik 2-7 pada variasi 2-3 dilakukan perhitungan yang
sama seperti di atas.
(0,16755)2
𝐸𝑠1 = 0,048 + 2(9,81)
𝐸𝑠1 = 0,04943
Untuk energi spesifik pada titik 2-7 pada variasi 2-3 dilakukan perhitungan yang
sama seperti di atas.
𝑅𝑒1 = 11444,3
Untuk Bilangan Reynold pada titik 2-7 pada variasi 2-3 dilakukan perhitungan
yang sama seperti di atas.
VI. DATA AKHIR
Tabel 6.1. Data akhir Percobaan
Energi Spesifik
variasi
Es1 Es2 Es3 Es4 Es5 Es6 Es7
1 0,049430758 0,048492289 0,045371985 0,039145485 0,03660909 0,028474982 0,028406461
2 0,042048198 0,040158462 0,036750353 0,032055368 0,029519806 0,023096956 0,022831201
3 0,037040779 0,036101101 0,034376834 0,029600411 0,027600904 0,020994885 0,020981356
variasi Yc
1 0,020540365
2 0,016669741
3 0,015249176
Tabel 6.6. Bilangan Reynold
bilangan reynold
variasi
Re1 Re2 Re3 Re4 Re5 Re6 Re7
1 11444,28347 11568,67785 14096,93195 15767,67944 16760,91909 16126,03579 17166,4252
2 9048,032834 9263,462187 11527,86406 12652,53372 13532,70998 12550,49716 12968,84706
3 8405,118718 8510,182702 10394,11628 11442,26246 12049,81622 11346,91027 11738,18304
VII. ANALISIS A
A. Analisis Cara Kerja
Percobaan kali ini dimaksudkan untuk memperoleh nilai dari debit aliran
menggunakan alat ukur debit yaitu venturi flume. Diawali dengan mengukur suhu
awal air menggunakan termometer kemudian dilanjutkan dengan mengoperasikan
hydraulic bench. Alat ini digunakan untuk menentukan debit aktual aliran melalui
pengukuran waktu. Waktu diukur tepat pada rentang diletakkannya beban hingga
terngkatnya lengan beban. Selain pengukuran debit secara aktual, debit juga
ditentukan melalui tinggi muka air. Tinggi muka air diukur pada tujuh titik yang
telah ditentukan. Tiga titik terletak pada penyempitan sedangkan sisanya berada
di luar penyempitan dengan catatan titik tujuh merupakan titik sebelum terjadinya
loncatan hidrolis. Pengukuran dilakukan menggunakan jangka sorong dengan
melakukan kalibrasi terlebih dulu agar data tinggi muka air yang diperoleh adalah
data yang tepat. Untuk mendapatkan hasil yang akurat, percobaan dilakukan
dengan menggunakan lima variasi debit. Setelah melakukan percobaan dalam
lima variasi debit, dilakukan pengukuran terhadap suhu akhir air. Hasil
pengukuran kemudian dirata-ratakan dengan suhu awal demi memperoleh
densitas dan viskositas dinamis.
B. Analisis Grafik
1. Qaktual Terhadap Qteoritis
Hasil nilai Cd yang diperoleh melalui grafik berbeda dengan nilai Cd venturi
flume berdasarkan literature yaitu sebesar 0,95. Adanya perbedaan ini dapat
disebabkan oleh beberapa hal. Salah satu yang palingmenentukan adanya galat ini
adalah titik pengukuran berdasarkan teori yaitu pada titik2 dan 3. Titik ini
dianggap sebagai titik di mana terjadi penyempitan saluran. Padakenyataannya,
penyempitan saluran terjadi pada titik 3, 4, dan 5. Hal ini
menyebabkanketidaktepatan data yang dipakai dalam perhitungan sehingga nilai
koefisiendischarge yang didapat tidak masuk ke dalam nilai range koefisien
discharge untuk venturiflume.
2. Qaktual Terhadap Cd
Jika nilai Qaktual semakin besar, maka nilai Cd yang didapat akan semakin besar.
Menandakan hubungan antara Qaktual dan Cd berbanding lurus.
3. Y terhadap NFr
Selain melalui grafik, kedua variabel ini juga dapat dihubungkan melalui
persamaan berikut.
1
𝐹𝑟 =
𝑦 1,5
4. Y terhadap NRe
5. Y terhadap Es
𝑑𝐸𝑠 𝛼𝑄2 𝑑 1 𝑑𝐴
= 1+ =0
𝑑𝑦 2𝑔 𝑑𝐴 𝐴2 𝑑𝑦
𝛼𝑄2
1 − 𝐵𝐶 2𝐴𝑐 −3 = 0
2𝑔
𝛼𝑄 2 𝐵𝐶
= 1
𝑔𝐴𝑐 −3
Karena Q = qxb , B=b dan A=by dan mengambil 𝛼=1 maka,
1/3
𝑞2
Yc = (𝑔) kemudian substitusikan yc ke persamaan
C. Analisis Kesalahan
Kesalahan yang terjadi saat praktikum menimbulkan perbedaan kondisi
yang terukur dengan kondisi ideal yang diakibatkan oleh human error. Di
praktikum ini ada beberapa kesalahan yang mungkin dilakukan oleh praktikan
yaitu ketidaktelitian dalam pembacaan maupun pengkalibrasian alat pengukur
kedalaman, peletakkan beban yang terlambat saat mengoperasikan hydraulic
bench, pengelihatan terangkatnya tuas yang kurang tepat, dan kesalahan dalam
perhitungan waktu menggunakan stopwatch. Kurang tepatnya pengukuran
tempteratur fluida juga menjadi salah satu faktor kesalahan, melihat temperatur
akan menentukan densitas serta viksitas kinematis suatu fluida. Dilakukannya
pembulatan pada perhitungan juga membuat hasil perhitungan berbeda.
Penentuan koefisien literatur yang kurang tepat juga bisa menjadi faktor
kesalahan.
VIII. ANALISIS B
Dalam pemanfaatannya pada bidang Rekayasa Infrastuktur Lingkungan, alat ukur
debit venturi flume digunakan umumnya pada saluran irigasi. Pengukuran debit pada
saluran irigasi berfungsi sebagai patokan dalam membagi aliran air menuju petak
sawah. Selain pada saluran irigasi, venturi flume juga digunakan pada IPAL untuk
menghitung debit terkait dengan konsentrasi air limbah.
variasi Qaktual
1 0,000723796
2 0,000529173
3 0,000462992
variasi Qteo
1 0,000994181
2 0,000740322
3 0,000651433
variasi Cd
1 0,728032466
2 0,714787563
3 0,710729224
4. Bilangan Froude pada tiap titik ditentukan dari perhitungan antara kecepatan
aliran, percepatan gravitasi, dan kedalaman aliran pada titik tertentu dalam satuan
tidak berdimensi.
Bilangan Froude
variasi
Fr1 Fr2 Fr3 Fr4 Fr5 Fr6 Fr7
1 0,24416 0,252 0,40071 0,55016 0,66378 0,84374 1,15842
2 0,22612 0,24374 0,40223 0,53821 0,67822 0,84693 1,02184
3 0,24046 0,25084 0,38542 0,52626 0,63252 0,89405 1,10811
5. Bilangan Reynolds pada tiap titik didapatkan melalui perhitungan antara
kecepatan, jari-jari hidrolis dan kecepatan kinematis.
bilangan reynold
variasi
Re1 Re2 Re3 Re4 Re5 Re6 Re7
1 11444,3 11568,7 14096,9 15767,7 16760,9 16126 17166,4
2 9048,03 9263,46 11527,9 12652,5 13532,7 12550,5 12968,8
3 8405,12 8510,18 10394,1 11442,3 12049,8 11346,9 11738,2
6. Energi spesifik pada tiap titik didapatkan melalui perhitungan antara kedalaman
air, gaya gravitasi, dan kuadrat dari kecepatan pada tiap titik pengukuran dalam
satuan meter.
Energi Spesifik
variasi
Es1 Es2 Es3 Es4 Es5 Es6 Es7
1 0,04943 0,04849 0,04537 0,03915 0,03661 0,02847 0,02841
2 0,04205 0,04016 0,03675 0,03206 0,02952 0,0231 0,02283
3 0,03704 0,0361 0,03438 0,0296 0,0276 0,02099 0,02098
X. DAFTAR PUSTAKA
Chow,Ven Te.1992. Open Channel Hydraulic. Jakarta: Erlangga.