Anda di halaman 1dari 11

TUGAS 11

MENGUKUR, MENGHITUNG DAN MENAKSIR

KU 1101
PENGANTAR REKAYASA DESAIN 1

Dosen :
Ir. Biemo W. Soemardi, M. Sc., ph.D.
Dr. Eng Hendra Achiari, S.T., M.T.

Oleh :
Nauval Iqbal Lubis 16617313
Rama Maulana Razak 16617433

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN


INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
BANDUNG
2017
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Rekayasawan pada umumnya sering sekali melakukan kegiatan seperti


mengukur, menghitung , menaksir yang tidak dapat dipisahkan dari angka angka .
pastinya dalam proses pengukur tidak dapat dipastikan hasil nya akurat sekali
sehingga diperlukan proses penaksiran dimana hasilnya akan mendekati hasil
aslinya itu sendiri .

1.2 Tujuan

1.2.1 Menentukan tinggi menara air di belakang perpustakaan ITB


1.2.2 Menentukan massa sebuah angkot berisi penuh penumpang
1.2.3 Menentukan kecepatan sebuah motor yang melintas di Jalan Dago
1.2.4 Menentukan debit saluran air hujan di kampus ITB Ganesha
BAB II
PEMBAHASAN

Dalam laporan ini, kami mencoba mengukur/menghitung/menaksir


spesifikasi suatu benda dengan menggunakan alat-alat yang tersedia serta
menggunakan prinsip-prinsip fisika dan matematika untuk memudahkan
penghitungan dan pengukuran.

2.1 Tinggi Menara Air di Belakang Perpustakaan ITB

Menara air yang berada di belakang perpustakaan ITB sangat tinggi sekali .
dikarenakan itu , maka sulit kemungkinan mengukur ketinggian tersebut dengan
cara konvensional menggunakan mistar atau meteran biasa sehingga
memnggunakan metode lain yaitu dengan menggunakan busur serta penggaris
(teodolit sederhana ) . metode yang lebih menghemat tenaga, lebih cepat dan lebih
mudah . dimana nantinya mengambil suatu objek atau titik disebelah kanan
diletakkan satu sembu dengan alas dari menara tersebut serta dengan menggunaka
busur dan penggaris nantinya didapatkan sudut elevasinya . namun, terlebih dahulu
diukur jarak x mendatarnya .x mendatar sendiri merupakan representasi oleh
panjang setengah diameter busur,

X
Untuk mengukur X , jarak dari titik objek dengan dasar menara karena tidak
mungkin menggunakan mistar maka kami menggunakan skala sepatu . dimana 1
sepatu panjangnya sekitar 30 cm . didapatkan x nya adalah 32 kaki serta lebih nya
25 cm . sehingga jarak x total adalah 985 cm

Dari prinsip diatas didapatkan sudut elevasi nya dari pengukuran pada busur
( ) adalah 65

.
Perhitungan

= / = 21,12

= tan = tan 65 9,85

Dari perhitungan diatas, dapat disimpulkan bahwa tinggi menara adalah


jarak antara menara dengan dimana pengukur berdiri ditambah dengan tinggi
badan pengukur. Hasil pengukuran yang kami dapatkan adalah sebagai berikut:

sehingga dapat disimpulkan bahwa tinggi menara air di belakang


perpustakaan ITB adalah 21,12 meter.
2.2 Massa Sebuah Angkot Berisi Penuh Penumpang

Angkot yang berlalu-lalang disekitar ITB mempunyai massa yang cukup


besar apabila ingin ditimbang sehingga tidak bisa dengan neraca biasa . maka
diperlukan aproksimasi dalam hal ini ketika kondisi angkot penuh dengan
penumpang . dengan asumsi bahwa ketika angkot kondisi penuh penumpang ,
jumlah penumpang sekitar 12 orang . dengan asumsi 1 orang massa nya 60 kg .
sehingga apabila ditotal sebagai berikut

Berat kosong angkot 1050 kg


Massa normal penumpang / supir 60 kg
Masssa angkot penuh penumpang (12 penumpang + supir) 1830 kg

Sehingga dapat disimpulkan bahwa massa sebuah angkot berisi penuh


penumpang adalah 1830 kg.

2.3 Gaya yang terlibat pada angkot

Gaya yang terlibat pada angkot diantaranya pada sumbu horizontal yaitu gaya (fd)
yang merupakan gaya yang diberikan oleh angin yang berlawan dengan arah gerak
angkot itu sendiri . selain itu terdapat gaya gesek dengan aspal (fk) yang juga
berlawanan dengan arah gerak angkot . pada sumbu vertical terdapat kesetimbangan
gaya disana karena gaya vertical yang kebawah yaitu gaya berat dari angkot (w)
itu sendiri sama besar nya dengan gaya normal ( N) yang mengarah keatas sehingga
angkot hanya bergerak hanya sejajar ssumbu horizontal
2.4 Kecepatan Motor yang Melintasi Jalan Dago

. Untuk mengukur kecepatan motor yang melintasi Jalan Dago, kami


menggunakan konsep kinematika . dimana kecepatan rata rata merupakan jarak
yang ditempuh dalam selang waktu tertentu

Rumus yang digunakan :



=

Namun , pada kasus ini kami menentukan jarak yang ditempuh itu sendiri yaitu
jarak antar kursi di trotoar jalan dago . dalam mengukur jarak antar kursi itu kami
tidak menggunakan mistar penggaris , jadi kami menggunakan sepatu sebagai skala
nya . nantinya salah satu dari anggota akan jalan dengan langkah tepat 1 sepatu .

1 sepatu = 30 cm

Didapatkan jarak yang ditempuh ialah jarak antar kursi di trotoar di jalan dago yaitu
43 sepatu dan 17,5 cm yang apabila dkonversi akan menjadi 13,075 m . Setelah itu
, kami menghitung waktu tempuh dari motor tersebut dalam jarak yang ditempuh
tersebut . kami melakukan pengamatan pada 20 sampel motor agar didapatkan
kecepatan rata rata dari setiap motor yang lewat.
No Motor Jarak yang waktu
ditempuh
1 Motor 1 1,9
2 Motor 2 2,1
3 Motor 3 2,4
4 Motor 4 2,5
5 Motor 5 1,8
6 Motor 6 0,9
7 Motor 7 0,9
8 Motor 8 1,1
9 Motor 9 13,075 m 1,3
10 Motor 10 1,4
11 Motor 11 1,4
12 Motor 12 1,3
13 Motor 13 1,1
14 Motor 14 1
15 Motor 15 0,9
16 Motor 16 1
17 Motor 17 1,3
18 Motor 18 1,4
19 Motor 19 1,9
20 Motor 20 2,1

Setelah didapatkan panjang Jalan Dago dan selang waktu untuk


melintasinya, maka diperoleh kecepatan motor dengan menggunakan prinsip
kinematika diatas.
13,075
= = = 8,8
2 1,485
= 31,6 /
2.5. Debit Saluran Air Hujan di Kampus ITB Ganesha

Untuk menentukan debit saluran air hujan di kampus ITB, kita


menggunakan konsep fluida dinamis .dimana untuk mengetahui debit nya dapat
dirumuskan sebagai berikut

Dimana Volume = Luas penampang x perpindahan


Sehingga dapat diturunkan menjadi seperti yang dibawah :

.
= = = .

Dengan : Q = debit saluran air


V = volume air
t = selang waktu
A = luas penampang saluran air
s = jarak
v = kecepatan aliran air

yang terlebih dahulu dilakukan yaitu mencari saluran air yang akan diamati
. setelah itu , kami mengukur luas penampang saluran yang digenangi air .
didapatkan hasil pengukurann sebagai berikut :

x = 0,28 m (lebar)
h= 0,18 m (ketinggian)
A= 0,0504 m2 (luas penampang)

Selanjutnya , kami mengambil suatu objek yang akan diamati guna mencari
kecepatan aliran pada saluran air tersebut . barang yang dijadikan objek ialah botol
mineral bekas . ditetapkan jarak yang diamati sekitar 1,2 meter dalam pengukuran
jarak yang diamati , kami menggunakan mistar penggaris
Setelah itu , diamati waktu yang ditempuh oleh botol tadi hingga ditempuh jarak 1
meter . sehingga didapatkan data sebagai berikut
s = 1,2 m
t = 10
setelah di dapatkan data jarak dan waktu selanjutnya dapat dihitung kecepatan
aliran dari saluran tadi sesuai dengan rumus dari kecepatan yaitu :

= /

Dimana : v = kecepatan aliran air


s = jarak tempuh
t = waktu tempuh

Dengan rumus tersebut didapatkan


V (kecepatan aliran air ) = 1,2 / 10 = 0,12 m /s

selanjutnya debit pada saluran air tadi dapat dihitung menggunaka rumus sebagai
berikut :
3
= . = 0,0504 2 . 0,12 = 0,006048

sehingga dapat disimpulkan dari perhitungan diatas :

3
Debit saluran air hujan di kampus ITB = 0,006048

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Tinggi menara air di belakang perpustakaan ITB adalah 21 ,12 meter.


Massa sebuah angkot berisi penuh penumpang adalah 1830 kg.
Kecepatan sebuah motor yang melintas di Jalan Dago 31,6 / km/jam
3
Debit saluran air hujan di kampus ITB Ganesha adalah 0,006048

3.2 Saran

Dalam melakukan penghitungan, pengukuran dan penaksiran harus


memiliki keterampilan tersendiri dimana diharuskan seakurat mungkin data yang
didapat dari 3 proses itu maka diperlukan pengeuasaan teknik tekniknya
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

http://ukurandansatuan.com/cara-menghitung-debit-waktu-
aliran-dan-volume-aliran.html/

https://www.belajarsipil.com/2014/01/14/pengertian-dan-fungsi-theodolit/

Anda mungkin juga menyukai