Anda di halaman 1dari 12

BAB III

PEMBAHASAN

4.1 Umum
Pada bagian ini akan dibahas perbandingan antara metode pelaksanaan
pekerjaan saluran dengan metode precast on site dan metode konvensional ditinjau
dari segi mutu biaya dan waktu pada proyek PLBN Entikong. Informasi proyek
adalah sebagai berikut:

Nama Pekerjaan : Pengembangan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Entikong Kab.
Sanggau – Design & Build (DB-C1)

Lokasi : Jalan Lintas Malindo, Kec. Entikong, Kab. Sanggau –


Kalimantan Barat

Nomor Kontrak : KU.08.08/SPK/DB/SATKER PKPK/VII/84.B/2015

Tanggal : 11 Agustus 2015


Nomor SPMK : 02/SPMK/DB/SATKER PKPK/VIII/2015

Tanggal : 11 Agustus 2015

Lingkup Pekerjaan : Review Masterplan, Perencanaan Teknis DED (Zona Inti),


Pekerjaan Konstruksi (Struktur, Arsitektur, MEP, Infrastruktur
& Lansekap)

Nilai Penawaran : Rp. 152.491.000.000,- (Plus Ppn 10%)

Waktu Pelaksanaan : 360 (tiga ratus enam puluh) Hari Kalender

Waktu Pemeliharaan : 180 (seratus delapan puluh) HariKalender

Pemberi Tugas : Satker PKPK - Direktorat jenderal Cipta Karya Kementrian


Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-PR)

Konsultan MK : PT. Amsecon Berlian Sejahtera

4.2 Analisa Penampang Saluran


Perencanaan saluran drainase jalan harus dilakukan sesuai dengan
kebutuhan debit pada area tersebut. Data-data yang dibutuhkan dalam
perencanaan yaitu intensitas curah hujan maksimum, koefisien pengaliran rata-
rata, kemudian luas daerah pengairan sehingga didapatkan debit air sesuai dengan
persamaan:

Kemudian akan ditentukan ukuran penampang yang mampu memenuhi


kapasitas debit aliran air tersebut. Desain penampang meliputi penampang saluran
primer dan saluran sekunder.
Saluran Primer

Saluran Sekunder

Gambar 4. 1 Layout saluran primer dan saluran sekunder PLBN Entikong

Ditinjau saluran primer dan saluran sekunder terpanjang untuk dilakukan analisa
desain penampang saluran.
4.2.1 Saluran Primer
1. Perhitungan debit air PLBN Entikong adalah sebagai berikut:

 Kondisi permukaan jalan


Panjang saluran drainase (L) = 285 meter
l1 = Perkerasan jalan = 36 meter
l2 = Bagian luar jalan (perbukitan) = 20 meter
 Selanjutnya tentukan besar koefisien C :
C1 = Perkerasan jalan = 0,9
C2 = Bagian luar jalan (perbukitan) = 0,8

Saluran Primer
l2

l1

 Tentukan luas daerah pengairan A :


A1 = Perkerasan jalan = 36 x 285 m = 10260 m2
A2 = Bagian luar jalan (perbukitan) = 20 x 285 m = 5700 m2
A total = 15960 m2 = 0,01596 km2
Fk perbukitan : 0,4
 Koefisien pengaliran rata-rata :
𝐶1 𝐴1 + 𝐶2 𝐴2 𝐹𝑘
𝐶= = 𝟎, 𝟔𝟗𝟐𝟖𝟔
𝐴1 + 𝐴2

 Hitung waktu konsentrasi


Untuk menentukan waktu konsentrasi (Tc) digunakan rumus berikut:

2 0,013 0,167
𝑡𝑝𝑒𝑟𝑘𝑒𝑟𝑎𝑠𝑎𝑛 = ( 𝑥3,28𝑥36𝑥 ) = 1,929 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
3 √0,02
2 0,2 0,167
𝑡𝑝𝑒𝑟𝑏𝑢𝑘𝑖𝑡𝑎𝑛 = ( 𝑥3,28𝑥20𝑥 ) = 2,580 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 (𝑡1 )
3 √0,03
285
𝑡2 = = 3,167 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
60𝑥1,5
𝑇𝑐 = 𝑡1 + 𝑡2 = 2,580 + 3,167 = 𝟓, 𝟕𝟓 𝒎𝒆𝒏𝒊𝒕
 Hitung intensitas curah hujan maksimum
Data curah hujan rata-rata PLBN Entikong adalah 301,06 mm. Diperoleh
nilai I dengan persamaan mononobe:

2/3
301,06 24
𝐼= ( ) = 𝟒𝟗𝟖, 𝟓𝟖𝟕𝟐 𝒎𝒎/𝒋𝒂𝒎
24 5,75/60
 Hitung debit aliran air sesuai dengan persamaan berikut:
0,6929 ∗ 498,5872 ∗ 0,01596
𝑄= = 𝟏, 𝟓𝟑𝟏𝟓 𝒎𝟑 /𝒔
3,6

2. Desain penampang saluran

Dilakukan desain terhadap dua alternatif bentuk penampang saluran yaitu


saluran penampang trapesium dan penampang persegi.

Dihitung kebutuhan luas penampang saluran. Untuk saluran beton nilai kecepatan
aliran izin maksimum adalah 1,5 m/s.

𝑄 1,53
𝐴= = = 𝟏, 𝟎𝟐 𝒎𝟐
𝑉 1,5

Maka kebutuhan luas penampang saluran harus > 1,02 m2

Trapesium Iterasi 1
Profil penampang:

(1,6 + 0,8 + 0,4 𝑥 2) 𝑥 1


𝐿𝑢𝑎𝑠 (𝐴) = = 1,2 𝑚2
2

𝐾𝑒𝑙𝑖𝑙𝑖𝑛𝑔 𝑏𝑎𝑠𝑎ℎ (𝑃) = 0,8 + 2 𝑥 √12 + 0,42 = 2,95 𝑚

𝐴
𝑅= = 0,4062 𝑚
𝑃

Dihitung nilai kecepatan aliran, tidak boleh melebihi kecepatan aliran izin beton v
< 1,5 m/s. Nilai kekasaran manning (n) dan sloping saluran (is) masing-masing
yaitu: n = 0,014 (beton)

Is = 0,001

Maka didapat nilai v adalah

0,40622/3 𝑥 0,0011/2
𝑉= = 1,239 𝑚/𝑠
0,014

Kemudian dihitung kapasitas debit saluran apakah saluran mampu memenuhi


kapasitas debit aliran air. Perhitungan dilakukan berdasarkan persamaan berikut:

𝑄=𝑉𝑥𝐴

𝑄 = 1,239 𝑥 1,2 = 1,4867 𝑚3 < 1,531 𝑚3 𝑇𝐼𝐷𝐴𝐾 𝑂𝐾!


Trapesium Iterasi 2

Profil penampang:

(1 + 1 + 0,5 𝑥 2) 𝑥 1
𝐿𝑢𝑎𝑠 (𝐴) = = 1,5 𝑚2
2

𝐾𝑒𝑙𝑖𝑙𝑖𝑛𝑔 𝑏𝑎𝑠𝑎ℎ (𝑃) = 1 + 2 𝑥 √12 + 0,52 = 3,236 𝑚

𝐴
𝑅= = 0,4635 𝑚
𝑃

Dihitung nilai kecepatan aliran, tidak boleh melebihi kecepatan aliran izin beton v
< 1,5 m/s. Nilai kekasaran manning (n) dan sloping saluran (is) masing-masing
yaitu: n = 0,014 (beton)

Is = 0,001

Maka didapat nilai v adalah


0,46352/3 𝑥 0,0011/2
𝑉= = 1,3528 𝑚/𝑠
0,014

Kemudian dihitung kapasitas debit saluran apakah saluran mampu memenuhi


kapasitas debit aliran air. Perhitungan dilakukan berdasarkan persamaan berikut:

𝑄=𝑉𝑥𝐴

𝑄 = 1,3528 𝑥 1,5 = 2,029 𝑚3 > 1,5315 𝑚3 𝑂𝐾!

Persegi Iterasi 1

Profil penampang:

𝐿𝑢𝑎𝑠 (𝐴) = 1,1 𝑥 1,1 = 1,21 𝑚2

𝐾𝑒𝑙𝑖𝑙𝑖𝑛𝑔 𝑏𝑎𝑠𝑎ℎ (𝑃) = 1,1 𝑥 3 = 3,3 𝑚

𝐴
𝑅= = 0,3667 𝑚
𝑃
Dihitung nilai kecepatan aliran, tidak boleh melebihi kecepatan aliran izin beton v
< 1,5 m/s. Nilai kekasaran manning (n) dan sloping saluran (is) masing-masing
yaitu: n = 0,014 (beton)

Is = 0,001

Maka didapat nilai v adalah

0,36672/3 𝑥 0,0011/2
𝑉= = 1,157 𝑚/𝑠
0,014

Kemudian dihitung kapasitas debit saluran apakah saluran mampu memenuhi


kapasitas debit aliran air. Perhitungan dilakukan berdasarkan persamaan berikut:

𝑄=𝑉𝑥𝐴

𝑄 = 1,157 𝑥 1,21 = 1,400 𝑚3 < 1,5315 𝑚3 𝑇𝐼𝐷𝐴𝐾 𝑂𝐾!


Persegi Iterasi 2

Profil penampang:

𝐿𝑢𝑎𝑠 (𝐴) = 1,425 𝑥 1,425 = 2,03 𝑚2

𝐾𝑒𝑙𝑖𝑙𝑖𝑛𝑔 𝑏𝑎𝑠𝑎ℎ (𝑃) = 1,425 𝑥 3 = 4,275 𝑚

𝐴
𝑅= = 0,475 𝑚
𝑃

Dihitung nilai kecepatan aliran, tidak boleh melebihi kecepatan aliran izin beton v
< 1,5 m/s. Nilai kekasaran manning (n) dan sloping saluran (is) masing-masing
yaitu: n = 0,014 (beton)
Is = 0,001

Maka didapat nilai v adalah

0,4752/3 𝑥 0,0011/2
𝑉= = 1,375 𝑚/𝑠
0,014

Kemudian dihitung kapasitas debit saluran apakah saluran mampu memenuhi


kapasitas debit aliran air. Perhitungan dilakukan berdasarkan persamaan berikut:

𝑄=𝑉𝑥𝐴

𝑄 = 1,375 𝑥 2,03 = 2,7923 𝑚3 > 1,5315 𝑚3 𝑂𝐾!

Anda mungkin juga menyukai