NAMA : …………………………………………..
NIM : …………………………………………..
KELOMPOK : …………………………………………..
KATA PENGANTAR
Kami panjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat-Nya sehingga Modul Petunjuk Praktikum Analisis Fluida Reservoir ini dapat selesai
pada waktu yang diharapkan. Modul ini disusun untuk menunjang kelancaran kegiatan
Praktikum Analisis Fluida Reservoir di Program Studi Teknik Perminyakan ITB. Modul ini
diharapkan dapat membantu semua pihak yang terlibat dalam praktikum tersebut dengan baik,
tanpa kendala yang berarti dalam pelaksanaannya.
Kami mengucapkan terima kasih kepada para asisten dan semua pihak yang telah bekerja
keras untuk mempersiapkan semua fasilitas laboratorium untuk menunjang kegiatan
praktikum Analisis Fluida Reservoir pada semester I - 2019/2020.
Tidak lupa kami mengucapkan banyak terima kasih pula kepada Bapak pimpinan Unit
Pengolahan III Pertamina yang telah menyumbangkan sampel – sampel fluida reservoir yang
kami peroleh pada tahun sebelumnya yang sangat kami butuhkan dalam pelaksanaan
praktikum ini.
Harapan kami semoga Modul Petunjuk ini dan kegiatan praktikum yang dilaksanakan dapat
bermanfaat khususnya bagi praktikan dan umumnya bagi mahasiswa jurusan Teknik
Perminyakan ITB.
Kepala Laboratorium
Analisis Fluida Reservoir
i|Halaman
Laboratorium Fluida Reservoir 2019
1. Praktikan wajib mengambil mata kuliah TM 2108 (Fluida Reservoir) dan terdaftar resmi
sebagai peserta praktikum Fluida Reservoir pada semester I – 2019/2020.
2. Praktikan diwajibkan mengikuti seluruh kegiatan praktikum dan tugas akhir sesuai dengan
jadwal resmi. Perubahan jadwal kegiatan harus seizin koordinator asisten.
3. Setiap praktikan wajib datang tepat waktu. Keterlambatan akan mengurangi nilai
keseluruhan praktikum atau praktikan tidak diizinkan mengikuti kegiatan praktikum.
4. Praktikan wajib:
• Menggunakan pakaian rapi berkerah dan jas laboratorium lengan panjang
• Membawa sarung tangan per orang dan lap atau tisu per kelompok
• Membawa goggle
• Praktikan wajib membawa mempelajari segala sesuatu yang terkait dengan modul
praktikum yang akan dilaksanakan.
Bagi yang melanggar ketentuan-ketentuan di atas, maka tidak diperbolehkan untuk
mengikuti praktikum pada hari tersebut.
5. Praktikan hanya diizinkan masuk ke laboratorium pada jam yang telah ditentukan,
sebelum atau setelah jam tersebut dilarang masuk.
6. Praktikan bertanggung jawab penuh terhadap peralatan yang digunakan selama percobaan
berlangsung. Bila terjadi kerusakan alat akibat kelalaian praktikan, maka praktikan
tersebut bersama kelompoknya wajib mengganti alat tersebut, dan indeks nilai kelompok
tersebut tidak akan dikeluarkan sebelum masalah tersebut diselesaikan.
7. Praktikan wajib membersihkan kembali peralatan dan ruangan praktikum seperti keadaan
semula. Praktikan baru diizinkan meninggalkan ruangan laboratorium setelah hal tersebut
dikerjakan.
8. Selama praktikum berlangsung, praktikan tidak diperkenankan keluar dari ruangan
praktikum. Untuk hal – hal khusus, dapat diberikan izin dengan sepengetahuan asisten.
ii | H a l a m a n
Laboratorium Fluida Reservoir 2019
9. Praktikan wajib mengerjakan Tugas Pendahuluan (TP) dengan melampirkan cover seperti
pada point 12. Tugas Pendahuluan akan diberikan oleh asisten modul yang bersangkutan
paling lama 2 hari sebelum hari praktikum. Tugas Pendahuluan (TP) dikerjakan di kertas
A4, ditulis tangan, margin 1 cm di setiap sisi, dan dikumpulkan di hari praktikum.
10. Untuk dapat mengikuti praktikum, praktikan harus memenuhi standar minimum berupa
nilai tes tertulis dan tes alat yang diberikan asisten. Jika praktikan gagal memenuhi standar
minimum, praktikan tersebut tidak diperkenankan mengikuti praktikum dan wajib
mengulang kembali modul yang sama maksimal 1 minggu setelah hari praktikum. Tes
awal dan tes alat dapat dilaksanakan lisan maupun tertulis sesuai dengan asisten modul
yang bertugas. Komponen penilaian praktikum meliputi 10% Tugas Pendahuluan, 25% tes
awal, 25% tes alat, 10% kinerja praktikum + keaktifan, dan 30% laporan. Bobot nilai
akhir praktikum adalah 80% praktikum + 20% tugas akhir (optional).
11. Laporan praktikum paling lambat dikumpulkan satu minggu setelah praktikum pada pukul
23:59 WIB dan diketik rapi. Untuk keterlambatan setiap harinya akan dikurangi satu
pertujuh dari nilai maksimum laporan. Keterlambatan laporan lebih dari tujuh hari
otomatis diberi nilai nol. Laporan dikumpulkan melalui e-mail ke
praktikumfr2019@gmail.com dengan format [Modul X_Kelompok_NIM], contoh
untuk praktikan modul 1 kelompok 1 dan NIM 12218001 wajib mengirimkan laporan
dengan judul email : [Modul 1_Kelompok 1_12218001], kesalahan format dapat
menimbulkan ketidaksampaian laporan ke asisten yang bersangkutan dan mengakibatkan
nilai 0 untuk laporan. Laporan wajib dikumpulkan perkelompok dalam format [Modul
X_Kelompok].zip
12. Laporan diketik rapi dan menggunakan komputer. Formatnya adalah sebagai berikut:
kertas ukuran A4, font Times New Roman size 12, diketik dengan format 1,5 spasi atau
berdasarkan kebijakan asisten. Halaman muka berisi:
iii | H a l a m a n
Laboratorium Fluida Reservoir 2019
iv | H a l a m a n
Laboratorium Fluida Reservoir 2019
KATA PENGANTAR................................................................................................................. i
MODUL I: Penentuan Gas Specific Gravity dan Oil Specific Gravity ..................................... 1
MODUL V: Penentuan Cloud Point, Pour Point, dan Flash Point .......................................... 28
v|Halaman
Laboratorium Fluida Reservoir 2019
DAFTAR ASISTEN
LABORATORIUM ANALISIS FLUIDA RESERVOIR
SEMESTER I – 2019/2020
PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN
FAKULTAS TEKNIK PERTAMBANGAN DAN PERMINYAKAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
vi | H a l a m a n
Laboratorium Fluida Reservoir 2019
MODUL I
PENENTUAN GAS SPECIFIC GRAVITY DAN
OIL SPECIFIC GRAVITY
Ada dua hukum gas yang mendasari percobaan ini yaitu hukum efusi / difusi dari Graham dan
hukum Avogadro. Kedua hukum ini menghasilkan perbandingan waktu alir yang dapat
digunakan untuk menentukan specific gravity suatu sampel gas.
Hukum difusi / efusi Graham ditemukan tahun 1830. Secara prinsip, hukum ini menyatakan
bahwa laju efusi dan difusi gas dua gas pada temperatur dan tekanan yang sama akan
berbanding terbalik dengan akar kuadrat massa jenisnya. Secara matematis dapat dinyatakan
dengan persamaan:
V1 d2
=
V2 d1
1|Halaman
Laboratorium Fluida Reservoir 2019
Sedangkan hukum Avogadro mengatakan bahwa pada kondisi tekanan, temperatur dan
volume tertentu, massa jenis gas berbanding lurus dengan berat molekulnya. Secara
matematis dapat dinyatakan oleh:
d1 M12
=
d 2 M21
Efusi dan difusi terjadi bila ada dua kondisi fisik yang berbeda dan keduanya saling
berhubungan. Gejala ini dapat terjadi karena kecenderungan untuk saling menyamakan
kedudukan. Penentuan specific gravity gas pada percobaan ini dilakukan dengan cara
membandingkan waktu alir gas sample dengan udara kering. Asumsi yang dipakai adalah
tekanan dan temperatur selama percobaan berlangsung tetap.
Difusi adalah suatu proses penyamaan keadaan keadaan fisik secara spontan dari konsentrasi
tinggi ke konsentrasi yang rendah. Bila difusi menyangkut zat zat yang berbeda, maka akan
menuju ke pencampuran partikel-partikel sehingga terdistribusi secara seragam. Sedangkan
efusi adalah proses difusi melalui celah sempit (pori – pori), atau pada percobaan ini efusi
didefinisikan sebagai gerakan partikel-partikel gas melalui celah atau pori-pori sempit.
Dalam percobaan ini akan ditentukan gas specific gravity dengan metode efusi sebagaimana
telah dinyatakan dalam hukum Graham, bahwa kecepatan gerak molekul gas merupakan
fungsi dari konsentrasi atau massa jenis. Hal ini dapat diilustrasikan seperti gambar sebagai
berikut:
E E E
…….|……. ......|...... .……|. . . . .
…….|……. ......|...... ……|. . . . .
…….|……. ......|...... ……|. . . . .
F F F
1 2 3
Pada gambar 1 dan 2 perpindahan netto molekul-molekul melalui bidang normal EF sama
dengan nol, artinya jumlah molekul yang berpindah dari kiri akan sama dengan jumlah
molekul dari kanan. Ini disebabkan karena konsentrasi gas sebelah kiri sama dengan sebelah
2|Halaman
Laboratorium Fluida Reservoir 2019
kanan. Gambar 3 menunjukkan perpindahan netto molekul-molekul tidak sama dengan nol,
karena laju perpindahan dari kiri tidak sama dengan dari kanan. Gabungan hukum Graham
dan hukum Avogadro untuk proses efusi dengan jarak yang sama diperoleh:
V12 t2 2 M 2 d 2
= = =
V2 2 t12 M 1 d1
Dari persamaan di atas terlihat bahwa specific gravity gas didefinisikan sebagai perbandingan
antara berat molekul gas tersebut terhadap berat molekul udara kering pada tekanan dan
temperatur yang sama.
Pada kondisi standar, persamaan gas ideal dapat diterapkan pada gas maupun udara kering.
Pada kondisi ini, jika definisi mol adalah n=m/M dan densitas adalah d=m/Volum, maka
spesific gravity gas dapat ditentukan dengan persamaan :
Pada percobaan ini digunakan alat effusiometer. Harga SG yang diperoleh dari perhitungan
dengan menggunakan data data hasil percobaan harus dikoreksi terhadap parameter-parameter
berikut:
▪ Tekanan uap kering, W (mmHg)
▪ Tekanan ruang, P (mmHg))
▪ Tekanan rata rata, p (mmHg)
t
2
W t 2
SG = 2 + 0.627
*
2 − 1
t1 P + p −W t1
3|Halaman
Laboratorium Fluida Reservoir 2019
1. Effusiometer 5. Kompresor
2. Stopwatch 6. Air
3. Termometer 7. Udara
4. Tabung Gas CO2 dan N2 8. Gas CO2 dan N2
5. Kompresor
▪ Persiapan
5|Halaman
Laboratorium Fluida Reservoir 2019
6|Halaman
Laboratorium Fluida Reservoir 2019
Specific gravity crude oil dapat ditentukan dengan hidrometer, SG Balance, atau Picnometer,
tergantung dari ketelitian yang dikehendaki. Hidrometer tidak seteliti SG Balance dan
Picnometer tetapi praktis dan ketelitiannya cukup dapat diterima. Sedangkan SG Balance
lebih cepat dari Picnometer tetapi hasilnya perlu dikoreksi terhadap temperatur.
Konsep Hidrometer
Hidrometer dibenamkan ke dalam sampel yang akan diukur. Alat ini menggunakan prinsip
Archimedes. Terkadang Hidrometer dilengkapi dengan termometer sehingga koreksi terhadap
temperatur dapat dilakukan jika diperlukan.
Hydrometer method sangat baik untuk menentukan densitas, SG (relative density) atau API
Gravity dari liquid transparan dan mobile. Ada dua jenis Hydrometer:
▪ Plain type
▪ Thermo-hydrometer
7|Halaman
Laboratorium Fluida Reservoir 2019
1. Hidrometer
2. Picnometer
3. Gelas kimia 1L dan 100 mL
4. Gelas ukur
5. Corong gelas
6. Pemanas
7. Penjepit kayu
8. Termometer 2 buah
9. Batang pengaduk
10. Timbangan
11. Sampel crude oil
12. Air
4. Ukur temperatur crude oil dan temperatur crude oil dan temperatur air, hingga selisih
temperatur antara air dan crude oil tidak lebih dari 1°C (gunakan batang pengaduk
untuk mempercepat proses perataan temperatur).
5. Timbang berat kosong Picnometer.
6. Masukkan sampel ke dalam Picnometer hingga penuh.
7. Timbang berat Picnometer berisi sampel.
8. Catat volume Picnometer yang digunakan.
9. Ulangi percobaan untuk temperatur yang lain dengan mengatur pemanas.
1. McCain, William D. Jr., “The Properties of Petroleum Fluids”, 2nd Edition, PennWell
Publishing Co., 1990, Tulsa, Oklahoma.
2. “American Society for Testing and Material”, ASTM Designation: D – 3230.
9|Halaman
Laboratorium Fluida Reservoir 2019
Catatan :
10 | H a l a m a n
Laboratorium Fluida Reservoir 2019
MODUL II
EMULSI
Emulsi merupakan kombinasi dua jenis cairan yang immiscible atau cairan yang pada kondisi
normal tidak dapat bercampur. Salah satu cairan tersebut akan tersebar atau terdispersi
sebagai droplet pada cairan lainnya.
d. Demulsifier menyebabkan:
▪ flocculation
▪ terjadinya coalescence
▪ solid wetting
11 | H a l a m a n
Laboratorium Fluida Reservoir 2019
12 | H a l a m a n
Laboratorium Fluida Reservoir 2019
13 | H a l a m a n
Laboratorium Fluida Reservoir 2019
Catatan :
14 | H a l a m a n
Laboratorium Fluida Reservoir 2019
MODUL III
PENGUKURAN VISKOSITAS DENGAN
REDWOOD VISCOMETER
Viskositas merupakan parameter penting yang memerlukan perhatian besar tentang aliran
fluida. Viskositas adalah sifat fluida yang mendasari diberikannya tekanan terhadap tekanan
geser yang diberikan oleh fluida tersebut. Viskositas gas akan bertambah besar dengan
naiknya suhu namun apabila sudah melewati suatu tekanan tertentu, naiknya suhu akan
mengakibatkan viskositas gas menjadi berkurang, sedangkan viskositas cairan akan
berkurang dengan naiknya suhu.
Pada percobaan ini, waktu yang dibutuhkan untuk mengalirkan 50 cc sampel melalui
viscometer redwood (dalam detik) diukur pada temperatur tertentu dimana pada percobaan
0
ini adalah 100, 140, dan 180 F. Harga viskositas kinematik bisa dihitung dengan
menggunakan hubungan:
TABEL 3-1
Persamaan Konversi Viskositas Kinematik
15 | H a l a m a n
Laboratorium Fluida Reservoir 2019
Viscosity Index (VI) dari minyak adalah suatu bilangan yang dapat menyatakan besarnya
perubahan viskositas akibat perubahan temperatur. Nilai ini sangat berpengaruh terhadap oli
lubrikan di industri otomotif. VI dapat ditentukan dengan menggunakan hubungan:
▪ Untuk minyak dengan viskositas kinematik di atas 75 cSt pada 210 0F dapat
digunakan persamaan:
▪ Untuk minyak dengan viskositas kinematik di bawah 2,0 cSt pada 210 0F digunakan
persamaan:
L = Y (1,655 + 1,2665Y)
H = Y (0,1725 + 0,34984Y)
▪ Untuk minyak dengan viskositas kinematik pada 210 0F antara 2,0 cSt sampai 75 cSt
digunakan rumus:
L = aY2 + bY + c
H = dY2 + eY + f
Konstanta a, b, c, d, e dan f dapat dicari dari table “coefficient of quadratic equation”, atau
nilai L dan H dapat langsung dicari dari table “basic value for L and H for kinematic
viscosity”.
16 | H a l a m a n
Laboratorium Fluida Reservoir 2019
VI =
( antiLogN ) − 1 + 100
0.00715
Dimana:
N=
( log H − log U )
log Y
1. Redwood Viscometer
2. Oil cup
3. Termometer
4. Oil Cup Termometer
5. Flask 50 cc
6. Heater
7. Picnometer
8. Stopwatch
9. Sampel crude oil
10. Valve
1. Bersihkan oil cup dengan bensin atau eter, lalu dinginkan. Masukkan sampel ke dalam
oil cup sampai batas.
2. Letakkan termometer pada oil cup dan water bath
3. Panaskan waterbath sampai beberapa derajat di atas temperatur percobaan.
4. Tempatkan flask di bawah orifice.
5. Bila temperatur sampel telah konstan pada temperatur percobaan, catat waktu
pengaliran 50 cc sampel dengan membuka valve dan menjalankan stopwatch.
6. Matikan stopwatch bila sampel telah mencapai 50 cc.
17 | H a l a m a n
Laboratorium Fluida Reservoir 2019
18 | H a l a m a n
Laboratorium Fluida Reservoir 2019
Keterangan Gambar:
1. Oil cup
2. Water Bath
3. Stirrer
4. Valve
5. Bath thermometer
6. Oil cup thermometer
7. Flask 50 cc
19 | H a l a m a n
Laboratorium Fluida Reservoir 2019
Catatan:
20 | H a l a m a n
Laboratorium Fluida Reservoir 2019
MODUL IV
PENGUKURAN VISKOSITAS DENGAN
OSTWALD VISCOMETER
Setiap fluida memiliki sifat keengganan untuk mengalir yang umumnya disebut viskositas.
Sifat ini mencerminkan adanya tahanan yang dilakukan oleh suatu lapisan fluida terhadap
lapisan lain di dekatnya. Viskositas kinematik adalah ukuran keengganan aliran suatu fluida
di bawah pengaruh gaya gravitasi dan beban tekanan yang proporsional terhadap densitas
fluida. Suatu fluida yang berada di bawah pengaruh gravitasi memiliki beban hidrostatik di
mana beban tekanan pada cairan utamanya terletak pada densitas cairan tersebut.
Viskositas kinematik (v) dinyatakan dalam centistoke dan dapat ditentukan berdasarkan
dimensi viscometer dengan persamaan berikut :
d 2 ht E
v= −
128VI t2
Di mana:
v = Viskositas kinematik (cSt)
d = Diameter pipa kapiler (cm)
l = Panjang pipa kapiler (cm)
h = Jarak vertikal antara atas dan bawah meniskus (cm)
V = Volume cairan yang melalui pipa kapiler (cm2)
E = Koreksi energi kinetik (cSt/sec2)
t = Waktu alir (sec)
21 | H a l a m a n
Laboratorium Fluida Reservoir 2019
Koreksi energi kinetik terhadap waktu dapat diabaikan jika waktu aliran lebih dari 200 detik
dengan pengecualian pada ukuran yang umum untuk pengukuran viskositas cairan yang
rendah (seperti dikatakan di dalam tabel dimensi viscometer yang konstantanya sama atau
kurang dari 0,05 cSt/sec maka koreksi energi akan berpengaruh tetapi jika waktu aliran
minimumnya 200 detik maka diabaikan).
Persamaan di atas berasal dari persamaan umum Poiseulle untuk pipa kapiler. Pada metode
ini diukur waktu yang diperlukan sejumlah volume tertentu cairan yang mengalir melalui
pipa kapiler di bawah pengaruh tekanan penggerak yang tetap.
r 4 p
=
8VI
Konsanta (C) dapat ditentukan dari viscometer standar dengan persamaan sebagai berikut:
22 | H a l a m a n
Laboratorium Fluida Reservoir 2019
Seperti telah dikemukakan sebelumnya, konstanta alat (C, cp/sec) dapat ditentukan dari
hubungan v = C x t. Sedangkan viskositas dinamik dapat ditentukan dari hubungan:
µ=ρxv
Di mana:
ρ = Densitas pada temperatur yang sama dengan temperatur pengukuran (gr/cc)
1. Ostwald Viscometer
2. Stopwatch
3. Picnometer
4. Termometer
5. Constant Temperature Bath
23 | H a l a m a n
Laboratorium Fluida Reservoir 2019
6. Gelas ukur
7. Neraca analitis
8. Rubber penjepit
9. Aquades
10. Sampel Crude oil
11. Bola karet
Catatan:
Densitas larutan diukur pada temperatur yang sama dengan yang digunakan untuk mengukur
waktu pengaliran.
24 | H a l a m a n
Laboratorium Fluida Reservoir 2019
Prosedur yang dilakukan sama dengan penentuan konstanta alat tetapi menggunakan crude
oil sebagai fluida yang diuji.
Catatan:
Sebelum memasukkan crude oil ke dalam tabung viscometer, memastikan tabung viscometer
dalam keadaan bersih dan kering dengan cara membilasnya dengan alkohol dan
mengeringkannya dengan oven.
25 | H a l a m a n
Laboratorium Fluida Reservoir 2019
26 | H a l a m a n
Laboratorium Fluida Reservoir 2019
Catatan:
27 | H a l a m a n
Laboratorium Fluida Reservoir 2019
MODUL V
PENENTUAN CLOUD POINT, POUR POINT, DAN FLASH POINT
1. Menentukan cloud point, pour point, flash point dari crude oil.
2. Mengatahui masalah produksi akibat cloud point, pour point, dan flash point.
3. Memahami penanganan masalah akibat cloud point, pour point, dan flash point.
Cloud point (titik embun) dari crude oil didefinisikan sebagai temperatur tertinggi saat
pertama kali lilin paraffin (wax) dari crude oil memisahkan diri untuk mulai mengkristal.
Kondisi ini dapat diamati dengan timbulnya titik-titik putih dalam crude oil. Dalam
percobaan ini akan ditentukan cloud point sampel berdasarkan metode ASTM standar.
Sampel yang ditempatkan dalam Test Jar dilengkapi dengan thermometer dan diletakkan
dalam medium pendingin. Penurunan suhu diamati hingga dicapai cloud pointnya.
Pour point (titik tuang) didefinisikan sebagai temperatur tertinggi dimana suatu fluida tidak
dapat mengalir lagi. Percobaan ini juga menggunakan metode ASTM standar. Percobaan
dilakukan dengan mengamati keteraliran fluida setiap penurunan temperatur tertentu.
Flash point (titik nyala) didefinisikan sebagai temperatur terendah (setelah dikoreksi terhadap
tekanan) dimana, bila diberi nyala api akan menyebabkan uap dari fluida tersebut menyala
dibawah kondisi percobaan. Nilai ini dapat diukur dengan dua metode, yaitu: Tag Closed
Tester dan Pensky Marten Closed Tester.
Percobaan dengan Tag Closed Tester dilakukan dengan menempatkan sampel dalam cup
tester dengan lid tertutup. Cup ini dipanaskan dengan kenaikan panas yang konstan dan lidah
api yang kecil diarahkan pada cup. Titik nyala dicapai bila uap dari sampel terbakar.
Pensky Marten Closed Tester bekerja serupa dengan Tag Closed Tester, namun
menggunakan sistem pemanasan yang berasal dari powerstat, yang mengatur panas yang
diberikan pada cup.
28 | H a l a m a n
Laboratorium Fluida Reservoir 2019
1. Test Jar
2. Cloud dan Pour Cooling Bath
3. Jacket
4. Termometer
5. Cork Disk
6. Gasket
7. Gelas Kimia
8. Sampel minyak Heavy Oil dan Light Oil
1. Sampel dituangkan ke dalam test jar dengan termometer dan cork disk hingga batas.
2. Nyalakan Cooling Bath dan atur temperature nya.
3. Masukkan Test Jar kedalam Cooling bath dan amati setiap penurunan 1°C, dengan
mengeluarkan Test Jar dari Cooling Bath.
4. Catat temperatur ketika mulai terlihat kabut wax.
29 | H a l a m a n
Laboratorium Fluida Reservoir 2019
ASTM standard, part 23, American Society of Testing Minerals Designation, 56-79, hlm.1.
McCain, William D. Jr.1990. The Properties of Petroleum Fluids, 2nd Edition.
Oklahoma:PenWell Publishing Co.
Koehler K461XX Cloud and Pour Point Bath Operation Instruction Manual
30 | H a l a m a n
Laboratorium Fluida Reservoir 2019
Yar
Jacket
31 | H a l a m a n
Laboratorium Fluida Reservoir 2019
32 | H a l a m a n
Laboratorium Fluida Reservoir 2019
33 | H a l a m a n
Laboratorium Fluida Reservoir 2019
34 | H a l a m a n
Laboratorium Fluida Reservoir 2019
35 | H a l a m a n
Laboratorium Fluida Reservoir 2019
Catatan :
36 | H a l a m a n
Laboratorium Fluida Reservoir 2019
MODUL VI
ANALISIS KUANTITATIF AIR
Sifat air yang mampu melarutkan kebanyakan zat organik merupakan alasan mengapa air
disebut sebagai pelarut universal. Akibat dari sifat ini, air dapat melarutkan zat-zat yang
berkontak dengannya, baik logam maupun non-logam. Sifat air sebagai pelarut universl ini
umumnya juga menjadi penyebab berbagai masalah di lapangan. Air yang diproduksi, baik
bersama minyak maupun tidak, mengandung sejumlah zat yang dihasilkan oleh kontak air
dengan tanah dan batuan formasi. Tidak jarang air juga mengandung padatan yang
tersuspensi dan gas yang larut.
Perubahan temperatur dan tekanan menyebabkan beberapa zat yang semula terlarut dalam air
menjadi tidak larut dan berubah menjadi padatan yang memisahkan diri dari air. Di lapangan
minyak, zat padat yang terbentuk ini disebut scale dan dapat menyebabkan rusaknya
peralatan-peralatan akibat tersumbat oleh padatan tersebut. Kesulitan yang timbul karena
masalah air di dalam industri perminyakan cukup banyak. Misalnya, timbulnya korosi baik
pada alat-alat di permukaan maupun di bawah permukaan, serta penyumbatan (plugging)
pada formasi dan pipa-pipa salur.
Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut, perlu diketahui beberapa sifat air seperti di
bawah ini :
a. Ion-ion penyusun dalam air dan sifat-sifatnya
b. Keterangan terkait ion-ion penyusun air tersebut
c. Metode analisis yang digunakan
37 | H a l a m a n
Laboratorium Fluida Reservoir 2019
Kation Anion
Natrium (Na+) Klorida (Cl-)
Kalsium (Ca2+) Bikarbonat (HCO3-)
Magnesium (Mg2+) Sulfat (SO42-)
Besi (Fe2+) Karbonat (CO32-)
Specific Gravity air dapat ditentukan dengan menggunakan Hydrometer, SG Balance, atau
picnometer. Pemilihan alat untuk percobaan tergantung dari ketelitian yang dikehendaki.
Meskipun Hydrometer tidak seteliti SG Balance dan picnometer, tetapi alat ini praktis dan
ketelitiannya cukup dapat diterima. Sedangkan SG Balance lebih cepat dari picnometer tetapi
hasilnya perlu dikoreksi terhadap temperatur. Hydrometer menggunakan prinsip Archimedes
sehingga perlu dibenamkan ke dalam sampel yang akan diukur. Terkadang hydrometer
dilengkapi dengan termometer, sehingga koreksi terhadap temperatur dapat dilakukan jika
diperlukan. Adanya minyak dalam sampel mempengaruhi pengukuran specific gravity air
formasi, jadi sampel yang dapat digunakan adalah sampel yang telah difiltrasi atau bebas
minyak.
Sulfat diendapkan dengan BaI2 dalam larutan asam, disaring dan ditimbang sebagai BaSO4.
Dalam prakteknya unsur-unsur pengganggu hanya sedikit berpengaruh terhadap sulfat dalam
air formasi. Walaupun begitu perlu diingat bahwa ion-ion ferric silica amonium dan logam-
logam berat dapat mengganggu penentuan ini.
Penentuan TDS ini digunakan sebagai pengecekan terhadap SG dan resistivity. Kebanyakan
air formasi merupakan NaCl dengan jumlah yang lebih besar daripada CaCl2 , MgCl2, SrCl2,
dan garam-garam lain. Ada empat cara untuk menentukan TDS dari air formasi, yaitu:
38 | H a l a m a n
Laboratorium Fluida Reservoir 2019
6.3.1. Alat-alat
6.3.2. Bahan-bahan
39 | H a l a m a n
Laboratorium Fluida Reservoir 2019
6.4.1 Penentuan SG
1. Isi tabung kimia yang cukup besar dengan sampel yang telah disaring
2. Tenggelamkan hydrometer ke dalam sampel
3. Usahakan agar hydrometer tidak menyinggung dinding tabung
4. Tunggu sampai hydrometer stabil dan skala thermometer konsatan
5. Baca harga SG pada skala hydrometer
40 | H a l a m a n
Laboratorium Fluida Reservoir 2019
B. Analisis HCO3-
1. Ambil 10 ml air formasi dengan pipet
2. Tambahkan 2 tetes methyl orange 0.1% sehingga warnanya berubah menjadi kuning
atau kuning muda
3. Titrasi dengan larutan HCl 0.1 % sampai menjadi jingga
4. Catat volume HCl dalam ml, ekivalen dengan HCO3-
C. Analisis Cl-
1. Ambil 10 ml air formasi dengan pipet
2. Tambahkan 1-2 ml larutan photassium chromate 5% sehingga warnanya berubah
menjadi kuning
3. Titrasi dengan larutan AgNO3 0.1% sampai menjadi jingga
4. Catat volume AgNO3 0.1% dalam ml, ekivalen dengan Cl-
E. Analisis Ca2+
1. Ambil 10 ml air formasi
41 | H a l a m a n
Laboratorium Fluida Reservoir 2019
F. Penentuan Mg2+
Konsentrasi Mg2+ dihitung dari volume complexon III yang dipakai untuk menentukan total
hardness dikurangi yang dipakai untuk penentuan Ca2+.
G. Penentuan Na+
Na+ dihitung sebagai perbedaan antara jumlah anion dan kation lain.
Patton, Charles C., “Oilfield Water System”, 2nd Edition, Cambell Petroleum, 1977.
42 | H a l a m a n
Laboratorium Fluida Reservoir 2019
Catatan :
43 | H a l a m a n