2019
MODUL PRAKTEK
<KA164336 – AKUNTANSI KEUANGAN I>
1. Rekonsiliasi Bank
2. Kas Kecil
3. Piutang
4. Surat Berharga
5. Aktiva Tetap
Penyusun :
ARISMAN, S.E.,M.S.Ak
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT kami panjatkan atas segala nikmat,
hidayah dan anugerah yang telah diberikan kami, sehingga kami masih diberikan nikmat
kesehatan dan kekuatan untuk bisa menyelesaikan pembuatan modul praktek Akuntansi
Keuangan I Program Studi Diploma III Akuntansi Politeknik Jambi. Tidak lupa pula kami
ucapkan solawat dan salam kepada Nabi besar Muhammad SAW, semoga keselamatan
selalu menyertai kita semua. Amin. Modul Akuntansi biaya I ini merupakan modul praktek
yang bertujuan meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menghitung biaya dalam
produksi karena modul ini akan lebih mendorong kemampuan harga pokok produksi
Dalam melaksanakan praktek ini, mahasiswa dituntut untuk dapat mengerjakan setiap
langkah kerja yang diberikan. Selain itu praktikan dituntut untuk dapat memahami setiap
langkah kerja serta dapat membuat perhitungan dari rumus yang diberikan di teori dan
langsung mengaplikasikannya sewaktu praktek. Pada kesempatan kali ini, kami penulis
ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya ke semua pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian modul praktek ini, baik secara langsung ataupun tidak
langsung. Akhir kata, semoga semua usaha yang dilakukan dapat berkontribusi pada
dihasilkannya lulusan Program Studi Diploma III Akuntansi Politeknik Jambi.>
Tim Penyusun
AKUNTANSI KEUANGAN 1 2/47
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................1
DAFTAR ISI.........................................................................................................................2
TATA TERTIB PENGGUNAAN LABORATORIUM......................................................3
1. Peraturan Umum......................................................................................................3
2. Peraturan Dosen Pengajar.......................................................................................3
3. Peraturan Mahasiswa...............................................................................................4
4. Tugas dan Laporan...................................................................................................6
5. Penilaian.....................................................................................................................6
6. Panduan Umum Keselamatan Kerja Dan Penggunaan Alat................................6
JOB SHEET PRAKTIKUM <1,2 dst>...............................................................................8
JOB SHEET PRAKTIKUM <1,2 dst>.............................................................................10
FORMAT LAPORAN........................................................................................................12
AKUNTANSI KEUANGAN 1 3/47
1. Peraturan Umum
1. Laboratorium adalah hak dan tanggung jawab dari Ketua Laboratorium yang
bersangkutan.
2. Dosen dan mahasiswa wajib berkoordinasi dan meminta izin kepada Ketua
Laboratorium (minimal secara lisan).
3. Ketua Lab berhak memberhentikan proses pembelajaran apabila terjadi ketidak
sesuaian pada saat proses belajar mengajar (baik dari Dosen yang bersangkutan
ataupun dari Mahasiswa).
4. Penggunaan Labaratorium untuk proses belajar mengajar hanya dapat digunakan
sesuai dengan jadwal praktikum yang berlaku.
5. Penggunaan Laboratorium diluar jam kerja/jadwal termasuk SP harus membuat Surat
Pengajuan Izin serta keperluan Praktikum ke Ketua Laboratorium melalui KPS.
6. Rincian penggunaan Laboratorium tertera pada Jadwal Penggunaan Laboratorium
yang telah di buat oleh Ketua Lab dan diketahui KPS.
7. Peminjaman alat dan bahan akan dilayani jika pengajar yang bersangkutan sudah
hadir. Jika belum hadir maka peminjaman hanya dapat dilayani apabila pengajar yang
bersangkutan sudah melakukan konfirmasi ke Ketua Lab ataupun mahasiswa
membawa surat rekomendasi dari Pengajar/Dosen.
8. Sebelum Proses Kegiatan Belajar Mengajar berlangsung, alat dan bahan di pastikan
telah siap dan dapat di gunakan dengan berkoordinasi antara Dosen Pengajar dengan
Kepala Lab terkait.
9. Dilarang keras merokok, membawa makanan/minuman atau sejenisnya kedalam
Laboratorium.
5. Menyediakan bahan ajar atau modul sendiri sesuai dengan pembelajaran yang
diperlukan, yang sudah di seragamkan melalui Template Modul Praktikum di Lab
terkait (untuk kegiatan Lab reguler).
6. Wajib menjaga dan mengarahkan mahasiswa untuk menjaga kebersihan dan ketertiban
di Laboratorium, serta mematuhi peraturan yang telah dibuat.
7. Apabila meminjam alat/bahan, wajib mengarahkan mahasiswa untuk mengisi Form
Peminjaman Alat/Bahan yang telah disediakan oleh Ketua Laboratorium yang
bersangkutan.
8. Wajib memperhatikan mahasiswa disaat melakukan praktikum dan mengarahkan
sesuai dengan modul dan pembelajaran.
9. Apabila menjumpai kesalahan, kerusakan, atau ketidak sesuaian dengan buku petunjuk
praktikum/modul praktikum, diharapkan dapat mengkondisikan Laboratorium agar
tetap tertib dan aman.
10. Memperhatikan dan mengkondisikan jika terjadi kerusakan atau kehilangan alat yang
disebabkan oleh kesalahan/kelalaian mahasiswa dan memastikan kepada kelompok
tersebut untuk bertanggung jawab, dan kelompok/mahasiswa tersebut tidak
diperkenankan mengikuti praktek sebelum menyelesaikan tanggung jawabnya.
11. Setiap selesai melaksanakan praktek, wajib mengarahkan mahasiswa untuk
mengembalikan alat-alat yang digunakan dan melarang mahasiswa meninggalkan
Laboratorium sebelum mahasiswa tersebut menyelesaikan pengembalian alatnya.
3. Peraturan Mahasiswa
1. Dilarang keras membawa peralatan yang membahayakan diri sendiri, Dosen, maupun
mahasiswa lain.
2. Sudah hadir di Laboratorium sebelum praktikum dimulai.
3. Wajib memakai baju/Jas/Almamater praktikum pada saat masuk ke Laboratorium
praktikum (jika tidak memakai baju/Jas/Almamater praktikum tidak diizinkan masuk
Laboratorium).
4. Wajib memakai sepatu dan memakai baju kemeja.
5. Tidak dibenarkan menggunakan alat komunikasi selama praktikum & harus
dimatikan/di-silent, kecuali diperkenankan oleh dosen pengajar. Jika ada keperluan
mendesak harus atas izin Dosen pengajar yang bersangkutan atau Ketua Lab.
6. Selama berada di Laboratorium, mahasiswa tidak dibenarkan untuk duduk atau naik di
atas meja Praktikum.
7. Tidak dibenarkan mendengarkan Radio, MP3, dan sejenisnya pada saat proses
Praktikum, kecuali sesuai dengan pembelajaran di Laboratorium
AKUNTANSI KEUANGAN 1 5/47
8. Laboratorium hanya dapat digunakan jika pengajar yang bersangkutan sudah hadir
atau pengajar yang bersangkutan sudah melakukan konfirmasi ke Teknisi
Laboratorium.
9. Membawa dan menyediakan sendiri alat-alat tulis/gambar yang diperlukan.
10. Untuk setiap praktek sudah disediakan alat, tempat, dan bahan masing-masing yang
tidak boleh diubah, duganti, atau ditukar kecuali atas intruksi Dosen yang
bersangkutan dan dibantu oleh Ketua Lab.
11. Bagi yang akan/sedang praktikum diwajibkan membawa buku petunjuk
praktikum /modul praktikum yang sesuai dengan materi pembelajaran di
Laboratorium.
12. Dilarang keras mencoret-coret di Laboratorium dan wajib menjaga kebersihan
Laboratorium.
13. Apabila meminjam alat/bahan, wajib mengisi Form Peminjaman Alat/Bahan yang
telah disediakan oleh Teknisi Laboratorium
14. Setelah selesai menyusun rangkaian sesuai dengan buku petunjuk praktikum, segera
melapor ke Dosen/Ketua Lab, dan dilarang menghubungkan rangkaian dengan sumber
tegangan sebelum mendapat izin dari Dosen/Ketua Lab yang bersangkutan.
15. Apabila menjumpai kesalahan, kerusakan, atau ketidaksesuaian dengan buku petunjuk
praktikum/modul praktikum, mahasiswa harus segera melapor pada Dosen/Ketua Lab
yang bersangkutan.
16. Kerusakan/kehilangan alat yang disebabkan oleh kesalahan/kelalaian mahasiswa
menjadi tanggung jawab kelompok/mahasiswa tersebut, dan kelompok/mahasiswa
tersebut tidak diperkenankan mengikuti praktek sebelum menyelesaikan tanggung
jawabnya.
17. Mahasiswa bertanggung jawab penuh terhadap peralatan, bahan dan fasilitas
Laboratorium selama proses praktikum
18. Setiap selesai melaksanakan praktek, diwajibkan mengembalikan alat-alat yang
digunakan dan dilarang meninggalkan ruangan Laboratorium sebelum mendapat izin
dari Dosen /Ketua Lab Laboratorium yang bersangkutan.
3. Laporan pendahuluan berisikan (Dasar teori/ teori singkat) dari setiap materi
praktek minimal 5 lembar.
4. Sebelum memulai praktek, akan dilakukan pre-test pendahuluan berupa
pertanyaan tujuan praktek, pengenalan alat dan bahan serta teori singkat.
5. Setiap tugas dan laporan harus mencantumkan nama kelompok, nama
praktikan, NIM praktikan, tanggal praktek dan topik praktek.
5. Penilaian
1. Kehadiran : 10 %
2. Tes pendahuluan/ kesiapan praktikan : 10 %
3. Laporan praktek : 50 %
4. Keaktifan kegiatan Praktek : 30 %
2) Jangan melakukan sesuatu yang dapat menimbulkan api, percikan api atau panas yang
berlebihan.
3) Jangan melakukan sesuatu yang dapat menimbulkan bahaya api atau panas berlebih
pada diri sendiri atau orang lain.
4) Selalu waspada terhadap bahaya api atau panas berlebih pada setiap aktivitas praktek.
Berikut ini adalah hal‐hal yang harus diikuti praktikan jika menghadapi bahaya api atau
panas berlebih:
a) Jangan panik.
b) Beritahukan dan minta bantuan penanggung jawab bengkel, praktikan lain dan orang di
sekitar anda tentang terjadinya bahaya api atau panas berlebih.
c. Bahaya Benda Tajam dan Logam
1) Dilarang membawa benda tajam (pisau, gunting dan sejenisnya) ke bengkel bila tidak
diperlukan untuk pelaksanaan praktek.
2) Dilarang memakai perhiasan dari logam misalnya cincin, kalung, gelang, dll.
3) Hindari daerah, benda atau logam yang memiliki bagian tajam dan dapat melukai.
4) Tidak melakukan sesuatu yang dapat menimbulkan luka pada diri sendiri atau orang
lain.
A. Tujuan Praktikum
1.
2.
Dst
1. Alat :
No Nama Alat Spesifikasi Jumlah Satuan Keterangan
2. Bahan :
No Nama Alat Spesifikasi Jumlah Satuan Keterangan
AKUNTANSI KEUANGAN 1 8/47
Gambar
Gambar 1.1. xxxxxx
D. Keselamatan Kerja
1. Mistar ukur, Jangka sorong dan benda ukur selalu dalam keadaan bersih;
2. Tempatkan jangka sorong pada tempat yang aman sehingga tidak mudah jatuh
atau tertimpa benda lain;
3. Jangan hanya menggunakan ujung rahang bila melakukan pengukuran.
E. Dasar Teori
Uraikan dasar teori sesuai topik jobsheet
F. Prosedur Percobaan
1.
2.
dst
G. Tugas Laporan
1.
2.
dst
H. Referensi
< menggunakan format penulisan Havard>
AKUNTANSI KEUANGAN 1 9/47
I. Tujuan Praktikum
1.
2.
Dst
3. Alat :
No Nama Alat Spesifikasi Jumlah Satuan Keterangan
4. Bahan :
No Nama Alat Spesifikasi Jumlah Satuan Keterangan
Gambar
Gambar 2.1. xxxxxx
L. Keselamatan Kerja
1. Mistar ukur, Jangka sorong dan benda ukur selalu dalam keadaan bersih;
2. Tempatkan jangka sorong pada tempat yang aman sehingga tidak mudah jatuh
atau tertimpa benda lain;
3. Jangan hanya menggunakan ujung rahang bila melakukan pengukuran.
M. Dasar Teori
Uraikan dasar teori sesuai topik jobsheet
N. Prosedur Percobaan
1.
2.
dst
AKUNTANSI KEUANGAN 1 10/4
7
O. Tugas Laporan
1.
2.
dst
P. Referensi
< menggunakan format penulisan Havard>
AKUNTANSI KEUANGAN 1 11/4
7
FORMAT LAPORAN
BAB I
AKUNTANSI KEUANGAN DAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN
A. PENGERTIAN AKUNTANSI
Menurut Horngern (2000), akuntansi didefinisikan sebagai prosespencatatan,
pengukuran dan penyampaian-penyampaian informasi ekonomi agar dapat dipakai sebagai
dasar pengambilan keputusan atau kebijaksanaan.
Menurut Sunyanto (1999), pengertian akuntansi itu adalah suatu tahapan proses
pengumpulan, pengidentifikasian, pencatatan, penggolongan, peringkasan dan
penyajian/pelaporan dari transaksi-transaksi keuangan serta penafsiran hasilnya guna
pengambilan keputusan.
Menurut AICPA (American Institute of Certified Public Accountant), akuntansi
adalah seni pencatatan, penggolongan dan pengikhtisaran dengan cara tertentu dalam
ukuran moneter, transaksi dan kejadian-kejadian yang umumnya bersifat keuangan dan
termasuk menafsirkan hasil-hasilnya.
Menurut Kep. Men. Keu RI (NO. 476 KMK. 01 1991, Akuntansi adalah suatu
proses pengumpulan, pencatatan, penganalisaan, peringkasan, pengklasifikasian dan
pelaporan transaksi keuangan dari suatu kesatuan ekonomi untuk menyediakan informasi
keuangan bagi para pemakai laporan yang berguna untuk pengambilan keputusan
REKONSILIASI BANK
• Arus kas yang berasal dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan dilaporkan dengan
arus kas terpisah.
• Arus kas disusun dari aktiva disusun dengan metode langsung yaitu dengan
mengurangkan penghasilan dan pengeluaran yang menghasilkan laba kotor atau
menghitung secara rinci yang menghasilkan laba rugi bersih.
• Transaksi bukan kas untuk investasi dan pendanaan diungkapkan dalam catatan atas
laporan keuangan
Jawaban:
AKUNTANSI KEUANGAN 1 17/4
7
PT Surla Profit menyimpan dananya di bank AA. Pada awal bulan Februari 2017,
saat menerima rekening koran dari bank AA, akuntan PT Surla Profit melihat perbedaan
antara saldo kas di bank menurut catatannya dengan saldo kas menurut rekening koran.
Menurut catatannya, saldo kas pada akhir Januari 2017 adalah sebesar Rp 45.500.00,
sedangkan menurut rekening koran bank AA adalah sebesar Rp 54.400.000.
Setelah di periksa kembali, akuntan perusahaan tersebut menemukan beberapa
informasi tambahan yang terkait dengan perbedaan saldo tersebut, yaitu:
1. Setoran kas ke bank tanggal 31 Januari 2017 sebesar Rp 15.200.000 belum dicatat oleh
bank.
2. Tagihan PT Surla Profit kepada PT BB sebesar Rp 9.600.000 yang dilakukan bank AA
telah berhasil dan PT Surla Profit belum mengetahui.
3. Pendapatan bunga bank sebesar Rp 1.200.000 belum dicatat PT Surla Profit
4. Beban administrasi bank sebesar Rp 300.000 belum dicatat PT Surla Profit
5. Cek yang diterima PT Surla Profit pada tanggal 25 Januari yang lalu dari PT Maju
sebesar Rp 4.000.000 ternyata tidak ada dananya.
AKUNTANSI KEUANGAN 1 18/4
7
6. Cek yang telah dikeluarkan PT Surla Profit pada akhir bulan Januari yang lalu sebesar
Rp 13.600.000 ternyata oleh pemegangnya belum dicairkan.
7. Cek sebesar Rp 7.500.000 yang diterima PT Surla Profit dari PT Mundur sebagai
pembayaran piutang pada bulan Januari yang lalu, dicatat oleh akuntan PT Surla Profit
sebesar Rp 2.500.000.
8. Cek sebesar Rp 3.500.000 yang dikeluarkan oleh PT Surla Profit pada pertengahan
bulan Januari yang lalu untuk membayar beban perbaikan kendaraan, oleh akuntan
perusahaan dicatat sebesar Rp 2.500.000.
Diminta: buatlah rekonsiliasi bank PT Surla Profit!
BAB
KAS KECIL
Kas
Kas adalah uang kas yang ada di perusahaan dan uang yang disimpan di bank, yang
siap dan bebas dipergunakan untuk membiayai kegiatan umum perusahaan.
Unsur-unsur yang dapat dianggap sebagai kas adalah :
- Uang kas perusahaan (cash on hand)
- Rekening giro di bank
- Cek-cek tunai yang diterima
- Pos wesel
- Travel’s check
Unsur-unsur yang tidak digolongkan sebagai kas adalah :
- Cek mundur (post date checks)
- Cek kosong dari pihak lain
- Perangko
- Dana yang disisihkan untuk tujuan tertntu
- Rekening gira pada bank luar negri yang tidak dapat segera dipakai.
Merupakan sistem pengisian kembali dengan mempertahankan saldo kas kecil bernilai
tetap. Ketika kas kecil digunakan sama sekali tidak perlu dilakukan penjurnalan, tetapi
setelah terkumpul jumlah tertentu dilakukan penukaran (reinbursement) sejumlah
pengeluaran dan dijurnal.
Merupakan sistem pengisian kembali kas kecil berdasarkan kebutuhan operasional. Setiap
ada pengeluaran kas kecil langsung dicatat mengurangi kas kecil, sehingga saldo kas kecil
akan selalu berubah-ubah. Ketika kas kecil digunakan dilakukan penjurnalan langsung.
Biaya-biya xxxx
Kas Kecil xxxx
Untuk menjaga kekayaan perusahaan khususnya Kas perlu diadakan suatu sistem
pengendalian yang berupa prosedur penerimaan dan pengeluaran Kas. Pengendalian atas
penerimaan kas akan dapat menjamin bahwa semua penerimaan kas telah disetor ke bank
dan catatan akuntansi perusahaan diselenggarakan secara benar. Pengendalian internal atas
pengeluaran kas harus memberikan keyakinan yang mendalam bahwa pembayaran
dilakukan hanya untuk transaksi-transaksi yang telah mendapatkan otorisasi dan juga
menjamin bahwa kas digunakan secara efisien.
AKUNTANSI KEUANGAN 1 21/4
7
1. Setiap pengeluaran kas dilakukan dengan cek, kecuali atas pengeluaran dalam jumlah
relatif kecil dilakukan menggunaqkan kas (petty cash),
2. Setiap pengeluaran harus ada otorisasi pimpinan seperti yang telah ditetapkan oleh
perusahaan,
3. Adanya pemisahan tugas antara karyawan yang memegang uang dengan karyawan yang
bertugas sebagai pencatat,
4. Diperlukan pemeriksaan internal untu mengecek apakah transaksi pengeluaran kas telah
dilakukan sesuai dengan aturan kebijakan manajemen,
5. Adanya dokumen pendukung atas setiap pengeluaran kas,
6. Buku cek yang belum digunakan harus disimpan dalam kotak penyimpan dan harus
dalam pengawasan manajemen.
8.4. Persediaan
Persediaan merupakan aset berwujud yang diperoleh perusahaan dengan tujuan untuk
dijual kembali, baik yang langsung dijual kembali seperti didapatkannya ataupun melalui
proses lebih lanjut.
Contoh : 4 Januari membeli 1 unit mobil 20.000.000,-, 10 Januari membeli 1 unit mobil
22.000.000,-. Apabila tanggal 20 januari mobil yang dibeli tgl 4 laku, maka harga pokok
yang dibebankan adalah 20.000.000,-.
Metode ini menghitung Nilai persediaan dengan membagi Harga Pokok barang yang dapat
dijual (persediaan awal + pembelian) dengan Jumlah Unit yang tersedia untuk di jual.
Contoh : Persediaan awal total 50 unit senilai Rp. 250.000,-, pembelian barang dagangan
100 unit @ Rp. 3.500 = Rp. 350.000,-.
Harga Pokok nya adalah = Rp. 600.000 / 150 unit = Rp. 4.000 / unit.
AKUNTANSI KEUANGAN 1 22/4
7
Dalam metode LIFO perusahaan harus mempunyai catatan mengenai kapan dan harga
berapa pembelian tersebut dilakukan. Harga beli dari barang yang pertama masuk dalam
persediaan akan menjadi biaya yang pertama kali dibebankan pada haraga pokok
penjualan. Biaya persediaan akhir berdasarkan pada harga pembelian barang yang paling
akhir.
Contoh :
Jawab :
Harga Pokok Penjualan 40 unit ;
10 unit @ Rp. 1.000 Rp. 10.000
25unit @ Rp. 1.400 Rp. 35.000
5 unit @ Rp. 1.800 Rp. 9.000
______ _________
Total 40 unit HPP Rp. 54.000
Dalam metode LIFO perusahaan juga harus mempunyai catatan mengenai kapan dan harga
berapa pembelian tersebut dilakukan. Harga beli dari barang yang terakhir masuk dalam
persediaan akan menjadi biaya yang pertama kali dibebankan pada haraga pokok
penjualan. Biaya persediaan akhir berdasarkan pada harga pembelian barang yang paling
awal.
AKUNTANSI KEUANGAN 1 23/4
7
Contoh :
Jawab :
Contoh : Beli Mesin Rp. 100.000.000, taksiran operasi mesin 10.000 jam
Nilai sisanya 30 %, berapa penyusutan mobil / tahun ?
Penyusutan yang dibebankan dari tahun pertama ke tahun berikutnya selalu menurun. Tarif
yang digunakan 2 kali dari pembagian umur ekonomis. Misal umur ekonomis 5 tahun ,
tarif = 40 % ( 100 % ; 5 x 2 )
Contoh : Kendaraan dibeli dg harga Rp. 22.000.000, ditaksir umur ekonomis 5 tahun, nilai
sisa Rp. 1.000.000,- berapa penyusutannya ?
Thn Harga Tarif Nilai Buku Penyst. Akum Peny Nilai Buku
Perolh Awal th Akhir
Tahun ke-5, beban penyusutan 1.140.480 (2.851.200 x 40%), tetapi karena nilai sisa Rp.
1.000.000,- , maka beban penyusutan tahun ke – 5 dihitung 1.851.200 (2.851.200-
1.000.000).
Metode ini beban penyusutan stiap tahun semakin menurun juga selama masa
pemakaiannya.
Masa manfaat 5 tahun angka pembilang 5 untuk tahun ke-1, 4 untuk tahun ke-2 dst.
Contoh : Kendaraan dibeli dg harga Rp. 22.000.000, ditaksir umur ekonomis 5 tahun, nilai
sisa Rp. 1.000.000,- berapa penyusutannya ?
Beban Penyusutan tahun pertama ;
Beban Penyusutan = 5 x (22.000.000-1.000.000) = 7.000.000
15
Tahun berikutnya ;
Thn Harga Tarif Nilai Prlh Penyust. Akum Peny Nilai Buku
Perolh Nilai sisa Akhir
BAB II
PIUTANG
Pengertian Piutang
Piutang terjadi jika perusahaan melakukan penjualan barang atau jasa secara kredit
kepada pihak lain. Piutang merupakan tagihan penjualan dan pembeli sebesar nilai
transaksi penjualan. Piutang juga bias timbul apabila perusahaan memberi pinjaman
sejumlah transaksi uang kepada pihak lain. Dengan demikian, piutang pada hakekat nya
merupakan hak untuk menerima sejumlah uang di waktu yang akan dating yang akan
datang yang timbul dari transaksi pada saat ini. Piutang merupakan milik perusahaan pada
saat ini.
Setiap transaksi piutang selalu melibatkan dua pihak, yaitu:
1. Kreditur, yaitu pihak yang dapat piutang/tagihan (sebuah asset)
2. Debitur, yaitu pihak yang berkewajiban membayar utang (sebuah kewajiban)
Piutang biasa dikelompokan menjadi tiga golongan, yaitu :
1. Piutang usaha adalah tagihan perusahaan kepada konsumen yang melekukan transaksi
secara kredit. Piutang usaha biasanya merupakan jenis tagihan yang paling signifikan
dalam perusahaan.
2. Piutang wesel adalah tagihan perusahaan yang di dukung dengan instrument formal
sebagai bukti tagihan yang di sebut surat wesel.
3. Piutang lain-lain, mencangkup semua tagihan yang bukan piutang usaha. Termasuk
dalam jenis piutang ini adalah piutang yang timbul dan memberi pinjaman kepada
pihak lain,pinjaman kepada para karyawan uang muka gaji kepada karyawan, dan
uang muka pajak (pajak yang ditangguhkan).
AKUNTANSI KEUANGAN 1 26/4
7
Penjualan kredit mengandung risiko bagi perusahaan yang berupa kerugian yang harus
diderita apabila debitur tidak membayar kewajibanya. Perusahaan besar yang banyak
melakukan transaksi penjualan secara kredit pada umumnya memiliki bagian khusus yang
disebut bagian kredit. Bagian ini bertugas mengevaluasi calon pembeli yang akan
melakukan secara kredit. Apabila penjualan kredit dapat disetujui, maka tugas bagian
kredit selanjutnya adalah monitor catatan pembayaran dari debitur yang bersangkutan.
Agar tercipta pengendalian interen yang baik atas penerimaan kas dari piutang, bagian
kredit tidak boleh merangkap sebagai penerimaan pelunasaan piutang.sebaiknya, petugas
penerimaan kas tidak berwenang untuk memberi petunjuk kredit.
Dalam jumlah tersebut piutang sudah sudah dikurangi dengan jumlah yang diperkirakan
tidak akan tidak akan dapat ditagih dengan demikian, dalam metode ini piutang usaha
dalam neraca hanya dikurangi dengan jumlah yang diperkirakan tidak dapat ditagih.
Dengan demikian, dalam metode ini piutang usaha dalam neraca harus dikurangi dengan
jumlah yang diperkirakan tak tertagih.
Prinsip akuntansi menegaskan bahwa metode cadangan sebaiknya digunakan apabila
kerugian piutang berjumlah signifikan (material). Ada 3 hal penting yang terkandung
dalam metode ini:
1. Perusahaan menafsirkan jumlah piutang yang akan diperkirakan tak tertagih.
2. Perusahaan mendebetkan taksiran kerugian ke dalam akun kerugian piutang dan
mengedit akun cadangan kerugian piutang( sebuah akun kontra-aset) melalui jurnal
penyesuaian yg di buat pada setiap akhir periode.
3. Apabila perusahaan akan menghapus piutang tertentu yang sudah tidak dapat
ditagih(write off), maka jumlah yang sesunguh nya tidak dapat di tagih tersebut
didebetkan kea kun cadangan kerugian piutang dan jumlah yang sama dikredit kea kun
piutang usaha.
KASUS
Dalam buku besar PT Kinibalu, rekening Cadangan Kerugian Piutang mempunyai saldo
debet sebesar Rp 2.000.000,00. Taksiran kerugian piutang yang dilakukan atas dasar
persentase dari penjualan adalah Rp 4.100.000,00, dan jumlah taksiran kerugian piutang
atas dasar persentase dari piutang adalah Rp 5.800.000,00. Buatlah jurnal penjualan untuk
masing-masing dasar penaksiran diatas.
Jawab :
Persentase dari penjualan
Kerugian piutang 2.100.000
Cadangan kerugian piutang 2.100.000
(untuk mencatat kerugian piutang dari persentase penjualan)
Saldo cadangan kerugian piutang (D) Rp 2.000.000,00
Cadangan kerugian piutang (K) ( 4.100.000,00)
Saldo akhir Cadangan Kerugian Piutang (K) Rp 2.100.000,00
Persentase dari piutang
Kerugian piutang 7.800.000
Cadangan kerugian piutang 7.800.000
(untuk mencatat kerugian piutang dari persentase piutang)
Saldo cadangan kerugian piutang (D) Rp 2.000.000,00
Cadangan kerugian piutang (D) Rp 5.800.000,00
Saldo akhir cadangan kerugian piutang (D) Rp 7.800.000,00
kasus
Berikut ini transaksi yang terjadi pada PT Nias selama tahun 2000 :
1. Dijual barang dagangan seharga Rp 600.000.000,00 secara kredit.
2. Diterima pelunasan piutang dagang sebesar Rp 570.000.000,00.
3. Dihapus piutang kepada tuan Andriono sebesar Rp 2.400.000,00.
4. Dihapus piutang kepada tuan Budiman sebesar Rp 4.200.000,00.
5. Tuan Andriono melunasi piutang yang sudah dihapus sejumlah Rp 1.800.000,00.
Diminta :
AKUNTANSI KEUANGAN 1 28/4
7
kasus
Pada tanggal 31 Desember 2000, PT Sumatera memiliki informasi sebagai berikut :
Piutang Dagang Rp 400.000.000,00
Penjualan Bersih Rp 2.000.000.000,00
Cadangan Kerugian Piutang Rp 1.250.000,00
Diminta :
1. Buatlah jurnal yang diperlukan apabila perusahaan menaksir piutang yang tidak
tertagih sebesar 2% dari penjualan bersih.
2. Buatlah jurnal yang diperlukan apabila perusahaan menaksir piutang yang tidak
tertagih sebesar 4% dari saldo akhir piutang dagang.
Jawab :
1. Des 31 Kerugian piutang 40.000.000
Cadangan kerugian piutang 40.000.000
(untuk mencatat taksiran kerugian piutang dari penjualan bersih)
Rp 2.000.000.000,00 x 2% = Rp 40.000.000,00
2. Des 31 Kerugian piutang 16.000.000
Cadangan kerugian piutang 16.000.000
(untuk mencatat taksiran kerugian piutang dari saldo akhir piutang dagang)
Rp 400.000.000,00 x 4% = Rp 16.000.000,00
kasus
Pada akhir periode, PT Bangka memiliki saldo piutang sebesar Rp 300.000.000,00 yang
dikelompokkan berdasarkan umurnya, yaitu sebagai berikut :
Umur Piutang jumlah persentase
Tidak Tertagih
Jatuh tempo hari ini Rp 168.000.000,00 1%
Lewat jatuh tempo 1-30 hari 45.000.000,00 2%
Lewat jatuh tempo 31-60 hari 33.000.000,00 3%
AKUNTANSI KEUANGAN 1 29/4
7
Rp 1.920.000.000,00 x 1% = Rp 19.200.000,00
a. Kerugian piutang 19.200.000
Cadangan kerugian piutang 19.200.000
(untuk menyesuaikan rekening cadangan)
Saldo cadangan kerugian piutang (K) Rp 800.000
Cadangan kerugian piutang (K) Rp 18.400.000
Saldo akhir cadangan kerugian piutang (K) Rp 19.200.000
b. Kerugian piutang 19.200.000
Cadangan kerugian piutang 19.200.000
(untuk menyesuaikan rekening cadangan)
Saldo cadangan kerugian piutang (D) Rp 600.000,00
Cadangan kerugian piutang (K) Rp 19.800.000,00
Saldo akhir cadangan kerugian piutang (K) Rp 19.200.000,00
2. Cadangan kerugian piutang Rp 6.900.000,00
a. Kerugian piutang 10.400.000
Cadangan kerugian piutang 10.400.000
(untuk menyesuaikan rekening cadangan)
Saldo cadangan kerugian piutang (K) Rp 3.500.000,00
Cadangan kerugian piutang (K) Rp 6.900.000,00
Saldo akhir cadangan kerugian piutang (K) Rp 10.400.000,00
b. Cadangan kerugian piutang 5.400.000
Kerugian piutang 5.400.000
(untuk menyesuaikan rekening cadangan)
Saldo cadangan kerugian piutang (D) Rp 1.500.000
Cadangan kerugian piutang (K) Rp (6.900.000)
Saldo akhir cadangan kerugian piutang (K) Rp 5.400.000
kasus
Berikut ini transaksi-transaksi yang terjadi pada PT Madura :
Jan. 7 Dijual barang dagangan secara kredit kepada tuan Gani seharga Rp
18.000.000,00, dengan termin n/30.
Maret 3 Diterima sebuah wesel 9% berjangka 90 hari senilai Rp 18.000.000,00 dari tuan
Gani.
April 2 Didiskontokan wesel dari tuan Gani ke bank dengan tarif diskonto 10%.
Juni 1 Diterima pemberitahuan bahwa tuan Gani tidak dapat melunasi wesel
tersebut.Perusahaan terpaksa melunasi wese tersebut ke bank sebesar nilai
jatuh tempo ditambah biaya protes sebesar Rp 20.000,00.
Juni 15 Diterima pelunasan dari tuan Gani.
Diminta :
Catatlah transaksi diatas kedalam jurnal.
Jawab :
Jan 7 Piutang dagang 18.000.000
Penjualan 18.000.000
(untuk mencatat penjualan kredit pada Tuan Gani)
Mar 3 Piutang wesel 18.000.000
Piutang dagang 18.000.000
(untuk mencaat penerimaan piutang wesel - Tuan Gani)
AKUNTANSI KEUANGAN 1 32/4
7
kasus
Pada tanggal 1 Oktober 2000, Pt Kalimantan memiliki saldo piutang dagang sebesar Rp
200.000.000,00. Perusahaan menutup buku setiap tanggal 31 Desember. Transaksi yang
terjadi selama 6 bulan, dari tanggal 1 Oktober 2000 sampai dengan tanggal 1 maret 2001
adalah :
1. Pada tanggal 1 Oktober 2000, perusahaan menerima sebuah wesel 12% berjangka 6
bulan senilai Rp 40.000.000,00 dari tuan Hany sebagai pelunasan piutang dagang.
2. Pda tanggal 31 Desember 2000, perusahaan membuat jurnal penyesuaian untuk wesel
tersebut.
3. Pada tanggal 1 april 2001, diterima pelunasan penuh wsel tersebut bsrta bunganya.
Diminta :
1. Buatlah jurnal untuk mencatat transksi-transaksi diatas!
2. Buatlah jurnal pada tanggal 1 April 2001, apabila pada tanggal tersebut tuan Hany
tidak melunasi wesel tersebut!
Jawab :
1. Okt 1 Piutang wesel 40.000.000
Piutang dagang 40.000.000
(untuk mencatat penerimaan piutang wesel – Tuan Hany)
Des 31 Kas 41.200.000
Piutang wesel 40.000.000
Pendapatan bunga 1.200.000
(untuk mencatat penerimaan pelunasan wesel – Tuan Hany)
Nilai wesel Rp 40.000.000,00
Bunga (Rp 40.000.000,00 x 12% x 3/12) Rp 1.200.000,00
Nilai jatuh wesel Rp 41.200.000,00
Apr 1 Kas 42.400.000
Piutang wesel 40.000.000
Pendapatan bunga 2.400.000
(untuk mencatat penerimaan pelunasan wesel – Tuan Hany)
Nilai wesel Rp 40.000.000,00
Bunga (Rp 40.000.000,00 x 12% x 3/12) Rp 2.400.000,00
AKUNTANSI KEUANGAN 1 33/4
7
kasus
Berikut ini informasi yang berhubungan dengan piutang dan penjualan pada PT Sulawesi
tanggal 31 desember 2000:
Piutang Dagang Rp 150.000.000,00
Cadangan Kerugian Piutang (D) 900.000,00
Penjualan 980.000.000,00
Retur dan Potongan Penjualan 20.000.000,00
Diminta :
1. Buatlah jurnal untuk mencatat kerugian piutang tahun 2000, apabila perusahaan
menaksir piutang yang tidak tertagih sebesar 2% dari penjualan bersih!
2. Buatlah jurnal untuk mencatat kerugian piutang tahun 2000, apabila perusahaan yang
tidak tertagih sebesar 3% dari saldo piutang dagang!
3. Butlah jurnal untuk mencatat penghapusan piutang kepada tuan Barno tanggal 30 April
2001(tahun berikutnya).Saldo rekening pembantu piutang kepada tuan Barno pada
tanggal tersebut berjumlah Rp 1.200.000,00.
Jawab :
1. Des 31 Kerugian piutang 19.200.000
Cadangan kerugian piutang 19.200.000
(untuk mencatat taksiran kerugian piutang dari penjualan bersih)
Penjualan bersih = Penjualan – retur dan potongan penjualan
= Rp 980.000.000,00 – Rp 20.000.000,00
= Rp 960.000,00
2% x Rp 960.000.000,00 = Rp 19.200.000,00
2. Des 31 Kerugian piutang 4.500.000
Cadangan kerugian piutang 4.500.000
(untuk mencatat taksiran kerugian piutang dari saldo piutang dagang)
3% x Rp 150.000.000,00 = Rp 4.500.000,00
3. April 30 Cadangan kerugian piutang 1.200.000
Piutang dagang 1.200.000
(untuk mencatat penghapusan piutang dagang pada tuan Barno)
kasus
PT Halmahera menentukan jumlah kerugian piutang setiap tahunnya setiap 1% dari
penjualan bersih. Namun dalam kenyataannya, dalam 5 tahun terakhir jumlah piutang yang
benar-benar dihapus sangat bervariasi antara 0,75%sampai 2% dari penjualan bersih tahun
yang bersangkutan.Hal ini mengakibatkan saldo rekening cadangan kerugian piutang pada
tanggal 31 desember 2000 bersaldo debit sebesar Rp 2.525.000,00. Mulai tahun ini
penetapan jumlah cadangan kerugian piutang dilakukan berdasarkan umur piutang dengan
tarif (persentase) yang berbeda untuk setiap kelompok umur. Informasi selengkapnya
adalah sebagai berikut :
AKUNTANSI KEUANGAN 1 34/4
7
kasus
Berikut ini saldo rekening piutang piutang dagang dan cadagan kerugian piutang pada
tanggal 31 desember 1999dan 2000.(semuanya bersaldo normal dan saldo tanggal 31
desember 1999 sudah di sesuaikan .sedangkan saldo per tanggal 31 deaember 2000 belum
disesuaikan)
31 Desember 1999 31 Desember 2000
Piutang Dagang Rp90.000,000,00 Rp110,000,000,00
CKP 7500.000,00 550.000,00
Selama tahun 2000 terjadi penjualan kredit sebesar Rp500.000.000,00 dengan retur dan
potogan penjualan sebesar Rp30.000.000.00 piutang dagang pada ahakir tahun 2000 dapat
dikelompokan berdasarkan umurnya sebagai berikut.
Umur piutang jumlah presentase
tidak tertagih
Jatuh tempo hari ini Rp 90.000.000.00 1%
Lewat jatuh tempo 1-30 hari. 10.000.000.00 2%
AKUNTANSI KEUANGAN 1 35/4
7
Jurnal penyesuaian
1. Kerugian piutang 5.250.000
Cadangan kerugian piutang 5.250.000
(untuk menyesuikan rekening cadangan)
Penjualan kredit bersih = Penjualan kredit – Retur dan potongan penjualan
= Rp 500.000.000,00 –Rp 30.000.000,00
= Rp 470.000.000,00
1% x Rp 470.000.000,00 = Rp 4.700.000,00 + Rp 550.000,00
= Rp 5.250.000,00
2. Kerugian piutang 3.850.000
Cadangan kerugian piutang 3.850.000
(untuk menyesuaikan rekening cadangan)
3% x Rp 110.000.000,00 = Rp 3.300.000,00 + Rp 550.000,00
= Rp 3.850.000,00
3. Kerugian piutang 1.450.000
Cadangan kerugian piutang 1.450.000
(untuk menyesuaikan rekening cadangan)
1% x Rp 90.000.000,00 = Rp 900.000,00 + Rp 550.000,00
= Rp 1.450.000,00
Kerugian piutang 750.000
Cadangan kerugian piutang 750.000
(untuk menyesuaikan rekening cadangan)
BAB III
PERSEDIAAN BARANG
Pengertian Persediaan
Istilah persediaan atau inventori menunjukan barang-barang yang dimiliki untuk dijual
dalam kegiatan normal perusahaan, istilah yang digunakan untuk menunjukkan barang-
barang ataupun persediaan yang dimiliki perusahaan tergantung pada jenis usaha
perusahaan. Pengertian persediaan adalah menunjukkan barang-barang yang dimiliki untuk
dijual dalam kegiatan normal perusahaan, serta untuk perusahaan manufaktur barang yang
telah di produksi atau ditempatkan dalam produksi. Adapun pengertian diatas maka dapat
disimpulkan bahwa persediaan adalah barang-barang yang dibeli perusahaan untuk dijual
kembali, yang diproses ataupun tanpa diproses terlebih dahulu.
Para pakar akuntansi memberikan istilah persediaan secara berbeda-beda:
Menurut Standar akuntansi keuangan “Persediaan adalah:
1. Untuk dijual dalam kegiatan usaha normal
2. Dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan
3. Dalam bentuk bahan baku atau perlengkapan (supplies) untuk digunakan dalam
proses produksi pemberian jasa”.
Menurut C.Rollin Neswonger And Philip.E.Pross “Persediaan adalah:
1. Barang dagangan yang disimpan untuk dijual dalam operasi normal
2. Bahan-bahan yang terdapat dalam proses produksi atau yang disimpan untuk
digunakan dalam proses produksi”
Persediaan sebagai suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan
maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha yang normal, pengadaan barang-barang
yang masih dalam suatu proses produksi. Dalam arti barang-barang yang dimiliki oleh
perusahaan dagang yang meliputi barang-barang yang dibeli dan menjualnya kembali
tanpa mengadakan perubahan bentuk, dan perusahaan manufaktur yaitu perusahaan yang
membeli bahan baku dan merubah bentuknya melalui proses produksi untuk dapat dijual.
Jenis-Jenis Persediaan
Menurut Jay M Smith Skousen, 2001 Jenis persediaan yang dimiliki oleh setiap
perusahaan berbeda-beda tergantung sifat dan tujuan yang bersangkutan.
Persediaan Pada Perusahaan Dagang
Perusahaan yang dimaksud dalam hal ini adalah barang dagangan yang diperoleh oleh
perusahaan dengan maksud untuk dijual, jadi dalam perusahaan dagang tidak terjadi suatu
proses untuk mengubah barang tersebut yang diperoleh dari perusahaan industri.
Untuk perusahan dagang memiliki jenis barang yang terdiri dari:
A. Persediaan perlengkapan (Inventory Of Supplies)
Merupakan barang yang yang dimiliki perusahaan yang fungsinya untuk
memperlancar penjualan barang dagangan yang terdiri dari perlengkapan kantor,
toko dan gudang.
B. Persediaan barang dagangan (Merchandise Inventory)
Merupakan barang-barang yang diperoleh perusahaan untuk dijual kembali tanpa
melakukan perobahan atas barang tersebut.
Aktivitas pada perusahaan manufaktur dimulai sejak mengelola bahan baku melalui suatu
proses produksi sehingga menjadi barang jadi untuk dijual. Persediaan yang ada di
perusahaan manufaktur berbeda dengan perusahaan dagang. Yang ada dalam perusahaan
manufaktur juga dapat dibedakan atas beberapa jenis yaitu:
a. Bahan Baku
Bahan baku adalah barang-barang yang akan menjadi bagian dari proses produksi
yang akan dapat dengan mudah indentifikasi biayanya.
b. Barang Dalam Proses
Barang dalam proses adalah barang-barang yang sedang dikerjakan (diproses)
tetapi pada tanggal neraca barang-barang tersebut belum selesai dikerjakan dan
masih memerlukan pengolahan lebih lanjut.
c. Barang Jadi
Barang jadi yaitu barang-barang yang sudah selesai dikerjakan dalam proses
produksi dan menunggu saat penjualannya.
Kas
Pencatatan persediaan dengan menggunakan sistem periodik ini dapat memberikan laporan
intern (jangka pendek). jika jumlah persediaan cukup banyak maka membutuhkan waktu
yang cukup lama sehingga menghambat laporan keuangan yang diperlukan.
Sistem Perpetual (Metode Buku)
Sistem perpetual adalah suatu metode pencatatan persediaan yang dilakukan secara terus
menerus, setiap ada transaksi baik pembelian maupun penjualan dilakukan pencatatan
terhadap persediaan sebesar harga pokoknya dengan demikian setiap saat saldo perkiraan
persediaan menunjukkan saldo persediaan yang sebenarnya maka pada akhir periode
akuntansi (pada saat menyusun laporan keuangan) tidak diperlukan ayat jurnal
penyesuaian terhadap persediaan. Dalam hal ini perlu dijelaskan bahwa pencatatan
transaksi kedalam perkiraan persediaan adalah berdasarkan harga pokok baik transaksi
pembelian, retur pembelian, penjualan, retur penjualan, potongan pembelian, dan biaya
angkut pembelian. Adapun jurnal yang diperlukan untuk mencatat transaksi dengan metode
perpetual adalah :
A. pada saat pembelian
Pembelian secara tunai
Persediaan barang
Kas
Pembelian secara kredit
Persediaan barang
Hutang dagang
B. pada saat penjualan
Untuk mencatat piutang dagang dan penjualan
Piutang dagang (kas)
Penjualan
C. Untuk mencatat harga pokok penjualan dan berkurangnya persediaan barang dagangan
Harga pokok penjualan
Pesediaan barang dagangan
D. Mencatat retur penjualan
Untuk mencatat retur penjualan dan berkurangnya piutang dagang
Retur penjualan
Piutang dagang
E. Mencatat biaya angkut pembelian
Persediaan barang
Kas
Metode pencatatan perpetual merupakan cara yang lebih mudah untuk mencatat persediaan
dibandingkan dengan metode periodik, karena metode perpetual dapat membantu
penyusunan neraca laporan laba rugi, juga dapat digunakan untuk mengawasi barang-
barang dalam gudang.
Penilaian Persediaan
Tujuan dilakukan metode ini adalah untuk membandingkan biaya dengan pendapatan yang
saling berkaitan dalam rangka menghitung laba bersih pada akhir periode atau pada waktu
penutupan atau dalam menyusun laporan keuangan. Persediaan harus dihitung menurut
persatuannya maupun nilainya karena persediaan tersebut mempunyai pengaruh yang
sangat besar terhadap kelayakan atau kewajaran laporan keuangan untuk tahun yang
bersangkutan.
AKUNTANSI KEUANGAN 1 40/4
7
kotor yang tinggi dan menghasilkan harga pokok penjualan yang rendah. Pada metode
FIFO, persediaan barang yang dikeluarkan untuk produksi atau dijual, nilainya didasarkan
pada harga menurut urutan yang pertama masuk. Jadi, untuk penilaian pada persediaan
barang yang tersisa, berarti harganya didasarkan pada harga baru atau harga urutan yang
terakhir.
Metode FIFO ini merupakan kebalikan dari metode LIFO. Sebagai contoh, perhatikanlah
soal dibawah ini.
Perusahaan PT.YUS-T bergerak dalam bidang usaha mobil. Pada bulan Maret terjadi
transaksi seperti berikut ini:
persediaan awal adalah 50 unit @ Rp.100
7 Desember melakukan pembelian 20 unit @ Rp.110
14 Desember menjual 30 unit @ Rp.200
17 Desember melakukan pembelian 50 unit @ Rp.120
21 Desember melakukan pembelian 20 unit @ Rp.130
25 Desember terjadi penjualan 50 unit @ Rp.250
31 Desember penjualan 10 unit @ Rp.300
AKUNTANSI KEUANGAN 1 42/4
7
BAB IV
AKTIVA TETAP TIDAK BERUJUD
2. Hak Paten
Hak Paten merupakan hak yang didapat dari penemuan tertentu, penemu tersebut akan
mendapatkan manfaat dalam waktu tertentu dan dimasa mendatang (bisa
diperpanjang) contohnya penemuan formula, sistem, penemuan produk, atau rekayasa.
3. Trade Mark (Merek Dagang)
Merek dagang adalah hak yang didapat dari suatu merk komersil tertentu.
Contoh : logo, tulisan, simbol ataupun kombinasinya yang mewakili entitas tertentu.
4. Organization Cost
Merupakan pengeluaran entitas yang timbul sebelum perusahaan beraktivitas operasi.
Contohnya biaya notaris, biaya seperti ini dicatat sebagai perolehan aset tak berwujud
karena manfaatnya yang diperoleh entitas saat itu dan dimasa mendatang selama
entitas masih beroperasi.
5. Copyright (Hak Pengadaan)
Merupakan hak yang diberikan karena suatu penulisan, baik itu puisi, novel, karya
ilmiah, nada lagu maupun lirik, skenario film.
Hak Pengadaan (copyright) bisa meliputi hak mengedarkan dan memperbanyak karya
tersebut
6. Perijinan (Licences)
Hak yang didapat dari pemerintahan untuk bisa melakukan aktivitas yang terkait
dengan bidang usaha perusahaan.
Licences ini ada masa waktunya, apabila telah habis, maka harus
diperpanjang/diperbarui. biasanya izin seperti ini mempunyai jangka waktu lebih dari
satu tahun buku, bisa 3 hingga 30 tahun.
7. Franchise
Franchise merupakan hak yang didapat guna melakukan jenis usaha tertentu,
memasarkan produk juga mengikuti polanya, penggunaan logo maupun
pengelolaannya.
Kesemuanya dimiliki oleh entitas yang memberikan franchise/waralaba
8. Goodwill
Goodwil adalah keistimewaan atau kelebihan tertentu yang dimiliki suatu entitas.
Goodwill diakui apabila terjadi transaksi pada perusahaan yang dinilai lebih oleh
entitas lain.
Transaksi bisa berupa merger atau akuisisi maupun penjualan perusahaan.
Contohnya keistimewaan perusahaan bisa muncul karena perusahaan mempunyai
reputasi yang sangat bagus, mempunyai produk yang tak dimiliki oleh para pesaing
maupun letak perusahaan yang strategis.
Amortisasi Aset Tak Berwujud, seperti halnya penyusutan pada aktiva tetap,
dialokasikan harga perolehannya menjadi biaya (beban usaha).
Pencatatan maupun perhitungan amortisasi sama caranya dengan perhitungan dan
pencatatan penyusutan aktiva tetap.
- Kecuali trade mark (merk dagang) yang dikelompokan kedalam HPP, mayoritas
Amortisasi merupakan biaya usaha
- Metode garis lurus mungkin lebih baik diaplikasikan dalam Amortisasi, karena aset tak
berwujud pada dasarnya tak berhubungan dengan produk/output yang dihasilkan
perusahaan.
Total Aset Bersih Perusahaan B adalah Rp 650 namun dibeli oleh perusahaan A dengan
harga Rp 850. Ada selisih Rp 200. selisih inilah yang kita sebut sebagai "Goodwill". Apa
ini kerugian ? Mungkin secara angka angka memang lebih mahal.
Tetapi, dengan pembelian perusahaan B ini, perusahaan A akan mendapatkan manfaat yang
besar kedepannya yang akan mengalir hingga beberapa tahun kedepan.
Notes:
Itu hanya contoh sederhana saja, biasanya ditulis terdiri dari aset apa aja (current aset,
fixed asets dll), libilities apa saja, dan detail lain nya serta tentunya lebih kompleks.
AKUNTANSI KEUANGAN 1 45/4
7
Rp xxx adalah jumlah goodwill dibagi sebanyak berapa tahun manajemen meng-
amortisasi-kan dengan berdasarkan perkiraan terbaik atas masa manfaat goodwillnya
Dan yang penting wajar
Misal seperti contoh di atas, goodwill sebesar Rp 200, Di amortisasi selama 5 tahun, jadi
tiap tahunnya Rp 200/5 = Rp 40. Dalam penentuan berapa banyak tahun yang dibutuhkan
dalam mengamortisasi goodwill ? Hal ini sebenarnya menjadi banyak perdebatan.
Tambahan :
Account akumulasi amortisasi goodwill serta aset tak berwujud yang lain umumnya tidak
disajikan dalam neraca tetapi hanya disajikan sebesar nilai buku.
Penghapusan Goodwill
Apa tujuan penghapusan Goodwill ?
Jika seandainya goodwill yang didapat atas pembelian perusahaan terdahulu sudah diaku
tidak memberikan manfaat lagi bagi perusahaan.
Lalu untuk apa goodwill dipertahankan ?
Maka untuk itu perlu adanya penghapusan goodwill.
Pencatatan jurnalnya :
Debit | Amortisasi Goodwill Rp xxx
Kredit | Akumulasi Amortisasi Goodwill Rp xxx
AKUNTANSI KEUANGAN 1 46/4
7