KATA PENGANTAR
Panduan Praktikum Fisika Dasar merupakan buku acuan yang ditujukan kepada
mahasiswa Pendidikan Fisika Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang
dalam melaksanakan praktikum berdasarkan mata kuliah Fisika Dasar yang
ditempuh.
Panduan Praktikum Fisika Dasar ini juga dilengkapi dengan Tata Tertib di
Laboratorium, agar mahasiswa dapat bekerja dengan baik, tertib, lancar, dan tidak
menimbulkan kerusakan pada alat.
Penulis menyadari atas belum sempurnanya panduan praktikum ini sehingga segala
bentuk masukkan yang konstruktif sangat diharapkan dalam pengembangan dan
perbaikan Panduan Praktikum Fisika Dasar ini dimasa yang akan datang.
Penyusun
DAFTAR ISI
KETENTUAN PRAKTIKUM
1. Praktikan adalah mahasiswa/i Pendidikan Fisika Universitas Islam Negeri
Raden Fatah Palembang yang sedang mengambil mata kuliah Fisika Dasar,
serta telah memenuhi semua persyaratan yang telah ditetapkan.
2. Kelompok praktikum telah ditentukan oleh Dosen Pengampu dan diharapkan
tiap anggota kelompok dapat saling berkerja sama dengan baik.
3. Penggunaan peralatan praktikum harus sesuai dengan petunjuk
penggunaannya.
4. Peminjaman peralatan harus atas persetujuan Dosen Pengampu dan Asisten
Praktikum.
5. Kelalaian pada poin 3 dan 4 yang mengakibatkan kerusakan pada alat, akan
diminta pertanggungjawaban praktikan terhadap perbaikan peralatan yang
telah rusak tersebut.
6. Semua hasil praktikum harus diserahkan kepada asisten dan menjadi milik
laboratorium.
18. Kegiatan praktikum yang tidak dapat terlaksanakan sesuai jadwal, dapat
dilaksanakan pada waktu yang lain dengan persetujuan dosen/asisten.
19. Praktikan yang melanggar tata terib praktikum ini akan dilakukan tindakan
berupa: teguran ringan, teguran keras, dan tidak diperbolehkan mengikuti
praktikum.
20. Praktikan dianggap gugur dalam mengambil mata kuliah praktikum apabila:
a. Tidak mengikuti salah satu kegiatan praktikum yang teah dijadwalkan.
b. Tidak melakukan asistensi tiap modul
c. Tidak mengikuti pre test – post test
d. Tidak mengumpulkan laporan akhir sampai batas waktu yang telah
ditentukan.
21. Hal-hal yang belum diatur dalam tata tertib praktikum ini akan diatur
kemudian.
i. Pendahuluan
Ilmu fisika adalah cabang dari keilmuan sains yang mempelajari fenomena
alam dan objek-bojek didalamnya melalui penyelidikan dan diikuti dengan
keterampilan dalam bereksperimen. Dalam kegiatan eksperimen selalu
diperoleh data kuantitatif seperti data pengamatan dan pengukuran.
Pengukuran adalah kegiatan pengamatan yang dilakukan dengan membaca
skala pada sebuah alat ukur. Ada banyak hal yang mempengaruhi ketika
melakukan pengukuran seperti, alat ukur yang digunakan, objek yang diukur,
dan keadaan lingkungan saat melakukan pengukuran. Hal ini menjadikan
kegiatan pengukuran tidak menghasilkan data yang absolut melainkan
relatif. Oleh karena itu data hasil pengukuran hanya berupa angka kisaran
yang memiliki toleransi atau dikenal dengan sebutan angka ralat dan
ketidakpastian. Adapun penyebab hasil pengukuran disebut memiliki
ketidakpastian yakni, 1. Keterbatasan alat (least count); 2. Kesalahan
pengukuran (human error); 3. Kesalahan system berupa kesalahan kalibrasi
alat ukur, kesalahan titik nol, kesalahan pegas.
ii. Macam-macam ralat dan sumbernya
Ada dua macam ralat yaitu ralat sistematis (sistematicerror) dan ralat
rambang (randomerror). Ralat sistematis adalah ralat pengukuran yang
memberikan efek tetap terhadap hasil ukur dan dengan analisa lebih lanjut
efek iini tidak akan mempengaruhi hasil yang diharapkan. Adapun contoh
sumber ralat sistematis sebagai berikut:
a. Sumber dari alat, seperti sebuah thermometer yang terkalibrasi pada
tekanan atmosfer menunjukkan 102 oC pada saat air mendidih, dan 2 oC
pada saat air membeku. Jika thermometer ini digunakan maka hasil yang
diperoleh selalu lebih tinggi 2 oC.
b. Sumber pengamatan, misalnya pembacaan skala tidak tegak lrus ata
sedikit miring sehingga hasilnya jadi tidak tepat (kesalahan ini sering
disebut dengan paralaks)
= + +
∑ ( ̅)
=
( 1)
( , , ) ( , , ) ( , , )
= +
Contoh: jika diperoleh data pengukuran 12 ± 0,5 mm, maka penulisan yang benar
Ketelitian
Ketelitian dalam pengukuran sangat berkaitan dengan ketidakpastian relatif suatu
pengukuran. Makin kecil ketidakpastian relatif maka semikin tinggi ketelitian
pengukuran tersebut.
Formula ketelitian dalam prosentase (%) dituliskan sebagai berikut:
iv. Grafik
secara visual grafik merupakan gambaran data hasil pengamatan yang
memudahakan pengamat untuk menyimpulkan informasi yang disajikan. Selain itu
grafik juga berguna dalam membandingakan hasil data eksperimen dengan
landasan teorinya. Grafik juga dapat digunakan sebagai kalibrasi empiris antara dua
besaran yang saling mempengaruhi. Sebagai tambahan grafik juga berfungsi untuk
menentukan nilai konstanta yang menghubungkan antara besaran yang satu dan
yang lainnya.
Gambar. 1 Contoh Penarikan garis secara merata pada grafik ((gambar diperoleh dari Modul Praktikum
Fisika Dasar. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta)
PERCOBAAN 1
PENGUKURAN
i. Tujuan Praktikum
1. Mampu menggunakan beberapa alat ukur dasar .
2. Mampu menentukan hasil dan ketidakpastian dalam pengukuran.
3. Mampu menentukan bebrapa besaran turunan dan hasil pengukuran
beserta ketidakpastiannya.
(a) (b)
Gambar 1. 1 (a) jangka sorong ; (b) skala nonius pada jangaka sorong (gambar berasal dari
buku fisika dasar 1 oleh Abdullah)
3. Mikrometer sekrup
Mikrometer sekrup memiliki ketelitian sebessar 0,01 mm. namun
jangkauan pengukurannya sangat terbatas (± 1 inci). Hasil pengukuran
diperoleh dengan pembacaan dua skala pada batang mikrometer.
(a) (b)
Gambar 1. 2 (a) mikrometer sekrup ; (b) skala putars pada jangaka sorong (gambar berasal dari
buku fisika dasar 1 oleh Abdullah)
Pengukuran massa
Ketelitian
Ketelitian pengukuran didefenisikan sebagai keakuratan hasil yang
diperoleh dalam pengukuran terhadap nilai sebenarnya. Ketelitian ini
memberikan mutu alat ukur yang digunakan. Untuk menyatakan ketelitian
pengukuran digunakan konsep ketidakpastian relatif (ralat).
v. Hasil Pengamatan
Tabel pengamatan 1.2. Pengukuran ketebalan benda menggunakan mistar, jangka sorong, dan mikrometer
sekrup
1. Massa benda (kg) ..... ± ….. ..... ± ….. ..... ± ….. ..... ± …..
2. Volume benda
..... ± ….. ..... ± …..
(cm3)
vi. Pertanyaan
1. Silahkan cermati hasil pengukuran menggunakan mistar, jangka sorong, dan
mikrometer sekrup, apakah hasilnya sama persis atau berbeda? Berikan
penjelasan!
2. Coba bandingkan hasil pengukuran volume balok dan kelereng
menggunakan alat ukur panjang dengan alat ukur volume (gelas ukur),
berikan penjelasan!
3. Hitunglah nilai besaran turunan massa jenis dari balok dan kelereng dengan
menggunakan data hasil pengukuran beserta ketidakpastiannya.
PERCOBAAN 2
BIDANG MIRING
i. Tujuan Praktikum
1. Mampu menguraikan gaya-gaya yang bekerja pada balok di bidang
miring
2. Mampu menentukan percepatan pada sitem bidang miring
3. Mencari koefesien gesek pada benda yang tepat akan bergerak (µs) dan
benda yang sedang bergerak pada bidang miring (µk).
ii. Dasar Teori
Gerak benda pada bidang miring merupakan contoh pengaplikasian konsep
kinematika dan dinamika. Pada konsep kinematika, bidang miring berlaku
fenomena gerak lurus berubah beraturan (GLBB). Hal tersebut diakibatkan
karena pengaruh percepatan gravitasi pada benda yang diletakkan pada
bidang miring.
Adapun formulasi yang selalu digunakan pada bidang GLBB adalah sebagai
berikut,
= (1)
=2 (2)
= + (3)
Gaya gesek
Gaya gesek terbagi menjadi dua, yaitu gaya gesek statis dan gaya gesek
kinetis. Jika benda diletakkan pada bidang miring dan resultan gaya yang
bekerja pada benda tersebut sama dengan 0 (∑F= 0), maka terdapat gesekan
statis yang menghambat gerak benda. Besar gesekan stati ini diformulasikan
sebagai berikut,
=μ (4)
Dimana fs adalah gaya gesek statis, μ adalah koefesien gaya gesek statis
dan N adalah gaya normal. Jka benda dikenai gaya dan bergerak maka
gesekan antara benda dan permukaan bidang adalah gaya gesek kinetis.
Formulasinya dituliskan sebaga berikut,
=μ (5)
W sin θ
W θ
W cos θ
Gambar 2. 1 Diagarm pada bidang miring
Langkah 2: Percobaan
g) Miringkan papan luncur secara perlahan hingga balok pada kondisi tepat
akan meluncur, catat sudut yang diperoleh dan hitunglah koefesien
gesek statis (µs) pada tabel pengamatan 2.1.
h) Angkat kembali bidang miring sebelumnya sedikit ke atas hingga balok
meluncur, ukur waktu yang diperlukan balok selama meluncur pada
lintasan. Catat hasil pengukuran sudut, kecepatan, dan percepatan serta
hitunglah koefesien gesek kinetis (µk) pada tabel pengamatan 2.1.
Gambar 2 1 Bidang luncur (gambar diperoleh dari Modul Praktikum Fisika Dasar. Surakarta:
Universitas Muhammadiyah Surakarta)
v. Hasil Pengamatan
Massa Balok = ……kg Sa-b = ….. m
1. 30
2. 37
3. 56
*Semua data pengukuran dengan alat ukur dan pengukuran rambatan wajib menggunakan
ketidakpastian
vi. Pertanyaan
1. Bagaimanakah hubungan besar gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis
sesuai dengan hasil pengamatan
2. Temukan percepatan balok pada system bidang miring dengan
menggunakan penguraian gaya pada bidang miring.
PERCOBAAN 3
VISKOSITAS STOKES
i. Tujuan Praktikum
1. Mampu mendeskripsikan hukum Stokes
2. Mampu memahami gaya gesekan yang dialami benda bergerak pada
fluida berkaitan dengan kekentalan fluida.
3. Mampu menentukan koefesien kekentalan zat cair menggunakan hokum
Stokes
= ( ) (3)
Dimana, adalah massa jenis benda, adalah massa jenis fluida dan g
adalah percepatan gravitasi bumi.
vi. Pertanyaan
1. Bagaimana pendapat anda pengaruh kekentalan fluida dengan gerak
benda didalam fluida? Dan bagiamana korelasi kedua hal tersebut.
2. Apa saja yang mempengaruhi gerak benda dalam fluida ?
PERCOBAAN 4
PANAS
i. Tujuan Praktikum
1. Mampu menentukan besar kalor/panas pada suatu kalorimeter dan kalor
jenis bahan kalorimeter.
2. Mampu menentukan kapasitas panas yang dibutuhkan untuk
meleburkan suatu es dan panas yang dibutuhkan untuk merubah fase
cair menjadi uap.
3. Mampu mamahami faktor apa saja yang mempengaruhi siklus
perubahan fase suatu zat cair
ii. Dasar Teori
Suatu zat dapat memiliki tiga keadaan (fase) yaitu, cair, padat, dan gas.
Setiap fase dapat bertransisi ke fase lainnya dengan melepas atau menyerap
panas, dan juga seringkali terjadi perubahan volume. Pada dasarnya terdapat
hubungan panas dengan suhu, yaitu makin besar energi panas yang dimiliki
benda maka suhu benda akan semakin tinggi. Selain itu perpindahan panas
terjadi pada benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu rendah (Abdulah, 2006).
Panas atau kalor pada zat/benda bergantung pada ciri (karakteristik) dari zat
tersebut. Perbandingan energi panas (ΔQ) pada suatu benda saat benda
dinaikkan suhunya sebanyak ΔT disebut dengan kapasitas panas (C)
(Halliday, Resnick, & Walker, 1991).
= (1)
Kapasitas panas persatuan massa benda dinamakan kalor jenis (c), kalor
jenis inilah yang menjadi karakterisitik yang mempengaruhi panas benda.
Dalam pembahasan panas terbagi dua sistem, yaitu sistem terbuka dan
sistem tertutup. Pada saat sistem tertutup tidak ada kejadian bertambahnya
ataupun berkurangnya massa (namun energi dapat saja bertukar dengan
lingkungan), sedangkan sistem terbuka massa dan energi panas dapat hilang
keluar sistem. Secara ideal sistem yang terbaik adalah sistem tertutup atau
terisolasi. Saat sistem terisolasi maka akan diperoleh suatu konservasi
energi, dimana energi yang kehilangan panas akan sama dengan energy
yang memperoleh panas (Giancoli, 2005).
=
Perubahan fase dari padat (es) menjadi cair, bergantung pada panas lebur
es. Jumlah kalor yang diperlukan untuk meleburkan zat padat menjadi zat
cair diformulasikan sebagai berikut,
= (2)
dengan m adalah massa zat padat dan L adalah panas lebur zat. Sedangakan
untuk menguapkan zat cair diperlukan kalor sebesar,
= (3)
dimana m adalah massa zat cair dan U adalah kalor uap.
iii. Alat dan Bahan
NO. Alat dan bahan Jumlah NO. Alat dan bahan Jumlah
1. Kalorimeter 1 1. Voltmeter 1
2. Es dengan Secukupnya 2. Amperemeter 1
massa tertentu
3. Timbangan 1 3. stopwatch 1
4. Kabel secukupnya 4. Bejana pemanas 1
penghubung
Gambar 4. 1 Rangkaian Listrik untuk percobaan panas (gambar daiperoleh dari Modul Praktikum
Fisika Dasar. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta
vi. Pertanyaan
1. Dari data yang diperoleh tunjukkan cara anda mencari besar kalor lebur
es dan kalor uap air? Apakah sama dengan nilai literatur?
2. Seberapa besar kesalahan yang anda peroleh dari pengukuran panas?
Apa saja factor yang mempengaruhi kesalahan yang anda terima?
PERCOBAAN 5
BANDUL MATEMATIS
i. Tujuan Praktikum
1. Mampu memahami gerak osilasi bandul matemtis
2. Mampu menentukan frekuensi bandul matematis
3. Mampu menentukan nilai tetapan percepatan gravitasi bumi
= (1)
Langkah 2: Percobaan
c. Ukur panjang tali sepanjang 30 cm dan ikat pada statif seperti digambar,
berilah beban pada ujung lainnya.
d. Simpangkan bandul dan simpangkan ke kiri atau ke kanan sebesar 15o,
ushakan praktikan berada tepat tegak lurus didepan bandul. Lalu
lepaskan bandul agar mengalami osilasi.
e. Hitung waktu osilasi selama 20 kali osilasi dengan mengguakan alat
pengukur waktu. Tentukan periode dari data percobaan dan catatlah pada
tabel pengamatan 5.1
f. Hitunglah nilai gravitasi menggunakan persamaan osilasi bandul dan
catat pada tabel pengamatan 5.1.
g. Ulangi langkah (c) sampai (f) dengan variasi panjang tali 25 cm, 20 cm,
15 cm, dan 10 cm.
v. Hasil Pengamatan
Waktu Percepatan
Panjang Tali (l) Jumlah Periode (T)
No. osilasi Gravitasi
(m) osilasi (s)
(s) (m/s2)
1.
2.
3.
4.
5.
vi. Pertanyaan
1. Berikan kesimpulan anda terhadap data yang diperoleh dari percobaan!
2. Apa yang terjadi jika simpangan yang diberikan lebih besar dari 15o?
PERCOBAAN 6
OSILASI PEGAS
i. Tujuan Praktikum
1. Mampu memahami hokum hooke
2. Mampu menentukan besar nilai konstanta pegas
3. Mampu menentukan faktor apa saja yang mempengaruhi gerak osilasi.
= (2)
Langkah 2: Percobaan 1
d) Letakan beban bermassa m1 pada ujung pegas dan ukurlah panjang akhir
pegas (l), catatlah pada tabel pengamatan 6.1.
e) Ulangi langkah (d) dengan menambah beban dan ukurlah panjang akhir
pegas untuk masing-masing beban.
f) Kemudian kurangi satu-persatu beban hingga kembali bermassa m1 dan
ukur panjang (l’) untuk tiap pengurangan beban catatlah pada tabel
pengamatan 6.1
g) Hitunglah nilai pertambahan panjang pegas (Δl) untuk masing-masing
beban dan hitung juga nilai konstanta pegas dari data yang diperoleh,
catatkan hasil pengamatan pada tabel pengamatan 6.1
h) Gambarkan grafik antara pertambahan panjang pegas (Δl) dengan nilai
m, hitunglah nilai konstanta pegas dari grafik yang diperoleh.
Langkah 2: Percobaan 2
i) Lakukan langkah persiapan seperti langkah (a) dan (b), lalu berikan
beban bermassa m1 pada ujung pegas.
j) Tarik beban sejauh ± 2 cm dan lepaskan. Hitunglah waktu yang
diperlukan untuk melakukan 10 kali getaran sempurna, catat hasil
pengamatan pada tabel pegamatan 6.2
k) Ulangi langkah (j) sebanyak 5 kali, dan catat hasil pengamatan pada
tabel pegamatan 6.2
l) Ulangi juga langkah (i) dan (j) dengan tambahan beban, hasil
pengamatan pada tabel pegamatan 6.2
v. Hasil Pengamatan
0.5
0
0 0.5 1 1.5
Δx (pertamabahan panjang)
m (massa)
1
0.5
0
0 0.5 1 1.5
T2(periode kuadrat)
vi. Pertanyaan
1. Bandingkan nilai l dan l’ yang diperoleh oleh data, berikan pendapat
anda tentang hal tersebut.
2. Bagaimana menurut anda nilai konstnta pegas yang diperoleh dari
manual dan grafik, jelaskan pendapat anda.
3. Dari percobaan 1 dan percobaan 2 diperoleh nilai konstanta pada pegas
yang sama, bagaiman hasilnya dan jelaskan pendapat anda terhadap
hasil yang diperoleh.
DAFTAR PUSTAKA