Anda di halaman 1dari 39

Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang

Laboratorium Pendidikan Fisika

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillahirobbil’aalamiin, puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah


SWT yang telah melimpahkan rahmat dan bimbingan-Nya sehingga Panduan
Praktikum Fisika Dasar bagi mahasiswa Pendidikan Fisika dapat diselesaikan.

Panduan Praktikum Fisika Dasar merupakan buku acuan yang ditujukan kepada
mahasiswa Pendidikan Fisika Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang
dalam melaksanakan praktikum berdasarkan mata kuliah Fisika Dasar yang
ditempuh.

Materi-materi yang disajikan dalam Praktikum Fisika Dasar meliputi pengukuran


dan ketidakpastian, hukum Newton pada bidang miring, panas, viskositas Stokes,
gravitasi pada bandul matematis, Hukum Hooke dan getaran pegas.

Panduan Praktikum Fisika Dasar ini juga dilengkapi dengan Tata Tertib di
Laboratorium, agar mahasiswa dapat bekerja dengan baik, tertib, lancar, dan tidak
menimbulkan kerusakan pada alat.

Penulis menyadari atas belum sempurnanya panduan praktikum ini sehingga segala
bentuk masukkan yang konstruktif sangat diharapkan dalam pengembangan dan
perbaikan Panduan Praktikum Fisika Dasar ini dimasa yang akan datang.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.


Palembang, Agustus 2017

Penyusun

Praktikum Fisika Dasar | 1


Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang
Laboratorium Pendidikan Fisika

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... 1


DAFTAR ISI ....................................................................................................... 2
KETENTUAN DAN TATA TERTIB PRAKTIKUM .......................................... 3
PANDUAN PENYUSUNAN LAPORAN PRAKTIKUM ................................... 6
RALAT PENGUKURAN .................................................................................... 8
PERCOBAAN 1 ................................................................................................ 12
PERCOBAAN 2 ................................................................................................ 18
PERCOBAAN 3 ................................................................................................ 24
PERCOBAAN 4 ................................................................................................ 28
PERCOBAAN 5 ................................................................................................ 32
PERCOBAAN 6 ................................................................................................ 35
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 39

Praktikum Fisika Dasar | 2


Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang
Laboratorium Pendidikan Fisika

KETENTUAN DAN TATA TERTIB PRAKTIKUM

KETENTUAN PRAKTIKUM
1. Praktikan adalah mahasiswa/i Pendidikan Fisika Universitas Islam Negeri
Raden Fatah Palembang yang sedang mengambil mata kuliah Fisika Dasar,
serta telah memenuhi semua persyaratan yang telah ditetapkan.
2. Kelompok praktikum telah ditentukan oleh Dosen Pengampu dan diharapkan
tiap anggota kelompok dapat saling berkerja sama dengan baik.
3. Penggunaan peralatan praktikum harus sesuai dengan petunjuk
penggunaannya.
4. Peminjaman peralatan harus atas persetujuan Dosen Pengampu dan Asisten
Praktikum.
5. Kelalaian pada poin 3 dan 4 yang mengakibatkan kerusakan pada alat, akan
diminta pertanggungjawaban praktikan terhadap perbaikan peralatan yang
telah rusak tersebut.
6. Semua hasil praktikum harus diserahkan kepada asisten dan menjadi milik
laboratorium.

TATA TERTIB PRAKTIKUM


1. Praktikan datang 10 menit sebelum praktikum dimulai. Keterlambatan lebih
dari 5 menit dari jadwal yang telah ditetapkan akan diberikan sanksi tidak
diperbolehkan mengikuti praktikum pada jadwal tersebut.
2. Praktikan hanya boleh masuk/keluar dari laboratorium setelah mendapatkan
ijin oleh dosen/asisten.
3. Praktikan diwajibkan mempersiapkan diri sebelum mengikuti praktikum
dengan membaca, memahami materi, menunjukkan laporan pendahuluan
kepada asisten praktikum.
4. Bagi praktikan yang belum membuat laporan pendahuluan pada saat
praktikum berlangsung maka praktikan tersebut tidak diijinkan untuk
mengikuti praktikum pada jadwal yang ditentukan.
5. Setiap kelompok harus melakukan asistensi tiap percobaan.

Praktikum Fisika Dasar | 3


Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang
Laboratorium Pendidikan Fisika

6. Praktikan harus meletakkan tas pada tempat yang disediakan. Perhiasan,


uang, atau barang berharga lainnya harap dibawa/dijaga sendiri atau
dititipkan kepada petugas/asisten. Kehilangan barang di laboratorium bukan
tanggung jawab petugas/asisten.
7. Praktikan harus berpakaian rapi dan sopan, mengenakan jas lab, tidak
dibenarkan menggunakan kaos tanpa kerah (kaos oblong), sandal, topi, dan
jaket didalam ruang laboratorium.
8. Praktikan dilarang makan, minum, atau merokok di dalam ruang praktikum.
9. Praktikan harus menjaga suasana praktikum dengan kondusif.
10. Praktikan harus melakukan pengecekan kelengkapan alat-alat dan bahan-
bahan yang akan digunakan. Bila ada kekurangan atau kerusakan sebelum
praktikum dimulai segera melaporkan kepada petugas laboratorium/ asisten
untuk ditindak lanjuti.
11. Praktikan dilarang menggunakan alat-alat praktikum di luar kepentingan
praktikum.
12. Praktikan dilarang menghubungkan alat-alat listrik ke sumber listrik
sebelum diijinkan oleh petugas/asisten.
13. Praktikan harus menata kembali alat-alat yang telah digunakan dalam
keadaan bersih dan utuh (tidak rusak).
14. Praktikan menata kembali tempat duduk dan meja yang telah digunakan
sebelum meninggalkan ruang laboratorium.
15. Praktikan yang merusak alat harus melapor kepada pengawas/asisten dan
harus memperbaiki/mengganti alat tersebut.
16. Praktikan harus membuat dan mengumpulkan laporan praktikum setelah
melakukan praktikum. laporan praktikum minggu sebelumnya harus
dikumpulkan sebelum melaksanakan praktikum pada jadwal. Bagi
praktikan yang tidak mengumpulkan laporan praktikum tidak diijinkan
untuk mengikuti praktikum pada jadwal yang ditentukan.
17. Praktikan yang tidak dapat mengikuti praktikum harus meminta ijin secara
tertulis dengan alasan yang dapat dipertanggungjawaban.

Praktikum Fisika Dasar | 4


Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang
Laboratorium Pendidikan Fisika

18. Kegiatan praktikum yang tidak dapat terlaksanakan sesuai jadwal, dapat
dilaksanakan pada waktu yang lain dengan persetujuan dosen/asisten.
19. Praktikan yang melanggar tata terib praktikum ini akan dilakukan tindakan
berupa: teguran ringan, teguran keras, dan tidak diperbolehkan mengikuti
praktikum.
20. Praktikan dianggap gugur dalam mengambil mata kuliah praktikum apabila:
a. Tidak mengikuti salah satu kegiatan praktikum yang teah dijadwalkan.
b. Tidak melakukan asistensi tiap modul
c. Tidak mengikuti pre test – post test
d. Tidak mengumpulkan laporan akhir sampai batas waktu yang telah
ditentukan.
21. Hal-hal yang belum diatur dalam tata tertib praktikum ini akan diatur
kemudian.

Praktikum Fisika Dasar | 5


Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang
Laboratorium Pendidikan Fisika

PANDUAN PENYUSUNAN LAPORAN PRAKTIKUM

1. Penyusunan laporan pendahuluan dapat dilakukan sebelum percobaan dan


penyusunan laporan akhir dapat dimulai sejak praktikan (kelompok) selesai
melakukan praktikum.
2. Laporan ditulis tangan dengan rapi dan dapat dibaca, lay out kertas
berukuran A4 dengan margin kiri 4 cm, atas-bawah-kanan 3 cm dan standar
penulisan rata kiri-kanan.
3. Penomoran halaman diletakkan di bawah (bottom-center) dengan huruf
romawi kecil untuk halaman awal laporan. Untuk laporan utama dan
lampiran penomoran halaman diletakkan pada pojok kanan atas, kecuali
pada setiap awal bab, nomor halaman berada pada bagian bawah tengah.
4. Masing-masing praktikan membuat laporan akhir (tidak diperbolehkan copy
paste/fotokopi) dengan melampirkan lembaran data hasil praktikum.
5. Masing-masing praktikan melakukan asistensi laporan kepada asisten
praktikum. Laporan dikumpulkan setelah satu minggu selesai praktikum
(pada praktikum berikutnya).
6. Laporan yang dikembalikan oleh asisten harus diperbaiki sesuai dengan
petunjuk asisten yang bersangkutan dan berusahalah untuk melakukan
perbaikan serta diserahkan kembali secepatnya (maksimal 3 hari).
7. Bila laporan telah disetujui oleh asisten, mintalah tanda paraf (ACC) kepada
asisten yang bersangkutan.
8. Laporan yang telah disetujui oleh asisten dijilid dengan cover berwarna biru
dan dikembalikan kepada asisten.

Praktikum Fisika Dasar | 6


Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang
Laboratorium Pendidikan Fisika

SISTEMATIKA PENULISAN LAPORAN


 Halaman sampul laporan
 Halaman persetujuan
 Kata pengantar
 Daftar isi
 Daftar tabel
 Datar gambar
 Dastar lampiran
BAB 1 : PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
1.2 Rumusan masalah
1.3 Tujuan praktikum
BAB II : LANDASAN TEORI
BAB III : METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Alat dan bahan
3.2 Prosedur Percobaan
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V : KESIMPULAN
 Daftar pustaka
Lampiran

Praktikum Fisika Dasar | 7


Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang
Laboratorium Pendidikan Fisika

RALAT PENGUKURAN DAN HASIL DATA

i. Pendahuluan
Ilmu fisika adalah cabang dari keilmuan sains yang mempelajari fenomena
alam dan objek-bojek didalamnya melalui penyelidikan dan diikuti dengan
keterampilan dalam bereksperimen. Dalam kegiatan eksperimen selalu
diperoleh data kuantitatif seperti data pengamatan dan pengukuran.
Pengukuran adalah kegiatan pengamatan yang dilakukan dengan membaca
skala pada sebuah alat ukur. Ada banyak hal yang mempengaruhi ketika
melakukan pengukuran seperti, alat ukur yang digunakan, objek yang diukur,
dan keadaan lingkungan saat melakukan pengukuran. Hal ini menjadikan
kegiatan pengukuran tidak menghasilkan data yang absolut melainkan
relatif. Oleh karena itu data hasil pengukuran hanya berupa angka kisaran
yang memiliki toleransi atau dikenal dengan sebutan angka ralat dan
ketidakpastian. Adapun penyebab hasil pengukuran disebut memiliki
ketidakpastian yakni, 1. Keterbatasan alat (least count); 2. Kesalahan
pengukuran (human error); 3. Kesalahan system berupa kesalahan kalibrasi
alat ukur, kesalahan titik nol, kesalahan pegas.
ii. Macam-macam ralat dan sumbernya
Ada dua macam ralat yaitu ralat sistematis (sistematicerror) dan ralat
rambang (randomerror). Ralat sistematis adalah ralat pengukuran yang
memberikan efek tetap terhadap hasil ukur dan dengan analisa lebih lanjut
efek iini tidak akan mempengaruhi hasil yang diharapkan. Adapun contoh
sumber ralat sistematis sebagai berikut:
a. Sumber dari alat, seperti sebuah thermometer yang terkalibrasi pada
tekanan atmosfer menunjukkan 102 oC pada saat air mendidih, dan 2 oC
pada saat air membeku. Jika thermometer ini digunakan maka hasil yang
diperoleh selalu lebih tinggi 2 oC.
b. Sumber pengamatan, misalnya pembacaan skala tidak tegak lrus ata
sedikit miring sehingga hasilnya jadi tidak tepat (kesalahan ini sering
disebut dengan paralaks)

Praktikum Fisika Dasar | 8


Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang
Laboratorium Pendidikan Fisika

c. Sumber dari lingkungan, misalnya suhu lingkungan, tekanan lingkungan,


dan situasi lingkuangan yang secara tidak langsung mempengaruhi hasil
pengukuran.
Ralat rambang adalah ralat yang bersifat fluktuatif saat dilakukan
pengamatan. Misalnya ralat dari sumber pengamat, dimana pengamat tidak
cermat dalam menaksir suatu penunjukan skala. Selain itu juga ada sumber
lingkungan, dimana terjadi fluktuasi sumber tegangan PLN, adanya getaran
mekanik, perubahan temperatur ruang, dsb. Untuk mengurangi kesalahan/
ralat rambang ini harus dilkaukan pengukuran berulang, semakin banyak
pengulangan akan semakin memperkecil ralat ini.
iii. Cara menentukan nilai ralat
Ada empat macam cara menentukan nilai ralat/ketidakpastian, hal ini
bergantung dengan model datanya.
1. Pengukuran data tunggal langsung.
Pengukuran tunggal adalah pengukuran yang dilakukan hanya sekali
dalam pengamatan. Misalnya pengamatan suhu pada proses pendinginan,
pengamatan panjang kawa yang tipis, pengamatan arus yang stabil, dsb.
Maka ketidakpastiannya Δx adalah:
1
= ( )
2
Hasil pengukuran dituliskan seperti berikut:
= ±
2. Pengukuran data tunggal tidak langsung.
Pengukuran tunggal tidak langsung/ perambatan merupakan ralat
perhitungan dari suatu besaran yang besaran tersebut tidak dapat teramati
secara langsung tetapi dapat melewati besaran lain yang terukur
langsung. Misalnya mengukur sebuah volume balok dengan alat ukur
panjang (penggaris). Besaran yang dapat diukur adalah besaran panjang
(p), Lebar (l), dan tinggi (t), yang nantinya besaran volume diperoleh
menggunakan rumus
= . .

Praktikum Fisika Dasar | 9


Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang
Laboratorium Pendidikan Fisika

Ketidakpastian/ ralat diperoleh melalui derivatif parsial dari fungsi yang


ingin diukur terhadap data yang dapat diukur. Dalam kasus pengukuran
volume diatas maka fungsi yang ingin diukur adalah volume balok,
sedangkan data yang dapat diukur adalah panjang, lebar dan tinggi balok.
Adapun rumus yang diperoleh:

= + +

3. Pengukuran data berulang langsung.


Data berulang adalah daya yang diamati secara berulang/ data yang
dihitung berkali-kali, hal ini secara eksperimen dapat dilakukan dan
hasilnya cukup layak.
Nilai ketidakpastian diperoleh melalui persamaan statistik dasar, yaitu
standar deviasi:

∑ ( ̅)
=
( 1)

dengan adalah nilai ke i, ̅ adalah nilai rata-rata, dan n adalah jumlah


frekuensi.
4. Pengukuran data berulang tidak langsung.
Pengukuran ini adalah pengukuran suatu besaran yang tidak langsung
diukur melainkan diperoleh melalui pengukuran berulang dari besaran-
besaran yang mempengaruhinya. Secara sederhana dapat dicontohkan
pada kasus volume balok yang diperoleh dari pengukuran panjang, lebar
dan tinggi balok secara berulang.
Hasil data ketidakpastian pengukuran yang diperoleh dipengaruhi oleh
standar deviasi pengukuran berulang dan melalui proses derivatif parsial.

( , , ) ( , , ) ( , , )
= +

Dalam penulisan ketidakpastian dan pengukuran tetap diberlakukan aturan


angka penting (AP). Aturan angka penting ini diperoleh melalui ketentuan

pengelompokan kesalahan relative ( ). Ketentuan ini dapat dilhat pada tabel 1.

Praktikum Fisika Dasar | 10


Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang
Laboratorium Pendidikan Fisika

Tabel. 1 Aturan angka penting dalam penulisan ketidakpastian pengukuran.

Kesalahan relative ( ) Jumlah angka penting yang


digunakan
≈ % 2 angka penting
≈ % 3 angka penting
≈ , % 4 angka penting

Contoh: jika diperoleh data pengukuran 12 ± 0,5 mm, maka penulisan yang benar

adalah (12 ± 0,50) mm dengan sebesar 4,2 %.

Ketelitian
Ketelitian dalam pengukuran sangat berkaitan dengan ketidakpastian relatif suatu
pengukuran. Makin kecil ketidakpastian relatif maka semikin tinggi ketelitian
pengukuran tersebut.
Formula ketelitian dalam prosentase (%) dituliskan sebagai berikut:

Ketelitian (%) = 100%- (%)

iv. Grafik
secara visual grafik merupakan gambaran data hasil pengamatan yang
memudahakan pengamat untuk menyimpulkan informasi yang disajikan. Selain itu
grafik juga berguna dalam membandingakan hasil data eksperimen dengan
landasan teorinya. Grafik juga dapat digunakan sebagai kalibrasi empiris antara dua
besaran yang saling mempengaruhi. Sebagai tambahan grafik juga berfungsi untuk
menentukan nilai konstanta yang menghubungkan antara besaran yang satu dan
yang lainnya.

Salah Benar Benar

Gambar. 1 Contoh Penarikan garis secara merata pada grafik ((gambar diperoleh dari Modul Praktikum
Fisika Dasar. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta)

Praktikum Fisika Dasar | 11


Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang
Laboratorium Pendidikan Fisika

PERCOBAAN 1
PENGUKURAN

i. Tujuan Praktikum
1. Mampu menggunakan beberapa alat ukur dasar .
2. Mampu menentukan hasil dan ketidakpastian dalam pengukuran.
3. Mampu menentukan bebrapa besaran turunan dan hasil pengukuran
beserta ketidakpastiannya.

ii. Dasar Teori


Pengukuran Panjang
Ada beberapa alat ukur panjang yang biasa digunakan seperti, mistar,
jangka sorong, dan mikrometer sekrup. Alat-alat tersebut memiliki
ketelitian yang berbeda-beda. Secara umum mikrometer sekrup lebih teliti
daripada jangka sorong dan mistar, kemudian jangka sorong lebih teliti dari
mistar.
1. Mistar/meteran
Mistar pada umumnya menggunakan skala centimeter (cm) dan
memiliki nilai skala terkeccil (NST) millimeter (mm). NST
didefenisikan sebagai jarak antara skala yang bedekatan pada alat ukur
(Abdulah, 2006).
2. Jangka sorong
Jangka sorong merupakan alat ukur panjang yang lebih teliti dari mistar.
Ketelitian jangka sorong dalam mengukur hingga 0,1 mm. Pengukuran
menggunakan jangka sorong harus melwati dua tahap pembacaan
pengukuran. Pertama, jangka sorong memiliki skala utama dengan nilai
skala cm. Kedua, jangka sorong memiliki skala nonius atau vernier
yang nilainya 0,1 mm untuk tiap skala. Pengukuran pada skala nonius
harus berdasarkan skala yang berhimpitan dengan skala utama. Untuk
lebih jelasnya bisa dilihat pada gambar berikut.

Praktikum Fisika Dasar | 12


Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang
Laboratorium Pendidikan Fisika

(a) (b)
Gambar 1. 1 (a) jangka sorong ; (b) skala nonius pada jangaka sorong (gambar berasal dari
buku fisika dasar 1 oleh Abdullah)

3. Mikrometer sekrup
Mikrometer sekrup memiliki ketelitian sebessar 0,01 mm. namun
jangkauan pengukurannya sangat terbatas (± 1 inci). Hasil pengukuran
diperoleh dengan pembacaan dua skala pada batang mikrometer.

(a) (b)

Gambar 1. 2 (a) mikrometer sekrup ; (b) skala putars pada jangaka sorong (gambar berasal dari
buku fisika dasar 1 oleh Abdullah)

Pengukuran massa

Neraca Ohaus ata neraca 4 lengan digunakan untuk pengukuran massa


dengan cara menggeser sejumlah anak timbagan yang telah berada lengan
neraca. Massa benda yang ditimbang akan sama dengan massa anak
timbangan yang digeser saat menentukan kesetimbangan pada neraca.

Praktikum Fisika Dasar | 13


Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang
Laboratorium Pendidikan Fisika

Gambar 1. 3 Neraca Ohaus (gambar diambil dari www.lightlabsusa.com)

Ketelitian
Ketelitian pengukuran didefenisikan sebagai keakuratan hasil yang
diperoleh dalam pengukuran terhadap nilai sebenarnya. Ketelitian ini
memberikan mutu alat ukur yang digunakan. Untuk menyatakan ketelitian
pengukuran digunakan konsep ketidakpastian relatif (ralat).

= , semkin rendah nilai maka semaiki

tinggi ketelitian pengukuran tersebut. Ketidakpastian relatif sering


dinyatakan dengan prosentase.

iii. Alat dan Bahan


No. Nama alat/bahan Jumlah No. Nama alat/bahan Jumlah
1. Mistar 1 6. Zat cair (Air) secukupnya
2. Jangka sorong 1 7. Koin 1
3. Mikrometer sekrup 1 8. Gelas ukur 1
4. Neraca 1 9. Pipa 1
5. Balok kayu 1 10. Kelereng 1

iv. Prosedur Percobaan


Langkah 1: Persiapan
a) Semua anggota menyiapkan alat dan bahan sesuai dengan list yang
tertulis pada panduan praktikum.
b) Pastikan peralatan layak untuk digunakan.

Praktikum Fisika Dasar | 14


Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang
Laboratorium Pendidikan Fisika

c) Semua anggota siap mengikuti praktikum dengan bimbingan asisten


praktikum.
Langkah 2: Percobaan
Mistar/Penggaris
a) Ukurlah panjang, lebar, dan tinggi dari balok kayu menggunakan
mistar/penggaris, tuliskan hasil pengamatan pada tabel pengmatan 1.1.
b) Ukur juga diameter dari kelereng sebanyak 5 kali dengan posisi
pengukuran berbeda-beda, tuliskan hasil pengamatan pada tabel
pengamatan 1.1.
c) Temukan volume dari balok dan kelereng dari hasil data yang diperoleh
dan tuliskan pada tabel pengamatan 1.1.
d) Ukurlah ketebalan dari pipa. Selanjutnya tuliskan hasil pengamatan
pada tabel pengamatan 1.2.
e) Ukur juga ketebalan koin, tuliskan hasil pengamatan pada tabel
pengamatan 1.2.
Jangka Sorong
f) Lakukan langkah (a) sampai langkah (e) sesuai pada angkah percobaan
dengan menggantikan alat ukur mistar dengan jangka sorong.
Mikrometer sekrup
g) Lakukan langkah (d) sampai langkah (e) sesuai pada angkah percobaan
dengan menggantikan alat ukur mistar dengan mikrometer sekrup.
Neraca O’hauss
h) Timbanglah massa dari balok kayu, kelereng, pipa, dan koin
menggunakan neraca, tuliskan hasil pengamatan pada tabel pengamatan
1.3.
Gelas Ukur
i) Siapkan gelas ukur dan isi gelas ukur tersebut dengan air pada skala
tertentu. Lalu masukkan balok kayu ke dalam gelas ukur, tuliskan
pertambahan volume air ketika balok kayu dimasukkan kedalam gelas
ukur pada tabel pengamatan 1.3.

Praktikum Fisika Dasar | 15


Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang
Laboratorium Pendidikan Fisika

j) Ulangi langkah (i) dengan menganti balok kayu dengan kelereng.


Tuliskan hasil yang diperoleh pada tabel pengamatan 1.3.
k) Cek kembali semua kelengkapan data praktikum dan jika semua sudah
selesai, maka rapikan peralatan praktikum.

v. Hasil Pengamatan

Tabel pengamatan 1.1. Pengukuran menggunakan mistar dan jangka sorong

No. Objek yang diukur Alat ukur


Mistar Jangka Sorong
1. Balok
 Panjang (cm) ..... ± ….. ..... ± …..
 Lebar (cm) ..... ± ….. ..... ± …..
 Tinggi (cm) ..... ± ….. ..... ± …..
 Volume (cm3) ..... ± ….. ..... ± …..
2. Diameter kelereng (cm)
Pengukuran ke-1 …. ….
Pengukuran ke-2 …. ….
Pengukuran ke-3 …. ….
Pengukuran ke-4 …. ….
Pengukuran ke-5 …. ….
Diameter rata-rata ..... ± ….. ..... ± …..
Volume rata-rata ..... ± ….. ..... ± …..

Tabel pengamatan 1.2. Pengukuran ketebalan benda menggunakan mistar, jangka sorong, dan mikrometer
sekrup

No. Objek yang diukur Alat ukur


Mistar Jangka sorong Mikrometer sekrup

1. Ketebalan pipa (cm) ..... ± ….. ..... ± ….. ..... ± …..


2. Ketebalan koin (cm) ..... ± ….. ..... ± ….. ..... ± …..

Praktikum Fisika Dasar | 16


Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang
Laboratorium Pendidikan Fisika

Tabel pengamatan 1.3 tabel massa benda dan volume benda

No. Data yang Objek yang diukur


diperoleh Balok kayu Kelereng pipa Koin

1. Massa benda (kg) ..... ± ….. ..... ± ….. ..... ± ….. ..... ± …..
2. Volume benda
..... ± ….. ..... ± …..
(cm3)

vi. Pertanyaan
1. Silahkan cermati hasil pengukuran menggunakan mistar, jangka sorong, dan
mikrometer sekrup, apakah hasilnya sama persis atau berbeda? Berikan
penjelasan!
2. Coba bandingkan hasil pengukuran volume balok dan kelereng
menggunakan alat ukur panjang dengan alat ukur volume (gelas ukur),
berikan penjelasan!
3. Hitunglah nilai besaran turunan massa jenis dari balok dan kelereng dengan
menggunakan data hasil pengukuran beserta ketidakpastiannya.

vii. Kesimpulan dan Saran


………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………

Praktikum Fisika Dasar | 17


Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang
Laboratorium Pendidikan Fisika

PERCOBAAN 2
BIDANG MIRING

i. Tujuan Praktikum
1. Mampu menguraikan gaya-gaya yang bekerja pada balok di bidang
miring
2. Mampu menentukan percepatan pada sitem bidang miring
3. Mencari koefesien gesek pada benda yang tepat akan bergerak (µs) dan
benda yang sedang bergerak pada bidang miring (µk).
ii. Dasar Teori
Gerak benda pada bidang miring merupakan contoh pengaplikasian konsep
kinematika dan dinamika. Pada konsep kinematika, bidang miring berlaku
fenomena gerak lurus berubah beraturan (GLBB). Hal tersebut diakibatkan
karena pengaruh percepatan gravitasi pada benda yang diletakkan pada
bidang miring.
Adapun formulasi yang selalu digunakan pada bidang GLBB adalah sebagai
berikut,
= (1)
=2 (2)

= + (3)

Gaya gesek
Gaya gesek terbagi menjadi dua, yaitu gaya gesek statis dan gaya gesek
kinetis. Jika benda diletakkan pada bidang miring dan resultan gaya yang
bekerja pada benda tersebut sama dengan 0 (∑F= 0), maka terdapat gesekan
statis yang menghambat gerak benda. Besar gesekan stati ini diformulasikan
sebagai berikut,
=μ (4)

Dimana fs adalah gaya gesek statis, μ adalah koefesien gaya gesek statis
dan N adalah gaya normal. Jka benda dikenai gaya dan bergerak maka

Praktikum Fisika Dasar | 18


Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang
Laboratorium Pendidikan Fisika

gesekan antara benda dan permukaan bidang adalah gaya gesek kinetis.
Formulasinya dituliskan sebaga berikut,
=μ (5)

Gaya berat dan gaya normal


Gaya berat (W) benda selalu searah dengan sumbu –y, pada koordinat
kartesius. Gaya berat benda diperoleh dari perkalian massa benda dengan
percepatan gravitasi (g= 9,8 m/s2). Pada bidang miring percepatan sistem
adalah perkalian gravitasi dengan sinus sudut kemiringan bidang. Gaya
normal adalah gaya interaksi bidang dengan benda. Gaya normal selalu
tegak lurus terhadap bidang gerak. Prinsip D’Alembert adalah dasar dari
dinamika

Diagram gaya pada bidang miring


System gerak pada dinamika sellau digambarkan dalam diagram gaya.
Diagram gaya digunakan untuk mempermudah dalam memahami pengaruh
gaya-gaya yang terjadi pada suatu benda. Pada bidang miring diagram gaya
dapat digambarkan sebagai berikut,

W sin θ
W θ
W cos θ
Gambar 2. 1 Diagarm pada bidang miring

Dari bidang miring diperloehalah formulasi


∑ = . = (5)
Dan nilai percepatan pada bidang miring menjadi,
= (6)

Praktikum Fisika Dasar | 19


Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang
Laboratorium Pendidikan Fisika

iii. Alat dan Bahan


No. Nama alat/bahan Jumlah No. Nama Jumlah
alat/bahan
1. Bidang luncur yang bisa 1 6. beban 1
diatur sudutnya
2. beban 2 7. pengait 1
3. stopwatch 1 8. Tali secukupnya
4. mistar 1 9. Bedak secukupnya
5. busur 1

iv. Prosedur Percobaan


Menentukan besar gaya gesek
Langkah 1: Persiapan
a) Semua anggota menyiapkan alat dan bahan sesuai dengan list yang
tertulis pada panduan praktikum
b) Pastikan peralatan layak untuk digunakan.
c) Semua anggota siap mengikuti praktikum dengan bimbingan asisten
praktikum.
d) Timbanglah massa balok kayu dan catat pada tabel hasil pegamatan
e) Letakkan balok di atas bidang luncur, berilah tanda posisi awal balok
dipapan luncur.
f) Ukurlah panjang lintasan yang akan dilalui oleh balok nanti (Sa-b).

Langkah 2: Percobaan

g) Miringkan papan luncur secara perlahan hingga balok pada kondisi tepat
akan meluncur, catat sudut yang diperoleh dan hitunglah koefesien
gesek statis (µs) pada tabel pengamatan 2.1.
h) Angkat kembali bidang miring sebelumnya sedikit ke atas hingga balok
meluncur, ukur waktu yang diperlukan balok selama meluncur pada
lintasan. Catat hasil pengukuran sudut, kecepatan, dan percepatan serta
hitunglah koefesien gesek kinetis (µk) pada tabel pengamatan 2.1.

Praktikum Fisika Dasar | 20


Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang
Laboratorium Pendidikan Fisika

i) Ulangi langkah (g) dan (h) sebanyak lima kali.


Menentukan percepatan pada sistem bidang miring
Langkah 1: persiapan
a) Timbanglah massa balok, beban dan pengait. Catatlah hasil yang
diperoleh pada tabel pengamatan 2.2
b) Miringkan papan luncur dengan sudut bidang sebesar 30o, jangan lupa
berikan bedak pada papan luncur dengan anggapan bidang menjadi
licin.
c) Atur panjang lintasan gerak balok dengan mengukur panjang lintasan
Sa-b. rancanglah peralatan seperti gambar 2.1

Gambar 2 1 Bidang luncur (gambar diperoleh dari Modul Praktikum Fisika Dasar. Surakarta:
Universitas Muhammadiyah Surakarta)

d) Lepaskan beban (p+p’), amati waktu tempuh dengan pengukur waktu


/stopwatch. Catat waktu kedalam tabel 2.2. ulangi sebanyak 3 kali.
e) Tentukan besar percepatan menggunakan persemaan gerak, dan catatlah
hasilnya pada tabel 2.2.
f) Ulangi langkah (b) sampai (e) dengan mengubah sudut menjadi 37o dan
56o

Praktikum Fisika Dasar | 21


Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang
Laboratorium Pendidikan Fisika

v. Hasil Pengamatan
Massa Balok = ……kg Sa-b = ….. m

Tabel pengamatan 2. 1 Menentukan koefeseien gesek statis dan kinetis

Koefesien gesek statis Koefesien gesek kinetis


No. θ θ Waktu a
Sin θ Cos θ µs Sin θ Cos θ µk
(o) (o) (s) (m/s2)
1. … … … … … … … … … …
2. … … … … … … … … … …
3. … … … … … … … … … …
4. … … … … … … … … … …
5. … … … … … … … … … …
*Semua data pengukuran dengan alat ukur dan pengukuran rambatan wajib menggunakan
ketidakpastian

Tabel pengamatan 2. 2 Tabel komponen gaya pada balok

Massa beban Waktu (s) a


Massa balok θ (o) Sa-b
No. (P +P’) (m/s2)
(kg) (m)
(kg) t1 t2 t3

1. 30
2. 37
3. 56
*Semua data pengukuran dengan alat ukur dan pengukuran rambatan wajib menggunakan
ketidakpastian

vi. Pertanyaan
1. Bagaimanakah hubungan besar gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis
sesuai dengan hasil pengamatan
2. Temukan percepatan balok pada system bidang miring dengan
menggunakan penguraian gaya pada bidang miring.

Praktikum Fisika Dasar | 22


Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang
Laboratorium Pendidikan Fisika

3. Apakah hasil yang diperoleh pada pertanyaan 2 sama dengaan hasil


yang diperoleh pada tabel pengamatan 2.2. jelaskan hasil yang anda
peroleh.
vii. Kesimpulan dan saran
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………

Praktikum Fisika Dasar | 23


Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang
Laboratorium Pendidikan Fisika

PERCOBAAN 3
VISKOSITAS STOKES

i. Tujuan Praktikum
1. Mampu mendeskripsikan hukum Stokes
2. Mampu memahami gaya gesekan yang dialami benda bergerak pada
fluida berkaitan dengan kekentalan fluida.
3. Mampu menentukan koefesien kekentalan zat cair menggunakan hokum
Stokes

ii. Dasar Teori


Sebuah benda yang bergerak pada suatu medium (fluida) akan mengalami
gaya hambat atau gaya gesek yang disebabkan kekentalan medium tersebut.
Pada umumnya gaya hambat yang dialami oleh benda yang bergerak pada
suatu fluida atau gas sebanding dengan kecepatan benda, sehingga jika
diformulasikan seperti berikut,
= (1)
Dimana v adalah kecepatan benda, dan b merupakan konstanta yang
bergantung dengan sifat dari medium (Serway & Jewett, 2004).
Besaran yang mengukur kekentalan fluida disebut viskositas dengan satuan
N s/m2. Untuk benda berbentuk bola yang sedang bergerak didalam fluida
yang memiliki sifat tetap, gaya gesek dirumuskan sebgai berikut,
= 6 (2)
dengan F adalah gaya gesekan, adalah koefesien kekentalan fluida, r yaitu
jari-jari bola dan v merupakan kecepatan relative bola terhadap fluida.
Persamaan (2) dikenal dengan hukum Stokes 9 (Abdulah, 2006). Sebuah
fenomena yang terjadi pada bola pejal yang begerak di fluida tidak hanya
mengalami gaya gesek/hambat saja, namun ada pengaruh gaya apung
(Archimides) dangaya berat benda. Jika ketiga system gaya ini di selesaikan
maka diperoleh persamaan kecepatan bola yang bergerak pada fluida yaitu,

= ( ) (3)

Praktikum Fisika Dasar | 24


Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang
Laboratorium Pendidikan Fisika

Dimana, adalah massa jenis benda, adalah massa jenis fluida dan g
adalah percepatan gravitasi bumi.

iii. Alat dan Bahan


No. Nama alat/ bahan Jumlah No. Nama alat/ jumlah
bahan
1. Tabung gelas 2 5. Penggaris 1
2. kelereng 2 6. Jangka sorong 1
3. Pengukur waktu/ 1 7. Air secukupnya
stopwatch
4. Neraca 1 8. Minyak secukupnya

iv. Prosedur Percobaan


Langkah 1: Persiapan
a. Semua anggota menyiapkan alat dan bahan sesuai dengan list yang
tertulis pada panduan praktikum
b. Pastikan peralatan layak untuk digunakan.
c. Semua anggota siap mengikuti praktikum dengan bimbingan asisten
praktikum
d. Ukurlah massa dari kelereng menggunakan neraca, selanjutnya ukur
juga diameter kelereng sebanyak 5 kali dengan sisi berlainan dan
temukan nilai massa jenis kelereng. Catat hasilnya pada tabel
pengamatan 3.1.
e. Ukur massa dari tabung gelas ukur dalam keadaan kosong, kemudian isi
gelas ukur dengan fluida (air) secukupnya, selanjutnya timbang kembali
tabung yang berisi fluida. Catat datanya pada tabel pengamatan 3.1.
hitunglah massa fluida dengan mengurangi massa gelas berisi fluida
dengan massa gelas dalam keadaan kosong.
f. Ukur juga volume fluida melalui tabung tadi dan temukan massa jenis
fluida serta catat hasil data pada tabel pengamatan 3.1

Praktikum Fisika Dasar | 25


Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang
Laboratorium Pendidikan Fisika

g. Tempatkan gelang kawat yang melingkari tabung gelas pada masing-


masing tabung yang nanti diukur jarak kedua gelang tersebut (Sa-b), catat
pada tabel pengamatan 3.1
h. Masukkan sendok saring sampai dasar tabung dan tunggu beberapa saat
hingga fluida tenang
Langkah 2: Percobaan
i. Lepaskan kelereng dari atas permukaan fluida (tanpa kecepatan awal)
dan amati waktu (ta-b) yang dibutuhkan untuk mencapai titik batas.
Ulangi langkah tersebut sebnyak 5 kali. Catat data pada tabel
pengamatan 3.2
v. Hasil Pengamatan

Tabel 3. 1 massa jenis benda dan massa janeis fluida

ρ (massa Massa Volume ρ (massa


diameter Massa
No. jenis fluida fluida jenis
kelereng kelereng
kelereng) kelereng)
1.
2.
3.
4.
5.

Tabel 3. 2 menentukan koefesien kekntalan

(ρ b- ρf) r (jari-jari η (koefesien


No. Sa-b ta-b v
kelereng) kekentalan)
1.
2.
3.

Praktikum Fisika Dasar | 26


Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang
Laboratorium Pendidikan Fisika

vi. Pertanyaan
1. Bagaimana pendapat anda pengaruh kekentalan fluida dengan gerak
benda didalam fluida? Dan bagiamana korelasi kedua hal tersebut.
2. Apa saja yang mempengaruhi gerak benda dalam fluida ?

vii. Kesimpulan dan saran


………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………

Praktikum Fisika Dasar | 27


Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang
Laboratorium Pendidikan Fisika

PERCOBAAN 4
PANAS

i. Tujuan Praktikum
1. Mampu menentukan besar kalor/panas pada suatu kalorimeter dan kalor
jenis bahan kalorimeter.
2. Mampu menentukan kapasitas panas yang dibutuhkan untuk
meleburkan suatu es dan panas yang dibutuhkan untuk merubah fase
cair menjadi uap.
3. Mampu mamahami faktor apa saja yang mempengaruhi siklus
perubahan fase suatu zat cair
ii. Dasar Teori
Suatu zat dapat memiliki tiga keadaan (fase) yaitu, cair, padat, dan gas.
Setiap fase dapat bertransisi ke fase lainnya dengan melepas atau menyerap
panas, dan juga seringkali terjadi perubahan volume. Pada dasarnya terdapat
hubungan panas dengan suhu, yaitu makin besar energi panas yang dimiliki
benda maka suhu benda akan semakin tinggi. Selain itu perpindahan panas
terjadi pada benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu rendah (Abdulah, 2006).
Panas atau kalor pada zat/benda bergantung pada ciri (karakteristik) dari zat
tersebut. Perbandingan energi panas (ΔQ) pada suatu benda saat benda
dinaikkan suhunya sebanyak ΔT disebut dengan kapasitas panas (C)
(Halliday, Resnick, & Walker, 1991).
= (1)

Kapasitas panas persatuan massa benda dinamakan kalor jenis (c), kalor
jenis inilah yang menjadi karakterisitik yang mempengaruhi panas benda.
Dalam pembahasan panas terbagi dua sistem, yaitu sistem terbuka dan
sistem tertutup. Pada saat sistem tertutup tidak ada kejadian bertambahnya
ataupun berkurangnya massa (namun energi dapat saja bertukar dengan
lingkungan), sedangkan sistem terbuka massa dan energi panas dapat hilang
keluar sistem. Secara ideal sistem yang terbaik adalah sistem tertutup atau
terisolasi. Saat sistem terisolasi maka akan diperoleh suatu konservasi

Praktikum Fisika Dasar | 28


Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang
Laboratorium Pendidikan Fisika

energi, dimana energi yang kehilangan panas akan sama dengan energy
yang memperoleh panas (Giancoli, 2005).
=
Perubahan fase dari padat (es) menjadi cair, bergantung pada panas lebur
es. Jumlah kalor yang diperlukan untuk meleburkan zat padat menjadi zat
cair diformulasikan sebagai berikut,
= (2)
dengan m adalah massa zat padat dan L adalah panas lebur zat. Sedangakan
untuk menguapkan zat cair diperlukan kalor sebesar,
= (3)
dimana m adalah massa zat cair dan U adalah kalor uap.
iii. Alat dan Bahan
NO. Alat dan bahan Jumlah NO. Alat dan bahan Jumlah
1. Kalorimeter 1 1. Voltmeter 1
2. Es dengan Secukupnya 2. Amperemeter 1
massa tertentu
3. Timbangan 1 3. stopwatch 1
4. Kabel secukupnya 4. Bejana pemanas 1
penghubung

iv. Prosedur Percobaan


Langkah 1: persiapan
a) Semua anggota menyiapkan alat dan bahan sesuai dengan list yang
tertulis pada panduan praktikum
b) Pastikan peralatan layak untuk digunakan.
c) Semua anggota siap mengikuti praktikum dengan bimbingan asisten
praktikum
d) Rangkailah Kalorimeter, amperemeter dan voltmeter seperti gambar
dibawah ini.

Praktikum Fisika Dasar | 29


Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang
Laboratorium Pendidikan Fisika

Gambar 4. 1 Rangkaian Listrik untuk percobaan panas (gambar daiperoleh dari Modul Praktikum
Fisika Dasar. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta

Langkah 2: Percobaan panas penguapan

e) Timbang massa kalorimeter kosong catatlah pada tabel pengamatan 4.1


f) Masukkan air yang telah dipanaskan lebih kurang 3/4 dari tinggi
kalorimeter, lalu timbanglah massa kalorimeter sekarang.
g) Tentukan massa air dengan mengurangi massa total kalorimeter dengan
massa kalorimeter kosong, catat hasil pada tabel pengamatan 4.1
h) Ukurlah suhu awal dari air tersebut dengan thermometer.
i) hidupkan Kalorimeter dan tutup. Nyalakan stopwatch selama 10 menit.
j) Setelah waktu mencapai 10 menit, ukurlah tegangan dan arus yang
melalui Kalorimeter dan catatlah hasilnya ditabel pengamatan
k) Matikan kalorimter dan buka tutupnya, jangan lupa bersihkan uap air
yang berada dipinggir Kalorimeter
l) Ukur suhu akhir dengan thermometer, kemudian timbang massa akhir
air.
m) Jangan lupa hitunglah selisih massa awal air dengan massa wkhir air.
Langkah 3: Percobaan panas lebur
n) Timbang massa kalorimeter kosong catatlah pada tabel pengamatan 4.1
o) Masukkan air lebih kurang 1/2 dari tinggi kalorimeter, lalu timbanglah
massa kalorimeter sekarang.
p) Tentukan massa air dengan mengurangi massa total kalorimeter dengan
massa kalorimeter kosong, catat hasil pada tabel pengamatan 4.1
q) Ukurlah suhu awal dari air tersebut dengan thermometer.
r) Timbanglah massa es dan ukurlah suhu es dengan termometer

Praktikum Fisika Dasar | 30


Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang
Laboratorium Pendidikan Fisika

s) Campurkan es dengan air kemudian tutup Kalorimeter, jangan lupa


unutk mengaduk hingga es habis.
t) Ukur suhu akhir dengan thermometer
v. Hasil Pengamatan

Tabel 4. 1 Tabel percobaan panas uap

M awal M akhir Δm V I t Tawal Takhir


No.
(gr) (gr) (gr) (Volt) (Ampere) (detik) (oC) (oC)
1.

Tabel 4. 2 Tabel percobaan panas lebur

No. Massa Massa Temperatur Temperatur Temperatur


air es awal air awal es akhir
(gr) (gr) (oC) (oC) (oC)
1.
2.

vi. Pertanyaan
1. Dari data yang diperoleh tunjukkan cara anda mencari besar kalor lebur
es dan kalor uap air? Apakah sama dengan nilai literatur?
2. Seberapa besar kesalahan yang anda peroleh dari pengukuran panas?
Apa saja factor yang mempengaruhi kesalahan yang anda terima?

vii. Kesimpulan dan saran


………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………

Praktikum Fisika Dasar | 31


Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang
Laboratorium Pendidikan Fisika

PERCOBAAN 5
BANDUL MATEMATIS

i. Tujuan Praktikum
1. Mampu memahami gerak osilasi bandul matemtis
2. Mampu menentukan frekuensi bandul matematis
3. Mampu menentukan nilai tetapan percepatan gravitasi bumi

ii. Dasar Teori


Osilasi pada sebuah beban yang digantung (bandul) secara vertikal akan
memberikan frekuensi yang tetap. Jika bandul tersebut digantung dengan
panjang tali l, dan diberikan simpangan yang tidak begitu besar (± 15o),
maka bandul akan berosilasi dengan frekuensi seperti formula berikut,

= (1)

dengan adalah frekuensi bandul, g adalah tetapan gravitasi bumi dan l


adalah panjang tali.

iii. Alat dan Bahan


No. Alat dan bahan Jumlah No. Alat dan bahan Jumlah
1. Perangkat Statif 1 4. Tali Secukupnya
2. Pengukur 1 5. Pemberat/beban 1
waktu/stopwatch
3. mistar 1

iv. Prosedur Percobaan


Langkah 1: persiapan
a) Semua anggota menyiapkan alat dan bahan sesuai dengan list yang
tertulis pada panduan praktikum
b) Susunlah peralatan sesuai dengan gambar .

Praktikum Fisika Dasar | 32


Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang
Laboratorium Pendidikan Fisika

Gambar 5. 1 susunan peralatan bandul matematis

Langkah 2: Percobaan
c. Ukur panjang tali sepanjang 30 cm dan ikat pada statif seperti digambar,
berilah beban pada ujung lainnya.
d. Simpangkan bandul dan simpangkan ke kiri atau ke kanan sebesar 15o,
ushakan praktikan berada tepat tegak lurus didepan bandul. Lalu
lepaskan bandul agar mengalami osilasi.
e. Hitung waktu osilasi selama 20 kali osilasi dengan mengguakan alat
pengukur waktu. Tentukan periode dari data percobaan dan catatlah pada
tabel pengamatan 5.1
f. Hitunglah nilai gravitasi menggunakan persamaan osilasi bandul dan
catat pada tabel pengamatan 5.1.
g. Ulangi langkah (c) sampai (f) dengan variasi panjang tali 25 cm, 20 cm,
15 cm, dan 10 cm.
v. Hasil Pengamatan
Waktu Percepatan
Panjang Tali (l) Jumlah Periode (T)
No. osilasi Gravitasi
(m) osilasi (s)
(s) (m/s2)
1.
2.
3.
4.
5.

Praktikum Fisika Dasar | 33


Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang
Laboratorium Pendidikan Fisika

vi. Pertanyaan
1. Berikan kesimpulan anda terhadap data yang diperoleh dari percobaan!
2. Apa yang terjadi jika simpangan yang diberikan lebih besar dari 15o?

vii. Kesimpulan dan saran


………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………

Praktikum Fisika Dasar | 34


Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang
Laboratorium Pendidikan Fisika

PERCOBAAN 6
OSILASI PEGAS

i. Tujuan Praktikum
1. Mampu memahami hokum hooke
2. Mampu menentukan besar nilai konstanta pegas
3. Mampu menentukan faktor apa saja yang mempengaruhi gerak osilasi.

ii. Dasar Teori


Sebuah benda ketika direnggangkan oleh gaya, akan terjadi pertambahan
kerja. Hukum Hooke menjelaskan Jika benda masih berada pada ambang
batas elastis (batas elastisitasnya belum terlampaui), maka besar gaya F
yang diberikan akan sebanding dengan pertambahan panjang benda.
= (1)
dengan K adalah nilai konstanta pegas. Konstanta pegas adalah bentuk
kekakuan dari tiap jenis pegas. Pegas yang kaku akan sulit merenggang
merupakan pegas dengan nilai konstanta pegas yang tinggi.
Osilasi pegas diperoleh dari penguraian hukum newton pada pegas.
Besarnya frekuensi pada osilasi pegas dapat diformulasikan seperti berikut,

= (2)

dengan k adalah konstanta pegas dan m adalah massa benda.

iii. Alat dan Bahan


No. Alat dan bahan jumlah No. Alat dan bahan jumlah
1. Pegas 1 5 Beban 5
2. Stopwatch 1
3. Neraca 1
4. Statif 1

Praktikum Fisika Dasar | 35


Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang
Laboratorium Pendidikan Fisika

iv. Prosedur Percobaan


Langkah 1: Persiapan
a) Semua anggota menyiapkan alat dan bahan sesuai dengan list yang
tertulis pada panduan praktikum
b) Gantungkan pegas pada statif seperti pada gambar dibawah
c) Ukur panjang awal pegas (lo) dan catatkan pada tabel 6.1

Langkah 2: Percobaan 1

d) Letakan beban bermassa m1 pada ujung pegas dan ukurlah panjang akhir
pegas (l), catatlah pada tabel pengamatan 6.1.
e) Ulangi langkah (d) dengan menambah beban dan ukurlah panjang akhir
pegas untuk masing-masing beban.
f) Kemudian kurangi satu-persatu beban hingga kembali bermassa m1 dan
ukur panjang (l’) untuk tiap pengurangan beban catatlah pada tabel
pengamatan 6.1
g) Hitunglah nilai pertambahan panjang pegas (Δl) untuk masing-masing
beban dan hitung juga nilai konstanta pegas dari data yang diperoleh,
catatkan hasil pengamatan pada tabel pengamatan 6.1
h) Gambarkan grafik antara pertambahan panjang pegas (Δl) dengan nilai
m, hitunglah nilai konstanta pegas dari grafik yang diperoleh.
Langkah 2: Percobaan 2
i) Lakukan langkah persiapan seperti langkah (a) dan (b), lalu berikan
beban bermassa m1 pada ujung pegas.
j) Tarik beban sejauh ± 2 cm dan lepaskan. Hitunglah waktu yang
diperlukan untuk melakukan 10 kali getaran sempurna, catat hasil
pengamatan pada tabel pegamatan 6.2
k) Ulangi langkah (j) sebanyak 5 kali, dan catat hasil pengamatan pada
tabel pegamatan 6.2
l) Ulangi juga langkah (i) dan (j) dengan tambahan beban, hasil
pengamatan pada tabel pegamatan 6.2

Praktikum Fisika Dasar | 36


Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang
Laboratorium Pendidikan Fisika

m) Buatlah grafik hubungan antara T2 dengan m yang di lakukan pada


pengamatan, hitunglah nilai konstanta pegas dari grafik yang diperoleh.

v. Hasil Pengamatan

Tabel pengamatan 6. 1 tabel penentuan nilai konstanta pegas

No. (lo) m1 (l) Δl (l’) K


(m) (kg) (m) (m) (kg/s2)
1. 5 x 10-3
2. 10 x10-3
3. 15 x10-3

Hubungan massa dengan


pertambahan panjang
1.5
m (massa)

0.5

0
0 0.5 1 1.5
Δx (pertamabahan panjang)

Gambar 6. 1 Grafik hubungan massa dengan pertambhan panjang pegas

Tabel pengamatan 6. 2 tabel pengamatan osilasi pegas

No. m1 Waktu untuk 10 kali getaran T2


(kg) t1 t2 t3 t4 t5 (s)
(s) (s) (s) (s) (s)
1. 5 x 10-3
2. 10 x10-3
3. 15 x10-3

Praktikum Fisika Dasar | 37


Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang
Laboratorium Pendidikan Fisika

Hubungan massa dengan


kuadrat periode
1.5

m (massa)
1

0.5

0
0 0.5 1 1.5
T2(periode kuadrat)

Gambar 6. 2 grafik hubungan massa dengan kuadrat periode

vi. Pertanyaan
1. Bandingkan nilai l dan l’ yang diperoleh oleh data, berikan pendapat
anda tentang hal tersebut.
2. Bagaimana menurut anda nilai konstnta pegas yang diperoleh dari
manual dan grafik, jelaskan pendapat anda.
3. Dari percobaan 1 dan percobaan 2 diperoleh nilai konstanta pada pegas
yang sama, bagaiman hasilnya dan jelaskan pendapat anda terhadap
hasil yang diperoleh.

vii. Kesimpulan dan saran


………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………

Praktikum Fisika Dasar | 38


Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang
Laboratorium Pendidikan Fisika

DAFTAR PUSTAKA

Abdulah, M. (2006). Diktat Kuliah Fisika Dasar. Bandung: ITB.


Giancoli, D. C. (2005). Physics: principles with applications (6th edition). Upper
Saddle River, NJ: Pearson Education. inc.
Halliday, D., Resnick, R., & Walker, J. (1991). Fisika jilid 1 (terjemahan).
Jakarta: Erlangga.
Serway, R. A., & Jewett, J. W. (2004). Physics for scientist and enginers.
Belmont, CA: Thomson Brooks/Cole.
Tim Laboratorium dan Pusta Pengembangan Ilmu Teknik Dasar. 2016. Modul
Praktikum Fisika Dasar. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta

Praktikum Fisika Dasar | 39

Anda mungkin juga menyukai