Kehadiran
dikenakan SANKSI 3.
Mengenakan jas lab dan memakai name tag praktikum. Jika tidak
SANKSI administrasi.
alat-alat praktikum.
Penilaian
Sanksi
bersangkutan = 0 (nol).
Sanksi Administrasi
3. Praktikan harus memakai jas praktikum serta pakaian yang sopan dan
dalam lab.
laboratorium.
gurau.
praktikum.
semula.
praktikum berikutnya.
administrasi).
13. Hal-hal yang belum tercantum dalam tata tertib ini akan diatur
kemudian.
AWAL PRAKTIKUM
SELAMA PRAKTIKUM
praktikan yang dianggap tidak lulus tes awal, maka asisten berhak
praktikum.
b. Nametag
c. Alat tulis
laporan sementara.
AKHIR PRAKTIKUM
kartu praktikum.
halaman
Kontributor ............................................................................................. 59
A. Pendahuluan
alat ukur. Secara fisik, jarak antara dua garis yang berdekatan dalam
suatu alat ukur jarak kurang dari 1 mm. Hal ini disebabkan karena
kurang tepat).
pada suatu nilai yang tidak nol atau jarum tidak mau kembali ke
mikroskopis.
alat listrik.
menguasainya.
B. Dasar Teori
1. Pengukuran tunggal
̅ (1)
Contoh 1:
Sekali lagi perlu diingat, bahwa penentuan besar kesalahan nst pada
0 1 2 3 4 5 6
Contoh 2:
besar (jarak antara dua garis terdekat lebih besar dari 1 mm) dan jarum
Kuat arus = (2,66 ± 0,02) mA atau kuat arus (2,66 ± 0,03) mA.
Angka perkiraan
Ini berarti pengukuran berada diantara 2,64 sampai 2,68 mA atau 2,63
sampai 2,69 mA. Ketidakpastian sebesar ± 0,02 atau ± 0,03 diambil dari 1/5
atau 1/4 (bukan 1/2 nst), karena jarak antara dua goresan yang berdekatan
2. Pengukuran berulang
diperoleh informasi yang lebih banyak tentang nilai benar dari suatu
...., Xm. Nilai ‘terbaik’ pengganti nilai benar X dari pengukuran di atas,
̅ ∑ (2)
deviasi):
∑ (̅ )
√ (3)
( )
No. D d2 No. d d2
Δd = 0,00596....
d = (12,00 ± 0,06) mm
deviasi standar relatif atau disebut juga koefisien keragaman (C), yaitu
(4)
̅
angka (7, 3, dan 4) dalam bilangan ini disebut angka yang dapat
ratanya. Jika dijumpai bilangan yang sangat besar atau bilangan yang
Contoh 4:
2 19,348 ± 2,5 19 ± 3
Lebih sering kita dapati bahwa besaran-besaran itu merupakan fungsi dari
Contoh 5:
Kita hendak mengukur massa jenis suatu benda padat. Karena alat ukur
mengukur massa jenis benda padat ( ) secara langsung tidak ada, maka
(5)
dinyatakan sebagai
( ) ( ) (6)
diffrensial
* + * + (7)
cara pengambilan data mentah. Dalam hal ini dapat dibedakan 3 kasus,
yaitu :
* + | | * + | | (8)
Contoh 6:
( ) cm
( ) cm
| || | | || |
sebagai:
( )
̅ √( ) ̅ ( ) ̅ (9)
Contoh 7:
( ) cm
( ) cm
̅
√( ) ̅ ( ) ̅
̅ √( ) ̅ ( ) ̅ = 0,048
sebagai:
( ) cm3
kali), maka :
̅ √( ) ( ) ( ) ̅ (10)
Contoh 8:
( ) cm3
( ) cm
̅
√( ) ( ) ( ) ̅
̅
√( ) ( ) ̅
( ) cm3
dan tidak dapat memberikan informasi yang lebih banyak. Untuk itu
atau kurva dari variabel yang diukur. Misalnya pada percobaan gerak
(11)
∑ ∑ ∑
(12)
∑ (∑ )
dengan
̅ ̅ (13)
Contoh 9 :
x 4 6 8 10 14 16 20 22 24 28
y 30 18 22 28 14 22 16 8 20 8
x 152
x 15,2
n 10
y 186
y 18,6
n 10
No xi yi x i yi xi2
1 4 30 120 16
2 6 18 108 36
3 8 22 176 64
4 10 28 280 100
5 14 14 196 196
6 16 22 352 256
7 20 16 320 400
8 22 8 176 484
9 24 20 480 576
10 28 8 224 784
152 186 2432 2912
n Σ xi y i Σ xi Σ y i
b
n (Σ x i ) (Σ x i ) 2
2
y 28,5849 0,6569 x
[ ]
[ | |]
dimana:
H = harga seharusnya
C. Tujuan Percobaan
panjang.
penjalarannya.
1. Jangka sorong
2. Mikrometer sekrup
3. Penggaris 30 cm
6. Neraca
7. Timbangan Digital
E. Prosedur Percobaan
2. Ukur diameter bola besi besar dan bola besi kecil dengan
a. Kalibrasi
b. Resolusi
c. Batas Ukur
d. Ketelitian
e. Sensivitas
f. Kesalahan/Error
g. Ketepatan
mengukur besaran :
a. Waktu
b. Massa
c. Tegangan listrik
d. Kuat arus
e. Suhu
f. Tekanan
g. Volume
suatu pengukuran:
b. Kesalahan sistematik
c. Kesalahan acak
G. Tugas Analisis
mengapa demikian!
A. TUJUAN PERCOBAAN
atwood.
kuningan.
7. Stopwatch
C. TEORI DASAR
F m a (1)
F T M 1 m1 g M1 m1 a (2)
a
M 2 m2 M 1 m1 g
(4)
M 1 m1 M 2 m2
yang kedua adalah mengubah total massa M1 dan M2 dengan selisih massa
D. PROSEDUR PERCOBAAN
Tabel 1.
Tabel 1.
percobaan no. 4.
7. Ulangi langkah 4 - 7.
langkah 4 – 7.
7.1.
percobaan no. 4.
7. Ulangi langkah 4 – 7.
a (m/s2)
[(M2 + m2) –
M1 + m1 + ateori apercobaan Ketepatan
No. m1 (kg) m2 (kg) (M1+m1)] t (s)
M2+m2 (kg) (m/s2 ) (m/s2 ) (%)
(kg)
a (m/s2)
M1 + m1 +M2+m2 (kg)
tegangan tali!
pesawat Atwood?
F. Tugas Analisis
(M1+m1)] g.
A. Tujuan Praktikum
1. Rel udara
3. Pegas tumbuk
4. Penyangga 1 cm
6. Kereta 120 mm
9. Selang
10. Velcro
C. Teori dasar
Kita tinjau tumbukan antara dua benda yang bermassa mA dan mB seperti
Menurut Hukum Newton ketiga, pada setiap saat gaya FA yaitu gaya yang
FA mA mB FB
∫ ̅ , (1)
∫ ̅ , (2)
Δt = .
Jika tidak ada gaya lain yang bekerja makan ΔpA dan ΔpB menyatakan
ketahui bahwa pada setiap saat FA= - FB sehingga ̅ = ̅ dan karena itu
ΔpA = ΔpB.
Jika kedua benda kita anggap sebagai sebuah sistem terisolasi, maka
bergerak dengan kecepatan vA dan vB. Kecepatan benda setelah tumbukan v’A
Jika kita dapat mengukur kecepatan kedua sistem sebelum dan sesudah
tumbukan dan massa benda bisa kita ketahui, maka Hukum Kekekalan
Misalkan massa kedua benda sama besar mA=mB dan benda A mula-mula
Kita dapatkan v’A=vB dan v’B =0 artinya kedua benda bertukar kecepatan.
Untuk benda dengan massa berbeda dan benda A mula-mula diam persamaan
(3) menjadi ;
Misalkan massa benda A dan B sama besar, benda A mula-mula diam dan
kedua benda sama besar, maka kecepatan kedua benda setelah tumbukan
menjadi v’ = ½ v
mB . vB = (mA . mB ) (5)
D. Prosedur Percobaan
4. Periksalah massa kereta, massa kereta dan pegas, serta massa kereta dan
velcro.
c. Kereta A dalam keadaan diam di antara 2 gerbang cahaya (lihat Gambar 3).
cahaya GB.
Change Over untuk merubah menjadi data kecepatan, catat pada Tabel 1.
Gambar 3. Set alat kereta A dalam keadaan diam di antara 2 gerbang cahaya
a. Pasang Velcro pada kedua kereta dan penghalang cahaya hanya pada salah
satu kereta, seperti pada Gambar 4.
3.
kereta.
E. Tabel
F. Tugas Pendahuluan
Momentum berlaku
G. Tugas Analisis
Momentum berlaku!
A. Tujuan Percobaan
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini, antara lain:
3. Neraca 1 buah
8. Bola pejal, silinder pejal, silinder berongga, piringan dan kerucut pejal
C. Teori Dasar
Benda yang berputar pada sumbu rotasi tertentu dengan sebuah gaya ⃗ yang bekerja
pada jarak ⃗ dari sumbu rotasi tersebut akan menghasilkan momen gaya (torsi)
yang besarnya:
⃗ (1)
Jika torsi tersebut bekerja pada suatu sistem yang rotasinya ditahan oleh pegas spiral,
hubungan:
(2)
dengan adalah konstanta pegas spiral. Dari persamaan (4.1) dan (4.2), diperoleh:
sehingga apabila digambarkan dalam grafik akan diperoleh kurva linier antara
simpangan terhadap gaya. Sifat linieritas tersebut tentunya akan muncul selama
Torsi juga menghasilkan percepatan sudut yang besarnya bergantung pada momen
(4)
(5)
√ (6)
Untuk sistem partikel yang membentuk benda tegar, momen inersianya adalah:
∑ (7)
Apabila suatu benda tegar memiliki massa yang sangat kecil dan terdistribusi
∫ (8)
mengukur momen inersia dari beberapa bentuk benda. Karena sistem tersebut juga
memiliki momen inersia, maka harus diketahui momen inersia diri terlebih dahulu.
Besar momen inersia diri dapat dihitung dengan mengukur periode osilasinya,
yaitu:
(9)
dengan adalah perioda diri dari alat momen inersia yang digunakan.
( ) (10)
Dari persamaan (4.9) dan (4.10), momen inersia benda yang terpasang pada alat ukur
( ) (11)
D. Prosedur Percobaan
1. Setup Alat
Pasanglah alat momen inersia pada dasar statif. Ikatlah benang nilon pada salah satu
baut yang ada di tepi dudukan silinder kemudian lilitkan benang tersebut seperti
pada Gambar 2.
3. Gantungkan satu buah beban pada benang, amati simpangan yang terjadi.
Catatlah sebagai . Ulangi langkah ini beberapa kali. Catat hasilnya pada
Tabel 2.
pada tabel 2.
No Massa ̅ F
(g) (N) (N.m)
1. Tegakkan kembali alat momen inersia. Buka benang yang terpasang pada
dudukan silinder.
2. Pasang gerbang cahaya pada dasar statif bila belum terpasang. Atur posisinya
sehingga jarum penunjuk pada alat momen inersia dapat melintasi gerbang
cahaya.
fungsi CYCLE dengan menekan tombol FUNCTION. Tekan tombol CH. OVER
6. Tekan tombol FUNCTION satu kali untuk meng-nol-kan nilai yang tampil di
layar.
2. Ukurlah tinggi dan diameter masing-masing benda. Catat hasilnya pada Tabel
4.
tombol CH. OVER sebanyak n kali untuk membatasi n getaran yang akan
teramati.
6. Simpangkan bola tersebut sebesar 180o atau lebih, kemudian lepaskan sehingga
berosilasi. Catat waktu n getaran yang ditunjukkan alat pencacah waktu pada
Tabel 5 sebagai .
7. Tekan tombol FUNCTION satu kali untuk meng-nol-kan nilai yang tampil di
layar.
8. Ulangi langkah 6 dan 7 sebanyak 5 kali. Catat hasil tersebut pada Tabel 5.
1 Bola pejal
2 Silinder pejal
3 Silinder
berongga
4 Piringan 214
5 Piringan 714
6 Kerucut
1. Hitunglah gaya yang bekerja pada alat momen inersia akibat pemberian
beban.
3. Buatlah tabel seperti Tabel 6 dan grafik simpangan (dalam radian) terhadap
torsi
2. Hitung momen inersia diri (Io) dari alat ukur momen inersia itu dengan
inersia dan tentukanlah nilai konstanta c-nya jika momen inersia I dituliskan
K. Tugas Pendahuluan
L. Tugas Analisis
yang diuji!
2. Jelaskan perbandingan antara dengan pada masing-masing
4. Jelaskan perbandingan nilai momen inersia dari keempat benda yang diuji!
di sumbu x)
A. Tujuan Percobaan
1. Statif
3. Stopwatch
4. Mistar 100 cm
5. Tali
6. Penggaris Busur
C. Teori Dasar
ditulis:
F =k.x (1)
dengan:
F =-k.x (2)
seutas tali yang tidak mempunyai berat dan tidak dapat bertambah panjang.
F = -mg sin θ = ma
a = -g sin θ (3)
pada sisi kanan menunjukkan bahwa θ dan a selalu dalam arah yang
berlawanan. Ini masuk akal karena ketika bandul berayun lebih jauh ke kiri,
berikut
s l (4)
ds d
v l (5)
dt dt
dv d 2 s d 2
a 2 l 2 . (6)
dt dt dt
Dengan demikian diperoleh
d 2
l 2 g sin
dt
d 2 g
sin 0 (7)
dt 2 l
Asumsi lebih lanjut bahwa bandul hanya mencapai amplitudo kecil, yakni ,
cukup memungkinkan untuk sistem agar dapat dihampiri. Dengan asumsi sudut
sudut sebesar
g
(9)
l
Sehingga diperoleh nilai periode gerak, yaitu waktu untuk osilasi lengkap
l
T0 2 . (10)
g
g T0 2
l . (11)
2
4
Jika satuan SI digunakan (yaitu ukuran dalam meter dan detik) dan dengan
9.81 m/s2, dan g/π2 ≈ 1 (nilainya yang pasti 0,994 sampai 3 desimal belakang
koma). Jadi
T0 2
l (12)
4
atau dengan kata lain, panjang bandul (dalam meter) di permukaan bumi adalah
Prinsip Percobaan
l
T0 2
g
untuk jumlah ayunan yang sama tentu periode bandul akan berubah pula.
Jika panjang tali dan periodenya diketahui, maka dapat ditentukan percepatan
gravitasinya, yaitu:
4 2l
g . (13)
T2
Jika sudut simpangan cukup besar, gerak bandul tidak lagi harmonik sederhana
dan periodenya merupakan suatu deret yang tergantung pada sudut simpangan.
1 9 2 max
T T0 1 sin 2 max sin (14)
4 2 64 2
dimana max adalah amplitudo sudut simpangan maksimum dari arah vertikal T0
D. Prosedur Percobaan
3. Gantungkan bandul melalui tali pada statif, dengan panjang tali 20, 40,
60, 80, dan 100 cm. Berikan simpangan kecil 10 0 pada bandul dan
biarkan berayun beberapa saat. Sesudah itu baru mulai mencatat waktu
1 0,2 20
2 0,4 20
3 0,6 20
4 0,8 20
5 1 20
1 0,2 20
2 0,4 20
3 0,6 20
4 0,8 20
5 1 20
1 0,2 20
2 0,4 20
3 0,6 20
4 0,8 20
5 1 20
1 0,15 5 20
2 0,15 10 20
3 0,15 15 20
4 0,15 20 20
5 0,15 25 20
Tabel 5. Data percobaan bandul matematis panjang tali 100 cm dengan sudut
simpangan divariasikan
No. Panjang tali (m) Sudut (o) n t(s) T(s) T2 (s) g (m/s2) KSR (%)
1 1 5 20
2 1 10 20
3 1 15 20
4 1 20 20
5 1 25 20
E. Tugas Pendahuluan
Jelaskan!
diatas?
A. TUJUAN PERCOBAAN
B. TEORI DASAR
Kecepatan penjalaran bunyi atau biasa disebut laju bunyi yang bergantung pada
parameter fisis medium. Laju bunyi pada suatu medium dapat diketahui jika
V f . , (1)
Dimana v adalah laju penjalaran bunyi, f adalah frekuensi bunyi, dan adalah
Pada percobaan ini, frekuensi bunyi dapat diperoleh dari pengeras suara yang
diukur pada tabung resonansi pada keadaan resonansi. Resonansi ditandai oleh
intensitas bunyi yang terdengar lebih keras dibandingkan pada keadaan lainnya
posisi perut gelombang simpangan karena udara tidak bebas untuk bergerak
longitudinal. Pada bagian tabung yang tebuka terjadi simpul, tetapi yang
sebenarnya berada sedikit diluar tabung pada jarak sekitar 0.6r dari ujung
tabung, dimana r adalah jari-jari tabung. Koreksi ujung tabung ini dapat
resonansi yang dapt diukur, tetapi hal ini biasanya lebih sesuai untuk
mengurangi kesalahan pada resonansi pertama dibandingkan pada resonansi
4
3 5
kedua ( ) , ketiga , dst.
4 4
Pada percobaan ini, anda akan mengukur laju bunyi. Anda akan mengatur
frekuensi bunyi dan panjang tabung L untuk resonansi tabung, selanjutnya pada
keadan resonansi, anda akan mengukur jarak antara simpul gelombang berdiri.
diberikan. Frekuensi dapat diketahui dari pembangkit frekuensi audio, dan laju
C. ALAT-ALAT PERCOBAAN
1. Tabung Resonansi
3. Function Generator
4. Sensor Mikrofon
D. LANGKAH PERCOBAAN
resonansi
2. Atur posisi piston sehingga piston berada pada posisi 50 cm, hubungkan
kabel pada tabung resonansi ke sound level meter dibagian mic in. Hidupkan
amplitudo 5 Vpp.
amplitudo 5 Vpp.
3. Atur posisi piston, kemudian temukanlah nilai terbesar pada sound level
4. Ulangi langkah ke 2 sampai dengan 3 untuk frekuensi 500 Hz dan 600 Hz.
yang frekuensi alaminya 650 Hz. Resonansi kedua terjadi saat kolom udaranya
percobaan tersebut?
F. Tugas Analisis
1. Dengan Posisi piston, l dan V kecepatan bunyi diudara adalah 340 m/s.
2. Dengan frekuensi tetap dan V kecepatan bunyi diudara adalah 340 m/s,
percobaan!
3. Pada poin analisis (1) dan (2) berikan alasan anda terhadap perbandingan data
tersebut!
percobaan!
Halliday, D., Resnick, R., Walker, J. 1997. Fundamentals of Physics, John Wiley Sons.
LFD ITB. 2013. Modul Praktikum Fisika Dasar 2. Bandung: Institut Teknologi
Bandung
PHYWE. 2016. Manual Percobaan Magnetic Field of Single Coil/Biot Savart’s Law (LEP
4.3.02). http://www.phywe-systeme.com/. Diakses pada tanggal 28 Januari 2022
pukul 10.50 WIB.
Tim Penyusun. 2014. Modul praktikum Laboratorium Fisika Dasar. Riau. Jurusan
Tim Penyusun. 2004. Modul praktikum Fisika Dasar. Bandung : Laboratorium Fisika
Dasar – ITENAS