Anda di halaman 1dari 66

PENDAHULUAN

A. Deskripsi Praktikum Fisika Dasar


Di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA)
Unesa, mata kuliah Praktikum Fisika Dasar 1 merupakan salah satu mata
kuliah yang harus diprogram oleh mahasiswa dari jurusan Fisika baik
pada Prodi Pendidikan Fisika maupun Prodi Fisika. Matakuliah
Praktikum Fisika Dasar 1 bertujuan untuk memberikan pemahaman
kepada mahasiswa tentang pentingnya kegiatan eksperimen (praktikum)
dalam keilmuan Fisika dengan bertolak dari pengetahuan Fisika yang
telah diperoleh di SMA. Topik-topik yang dibahas mencakup Mekanika,
Gelombang, dan Termodinamika.
Kegiatan pada matakuliah Praktikum Fisika Dasar 1 adalah kegiatan
praktikum yang dilakukan baik di laboratorium Fisika Dasar maupun di
laboratorium maya. Isi praktikum meliputi pengenalan berbagai alat
ukur dan melatih cara menggunakannya, mengenalkan dasar-dasar
eksperimen dan melatih menerapkannya dalam praktikum, serta
mengembangkan strategi kognitif yang menunjang pemahaman
matakuliah Fisika Dasar.

B. Tujuan Praktikum Fisika Dasar


Pada dasarnya kegiatan laboratorium Fisika dapat dibedakan menjadi
3 hal yakni (1) melakukan pengukuran-pengukuran besaran fisis, (2)
melakukan percobaan untuk menguji kebenaran teori atau hukum yang
telah ada (praktikum), dan (3) melakukan eksperimen untuk mendapatkan
sesuatu yang baru.
Setelah menempuh matakuliah Praktikum Fisika Dasar, diharapkan
mahasiswa dapat:
1. Menjalan Praktikum Virtual dengan baik
2. Menggunakan dan membaca skala alat ukur dengan benar pada lab
virtual
3. Menulis abstrak laporan praktikum dengan benar
4. Menuliskan dasar teori ringkas yang mendukung percobaan;
5. Menuliskan langkah-langkah percobaan;
6. Menganalisis data beserta perhitungan ralatnya dengan benar;
7. Mendiskusikan hasil analisis data;
8. Membuat kesimpulan;
9. Melaksanakan praktikum secara tertib dan tepat waktu
C. Pelaksanaan Praktikum Fisika Dasar
Secara teknis, pelaksanaan kegiatan Praktikum Fisika Dasar 1 yang
dilaksanakan secara virtual dibagi dalam tiga tahap. Tahap pertama
adalah kegiatan diskusi, tahap kedua pelaksanaan praktikum virtual,
sedangkan tahap ketiga adalah pelaporan.

1. Tahap Diskusi
Kegiatan Diskusi dalam praktikum Fisika Dasar dilakukan secara
bersama dan dipergunakan untuk membekali mahasiswa agar
siap dalam melaksanakan suatu jenis/judul praktikum tertentu.
Beberapa kemampuan dasar yang perlu dimiliki mahasiswa sebelum
melakukan praktikum antara lain
a. memahami tujuan praktikum yang akan dilakukan;
b. memahami konsep-konsep yang terkait dalam praktikum;
c. mampu mengidentifikasi variabel yang harus diukur dan dihitung;
d. memahami spesifikasi dan cara menggunakan alat – alat praktikum
yang akan digunakan dalam laboratorium virtual;
e. mampu menentukan data-data yang harus diperoleh, cara
memperoleh, serta cara menganalisisnya;
f. Membuat PPT bab 1 (latar belakang, rumusan masalah, dan tujuan),
bab 2 (dasar teori) dan bab 3 (alat dan bahan, gambar percobaan,
variabel-variabel dan langkah percobaan);
g. Menulis laporan bab 1 (latar belakang, rumusan masalah, dan tujuan),
bab 2 (dasar teori) dan bab 3 (alat dan bahan, gambar percobaan,
variabel-variabel dan langkah percobaan);
2. Tahap pelaksanaan praktikum
Pada tahap pelaksanaan praktikum, mahasiswa dilatih bertindak
sebagai seorang peneliti. Oleh karena itu, mahasiswa dituntut untuk
bersikap obyektif, sistematis, logis dan teliti. Pada tahap ini, kegiatan
yang dilakukan mahasiswa adalah melaksanakan praktikum secara
individu sesuai dengan judul praktikum yang telah ditetapkan dengan
materi seperti yang terdapat dalam buku panduan ini. Selanjutnya
kegiatan yang dilakukan mahasiswa diamati oleh pembimbing yang
mencakup aspek afektif (sikap) dan aspek psikomotor (keterampilan)
kemudian diberi skor tertentu berdasarkan skala sikap yang telah
ditetapkan.
Aspek yang dievaluasi pada tahap pelaksanaan praktikum ini, meliputi:
a. kemampuan menggunakan alat laboratorium virtual
b. kemampuan menggunakan dan membaca skala alat ukur dengan
benar;
3. Tahap pelaporan:
Setelah mahasiswa melaksanakan praktikum secara virtual,
mahasiswa mendapatkan data - data pengukuran. Data tersebut diolah
dan dianalisis untuk selanjutnya dibuat laporan praktikumnya dalam
format seperti contoh: laporan yang terlampir pada buku panduan ini.
Hasil laporan praktikum tersebut akan dievaluasi oleh pembimbing
dengan memberi skor tertentu sesuai acuan yang telah ditetapkan.
Aspek - aspek penilaian laporan, meliputi: a.
kemampuan menulis abstrak;
b. kemampuan menulis dasar teori ringkas yang mendukung percobaan;
c. kemampuan merumuskan langkah-langkah percobaan;
d. kemampuan menganalisis data beserta perhitungan ralatnya dan
menjawab pertanyaaan dengan benar;
e. kemampuan mendiskusikan hasil analisis data; dan
f. kemampuan merumuskan kesimpulan.
Keterangan: Pada kegiatan praktikum yang dilakukan di laboratorium
maya, tahap praktikum yang dilaksanakan setelah tahap diskusi
D. Penilaian Praktikum Fisika Dasar
Penilaian praktikum dilakukan secara individu
1. Penilaian tahap pelaksanaan praktikum
N Uraian Skor
1 Kemampuan merangkai alat virtual dengan
2 Kemampuan mendapatkan data dengan benar
Jumlah
(Mubarok, 2018)
2. Penilaian tahap pelaporan
No Uraian Skor
1 kemampuan menulis abstrak
2 kemampuan menulis dasar teori ringkas yang
mendukung percobaan

3 kemampuan merumuskan metode percobaan


4 kemampuan menganalisis data beserta perhitungan
ralatnya dan menjawab pertanyaan dengan benar

5 kemampuan merumuskan kesimpulan


Jumlah
(Mubarok, 2018)
Ketentuan skor penilaian:
Sangat Baik 85
Baik 80
Cukup 70
Kurang 65
Sangat Kurang 60

E. Tata Tertib Praktikum Fisika Dasar


1. Kewajiban
Praktikan memiliki kewajiban untuk:
• Menjalankan laboratorium virtual sesuai jadwal yang telah
ditetapkan;
• Mengenakan pakaian sopan (celana panjang/rok panjang, dan
baju berkerah);
• Wajib menunjukkan bukti foto saat melakukan praktikum online
• Mengisi presensi praktikan secara online
• Menyerahkan scan cek data setelah melakukan praktikum online
yang nantinya disahkan dalam kurun waktu maksimal 1x24 jam
setelah selesai melakukan kegiatan praktikum;
• Mengumpulkan laporan 1 minggu setelah melakukan kegiatan
praktikum;
• Melakukan kegiatan praktikum dengan tenang dan serius;
• Melaporkan laporan sementara sesuai kesepakatan oleh asisten
laboratorium atau pembimbing praktikum yang nantinya
kemudian disahkan dalam kurun waktu maksimal 2x24 jam
setelah selesai melakukan kegiatan praktikum;
• Melaporkan kepada asisten laboratorium apabila dalam
pelaksanaan laboratorium virtual belum selesai dan bisa
memperpanjang waktu praktikumnya
• Mengumpulkan laporan praktikum resmi sesuai jadwal yang
telah ditetapkan.
2. Larangan
Praktikan dilarang untuk:
• Melanggar kewajiban yang tertulis maupun tak tertulis yang telah
disepakati;
• Melakukan praktikum di luar jam praktikum tanpa didampingi
asisten laboratorium atau pembimbing praktikum;
• Melakukan manipulasi data atau copy paste data teman sehingga
tidak sesuai dengan hasil praktikum;
• Tidak melakukan praktikum pada jadwal yang telah ditetapkan
tanpa alasan/tanpa ijin.
• Laporan yang sudah di upload tidak boleh ada
perbaikan/revisi stelah batas waktu pengumpulan. Yang dinilai
adalah laporan yang pertama upload. Tidak ada alasan “salah
upload”.
3. Sanksi
Praktikan yang melakukan pelanggaran akan dikenakan sanksi berupa:
• Teguran lisan secara langsung;
• Data akan dikembalikan apabila terindikasi copy paste teman dan
mengulang kembali praktikum;
• Pengurangan nilai
1. Terjadi apabila laporan praktikum terindikasi plagiasi
dengan yang lain (minimal plagiasi 25%)
2. Terjadi keterlambatan dalam mengumpulkan laporan
praktikum secara online, toleransi keterlambatan dalam
pengumpulan laporan adalah 15 menit saat waktu
pengumpulan laporan.
3. Apabila terjadi keterlambatan dalam mengumpulkan
laporan praktikum penilaian akan dikurangi 1 per jam
keterlambatan. Jika terlambat 1 hari dikurangi -24 poin.
F. Laporan Praktikum Fisika Dasar
Laporan praktikum fisika dasar dibuat secara resmi setelah laporan
sementara disahkan oleh asisten laboratorium atau pembimbing
praktikum dengan ketentuan: 1. Ditulis menggunakan pulpen hitam;
2. Kertas lembar abstrak dan lembar laporan sementara ditentukan oleh
laboratorium;
3. Menggunakan kertas F4 polos tanpa garis;
4. Jarak tepi kiri, atas, kanan, dan bawah adalah 3 cm, 2 cm, 2 cm, dan 2
cm;
5. Gambar atau grafik dapat berupa hasil cetakan yang kemudian ditempel;
dan
6. Dibukukan secara rapi.

Sistematika laporan resmi praktikum fisika dasar beserta penjelasannya


diuraikan sebagai berikut:
ABSTRAK
Merupakan uraian singkat sebanyak satu paragraf (±120 kata)
kegiatan praktikum yang berisi judul, tujuan, kegiatan utama yang
dilakukan, variabel percobaan, dan hasil akhir dalam bentuk numerik
serta kesimpulan. Di bawah uraian abstrak diberikan kata kunci.

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Merupakan uraian dari alasan praktikan melakukan praktikum yang
dilakukan
B. Rumusan Masalah
Merupakan pertanyaan-pertanyaan singkat yang menjadi masalah
sehingga dilakukan praktikum untuk mendapatkan jawaban
C. Tujuan
Merupakan uraian yang ingin didapatkan setelah melakukan
praktikum

BAB II DASAR TEORI


Merupakan materi-materi yang diperlukan untuk mendukung
kegiatan praktikum sebagai dasar untuk menganalisis data. Dasar teori
mencakup konsep, rumus, dan gambar yang berhubungan dengan
materi praktikum yang tertulis minimal 2 lembar.
BAB III METODE PERCOBAAN
A. Alat dan Bahan
Merupakan daftar alat dan bahan yang dibutuhkan dalam melakukan
percobaan
B. Gambar Percobaan
Merupakan gambaran percobaan yang dilakukan dan ditampilkan
dalam bentuk gambar
C. Variabel Percobaan
1. Variabel Kontrol
Merupakan variabel yang sengaja tidak diubah
2. Variabel Bebas/manipulasi
Merupakan variabel yang dengan sengaja dapat diubah-ubah
3. Variabel Terikat/respon
Merupakan variabel yang dapat berubah sesuai dengan
perubahan variabel manipulasi
D. Langkah Percobaan
Merupakan uraian dari langkah-langkah yang dilakukan dalam
kegiatan praktikum yang dijelaskan dalam bentuk poin-poin

BAB IV DATA DAN ANALISIS


A. Data
Merupakan uraian data hasil praktikum yang ditampilkan dalam bentuk
tabel, grafik/gambar, maupun deskripsi yang telah diolah.
B. Analisis
Merupakan penjelasan cara data dianalisis sehingga mendapatkan hasil
akhir.
C. Jawaban Pertanyaan
Merupakan jawaban dari pertanyaan yang diberikan kepada praktikan
di setiap judul percobaan.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Merupakan penjelasan hasil akhir yang didapatkan dari hasil praktikum
yang sesuai dengan tujuan praktikum dan dapat menjawab rumusan
masalah.
B. Saran
Merupakan saran-saran yang disampaikan oleh praktikan dalam
melakukan kegiatan praktikum.

DAFTAR PUSTAKA
Merupakan kumpulan sumber-sumber yang diambil dalam
pembuatan laporan resmi. Sumber dapat dari buku maupun internet
yang dapat dipertanggungjawabkan isinya.

LAPORAN SEMENTARA
Merupakan uraian data yang telah diambil ketika kegiatan
praktikum yang kemudian disahkan oleh asisten laboratorium atau
pembimbing praktkum.

LAMPIRAN
Merupakan uraian-uraian yang tidak disampaikan dalam isi laporan
seperti perhitungan data untuk mendapatkan hasil dan taraf ketelitian
serta gambar pendukung.
KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN DAN ANGKA PENTING
A. Ketidakpastian Hasil Pengukuran dalam Eksperimen dan Kesalahan
Semua pengukuran besaran fisika sudah tentu mengandung
ketidakpastian. Seberapa tepat, seberapa akurat dan seberapa jauh hasil suatu
pengukuran eksperimen akan dapat dipercaya, maka hal itu sangat ditentukan
oleh seberapa akurat kita dapat menaksir atau memperkirakan harga
ketidakpastian pengukuran tersebut. Misal, harga sebuah tahanan/resistor
yang diukur dengan menggunakan alat multimeter digital yang akurat adalah
sebesar 20.03 ± 0.01 . Angka tersebut mempunyai arti bahwa hasil
pengukuran harga tahanan yang benar diharapkan terletak diantara 20.02
hingga 20.04 . Rentang angka dimana harga yang diharapkan tersebut
terletak disebut sebagai ketidakpastian suatu pengukuran.
Angka tersebut sekaligus juga menyatakan keakuratan atau ketepatan data
hasil pengukurun kita. Semakin sempit rentang angka, maka semakin tepat
dan akuratlah data hasil pengukuran kita, demikian juga sebaliknya.Kita juga
sering mengatakan bahwa selisih antara harga yang benar dari suatu besaran
dengan harga terukurnya dianggap sebagai
“kesalahan” atau “error” dari pengukuran yang telah dilakukan. Sebenarnya,
perbedaan tersebut lebih tepat bila disebut sebagai “deviasi” atau
“simpangan” dari pengukuran. Sedangkan kata error dipergunakan untuk
menyatakan maksud bila kita telah melakukan suatu kesalahan pada
umumnya.
Dalam banyak pengukuran, harga yang benar dari suatu besaran seringkali
tidak diketahui atau bahkan mungkin tidak dapat diketahui. Sebagai contoh,
untuk mengukur suatu besaran fisis tertentu yang sama, dua kelompok
mahasiswa menggunakan alat dan metode eksperimen yang sama serta
tingkat ketelitian kerja yang dapat dikatakan sama pula, namun ternyata
mereka memperoleh hasil pengukuran yang agak berbeda satu dengan
lainnya, misal (5.00 ± 0.02) dan (5.02 ± 0.02). Masing-masing kelompok
mengklaim bahwa error yang telah mereka peroleh lebih kecil dibanding error
milik kelompok lain. Nah, untuk contoh kasus ini, yang sesungguhnya terjadi
adalah kedua kelompok mahasiswa tersebut telah bekerja dengan benar, yaitu
mengikuti langkah atau prosedur eksperimen secara benar, tingkat ketepatan
dan ketelitian pengukuran yang dipergunakan juga sudah benar, sehingga
hasil yang mereka peroleh juga benar, meski (secara tidak sengaja) mereka
memperoleh harga yang sedikit berbeda satu sama lain – dan itu tidak berarti
bahwa kedua kelompok telah melakukan kesalahan atau error.
B. Pentingnya Ketidakpastian Hasil Pengukuran dalam Eksperimen
Untuk menerangkannya, sekarang kita pergunakan lagi contoh hasil
pengukuran terhadap harga tahanan tersebut diatas. Bila tahanan tersebut
dipanaskan hingga mencapai suhu 100oC, ternyata harga tahanan terukur
menjadi 20.04 . Apa maksudnya ini? Apabila kedua harga tersebut diatas
(sebelum dan sesudah dipanaskan, yaitu 20.03 dan 20.04 ) dipakai tanpa
memperhitungkan faktor ketidakpastiannya, maka kita akan menyimpulkan
bahwa telah terjadi peningkatan harga tahanan sebesar 20.04 – 20.03 = 0.01
. Sebaliknya, dengan memperhitungkan faktor ketidakpastian yang sama
untuk pengukuran harga tahanan pada suhu 100oC yaitu ± 0.01 , maka dapat
dikatakan bahwa harga yang sebenarnya dari tahanan mungkin tidak berubah,
atau bahkan harganya telah turun. Jadi telah terjadi perubahan harga tahanan
yang terukur dari - 0.01 hingga +0.03 .
Dari contoh tersebut diatas dan juga untuk kasus-kasus lain pada
umumnya, terlihat jelas bahwa ketidakpastian suatu pengukuran adalah faktor
yang sangat penting untuk diperhitungkan dalam kegiatan eksperimen, karena
hal itu menunjukan seberapa akurat dan tepat data hasil pengukuran kita
terhadap harga yang sebenarnya.
Untuk keperluan lebih luas lagi, sebenarnya ada tiga alasan utama
mengapa kita harus memperhitungkan faktor ketidakpastian dan atau
ketepatan setiap kali kita mengambil data dalam bereksperimen, yaitu:
1. Agar orang lain yang nantinya akan menggunakan data hasil pengukuran
kita, dapat mengetahui secara persis seberapa tepat dan akurat data-data
tersebut untuk keperluan mereka sendiri;
2. Agar hipotesa-hipotesa yang mendasarkan pada data-data hasil
pengukuran kita tersebut akan dapat ditarik dan diuji kebenarannya secara
tepat; dan

3. Selain itu, dalam sejarah perkembangan Ilmu Pengetahuan Alam yang


sudah terjadi selama ini, diperoleh fakta bahwa selalu terjadi perbedaan
antara harga teoritis dari suatu besaran fisis dengan harga terukurnya ,
meski sekecil apapun perbedaan itu. Dan perbedaan tersebut selalu terjadi,
walaupun alat, metode dan prosedur eksperimen yang dipergunakan sudah
makin canggih dan modern.
C. Sumber – Sumber Ketidakpastian
a. Ketidakpastian Sistematik (Sistematic Uncertainty)
Ketidakpastian sistematik ini terjadi karena kesalahan (faults) yang
disebabkan dalam menggunakan alat atau juga dapat berupa kesalahan
yang memang sebelumnya sudah ada pada alat itu sendiri. Oleh karenanya
apabila ketidakpastian itu memang terletak pada alat, kapanpun alat
tersebut dipergunakan, maka alat tersebut akan memproduksi
ketidakpastian yang sama pula. Yang termasuk ketidakpastian sistematik
diantaranya adalah:
b. Ketidakpastian Alat (Instrument Errors)
Ketidakpastian ini muncul akibat dari kalibrasi skala penunjukan angka
pada alat tidak tepat, sehingga pembacaan skala menjadi tidak sesuai
dengan yang seharusnya. Misal, kuat arus listrik yang mengalir pada suatu
rangkaian listrik tertutup seharusnya 2A, tapi harga itu selalu terukur pada
Ampere meter sebagai 2.3A. Untuk mengatasinya, maka: Kita kalibrasi
skala alat itu sehingga penunjukkan angkanya menjadi benar; atau Kita
ganti saja alat itu dengan alat lain yang lebih tinggi tingkat ketelitiannya.
c. Kesalahan/Ketidakpastian Nol (Zero Errors)
Ketidakpastian pengukuran ini muncul karena angka penunjukkan alat
ukur tidak menunjuk ke angka NOL pada saat dipergunakan, atau hasil
pengukuran alat sudah tidak tidak nol sebelum dipakai. Cara
menanggulanginya adalah pastikan bahwa skala alat ukur sudah menunjuk
ke angka nol sebelum dipergunakan.
d. Waktu Respon yang Tidak Tepat
Ketidakpastian pengukuran ini muncul akibat dari waktu pengambilan
data tidak bersamaan dengan saat munculnya data yang seharusnya diukur,
sehingga data yang diperoleh bukanlah data yang sebenarnya diinginkan.
Yang seringkali terjadi pada kegiatan praktikum adalah pengukuran baru
dilakukan setelah data yang seharusnya kita ambil telah lewat dan berlalu.
Misal, kita ingin mengukur suhu air pada 70ºC, dan pada kegiatan
praktikum yang sedang dilakukan, kita bukan mengukur suhu air yang
sedang dipanaskan tepat pada suhu 70ºC, melainkan pada suhu lain
diatasnya, dll.
e. Kondisi yang Tidak Sesuai (Improper Conditions)
Ketidakpastian ini muncul akibat kondisi alat ukur yang dipergunakan
tidak sesuai dengan kondisi pengukuran yang diinginkan. Misal, sebuah
penggaris yang terbuat dari bahan logam tidak pas/sesuai bila dipakai
untuk mengukur panjang suatu bahan pada suhu tinggi, karena penggaris
tersebut akan memuai pada suhu tinggi tersebut.

f. Ketidakpastian Random (Random Errors)


Ketidakpastian ini biasanya terjadi pada pengukuran besaran yang
dilakukan secara berulang, sehingga hasil-hasil yang diperoleh akan
bervariasi dari harga rata- ratanya. Hasil-hasil pengukuran tersebut
menjadi berbeda satu sama lain karena:
i. Moment tiap pengukuran yang kita lakukan memang berbeda satu
dengan lainnya;
ii. Ketidakpastian yang ditimbulkan oleh alat ukur; atau
iii. Sumber-sumber ketidakpastian lain yang berkaitan dengan kegiatan
pengambilan pengukuran itu sendiri.
g. Kesalahan dari Pihak Manusia (Human Errors)
Praktikan yang tidak terampil dalam mengoperasikan/membaca alat
ukur menjadi sebab munculnya ketidakpastian ini. Misal, pembacaan yang
paralaks, salah dalam perhitungan, dll.
D. Cara Menentukan Ketidakpastian Hasil Pengukuran
Metode dasar berikut ini sesuai untuk diterapkan pada Praktikum di Tingkat
Pertama Bersama (TPB), yaitu:

a. Ketidakpastian Pengukuran Tunggal


Hasil pengukuran x secara langsung yang merupakan data tunggal,
maka penulisannya dituliskan sebagai 𝑥 ± ∆𝑥 dengan x adalah hasil
pengukuran yang terbaca dan ∆𝑥 adalah ketidakpastian mutlak.
Ketidakpastian mutlak merupakan nilai setengah dari nilai terkecil yang
dapat dibaca alat ukur.

𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑘𝑒𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘𝑝𝑎𝑠𝑡𝑖𝑎= .................... . . (1)


𝑡𝑎𝑟𝑎𝑓 𝑘𝑒𝑡𝑒𝑙𝑖𝑡𝑖𝑎𝑛 = 100% − 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑘𝑒𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘𝑝𝑎𝑠𝑡𝑖𝑎𝑛. . . (2)
Contoh:
Hasil dari mengukur jarak menggunakan mistar, yaitu sebesar 10 cm
dengan nilai terkecil yang dapat diukur oleh mistar sebesar 1 mm atau
0,1 cm, maka

S = 10 𝑐𝑚
∆𝑠 = 0,1 𝑥 0,5 = 0,05 𝑐𝑚

sehingga penulisannya adalah


10,00 ± 0,05 𝑐𝑚
Dengan

𝑡𝑎𝑟𝑎𝑓
𝑘𝑒𝑡𝑒𝑙𝑖𝑡𝑖𝑎𝑛 = 100, % − 0,5% = 99,50%
b. Ketidakpastian Pengukuran Berulang
Hasil pengukuran x yang dilakukan berulang sebanyak n, maka
penulisan hasil akhirnya ditulisakan sebagai 𝑥 ± ∆𝑥 dengan 𝑥 adalah
ratarata dan ∆𝑥 adalah ketidakpastian mutlak.

𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑘𝑒𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘𝑝𝑎𝑠𝑡𝑖𝑎𝑛 = ..................... . . (3)


𝑡𝑎𝑟𝑎𝑓 𝑘𝑒𝑡𝑒𝑙𝑖𝑡𝑖𝑎𝑛 = 100% − 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑘𝑒𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘𝑝𝑎𝑠𝑡𝑖𝑎𝑛….... . . (4)
Contoh:
No (s ± Δs) cm Δ 2
δ
1 10 0 0
2 10,2 0,2 0,04
3 10,1 0,1 0,01
4 10 0 0
5 10 0 0
6 9,9 -0,1 0,01
7 10,1 0,1 0,01
8 9,8 -0,2 0,04
9 9,9 -0,1 0,01
10 10 0 0

𝛿2 = 0,12
𝑛 = 10 𝑠 = 100 𝛿 =0
Ada beberapa cara untuk menentukan hasil akhirnya, yaitu:
i. Cara 1

sehingga penulisannya adalah


10,0 ± 0,2 𝑐𝑚
Dengan

𝑡𝑎𝑟𝑎𝑓 𝑘𝑒𝑡𝑒𝑙𝑖𝑡𝑖𝑎𝑛 = 100% − 2% = 98,0%


ii. Cara 2

Sehingga penulisannya adalah


10,0 ± 0,2 cm
Dengan

𝑡𝑎𝑟𝑎𝑓 𝑘𝑒𝑡𝑒𝑙𝑖𝑡𝑖𝑎𝑛 = 100% − 2% = 98,0%


iii. Cara 3

Sehingga penulisannya adalah


10,0 ± 0,11 cm
Dengan

𝑡𝑎𝑟𝑎𝑓 𝑘𝑒𝑡𝑒𝑙𝑖𝑡𝑖𝑎𝑛 = 100% − 1,1% = 98,90%


iv. Cara 4

Sehingga penulisannya adalah


10,0 ± 0,1 cm
Dengan

𝑡𝑎𝑟𝑎𝑓 𝑘𝑒𝑡𝑒𝑙𝑖𝑡𝑖𝑎𝑛 = 100% − 1,0% = 99,00%

v. Cara 5

Sehingga penulisannya adalah


10,00 ± 0,04 cm
dengan

𝑡𝑎𝑟𝑎𝑓 𝑘𝑒𝑡𝑒𝑙𝑖𝑡𝑖𝑎𝑛 = 100% − 0,4 % = 99,60%

vi. Cara 6

Sehingga penulisannya adalah


10,00 ± 0,036 cm
Dengan

𝑡𝑎𝑟𝑎𝑓 𝑘𝑒𝑡𝑒𝑙𝑖𝑡𝑖𝑎𝑛 = 100% − 0,36 % = 99,64%


E. Perhitungan Bilangan yang Mengandung Ketidakpastian
I. Penjumlahan dan Pengurangan

Jika 𝑋 = (𝑥 ± ∆𝑥) dan 𝑌 = (𝑦 ± ∆𝑦) ditentukan nilai = 𝑋 ± ∆ , maka


diperoleh

𝑅 = 𝑟 ± ∆𝑟 dengan

= 𝑥 ± 𝑦 dan ∆ = ∆𝑥 + ∆𝑦…. . . (5)


Contoh:
Jika 𝐴 = 𝐵 + 𝐶 dan 𝐷 = 𝐵 − 𝐶
dengan 𝐵 = 10,0 ± 0,2 𝑚 dan 𝐶 = 5,0 ± 0,1 𝑚 maka
𝐴 = (15,0 ± 0,3)𝑚 dan 𝐷 = (5,0 ± 0,3)𝑚

II. Perkalian dan Pembagian

Jika 𝑋 = (𝑥 ± ∆𝑥) merupakan besaran baru dan 𝑎, 𝑏, , … adalah


besaran- besaran penyusunnya dengan masing-masing memiliki
ketidakpastian sebesar
∆𝑎, ∆𝑏, ∆, … maka untuk mencari ∆𝑥 menggunakan aturan differensial
sebagai berikut:

Contoh 1:
Hasil pengukuran panjang, lebar, dan tebal balok masing-masing adalah
sebesar

20 ± 0,05 𝑐𝑚, 10 ± 0,05 𝑐𝑚, dan 5 ± 0,05 𝑐𝑚. Berapakan volume balok
beserta ketidakpastiannya?

Jawab:
Volume balok adalah

𝑉 =𝑝𝑥𝑙𝑥𝑡

= 20 𝑥 10 𝑥 5 = 1000 𝑐𝑚3
Ketidakpastian Volume balok adalah

∆𝑉 = ( 𝑙 𝑥 𝑡 𝑥 ∆𝑝) + ( 𝑝 𝑥 𝑡 𝑥 ∆𝑙) + ( 𝑝 𝑥 𝑙 𝑥 ∆𝑡)


∆𝑉 = (10 𝑥 5 𝑥 0,5) + (20 𝑥 5 𝑥 0,5) + (20 𝑥 10 𝑥 0,5)

∆𝑉 = 25 + 50 + 100 = 175 𝑐𝑚3


sehingga penulisannya adalah
1000 ± 175 𝑐𝑚3

dengan

𝑡𝑎𝑟𝑎𝑓 𝑘𝑒𝑡𝑒𝑙𝑖𝑡𝑖𝑎𝑛 = 100% − 17,5% = 82,50


Contoh 2
Hasil pengukuran massa dan volumesuatu zat cair masing-masing adalah
sebesar
1000 ± 0,05 𝑔 dan 1000 ± 175 𝑐𝑚3. Berapakan massa jenis zat cair
beserta ketidakpastiannya?
Jawab:
Massa jenis zat cair adalah adalah

Ketidakpastian massa jenis zat cair adalah

∆ρ = 0,00005 + 0,175 = 0,17505 𝑔/ 𝑐𝑚3


sehingga penulisannya adalah
1 ± 0,17505 cm3

dengan

F. Grafik
Grafik dapat digunakan untuk mengetahui hubungan dari dua variabel.
Garafik yang menghasilkan garis lurus atau linear memiliki persamaan garis
lurus berupa y = mx + c dimana c adalah perpotongan garis terhadap sumbu
y dan m adalah gradien, yaitu kemiringan garis. Untuk mencari suatu nilai
dari hasil percobaan melalui grafik dapat dilakukan dengan cara
memasukkan komponen variabel terikat dalam y dan memasukkan variabel
Bebas dalam x sehingga m merupakan komponen dari nilai yang dicari
(Adam, 2018). Nilai taraf ketelitian dari suatu grafik dapat diketahui dengan
R2 x 100%.

Misal 1, t = s/v dapat dibuat grafik dengan t sebagai y dan s sebagai x


sehingga nilai m merupakan nilai dari 1/v atau v = 1/m
Misal 2, t2 = 2s/a dapat dibuat grafik dengan t2 sebagai y dan s sebagai
x sehingga nilai m merupakan nilai dari 2/a atau a = 2/m
Contoh,

Dari grafik dapat diketahui bahwa waktu (t) sebagai y, jarak (s) sebagai
x sehingga dalam persamaan t = s/v, m merupakan nilai dari 1/v atau v =
1/m. Nilai m pada grafik adalah 0,212 sehingga nilai v adalah 1/0,212 =
4,717 cm/s dengan taraf ketelitian sebesar 0,9933 x 100% = 99,33 %
G. Angka Penting
Untuk menuliskan hasil pengukuran dari suatu kegiatan praktikum,
maka kita perlu memperhatikan tata cara penulisan angka penting. Tingkat
ketelitian dari suatu pengukuran akan tercermin dari jumlah angka penting
yang dituliskan pada laporan praktikum kita.
Angka penting adalah angka hasil perhitungan yang diperoleh dari
kegiatan pengukuran dalam praktikum. Jumlah angka penting menunjukkan
seberapa akurat dan seberapa teliti hasil pengukuran kita terhadap suatu
besaran tertentu.
a. Ketentuan Angka Penting
i. Jika terdapat tanda koma (bilangan desimal), maka angka nol atau
angka bukan nol paling kanan merupakan angka penting paling
kanan;
ii. Jika tidak ada tanda koma, maka angka bukan nol yang terletak
paling kanan merupakan angka penting paling kanan;
iii. Jika ada atau tidak ada tanda koma, maka angka bukan nol paling
kiri merupakan angka penting paling kiri; dan

iv. Angka-angka yang berada diantara angka penting paling kiri dan
angka penting paling kanan adalah angka penting.
b. Angka Penting dari Hasil Pengukuran
Angka penting yang dperoleh dari hasil pengukuran terdiri dari angka
pasti dan angka taksiran. Angka taksiran disebut sebagai angka yang
diragukan. Makin teliti suatu pengukuran, makin banyak jumlah angka
penting yang dituliskan. Misal, untuk mengukur panjang benda
dipergunakan mistar yang mempunyai nilai terkecil 0,1 cm. Dari hasil
pengukuran, didapat:
X = 12,5 cm dengan ketidakpastian mistar sebesar ±0,05 cm. hasil
pengukuran tersebut dituliskan

X = (12,50 ± 0,05) cm
c. Pembulatan Angka Penting
Apabila jumlah angka penting pada suatu bilangan akan dikurangi, maka
beberapa angka penting harus dihilangkan. Jika angka pertama yang
dibuang adalah:

i. Kurang dari lima → tidak dibulatkan

ii. Lebih dari lima → dibulatkan ke atas

iii. Sama dengan lima → dibuatkan ke atas jika angka sebelumnya


ganjil
d. Perhitungan Angka Penting
i. Penjumlahan dan Pengurangan
Penjumlahan dan pengurangan dilakukan sampai batas kolom
pertama yang mengandung angka taksiran. Angka yang digarisbawah
menyatakan angka taksiran.

Contoh:
1482,372 + 13,8 + 1,49 = 1497,5.
ii. Perkalian dan Pembagian
Jumlah angka penting dari hasil perkalian atau pembagian antara
dua atau lebih bilangan, adalah satu lebih banyak dari jumlah angka
penting paling kecil yang dipunyai oleh bilangan-bilangan yang
dikalikan atau dibagikan tersebut.

Contoh:
1.55 x 72.431 x 125.025 = 14036,31295
Angka penting paling sedikit adalah bilangan 1,55, yaitu 3 angka
penting sehingga jumlah angka penting dari hasil perkalian adalah 3
+ 1 = 4 angka
penting. 14036,31295 dibulatkan sampei menjai 4 angka penting,
yaitu 14040 atau 1,404 x 104.
H. Definisi Operasional Variabel
Definisi Operasional variabel merupakan uraian pengertian dari suatu
variabel dalam praktikum. Hal ini penting dan diperlukan agar pengukuran
variabel atau pengumpulan data (variabel) itu konsisten antara sumber data
yang satu dengan sumber data yang lain. Disamping variabel harus di
definisi operasionalkan yang juga perlu dijelaskan cara atau metode
pengukuran, hasil ukur atau kategorinya, serta skala pengukuran yang
digunakan. Berikut ini merupakan contoh definisi operasional varibel pada
percobaan viskositas dengan variabel bebas massa
1 GAYA DAN GERAK
A. Tujuan Kegiatan
Setelah melakukan kegiatan virtual lab ini, mahasiswa diharapkan dapat:
1. Menentukan hubungan antara gaya total dengan pecepatan.
2. Menentukan hubungan antara massa dengan percepatan.
3. Menentukan hubungan antara percepatan, gaya, dan massa dan kaitannya
dengan hukum kedua Newton.
4. Menentukan percepatan suatu sistem.

B. Pendahuluan
Suatu benda dapat mengalami gerak saat diberikan gaya padanya. Pun juga,
gaya suatu benda dapat bertambah atau berkurang berdasarkan gerak suatu
benda. Gaya dan gerak memiliki hubungan yang menarik dalam pembahasan
fisika. Sir Isaac Newton mengkaji fenomena gerak dan gaya hingga
menghasilkan 3 (tiga) Hukum Newton tentang Gerak. Hukum I Newton
menyatakan,”Setiap benda yang diam akan tetap diam atau bergerak dengan
kecepatan konstan jika awalnya bergerak, jika tidak ada gaya luar yang bekerja
padanya.”

ΣF = 0

Sedangkan Hukum II Newton menyatakan, ”Suatu benda yang bergerak


akan mengalami percepatan yang besarnya bergantung pada massa benda dan
resultan gaya yang bekerja padanya.” atau "Percepatan suatu benda yang
dihasilkan oleh gaya total berbanding lurus besarnya gaya total, searah dengan
gaya total, dan berbanding terbalik dengan massa objek. "

a = ΣF/m atau ΣF = m.a


Adapun Hukum III Newton menyatakan,”Setiap benda yang diberikan gaya
padanya akan memberikan reaksi dengan gaya yang sama besarnya tetapi
dengan arah berbeda.”

Faksi = Freaksi

Selain gaya tarik dan gaya dorong, suatu benda yag bergerak dapat
dipengaruhi oleh adanya gaya gesek. Gaya gesek adalah gaya yang bekerja pada
permukaan benda yang bersentuhan dengan arah gaya yang berlawanan dengan
arah gerak benda. Gaya gesek mempengaruhi besarnya resultan gaya yang
bekerja pada benda sehingg dapat mempengaruhi percepatan gerak sistem.
C. Alat dan Bahan
1. Laptop/PC/Tablet/Smartphone.
2. PhET
D. Aktivitas Virtual Lab Gaya dan Gerak dengan simulasi Forces and Motion:
Basics
1. Klik link https://phet.colorado.edu/en/simulation/forces-and-motion-basics
Gambar di bawah ini adalah screen shot dari simulasi di website PhET:

)
2. Selanjutnya klik Play button di bagian tengah gambar (untuk menjalankan program
simulasi Forces and Motion:Basics secara langsung pada laman phet.colorado.edu
atau klik “Download” lalu menjalankannya secara offline. Setelah klik tombol
play atau membuka file hasil download aplikasi html Forces and Motion:Basics,
maka akan muncul tampilan seperti gambar berikut:
3. Gunakan secara bergantian dokumen panduan ini dan simulasi “Forces and
Motion: Basics” untuk menyelesaikan aktivitas ini.

Eksplorasi Fase 1: Hukum I Newton


1. Pilih option “Motion” dalam simulasi PhET topik Forces and Motion: Basics.
2. Pastikan kotak yang bertuliskan “Force” dan “Speed” dicentang.
3. Terapkan gaya sebesar 50 N tepat ke kotak, Jelaskan gerakan kotak
menggunakan istilah besaran fisika kecepatan, kecepatan, dan perpindahan.
Lihat speedometer dalam jawaban Anda.
4. Setel ulang simulasi (jangan lupa untuk memeriksa kotak “Force” dan “Speed”.
5. Terapkan gaya 50 N ke kanan selama sekitar 5 sekon (gunakan stopwatch pada
smartphone Anda) kemudian kurangi gaya yang diterapkan menuju nol (pria
berhenti mendorong). Jangan setel ulang simulasi. Jelaskan gerakan kotak. Lihat
speedometer dalam jawaban Anda.
6. Terapkan haya 50 N ke kiri. Jelaskan gerakan kotak.
7. Jelaskan langkah-langkah tepat yang diperlukan untuk menghentikan kotak
tersebut.
8. Jelaskan bagaimana observasi Anda ini mendukung pernyataan Hukum I
Newton.

Eksplorasi Fase 2: Hukum II Newton

1. Pilih option”Motion” dalam simulasi PhET Forces and Motion: Basics. Lalu
centang kotak pada bagian ”Force”, ”Value”, ”Masses”, dan ”Speed” sehingga
tampak seperti gambar berikut:
2. Tempatkan tempat sampah di atas skater. Gunakan stopwatch pada smartphone
Anda untuk mengukur waktu yang dibutuhkan untuk mencapai kecepatan
maksimal dengan menerapkan gaya 50 N (set pada”Applied Force”). Coba lagi
dengan gaya 100 N, 200 N, dan 300 N. Jangan lupa setel ulang simulasi agar
muncul gaya, nilai, massa, dan kelajuan.
Benda Waktu yang dibutuhkan untuk
mencapaikecepatan
maksimum (sekon)
Lemari Es

Peti

Anak kecil

Orang dewasa

3. Ulangi lagi langkah percobaan pada poin 2 untuk lemari es dan peti. Catat
temuan Anda dalam tabel dan jelaskan temuan Anda berdasarkan data yang
diperoleh.
Gaya yang diberikan (N) Waktu yang dibutuhkan untuk
mencapai kecepatan
maksimum (sekon)
50

100

200
300
4. Jangan lupa untuk melakukan identifikasi variabel dan menuliskan definisi
operasional variabel pada laporan Anda!
5. Jelaskan bagaimana observasi Anda ini mendukung pernyataan Hukum II
Newton!
6. Setel ulang simulasi PhET Forces and Motion: Basics dan pilih opsi
Friction.

7. Pastikan semua checkbox dicentang sehingga tampak seperti gambar berikut:

8. Set bagian ”Friction”. Terapkan gaya 50 N, jelaskan pergerakan kotak.


9. Terapkan gaya 100 N, jelaskan pergerakan kotak.
10. erapkan gaya 150 N, jelaskan pergerakan kotak.
11. Perhatikan bagian ”Sum of Forces” saat Anda menerapkan gaya dan gesekan
(friction). Jelaskan apakah ada perbedaan dari ketiga observasi yang Anda lakukan
(poin 8-10).
Eksplorasi Fase 3: Mencari Percepatan
1. Pilih gaya, massa, dan gunakan Hukum II Newton. Carilah nilai percepatan!
2. Perhatikan dan catat bahwa data kecepatan awal, kecepatan akhir, dan waktu
diambil dalam kesempatan ini dan hitunglah percepatan!
3. Carilah perbedaan antara percepatan pertama dan percepatan kedua, seharusnya
akan bernilai nol. Gunakan tabel berikut ini untuk kegiatan mencari percepatan
sistem dalam simulasi Forces and Motion: Basics.

Eksplorasi Fase 4: Gaya Gesek


1. Pilih opsi Friction pada simulasi PhET Forces and Motion:Basics sehingga
tampil seperti gambar berikut:

2. Setel ulang aplikasi. Centang kotak yang bertuliskan "Value" dan "Speed"
3. Terapkan gaya 50 N ke peti, klik perlahan untuk meningkatkan jumlah gaya yang
diterapkan sampai Anda mencapai 350 N dari gaya yang diterapkan. Jelaskan
bagaimana gaya gesekan berubah saat Anda meningkatkan penerapan gaya!
4. Setel ulang aplikasi simulasi Forces and Motion: Basics. Centang kotak yang
bertuliskan "Value" dan "Speed". Geser gesekan (friction) ke arah maksimum.
Terapkan gaya 50 N ke peti, klik perlahan untuk meningkatkan jumlah gaya yang
diterapkan sampai Anda mencapai 350 N dari gaya yang diterapkan. Jelaskan
bagaimana gaya gesekan berubah saat Anda meningkatkan penerapan gaya!
5. Setel ulang aplikasi simulasi Forces and Motion: Basics. Centang kotak yang
bertuliskan "Value" dan "Speed". Tempatkan peti lain di atas peti yang pertama
di atas skate board. Terapkan gaya 50 N ke peti, klik perlahan untuk
meningkatkan jumlah gaya yang diterapkan sampai Anda mencapai 350 N dari
gaya yang diterapkan. Jelaskan bagaimana gaya gesekan berubah saat Anda
meningkatkan penerapan gaya!
6. Setel ulang aplikasi. Centang kotak yang bertuliskan "value" dan "speed".
Terapkan gaya 200 N ke peti sampai speedometer mencapai sekitar 1/2
maksimumnya. Cepat ubah gaya yang diterapkan menjadi nol dan jelaskan
bagaimana gaya gesekan berubah sampai kotak berhenti bergerak.

E. Tugas
Sebuah balok bermassa 10 kilogram ditempatkan pada lintasan sepanjang
5 meter. Salah satu ujung lintasan dinaikkan setinggi 3 meter. Koefisien gesek
statis dan kinetis antara permukaan benda dan permukaan lintasan
masingmasing bernilai 0,7 dan 0,5. Apakah benda diam atau bergerak? Berikan
penjelasan! dan jika bergerak, berapakan percepatannya? (g = 10 m/s2)
2 PUSAT MASSA
A. TUJUAN KEGIATAN
1. Menentukan nilai titik koordinat dari pusat massa suatu benda
2. Menganalisis pusat massa suatu benda yang dihasilkan melalui percobaan
dengan teori

B. PENDAHULUAN
Semua partikel zat dalam suatu benda mengalami gaya tarik bumi dan
gaya tunggal yang disebut dengan berat benda yang merupakan resultan dari
semua gaya tarik tersebut. Setiap benda, terdiri atas partikel yang masing-masing
memiliki berat. Oleh karena itu, tiap partikel mempunyai berat dan titik berat
yang berbeda-beda. Resultan dari seluruh berat partikel inilah yang disebut
dengan pusat massa. Pusat massa dapat diartikan sebagai titik tempat
berpusatnya massa atau berat dari suatu benda.

Gambar 1. Pengukuran Pusat Massa


C. ALAT DAN BAHAN
1. Kardus secukupnya
2. Tali secukupnya
3. Jarum 1 buah
4. Beban 1 buah
5. Kertas millimeter secukupnya
6. Mistar 1 buah

Gambar 2. Percobaan Pusat Massa


D. LANGKAH PERCOBAAN
1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2. Membuat 5 bentuk benda dengan ukuran ±10 cm seperti gambar 2
menggunakan kertas kardus

Gambar 1. Bentuk bangunan benda beraturan


3. Menentukan titik sembarang benda untuk diikat dengan benang yang
telah diberikan beban.
4. Menarik garis vertikal antara titik awal dan titik akhir.
5. Mengulang langkah yang sama sehingga menghasilkan tiga garis
vertikal.
6. Menggambar atau menjiplak pada buku millimeter. Dari gambar tersebut
akan diperoleh koordinat pusat massa benda tak beraturan
7. Memasukan data hasil percobaan pada tabel data
8. Melakukan perhitungan mengenai pusat masa benda tersebut secara teori
9. Memasukan data perhitungan pada tabel data, kemudian menganalisis
data yang dihasilkan dari percobaan dan perhitungan secara teori

E. DATA
Percobaan Bentuk (X ; Y) cm
Ke- Benda
Metode Praktikum Metode Perhitungan
(Kertas Milimeter) (Teori)

(XAB;YAB) (XAB;YAB)
1
2
3
4
5

F. Pertanyaan
1. Bagaimana cara menentukan pusat massa benda beraturan melalui perhitungan
dan melalui praktikum?
Apakah suatu benda memiliki dua pusat massa atau lebih? Jelaskan
PROJECTILE MOTION
3 (GERAK PROYEKTIL)

A. Tujuan Kegiatan
Setelah melakukan kegiatan virtual lab ini, mahasiswa diharapkan dapat:
1. Menganalisis hubungan antara gerak lurus beraturan, gerak lurus
berubah beraturan, dan gerak parabola.
2. Menganalisis gerak parabola pada berbagai benda.

B. Pendahuluan
Dalam kegiatan ini, Anda akan menyelidiki hubungan antara gerak lurus
beraturan, gerak lurus berubah beraturan, dan gerak parabola serta menyelidiki
gerak parabola pada berbagai benda. Anda akan melihat bagaimana gerak
digunakan dan berubah melalui pengukuran dari ledakan sebuah meriam.
Kemudian, Anda akan melihat apa yang akan terjadi pada gerak parabola ketika
ditambahkan hambatan udara. Serta, Anda akan mengetahui perbedaan gerak
parabola pada berbagai benda.

C. Alat dan Bahan


1. Laptop/PC/Tablet/Smartphone.
2. PhET
D. Aktivitas Virtual Lab PhET Projectile Motion
1. Klik link https://phet.colorado.edu/en/simulation/projectile-motion
Gambar di bawah ini adalah screen shot dari simulasi di website PhET:
2. Selanjutnya klik simbol play untuk menjalankan program simulasi
Projectile Motion secara langsung pada laman phet.colorado.edu atau klik
“Download” lalu menjalankannya secara offline.
3. Gunakan secara bergantian dokumen panduan ini dan simulasi “Projectile
Motion” untuk menyelesaikan aktivitas ini.

Eksplorasi Fase 1
1. Pastikan bahwa simulasi berada pada tab”Introduction”.
2. Centang kotak aplikasi vektor kecepatan dan vektor percepatan.
3. Sesuaikan ketinggian, sudut meriam, dan kecepatan awal pada bagian kiri.
Layar Anda akan tampak seperti ini.

4. Selanjutnya klik simbol “Ledakan Meriam”.


5. Amati seberapa jauh perpindahan benda dari titik awal.
6. Ulangi langkah tersebut dengan mengubah jenis benda.
7. Lakukan percobaan tersebut dengan menambahkan hambatan udara.
8. Gunakan slow motion dan tombol pause/play untuk membantu Anda
mengisi tabel berikut:

(melakukan eksperimen)
Perpindahan
Benda
Hambatan Udara Tanpa hambatan udara
1
2
3
4
5
(menganalisis data)
Ketika massa benda semakin (besar, kecil), perpindahan
dengan hambatan udara lebih (jauh, dekat) dari titik awal
Ketika massa benda semakin (besar, kecil), perpindahan tanpa
hambatan udara lebih (jauh, dekat) dari titik awal
(membuat kesimpulan)
Apa hubungan antara massa benda dan perpindahan dari proyektil?

(merumuskan hipotesis)
Prediksikan:
Apakah akan ada yang terpengaruh dengan mengubah berbagai jenis benda?
Apakah itu menyebabkan perpindahan lebih jauh? Lebih lambat? Apakah
perubahan benda tersebut akan mengubah waktu tempuh benda ditembakkan
sampai jatuh ke tanah?
Jika________________________________maka______________________

Penjelasan:

1. Klik ”Reset All”.


2. Ubah jenis benda yang terletak pada pojok kanan.
3. Klik alat ukur waktu, rentang, dan ketinggian pada kotak atas. Layar
Anda akan tampak seperti berikut:

4. Tembakkan proyektil dengan ketinggian, sudut, dan kecepatan awal


yang sudah ditentukan.
5. Ulangi langkah tersebut untuk berbagai benda.
(melakukan eksperimen)
6. Lakukan screenshot terhadap setiap data eksperimen Anda untuk
dilampirkan dalam laporan kegiatan praktikum Fisika Dasar 1. Waktu
tempuh proyektil saat benda ditembakkan sampai jatuh ke
tanah_________ (meningkat, berkurang, tetap sama) ketika sudut elevasi
ditambah.
(menganalisis data)
Titik tertinggi benda ketika ditembakkan (meningkat, berkurang,
tetap sama) ketika sudut elevasi ditambah.
(membuat kesimpulan)
Apa yang dapat Anda simpulkan tentang hubungan antara waktu tempuh
proyektil hingga menyentuh tanah dengan titik tertinggi benda?
Eksplorasi Fase 2:
1. Klik tab “Vectors” pada menu simulasi PhET Projectile Motion.
2. Atur kecepatan awal, diameter benda, dan massa benda.
3. Centang “Air Resistance” untuk menambahkan hambatan udara.
4. Centang “Velocity vectors, Acceleration vectors, dan Force vectors”
untuk mengetahui bentuk vektor dari masing-masing komponen. Layar
Anda akan tampak seperti berikut:

5. Klik simbol “Ledakan Meriam”.


6. Amati perubahan yang terjadi saat vektor menjadi total atau komponen.
Prediksi:
Apa yang akan terjadi ketika ada hambatan udara?
Bagaimana kecepatan dan percepetan dipengaruhi oleh adanya hambatan
udara?
(merumuskan masalah)
Jika___________________maka___________________.

(merumuskan hipotesis)

Penjelasan:
Isilah tabel di bawah ini. Setiap kali Anda mengubah massa benda, diameter
benda, reset semua dan centang hambatan udara. (Baris pertama adalah contoh
pengisian)
(melakukan eksperimen)
Vo Hambatan udara Tanpa hambatan
(m/s) udara
Vektor Vektor Vektor Vektor
Perpind Perpinda
Total Kompone Total Kompon en
ahan han
n
10 m 11 m

Eksplorasi Fase 3:
1. Klik tab “Drag” pada menu simulasi PhET Projectile Motion.
2. Atur kecepatan awal, ketinggian proyektil, dan sudut elevasi.
3. Atur massa benda, diameter benda, dan ketinggian dari permukaan bumi
(Altitude).
4. Centang “Velocity vectors dan Force vectors” untuk mengetahui bentuk
vector. Layar Anda akan tampak seperti berikut:
5. Lakukan percobaan sebanyak 5 kali dengan Drag Coefficient yang berbeda.
6. Klik simbol “Ledakan Meriam”.
7. Amati perubahan yang terjadi pada Drag Coefficient yang berbeda.
Prediksi:
Apa yang akan terjadi ketika Drag Coefficient berubah?
Bagaimana Drag Coefficient mempengaruhi bentuk benda dan perpindahan?
(merumuskan masalah)
Jika___________________maka__________________________-.
(merumuskan hipotesis)
Penjelasan:
Isilah tabel di bawah ini. Setiap kali Anda mengubah Drag Coefficient, reset
semua dan atur
Altitude. (Baris pertama adalah contoh pengisian)
(melakukan eksperimen)

Drag Bentuk benda Perpindahan


Coefficient
0,47 Bulat 6,6 m

Eksplorasi Fase 4:
1. Klik tab “Lab” pada menu simulasi PhET Projectile Motion.
2. Atur kecepatan awal, ketinggian proyektil, dan sudut elevasi.
3. Atur jenis benda, massa benda, dan diameter benda.
4. Centang “Air Resistance” untuk menambahkan hambatan udara. Layar Anda
akan tampak seperti berikut:

5. Lakukan percobaan dengan mengubah sudut elevasi dan nilai percepatan


gravitasi.
6. Klik simbol “Ledakan Meriam”.
7. Amati perubahan yang terjadi ketika sudut elevasi dan nilai percepatan
gravitasi berubah.
Prediksi:
Apa yang akan terjadi ketika sudut elevasi berubah sebesar 1º? Bagaimana
hubungan antara perubahan sudut dengan perpindahan dan waktu tempuh
benda hingga menyentuh tanah? (merumuskan masalah)
Apa yang akan terjadi ketika nilai percepatan gravitasi lebih besar? Bagaimana
nilai percepatan gravitasi mempengaruhi kecepatan dan perpindahan?
(merumuskan masalah)
Jika_______________________maka______________________.

(merumuskan hipotesis)

Penjelasan:
Isilah tabel di bawah ini. (Baris pertama adalah contoh pengisian)

(melakukan eksperimen)
Perpindahan Waktu
Besar sudut
elevasi Tanpa Tanpa
Hambatan Hambatan
hambatan hambatan
udara udara
udara udara
80º 11,1 m 11,0 m 3,60 s 3,61 s

Perpindahan Waktu
Nilai
Percepatan Tanpa Tanpa
Hambatan Hambatan
Grafitasi hambatan hambatan
udara udara
udara udara
9,81 m/s2 11,1 m 11,0 m 3,60 s 3,61 s

Pertanyaan

(menganalisis data dan membuat kesimpulan)


Apa hubungan antara sudut elevasi dengan gerak parabola?

Bandingkan gerak parabola dengan berbagai benda:

Jika terdapat pernyataan “Ketika Anda bermain bola basket, maka percepatan
yang dialami bola merupakan besaran konstan”, Apakah Anda setuju atau
tidak dengan pernyataan tersebut? Jelaskan tanggapan Anda!
Aplikasi
Jika Anda sedang bermain bola basket, bagaimana Anda mengatur agar bola
tepat masuk ke dalam ring?

Pilih tab ”Lab”.


Anggap benda yang dikeluarkan meriam
adalah bola basket yang dilempar.
Tentukan sebuah titik pada lintasa parabola
sebagai ring dari bola basket
Sumber : olahragapedia.com
Jelaskan pilihan desain Anda; Anda harus menggunakan kosakata berikut:
Sudut Elevasi, Ketinggian, Waktu, Gerak Parabola, Percepatan, Kecepatan,
dan Kelajuan.
4 GERAK JATUH BEBAS

A. TUJUAN
Mahasiswa diharapkan dapat menganalisis kecepatan gravitasi atau gerak
jatuh bebas.

B. PENDAHULUAN
Gerak jatuh bebas adalah gerak jatuh benda pada arah vertikal dari
ketinggian tertentu tanpa kecepatan awal (Giancolli, 2001). Galileo
menyatakan bahwa untuk gerak jatuh bebas semua benda akan jatuh dengan
percepatan yang sama jika tidak ada udara dan hambatan lainya (Young,
2002). Gerak jatuh bebas adalah gerak benda karena adanya gaya gravitasi
bumi yang dianggap konstan, sehingga benda bergerak lurus berubah
beraturan dengan lintasan vertikal. Kondisi yang harus dipenuhi untuk gerak
semacam ini adalah jarak tempuh tidak terlalu besar, gaya-gaya selain gaya
gravitasi bumi diabaikan, serta kecepatan awal nol. Jika h adalah jarak
tempuh, g adalah percepatan gravitasi bumi, v adalah besar kecepatan benda
setelah menempuh jarak h, dan t adalah waktu tempuh, maka untuk gerak
jatuh bebas, berlaku:

h= (1)

C. MEDIA/ALAT/BAHAN
1. Benda berupa bola/kelereng/plastisin
2. Pita ukur/meteran
3. Neraca pegas/neraca tepung analog
4. Stopwatch

D. LANGKAH PERCOBAAN
1. Siapkan alat dan bahan yang digunakan.
2. Ukur massa benda yang digunakan.
3. Lakukan percobaan dengan jarak/ketinggian yang berbeda sebanyak 10
kali dengan menggunakan pita ukur. (rentang jarak 30 cm- 150 cm)
4. Lepaskan bola/kelereng dari setiap ketinggian dan ukur selang waktu
jatuhnya bola (selang waktu mulai bola dilepaskan sampai menumbuk
lantai) secara bergantian dengan stopwatch.
5. Lakukan pengulangan sebanyak 5 kali pada setiap jaraknya.
6. Tulislah hasil percobaan pada table data.
7. Lakukan percobaan untuk massa benda yang berbeda (dengan rentang
jarak yang sama) 10 kali.
8. Lakukan penentuan percepatan gravitasi dengan perhitungan dan analisis
grafik.

E. DATA
Tabel 1.1 Data percobaan 1
Massa benda: ….. kg
h (m) t (s) t rata-rata (s) t2 (s2) g (m/s2)

…sampai
10
Tabel 1.2 Data percobaan 2
Ketinggian benda: ….. m
m (kg) t (s) t rata-rata (s) t2 (s2) g (m/s2)

….sampai
10

*NB: Jangan lupa ketidakpastiannya


G. ANALISIS
1. Coba bandingkan nilai percepatan gravitasi hasil percobaan yang telah
dilakukan dengan teori yang ada?
2. Bagaimana hubungan antara jarak atau ketinggian benda dengan waktu
tempuh jatuh benda?
3. Bagaimana hubungan antara massa benda dengan waktu tempuh dalam
jarak yang berbeda?
4. Adakah perbedaan antara percobaan yang dilakukan? Faktor apa yang
mempengaruhi perbedaan hasil percobaan yang dilakukan dengan
menggunakan jarak yang berbeda? Jelaskan menurut pendapat kalian
masing-masing.

H. KESIMPULAN
(membuat kesimpulan)
MASSES and Springs
5
(HUKUM HOOKE)

A. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Memperkenalkan tentang PhET Simulations pada kajian elastisitas pegas.
2. Memahami konsep hukum Hooke dan elastisitas pegas.
3. Menentukan besarnya konstanta pegas dengan metode perubahan panjang.
B. ALAT DAN BAHAN
1. Modul eksperimen elastisitas pegas
2. Perangkat lunak PhET Simulations “Springs and Masses” dari
https://phet.colorado.edu/sims/html/masses-and-springs/latest/massesand-
springs_en.html
3. Komputer dengan sistem operasi Windows 7/8/8.1/10
C. PROSEDUR PENGAMBILAN DATA
1. Membuka link
https://phet.colorado.edu/sims/html/masses-andsprings/latest/masses-and-
springs_en.html sampai muncul seperti gambar berikut

Gambar 1. Tampilan awal aplikasi

2. Klik Lab, sehingga muncul seperti gambar berikut


Gambar 2. Tampilan di dalam mode Lab
3. Ukurlah panjang pegas mula-mula (sebelum) diberi beban), catat nilai ini
sebagai l0. Seperti tampilan gambar 4 di bawah ini (gunakan fitur “movable
line” untuk mempermudah pengukuran yang dilakukan).

Gambar 3. Tampilan dari Masses and Springs untuk mengukur l0

4. Gantungkan beban pada ujung pegas. Ukurlah panjang pegas saat diam
(posisi setimbang) dan catat sebagai l. Seperti tampilan gambar 5 di bawah
ini (jangan gunakan garis “Mass Equilibrium” mengingat percobaan ini
mengukur panjang pegas akhir)
Gambar 4. Tampilan dari Masses and Springs untuk mengukur l
5. Ulangi langkah 5 diatas dengan menggunakan variabel massa yang berbeda
(gunakan lebih dari 15 data agar perhitungan menjadi lebih akurat dan
grafik lebih linier)
6. Lakukan pengukuran panjang pegas l untuk berbagai variasi massa m dan
sajikan data seperti tabel 1 di bawah ini
Tabel 1. Sajian data untuk pengukuran panjang pegas l untuk berbagai
variasi massa m

No Massa (g) Panjang l0 (cm) Panjang l (cm)


1
2
3
...
D. ANALISIS DATA
Dengan melakukan langkah 1 s/d 7 di atas, sudah terkumpul data percobaan
seperti pada tabel 1, selanjutnya konversikan data pada tabel 1 menjadi tabel
2 sebagai berikut
Tabel 2. Sajian data untuk perubahan panjang pegas Δ untuk berbagai variasi
massa m

Perubahan Panjang (m)


No Massa (kg)
Δ𝑙 = 𝑙 − 𝑙0 = Δ𝑦
Langkah selanjutnya adalah melakukan analisis sebagai berikut :
Menentukan Konstanta Pegas dengan Metode Perubahan Panjang Pegas
Pers 2 -k Δy = -mg diubah ke bentuk persamaan garis lurus y = ax + b dengan
memisalkan
(g/k)m
Langkah analisis data dan regresi linier menggunakan program spreadsheet
(disarankan untuk menggunakan Microsoft Office Excel
2007/2013/2016/2019) untuk mendapatkan pola hubungan antara perubahan
panjang dengan massa m. Sehingga didapat pola yang berwujud seperti
grafik 1 di bawah ini
0,25

0,2

0,15
∆l (m) y = 0,8923x - 0,0023
0,1 R² = 0,9991

0,05

0
0 0,05 0,1 0,15 0,2 0,25 0,3

x (kg)

Grafik 1. Grafik perubahan panjang pegas


Grafik tersebut memiliki makna, yakni nilai y, merupakan pertambahan
panjang pegas, dengan x merupakan nilai massa, dan sesuai dengan persamaan
y = mx + c, nilai m (gradien garis) adalah nilai konstanta pegas. Nilai 2 pada
grafik tersebut menggambarkan tingkat ketelitian pengukuran. Nilai ini dapat
dikonversikan ke bentuk persentase dengan menggunakan persamaan :

𝑇𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑘𝑒𝑡𝑒𝑙𝑖𝑡𝑖𝑎𝑛 = 𝑅2 × 100


Tingkat ketelitian ini akan digunakan sebagai pertimbangan validasi data yang
telah dilakukan
E. Kesimpulan
BANDUL MATEMATIS
6
A. Tujuan
Mahasiswa diharapkan dapat menganalisis pengaruh panjang tali terhadap
periode getaran pada bandul matematis, menentukan pengaruh massa
beban terhadap periode getaran pada bandul matematis dan menentukan
nilai percepatan gravitasi.
B. Pendahuluan
Suatu benda yang mengalami gerak periodik selalu mempunyai posisi
kesetimbangan yang stabil. Jika benda tersebut dijauhkan dari posisi ini dan
dilepaskan akan timbul suatu gaya atau torsi untuk menarik benda tersebut
kembali ke posisi setimbangnya. Akan tetapi pada saat benda tersebut
kembali ke posisi setimbangnya, benda tersebut telah memiliki energi
kinetik, sehingga melampaui posisi tersebut dan berhenti di suatu tempat
pada sisi yang lain, untuk kemudian kembali lagi ke posisi
kesetimbangannya. Contoh sederhana sisitem yang dapat mengalami gerak
periodik adalah sistem massa pegas dan pendulum. Pandulum adalah beban
yang diikat dengan tali dan digunakan pada suatu tempat dimana tali, jika
dengan sudut tertentu dilepaskan maka benda akan berayun pada bidang
vertikal karena pengaruh gravitasinya. Diketahui bahwa massa beban m dan
panjang tali l (massa tali diabaikan) seperti gambar 6.1.

Gambar 6.1 Skema Pandulum


Jika sudut θ sangat kecil, maka geraknya merupakan gerak osilasi
harmonik sederhana dengan perode :
𝑙
T = 2π √𝑔 (1)
Berdasarkan Bercobaan, nilai Periode ayunan Bandul matematis juga
dapat diperoleh dengan menggunakan persamaan :
𝑡
𝑇=𝑛 (2)
jika perode ayunan dan panjang tali diketahui maka percepatan
gravitasi (g) dapat ditentukan, yaitu
4𝜋 2 𝑙
g= (3)
𝑇2

C. Media/Alat/Bahan
Adapun alat dan bahan praktikum yang akan Anda pergunakan meliputi:
1. Statif (kayu, besi atau benda lain di sekitar yang dapat menggantungkan
beban)
2. Penggaris
3. Stopwatch
4. Neraca atau timbangan
5. Beban
6. Tali
7. Penggaris busur.
D. Aktivitas Pengamatan
1. Menyusun alat seperti gambar

Gambar 6.2 Rancangan Alat


2. Menimbang massa beban yang akan digunakan menggunakan neraca
3. Menggantungkan beban pada tali
4. Menyimpangkan bandul dengan sudut simpangan (θ) yang telah diukur
dengan busur, sehingga dapat memenuhi persyaratan bandul matematis.
5. Melepaskan bandul dan mengukur waktu (t) untuk n kali ayunan.
6. Mengulangi langkah (2) s.d. (5) untuk massa beban dan panjang tali yang
berbeda
7. Mencatat hasil pengamatan dalam tabel dan menghitung nilai periode (T)
dan percepatan gravitasi (g).

Sudut simpangan (θ) : .....


n : ......
Panjang Massa Waktu (s) (T Percobaan) Percepatan (T Perhitungan)
Tali (m) Beban 𝑡 Gravitasi 𝑙
𝑇=𝑛 𝑇 = 2𝜋√𝑔
(kg) (m/s2)

m1

m2

l1 m3

m4

m5

m1

m2

l2 m3

m4

m5

m1

m2

l3 m3
m4

m5

m1

m2

l4 m3

m4

m5

E. Analisis
1. Bagaimana pengaruh massa beban terhadap periode getaran yang
dihasilkan?
2. Bagaimana pengaruh panjang tali terhadap periode getaran yang
dihasilkan?
3. Berapa nilai percepatan gravitasi (g) yang dihasilkan pada percobaan?
4. Bagaimana perbandingan periode (Tpercobaan) dengan (TPerhitungan)?
F. Kesimpulan
(Membuat Kesimpulan)
Prediksikan:
Apakah akan ada yang terpengaruh dengan mengubah massa pendulum?
Apakah itu akan menyebabkan pendulum bergerak lebih cepat? Lebih
lambat? Apakah perubahan massa tersebut akan mengubah besar periode?
AZAS BLACK
7
A. Tujuan Kegiatan
Mahasiswa diharapkan dapat mengamati dan menentukan besarnya
jumlah kalor yang diterima dan dilepas pada larutan air.

B. Pendahuluan
Dalam percobaan ini, anda akan mengamati perubahan suhu
pada larutan air setelah dicampurkan dengan air yang berbeda
suhunya. Dalam kehidupan sehari-hari banyak peristiwa yang
menunjukkan adanya perpindahan suhu, seperti saat kita mandi
menggunakan air hangat atau saat membuat minuman hangat. Pada
percampuran ini akan dihasilkan air hangat yang suhunya lebih rendah
dari air mendidih dan akan lebih tinggi dari air yang digunakan. Hal
tersubut terjadi karena adanya perpindahan kalor. Kalor adalah energi
panas yang berpindah dari benda yang bersuhu lebih tinggi ke benda
yang bersuhu lebih rendah (Giancoli, 2001). Dari pengertian tersebut
jika Q adalah kalor, m adalah massa benda, c kalor jenis massa benda
dan T adalah suhu benda maka persamaan Asas Black dapat dituliskan
Qlepas = Qterima
(mc∆𝑡)benda bersuhu tinggi = (mc∆𝑡)benda bersuhu rendah

C. Media/Alat/Bahan
1. Timbangan analog/neraca pegas
2. Air bersuhu tinggi
3. Air bersuhu rendah (air es, es batu dan air suhu ruang)
4. Termometer celcius
5. Wadah air
6. Pengaduk

D. Aktivitas Pengamatan
1. Menimbang air es dan mengukur suhunya menggunakan
termometer lalu masukkan kedalam wadah
2. Menimbang air panas dan mengukur suhunya lalu masukkan dalam
wadah yang berisi air es
3. Mengaduk campuran larutan air panas dan air es
4. Mengukur suhu campuran larutan air panas dan air es
5. Mengulang langkah 1 dengan 5 kali masaa air es yang berbeda
6. Mengulang langkah 1-5 untuk suhu air yang berbeda (es batu dan
air suhu ruang)
7. Catat hasil pengamatan pada tabel
t1 m1 t2 m2 ta ta Q1 Q2
(pengukuran) (perhitungan)
Air Air es m2a
panas
m2b
m2c
m2d
m2e
Es batu m2a
m2b
m2c
m2d
m2e
Air m2a
suhu
ruang
m2b
m2c
m2d
m2e

Keterangan:
t1 = Temperatur benda yang mempunyai tingkat temperatur lebih
tinggi
m1 = Massa benda yang mempunyai tingkat temperatur lebih tinggi
t2 = Temperatur benda yang mempunyai tingkat temperatur lebih
rendah
m2 = Massa benda yang mempunyai tingkat temperatur lebih rendah
ta = Temperatur akhir pencampuran kedua benda
Q1 = Jumlah kalor yang dilepas
Q2 = Jumlah kalor yang diterima

E. Analisis
1. Bagaimana perbandingan Ta (pengukuran) dengan Ta (perhitungan) ?
2. Berapa jumlah kalor yang diterima dan dilepas larutan air tersebut?
3. Bagaimana kesesuaian percobaan yang anda lakukan dengan asas
black ?
F. Kesimpulan
8 GAS IDEAL

A. Tujuan Kegiatan
1. Mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan sifat-sifat gas ideal.
2. Mahasiswa diharapkan mampu menganalisis hubungan perubahan suhu dengan
volume.
3. Mahasiswa diharapkan mampu menganalisis hubungan jumlah partikel dengan
suhu.
4. Mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan hubungan tabrakan antar partikel dan
dinding dengan tekanan.
5. Mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi
difusi.

B. Pendahuluan
Dalam kegiatan ini, Anda akan menyelidiki hubungan teori kinetik gas dengan
sifat- sifat gas ideal, menjelaskan sifat-sifat gas ideal, menyelidiki hubungan
perubahan suhu dengan volume, menjelaskan hubungan tabrakan antar partikel dan
dinding dengan tekanan, serta Anda akan menyelidiki faktor-faktor yang
mempengaruhi difusi. Anda akan melihat bagaimana perubahan yang terjadi pada
kotak yang berisi partikel gas. Kemudian, Anda akan melihat apa yang akan terjadi
pada tiap partikel gas ketika variabel-variabel berubah.

C. Media/Alat/Bahan
1. Laptop
2. Virtual Lab PhET Gas Properties

D. Aktivitas Virtual Lab PhET Gas Properties


1. Klik link: https://phet.colorado.edu/en/simulation/gas-properties Gambar di
bawah ini adalah screen shot dari simulasi di website PhET:
2. Selanjutnya klik simbol play untuk menjalankan program simulasi Gas Properties
secara langsung pada laman phet.colorado.edu atau klik “Download” lalu
menjalankannya secara offline.
3. Gunakan secara bergantian dokumen panduan ini dan simulasi “Gas Properties”
untuk menyelesaikan aktivitas ini.

Ekplorasi Fase 1:

1. Pastikan bahwa simulasi berada pada tab ”Ideal”.


2. Centang kotak “Width”, “Stopwatch”, dan “Collision counter”. Layar Anda
akan tampak seperti berikut:

3. Selanjutnya, atur jumlah partikel, suhu, dan tekanan pada kotak.


4. Amati apa yang terjadi ketika salah satu variabel diubah.
5. Gunakan slow motion dan tombol pause/play untuk membantu Anda mengisi
tabel berikut: (melakukan eksperimen)

Jumlah Bagaimana
Jumlah partikel Total Suhu Tekan tabrakan
partikel “light” partike an antar partikel
“Heavy l dan
” partikel dengan
dinding.

Ketika total partikel semakin _________(banyak, sedikit), kecepatan gerak antar


partikel terbatas.
Ketika total partikel semakin _________(banyak, sedikit), tekanan pada kotak
mengalami kenaikan.
Ketika suhu pada kotak semakin _________(tinggi, rendah), partikel dalam kotak
akan mengalami pelepasan.
Ketika suhu pada kotak semakin _________(tinggi, rendah), kecepatan gerak
antar partikel terbatas. (menganalisis data)

Apa hubungan antara partikel dengan suhu, tekanan, tabrakan antar partikel, dan
tabrakan partikel dengan dinding?
________________________________________________________
________________________________________________________
_________________________________________________
(membuat kesimpulan) Prediksikan:
Apakah akan ada yang terpengaruh dengan mengubah jumlah partikel dalam kotak?
Apakah itu akan menyebabkan pergerakan antar partikel lebih cepat?
Lebih lambat? Apakah perubahan jumlah partikel tersebut akan mengubah suhu, tekanan,
dan volume? (merumuskan masalah)
Jika maka _____________.

(merumuskan hipotesis )
Penjelasan:
A. Klik ”Reset All”.
B. Set “Particles” untuk mengatur banyak/sedikit jumlah partikel.
C. Klik aplikasi “Width”, “Stopwatch”, dan “Collision Counter”. Layar Anda akan
tampak seperti berikut:

D. Atur perubahan suhu didalam kotak.


E. Ulangi langkah tersebut untuk jumlah partikel dan perubahan suhu berbeda.
(melakukan eksperimen)
F. Lakukan screenshot terhadap setiap data eksperimen Anda untuk dilampirkan
dalam laporan kegiatan praktikum Fisika Dasar 1.

Kecepatan gerak partikel (meningkat, berkurang, tetap sama) ketika jumlah partikel
ditambah.
Tekanan dalam kotak semakin (meningkat, berkurang, tetap sama) ketika jumlah
partakel ditambah.
(menganalisis data)
Apa yang dapat Anda simpulkan tentang hubungan antara jumlah partikel dengan
kecepatan gerak partikel?
__________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________
(membuat kesimpulan)
Eksplorasi Fase 2:

A. Klik tab “Explore” pada menu simulasi PhET Gas Properties.


B. Klik simbol “Particles” untuk menunculkan jumlah partikel.
C. Centang kotak “Width”, “Stopwatch”, dan “Collision counter”. Layar Anda
akan tampak seperti berikut:

D. Atur banyaknya partikel.


E. Lakukan kegiatan tersebut dengan mengubah volume dari kotak dan buka/tutup
kotak.
F. Amati perubahan yang terjadi.
G. Gunakan tombol pause/play untuk membantu Anda melakukan pengamatan.

Prediksi:
Apa yang akan terjadi ketika lebar kotak diubah? Bagaimana tekanan dipengaruhi oleh
lebar kotak? (merumuskan masalah)
Jika maka ___________

(merumuskan hipotesis)
Penjelasan:
Isilah tabel di bawah ini. Setiap kali Anda mengubah lebar kotak, reset semua dan centang
aplikasi “Width”. (Baris pertama adalah contoh pengisian) (melakukan eksperimen)
Jumlah Suhu Lebar Tekanan Apa yang
partikel terjadi pada
pergerakan
partikel?
100 Gerakan antar
(50 partikel 832 K 50 65,0 atm partikel
berat, nm sangat cepat
50 partikel karena volume
ringan) wadah terbatas.

Eksplorasi Fase 3:

1. Klik tab “Energy” pada menu simulasi PhET Gas Properties.


2. Centang kotak “Width” dan “Stopwatrch”.
3. Klik simbol “+Particles” untuk mengetahui rincian jumlah partikel.
4. Klik simbol “+Injection temperature” untuk mengatur injeksi suhu.
5. Pada kotak “Speed” centang simbol lingkaran biru dan merah untuk
mengetahui grafik kecepatan partikel.
6. Pada kotak “Kinetic Energy” centang simbol lingkaran biru dan merah untuk
mengetahui grafik energi kinetik partikel.
7. Sehingga, layar Anda akan tampak seperti berikut:

8. Set jumlah partikel.


9. Amati perubahan yang terjadi.
10. Klik tombol pause/play untuk memudahkan melakukan
pengamatan.
Prediksi:
Apa yang akan terjadi ketika jumlah partikel bertambah? Bagaimana kecepatan dan
energi kinetik ketika jumlah partikel bertambah? (merumuskan masalah)
Jika maka __________.

(merumuskan hipotesis)

Penjelasan:
Isilah tabel di bawah ini. Setiap kali Anda mengubah jumlah partikel, reset semua,
centang grafik kecepatan dan grafik energi kinetik (melakukan eksperimen)

Kecepatan rata-rata Grafik


Jumlah partikel Grafik
partikel kecepatan
energi
Berat Ringan Berat Ringan rata-rata
kinetik

Eksplorasi Fase 4:

1. Klik tab “Diffusion” pada menu simulasi PhET Gas Properties.


2. Centang kotak “Center of Mass” untuk mengetahui pusat massa partikel.
3. Centang kotak “Particle Flow Rate” untuk melihat laju pergerakan aliran
partikel.
4. Centang kotak “Scale” untuk mempermudah melihat skala pada kotak tersebut.
5. Centang kotak “Stopwatch” untuk mengukur waktu yang diperlukan
dalammelakukan difusi.
6. Klik “+Data” untuk melihat jumlah partikel dan suhu pada tiap sisinya. Layar
Andaakan tampak seperti berikut:
7. Lakukan kegiatan Anda dengan mengubah jumlah partikel, massa partikel, radius,
dan temperature awal.
8. Setelah itu, klik tombol “Remove Divider”.
9. Amati proses difusi yang terjadi.
10. Klik tombol pause/play untuk memudahkan Anda dalam melakukan
pengamatan.

Prediksi:
Apa yang akan terjadi ketika jumlah partikel biru dan partikel merah berbeda? Bagaimana
tekanan difusi dipengaruhi oleh jumlah masing-masing partikel? (merumuskan
masalah)
Jika maka __________.

(merumuskan hipotesis) Penjelasan:


Isilah tabel di bawah ini. Setiap kali Anda mengubah jumlah partikel, massa partikel, dan
menghapus membran pembatas. (Baris pertama adalah contoh pengisian) (melakukan
eksperimen)

Jumlah Suhu Jumlah partikel Suhu saat


pratikel sebelum saat terjadi terjadi difusi
sebelum difusi difusi difusi
Sisi Sisi Sisi Sisi Sisi Sisi Sisi Sisi
kiri kanan kiri kanan kiri kanan kiri kanan
90 60 400 K 300 K 87 67 356 365 K
K
Pertanyaan (menganalisis data dan membuat kesimpulan)
Apa hubungan antara suhu dengan tekanan, jumlah partikel, dan volume?
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
Apa hubungan antara tekanan dengan jumlah partikel dan volume?
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
Apa hubungan antara membran pembatas dengan terjadinya proses difusi?
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
Apa hubungan antara kecepatan partikel dengan energi kinetik?
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
Bandingkan Tekanan dengan Volume:

Jika ada seorang penjual balon berisi gas helium, ia berkata “Tekanan pada balon ini sama
dengan jumlah volumenya”. Bagaimana pendapat Anda? Apakah Anda setuju atau tidak
dengan pernyataan penjual balon tersebut?
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________

Jika Anda melakukan proses difusi, bagaimana Anda mendesain proses tersebut? Apakah
Anda akan menggunakan membran pembatas?

Aplikasi
Pilih tab ”Diffusion”.
Desain sebuah wadah untuk membuat proses difusi. Anggap
terdapat 2 jenis benda yang berbeda.
Benda-benda dalam wadah tersebut harus dapat melakukan
proses difusi.

Sumber : editorial.id
Jelaskan pilihan desain Anda; Anda harus menggunakan kosakata berikut:
Jumlah partikel, tekanan, suhu, volume, konsentrasi, difusi, membrane, dan
teori kinetik gas.
Daftar Pustaka
Adam, A. S., Anggrayni, S., Kholiq, A., Putri, N. P., & Suprapto, N. (2018). Analysis
of graphical representation among freshmen in
undergraduate physics laboratory. Journal of Physics: Conference Series , 1-
7.
Alonso, M. & Finn EJ. (1990).Dasar Dasar Fisika Universitas I (terjm.). Erlangga:
Jakarta.
Anggrayni, S., Mubarok, H., Putri, N. P., Suprapto, N., & Kholiq, A. (2018). The
diffrerences in analysing strategy of viscosity experiment between freshmen and
laboratory assistant. Journal of Physics: Conference Series , 1-5.

Bevington, Philip R. (1969).Data Reduction and Error Analysis for the Physical Siences,
McGraw- Hill, New York.
Deta, U. A., Mubarok, H., Suprapto, N., Adam, A. S., & Kholiq, A. (2018). The
Comparison of Static Friction Coefficient on Wood Between the Combination
of Wood-Metal Load System and Wood-Sand Load System. Atlantis Highlights
in Engineering (AHE) , I, 887- 890.
Halliday & Resnick. (1986). Fisika I (terjemahan.). Jakarta: Erlangga.
Lutfiyah, A., Adam, A. S., Suprapto, N., Kholiq, A., & Putri, N. P. (2018). Correction
factors in determining speed of sound among freshmen in undergraduate
physisc laboratory. Journal of Physics: Conference Series , 1-6.
Mubarok, H., Lutfiyah, A., Kholiq, A., Suprapto, N., & Putri, N. P. (2018). The
performance assessment of undergraduate students in physics laboratory by
using guided inquiry. Journal of Physics: Conference Series , 1-10.

Mubarok, H., Suprapto, N., & Adam, A. S. (2019). Using Inquiry-Based


Laboratory to improve students' Higher Order Thinking Skills (HOTs). Journal
of Physics: Conference Series , 1-5.

Sears FW. (1986). Mekanika, Panas dan Bunyi. Bandung: Binacipta.

Suprapto, N., Deta, U. A., Adam, A. S., Mubarok, H., & Kholiq, A. (2018). Journal of
Physics: Conference Series through Optical Sensor and Receptor Pad
Apparatus. Atlantis Highlights in Engineering (AHE) , I, 882-886.

Anda mungkin juga menyukai