1. Tahap Diskusi
Kegiatan Diskusi dalam praktikum Fisika Dasar dilakukan secara
bersama dan dipergunakan untuk membekali mahasiswa agar
siap dalam melaksanakan suatu jenis/judul praktikum tertentu.
Beberapa kemampuan dasar yang perlu dimiliki mahasiswa sebelum
melakukan praktikum antara lain
a. memahami tujuan praktikum yang akan dilakukan;
b. memahami konsep-konsep yang terkait dalam praktikum;
c. mampu mengidentifikasi variabel yang harus diukur dan dihitung;
d. memahami spesifikasi dan cara menggunakan alat – alat praktikum
yang akan digunakan dalam laboratorium virtual;
e. mampu menentukan data-data yang harus diperoleh, cara
memperoleh, serta cara menganalisisnya;
f. Membuat PPT bab 1 (latar belakang, rumusan masalah, dan tujuan),
bab 2 (dasar teori) dan bab 3 (alat dan bahan, gambar percobaan,
variabel-variabel dan langkah percobaan);
g. Menulis laporan bab 1 (latar belakang, rumusan masalah, dan tujuan),
bab 2 (dasar teori) dan bab 3 (alat dan bahan, gambar percobaan,
variabel-variabel dan langkah percobaan);
2. Tahap pelaksanaan praktikum
Pada tahap pelaksanaan praktikum, mahasiswa dilatih bertindak
sebagai seorang peneliti. Oleh karena itu, mahasiswa dituntut untuk
bersikap obyektif, sistematis, logis dan teliti. Pada tahap ini, kegiatan
yang dilakukan mahasiswa adalah melaksanakan praktikum secara
individu sesuai dengan judul praktikum yang telah ditetapkan dengan
materi seperti yang terdapat dalam buku panduan ini. Selanjutnya
kegiatan yang dilakukan mahasiswa diamati oleh pembimbing yang
mencakup aspek afektif (sikap) dan aspek psikomotor (keterampilan)
kemudian diberi skor tertentu berdasarkan skala sikap yang telah
ditetapkan.
Aspek yang dievaluasi pada tahap pelaksanaan praktikum ini, meliputi:
a. kemampuan menggunakan alat laboratorium virtual
b. kemampuan menggunakan dan membaca skala alat ukur dengan
benar;
3. Tahap pelaporan:
Setelah mahasiswa melaksanakan praktikum secara virtual,
mahasiswa mendapatkan data - data pengukuran. Data tersebut diolah
dan dianalisis untuk selanjutnya dibuat laporan praktikumnya dalam
format seperti contoh: laporan yang terlampir pada buku panduan ini.
Hasil laporan praktikum tersebut akan dievaluasi oleh pembimbing
dengan memberi skor tertentu sesuai acuan yang telah ditetapkan.
Aspek - aspek penilaian laporan, meliputi: a.
kemampuan menulis abstrak;
b. kemampuan menulis dasar teori ringkas yang mendukung percobaan;
c. kemampuan merumuskan langkah-langkah percobaan;
d. kemampuan menganalisis data beserta perhitungan ralatnya dan
menjawab pertanyaaan dengan benar;
e. kemampuan mendiskusikan hasil analisis data; dan
f. kemampuan merumuskan kesimpulan.
Keterangan: Pada kegiatan praktikum yang dilakukan di laboratorium
maya, tahap praktikum yang dilaksanakan setelah tahap diskusi
D. Penilaian Praktikum Fisika Dasar
Penilaian praktikum dilakukan secara individu
1. Penilaian tahap pelaksanaan praktikum
N Uraian Skor
1 Kemampuan merangkai alat virtual dengan
2 Kemampuan mendapatkan data dengan benar
Jumlah
(Mubarok, 2018)
2. Penilaian tahap pelaporan
No Uraian Skor
1 kemampuan menulis abstrak
2 kemampuan menulis dasar teori ringkas yang
mendukung percobaan
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Merupakan uraian dari alasan praktikan melakukan praktikum yang
dilakukan
B. Rumusan Masalah
Merupakan pertanyaan-pertanyaan singkat yang menjadi masalah
sehingga dilakukan praktikum untuk mendapatkan jawaban
C. Tujuan
Merupakan uraian yang ingin didapatkan setelah melakukan
praktikum
DAFTAR PUSTAKA
Merupakan kumpulan sumber-sumber yang diambil dalam
pembuatan laporan resmi. Sumber dapat dari buku maupun internet
yang dapat dipertanggungjawabkan isinya.
LAPORAN SEMENTARA
Merupakan uraian data yang telah diambil ketika kegiatan
praktikum yang kemudian disahkan oleh asisten laboratorium atau
pembimbing praktkum.
LAMPIRAN
Merupakan uraian-uraian yang tidak disampaikan dalam isi laporan
seperti perhitungan data untuk mendapatkan hasil dan taraf ketelitian
serta gambar pendukung.
KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN DAN ANGKA PENTING
A. Ketidakpastian Hasil Pengukuran dalam Eksperimen dan Kesalahan
Semua pengukuran besaran fisika sudah tentu mengandung
ketidakpastian. Seberapa tepat, seberapa akurat dan seberapa jauh hasil suatu
pengukuran eksperimen akan dapat dipercaya, maka hal itu sangat ditentukan
oleh seberapa akurat kita dapat menaksir atau memperkirakan harga
ketidakpastian pengukuran tersebut. Misal, harga sebuah tahanan/resistor
yang diukur dengan menggunakan alat multimeter digital yang akurat adalah
sebesar 20.03 ± 0.01 . Angka tersebut mempunyai arti bahwa hasil
pengukuran harga tahanan yang benar diharapkan terletak diantara 20.02
hingga 20.04 . Rentang angka dimana harga yang diharapkan tersebut
terletak disebut sebagai ketidakpastian suatu pengukuran.
Angka tersebut sekaligus juga menyatakan keakuratan atau ketepatan data
hasil pengukurun kita. Semakin sempit rentang angka, maka semakin tepat
dan akuratlah data hasil pengukuran kita, demikian juga sebaliknya.Kita juga
sering mengatakan bahwa selisih antara harga yang benar dari suatu besaran
dengan harga terukurnya dianggap sebagai
“kesalahan” atau “error” dari pengukuran yang telah dilakukan. Sebenarnya,
perbedaan tersebut lebih tepat bila disebut sebagai “deviasi” atau
“simpangan” dari pengukuran. Sedangkan kata error dipergunakan untuk
menyatakan maksud bila kita telah melakukan suatu kesalahan pada
umumnya.
Dalam banyak pengukuran, harga yang benar dari suatu besaran seringkali
tidak diketahui atau bahkan mungkin tidak dapat diketahui. Sebagai contoh,
untuk mengukur suatu besaran fisis tertentu yang sama, dua kelompok
mahasiswa menggunakan alat dan metode eksperimen yang sama serta
tingkat ketelitian kerja yang dapat dikatakan sama pula, namun ternyata
mereka memperoleh hasil pengukuran yang agak berbeda satu dengan
lainnya, misal (5.00 ± 0.02) dan (5.02 ± 0.02). Masing-masing kelompok
mengklaim bahwa error yang telah mereka peroleh lebih kecil dibanding error
milik kelompok lain. Nah, untuk contoh kasus ini, yang sesungguhnya terjadi
adalah kedua kelompok mahasiswa tersebut telah bekerja dengan benar, yaitu
mengikuti langkah atau prosedur eksperimen secara benar, tingkat ketepatan
dan ketelitian pengukuran yang dipergunakan juga sudah benar, sehingga
hasil yang mereka peroleh juga benar, meski (secara tidak sengaja) mereka
memperoleh harga yang sedikit berbeda satu sama lain – dan itu tidak berarti
bahwa kedua kelompok telah melakukan kesalahan atau error.
B. Pentingnya Ketidakpastian Hasil Pengukuran dalam Eksperimen
Untuk menerangkannya, sekarang kita pergunakan lagi contoh hasil
pengukuran terhadap harga tahanan tersebut diatas. Bila tahanan tersebut
dipanaskan hingga mencapai suhu 100oC, ternyata harga tahanan terukur
menjadi 20.04 . Apa maksudnya ini? Apabila kedua harga tersebut diatas
(sebelum dan sesudah dipanaskan, yaitu 20.03 dan 20.04 ) dipakai tanpa
memperhitungkan faktor ketidakpastiannya, maka kita akan menyimpulkan
bahwa telah terjadi peningkatan harga tahanan sebesar 20.04 – 20.03 = 0.01
. Sebaliknya, dengan memperhitungkan faktor ketidakpastian yang sama
untuk pengukuran harga tahanan pada suhu 100oC yaitu ± 0.01 , maka dapat
dikatakan bahwa harga yang sebenarnya dari tahanan mungkin tidak berubah,
atau bahkan harganya telah turun. Jadi telah terjadi perubahan harga tahanan
yang terukur dari - 0.01 hingga +0.03 .
Dari contoh tersebut diatas dan juga untuk kasus-kasus lain pada
umumnya, terlihat jelas bahwa ketidakpastian suatu pengukuran adalah faktor
yang sangat penting untuk diperhitungkan dalam kegiatan eksperimen, karena
hal itu menunjukan seberapa akurat dan tepat data hasil pengukuran kita
terhadap harga yang sebenarnya.
Untuk keperluan lebih luas lagi, sebenarnya ada tiga alasan utama
mengapa kita harus memperhitungkan faktor ketidakpastian dan atau
ketepatan setiap kali kita mengambil data dalam bereksperimen, yaitu:
1. Agar orang lain yang nantinya akan menggunakan data hasil pengukuran
kita, dapat mengetahui secara persis seberapa tepat dan akurat data-data
tersebut untuk keperluan mereka sendiri;
2. Agar hipotesa-hipotesa yang mendasarkan pada data-data hasil
pengukuran kita tersebut akan dapat ditarik dan diuji kebenarannya secara
tepat; dan
S = 10 𝑐𝑚
∆𝑠 = 0,1 𝑥 0,5 = 0,05 𝑐𝑚
𝑡𝑎𝑟𝑎𝑓
𝑘𝑒𝑡𝑒𝑙𝑖𝑡𝑖𝑎𝑛 = 100, % − 0,5% = 99,50%
b. Ketidakpastian Pengukuran Berulang
Hasil pengukuran x yang dilakukan berulang sebanyak n, maka
penulisan hasil akhirnya ditulisakan sebagai 𝑥 ± ∆𝑥 dengan 𝑥 adalah
ratarata dan ∆𝑥 adalah ketidakpastian mutlak.
𝛿2 = 0,12
𝑛 = 10 𝑠 = 100 𝛿 =0
Ada beberapa cara untuk menentukan hasil akhirnya, yaitu:
i. Cara 1
v. Cara 5
vi. Cara 6
𝑅 = 𝑟 ± ∆𝑟 dengan
Contoh 1:
Hasil pengukuran panjang, lebar, dan tebal balok masing-masing adalah
sebesar
20 ± 0,05 𝑐𝑚, 10 ± 0,05 𝑐𝑚, dan 5 ± 0,05 𝑐𝑚. Berapakan volume balok
beserta ketidakpastiannya?
Jawab:
Volume balok adalah
𝑉 =𝑝𝑥𝑙𝑥𝑡
= 20 𝑥 10 𝑥 5 = 1000 𝑐𝑚3
Ketidakpastian Volume balok adalah
dengan
dengan
F. Grafik
Grafik dapat digunakan untuk mengetahui hubungan dari dua variabel.
Garafik yang menghasilkan garis lurus atau linear memiliki persamaan garis
lurus berupa y = mx + c dimana c adalah perpotongan garis terhadap sumbu
y dan m adalah gradien, yaitu kemiringan garis. Untuk mencari suatu nilai
dari hasil percobaan melalui grafik dapat dilakukan dengan cara
memasukkan komponen variabel terikat dalam y dan memasukkan variabel
Bebas dalam x sehingga m merupakan komponen dari nilai yang dicari
(Adam, 2018). Nilai taraf ketelitian dari suatu grafik dapat diketahui dengan
R2 x 100%.
Dari grafik dapat diketahui bahwa waktu (t) sebagai y, jarak (s) sebagai
x sehingga dalam persamaan t = s/v, m merupakan nilai dari 1/v atau v =
1/m. Nilai m pada grafik adalah 0,212 sehingga nilai v adalah 1/0,212 =
4,717 cm/s dengan taraf ketelitian sebesar 0,9933 x 100% = 99,33 %
G. Angka Penting
Untuk menuliskan hasil pengukuran dari suatu kegiatan praktikum,
maka kita perlu memperhatikan tata cara penulisan angka penting. Tingkat
ketelitian dari suatu pengukuran akan tercermin dari jumlah angka penting
yang dituliskan pada laporan praktikum kita.
Angka penting adalah angka hasil perhitungan yang diperoleh dari
kegiatan pengukuran dalam praktikum. Jumlah angka penting menunjukkan
seberapa akurat dan seberapa teliti hasil pengukuran kita terhadap suatu
besaran tertentu.
a. Ketentuan Angka Penting
i. Jika terdapat tanda koma (bilangan desimal), maka angka nol atau
angka bukan nol paling kanan merupakan angka penting paling
kanan;
ii. Jika tidak ada tanda koma, maka angka bukan nol yang terletak
paling kanan merupakan angka penting paling kanan;
iii. Jika ada atau tidak ada tanda koma, maka angka bukan nol paling
kiri merupakan angka penting paling kiri; dan
iv. Angka-angka yang berada diantara angka penting paling kiri dan
angka penting paling kanan adalah angka penting.
b. Angka Penting dari Hasil Pengukuran
Angka penting yang dperoleh dari hasil pengukuran terdiri dari angka
pasti dan angka taksiran. Angka taksiran disebut sebagai angka yang
diragukan. Makin teliti suatu pengukuran, makin banyak jumlah angka
penting yang dituliskan. Misal, untuk mengukur panjang benda
dipergunakan mistar yang mempunyai nilai terkecil 0,1 cm. Dari hasil
pengukuran, didapat:
X = 12,5 cm dengan ketidakpastian mistar sebesar ±0,05 cm. hasil
pengukuran tersebut dituliskan
X = (12,50 ± 0,05) cm
c. Pembulatan Angka Penting
Apabila jumlah angka penting pada suatu bilangan akan dikurangi, maka
beberapa angka penting harus dihilangkan. Jika angka pertama yang
dibuang adalah:
Contoh:
1482,372 + 13,8 + 1,49 = 1497,5.
ii. Perkalian dan Pembagian
Jumlah angka penting dari hasil perkalian atau pembagian antara
dua atau lebih bilangan, adalah satu lebih banyak dari jumlah angka
penting paling kecil yang dipunyai oleh bilangan-bilangan yang
dikalikan atau dibagikan tersebut.
Contoh:
1.55 x 72.431 x 125.025 = 14036,31295
Angka penting paling sedikit adalah bilangan 1,55, yaitu 3 angka
penting sehingga jumlah angka penting dari hasil perkalian adalah 3
+ 1 = 4 angka
penting. 14036,31295 dibulatkan sampei menjai 4 angka penting,
yaitu 14040 atau 1,404 x 104.
H. Definisi Operasional Variabel
Definisi Operasional variabel merupakan uraian pengertian dari suatu
variabel dalam praktikum. Hal ini penting dan diperlukan agar pengukuran
variabel atau pengumpulan data (variabel) itu konsisten antara sumber data
yang satu dengan sumber data yang lain. Disamping variabel harus di
definisi operasionalkan yang juga perlu dijelaskan cara atau metode
pengukuran, hasil ukur atau kategorinya, serta skala pengukuran yang
digunakan. Berikut ini merupakan contoh definisi operasional varibel pada
percobaan viskositas dengan variabel bebas massa
1 GAYA DAN GERAK
A. Tujuan Kegiatan
Setelah melakukan kegiatan virtual lab ini, mahasiswa diharapkan dapat:
1. Menentukan hubungan antara gaya total dengan pecepatan.
2. Menentukan hubungan antara massa dengan percepatan.
3. Menentukan hubungan antara percepatan, gaya, dan massa dan kaitannya
dengan hukum kedua Newton.
4. Menentukan percepatan suatu sistem.
B. Pendahuluan
Suatu benda dapat mengalami gerak saat diberikan gaya padanya. Pun juga,
gaya suatu benda dapat bertambah atau berkurang berdasarkan gerak suatu
benda. Gaya dan gerak memiliki hubungan yang menarik dalam pembahasan
fisika. Sir Isaac Newton mengkaji fenomena gerak dan gaya hingga
menghasilkan 3 (tiga) Hukum Newton tentang Gerak. Hukum I Newton
menyatakan,”Setiap benda yang diam akan tetap diam atau bergerak dengan
kecepatan konstan jika awalnya bergerak, jika tidak ada gaya luar yang bekerja
padanya.”
ΣF = 0
Faksi = Freaksi
Selain gaya tarik dan gaya dorong, suatu benda yag bergerak dapat
dipengaruhi oleh adanya gaya gesek. Gaya gesek adalah gaya yang bekerja pada
permukaan benda yang bersentuhan dengan arah gaya yang berlawanan dengan
arah gerak benda. Gaya gesek mempengaruhi besarnya resultan gaya yang
bekerja pada benda sehingg dapat mempengaruhi percepatan gerak sistem.
C. Alat dan Bahan
1. Laptop/PC/Tablet/Smartphone.
2. PhET
D. Aktivitas Virtual Lab Gaya dan Gerak dengan simulasi Forces and Motion:
Basics
1. Klik link https://phet.colorado.edu/en/simulation/forces-and-motion-basics
Gambar di bawah ini adalah screen shot dari simulasi di website PhET:
)
2. Selanjutnya klik Play button di bagian tengah gambar (untuk menjalankan program
simulasi Forces and Motion:Basics secara langsung pada laman phet.colorado.edu
atau klik “Download” lalu menjalankannya secara offline. Setelah klik tombol
play atau membuka file hasil download aplikasi html Forces and Motion:Basics,
maka akan muncul tampilan seperti gambar berikut:
3. Gunakan secara bergantian dokumen panduan ini dan simulasi “Forces and
Motion: Basics” untuk menyelesaikan aktivitas ini.
1. Pilih option”Motion” dalam simulasi PhET Forces and Motion: Basics. Lalu
centang kotak pada bagian ”Force”, ”Value”, ”Masses”, dan ”Speed” sehingga
tampak seperti gambar berikut:
2. Tempatkan tempat sampah di atas skater. Gunakan stopwatch pada smartphone
Anda untuk mengukur waktu yang dibutuhkan untuk mencapai kecepatan
maksimal dengan menerapkan gaya 50 N (set pada”Applied Force”). Coba lagi
dengan gaya 100 N, 200 N, dan 300 N. Jangan lupa setel ulang simulasi agar
muncul gaya, nilai, massa, dan kelajuan.
Benda Waktu yang dibutuhkan untuk
mencapaikecepatan
maksimum (sekon)
Lemari Es
Peti
Anak kecil
Orang dewasa
3. Ulangi lagi langkah percobaan pada poin 2 untuk lemari es dan peti. Catat
temuan Anda dalam tabel dan jelaskan temuan Anda berdasarkan data yang
diperoleh.
Gaya yang diberikan (N) Waktu yang dibutuhkan untuk
mencapai kecepatan
maksimum (sekon)
50
100
200
300
4. Jangan lupa untuk melakukan identifikasi variabel dan menuliskan definisi
operasional variabel pada laporan Anda!
5. Jelaskan bagaimana observasi Anda ini mendukung pernyataan Hukum II
Newton!
6. Setel ulang simulasi PhET Forces and Motion: Basics dan pilih opsi
Friction.
2. Setel ulang aplikasi. Centang kotak yang bertuliskan "Value" dan "Speed"
3. Terapkan gaya 50 N ke peti, klik perlahan untuk meningkatkan jumlah gaya yang
diterapkan sampai Anda mencapai 350 N dari gaya yang diterapkan. Jelaskan
bagaimana gaya gesekan berubah saat Anda meningkatkan penerapan gaya!
4. Setel ulang aplikasi simulasi Forces and Motion: Basics. Centang kotak yang
bertuliskan "Value" dan "Speed". Geser gesekan (friction) ke arah maksimum.
Terapkan gaya 50 N ke peti, klik perlahan untuk meningkatkan jumlah gaya yang
diterapkan sampai Anda mencapai 350 N dari gaya yang diterapkan. Jelaskan
bagaimana gaya gesekan berubah saat Anda meningkatkan penerapan gaya!
5. Setel ulang aplikasi simulasi Forces and Motion: Basics. Centang kotak yang
bertuliskan "Value" dan "Speed". Tempatkan peti lain di atas peti yang pertama
di atas skate board. Terapkan gaya 50 N ke peti, klik perlahan untuk
meningkatkan jumlah gaya yang diterapkan sampai Anda mencapai 350 N dari
gaya yang diterapkan. Jelaskan bagaimana gaya gesekan berubah saat Anda
meningkatkan penerapan gaya!
6. Setel ulang aplikasi. Centang kotak yang bertuliskan "value" dan "speed".
Terapkan gaya 200 N ke peti sampai speedometer mencapai sekitar 1/2
maksimumnya. Cepat ubah gaya yang diterapkan menjadi nol dan jelaskan
bagaimana gaya gesekan berubah sampai kotak berhenti bergerak.
E. Tugas
Sebuah balok bermassa 10 kilogram ditempatkan pada lintasan sepanjang
5 meter. Salah satu ujung lintasan dinaikkan setinggi 3 meter. Koefisien gesek
statis dan kinetis antara permukaan benda dan permukaan lintasan
masingmasing bernilai 0,7 dan 0,5. Apakah benda diam atau bergerak? Berikan
penjelasan! dan jika bergerak, berapakan percepatannya? (g = 10 m/s2)
2 PUSAT MASSA
A. TUJUAN KEGIATAN
1. Menentukan nilai titik koordinat dari pusat massa suatu benda
2. Menganalisis pusat massa suatu benda yang dihasilkan melalui percobaan
dengan teori
B. PENDAHULUAN
Semua partikel zat dalam suatu benda mengalami gaya tarik bumi dan
gaya tunggal yang disebut dengan berat benda yang merupakan resultan dari
semua gaya tarik tersebut. Setiap benda, terdiri atas partikel yang masing-masing
memiliki berat. Oleh karena itu, tiap partikel mempunyai berat dan titik berat
yang berbeda-beda. Resultan dari seluruh berat partikel inilah yang disebut
dengan pusat massa. Pusat massa dapat diartikan sebagai titik tempat
berpusatnya massa atau berat dari suatu benda.
E. DATA
Percobaan Bentuk (X ; Y) cm
Ke- Benda
Metode Praktikum Metode Perhitungan
(Kertas Milimeter) (Teori)
(XAB;YAB) (XAB;YAB)
1
2
3
4
5
F. Pertanyaan
1. Bagaimana cara menentukan pusat massa benda beraturan melalui perhitungan
dan melalui praktikum?
Apakah suatu benda memiliki dua pusat massa atau lebih? Jelaskan
PROJECTILE MOTION
3 (GERAK PROYEKTIL)
A. Tujuan Kegiatan
Setelah melakukan kegiatan virtual lab ini, mahasiswa diharapkan dapat:
1. Menganalisis hubungan antara gerak lurus beraturan, gerak lurus
berubah beraturan, dan gerak parabola.
2. Menganalisis gerak parabola pada berbagai benda.
B. Pendahuluan
Dalam kegiatan ini, Anda akan menyelidiki hubungan antara gerak lurus
beraturan, gerak lurus berubah beraturan, dan gerak parabola serta menyelidiki
gerak parabola pada berbagai benda. Anda akan melihat bagaimana gerak
digunakan dan berubah melalui pengukuran dari ledakan sebuah meriam.
Kemudian, Anda akan melihat apa yang akan terjadi pada gerak parabola ketika
ditambahkan hambatan udara. Serta, Anda akan mengetahui perbedaan gerak
parabola pada berbagai benda.
Eksplorasi Fase 1
1. Pastikan bahwa simulasi berada pada tab”Introduction”.
2. Centang kotak aplikasi vektor kecepatan dan vektor percepatan.
3. Sesuaikan ketinggian, sudut meriam, dan kecepatan awal pada bagian kiri.
Layar Anda akan tampak seperti ini.
(melakukan eksperimen)
Perpindahan
Benda
Hambatan Udara Tanpa hambatan udara
1
2
3
4
5
(menganalisis data)
Ketika massa benda semakin (besar, kecil), perpindahan
dengan hambatan udara lebih (jauh, dekat) dari titik awal
Ketika massa benda semakin (besar, kecil), perpindahan tanpa
hambatan udara lebih (jauh, dekat) dari titik awal
(membuat kesimpulan)
Apa hubungan antara massa benda dan perpindahan dari proyektil?
(merumuskan hipotesis)
Prediksikan:
Apakah akan ada yang terpengaruh dengan mengubah berbagai jenis benda?
Apakah itu menyebabkan perpindahan lebih jauh? Lebih lambat? Apakah
perubahan benda tersebut akan mengubah waktu tempuh benda ditembakkan
sampai jatuh ke tanah?
Jika________________________________maka______________________
Penjelasan:
(merumuskan hipotesis)
Penjelasan:
Isilah tabel di bawah ini. Setiap kali Anda mengubah massa benda, diameter
benda, reset semua dan centang hambatan udara. (Baris pertama adalah contoh
pengisian)
(melakukan eksperimen)
Vo Hambatan udara Tanpa hambatan
(m/s) udara
Vektor Vektor Vektor Vektor
Perpind Perpinda
Total Kompone Total Kompon en
ahan han
n
10 m 11 m
Eksplorasi Fase 3:
1. Klik tab “Drag” pada menu simulasi PhET Projectile Motion.
2. Atur kecepatan awal, ketinggian proyektil, dan sudut elevasi.
3. Atur massa benda, diameter benda, dan ketinggian dari permukaan bumi
(Altitude).
4. Centang “Velocity vectors dan Force vectors” untuk mengetahui bentuk
vector. Layar Anda akan tampak seperti berikut:
5. Lakukan percobaan sebanyak 5 kali dengan Drag Coefficient yang berbeda.
6. Klik simbol “Ledakan Meriam”.
7. Amati perubahan yang terjadi pada Drag Coefficient yang berbeda.
Prediksi:
Apa yang akan terjadi ketika Drag Coefficient berubah?
Bagaimana Drag Coefficient mempengaruhi bentuk benda dan perpindahan?
(merumuskan masalah)
Jika___________________maka__________________________-.
(merumuskan hipotesis)
Penjelasan:
Isilah tabel di bawah ini. Setiap kali Anda mengubah Drag Coefficient, reset
semua dan atur
Altitude. (Baris pertama adalah contoh pengisian)
(melakukan eksperimen)
Eksplorasi Fase 4:
1. Klik tab “Lab” pada menu simulasi PhET Projectile Motion.
2. Atur kecepatan awal, ketinggian proyektil, dan sudut elevasi.
3. Atur jenis benda, massa benda, dan diameter benda.
4. Centang “Air Resistance” untuk menambahkan hambatan udara. Layar Anda
akan tampak seperti berikut:
(merumuskan hipotesis)
Penjelasan:
Isilah tabel di bawah ini. (Baris pertama adalah contoh pengisian)
(melakukan eksperimen)
Perpindahan Waktu
Besar sudut
elevasi Tanpa Tanpa
Hambatan Hambatan
hambatan hambatan
udara udara
udara udara
80º 11,1 m 11,0 m 3,60 s 3,61 s
Perpindahan Waktu
Nilai
Percepatan Tanpa Tanpa
Hambatan Hambatan
Grafitasi hambatan hambatan
udara udara
udara udara
9,81 m/s2 11,1 m 11,0 m 3,60 s 3,61 s
Pertanyaan
Jika terdapat pernyataan “Ketika Anda bermain bola basket, maka percepatan
yang dialami bola merupakan besaran konstan”, Apakah Anda setuju atau
tidak dengan pernyataan tersebut? Jelaskan tanggapan Anda!
Aplikasi
Jika Anda sedang bermain bola basket, bagaimana Anda mengatur agar bola
tepat masuk ke dalam ring?
A. TUJUAN
Mahasiswa diharapkan dapat menganalisis kecepatan gravitasi atau gerak
jatuh bebas.
B. PENDAHULUAN
Gerak jatuh bebas adalah gerak jatuh benda pada arah vertikal dari
ketinggian tertentu tanpa kecepatan awal (Giancolli, 2001). Galileo
menyatakan bahwa untuk gerak jatuh bebas semua benda akan jatuh dengan
percepatan yang sama jika tidak ada udara dan hambatan lainya (Young,
2002). Gerak jatuh bebas adalah gerak benda karena adanya gaya gravitasi
bumi yang dianggap konstan, sehingga benda bergerak lurus berubah
beraturan dengan lintasan vertikal. Kondisi yang harus dipenuhi untuk gerak
semacam ini adalah jarak tempuh tidak terlalu besar, gaya-gaya selain gaya
gravitasi bumi diabaikan, serta kecepatan awal nol. Jika h adalah jarak
tempuh, g adalah percepatan gravitasi bumi, v adalah besar kecepatan benda
setelah menempuh jarak h, dan t adalah waktu tempuh, maka untuk gerak
jatuh bebas, berlaku:
h= (1)
C. MEDIA/ALAT/BAHAN
1. Benda berupa bola/kelereng/plastisin
2. Pita ukur/meteran
3. Neraca pegas/neraca tepung analog
4. Stopwatch
D. LANGKAH PERCOBAAN
1. Siapkan alat dan bahan yang digunakan.
2. Ukur massa benda yang digunakan.
3. Lakukan percobaan dengan jarak/ketinggian yang berbeda sebanyak 10
kali dengan menggunakan pita ukur. (rentang jarak 30 cm- 150 cm)
4. Lepaskan bola/kelereng dari setiap ketinggian dan ukur selang waktu
jatuhnya bola (selang waktu mulai bola dilepaskan sampai menumbuk
lantai) secara bergantian dengan stopwatch.
5. Lakukan pengulangan sebanyak 5 kali pada setiap jaraknya.
6. Tulislah hasil percobaan pada table data.
7. Lakukan percobaan untuk massa benda yang berbeda (dengan rentang
jarak yang sama) 10 kali.
8. Lakukan penentuan percepatan gravitasi dengan perhitungan dan analisis
grafik.
E. DATA
Tabel 1.1 Data percobaan 1
Massa benda: ….. kg
h (m) t (s) t rata-rata (s) t2 (s2) g (m/s2)
…sampai
10
Tabel 1.2 Data percobaan 2
Ketinggian benda: ….. m
m (kg) t (s) t rata-rata (s) t2 (s2) g (m/s2)
….sampai
10
H. KESIMPULAN
(membuat kesimpulan)
MASSES and Springs
5
(HUKUM HOOKE)
A. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Memperkenalkan tentang PhET Simulations pada kajian elastisitas pegas.
2. Memahami konsep hukum Hooke dan elastisitas pegas.
3. Menentukan besarnya konstanta pegas dengan metode perubahan panjang.
B. ALAT DAN BAHAN
1. Modul eksperimen elastisitas pegas
2. Perangkat lunak PhET Simulations “Springs and Masses” dari
https://phet.colorado.edu/sims/html/masses-and-springs/latest/massesand-
springs_en.html
3. Komputer dengan sistem operasi Windows 7/8/8.1/10
C. PROSEDUR PENGAMBILAN DATA
1. Membuka link
https://phet.colorado.edu/sims/html/masses-andsprings/latest/masses-and-
springs_en.html sampai muncul seperti gambar berikut
4. Gantungkan beban pada ujung pegas. Ukurlah panjang pegas saat diam
(posisi setimbang) dan catat sebagai l. Seperti tampilan gambar 5 di bawah
ini (jangan gunakan garis “Mass Equilibrium” mengingat percobaan ini
mengukur panjang pegas akhir)
Gambar 4. Tampilan dari Masses and Springs untuk mengukur l
5. Ulangi langkah 5 diatas dengan menggunakan variabel massa yang berbeda
(gunakan lebih dari 15 data agar perhitungan menjadi lebih akurat dan
grafik lebih linier)
6. Lakukan pengukuran panjang pegas l untuk berbagai variasi massa m dan
sajikan data seperti tabel 1 di bawah ini
Tabel 1. Sajian data untuk pengukuran panjang pegas l untuk berbagai
variasi massa m
0,2
0,15
∆l (m) y = 0,8923x - 0,0023
0,1 R² = 0,9991
0,05
0
0 0,05 0,1 0,15 0,2 0,25 0,3
x (kg)
C. Media/Alat/Bahan
Adapun alat dan bahan praktikum yang akan Anda pergunakan meliputi:
1. Statif (kayu, besi atau benda lain di sekitar yang dapat menggantungkan
beban)
2. Penggaris
3. Stopwatch
4. Neraca atau timbangan
5. Beban
6. Tali
7. Penggaris busur.
D. Aktivitas Pengamatan
1. Menyusun alat seperti gambar
m1
m2
l1 m3
m4
m5
m1
m2
l2 m3
m4
m5
m1
m2
l3 m3
m4
m5
m1
m2
l4 m3
m4
m5
E. Analisis
1. Bagaimana pengaruh massa beban terhadap periode getaran yang
dihasilkan?
2. Bagaimana pengaruh panjang tali terhadap periode getaran yang
dihasilkan?
3. Berapa nilai percepatan gravitasi (g) yang dihasilkan pada percobaan?
4. Bagaimana perbandingan periode (Tpercobaan) dengan (TPerhitungan)?
F. Kesimpulan
(Membuat Kesimpulan)
Prediksikan:
Apakah akan ada yang terpengaruh dengan mengubah massa pendulum?
Apakah itu akan menyebabkan pendulum bergerak lebih cepat? Lebih
lambat? Apakah perubahan massa tersebut akan mengubah besar periode?
AZAS BLACK
7
A. Tujuan Kegiatan
Mahasiswa diharapkan dapat mengamati dan menentukan besarnya
jumlah kalor yang diterima dan dilepas pada larutan air.
B. Pendahuluan
Dalam percobaan ini, anda akan mengamati perubahan suhu
pada larutan air setelah dicampurkan dengan air yang berbeda
suhunya. Dalam kehidupan sehari-hari banyak peristiwa yang
menunjukkan adanya perpindahan suhu, seperti saat kita mandi
menggunakan air hangat atau saat membuat minuman hangat. Pada
percampuran ini akan dihasilkan air hangat yang suhunya lebih rendah
dari air mendidih dan akan lebih tinggi dari air yang digunakan. Hal
tersubut terjadi karena adanya perpindahan kalor. Kalor adalah energi
panas yang berpindah dari benda yang bersuhu lebih tinggi ke benda
yang bersuhu lebih rendah (Giancoli, 2001). Dari pengertian tersebut
jika Q adalah kalor, m adalah massa benda, c kalor jenis massa benda
dan T adalah suhu benda maka persamaan Asas Black dapat dituliskan
Qlepas = Qterima
(mc∆𝑡)benda bersuhu tinggi = (mc∆𝑡)benda bersuhu rendah
C. Media/Alat/Bahan
1. Timbangan analog/neraca pegas
2. Air bersuhu tinggi
3. Air bersuhu rendah (air es, es batu dan air suhu ruang)
4. Termometer celcius
5. Wadah air
6. Pengaduk
D. Aktivitas Pengamatan
1. Menimbang air es dan mengukur suhunya menggunakan
termometer lalu masukkan kedalam wadah
2. Menimbang air panas dan mengukur suhunya lalu masukkan dalam
wadah yang berisi air es
3. Mengaduk campuran larutan air panas dan air es
4. Mengukur suhu campuran larutan air panas dan air es
5. Mengulang langkah 1 dengan 5 kali masaa air es yang berbeda
6. Mengulang langkah 1-5 untuk suhu air yang berbeda (es batu dan
air suhu ruang)
7. Catat hasil pengamatan pada tabel
t1 m1 t2 m2 ta ta Q1 Q2
(pengukuran) (perhitungan)
Air Air es m2a
panas
m2b
m2c
m2d
m2e
Es batu m2a
m2b
m2c
m2d
m2e
Air m2a
suhu
ruang
m2b
m2c
m2d
m2e
Keterangan:
t1 = Temperatur benda yang mempunyai tingkat temperatur lebih
tinggi
m1 = Massa benda yang mempunyai tingkat temperatur lebih tinggi
t2 = Temperatur benda yang mempunyai tingkat temperatur lebih
rendah
m2 = Massa benda yang mempunyai tingkat temperatur lebih rendah
ta = Temperatur akhir pencampuran kedua benda
Q1 = Jumlah kalor yang dilepas
Q2 = Jumlah kalor yang diterima
E. Analisis
1. Bagaimana perbandingan Ta (pengukuran) dengan Ta (perhitungan) ?
2. Berapa jumlah kalor yang diterima dan dilepas larutan air tersebut?
3. Bagaimana kesesuaian percobaan yang anda lakukan dengan asas
black ?
F. Kesimpulan
8 GAS IDEAL
A. Tujuan Kegiatan
1. Mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan sifat-sifat gas ideal.
2. Mahasiswa diharapkan mampu menganalisis hubungan perubahan suhu dengan
volume.
3. Mahasiswa diharapkan mampu menganalisis hubungan jumlah partikel dengan
suhu.
4. Mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan hubungan tabrakan antar partikel dan
dinding dengan tekanan.
5. Mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi
difusi.
B. Pendahuluan
Dalam kegiatan ini, Anda akan menyelidiki hubungan teori kinetik gas dengan
sifat- sifat gas ideal, menjelaskan sifat-sifat gas ideal, menyelidiki hubungan
perubahan suhu dengan volume, menjelaskan hubungan tabrakan antar partikel dan
dinding dengan tekanan, serta Anda akan menyelidiki faktor-faktor yang
mempengaruhi difusi. Anda akan melihat bagaimana perubahan yang terjadi pada
kotak yang berisi partikel gas. Kemudian, Anda akan melihat apa yang akan terjadi
pada tiap partikel gas ketika variabel-variabel berubah.
C. Media/Alat/Bahan
1. Laptop
2. Virtual Lab PhET Gas Properties
Ekplorasi Fase 1:
Jumlah Bagaimana
Jumlah partikel Total Suhu Tekan tabrakan
partikel “light” partike an antar partikel
“Heavy l dan
” partikel dengan
dinding.
Apa hubungan antara partikel dengan suhu, tekanan, tabrakan antar partikel, dan
tabrakan partikel dengan dinding?
________________________________________________________
________________________________________________________
_________________________________________________
(membuat kesimpulan) Prediksikan:
Apakah akan ada yang terpengaruh dengan mengubah jumlah partikel dalam kotak?
Apakah itu akan menyebabkan pergerakan antar partikel lebih cepat?
Lebih lambat? Apakah perubahan jumlah partikel tersebut akan mengubah suhu, tekanan,
dan volume? (merumuskan masalah)
Jika maka _____________.
(merumuskan hipotesis )
Penjelasan:
A. Klik ”Reset All”.
B. Set “Particles” untuk mengatur banyak/sedikit jumlah partikel.
C. Klik aplikasi “Width”, “Stopwatch”, dan “Collision Counter”. Layar Anda akan
tampak seperti berikut:
Kecepatan gerak partikel (meningkat, berkurang, tetap sama) ketika jumlah partikel
ditambah.
Tekanan dalam kotak semakin (meningkat, berkurang, tetap sama) ketika jumlah
partakel ditambah.
(menganalisis data)
Apa yang dapat Anda simpulkan tentang hubungan antara jumlah partikel dengan
kecepatan gerak partikel?
__________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________
(membuat kesimpulan)
Eksplorasi Fase 2:
Prediksi:
Apa yang akan terjadi ketika lebar kotak diubah? Bagaimana tekanan dipengaruhi oleh
lebar kotak? (merumuskan masalah)
Jika maka ___________
(merumuskan hipotesis)
Penjelasan:
Isilah tabel di bawah ini. Setiap kali Anda mengubah lebar kotak, reset semua dan centang
aplikasi “Width”. (Baris pertama adalah contoh pengisian) (melakukan eksperimen)
Jumlah Suhu Lebar Tekanan Apa yang
partikel terjadi pada
pergerakan
partikel?
100 Gerakan antar
(50 partikel 832 K 50 65,0 atm partikel
berat, nm sangat cepat
50 partikel karena volume
ringan) wadah terbatas.
Eksplorasi Fase 3:
(merumuskan hipotesis)
Penjelasan:
Isilah tabel di bawah ini. Setiap kali Anda mengubah jumlah partikel, reset semua,
centang grafik kecepatan dan grafik energi kinetik (melakukan eksperimen)
Eksplorasi Fase 4:
Prediksi:
Apa yang akan terjadi ketika jumlah partikel biru dan partikel merah berbeda? Bagaimana
tekanan difusi dipengaruhi oleh jumlah masing-masing partikel? (merumuskan
masalah)
Jika maka __________.
Jika ada seorang penjual balon berisi gas helium, ia berkata “Tekanan pada balon ini sama
dengan jumlah volumenya”. Bagaimana pendapat Anda? Apakah Anda setuju atau tidak
dengan pernyataan penjual balon tersebut?
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
Jika Anda melakukan proses difusi, bagaimana Anda mendesain proses tersebut? Apakah
Anda akan menggunakan membran pembatas?
Aplikasi
Pilih tab ”Diffusion”.
Desain sebuah wadah untuk membuat proses difusi. Anggap
terdapat 2 jenis benda yang berbeda.
Benda-benda dalam wadah tersebut harus dapat melakukan
proses difusi.
Sumber : editorial.id
Jelaskan pilihan desain Anda; Anda harus menggunakan kosakata berikut:
Jumlah partikel, tekanan, suhu, volume, konsentrasi, difusi, membrane, dan
teori kinetik gas.
Daftar Pustaka
Adam, A. S., Anggrayni, S., Kholiq, A., Putri, N. P., & Suprapto, N. (2018). Analysis
of graphical representation among freshmen in
undergraduate physics laboratory. Journal of Physics: Conference Series , 1-
7.
Alonso, M. & Finn EJ. (1990).Dasar Dasar Fisika Universitas I (terjm.). Erlangga:
Jakarta.
Anggrayni, S., Mubarok, H., Putri, N. P., Suprapto, N., & Kholiq, A. (2018). The
diffrerences in analysing strategy of viscosity experiment between freshmen and
laboratory assistant. Journal of Physics: Conference Series , 1-5.
Bevington, Philip R. (1969).Data Reduction and Error Analysis for the Physical Siences,
McGraw- Hill, New York.
Deta, U. A., Mubarok, H., Suprapto, N., Adam, A. S., & Kholiq, A. (2018). The
Comparison of Static Friction Coefficient on Wood Between the Combination
of Wood-Metal Load System and Wood-Sand Load System. Atlantis Highlights
in Engineering (AHE) , I, 887- 890.
Halliday & Resnick. (1986). Fisika I (terjemahan.). Jakarta: Erlangga.
Lutfiyah, A., Adam, A. S., Suprapto, N., Kholiq, A., & Putri, N. P. (2018). Correction
factors in determining speed of sound among freshmen in undergraduate
physisc laboratory. Journal of Physics: Conference Series , 1-6.
Mubarok, H., Lutfiyah, A., Kholiq, A., Suprapto, N., & Putri, N. P. (2018). The
performance assessment of undergraduate students in physics laboratory by
using guided inquiry. Journal of Physics: Conference Series , 1-10.
Suprapto, N., Deta, U. A., Adam, A. S., Mubarok, H., & Kholiq, A. (2018). Journal of
Physics: Conference Series through Optical Sensor and Receptor Pad
Apparatus. Atlantis Highlights in Engineering (AHE) , I, 882-886.