Anda di halaman 1dari 2

Penyelesaian Studi Kasus

Mantan Menteri Agama Suryadharma Ali menjalani sidang putusan pada hari Senin, 11 Januari 2016 di
Pengadilan Tindak Pidana Tipikor. Suryadharma Ali dituntut 11 tahun penjara serta denda Rp 3miliar
dengan subsidair 4 tahun kurungan. Jaksa menilai Suryadharma Ali terbukti melakukan tindak pidana
korupsi dalam penyelenggaraan haji di Kementerian Agama. Selama ia menjabat sebagai Menteri Agama
pada 2010-2014, Suryadharma Ali diduga menyalahgunakan wewenang saat menunjuk petugas Panitia
Penyelenggara Ibadah Haji dan petugas Pendamping Amirul Haji. Suryadharma Ali juga dinilai telah
mengarahkan tim Penyewaan Perumahan Jemaah Haji Indonesia agar menyewa penginapan yang tidak
sesuai dengan ketentuan. Jaksa mengatakan Suryadharma Ali telah memanfaatkan sisa kuota haji
nasional tidak sesuai dengan ketentuan sertamenyalahgunakan Dana Operasional Menteri (DOM) untuk
kepentingan pribadi. Mantan Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan itu dijerat Pasal 3 Undang-
Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor
31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Korupsi. Mantan Menteri Agama Suryadharma Ali dihukum 6
tahun penjara, denda Rp300 juta subsidair 3 bulan kurungan dan uang pengganti Rp 1,821 miliar.

"Menjatuhkan pidana 6 tahun hukuman penjara dan denda Rp 300 juta subsidair 3 bulan
kurungan,membayar uang pengganti Ro 1,8 miliar,"

"Menyatakan terdakwa Suryadharma Ali terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak
pidana korupsi secara bersama-sama," ujar Hakim Ketua Aswijon membacakan putusan di Pengadilan
Tindak Pidana Korupsi (Tipikor), Jl Bungur Besar, Jakpus, Senin 11/1/2016.

Majelis Hakim menyatakan Suryadharma Ali terbukti melakukan tindak pidana korupsi dalam
penyelenggaraan ibadah haji tahun 2010-2013 mulai dari penentuan petugas penyelenggara ibadah haji
(PPIH), pengangkatan petugas pendamping amirul hajj, pemondokan, memanfaatkan sisa kuota haji.
Suryadharma Ali juga terbukti menyelewengkan dana operasional menteri Rp 1,8 miliar, pelaksanaan
ibadah haji periode 2010-2013 dan menerima 1 lembar potongan kain penutup Ka'bah yang
disebutkiswah. Penggunaan DOM ditegaskan Majelis Hakim tidak sesuai denganPeraturan Menteri
Keuangan (PMK) yang mengatur penggunaan DOM.

"Dari pengelolaan DOM tahun 2011-2013 terdakwa selaku Pengguna Anggaran telah mempergunakan
uang DOM untuk kepentingan terdakwa sendiri, keluarga dan orang lain yang ada hubungannya dengan
kepentingan terdakwa sebesar Rp 1,8 miliar,"ujar Hakim Anggota Sutio Jumagi Akhirno.

"DOM dipergunakan terdakwa tidak sesuai peruntukannya akan tetapi digunakan yang tidak ada
kaitannya dengan tugas terdakwa," ujar Hakim Anggota Sutardjo.

Majelis Hakim memaparkan, SuryadharmaAli mengakomodir orang-orang yang direkomendasikan


anggota DPR ataupun kerabatnya untuk ditetapkan menjadi petugas haji meski tidak memenuhi
persyaratan. Penunjukan ini juga bertujuan agar para petugas haji tersebut dapat menunaikan ibadah
haji secara gratis. Sedangkan untuk pemondokan jemaah haji, Suryadharma Ali menetapkan perumahan
yang harga sewanya lebih mahal dari harga plafon yang ditetapkan pemerintah RI. Selain itu dalam
penggunaan sisa kuota haji nasional, Suryadharma Ali menetapkan penggunaan sisa kuota haji nasional
dengan tidak mengutamakan calon jemaah haji masih dalam daftar antrean. Suryadharma juga dituding
melakukan perbuatan yang tidak sesuai peraturan dengan memberangkatkan 1.771 jamaah tidak sesuai
nomorantrian sejumlah Rp 12,328 miliar. Suryadharma Ali malah mengakomodir permintaan anggota
DPR, instansi dan usulan perorangan koleganya untuk diprioritaskan berangkat haji meski tidak masuk
dalam nomor antrean.

"Dari pelaksanaan ibadah haji tahun 2010 hingga tahun 2013, yaitu dalam penunjukkan PPIH,
penggunaan sisa kuota haji, pengaturan prosedur dan persyaratan pendaftaran haji, penyediaan
perumahan haji, pengelolaan biaya penyelenggaraan ibadah haji (BPIH), serta pengelolaan dana
operasional menteri (DOM) tahun 20112013 telah menguntungkan terdakwa sendiri sebesar Rp 1,82
miliar dan menguntungkan orang lain atau korporasi," imbuh Hakim Sutio.

Anda mungkin juga menyukai