JOB IV
BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AGREGAT KASAR
A. TUJUAN
Untuk menentukan berat jenis agregat dalam keadaan jenuh air kering
permukaan (SSD) serta dapat mengetahui presentase berat air yang dapat
diserap oleh agregat kasar yang dihitung terhadap berat keringnya.
B. DASAR TEORI
Berat jenis kering (bulk specific gravity) adalah perbandingan antara berat
agregat kering dan berat air yang isinya sama dengan isi agregat dalam keadaan
jenuh pada suhu tertentu. Berat isi permukaan (SSD) yaitu perbandingan antara
berat agregat kering permukaan jenuh dengan berat isi suling yang beratnya
sama dengan berat agregat dalam keadaan jenuh pada suhu 25ºC.
Penyerapan adalah presentase berat air yang diserap pori-pori terhadap
berat agregat kering, besar penyerapan ini tergantung porositas yaitu berupa
volume pori-pori yang dapat menyerap air. Adapun berat jenis yang
disyaratkan untuk agregat halus yaitu 1,6 – 3,2 dan penyerapan 0,2 – 2 %.
Rumus:
Bk
Berat Jenis Curah =
( Bj−Ba)
Bj
Berat Jenis Kering Permukaan Jenuh (SSD) =
(Bj−Ba)
Bk
Berat Jenis Semu =
( Bk−Ba)
(Bj−Bk)
Penyerapa = ×100%
n Bk
Keterangan:
= Berat benda uji kering oven (gr)
Bk
= Berat benda uji kering permukaan jenuh (gr)
Bj
Ba = Berat benda uji kering permukaan jenuh di dalam air (gr)
Bahan
Agregat kasar (batupecah l)
D. LANGKAH KERJA
Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan
Merendam benda uji selama 24 jam, setelah 24 jam buang air rendaman dan
menghamparkan benda uji di atas karung lalu dilap menggunakan majun sehingga
terjadi proses pengeringan yang merata.
Menimbang agregat kasar dalam keadaan jenuh air kering permukaan (SSD)
Memasukkan keranjang ke dalam kontainer yang berisi air dan dikaitkan pada pengait
yang terhubung dengan timbangan, tunggu hingga permukaan jadi stabil kemudian
stel timbangan pada posisi nol.
Memasukkan benda uji kondisi SSD ke dalam keranjang kemudian catat berat benda
uji dalam air.
Mengeluarkan benda uji dari dalam air, kemudian masukkan benda uji ke dalam oven
selama 24 jam.
Sampel
Uraian
I II
Berat benda uji kering permukaan
1639,59 1617,12
jenuh Bj (gr)
Berat benda uji dalam air
1005,41 973,16
Ba (gr)
Berat benda uji kering oven,
1588,19 1538,25
Bk (gr)
Sampel
Uraian
I II
Berat benda uji kering permukaan
2190,08 2632
jenuh Bj (gr)
Berat benda uji dalam air
1391,92 1675,50
Ba (gr)
Berat benda uji kering oven,
2162,86 2599,43
Bk (gr)
2. Perhitungan
a. Batu pecah 1-2
Sampel I
Bk
Berat jenis curah =
( Bj−Ba)
1588,19 gram
= ( 1639,59 gram−1005,41 gram)
= 2,50
Berat jenis kering
permukaan jenuh = Bj
(Bj−Ba)
1639,59 gram
= ( 1639,59 gram−1005,41 gram) = 2,59
= 2,73
Penyerapan (Bj−Bk)
=×100%Bk
= (1639,59 gram −1588,19 gram) x 100%
(1588,19 gram)
= 3,24 %
Sampel II
Berat jenis curah Bk
=
( Bj−Ba)
1566,42 gram
=
( 1617,12 gram −991,63 gram)
= 2,50
Berat jenis kering
Bj
permukaan jenuh =
(Bj−Ba)
1617,12 gram
=
( 1617,12 gram −991,63 gram)
= 2,51
= 3,27
Penyerapan (Bj−Bk)
=×100%Bk
= ( 1617,12 gram −1538,25 gram) x 100%
(1566,42 gram)
= 5,03%
Sampel
Uraian
I II
Berat benda uji kering permukaan jenuh Bj
1639,59 1617,12
(gr)
Berat benda uji dalam air
1005,41 991,63
Ba (gr)
Berat benda uji kering oven,
1588,19 1566,42
Bk (gr)
2,50
Berat jenis kering permukaan jenuh 2,59 2,51
=
2,55
3,00
3,24% 5,03%
Penyerapan = x100%
4,13%
2162,86 gram
= ( 2190,08 gram −1391,92 gram)
= 2,70
Berat jenis kering
permukaan jenuh = Bj
(Bj−Ba)
2190,08 gram
= ( 2190,08 gram−1391,92 gram)
= 2,74
= 2,81
Penyerapan (Bj−Bk)
=×100%Bk
= ( 2190,08 gram −2162,86 gram) x 100%
(2162,86 gram)
= 1,26 %
Sampel II
Bk
Berat jenis curah
=
( Bj−Ba)
2599,43 gram
=
( 2632 gram−1675,50 gram)
= 2,72
Berat jenis kering
Bj
permukaan jenuh =
(Bj−Ba)
2632 gram
=
( 2632 gram−1675,50 gram)
= 2,75
= 2,81
Penyerapan (Bj−Bk)
=×100%Bk
= ( 2632 gram −2599,43gram) x 100%
(2599,43 gram)
= 1,25 %
2,71
Berat jenis kering permukaan jenuh
= 2,74 2,75
2,745
2,81
1,26% 1,25%
Penyerapan = x100%
1,255%
F. KESIMPULAN
Dari hasil perhitungan yang dilakukan dengan menganalisis data
yang ada, maka diperoleh nilai rata-rata :
JOB III
B. DASAR TEORI
Berat isi adalah perbandingan antara berat agregat dengan berat
volume yang ditempatinya. Hal ini dapat dipergunakan untuk mempermudah
perhitungan campuran beton apabila kita menimbang agregat dengan ukuran
volume.
Pengujian berat isi pada agregat berguna untuk mengkonversi dari
satuan berat ke satuan volume. Dalam merancang campuran beton komposisi
bahan ditentukan dalam satuan berat. Pada waktu membuat beton di lapangan
dengan komposisi berat kurang praktis, biasanya di lapangan menggunakan
komposisi perbandingan yaitu degan takaran (volume). Untuk mengkonversi
dari komposisi satuan berat ke komposisi satuan volume digunakan angka
berat isi. Berat isi pada agregat sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor
seperti berat jenis, gradasi agregat, bentuk agregat, diameter maksimum
agregat. Dalam SNI No.52 – 1980, berat isi untuk agregat beton disyaratkan
harus > 1,2 kg/liter.
Rumus :
B = 𝑊3
𝑉
Dimana :
B = Berat volume agregat dalam keadaan kering oven (kg/ltr)
W = Berat benda uji (kg)
V = Volume mold (ltr)
2. Bahan
a. Agregat kasar
D. LANGKAH KERJA
Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
Mengeringkan agregat kasar di dalam oven selama 24 jam
Mengisi agregat ke dalam penakar sebanyak sepertiga dari volume penuh kemudian
meratakannya
Mengisi lagi mold sampai volume menjadi dua per tiga volume penuh kemudian
meratakan dan mengetuk-ngetukkan seperti sebelumnya
Mengisi mold sampai berlebih dan kemudian mengetuk- ngetukkannya
Lepas Padat
Uraian Satuan
I II I II
Berat Mold (W1) 1,94 1,94 1,64 1,94 Kg
Brat Mould + bt.
5,86 6,16 6,28 6,80 Kg
Pecah (W2)
Lepas Padat
Uraian Satuan
I II I II
Berat Mold (W1) 4,34 4,34 4,34 4,34 Kg
Brat Mould + bt.
14,36 14,40 15,46 15,92 Kg
Pecah (W2)
2. Perhitungan
a. Batu pecah 1-2
Berat Batu Pecah (W3)
Berat sampel I, W3 = W2 – W1
= 6,16 – 1,94
= 4,22 Kg
Berat sampel I, W3 = W2 – W1
= 6,80 – 1,94
= 4,86 Kg
= 4
= 3,00 ltr
Berat Isi
Dalam Kondisi Lepas Berat
sampel I, = W3 : V
= 3,92 : 3,00
= 1,30 Kg/ltr Berat sampel I, =
W3 : V
= 4,22 : 3,00
= 1,40 Kg/ltr Dalam Kondisi
Padat
Berat sampel I, = W3 : V
= 4,34 : 3,00
= 1,44 Kg/ltr
Berat sampel I, = W3 : V
= 4,86 : 3,42
= 1,62 Kg/ltr
Lepas Padat
Uraian Satuan
I II I II
Berat Mold (W1) 1,94 1,94 1,64 1,94 Kg
Brat Mould + bt.
5,86 6,16 6,28 6,80 Kg
Pecah (W2)
Berat bt. Pecah (W3 =
3,92 4,22 4,34 4,86 Kg
W2-W1)
Volume Mould (V) 3,00 3,00 3,00 3,00 Ltr
Berat isi =W3:V 1,30 1,40 1,44 1,62 Kg/ltr
Berat isi rata-rata 1,35 1,53 Kg/ltr
Berat isi rata-rata 1,44 Kg/ltr
Berat sampel I, W3 = W2 – W1
= 14,40 – 4,34
= 10,06 Kg
Berat sampel I, W3 = W2 – W1
= 15,92 – 4,34
= 11,58 Kg
Berat Isi
Dalam Kondisi Lepas
Berat sampel I, = W3 : V
= 10,02 : 7,00
= 1,43 Kg/ltr
Berat sampel I, = W3 : V
= 10,06 : 7,00
= 1,44 Kg/ltr
Dalam Kondisi Padat
Berat sampel I, = W3 : V
= 11,12 : 7,00
= 1,59 Kg/ltr
Berat sampel I, = W3 : V
= 11,58 : 7,00
= 1,65 Kg/ltr
Tabel 11.1 Data hasil pengujian berat agregat kasar
Lepas Padat
Uraian Satuan
I II I II
Berat Mold (W1) 4,34 4,34 4,34 4,34 Kg
Brat Mould + bt.
14,36 14,40 15,46 15,92 Kg
Pecah (W2)
Berat bt. Pecah (W3 =
10,02 10,06 11,12 11,58 Kg
W2-W1)
Volume Mould (V) 7,00 7,00 7,00 7,00 Ltr
Berat isi =W3:V 1,43 1,44 1,59 1,65 Kg/ltr
Berat isi rata-rata 1,43 1,62 Kg/ltr
Berat isi rata-rata 1,52 Kg/ltr
F. KESIMPULAN
Dari hasil pengujian berat isi agregat kasar diperoleh hasil berat isi
agregat kasar rata-rata pada batu pecah 1-2 sebesar 1,44 kg/liter, dan batu
pecah 2-3 sebesar 1,52 kg/liter. Maka, batu pecah 1-2 lebih rendah dari
spesifikasi sedangkan batu pecah 2-3 memenuhi spesifikasi > 1,6-1,9 kg/liter.
JOB I
KADAR AIR AGREGAT KASAR
A. TUJUAN
Untuk menentukan presentasi kadar air yang terkandung di dalam agregat kasar.
B. DASAR TEORI
Kadar air adalah perbandingan antara berat air yang terkandung dalam agregat
dengan berat agregat kering yang dinyatakan dengan presentase (%). Adapun
syarat kadar air untuk pengujian kadar air untuk agregat kasar 3% - 5%.
Berat air yang terkandung dalam agregat besar sekali pengaruhnya pada
pekerjaan yang menggunakan agregat terutama beton. Dengan diketahuinya
kadar air yang terkandung dalam agregat, maka perencanaan mix desain menjadi
lebih akurat karena adanya faktor koreksi kadar air campuran beton terhadap
tegangan tekan rencana yang akan dicapai.
Rumus :
Keterangan :
Oven
Sendok sampel
Bahan
Agregat kasar (batu pecah )
D. LANGKAH KERJA
Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan
Ukuran agregat
Uraian Satuan
I II
Berat talang (A) 171,17 160,54 Gram
Berat benda uji + talam ( B ) 1923,13 2030,33 Gram
Berat benda uji mula-mula, ( C ) = B – A 1751,96 1869,79 Gram
Berat kering oven, ( D ) 1733,11 1840,60 Gram
2. Perhitungan
A. Batu pecah 1-2
Sampel I
Kadar air = 𝐶 −𝐷 x 100%
𝐷
1751,96 gram−1733,11 gram
=
1733,11 gram x 100%
= 1,08 %
Tabel 7.3 Data hasil pengujian kadar air batu pecah 1-2
Ukuran agregat
Uraian Satuan
I II
Berat talang (A) 171,17 160,54 Gram
Berat benda uji + talam (B) 1923,13 2030,33 Gram
Berat benda uji mula-mula, (C) = B – A 1751,96 1869,79 Gram
Berat kering oven, (D) 1733,11 1840,60 Gram
Kadar air 1,08 1,58 %
Kadar lumpur rata-rata 1,33 %
Ukuran agregat
Uraian Satuan
I II
Berat talang (A) 168,25 167,01 Gram
Berat benda uji + talam (B) 2010,24 2283,20 Gram
Berat benda uji mula-mula, (C) = B – A 1841,99 2116,19 Gram
Berat kering oven, (D) 1832,5 2104,79 Gram
Kadar air 0,51 0,54 %
Kadar lumpur rata-rata 0,52 %
F. KESIMPULAN
Dari hasil pengujian yang dilakukan maka didapatkan kadar air rata-
rata batu pecah 1-2 sebesar 1,33% dan kadar air rata-rata batu pecah 2-3
sebesar 0,52%. Spesifikasi 0,5-2% hasil pengujian memenuhi syarat.
JOB II
KADAR LUMPUR AGREGAT KASAR
A. TUJUAN
Untuk menentukan besarnya kadar lumpur yang terkandung dalam agregat
kasar.
B. DASAR TEORI
Kadar lumpur adalah seluruh butiran yang lolos saringan No. 200 untuk agregat
yang akan digunakan sebagai bahan campuran beton. Kadar Lumpur pada
agregat dapat menurunkan kekuatan beton, karena lumpur dapat menyebabkan
proses hidrasi antara semen dan air menjadi terhambat. Kadar lumpur yang
tinggi juga dapat menyebabkan nilai Creep (Rangkak) pada beton menjadi tinggi.
Agregat yang cocok untuk menghasilkan beton dengan mutu tinggi adalah beton
dari lempung, lanau dan bahan-bahan organic yang akan mengurangi
kekuatannya.
Dimana :
A = berat kering oven benda uji (gr)
c. Sendok sampel
2. Bahan
Agregat kasar
D. LANGKAH KERJA
Menyiapkan semua alat dan bahan yang dibutuhkan.
Mengambil agregat kasar sekitar 1500 – 2000 gram.
Benda uji yang telah dicuci, dikeringkan kembali didalam oven selama 24 jam
Mendinginkan benda uji kemudian timbang berat agregat kering oven setelah dicuci.
Table 9.1 Data hasil percobaan kadar lumpur agregat kasar 1-2
Ukuran agregat
Uraian
I II
Berat kering oven, A (gr) 1733,11 1840,60
Berat kering benda uji sesudah pencucian,
1698,97 1837,09
B, (gr)
Table 9.1 Data hasil percobaan kadar lumpur agregat kasar 2-3
Ukuran agregat
Uraian
I II
Berat kering oven, A (gr) 1733,11 1840,60
Berat kering benda uji sesudah pencucian,
1698,97 1837,09
B, (gr)
Ukuran agregat
Uraian
I II
Berat kering oven, A (gr) 1733,11 1840,60
Berat kering benda uji sesudah pencucian,
1698,97 1837,09
B, (gr)
Kadar lumpur, (%) = 𝐴 −𝐵 x 100% 1,96 0,19
𝐴
Rata-rata kadar lumpur, (%) 1,07
Sampel II
𝐴 −𝐵
Kadar lumpur =
𝐴 x 100%
2104,79 gram−2101,25 gram
×100 %
= 2104,79 gram
= 0,17%
tabel 9.3 Data hasil percobaan kadar lumpur agregat kasar 2-3
Ukuran agregat
Uraian
I II
Berat kering oven, A (gr) 1832,50 2104,79
Berat kering benda uji sesudah pencucian,
1829,22 2101,25
B, (gr)
Kadar lumpur, (%) = 𝐴 −𝐵 x 100% 0,17 0,17
𝐴
Rata-rata kadar lumpur, (%) 0,17
F. KESIMPULAN
Dari hasil pengujian yang dilakukan maka didapatkan kadar lumpur
rata-rata batu pecah 1-2 sebesar 1,07% dan batu pecah 2-3 sebesar 0,17%.
artinya batu pecah 2-3 tersebut memenuhi syarat spesifikasi, sedangkan batu
pecah 1-2 kadar lumpurnya lebih tinggi dari spesifikasi <1%. Maka, jika tetap
akan digunakan sebaiknya dilakukan pencucian agregat.
JOB V
ANALISA SARINGAN AGREGAT KASAR
A. TUJUAN
Untuk mendapatkan gradasi agregat halus dan mendapatkan proporsi
agregat kasar.
B. DASAR TEORI
Analisa saringan agregat adalah suatu analisis untuk menentukan
gradasi/pembagian butir agregat kasar dan halus dengan menggunakan
saringan. Gradasi agregat adalah distribusi ukuran dari butir agregat. Bila
butir-butir agregat mempunyai ukuran yang sama (seragam) maka volume
pasir akan besar. Sebaliknya bila ukurannya bervariasi maka akan terjadi
volume pori yang kecil. Hal ini karena butirannya yang kecil akan mengisi
pori diantara butiran yang lebih besar, sehingga pori-porinya menjadi sedikit,
dengan kata lain kemampuannya tinggi.
Menurut SNI 03-2847-2000, agregat kasar adalah kerikil sebagai
disintegrasi alami dari batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh dari
industry pemecah batu dan mempunyai ukuran antara 5 mm – 40 mm, agregat
kasar adalah agregat yang tertahan pada saringan No.4 (spesifikasi dari
AASHTO, American Asociaton Of State Highway and Transportation
Officials, yang juga digunakan oleh bina marga). Menurut SK SNI 5-04-1989-
F, kerikil harus mempunyai variasi butir (gradasi) yang baik, sehingga
rongganya sedikit. Mempunyai modulus kehalusan antara 5,5 – 8,5
(spesifikasi ASTM).
%LOLOS SARINGAN/AYAKAN
UKURAN SARINGAN
(AYAKAN) UKURAN UKURAN UKURAN
MAKS MAKS MAKS
mm SNI ASTM Inch 10 mm 20 mm 40 mm
75,0 76 3 in 3,00 100 – 100
37,5 38 1 21 in 1,50 100 - 100 95 – 100
19,0 19 3/4 in 0,75 100 - 100 95 - 100 35 – 70
9,5 9,6 3/8 in 0,375 50 – 85 30 – 60 10 – 40
4,75 4,8 No. 4 0,1870 0 – 10 0 – 10 0–5
c. Oven
Sendok sampel
Alat penggetar
Bahan
Agregat kasar (batu pecah)
D. LANGKAH KERJA
Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
Mengeringkan agregat kasar yang telah di oven dan akan di ayak.
Perhitungan
A. Batu pecah 1-2
Saringan 3/4”
Jumlah berat bera
= Jumlah berat tertahan sebelumnya +
tertahan t
tertahan
= 0 + 68,05
= 68,05 gram
= 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑥 100%
%jumlah berat
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑒𝑛𝑑𝑎 𝑢𝑗𝑖 𝑎𝑤𝑎𝑙
tertahan
68,05
= 𝑥 100%
2321,55
= 2,93%
% lewat = 100 - %jumlah berat
tertahan
= 100 – 2,93%
= 69,60%
% lewat = 100 - %jumlah berat
tertahan
= 100 – 69,60%
= 30,4%
Saringan No. 4
Jumlah berat = Jumlah berat tertahan sebelumnya + bera
tertahan t
tertahan
= 1547,81 + 574,28
= 2122,09 gram
= 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑥 100%
%jumlah berat
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑒𝑛𝑑𝑎 𝑢𝑗𝑖 𝑎𝑤𝑎𝑙
tertahan
= 2122,09 𝑥 100%
2321,55
= 91,40%
% lewat = 100 - %jumlah berat
tertahan
= 100 – 91,40%
= 27,04%
% lewat = 100 - %jumlah berat
tertahan
= 100 – 27,04%
= 72,96 %
Tabel 5.1 Data hasil perhitungan pengujian analisa saringan agregat kasar
382
= 2554,47 𝑥 100%
= 14,95%
= 89,19%
% lewat = 100 - %jumlah berat
tertahan
= 100 – 89,19%
= 10,81%
Saringan No. 4
Jumlah berat bera
= Jumlah berat tertahan sebelumnya +
tertahan t
tertahan
= 1896,35 + 1,32
= 1897,67 gram
= 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑥 100%
%jumlah berat
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑒𝑛𝑑𝑎 𝑢𝑗𝑖 𝑎𝑤𝑎𝑙
tertahan = 1897,67
2554,47
𝑥 100%
= 74,28%
% lewat = 100 - %jumlah berat
tertahan
= 100 – 74,28%
1,38
= 2554,47 𝑥 100%
= 0,05%
% lewat = 100 - %jumlah berat tertahan
= 100 – 0,05%
= 99,95 %
Tabel 5.1 Data hasil perhitungan pengujian analisa saringan agregat kasar
F.KESIMPULAN
Dari data di atas maka dapat diketahui bahwa modulus kehalusan agregat kasar
memenuhi syarat ASTM yaitu 5,5 – 8,5 sehingga modulus kehalusan batu pecah
1-2 sebesar 6,63 dan batu pecah 2-3 memenuhi
syarat yaitu 8,05.