Anda di halaman 1dari 3

Rangkuman Hasil Sidang PPKI Pertama sampai Ketiga

PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) bekerja dengan cepat setelah proklamasi
kemerdekaan dibacakan oleh Soekarno dan Hatta pada 17 Agustus 1945, salah satunya dengan
langsung menggelar sidang yang menghadirkan hasil sidang PPKI pertama sampai ketiga.
Menukil buku IPS Terpadu 2B untuk SMP dan MTs Kelas VIII Semester 2 oleh Y. Sri Pujiastuti,
hasil sidang PPKI terdiri dari 3 bagian. Hal ini karena PPKI menggelar sidang sebanyak 3 kali
dengan bahasan yang berbeda di tiap sidangnya.
Apa saja hasil sidang PPKI pertama sampai ketiga? Untuk mengetahui jawaban selengkapnya,
simak ulasan artikel di bawah ini hingga tuntas.
Hasil Sidang PPKI Pertama sampai Ketiga
Setelah BPUPKI menyelesaikan tugasnya selesai dalam menyusun rancangan Undang-Undang
Dasar (UUD), perkumpulan tersebut langsung dibubarkan. Lalu, peran mereka dilanjutkan
dengan dibentuknya Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia atau PPKI.
Organisasi dengan nama Jepang Dokuritsu Junbi Inkai ini adalah panitia yang bertugas untuk
mempersiapkan kemerdekaan Indonesia dan kebutuhan setelah presiden.
Selain itu, PPKI juga membahas sejumlah hal yang bersifat praktis seperti pelaksanaan
proklamasi kemerdekaan, penetapan dasar negara, simbol negara, dan kebutuhan kelembagaan
negara. Hasil Sidang Pertama PPKI
Seharusnya, sidang pertama PPKI digelar pada 16 Agustus 1945. Namun, peristiwa
Rengasdengklok yang didalangi golongan pemuda membuat rapat perdana tersebut harus
diundur.
Oleh karena itu, PPKI baru mengadakan sidang pertama pada 18 Agustus 1945 dan difokuskan
untuk membahas pemimpin negara dan dasar negara.
Mengutip buku Pasti Bisa Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang disusun oleh Tim
Ganesha Operation (2017), berikut hasil sidang pertama PPKI secara lengkap:
1. Disahkannya UUD 1945
Ketika kemerdekaan diproklamasikan, Indonesia masih belum memiliki dasar negara UUD 1945.
Oleh karena itu, hasil sidang PPKI yang diadakan pada tanggal 18 Agustus 1945 adalah
mengesahkan UUD 1945.
UUD 1945 sebagai konstitusi yang mengandung landasan idealisme haruslah disahkan. Sebelum
disahkan, rancangan batang tubuh UUD 1945 dibuat oleh organisasi BPUPKI.
Selain itu, PPKI juga melakukan revisi bagian dari Piagam Jakarta. Revisi dilakukan dengan
perubahan kalimat “Ketuhanan dengan Kewajiban Menjalankan Syariat Islam bagi Pemeluk-
Pemeluknya”. Masyarakat Indonesia tidak semua menganut agama Islam, maka dari itu kalimat
tersebut direvisi menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa”.
2. Pengangkatan Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta
Selanjutnya adalah pengangkatan Ir. Soekarno menjadi presiden dan Drs. Moh Hatta menjadi
wakil presiden. Usulan ini awalnya diajukan oleh Otto Iskandardinata yang merupakan salah satu
pahlawan nasional Indonesia.
Usulan tersebut diajukan secara aklamasi. Setelah itu terjadi pelantikan Ir. Soekarno dan Drs.
Moh. Hatta sebagai presiden dan wakil presiden secara sah.
3. Pembentukan Komite Nasional
Komite nasional dibentuk untuk membantu presiden, beserta wakil presiden. Hal itu dikarenakan
belum dibentuknya DPR maupun MPR, yang akhirnya akan memiliki peran penting hingga saat
ini.
Hasil Sidang Kedua PPKI

Sidang kedua diadakan sehari setelah sidang pertama, tanggal 19 Agustus 1945, fokus
pembahasannya adalah mengenai wilayah di Indonesia serta mengatur pemerintahannya. 1.
Pembagian Provinsi di Indonesia
PPKI memutuskan untuk membagi wilayah Indonesia menjadi 8 provinsi. Setiap provinsi akan
memiliki kepala daerah yang berupa gubernur.

1. Sunda Kecil: I Gusti Ketut Pudja Suroso


2. Jawa Barat: Sutarjo Kartohadikusumo
3. Jawa Tengah: R. Panji Suroso
4. Jawa Timur: R. A. Suryo
5. Sumatra: Teuku Mohammad Hassan
6. Kalimantan: Ir. Pangeran Mohammad Nor
7. Maluku: Dr G. S. S. J. Latuharhary
8. Sulawesi: Mr. J. Ratulangi

2. Membentuk Komite Nasional Daerah


Komite nasional daerah akan berada di tiap-tiap provinsi yang sudah dibagi menjadi 8 provinsi,
pada putusan sebelumnya. Komite Nasional ini dibentuk untuk menjalankan tugasnya, yaitu
membantu presiden.
3. Pembentukan Departemen dan Menteri
PPKI merancang pembentukan departemen yang terbagi menjadi 12 bagian, beserta menteri-
menterinya yang akan membantu. Ada 12 kementerian kabinet pada setiap departemen yang
akan menjalankan tugasnya. Serta dibentuk juga 4 menteri negara non-departemen.
ADVERTISEMENT

1. A.A. Maramis: Departemen Keuangan


2. Abikusno Tjokrosujoso: Departemen Perhubungan
3. Prof. Dr. Mr. Soepomo: Departemen Kehakiman
4. Ki Hajar Dewantara: Departemen Pengajaran
5. Abikusno Tjokrosujoso: Departemen Pekerjaan Umum
6. Mr. Achmad Soebardjo: Departemen Luar Negeri
7. R.A.A. Wiranata Kusumah: Departemen Dalam Negeri
8. Mr. Iwa Kusuma Sumantri: Departemen Sosial
9. Dr. Buntaran Martoatmojo: Departemen Kesehatan
10. Ir. Surachman Tjokroadisurjo: Departemen Kemakmuran
11. Soeprijadi: Departemen Keamanan Rakyat
12. Mr. Amir Syarifudin: Departemen Penerangan
13. R. Otto Iskandardinata: non-departemen
14. Wachid Hasjim: non-departemen
15. Mr. R. M. Sartono: non-departemen
16. Dr. M. Amir: non-departemen

Hasil Sidang Ketiga PPKI


Sidang ketiga dilakukan pada tanggal 22 Agustus 1945 dan menghasilkan sejumlah keputusan
baru. PPKI memfokuskan bahasan mengenai perancangan lembaga tinggi untuk perlengkapan
negara.
1. Pembentukan Komite Nasional Pusat
Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) dibentuk dengan tujuan pemilu yang akan
dilaksanakan mendatang. Fungsinya sebagai pusat dari Dewan Perwakilan Rakyat.
ADVERTISEMENT
Anggota komite nasional pusat yang dilantik adalah sebanyak 137 anggota, yang terdiri dari
golongan muda dan masyarakat Indonesia. Hasil dari sidang komite nasional pusat ini adalah
ditunjuknya Kasman Singodimedjo sebagai ketuanya.
Wakil dari komite nasional pusat ini ada tiga, yaitu M. Sutardjo (wakil ketua pertama),
Latuharhary (wakil ketua kedua), dan Adam Malik (wakil ketua ketiga).
2. Dibentuknya Partai Nasional Indonesia (PNI)
Partai Nasional Indonesia (PNI) dirancang untuk membantu menjadikan negara Indonesia yang
adil, Makmur, dan berdaulat yang berdasarkan pada kedaulatan rakyat. PNI akan diketuai oleh Ir.
Soekarno.
3. Pembentukan Badan Keamanan Rakyat (BKR)
Badan Keamanan Rakyat (BKR) dibentuk dengan tugas untuk sebagai penjagaan umum untuk
setiap daerah di Indonesia. Ketika BKR resmi dibentuk, organisasi-organisasi lain seperti Heiho,
Laskar Rakyat dan PETA dibubarkan.
ADVERTISEMENT
Pengumuman tersebut dipimpin oleh Ir. Soekarno, sekaligus sidang yang dilaksanakan pada
gedung pusat kebaktian Jawa yang berlokasi di Gambir untuk membentuk KNI.
Hasil sidang PPKI ketiga tersebut adalah hasil akhir sebelum akhirnya PPKI dibubarkan dan
pelantikan KNI dilaksanakan pada tanggal 29 Agustus 1945.
Ketuanya adalah Kasman Singodimedjo, ditemani Sutardjo sebagai wakil ketua satu,
Latuharhary sebagai wakil ketua dua, dan Adam Malik sebagai wakil ketua tiga. Anggotanya
berjumlah 136 orang.

Anda mungkin juga menyukai