Anda di halaman 1dari 5

Sejarah perumusan Pancasila

1. Terbentuknya BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia)

Dalam bahasa Jepang, BPUPKI bernama "Dokuritsu Junbi Cosakai".badan ini bertugas untuk
menyelidiki, mempelajari, dan mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. BPUPKI dibentuk oleh
pemerintahan jepang untuk menarik simpati khususnya kepada bangsa Indonesia, salah satunya
adalah janji Jepang untuk memberi kemerdekaan bagi bangsa Indonesia yang diucapkan oleh
Perdana Menteri Kaiso pada tanggal 7 September 1944.

BPUPKI mengadakan 2 sidang terkait perumusan dasar negara. Di siding kedua terbentuknya panitia
kecil untuk membahas rancangan undang undang dasar yang beranggotakan ujuh orang yang
khusus merumuskan rancangan UUD. Kelompok kecil ini diketuai Mr. Supomo dengan anggota
Wongsonegoro, Ahmad Subarjo, Singgih, H. Agus Salim, dan Sukiman. Hasil kerjanya kemudian
disempurnakan kebahasaannya oleh Panitia Penghalus Bahasa yang terdiri atas Husein
Jayadiningrat, H. Agus Salim, dan Mr. Supomo.

Dalam sidang BPUPKI terdapat 3 tokoh yang mengajukan dasar negara yaitu Moh Yamin, Soepomo,
dan Soekarno. Yang dilakukan ada tanggal 29 Mei 1945 hingga 1 Juni 1945.

2. Pembentukan PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia)

Pada tanggal 7 Agustus 1945 BPUPKI dibubarkan Jepang. Untuk menindaklanjuti hasil kerja
BPUPKI, Jepang membentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Dalam Bahasa
jepang PPKI disebut dengan Dokuritsu Junbi Iinkai. PPKI beranggotakan 21 orang yang mewakili
seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Mereka terdiri atas 12 orang wakil dari Jawa, 3 orang
wakil dari Sumatera, 2 orang wakil dari Sulawesi, dan seorang wakil dari Sunda Kecil, Maluku
serta penduduk Cina. Anggotanya yaitu
1. Ketua dan Wakil:
• Ir Soekarno dan Moh. Hatta
2. Anggota:
• KRT Radijman Wedyodinigrat
• R.P. Soeroso
• Kiai Abdoel Wachid Hasjim
• Soetarjo Kartohadikoesoemo
• Ki Bagus Hadikusumo
• Otto Iskandardinata
• Pangeran Soerjohamidjojo
• Abdoel Kadir
• Pangeran Poerbojo
• Dr. Moh. Amir
• Teuku Mohammad Hassan
• Mr. Abdul Abbas
• GSSJ Ratulangi
• A.A. Hamidan
• Mr. Hohannes Latuharhary
• I Goesti Ketoet Poedja
• Drs. Yap Tjwan Bing
3. Anggota PPKI yang Ditambah tanpa Sepengetahuan Jepang:
• Achmad Soebardjo
• Sajoeti Melik
• R.A.A. Wiranatakoesoema
• Ki hajar Dewantara
• Iwa koesoemasoemantri
• Kasman Singodimedjo
PPKI mengadakan sidang sebnayak 3 kali.
Sidang pertama dilksanakan pada tanggal 18 agustus 1945 yang menghasilkan mengesahkan UUD 1945.
UUD 1945 sebagai konstitusi yang mengandung landasan idealisme haruslah disahkan. Maka dari itu,
PPKI mengesahkan UUD 1945 sebagai konstitusi negara dan menjadi acuan dalam peraturan-peraturan
yang berlaku di negara Indonesia. Yang mana rencana batang tubuh undang undang tersebut telah
terbentuk dari hasil BPUPKI. sidang ini juga melakukan revisi bagian dari Piagam Jakarta. Revisi dilakukan
dengan perubahan kalimat “Ketuhanan dengan Kewajiban Menjalankan Syariat Islam bagi Pemeluk-
Pemeluknya”. Masyarakat Indonesia tidak semua menganut agama Islam, maka dari itu kalimat tersebut
direvisi menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa”.
Hasil sidang pertama PPKI selanjutnya adalah perihal pengangkatan Ir. Soekarno menjadi presiden dan
Drs. Moh Hatta menjadi wakil presiden. Usulan ini awalnya diajukan oleh Otto Iskandardinata yang
merupakan salah satu pahlawan nasional Indonesia. Usulan tersebut diajukan secara aklamasi. Setelah
itu terjadi pelantikan Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta sebagai presiden dan wakil presiden secara sah.
Hasil ketiga dari sidang pertama PPKI adalah dibentuknya komite nasional. Komite nasional akan
dibentuk untuk membantu presiden, beserta wakil presiden
Sidang kedua dilaksanakan sehari setelah sidang pertama. Pada tanggal 19 Agustus 1945, PPKI
mengesahkan beberapa hal kembali pada sidang kedua.
Hasil pertama dari sidang kedua PPKI adalah, PPKI memutuskan untuk membagi wilayah Indonesia
menjadi 8 provinsi. Setiap provinsi akan memiliki kepala daerah yang berupa gubernur.
Hasil kedua pada sidang kedua PPKI yang diadakan pada tanggal 19 Agustus 1945 adalah membentuk
komite nasional daerah. Komite nasional daerah ini akan berada di tiap-tiap provinsi yang sudah dibagi
menjadi 8 provinsi, pada putusan sebelumnya. Komite Nasional ini dibentuk untuk menjalankan
tugasnya, yaitu membantu presiden.
Hasil ketiga pada sidang kedua adalah PPKI merancang pembentukan departemen yang terbagi menjadi
12 bagian, beserta menteri-menterinya yang akan membantu. Ada 12 kementrian kabinet pada setiap
departemen yang akan menjalankan tugasnya. Serta dibentuk juga 4 menteri negara non-departemen.
Sidang ketiga dilakukan pada tanggal 22 Agustus dan menghasilkan sejumlah keputusan baru. Pada
sidang ketiga ini, PPKI memfokuskan bahasan mengenai perancangan lembaga tinggi untuk
perlengkapan negara.
Sidang ketiga dilakukan pada tanggal 22 Agustus dan menghasilkan sejumlah keputusan baru. Pada
sidang ketiga ini, PPKI memfokuskan bahasan mengenai perancangan lembaga tinggi untuk
perlengkapan negara.
membentuk Badan Keamanan Rakyat (BKR). BKR dibentuk untuk menjalankan fungsinya, yaitu sebagai
penjagaan umum untuk setiap daerah di Indonesia. Ketika BKR resmi dibentuk, organisasi-organisasi lain
seperti Heiho, Laskar Rakyat dan PETA dibubarkan.
Selanjutnya, pada tanggal 23 Agustus sejumlah organisasi, seperti BKR (Badan Keamanan Rakyat), PNI
(Partai Nasional Indonesia), KNIP (Komite Nasional Indonesia) dibentuk dengan tujuan baik.

Dasar negara sangat dibutuhkan dalam suatu negara. Dengan terbentuknya suatu dasar negara maka
dapat membentuk suatu perundang undangan lainya. Dasar negara menurut Robert M. Mac. Iver adalah
bentuk asosiasi yang mempunyai peran dalam melindungi atau menjaga ketertiban bermasyarakat
sesuai dengan sistem hukum yang berlaku & dijalankan pemerintah yang berkuasa memberi tekanan
maupun memaksa.
Indonesia memiliki dasa negara yang bernama Pancasila dimana pembentukanya telah melalui
perjalanan yang Panjang sehingga menghasilkan dasar negara yang sesuai dengan kondisi negara
tersebut.
Pancasila memiliki kedudukan di Indonesia yaitu
1. Pancasila sebagai Dasar Negara
Kedudukan Pancasila sebagai dasar Negara Indonesia dilegalkan oleh Instruksi Presiden No.12/1968.
Pancasila dijadikan sebagai norma dasar/kaidah negara yang fundamental. Hal tersebut tercantum
dalam alinea keempat UUD RI tahun 1945.
Pancasila sebagai dasar negara memiliki arti bahwa Pancasila menjadi pedoman dalam penyelenggaraan
segala norma-norma hukum dan negara.
2. Pancasila sebagai Pandangan Hidup Negara Indonesia
Pancasila memiliki peran sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia. Pancasila sebagai dasar dari
penyelenggaraan kehidupan bernegara merupakan kedudukan Pancasila sebagai pandangan hidup
bangsa.
Peran Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa adalah untuk mempersatukan dan memberi petunjuk
masyarakat Indonesia yang majemuk (beraneka ragam) dalam mencapai kesejahteraan serta
kebahagiaan.
3. Pancasila sebagai Sumber dari Segala Sumber Hukum
Pancasila merupakan sumber dari segala sumber hukum yang berlaku di negara Indonesia. Semua
hukum harus tunduk dan bersumber dari Pancasila.
Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara, terutama sebagai sumber dari segala sumber hukum,
4. Pancasila sebagai Sumber Cita-Cita dan Tujuan Nasional
Pancasila sebagai dasar negara menjadi tujuan dan cita-cita bangsa Indonesia. Sebagai masyarakat
Indonesia harus memiliki kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, rasa kemanusiaan yang tinggi,
bersatu, bermusyawarah, serta berkeadilan sosial.
5. Pancasila sebagai Perjanjian Luhur
Pancasila sebagai perjanjian luhur, artinya Pancasila harus dibela untuk selama-lamanya. Perjanjian
hukum yang dimaksud telah dilakukan per 18 Agustus 1945, yaitu saat PPKI (Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia) memantapkan dasar negara Pancasila secara konstitusional dan pembukaan
UUD 1945.
6. Pancasila sebagai Jiwa Bangsa Indonesia
Pancasila merupakan jiwa bangsa yang harus diwujudkan dalam setiap lembaga atau organisasi dan
insan yang ada di Indonesia. Pancasila sebagai jiwa bangsa, berarti Pancasila memberikan ciri khas
tersendiri bagi bangsa Indonesia dan membedakannya dengan bangsa lain.
7. Pancasila sebagai Kepribadian Bangsa Indonesia
Nilai-nilai Pancasila memiliki peran penting untuk membentuk kepribadian bangsa Indonesia. Membuat
karakteristik bangsa Indonesia menjadi terbuka terhadap segala perubahan yang terjadi di dalam
maupun di luar negeri tanpa meninggalkan kebudayaan asli milik bangsa Indonesia sendiri.
8. Pancasila sebagai Ideologi Bangsa Indonesia
Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia merupakan kumpulan ide/gagasan yang memiliki nilai dan
diyakini kebenarannya oleh bangsa Indonesia dan digunakan sebagai pedoman masyarakat.
Pancasila dijadikan sebagai dasar dalam penyelenggaraan negara merupakan kedudukan pancasila
sebagai semangat konstitusi.

Dari kajian tersebut kita dapat melihat perjuangan para tokoh bangsa yang untuk membentuk suatu
dasar negara sebagai ideologi suatu bangsa yang mana prosesnya tidak mudah dan memakan waktu
yang sangat lama dan banyaknya rintangan danperbedaan pendapat yang terjadi dalam pembuatan
rumusan dasar negara. Tetapi para tokoh bangsa dapat mengatasinya dan tetap semangat membuat
rumusan dasar negara demi Indonesia merdeka. Dari kejadian tersebut kita lebih bisa menghargai hasil
perjuangan para tokoh bangsa dengan menanamkan nilai Pancasila dalam kehidupan seahari hari. Dan
semangat dalam membela negara kita yaitu Indonesia.
"Aku tidak mengatakan bahwa aku menciptakan Pancasila. Apa yang kukerjakan hanyalah menggali jauh
ke dalam bumi kami, tradisi-tradisi kami sendiri, dan aku menemukan lima butir mutiara yang indah." –
Sukarno
"Pancasila itu ideologi bangsa dan negara. Ideologi semua untuk semua, bukan golongan tertentu saja.
Ideologi kita yang satu dan mempersatukan kita yang berbeda-beda." - M. Hanif Dhakiri

Anda mungkin juga menyukai