Anda di halaman 1dari 18

Sebagian relialisasi janji tersebut pada tanggal 29 April 1945 kepala pemerintahan Jepang untuk Jawa (Gunseikan)

membentuk BPUPKI dengan anggota sebanyak 60 orang yang merupakan wakil atau mencerminkan 
suku/golongan yang tersebar di wilayah indonesia yang mewakili pemerintahan Jepang Tuan Hachibangase. Dalam
melaksanakan tugasnya dibentuk beberapa panitia kecil, antara lain panitia sembilan dan panitia perancang UUD.
Inilah langkah awal dalam sejarah perumusan Pancasila sebagai dasar negara. Secara ringkas proses perumusan
tersebut adalah sebagai berikut.

1. Mr. Muhammad Yamin, pada siang BPUPKI tanggal 29 Mei 1945 menyampaikan rumusan asas dan dasar
Negara sebagai berikut:

1. Peri Kebangsaan.
2. Peri Kemanusiaan.
3. Peri Ketuhanan.
4. Peri Kerakyatan.
5. Kesejahteraan Rakyat.

Setelah menyampaikan pidatonya, Mr. Muhammad Yamin menyampaikan usul tertulis naskah Rancangan  Undang-
Undang Dasar. Di dalam Pembukaan Rancangan UUD itu tercantum rumbusan lima asas dasar negara yang
berbunyi sebagai berikut:

1. Katuhanan Yang Maha Esa.


2. Kebangsaan Persatuan Indonesia.
3. Rasa Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.
4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam Perumusyawaratan Perwakilan.
5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

2. Mr Soepomo, pada tanggal 31 Mei 1945 antara lain dalam pidatonya menyampaikan usulan lima dasar
negara, yaitu sebagai berikut:

1. Paham Negara Kesatuan.


2. Perhubungan Negara dengan Agama.
3. Sistem Badan Permusyawaratan.
4. Sosialisasi Negara.
5. Hubungan antara-Bangsa.

Catatan : Mr. Soepomo dalam pidatonya selain memberikan rumusan tentang Pancasila, juga memberikan
pemikiran tentang paham integralistik Indonesia. Hal ini tertuang di dalam salah satu pidatonya......, bahwa jika
kita hendak mendirikan Negara Indonesia yang sesuai dengan keistimewaan sifat dan corak masyarakat Indonesia,
maka negara kita harus berdasar atas aliran pikiran (staatside) negara yang integralistik, negara yang bersatu
dengan seluruh rakyatnya. Yang mengatasi seluruh golongannya dalam lapangan apa pun.

3. Ir. Soekarno, dalam BPUPKI pada tanggal 1 juni 1945 mengusulkan rumusan dasar negara adalah sebagai
bidang berikut:
1. Kebangsaan Indonesia.
2. Internasionalisme atau perikemanusiaan.
3. Mufakat atau demokrasi.
4. Kesejahteraan sosial.
5. Ketuhanan yang berkebudayaan.

Catatan: konsep dasar yang diajukan oleh Ir. Soekarno tersebut dapat diperas menjadi Tri Sila, yaitu: Sila
mufakat dan Sila internasionalisme di proses menjadi socionationalism; Sila mufakat atau demokrasi dan Sila
Ketuhanan yang berkebudayaan. Kemudian Tri Sila tersebut dapat diperas lagi menjadi Eka Sila, yaitu Gotong
Royong.

4. Panitian Kecil pada sidang PPKI tanggal 22 Juni 1945 memberi usulan rumusan dasar negara adalah
sebagai berikut:

1. Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemerintah pemeluknya.


2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Persatuan Indonesia.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah dalam permusyawaratan perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Catatan: Panitia kecil mempunyai tugas untuk menggolong-golongkan dan memeriksa catatan-catatan tertulis
selama sidang. Rapat Panitia Kecil telah diadakan bersama-sama dengan 38 anggota BPUPKI di kantor Besar Jawa
Hookookai dengan susunan sebagai berikut.
Ketua: Ir. Soekarno.
Anggota: 1) K. H. A. Wachid Hasjim, 2) Mr. Muhammad Yamin, 3) Mr. A. A. Maramis, 4) M. Soetarjdo
Kartohadikoesomo, 5) R. Otto Iskandar Dinata, 6) Drs. Mohammad Hatta, 7) K. Bagoes H. Hadikoesomo.

Selanjutnya, dalam sidang yang dihadiri oleh 38 orang tersebut dibentuk lagi satu Panitia Kecil yang anggota-
anggotanya terdiri dari Drs. Mohammas Hatta, Mr. Muhammad Yamin, Mr. A. Subardjo, Mr. A. A. Maramis, Ir.
Soekarno, Kiai Abdul Kahar Moezakkir, K. H. A. Wachim Hasjim, Abikusno Tjokrosujoso, dan H. Agus Salim Panitia
Kecil inilah yang sering disebut sebagai sebagai  Panitia 9 (sembilan) yang pada akhirnya menghasilkan Piagam
Jakarta (Jakarta Charter).

5. Rumusan akhir yang ditetapkan tanggal 18 Agustus 1945 dalam sidang PPKI adalah sebagai berikut:

1. Ketuhanan Yang Maha Esa.


2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab.
3. Persatuan Indonesia.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.
5. Keadilan Sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia.

Rumusan inilah kemudian dijadikan dasar negara hingga sekarang bahkan hingga akhir perjalanan bangsa
Indonesia. Bangsa Indonesia bertekad bahwa Pancasila sebagai dasar negara tidak dapat diubah oleh siapapun,
termasuk oleh MPR hasil pemilu. Jika mangubah dasar negara Pancasila berarti membubarkan negara hasil
proklamasi (tap MPRS No. XX/MPRS/1966).

Pada sidang BPUPKI yang pertama ini juga dibentuk Panitia Kecil yang terdiri dari 9 orang, yaitu Ir. Soekarno, Drs. Mohammad

Hatta, K.H. Wachid Hasjim, Mr. A.A. Maramis, Abdul Kahar Muzakar, Abikoesno Tjokrosoejoso, Agus salim, Mr. Achmad Soebarjo,

dan Mr. Muhammad Yamin. Selanjutnya, karena anggotanya sembilan orang, Panitia Kecil ini juga disebut Panitia Sembilan.

Pada tanggal 22 Juni 1945, Panitia Kecil mengadakan rapat dengan tokoh-tokoh BPUPKI dan menghasilkan  Piagam Jakarta

(Jakarta Charter). Didalamnya terdapat rumusan dasar negara yang kelak akan menjadi dasar negara Republik Indonesia setelah

mengalami perubahan tujuh kata dalam dasar yang pertama, yaitu:

a)      Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya.

b)      Kemanusiaan yang adil dan beradab

c)      Persatuan Indonesia

d)     Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat dalam permusyawaratan perwakilan

e)      Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Pada tanggal 17 Agustus 1945, setelah upacara proklamasi kemerdekaan, datang berberapa utusan dari wilayah Indonesia Bagian

Timur. Berberapa utusan tersebut adalah sebagai berikut:

Sam Ratulangi, wakil dari Sulawesi

Tadjoedin Noor dan Ir. Pangeran Noor, wakil dari Kalimantan

I Ketut Pudja, wakil dari Nusa Tenggara

Latu Harhary, wakil dari Maluku


Mereka semua berkeberatan dan mengemukakan pendapat tentang bagian kalimat dalam rancangan Pembukaan UUD yang juga

merupakan sila pertama Pancasila sebelumnya, yang berbunyi, “Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi

pemeluk-pemeluknya”.

Pada Sidang PPKI I, yaitu pada tanggal 18 Agustus 1945, Hatta lalu mengusulkan mengubah tujuh kata tersebut menjadi

“Ketuhanan Yang Maha Esa”. Pengubahan kalimat ini telah dikonsultasikan sebelumnya oleh Hatta dengan 4 orang tokoh Islam,

yaitu Kasman Singodimejo, Wahid Hasyim, Ki Bagus Hadikusumo, dan Teuku M. Hasan. Mereka menyetujui perubahan kalimat

tersebut demi persatuan dan kesatuan bangsa. Dan akhirnya bersamaan dengan penetapan rancangan pembukaan dan batang

tubuh UUD 1945 pada Sidang PPKI I tanggal 18 Agustus 1945 Pancasila pun ditetapkan sebagai dasar negara Indonesia.

Pada tanggal 16 Agustus 1945, terjadilah peristiwa Rengasdengklok dimana terjadinya perbedaan pendapat antara golongan tua

dan muda mengenai waktu dan tempat untuk pelaksanaan proklamasi kemerdekaan Indonesia. Golongan Muda ingin

memproklamirkan Kemerdekaan Indonesia secepat mungkin sedangkan dari golongan tua ingin menunda dan memusyawarahkan

hal tersebut dengan anggota PPKI. Karena desakan tersebut golongan muda menculik Soekarno-Hatta ke Rengasdenklok. Dan

pada akhirnya pada tanggal 17 Agustus 1945, bangsa Indonesia memproklamirkan kemerdekaan tanah air dari penjajahan.

Selang satu hari setelah proklamasi yaitu pada tanggal 18 Agustus 1945, PPKI memutuskan antara lain:

1. Pengesahan UUD

2. Memilih dan mengangkat Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta sebagai Presiden dan Wakil Presiden pertama RI

3. Membentuk suatu Komite Nasional yang bertujuan untuk membantu Presiden dan Wakil Presiden dalam menjalankan

tugasnya.

Lalu, keesokan harinya pada tanggal 19 Agustus 1945 diadakan rapat yang menghasilkan suatu keputusan yaitu:

1. Penetapan 12 menteri yang membantu presiden

2. Pembagian wilayah Indonesia menjadi 8 Provinsi

3. Pada tanggal 22 Agustus 1945, diadakan rapat yang menghasilkan:

4. Pembentukan Badan Keamanan Rakyat (BKR) yang berada di bawah wewenang KNIP.

Dikarenakan datangnya pasukan NICA, dibentuklah Tentara Keamanan Rakyat pada tanggal 5 Oktober 1945. Kemudian pada

tanggal 1 Januari 1946, diubah menjadi Tentara Keselamatan Rakyat, dan tanggal 26 Januari diubah menjadi Tentara Republik

Indonesia. Untuk menyempurnakannya, maka pemerintah membentuk Tentara Nasional Indonesia (TNI) pada tanggal 7 Juni 1946.

Sidang PPKI
Sidang tersebut dilakukan selama 3 kali yakni pada tanggal 18, 19, dan 22 Agustus 1945 dengan hasil sidang PPKI yaitu sebagai
berikut.

Hasil Sidang PPKI 18 Agustus 1945

 Mengesahkan Undang-Undang Dasar 1945


 Memilih Ir. Soekarno sebagai Presiden dan Drs. Mohammad Hatta sebagai wakil
 Dibentuk Komite Nasional untuk membantu tugas Presiden sementara, sebelum dibentuknya MPR dan DPR.

Sidang PPKI 19 Agustus 1945

 Pembagian wilayah, terdiri atas 8 provinsi.


 Membentuk Komite Nasional (Daerah).
 Menetapkan 12 departemen dengan menterinya yang mengepalai departemen dan 4
menteri negara.

Sidang PPKI ke-3 22 Agustus 1945

 Pembentukan Komite Nasional.


 Membentuk Partai Nasional Indonesia.
 Pembentukan Badan Keamanan Rakyat

  Nilai-Nilai Yang Terkandung Dalam Pancasila
 Adapun nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila seperti yang teruang dalam Ketetapan MPR No.II/MPR/1978 itu adalah sebagai

berikut:

 1. Nilai Yang Terkandung Dalam Sila Ketuhanan Yang Maha Esa :


 a.    Percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar

kemanusiaan yang adil dan beradab.


 b.         Hormat menghormati dan bekerjasama antar pemeluk agama dan penganut-penganut kepercayaan yang berbeda-beda,

sehingga terbina kerukunan hidup.


 c.         Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya.
 d.        Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain.

 2.        Nilai Yang Terkandung Dalam Sila Kemanusiaan Yang Adil Dan Bearadab :
 a.         Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan persamaan kewajiban anatar sesama manusia.
 b.         Saling mencintai sesama manusia.
 c.         Mengembangkan sika tenggang rasa dan tepa-selira.
 d.        Tidak semena-mena terhadap orang lain.
 e.         Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
 f.          Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
 g.         Berani membela kebenaran dan keadilan.
 h.    Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia, karena itu dikembangkan sikap hormat menghormati

dan bekerjasama dengan bangsa lain.

 3.        Nilai Yang Terkandung Dalam Sila Persatuan Indonesia :


 a.   Menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau golongan.
 b.         Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara.
 c.         Cinta tanah air dan bangsa.
 d.        Bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia.
 e.         Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang    ber-Bhineka Tunggal Ika.

 4.        Nilai Yang Terkandung Dalam Sila Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam

Permusyawaratan/Perwakilan :
 a.         Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat.
 b.         Tidak memaksakan kehendak pada orang lain.
 c.         Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.
 d.        Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
 e.  Dengan itikat baik dan rasa tanggungjawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah.
 f.          Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.
 g.    Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggung-jawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi

harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai kebenaran dan keadilan.

 5.        Nilai Yang Terkandung Dalam Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
 a.  Mengembangkan perbuatan-perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotong-royongan.
 b.         Bersikap adil.
 c.         Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
 d.        Menghormati hak-hak orang lain.
 e.         Suka member pertolongan kepada orang lain.
 f.          Menjauhi sikap pemerasan terhadap orang lain.
 g.         Tidak bersifat boros.
 h.         Tidak bergaya hidup mewah.
 i.           Tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan umum.
 j.           Suka bekerja keras.
 k.         Menghargai hasil karya orang lain.
 l.           Bersama-sama mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.

2. Norma.
2. Norma.

Merupakan perwujudan martabat manusia sebagai makhluk berbudaya, sosial, moral dan religi. Norma merupakan suatu kesadaran dan sikap
luhur yang dikehendaki oleh tata nilai untuk dipatuhi. Norma memiliki kekuatan untuk dipatuhi yang dikenal dengan sanksi, misalnya:

a. Norma agama sanksinya dari Tuhan.


b. Norma Kesusilaan, sanksinya rasa malu dan menyesal terhadap diri sendiri.

c. Norma Adat, sanksinya berupa pengucilan dalam pergaulan di masyarakat.

d. Norma Hukum, sanksinya berupa penjara, kurungan, denda yang dipaksakan.

Sedangkan moral merupakan ajaran tentang hal yang baik dan buruk yang menyangkut tingkah laku dan perbuatan manusia.

Nilai, norma, moral secara bersama mengatur kehidupan masyarakat dalam berbagai aspek.

3. Nilai-nilai luhur Pancasila.

a. Ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan dan nilai keadilan.

b. Nilai Ideal, nilai material, nilai spritual, nilai pragmatis dan nilai positif.

c. Nilai Logis (kebenaran), nilai estetis, nilai etis, nilai sosial dan nilai religius.

4. Makna Pancasila yang bersifat organis.

a. Terdiri dari bagian yang tidak dapat dipisah-pisahkan.

b. Tidak saling bertentangan.

c. Bersatu untuk mewujudkan keseluruhan.

d. Keseluruhan sila membina bagian-bagian.

e. Tidak boleh satu silapun ditiadakan melainkan merupakan satu kesatuan.

5. Pancasila Sebagai Moral Perseorangan, Moral Bangsa dan Moral Negara.

Dalam pelaksanaannya harus utuh dan bulat dan bulat, agar kita yakin bahwa apa yang kita lakukan sehari-hari adalah benar menurut hukum
negara, maka kita harus berpedoman pada aturan konstitusional yang berlaku mulai yang tertinggi sampai yang terendah.

Pancasila memiliki beberapa pengertian:

a. Dasar Negara RI yang merupakan sumber dari segala sumber hukum yang berlaku.

b. Pandangan hidup bangsa yang mempersatukan serta memberi petunjuk dalam mencapai kesejahteraan.

c. Jiwa dan kepribadian bangsa, yang dapat membedakan Bangsa Indonesia dengan bangsa lain.

d. Tujuan yang akan dicapai oleh bangsa.

e. Perjanjian luhur bangsa.

Semboyan ‘Bhinneka Tunggal Ika’ merupakan semboyan bangsa kita yang mengungkapkan persatuan dan kesatuan yang berasal
dari keanekaragaman. Walaupun kita terdiri atas berbagai suku dan beranekaragam budaya daerah, namun kita tetap satu bangsa
indonesia, memiliki bahasa dan tanah air yang sama, yaitu bahasa indonesia dan tanah air Indonesia

1) Menghormati Suka Bangsa di Indonesia


Kita sebagai bangsa Indonesia harus bersatu padu agar manjadi satu kesatuan yang bulat dan utuh. Untuk dapat bersatu kita harus
memiliki pedoman yang dapat menyeragamkan pandangan kita dan tingkah laku kita dalam kehidupan sehari-hari. Dengan
demikian, akan terjadi persamaan langkah dan tingkah laku bangsa Indonesia. Pedoman tersebut adalah Pancasila, kita harus
dapat meningkatkan rasa persaudaraan dengan berbagai suku bangsa di Indonesia.

Membiasakan bersahabat dan saling membantu dengan sesama warga yang ada di lingkungan kita, seperti gotong royong akan
dapat memudahkan tercapainya persatuan dan kesatuan bangsa. Bangsa Indonesia harus merasa satu, senasib sepenanggungan,
sebangsa, dan sehati dalam kekuatan wilayah nasional dengan segala isi dan kekayaannya merupakan satu kesatuan wilayah.
Dalam mengembangkan sikap menghormati terhadap keragaman suku bangsa, dapat terlihat dari sifat dan siksp dalam kehidupan
sehari-hari, diantaranya adalah sebagai berikut.
a. kehidupan bermasyarakat tercipta kerukunan seperti halnya dalam sebuah keluarga.
b. antara warga masyarakat terdapat semangat tolong menolong, kerjasama untuk menyelesaikan suatu masalah, dan kerjasama dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya.
c. dalam menyelesaikan urusan bersama selalu diusahakan dengan melalui musyawarah.
d. terdapat kesadaran dan sikap yang mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.

Sikap dan keadaan seperti tersebut di atas harus dijunjung tinggi serta dilestarikan. Untuk lebih memperkokoh persatuan dan
kesatuan bangsa, kita dapat melaksanakan pertukaran kesenian daerah dari seluruh pelosok tanah air. Dengan adanya kegiatan
pertukaran kesenian daerah tersebut dan memberikan manfaat bagi bangsa Indonesia, antara lain:
a. dapat saling pengertiaan antarsuku bangsa
b. dapat lebih mudah mencapai persatuan dan kesatuan
c. dapat mengurangi prasangka antar suku
d. dapat menimbulkan rasa kecintaan terhadap tanah air dan bangsa

2) Menghormati Budaya di Indonesia


Keanekaragaman budaya merupakan kekayaan bangsa kita. Kebudayaan- kebudayaan daerah merupakan modal utama untuk
mengembangkan kebudayaan nasional. Kebudayaan nasional adalah puncak-puncak kebudayaan daerah yang ada di wilayah
Indonesia. Kebudayaan daerah yang dapat menjadi kebudayaan nasional harus memenuhi syarat-syarat, seperti:
1.   menunjukkan ciri atau identitas bangsa
2.   berkualitas tinggi sehingga dapat diterima oleh seluruh bangsa Indonesia; dan pantas dan tepat diangkat sebagai budaya nasional.

Kebudayaan dapat diartikan sebagai hasil cita, rasa, dan karya manusia dalam suatu masyarakat dan diteruskan dari generasi ke
generasi melalui belajar. Jika kita telusuri, kebudayaan itu meliputi adat kebiasaan, upacara ritual, bahasa, kesenian, alat-alat, mata
pencaharian, ilmu pengetahuan, dan teknologi. Dalam arti sempit kebudayaan diartikan sebagai kesenian atau adat istiadat saja.

Kebudayaan daerah adalah kebudayaan yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat suatu daerah. Pada umumnya,
kebudayaan daerah merupakan budaya asli dan telah lama ada serta diwariskan turun-temurun kepada generasi berikutnya.
Kebudayaan kita sekarang ini merupakan hasil pertumbuhan dan perkembangan kebudayaan masa lampau.

Kebudayaan nasional harus memiliki unsur-unsur budaya yang mendapat pengakuan dari semua bangsa kita, sehingga menjadi
milik bangsa. Kebudayaan nasional dilaksanakan pada saat kegiatan tingkat nasional, seperti perayaan peringatan kemerdekaan
17 Agustus, peringatan hari-hari nasional, dan kegiatan kantor pemerintah atau swasta. Sebagai warga negara Indonesia kita
seharusnya bangga dengan adanya keanekaragaman kebudayaan. Bermacam-macam bentuk kebudayaan itu merupakan warisan
yang tak ternilai harganya. Kita harus menghormati keanekaragaman budaya. Kita juga harus melestarikan dan mengembangkan
berbagai bentuk warisan budaya yang ada sekarang ini

Bagaimana cara menghormati keanekaragaman budaya yang ada di Indonesia? Sikap menghormati keanekaragaman budaya
dapat kita tunjukkan dengan sikap-sikap berikut ini.
1. Menghormati kelompok lain yang menjalankan kebiasaan dan adat istiadatnya.
2.   Tidak menghina hasil kebudayaan suku bangsa lain.
3.   Mau menonton seni pertunjukan tradisional.
4.   Mau belajar dan mengembangkan berbagai jenis seni tradisional seperti seni tari, seni musik, dan seni pertunjukan.
5.   Bangga dengan hasil kebudayaan dalam negeri

Sikap saling menghormati budaya perlu dikembangkan agar kebudayaan kita yang terkenal tinggi nilainya itu tetap lestari, tidak
terkena arus yang datang dari luar. Melestarikan kebudayaan nasional harus didasari engan rasa kesadaran yang tingi tanpa
adanya paksaan dari siapapun.
Dalam rangka pembinaan kebudayaan nasional, kebudayaan daerah perlu juga kita kembangkan, karena kebudayaan daerah
mempunyai kedudukan yang sangat penting. Pembinaan kebudayaan daerah dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. pertukaran kesenian daerah
b. pembentukan organisasi kesenian daerah
c. penyebarluasan seni budaya, antara lain melalui radio, TV, surat kabar serta majalah
d. penyelenggaraan seminar mengenai seni budaya daerah
e. membentuk sanggar tari daerah
f. mengadakan pentas kebudayaan

3) Menghormati Agama yang ada di Indonesia

Sejak seseorang sudah diajarkan untuk meyakini dan melaksanakan ajaran agama yang kita anut. Dalam kehidupan berbangsa,
kita mengetahui keberagaman dalam agama. Agama tersebut tidak mengajarkan untuk memaksakan kepercayaan kita kepada
orang lain. Kita harus menghormati dan menghargai agama dan keyakinan orang lain, dengan begitu tidak akan ada pertengkaran.
Seperti semboyan “Bhineka Tunggal Ika”  yang artinya berbeda-beda tetapi tetap satu jua.

4) Menghormati Ras yang ada di Indonesia

Masyarakat Indonesia memiliki keberagaman ras, disebabkan oleh kedatangan bangsa asing ke wilayah Indonesia, sejarah
penyebaran ras di dunia, letak dan kondisi geografis wilayah Indonesia. Beberapa ras yang ada dalam masyarakat Indonesia antara
lain ras Malayan-Mongoloid yang ada di Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan, dan Sulawesi. Kedua ras
Melanesoid yang mendiami daerah Papua, Maluku, dan Nusa Tenggara Timur. Ketiga ras Asiatic Mongoloid seperti orang
Tionghoa, Jepang, dan Korea. Ras ini tinggal menyebar di seluruh Indonesia, namun terkadang mendiami daerah tertentu. Terakhir
adalah ras Kaukasoid yaitu orang India, Timur Tengah, Australia, Eropa, dan Amerika. 

Masyarakat Indonesia terdiri atas jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Berdasarkan sensus penduduk Tahun 2010, jumlah
penduduk laki-laki sebanyak 119.630.913 dan perempuan sebanyak 118.010413 Jumlah penduduk ini dari tahun ke tahun semakin
meningkat, sehingga diprediksi penduduk Indonesia akan bertambah pesat pada tahun-tahun berikutnya, hal ini disebabkan oleh
perumbuhan penduduk Indonesia setiap tahun sekitar 1.49%. Suatu jumlah yang besar dan dapat menimbulkan persoalan di
kemudian hari. Oleh karena itu perlu upaya untuk mengurangi pertumbuhan penduduk Indonesia. Ayo apa yang dapat dilakukan
oleh kalian untuk memperlambat pertumbuhan penduduk Indonesia? 

Sering kali kita menjumpai seseorang memperlakukan orang lain secara berbeda karena perbedaan jenis kelamin. Misalkan saat
tugas piket kelas, maka anak laki-laki mengangkat meja dan perempuan menyapu. Kemudian yang menjadi sekretaris dan
bendahara kelas adalah anak perempuan. Keadaan inilah yang dinamakan gender, yang dapat diartikan sebagai perilaku atau
sikap yang disebabkan perbedaan jenis kelamin. Perilaku dan sikap ini bukan karena jenis kelamin seseorang sehingga dia menjadi
ketua kelas. Namun disebabkan oleh pandangan atau pendapat dalam masyarakat yang memberikan tugas-tugas tertentu
berdasarkan jenis kelamin.
Oleh karena hanya pandangan atau pendapat masyarakat, maka mengakibatkan perbedaan gender antar masyarakat. Coba kalian
perhatikan dalam suku bangsa di Indonesia ada yang mengikuti garis keturunan ibu atau bapak. Seperti dalam masyarakat tertentu,
nama marga mengikuti marga ayah, karena mengikuti garis keturunan laki-laki (patrilineal). Sedangkan masyarakat yang lain lebih
mengutamakan anak perempuan dari pada laki-laki dalam kedudukan di keluarga.

Bagaimana kita bisa bersikap menghormati keragaman ras yang ada di tanah air? Kita bisa mengembangkan sikap berikut ini.

1.    Menerima ras orang lain dalam pergaulan sehari-hari. Dalam pergaulan di masyarakat, kita membedakan antara ras yang satu
dengan yang lainnya  
2.    Tidak menjelek-jelekkan, menghina, dan merendahkan ras orang  lain. Kita, manusia yang diciptakan Tuhan dengan harkat dan
martabat yang sama.  

5) Menghormati Golongan yang ada di Indonesia

Bagaimana kita bisa bersikap menghormati golongan atau kelompok lain yang ada di tanah air? Sama halnya dengan sikap kita
dalam menghormati keraghaman ras. Berikut beberapa sikap yang di kembangan dalam menghormati kelompok atau golongan
yang lain.

1.   Menerima golongan atau orang lain dalam pergaulan sehari-hari. Dalam pergaulan di masyarakat, kita membedakan antara golongan
yang satu dengan golongan dengan yang lainnya  
2.   Tidak menjelek-jelekkan, menghina, dan merendahkan golongan atau kelompok yang  lain. Kita, manusia yang diciptakan Tuhan
dengan harkat dan martabat yang sama.  

6) Bhinneka Tunggal Ika Sebagai Alat Pemersatu Bangsa

Realitas suatu bangsa yang menunjukkan adanya kondisi keanekaragaman suku bangsa, budaya, agama ras dan golongan
mengarahkan pada pilihan untuk menganut asas multikulturalisme. Dalam asas multikulturalisme ada kesadaran bahwa bangsa itu
tidak tunggal, tetapi terdiri atas sekian banyak komponen yang berbeda. Multikluturalisme menekankan prinsip nilai-nilai
kebersamaan di antara keragaman suku bangsa, budaya, agama ras dan golongan tersebut. Semua suku bangsa, budaya, agama
ras dan golongan pada prinsipnya sama-sama ada dan karena itu harus diperlakukan dalam konteks duduk sama rendah dan
berdiri  sama tinggi. Asas itu pulalah yang diambil oleh Indonesia, yang kemudian dirumuskan dalam semboyan yaitu “bhineka
tunggal ika”.

Bhinneka Tunggal Ika merupakan semboyan bangsa kita yang mengungkapkan persatuan dan kesatuan yang berasal dari
keanekaragaman. Walaupun kita terdiri atas berbagai suku yang beranekaragam budaya daerah, namun kita tetap satu bangsa
Indonesia, memiliki bahasa dan tanah air yang sama, yaitu bahasa Indonesia dan tanah air Indonesia. Begitu juga bendera
kebangsaan merah putih sebagai lambang identitas bangsa dan kita bersatu padu di bawah falsafah dan dasar negara Pancasila.

Realitas historis menunjukkan bahwa bangsa Indonesia berdiri tegak di antara keragaman suku bangsa, budaya, agama ras dan
golongan yang ada. Salah satu contoh nyata yaitu dengan dipilihnya bahasa Melayu sebagai akar bahasa persatuan yang
kemudian berkembang menjadi bahasa Indonesia. Dengan kesadaran yang tinggi semua komponen bangsa menyepakati sebuah
konsensus bersama untuk menjadikan bahasa Melayu sebagai bahasa persatuan yang dapat mengatasi sekaligus menjembatani
jalinan antarkomponen bangsa.
Adat istiadat, kesenian, kekerabatan, bahasa, dan bentuk fisik yang dimiliki oleh suku-suku bangsa yang ada di Indonesia memang
berbeda, namun selain perbedaan suku-suku itu juga memiliki persamaan antara lain hukum, hak milik tanah, persekutuan, dan
kehidupan sosialnya yang berasaskan kekeluargaan.

Untuk dapat bersatu kita harus memiliki pedoman yang dapat menyeragamkan pandangan kita dan tingkah laku kita dalam
kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, akan terjadi persamaan langkah dan tingkah laku bangsa Indonesia. Pedoman tersebut
adalah Pancasila, kita harus dapat meningkatkan rasa persaudaraan dengan berbagai suku bangsa di Indonesia.

Membiasakan bersahabat dan saling membantu dengan sesama warga yang ada di lingkungan kita, seperti gotong royong akan
dapat memudahkan tercapainya persatuan dan kesatuan bangsa. Bangsa Indonesia harus merasa satu, senasib sepenanggungan,
sebangsa, dan sehati dalam kekuatan wilayah nasional dengan segala isi dan kekayaannya merupakan satu kesatuan wilayah.

Dalam pandangan Koentjaraningrat (1993:5) Indonesia dapat disebut sebagai negara plural terlengkap  di dunia di samping negara
Amerika. Di Amerika dikenal semboyan et pluribus unum, yang mirip dengan bhineka tunggal ika, yang berarti  banyak namun
hakikatnya satu.

Semboyan Bhineka Tunggal Ika memang menjadi sangat penting ditengah beragamnya adat dan budaya Indonesia. Menjadi
barang percuma, apabila semboyan penuh makna tersebut hanya menjadi pelengkap burung garuda penghias dinding. Bhineka
Tunggal Ika bermakna berbeda beda tetapi tetap satu jua, sebuah semboyan jitu yang terbukti berhasil menyatukan bangsa dengan
sejuta suku, bangsa yang kaya akan ideologi, menjadi sebuah bangsa yang utuh dan merdeka.

Bhinneka Tunggal Ika merupakan alat pemersatu bangsa. Untuk itu kita harus benar-benar memahami maknanya. Negara kita juga
memiliki alat-alat pemersatu bangsa yang lain yakni:

1. Dasar Negara Pancasila
2. Bendera Merah Putih sebagai bendera kebangsaan
3. Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa persatuan
4. Lambang Negara Burung Garuda
5. Lagu Kebangsaan Indonesia Raya
6. Lagu-lagu perjuangan

Masih banyak alat-alat pemersatu bangsa yang sengaja diciptakan agar persatuan dan kesatuan bangsa tetap terjaga. Bisakah
kamu menyebutkan yang lainnya? Persatuan dalam keragaman memiliki arti yang sangat penting. Persatuan dalam keragaman
harus dipahami oleh setiap warga masyarakat agar dapat mewujudkan hal-hal sebagai berikut:

1. Kehidupan yang serasi, selaras dan seimbang


2. Pergaulan antarsesama yang lebih akrab
3. Perbedaan yang ada tidak menjadi sumber masalah
4. Pembangunan berjalan lancar

Pengertian Keragaman Indonesia

Keragaman merupakan suatu kondisi pada kehidupan masyarakat. Perbedaan seperti itu ada pada suku bangsa, agama, ras, serta

budaya. Keragaman yang ada di Indonesia adalah kekayaan dan keindahan bangsa indonesia. Pemerintah harus bisa mendorong

keberagaman tersebut menjadi suatu kekuatan untuk bisa mewujudkan persatuan dan kesatuan nasional menuju indonesia yang

lebih baik.

Faktor Penyebab keberagaman Bangsa Indonesia


Keberagaman bangsa Indonesia dapat dibentuk oleh banyaknya jumlah suku bangsa yang tinggal di wilayah Indonesia dan

tersebar di berbagai pulau dan wilayah di penjuru indonesia. Setiap suku bangsa memiliki ciri khas dan karakteristik sendiri pada

aspek sosial dan budaya. Menurut penelitian badan statistik auat BPS, yang di lakukan tahun 2010, di Indonesia terdapat 1.128

suku bangsa.

Keberagaman yang ada pada masyarakat, bisa saja menjadi tantangan hal itu disebabkan karena orang yang mempunyai

perbedaan pendapat bisa lepas kendali. Munculnya perasaan kedaerahan serta kesukuan yang berlebihan dan dibarengi tindakan

yang dapat merusak persatuan, hal tersebut dapat mengancam keutuhan NKRI. Karean itu adanya usaha untuk dapat mewujudkan

kerukunan bisa dilakukan dengan menggunakan dialog dan kerjasama dengan prinsip kesetaraan, kebersamaan, toleransidan juga

saling menghormati satu sama lain.

Keberagaman masyarakat Indonesia disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya adalah sebagai berikut :
 Kondisi negara kepulauan
 Letak strategis wilayah Indonesia
 Perbedaan kondisi alam
 Penerimaan masyarakat terhadap perubahan
 Keadaan transportasi dan kumunikasi

Keberagaman Agama, Kepercayaan dan Ras di Indonesia

Keberagaman ini antara lain di pengaruhi oleh letak geografis indonesia yang terletak di jalur perdagangan internasional, serta

kekayaan alam yang melimpah maka perdagang asing datang ke Indonesia. Selain melakukan kegiatan perdagangan, mereka juga

menyebarkan ajaran agama dan kepercayaan yang mereka yakni agama Budha dan Hindu masuk dibawa oleh bangsa India yang

telah lama berdagang dengan Indonesia, lalu menyusul para pedagang Gujarat yang menyebarkan agama Islam. Kedatangan

bangsa Eropa membawa agama katolik dan kristen, sedangkan pedagang cina menyebarkan ajaran Kong Hu Chu. Berbagai

agama diterima oleh bangsa Indonesia karena sebelumnya masyarakat sudah mengenal kepercayaan sperti dinamisme

maupun animisme. Juga sifat keterbukaan masyarakat Indonesia terhadap budaya lain.

Keberagaman Ras dapat diartikan sebagai sekelompok besar manusia yang memiliki ciri-ciri fisik yang sama. Manusia yang satu

mempunyai perbedaan ras dengan manusia yang lainnya sebab adanya perbedaan ciri-ciri fisik seperti bentuk rambut, warna kulit,

bentuk badan, ukuran badan, bentuk mata, warna mata, dan ciri fisik lainnya. Masyarakat indonesia memiliki keberagaman ras

disebabkan oleh kehadiran bangsa asing ke wilayah Indonesia. Beberapa ras yang ada di Indonesia seperti ras malayan-mongoloid

yang tersebar di wilayah sumatra, kalimantan, sulawesi, jawa, bali,. Yang kedua adalah ras malanesoid yang tersebar di daerah

Papua, NTT dan maluku. Ketiga ras Kaukosoid yaitu orang India, timur Tengah, Australia, Eropa dan Amerika. Terakhir yaitu ras

Asiatic mongoloid seperti orang Tionghoa, korea dan jepang. Ras ini tinggal dan menyebar di seluruh wilayah Indonesia, namun

terkadang mendiami wilayah tertentu.

Keberagaman suku bangsa dan budaya Budaya

Budaya mempunyai sifat yang universal. Hal tersebut berarti ada berbagai sifat umum yang melekat dan menyatu pada setiap

budaya yang ada dan dihasilkan. Beberapa sifat universal budaya tersebut di antaranya :
 Kebudayaan brdasar pada lambang
 Kebudayaan merupakan milik bangsa
 Kebudayaan dapat terintegrasi
 Kebudayaan selalu berubah
 Kebudayaan bisa disesuaikan
 Kebudayaan adalah hasil belajar
 Kebudayaan bersifat nisbi dan relatif

Pada suatu budaya juga terdapat suatu pola prilaku yang biasa disebut patterm of behavior yang merupakan tat cara masyarakat.

Arti Penting Memahami Keberagaman dalam Masyarakat Indonesia

Pernahkah anda bepergian ke pulau-pulau atau daerah-daerah lain di penjuru Indonesia? Coba ceritakan pengalaman anda ketika

berkunjung ke lain pulau atau ke lain daerah tempat tinggal kalian.

Nah, dengan mengetahui pulau-pulau atau daerah-daerah di Indonesia kita dapat mengetahui perbedaan secara kewilayahan dan

perbedaan sosial budaya masyarakat Indonesia.

Aspek kewilayahan menjelaskan, bahwa wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki

ribuan pulau besar kecil di dalamnya. Satu pulau dengan pulau yang lain dipisahkan oleh bentangan laut yang sangat luas. Kondisi

wilayah yang demikian menjadikan keterpisahan antara satu bagian wilayah negara dengan wilayah negara yang lain dalam negara

Indonesia. Selain itu juga terdapatnya jarak yang jauh antara pusat dengan daerah. Terbawa oleh kondisi kewilayahan tersebut,

perlu disadari oleh semua pihak bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia sesungguhnya rawan terjadinya perpecahan

(disintegrasi).

Aspek sosial budaya menjelaskan, bahwa masyarakat Indonesia diwarnai oleh berbagai macam perbedaan, baik

perbedaan agama, suku, ras, bahasa dan kebudayaan. Kondisi sosial budaya yang demikian menjadikan kehidupan bangsa

Indonesia menyimpan potensi terjadinya konflik. Kenyataan juga menunjukkan, bahwa dalam kehidupan bangsa Indonesia sering

terjadi konflik antar-kelompok masyarakat yang dilatarbelakangi oleh perbedaan-perbedaan tersebut. Sampai saat ini, konflik-konflik

yang terjadi tidak menimbulkan perpecahan dalam kehidupan bangsa ini. Namun demikian kenyataan semacam itu perlu

manjadikan perhatian semua pihak agar dapat mempertahankan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia tetap terjaga.

dengan dua alasan tersebut, maka penting sekali memahami keberagaman yang ada di masyarakat Indonesia yang ditujukan untuk

mengusahakan dan mempertahankan persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tanpa memiliki kesadaran

akan keberagaman yang ada, bangsa Indonesia bisa saja terjerumus ke arah perpecahan.

Manfaat Keberagaman Budaya di Indonesia

Sumber pengetahuan bagi dunia

Budaya merupakan nilai-nilai yang dimiliki suatu masyarakat dan dilembagakan dalam suatu bentuk artefak budaya yang dapat

dinikmati oleh masyarakat dan generasi penerusnya. Dengan artefak budaya kita akan mengenal nilai-nilai masyarakat di masa

lalu. Hal ini sangat penting untuk dijadikan sumber pengetahuan. Bagi budayawan mauoun sejarawan, artefak budaya sangatlah

penting dan harus dilestarikan. Karena suatu artefak budaya dari masa lalu bisa menjadi sumber informasi berharga.
Identitas bangsa di mata internasional

Dengan kemajemukan budaya yang ada bisa menjadi identitas diri suatu bangsa. Kita tahu bahwa bangsa australia adalah bangsa

aborogin, hal itu merupakan salah satu identitas negara australian di mata dunia. Kita tahu bahwa alat musik gitar akustik adalah ciri

musik latin dari Amerika selatan. Itu pun bisa menjadi ciri khas suatu bangsa. Oleh sebab itu, manfaat keberagaman budaya

Indonesia ini membuat indonesia memiliki banyak sekali artefak budaya yang bisa mengenalkan negara kita kepada dunia

internasional. Dengan keanekaragam budaya pula tentunya melahirkan berbagai macam ide yang berguna bagi pembangunan

bangsa dan negara.

Memupuk sikap toleransi

Masih banyak lagi manfaat yang dapat kita rasakan dari keberagaman budaya di Negara Kesatuan Republik Indonesia ini. Dengan

adanya multikulturalisme (ragam budaya), diharapkan mempertebal sikap toleransi dan rasa tolong menolong serta nasionalisme

kita.

Menumbuhkan sikap nasionalisme

Perbedaan budaya yang ada dapat menciptakan rasa cinta tanah air, karena keanekaragam budaya merupaka suatu kekayaan

yang dimiliki suatu bangsa. Tidak hanya hasil tambang, komoditi ekspor yang mempengaruhi pendapatan negara. Faktor budaya

juga menjadi daya tarik dan kekayaan yang bisa dimiliki suatu bangsa. Budaya mengajarkan kita akan nilai-nilai leluhur bangsa

yang memiliki keunikan dan kegunaannya masing-masing.

Ketika kita memandang bahwa keanekaragaman budaya merupakan suatu kekayaan, maka dengan sendirinya kita akan berusaha

menjaga kekayaan kita tersebut. Sehingga sikap memiliki dan menghargai kekayaan bangsa dapat muncul di dalam diri kita.

Alat pemersatu bangsa

Dengan memiliki berbagai bahasa daerah, tidak menyebabkan bangsa Indonesia terpecah belah tetapi justru menambah kekayaan

perbendaharaan bahasa. Karena keunikan ini merupakan kekayaan yang mana tidak ada negara lain yang memiliki

keanekaragaman budaya layaknya Indonesia. Bhineka Tunggal Ika merupakan simbol pemersatu bangsa dan sangat menarik di

mata bagsa bangsa dunia.

A.    Pengertian Persatuan dan Kesatuan Bangsa


Persatuan/kesatuan berasal dari kata satu yang berarti utuh atau tidak terpecah-belah. Persatuan/kesatuan mengandung arti
“bersatunya macam-macam corak yang beraneka ragam menjadi satu kebulatan yang utuh dan serasi.”
Indonesia: Mengandung dua pengertian, yaitu pengertian Indonesia ditinjau dari segi geografis dan dari segi bangsa.
Dari segi geografis, Indonesia berarti bagian bumi yang membentang dari 95° sampai 141° Bujur Timur dan 6° Lintang Utara
sampai 11o Lintang Selatan atau wilayah yang terbentang dari Sabang sampai Merauke.
Indonesia dalam arti luas adalah seluruh rakyat yang merasa senasib dan sepenanggungan yang bermukim di dalam wilayah
itu.
Persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia berarti persatuan bangsa yang mendiami wilayah Indonesia. Persatuan itu
didorong untuk mencapai kehidupan yang bebas dalam wadah negara yang merdeka dan berdaulat.

B.     Makna dan Pentingnya Persatuan Dan Kesatuan Bangsa


Kesatuan bangsa Indonesia yang kita rasakan saat ini, itu terjadi dalam proses yang dinamis dan berlangsung lama, karena
persatuan dan kesatuan bangsa terbentuk dari proses yang tumbuh dari unsur-unsur sosial budaya masyarakat Indonesia sendiri, yang
ditempa dalam jangkauan waktu yang lama sekali.
Unsur-unsur sosial budaya itu antara lain seperti sifat kekeluargaan dan jiwa gotong-royong. Kedua unsur itu merupakan
sifat-sifat pokok bangsa Indonesia yang dituntun oleh asas kemanusiaan dan kebudayaan. Karena masuknya kebudayaan dari luar,
maka terjadi proses akulturasi (percampuran kebudayaan). Kebudayaan dari luar itu adalah kebudayaan Hindu, Islam, Kristen dan
unsur-unsur kebudayaan lain yang beraneka ragam. Semua unsur-unsur kebudayaan dari luar yang masuk diseleksi oleh bangsa
Indonesia. Kemudian sifat-sifat lain terlihat dalam setiap pengambilan keputusan yang menyangkut kehidupan bersama yang senantiasa
dilakukan dengan jalan musyawarah dan mufakat. Hal itulah yang mendorong terwujudnya persatuan bangsa Indonesia. Jadi makna
dan pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa dapat mewujudkan sifat kekeluargaan, jiwa gotong-royong, musyawarah dan lain
sebagainya.

Tahap-tahap pembinaan persatuan bangsa Indonesia itu yang paling menonjol ialah sebagai berikut:

1.      Perasaan senasib
2.      Kebangkitan Nasional
3.      Sumpah Pemuda
4.      Proklamasi Kemerdekaan

C.    Prisip-Prinsip Persatuan Dan Kesatuan Bangsa


Hal-hal yang berhubungan dengan arti dan makna persatuan Indonesia apabila dikaji lebih jauh, terdapat beberapa prinsip
yang juga harus kita hayati serta kita pahami lalu kita amalkan.

Prinsip-prinsip itu adalah:

1.      Prinsip Bhineka Tunggal Ika

Prinsip ini mengharuskan kita mengakui bahwa bangsa Indonesia merupakan bangsa yang terdiri dari berbagai suku,
bahasa, agama dan adat kebiasaan yang majemuk. Hal ini mewajibkan kita bersatu sebagai bangsa Indonesia.

2.      Prinsip Nasionalisme Indonesia

Kita mencintai bangsa kita, tidak berarti bahwa kita mengagung-agungkan bangsa kita sendiri. Nasionalisme Indonesia tidak
berarti bahwa kita merasa lebih unggul daripada bangsa lain. Kita tidak ingin memaksakan kehendak kita kepada bangsa lain, sebab
pandangan semacam ini hanya mencelakakan kita. Selain tidak realistis, sikap seperti itu juga bertentangan dengan sila Ketuhanan
Yang Maha Esa dan Kemanusiaan yang adil dan beradab.

3.      Prinsip Kebebasan yang Bertanggungjawab

Manusia Indonesia adalah makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Ia memiliki kebebasan dan tanggung jawab tertentu
terhadap dirinya, terhadap sesamanya dan dalam hubungannya dengan Tuhan Yang maha Esa.

4.      Prinsip Wawasan Nusantara


Dengan wawasan itu, kedudukan manusia Indonesia ditempatkan dalam kerangka kesatuan politik, sosial, budaya, ekonomi,
serta pertahanan keamanan. Dengan wawasan itu manusia Indonesia merasa satu, senasib sepenanggungan, sebangsa dan setanah air,
serta mempunyai satu tekad dalam mencapai cita-cita pembangunan nasional.

5.      Prinsip Persatuan Pembangunan untuk Mewujudkan Cita- cita   Reformasi

Dengan semangat persatuan Indonesia kita harus dapat mengisi kemerdekaan serta melanjutkan pembangunan menuju
masyarakat yang adil dan makmur

D.    Pengamalan Nilai-nilai Persatuan dan Kesatuan

Pengamalan Nilai-nilai Persatuan dan Kesatuan antara lain Mempertahankan Persatuan dan Kesatuan Wilayah Indonesia. Pepatah
mengatakan “bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh”. Oleh karena itu yang perlu kita tegakkan dan lakukan adalah:

1.      meningkatkan semangat kekeluargaan, gotong-royong dan musyawarah; meningkatkan kualitas hidup bangsa Indonesia dalam
berbagai aspek kehidupan

2.      pembangunan yang merata serta berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia;

3.      memberikan otonomi daerah;

4.      memperkuat sendi-sendi hukum nasional serta adanya kepastian hokum

5.      perlindungan, jaminan serta menjunjung tinggi hak asasi manusia;

6.      memperkuat sistem pertahanan dan keamanan sehingga masyarakat merasa terlindungi;

7.      Meningkatkan semangat Bhinneka Tunggal Ika;

8.      Mengembangkan semangat kekeluargaan.Yang perlu kita lakukan setiap hari usahakan atau “budayakan saling bertegur sapa”;

9.      Menghindari penonjolan sara/perbedaan. Karena bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, bahasa, agama serta adat-
istiadat kebiasaan yang berbeda-beda, maka kita tidak boleh melakukan perbuatan yang dapat menimbulkan perpecahan. Oleh karena
itu yang harus kita hindari antara lain:

a.       Egoisme

b.      Ekstrimisme

c.       Sukuisme

d.      Profinsialisme

e.       acuh tak acuh tidak peduli terhadap lingkungan

f.       fanatisme yang berlebih-lebihan dan lain sebagainya

E.     Bhinneka Tunggal Ika : Berbeda-Beda Tetapi Satu Jua –     Semboyan Negara Indonesia
Arti Bhinneka Tunggal Ika adalah berbeda-beda tetapi satu jua yang berasal dari buku atau kitab sutasoma karangan Empu
Tantular. Secara mendalam Bhineka Tunggal Ika memiliki makna walaupun di Indonesia terdapat banyak suku, agama, ras, kesenian,
adat, bahasa, dan lain sebagainya namun tetap satu kesatuan yang sebangsa dan setanah air. Dipersatukan dengan bendera, lagu
kebangsaan, mata uang, bahasa dan lain-lain yang sama.Kata-kata Bhinneka Tunggal Ika juga terdapat pada lambang negara Republik
Indonesia yaitu Burung Garuda Pancasila. Di kaki Burung Garuda Pancasila mencengkram sebuah pita yang bertuliskan Bhinneka
Tunggal Ika. Kata-kata tersebut dapat pula diartikan : Berbeda-beda tetapi tetap satu jua.

Bhinneka Tunggal Ika adalah motto atau semboyan Indonesia. Frasa ini berasal dari bahasa Jawa Kuna dan seringkali
diterjemahkan dengan kalimat “Berbeda-beda tetapi tetap satu”. Kalimat ini merupakan kutipan dari sebuah  kakawin Jawa Kuna
yaitu kakawin Sutasoma, karangan Mpu Tantular semasa kerajaan Majapahit sekitar abad ke-14. Kakawin ini istimewa karena
mengajarkan toleransi antara umat Hindu Siwadengan umat Buddha.

Sejak Negara Republik Indonesia ini didirikan (merdeka), para pendiri bangsa dengan dukungan penuh seluruh rakyat telah
sepakat mencantumkan kalimat “Bhinneka Tunggal Ika” pada lambang negara Garuda Pancasila. Kalimat itu sendiri diambil dari
falsafah Nusantara yang sejak jaman Kerajaan Majapahit juga sudah dipakai sebagai motto pemersatu wilayah di kawasan Nusantara.
Ini artinya, bahwa sudah sejak dulu sekali, jauh sebelum jaman menjadi modern seperti sekarang, jauh sebelum bangsa ini menjadi
terdidik dengan tingkat intelektualitas tinggi seperti sekarang, kesadaran akan hidup bersama di dalam keberagaman sudah tumbuh
dan menjadi jiwa serta semangat anak-anak banga di negeri ini. Tetapi memasuki abad 21, di mana anak-anak Bangsa Indonesia telah
menjadi bangsa yang terdidik, bangsa yang banyak sekali punya orang pintar alias kaum inteletual yang ilmunya bahkan diperoleh dari
sekolah-sekolah tinggi di luar negeri, sebuah kata, yaitu “pluralisme” yang artinya sama dengan keberagaman, tiba-tiba saja menjadi
istilah yang begitu gencar disebut. Setiap orang seakan kurang yakin dengan keintelekannya bila tidak menyebut kata pluralisme setiap
kali bicara, berdiskusi, berpidato dan lain sebagainya.

F.     Cara Mewujudkan Persatuan dan Kesatuan Bangsa

Padahal salah satu misi utama kedatangan Islam di muka bumi ini adalah menyebarluaskan rasa kasih sayang, kerukunan,
kedamaian , persatuan dan kesatuan. Tak hanya antar-sesama manusia, tetapi juga pada makhluk-makhluk Allah lainnya, seperti
binatang, tumbuh-tumbuhan, air, bumi, hutan, dan lain sebagainya. Karena itu sulit dipahami jika manusia yang satu dengan yang
lainnya tidak berusaha mewujudkan perdamaian. Misi perdamaian Islam juga tercermin dalam kata ‘Islam’ itu sendiri yang berarti
selamat, sejahtera, aman, dan damai. Tetapi menyatakan Islam berarti “salam” damai saja tak cukup. Setiap individu Muslim harus
membuktikan tak hanya dengan perkataan, tetapi lebih penting lagi dengan amal perbuatan, bahwa Islam dan kaum Muslimin adalah
cinta damai dan betul-betul mengorientasikan diri menuju ke “Dar al-Salam” dengan cara damai pula. Menegakkan amar ma’ruf nahyi
munkar merupakan perintah Islam; tetapi nahyi munkar harus dilakukan dengan cara-cara ma’ruf, yakni cara-cara yang baik, damai,
persuasif, hikmah, kebijaksanaan dan pengajaran yang baik; bukan dengan cara yang justru mengandung kemungkaran, seperti
pemaksaan, kekerasan, apalagi terorisme.

Membangun Persatuan dan kesatuan mencakup upaya memperbaiki kondisi kemanusiaan lebih baik dari hari kemarin.
Semangat untuk senantiasa memperbaiki kualitas diri ini amat sejalan dengan perlunya menyiapkan diri menghadapi tantangan masa
depan yang kian kompetitif. Untuk dapat memacu diri, agar terbina persatuan dan kesatuan paling kurang terdapat sepuluh hal yang
perlu dilakukan:

1.      berorientasi ke depan dan memiliki perspektif kemajuan;


2.      bersikap realistis, menghargai waktu, konsisten, dan sistematik dalam bekerja;
3.      bersedia terus belajar untuk menghadapi lingkungan yang selalu berubah;
4.      selalu membuat perencanaan;
5.      memiliki keyakinan, segala tindakan mesti konsekuensi;
6.      menyadari dan menghargai harkat dan pendapat orang lain;
7.      rasional dan percaya kepada kemampuan iptek;
8.      menjunjung tinggi keadilan; dan
9.      berorientasi kepada produktivitas, efektivitas dan efisiensi.

Anda mungkin juga menyukai