Anda di halaman 1dari 10

Pembentukan

Pemerintahan NKRI
Kelompok 4
Anggota
Rachel Y.P.
Raja Adzizan
Rangga Fatih
Ricca Elvinaria
Rifki Candra
Rigolda C. Butar-butar
Pembentukan
Pemerintahan NKRI
Proklamasi kemerdekaan Indonesia merupakan bentuk pernyataan luhur bangsa Indonesia
yang menunjukkan tercapainya cita-cita kemerdekaan Indonesia. Akan tetapi, pernyataan
kemerdekaan belum cukup bagi berdirinya sebuah negara merdeka. Terdapat syarat konstitutif
dan deklaratif bagi berdirinya suatu negara.

Syarat Deklaratif
Syarat Konstitutif
Adanya pengakuan dari negara lain
1. Memiliki wilayah
terhadap kemerdekaan tersebut
2. Memiliki rakyat
sehingga dapat saling bekerja sama
3. Mmemiliki pemerintahan
secara internasional.
Pengesahan
UUD 1945
Rapat pertama PPKI untuk mengesahkan UUD 1945 tanggal 18 Agustus 1945
dilaksanakan di Pejambon Jakarta. Sebelumnya, rancangan pembukaan UUD sudah
dikaji. Hal ini sebagaimana tercantum dalam Piagam Jakarta yang dianut oleh
BPUPKI pada 22 Juni 1945, khususnya berkaitan dengan kalimat “Ketuhanan
dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi para pemeluk-pemeluknya”. Hal
ini perlu dikaji karena Indonesia memiliki kondisi masyarakat yang majemuk,
dengan berbagai agama. Maka, diadakanlah perubahan dalam UUD 1945.

Berikut perubahan dalam UUD 19451:


1. Pergantian kata Muqaddimah menjadi Sidang pengesahan UUD 1945diubah
menjadi Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kalimat Ketuhanandengan mewajibkan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya
diubah menjadi Ketuhanan Yang Maha Esa.
3. Kalimat Menurut Dasar Kemanusiaan yang Adil dan Beradab diubah
menjadiKemanusiaan yang Adil dan Beradab.
4. Pasal 6 ayat 1 tentang persyaratan sebagai presiden Indonesia. Semula
kalimatnya berbunyi “Presiden adalah orang Indonesia dan beragama Islam”
diubah menjadi“Presiden adalah orang Indonesia aslI
Pemilihan Presiden & Wakil
Presiden
Pada hari yang sama, dalam rapat untuk memilih presiden dan
wakil presiden, tampil Otto Iskandardinata yang mengusulkan
agar pemilihan dilakukan secara mufakat. Ia sendiri
mengajukan Soekarno dan Hatta masing-masing sebagai
presiden dan wakil presiden. Dalam musyawarah untuk
mufakat, secara aklamasi peserta sidang menyetujui dan
menetapkan Soekarno dan Hatta sebagai presiden dan wakil
presiden pertama Republik Indonesia, diiringi dengan lagu
kebangsaan “Indonesia Raya”.
Sidang 2 PPKI
Sidang II PPKI diadakan pada tanggal 19 Agustus
1945 dan menghasilkan keputusan sebagai berikut:
1. Pembentukan 12 departemen beserta para pejabat
kementriannya.
2. Pembagian wilayah Indonesia menjadi 8 provinsi
beserta penetapan gubernur wilayahnya.
Pembentukan Departemen Beserta
Pejabat Kementriannya
1. Menteri Dalam Negeri : R.A.A. Wiranatakusumah
2. Menteri Luar Negeri : Mr. Ahmad Subarjo
3. Menteri Kemakmuran : Ir. D. P. Surahman
4. Menteri Sosial : Mr. Iwa Kusumasumantri
5. Menteri Pekerjaan Umum : Abikusno Cokrosuyoso
6. Menteri Kesehatan : dr. Buntaran Martoatmojo
7. Menteri Pengajaran : K. H. Dewantara
8. Menteri Penerangan : Mr. Amin Syariffudin
9. Menteri Kehakiman : Ir. Surachman Cokrodisuryo
10.Menteri Keuangan : Mr. A. A. Maramis
11. Menteri Perhubungan (ad interim) : Abikusno Cokrosuryoso
12. Menteri Keamanan Rakyat : Supriyadi
Pembagian Wilayah Indonesia
1. Sumatra : Mr. Teuku M. Hasan
2. Jawa Barat : Mas Sutarjo Kartohadikusumo
3. Jawa Tengah : Raden Panji Suroso
4. Jawa Timur : Raden Mas Tumenggung Ario Suryo
5. Kalimantan (Borneo) : Ir. Mohammad Noor
6. Sulawesi : Dr. Sam Ratulangi
7. Maluku : Mr. Johannes Latuharhary
8. Nusa Tenggara (Sunda Kecil): Mr. I Gusti Ketut Puja
Sidang 3 PPKI
Sidang III (terakhir) PPKI diadakan pada tanggal 22 Agustus 1945
dengan hasil sebagai berikut:
1.Pembentukan Komite Nasional Indonesia
2.Penetapan Partai Nasional Indonesia
3.Membentuk Badan Keamanan Rakyat

Pembentukan Berbagai Partai Politik


Sidang PPKI pada tanggal 22 Agustus 1945 juga memutuskan adanya pembentukan partai politik
nasional yang kemudian terbentuk PNI (Partai Nasional Indonesia). Partai ini diharapkan sebagai
wadah persatuan pembinaan politik bagi rakyat Indonesia. BPKNIP mengusulkan perlu dibentuknya
partai-partai politik yang kemudian ditindaklanjuti oleh wakil presiden dengan maklumat pada tanggal
3 November 1945. Setelah dikeluarkan maklumat itu, berdirilah partai-partai politik di NKRI.

Pembentukan Komite Nasional Indonesia


Pada 22 AgustusmenyelenggarakanKomite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) yang akan
menggantikan PPKI. Soekarno dan Hatta mengangkat 135 orang anggota KNIP yang
mencerminkan keadaan masyarakat Indonesia. Pada awalnya KNIP berfungsi sebagai badan
pembantu dan penasehat presiden.
Membentuk Kekuatan Pertahanan dan
Keamanan
Pada 23 Agustus Presiden Soekarno mengesahkan secara resmi
berdirinya BKR sebagai badan kepolisian yang bertugas menjaga
keamanan. Mayoritas angota BKR terdiri dari mantan anggota PETA,
KNIL, dan Heiho. Terpilih sebagai pimpinan BKR pusat adalah
Kaprawi. Berdasarkan maklumat Presiden RI, pada 5 Oktober
berdirilah Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Soepriyadi (tokoh
perlawanan tentara PETA terhadap Jepang di Blitar) terpilih sebagai
pimpinan TKR.
Pada perkembangannya, Tentara Keamanan Rakyat berubah
menjadi Tentara Keselamatan Rakyat pada 7 Januari 1946.
Nama itu berubah kembali menjadi Tentara Republik Indonesia
(TRI) pada 24 Januari 1946. TRI berubah nama menjadi Tentara
Nasional Indonesia (TNI) pada 3 Juni 1947. Dengan demikian,
hingga pertengahan 1947 pemerintah telah berhasil menyusun,
mengonsolidasi, sekaligus menyatukan alat pertahanan dan
keamanan.
Terima kasih
Presented by: Kelompok 4

Anda mungkin juga menyukai