Anda di halaman 1dari 10

DISUSUN

O
L
E
H
DEDI APRIZAL
JUHARI
HENDRI
ISMIMA SOLIKA
JUNAIDI
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini
yang Alhamdulillah tepat pada waktunya.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah
SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin….

Wassalam
Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

BAB II PEMBAHASAN
A. Tradisi sejarah masyarakat indonesia di masa prasejarah
B. Jejak – jejak sejarah indonesia
C. Tradisi sejarah masyarakat indonesia di masa sejarah

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan
B. Saran
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Salah satu fungsi sejarah adalah untuk memberikan identitas pada
masyarakatnya. Kisah sejarah di anggap perlu untuk menunjukkan jati diri, untuk
membedakan dengan masyarakat lain. Kisah sejarah juga di anggap perlu sebagai
pengalaman kolektif bersama di masa lampau, bahkan sering kali garis keturunan yang
sama sehingga dapat mempererat rasa solidaritas diantara anggota masyarakat secara
turun-temurun.
Oleh karena itu, suatu kisah masyarakat dapat menjelaskan keberadaan suatu
kolektif baik pada masyarakat sebelum maupun sesudah mengenal tulisan. Tradisi
sejarah terbagi dalam 2 masa, yaitu Masa Praaksara dan Masa Aksara. Kehidupan
masyarakat manusia sebelum mengenal tulisan disebut dengan kehidupan masyarakat
Indonesia zaman prasejarah. Manusia yang hidup pada zaman prasejarah belum
mengenal tulisan. Akibatnya, generasi selanjutnya serta para peneliti tidak mungkin
menemukan adanya bukti-bukti tertulis mengenai kehidupan mereka. Para ahli,
misalnya mencoba mengamati secara seksama benda-benda itu dengan cara
merekontruksinya.
Namun, bukan berarti para ahli tidak memberi sumbangan apa-apa.
Bagaimanapun juga mereka telah berusaha agar hasil penelitian mereka bisa sedekat
mungkin menggambarkan kehidupan manusia pada masa itu. Dan memang, benda-
benda itu yang merupakan satu-satunya bukti yang bisa diteliti. Secara khusus dalam
kehidupan bersama sebagai bangsa, ada dua aspek utama dari peninggalan masa lalu
yang tidak boleh dilupakan. Pertama, peninggalan masa lalu yang bersifat material
yaitu segala benda buatan manusia sebagai perwujudan dari akalnya. Kedua,
peninggalan masa lalu yang bersifat nonmaterial yaitu terdiri atas alam pikiran dan
kumpulan perasaan yang tersusun teratur, misalnya pandangan falsafah hidup, cita-
cita, etos, nilai, norma dan lain-lain. Kedua aspek ini tidak dapat dipisahkan.
BAB II
PEMBAHASAN
TRADISI SEJARAH INDONESIA
DI MASA PRASEJARAH DAN MASA SEJARAH

A. TRADISI SEJARAH MASYARAKAT INDONESIA DI MASA PRASEJARAH


Manusia yang hidup pada zaman prasejarah belum mengenal tulisan. Akibatnya,
generasi selanjutnya serta para peneliti tidak mungkin mengharapkan adanya bukti-
bukti tertulis mengenai kehidupan mereka. Mereka hanya meninggalkan benda-benda
kebudayaan. Melalui benda-benda ini, para ahli meneliti kehidupan mereka. Para ahli,
misalnya, mencoba mengamati secara seksama benda-benda kebudayaan dengan
cara merekonstruksikannya. Kemudian dibuat penafsiran atau perkiraan tentang
kehidupan pada masa itu. Meski demikian, situasi dan kehidupan macam apa yang
sesungguhnya terjadi tetap tidak tersingkap secara penuh. Namun bukan berarti bahwa
para ahli tidak memberikan sumbangan apa-apa.
1. Cara Masyarakat Mewariskan Masa Lalu
Presiden pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno pernah menyatakan
“jangan sekali-kali meninggalkan sejarah”. Pernyataan ini ingin menekankan
pentingnya sejarah atau masa lalu bangsa Indonesia. Pentingnya masa lalu atau
sejarah tidak hanya mengacu pada kehidupan berbangsa saja. Masing-masing
orang atau kelompok, atau suku bangsa juga tidak boleh meninggalkan masa
lalunya baik masa lalu yang kurang menyenangkan maupun masa lalu yang
menggembirakan. Menurut ilmu psikologi masa lalu tidak boleh dilupakan,
melainkan diolah, dievaluasi yang hasilnya berupa rekonsiliasi, atau perdamaian,
baik perdamaian dengan diri sendiri, perdamaian dalam hidup berkelompok. Masa
lalu merupakan kekayaan dan pedoman yang sungguh berharga untuk hidup pada
masa kini dan masa yang akan datang.
2. Tradisi Sejarah Masyarakat Indonesia Sebelum Mengenal Tulisan
Beberapa unsur-unsur kebudayaan masyarakat Indonesia sebelum
mengenal tulisan atau sebelum pengaruh Hindu-Buddha, antara lain:
a. Sistem Kepercayaan
Sistem kepercayaan dalam masyarakat Indonesia diperkirakan mulai
tumbuh pada masa berburu dan mengumpulkan makanan. Hal ini dibuktikan
dengan penemuan lukisan-lukisan pada dinding-dinding goa di Sulawesi
Selatan. Lukisan itu berbentuk cap tangan merah dengan jari-jari yang
direntangkan. Lukisan itu diartikan sebagai sumber kekuatan atau simbol
perlindungan untuk mencegah roh jahat. Ada juga lukisan tangan dengan jari
tidak lengkap yang merupakan tanda berkabung dan penghormatan terhadap
roh nenek moyang. Adanya corak kepercayaan seperti ini diperkuat oleh
penemuan lukisan kadal di Pulau Seram dan Papua. Di tempat yang sama juga
ditemukan lukisan perahu, yang menggambarkan kendaraan nenek moyang ke
alam baka.
Kepercayaan terhadap roh nenek moyang ini terus berkembang pada
masa bercocok tanam hingga masa perundagian. Selain penghormatan
terhadap roh nenek moyang, ada juga kepercayaan terhadap kekuatan alam.
Kepercayaan ini kiranya turut ditentukan oleh pengalaman dan ketergantungan
mereka terhadap alam.
b. Sistem Kemasyarakatan
Sistem kemasyarakatan terus berkembang khususnya pada masa
perundingan. Pada masa ini sistem kemasyarakatan menjadi lebih kompleks,
Masyarakat terbagi menjadi kelompok-kelompok tertentu sesuai dengan bidang
keahliannya. Uniknya tugas yang ditangani membuat masing-masing kelompok
memiliki aturan sendiri. Meskipun demikian, tetap ada aturan umum yang
menjamin keharmonisan hubungan masing-masing kelompok.

B. JEJAK – JEJAK SEJARAH INDONESIA


Sejarah merupakan suatu peristiwa atau kejadian yang telah terjadi pada masa
lampau dalam kehidupan manusia. Peristiwa – peristiwa yang telah terjadi pada masa
lampau itu tentu meninggalkan jejak – jejak sejarah agar peristiwa itu dapat diketahui
atau disampaikan kepada generasi berikutnya. Namun, menemukan jejak – jejak
sejarah masa lampau itu adalah pekerjaan yang tidak mudah, sebab peristiwa itu terjadi
sejak ratusan tahun atau bahkan ribuan tahun sebelumnya dimana masyarakatnya
belum mengenal tulisan. Meski demikian, terdapat beberapa hal yang membantu
menemukan jejak – jejak sejarah yang terjadi pada masa lampau, antara lain adalah:
1. Folklor
Folklor ialah kebudayaan manusia (kolektif) yang diwariskan secara turun-
temurun, baik dalam bentuk lisan maupun gerak isyarat.Dapat juga diartikan Folklor
adalah adat-istiadat tradisonal dan cerita rakyat yang diwariskan secara turun-
temurun, dan tidak dibukukan merupakan kebudayaan kolektif yang tersebar dan
diwariskan turun menurun. Jan Harold Brunvand, ahli Folklor Amerika Serikat,
membagi folklor ke dalam tiga kelompok besar berdasarkan tipenya yaitu:
a) Folklor Lisan; Folkor yang bentuknya murni lisan, diciptakan, disebarluaskan,
dan diwariskan secara lisan. Seperti Bahasa, Teka-Teki, Puisi, Nyanyian, dll.
b) Folklor Sebagian Lisan; Folklor yang bentuknya merupakan campuran unsur
lisan dan bukan lisan yang dikenal juga sebagai fakta sosial. Seperti
Kepercayaan, Teater rakyat, Tari Rakyat, Pesta Rakyat, Upacara Adat, dll.
c) Folklor Lisan; folklor yang bentuknya bukan lisan tetapi cara pembuatannya
diajarkan secara lisan. Biasanya meninggalkan bentuk materiil(artefak).
Seperti arsitektur, kerajinan tangan, perhiasan, obat tradisional, dll.
2. Mitologi
Mitos atau mite (myth) adalah cerita prosa rakyat yang ditokohi  oleh para
dewa atau makhluk setengah dewa yang terjadi di dunia  lain (kahyangan) pada
masa lampau dan dianggap benar-benar  terjadi oleh yang empunya cerita atau
penganutnya. Mitos juga disebut Mitologi adalah cerita rakyat yang dianggap
benar-benar terjadi dan bertalian dengan terjadinya tempat, alam semesta, para
dewa, adat istiadat, dan konsep dongeng suci. Jadi, mitos adalah cerita tentang
asal-usul alam semesta, manusia, atau bangsa yang diungkapkan dengan cara-
cara gaib dan mengandung arti yang dalam. Juga mengisahkan  petualangan para
dewa, kisah percintaan mereka, kisah perang mereka dan sebagainya.
3. Legenda
Legenda adalah cerita rakyat jaman dahulu berkaitan dengan peristiwa dan
asal-usul terjadinya suatu tempat atau yang ada hubungannya dengan peristiwa
sejarah. Contohnya: Sangkuriang dan Batu Menangis juga yang lainnya.
4. Upacara
Selain melalui mitologi dan legenda, cara yang dapat dilakukan untuk
mengenal kesadaran sejarah pada masyarakat yang belum mengenal tulisan yaitu
melalui upacara. Upacara adalah serangkaian tindakan atau perbuatan yang terikat
pada aturan tertentu berdasarkan adat istiadat, agama, dan kepercayaan. Jenis
upacara dalam kehidupan masyarakat, antara lain, upacara penguburan, upacara
perkawinan, dan upacara pengukuhan kepala suku, dll.
5. Lagu – Lagu Daerah
Lagu daerah adalah lagu yang menggunakan bahasa daerah. Indonesia
kaya akan lagu-lagu daerah seperti “Butet” lagu yang berasal dari suku batak
(Sumatera Utara) yang digunakan dengan nada sedih. “Tenang Tana Ge” Lagu
daerah Mangari(Flores), dinyanyikan dengan nada Permenangan. “Kampuang Nun
Jauah Dimato” dari Daerah Sumatera Barat. Dan lagu lain di setiap daerah.

C. TRADISI SEJARAH MASYARAKAT INDONESIA DI MASA SEJARAH


1. Perkembangan Sejarah Indonesia Setelah Mengenal Tulisan
Wilayah Indonesia terdiri dari pulau – pulau besar dan kecil yang terpisah selat
dan laut. Dengan keadaan seperti ini pelayar menjadi lalu lintas laut yang sangat
penting. Dan bangsa Indonesia telah mengenal sistem pelayar dan perdagangan.
Letaknya dalam jalur perdagangan internasional ini memberikan pengaruh yang sangat
besar pada perkembangan sejarah kuno Indonesia. Kehadiran orang India di
kepulauan Indonesia memberikan pengaruh yang sangat besar pada perkembangan di
berbagai bidang di wilayah Indonesia. Dan pengaruh kebudayaan India dalam
kebudayaan Indonesia tampak pada:
a) Tulisan
Berdasarkan bukti-bukti tertulis yang terdapat pada prasasti-prasasti(abad 5 M)
tampak bahwa bangsa Indonesia telah mengenal huruf Pallawa dan bahasa
Sansekerta. Huruf Pallawa yang telah di-Indonesiakan dikenal dengan nama
huruf Kawi. Sejak prasasti Dinoyo (760 M) maka huruf Kawi ini menjadi huruf
yang dipakai di Indonesia dan bahasa Sansekerta tidak dipakai lagi dalam
prasasti tetapi yang dipakai bahasa Kawi.Prasasti Dinoyo berhubungan erat
dengan Candi Badut yang ada di Malang.
b) Seni Bangunan
Akulturasi dalam seni bangunan tampak pada bentuk bangunan candi. Di
India, candi merupakan kuil untuk memuja para dewa dengan bentuk stupa. Di
Indonesia, candi selain sebagai tempat pemujaan, juga berfungsi sebagai
makam raja atau untuk tempat menyimpan abu jenazah sang raja yang telah
meninggal. Candi sebagai tanda penghormatan masyarakat kerajaan tersebut
terhadap sang raja, Hal ini sebagai perpaduaan antara fungsi candi di India dan
tradisi pemakaman dan pemujaan roh nenek moyang di Indonesia.
c) Seni Hias
Unsur-unsur India tampak pada hiasan-hiasan yang ada di Indonesia meskipun
dapat dikatakan secara keseluruhan hiasan tersebut merupakan hiasan khas
Indonesia. Contoh hiasan : gelang, cincin, manik-manik.
2. Contoh Rekaman Tertulis Dalam Tradisi Sejarah
Zaman sejarah di Indonesia diawali sejak abad ke-5 M setelah masuknya
pengaruh India (Hindu-Budha). Mengenal tulisan merupakan suatu hal yang sangat
penting bagi sebuah bangsa. Hal ini dikarenakan dengan tulisan mereka dapat
mencatat berbagai peristiwa yang terjadi pada masanya sehingga dapat menyebarkan
dan mewariskan berbagai macam tradisi, nilai, kepercayaan, dan budayanya kepada
masyarakat di sekitarnya maupun generasi penerus. Bukti-bukti tertulis yang
ditinggalkan sehingga dapat dibaca dan dipelajari oleh generasi selanjutnya, sehingga
mereka dapat memahami dan menafsirkan kehidupan generasi terdahulu dan
memperkuat akar dan jati diri masyarakat yang bersangkutan.
3. Perkembangan Penulisan Sejarah Di Indonesia
a) Masa Hindu – Budha dan islam
Penulisan sejarah pada masa ini bersifat istana sentris yaitu berpusat pada
keinginan dan kepentingan raja. Tujuannya agar generasi penerus mengetahui bahwa
ada suatu peristiwa penting pada masa itu. Penulisan ini banyak dibuat dari bahan
yang tidak gampang musnah,seperti batu besar atau logam ini disebut Prasasti.
Contohnya Prasasti Canggal (654 Saka/732 M), menggunakan bahasa
Sansekerta dan huruf Pallawa, mengenai pendirian sebuah lingga atas perintah Raja
Sanjaya di atas bukit Kunjarakunja.
b) Masa Kolonia
Penulisan sejarah pada masa ini bertujuan untuk memperkokoh kekuasaan
mereka di Indonesia dengan menyatakan bahwa status sosial mereka lebih tinggi dan
setiap perlawanan rakyat Indonesia terhadap mereka dianggap sebagai pemberontak.
c) Masa Indonesia Merdeka
Penulisan sejarah Pada masa ini bertujuan untuk membangkitkan semangat
perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajah d. Masa Kemerdekaan Penulisan
pada masa ini berorientasi pada masa depan bangsa dan Negara Indonesia yang telah
berhasil memproklamasikan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dilihat dari perkembangan sejarah di wilayah kita sekarang ini, para penerus
kurang memahami arti pentingnya sejarah, karena jika tanpa sejarah, masa lalu hanya
akan digunakan untuk kepentingan praktiknya saja. Dan tidak lama lagi kita akan
menjadi terputus dari berbagai pengalaman kehidupan manusia pada masa lampau.
Adapun fungsi dari mempelajari sejarah yaitu, membawa dan mengajarkan
kebijaksanaan ataupun kerifan – kearifan (fungsi edukatif), memberikan nspirasi attau
ilham (fungsi inspiratif), serta berperan dalam proses pembelajaran pada salah satu
kejujuran atau ketrampilan tertentu (fungsi instruktif), dan jga memberikan rasa
kesenangan maupun keindahan (fungsi rekreasi)
Mengingat bahwa ilmu sejarah dipandang perlu bahkan penting untuk dipelajari,
karena ilmu sejarah memiliki banyak hubungan dengan ilmu – ilmu social lainya.
Diantara hubungan – hubungan itu adalah hubungan sejarah dengan sosiologi,
antropologi, hubungan antropologi budaya dengan sejarah, hubungan sejarah dengan
psikologi, hubungan sejarah dengan geografi, hubungan sejarah dengan ekonomi, dan
hubungan sejarah dengan ilmu politik.

B. SARAN
Dalam penulisan makalah ini, penulis berharap bagi pembaca, penulis
menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan – kekurangan baik dari bentuk
maupun isinya. Maka dari itu, Penulis menyarankan kepada pembaca agar ikut peduli
dalam pembuatan makalah ini, yaitu dengan memberi saran dan kritik demi perbaikan
makalah selanjutnya. Dan semoga dengan adanya makalah ini, dapat bermanfaat bagi
para pembaca dan dapat menambah cakrawala ilmu pengetahuan yang lebih luas.

Anda mungkin juga menyukai